BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persed Persediaa iaan n merupak merupakan an salah salah satu satu aktiva aktiva yang yang paling paling aktif aktif dalam dalam operasi operasi kegiata kegiatan n perusahaaan dagang. Sebagaian besar sumber daya perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Biaya barang – barang ini harus dicatat, dike dikelom lompok pokan an,, dan diik diikht htis isar arka kan n sela selama ma perio periode de akun akunta tans nsi. i. Pada Pada akhi akhirr peri period ode, e, biaya biaya dialokasikan diantara aktivitas periode berjalan dan aktivitas periode mendatang yaitu diantara barang – barang yang berada dalam persediaan untuk dijual periode mendatang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang. dagang. Pengar Pengaruh uh persed persediaa iaan n terhada terhadap p laba laba lebih lebih mudah mudah terlih terlihat at ketika ketika kegiata kegiatan n bisnis bisnis berfluktuasi. Selama iklim usaha baik, penjualan menjadi tinggi dan persediaan bergerak b ergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan. Namun ketika kondisi ekonomi menurun, tingkat penjualan juga menjadi menurun, persediaan bertumpuk dan perlu dilakukan penjualan meskipun mengalami kerugian. Pengertian persediaan menurut Skousen, Stice dan Stice !""#$%&'( adalah sebagai berikut $ ) *ata persediaan ditujukan untuk barang- barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi). +S ! merupakan merupakan standard akuntansi keuangan international yang mengatur mengenai persediaan. ujuan dari +S ! adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi untuk persediaan. +S ! member memberika ikan n panduan panduan untuk untuk menent menentukan ukan biaya biaya persed persediaa iaan n dan untuk untuk selanju selanjutny tnyaa
mengakui beban, termasuk setiap penurunan-don menjadi nilai realisasi bersih. /al ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. +S ! menyatakan dasar penentuan dan akuntansi untuk persediaan sebagai suatu aset, hingga pendapatan yang terkait diakui. Standar juga memberikan pedoman mengenai penilaian persediaan dan konsekuensi penghapusannya sebagai suatu beban expense(, dan perlakuan yang harus di adopsi atas pendapatan terkait yang di akui.
0alam makalah ini akan dibahas mengenai persediaan berdasarkan +S !, yaitu ruang lingkup, dasar penilaian, pengukuran biaya perolehan, dan pengungkapan. 1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan sebagaimana dijelaskan pada latar belakang diatas, penulis akan mengkaji beberapa permasalahan sebagai berikut $ 1 Bagimana ruang lingkup +S ! 2 !. pa dasar penilaian persediaan2 '. Bagaimana ketentuan pengukuran biaya perolehan 2 #. Bagaimana pengungkapan kebijakan akuntansi persediaan berdasarkan +S ! 2 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah $ 1.
3ntuk menghetahui ruang lingkup +S !.
!.
3ntuk mengetahui dasar penilaian persediaan.
'.
3ntuk mengetahui ketentuan pengukuran biaya perolehan.
#.
3ntuk pengungkapan kebijakan akuntansi persediaan berdasarkan +S !.
BAB II PEMBAHAAN
2.1
Penilaian Perse!iaan.
4enurut +S ! dalam buku IFRS Interpretation and Application of International Financial Reporting Standards, ) Inventories are defined ad items that are held for sale in the ordinary course of business; int the process of production for such sale; or in the form of materials or supplies to be consumed in the production process or in the rendering of services”, yang bila diartikan, Persediaan didefinisikan sebagai barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses produksi atau pemberian jasa. +S ! mendiskripsikan baha basis utama akuntansi persediaan adalah kas, dan kas didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk membuat persediaan ada di lokasi perusahaan dan dalam kondisi seperti pada saat pelaporan persediaan. 0ikatakan baha kas atas pembelian persediaan mencakup harga beli, biaya angkut, asuransi, dan biaya penanganan persediaan (handling costs! Potongan tunai, rabat, dan jenis-jenis potongan pembelian lain jika ada harus dikurangkan ke biaya persediaan. 0apat disimpulkan baha sampai dengan titik ini, tidak ada perbedaan kententuan pengukuran kas persediaan antara +56S dengan 3S 7P, keduanya membuat aturan yang boleh dikatakan sama persis, karena memang untuk kasus kas perolehan persediaan tidak ada ruang untuk penerapan konsep principles"based , sehingga mau tidak mau harus menggunakan konsep rules" based!
3ntuk kasus persediaan yang memerlukan proses produksi cukup lama, +S !' mengatur baha bagian dari biaya pendanaan (borro#ing costs harus diperlakukan sebagai bagian dari biaya persediaan. 0alam kasus ini dapat disimpulkan baha +56S justru sangat mengatur tentang bagaimana biaya pendanaan harus diperlakukan, atau justru menggunakan rules"based
dan bukannya menggunakan principles"based! Semestinya jika konsisten
menggunakan principles"based, financing costs untuk keperluan proses produksi yang panjang semacam ini tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukannya diperlakukan sebagai production costs, karena jika manajemen memutuskan untuk tidak menggunakan dana luar dalam proses produksinya, maka financing costs tidak akan pernah terjadi. +S ! menyebutkan baha biaya konversi untuk proses produksi persediaan mencakup seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan proses produksi persediaan, seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. lokasi biaya overhead harus dilakukan secara sistematis dan rasional, dan dalam kasus biaya overhead tetap, yaitu yang jumlahnya tidak berubah-ubah menyesuaikan dengan volume produksi, alokasi harus dilakukan berdasarkan tingkat produksi normal. 0alam periode tingkat produksi turun secara tidak normal, sebagian dari biaya overhead tetap harus dibebankan langsung ke periode terjadinya biaya, atau dengan kata lain harus diperlakukan sebagai biaya periode (period costs, dan tidak diperhitungkan sebagai bagian dari biaya persediaan. 0alam kasus standard pengukuran biaya produksi ini, sekali lagi dapat dirasakan baha +56S membuat aturan dengan cukup jelas tetang bagaimana pengukuran biaya produksi harus dilakukan, sama sekali tidak berbeda dengan standard pengukuran biaya produksi versi 3S 7P, sehingga dapat disimpulkan baik +56S maupun 3S
7P
tetap
menggunakan
konsep rules"based, dan
bukannya
menggunakan
konsep principles"based! Berdasarkan paparan dalam paragraf ini, sama sekali tidak ada alasan
untuk bisa mengatakan +56S menggunakan principles"based dan 3S 7P menggunakan konsep rules"based! Biaya produksi selain bahan baku dan biaya konversi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead( hanya akan dibebankan sebagai bagian dari biaya persediaan pada saat biaya tersebut dipandang sangat diperlukan untuk membuat persediaan dalam kondisi siap untuk dijual atau dilaporkan dalam laporan keuangan. 8ontoh biaya semacam ini adalah biaya perancangan produk dan biaya persiapan produksi untuk memenuhi kepuasan sekelompok pelanggan tertentu. 0i sisi lain, seluruh biaya riset dan pengembangan produk, berdasarkan +S '9, tidak boleh diperlakukan sebagai bagian dari biaya persediaan. Biaya lain yang juga tidak perperbolehkan diperlakukan sebagai bagian dari biaya persediaan adalah biaya administrasi dan biaya penjualan atas persediaan, biaya sisa bahan-bahan produksi, serta biaya penggudangan persediaan. Biaya lain yang harus dimasukkan sebagai bagian dari biaya overhead, dan oleh karenanya diperlakukan sebagai bagian dari biaya persediaan adalah biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin, biaya peralatan produksi, biaya sea peralatan produksi, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya gaji pengaas produksi, biaya bahan-bahan produksi tidak langsung, biaya pengendalian dan pengaasan kualitas produk, dan biaya atas peralatan kecil yang tidak dikapitalisasi. *etentuan dalam +56S atas biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya konversi, yang diuraikan dalam paragraf ini, juga memperjelas fakta baha untuk kasus ini +56S tidak menggunakan principles"based, tetapi menggunakan rules" based sebagaimana yang terjadi pada 3S 7P. 2.2
"uang Lingku# IA 2.
Sebelum tahun !""& +S ! membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran kas persediaan, yaitu metode 5+5: dan rata-rata tertimbang yang oleh +S ! disebut sebagai
benchmar$ treatments, serta satu lagi metode yang oleh +S ! disebut sebagai allo#ed alternative treatments yaitu metode ;+5:. Namun efektif mulai 1
erdapat beberapa poin penting terkait dengan definisi tersebut diatas $ a. Persediaan merupakan aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. +ni berarti aset yang dikelompokkan sebagai persediaan adalah aset yang memang selalu dimaksudkan untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. b. Perlengkapan yang dimaksudkan sebagai persediaan adalah perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, sehingga perlengkpan kantor seperti alat tulis kantor( dengan tujuan untuk digunakan administrasi kantor dan bukan untuk dijual, bukanlah bagian dari persediaan. c. Perlengkapan tersebut juga harus merupakan perlengkapan yang digunakan secara regular dalam proses produksi dan bukan perlengkapan yang hanya bisa digunakan bersamaan dengan aset tetap. +S ! diterapkan untuk semua persediaan, kecuali $ a( Barang dalam proses yang timbul menurut
kontrak
konstruksi
+S
11
mengenai kontrak konstruksi( b( +nstrumen keuangan misal saham, surat hutang, obligasi( yang dimiliki sebagai persediaan +S '! mengenai instrumen keuangan( c( set biologis dan memproduksi yang terkait dengan aktivitas pertanian +S #1 mengenai pertanian(. +S ! ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan bagi pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai ajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. *etika persediaan tersebut diukur pada nilai ajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahan nilai ajar setelah dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya . 2.3 Dasar Penilaiain a( Nilai 6ealisasi Neto %et Reali&able 'alue Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Nilai realisasi neto mengacu kepada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai ajar mencerminkan suatu jumlah di mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai ajar tidak tergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan bisa tidak sama dengan nilai ajar dikurangi biaya untuk menjual. +S ! menyatakan baha estimasi net reali&able value harus diterapan untuk setiap jenis persediaan atau item demi item, kecuali terdapat sekelompok persediaan yang sejenis dan dapat dinilai secara tepat per kelompok jenis persediaan. Sebagai pedoman umum, penilaian harus dilakukan untuk setiap jenis persediaan untuk mencegah kemungikan terjadinya kompensasi unreali&ed gain dengan unreali&ed loss kelompok persediaan lain, sehingga menurunkan jumlah rugi yang harus diakui, hal ini penting untuk diperhatikan mengingat +56S melarang pengakuan unreali&ed gain pada laporan rugi-laba. 0ikatakan baha evaluasi penurunan nilai persediaan yang dilakukan atas sekelompok persediaan, tidak atas item per item
persediaan,
adalah
merupakan
mekanisme
tidak
langsung
ataubac$door
mechanism untuk mengakuiunreali&ed gain yang seharusnya tidak diakui, sehingga perlu ditegaskan baha tuntutan dasar evaluasi penurunan nilai persediaan adalah diterapkan atas item demi item persediaan. Paparan dalam dua paragraf di atas menegaskan baha +S ! sangat mengatur penerapan net reali&able value, yaitu harus diterapkan item demi item demi untuk mencegah potensi pengakuan unreali&ed gain secara tidak langsung, di sisi lain 3S 7P tidak mengatur hingga sedetil ini, sehingga dapat disimpulkan baha +56S ternyata justru lebih condong ke rules"based dan bukannya berbasis pada konsep principles"based!
Recoveries of previously recognized losses. 3ntuk kasus terjadinya kenaikan kembali
nilai persediaan, +S ! mendeskripsikan baha pengukuran net reali&able value harus dilakukan pada setiap periode pelaporan keuangan, dan pada saat tidak terdapat lagi fakta adanya penurunan nilai persediaan, misalnya karena nilai persediaan mengalami kenaikan kembali, maka penurunan nilai persediaan harus dibatalkan dengan membuat jurnal koreksi, dan karena penurunan nilai persediaan telah dimasukkan ke dalam laporan rugi-laba, maka jurnal koreksi atas penurunan nilai persediaan juga harus direfleksikan dalam laporan rugi-laba.
Nilai khusus entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan oleh suatu entitas yang timbul dari penggunaan aset berkelanjutan dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika penyelesaian keajiban. 2.$
Met%!e Penilaian Perse!iaan 4enurut =eygandt, *ieso dan *immel !""&$!'&(, ada tiga metode yang dapat
digunakan untuk menilai persediaan, yaitu $ 1. First"in, first out 5+5:(. 2. )ast"in, first"out ;+5:(. 3. Average cost . Seperti yang sudah dibahas diaal, baha pada tanggal 1
memilih untuk menggunakan metode 5+5: karena dengan nilai laba perusahaan yang besar akan menunjukkan baha kinerja manajemen perusahaan tersebut bagus dan manajemen akan mendapatkan kompensasi berupa bonus yang cukup besar dari perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode 5+5: pada saat terjadi inflasi akan menghasilkan laba yang besar sedangkan pada saat terjadi deflasi, perusahaan yang menggunakan metode 5+5: akan menghasilkan laba yang kecil. *.
Met%!e "ata+"ata Tertim*ang + AVERAGE
4etode rata-rata mengasumsikan persediaan yang tersedia untuk dijual memiliki ratarata biaya per unitnya sama. 4enurut =eygandt, *ieso, dan *immel !""&$!'9( perhitungan unit cost berdasarkan formula rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut $ )*nder this method, the cost of goods available for sale is allocated on the basis of the #eighted"average unit cost”! Berikut adalah formula perhitungan unit cost berdasarkan metode rata-rata tertimbang #eighted"average method ( $
Setelah dilakukannya perhitungan unit cost , selanjutnya menurut =eygandt, *ieso, dan *immel !""&$!'9( untuk mengetahui nilai biaya dari persediaan akhir adalah sebagai berikut $ )he #eighted"average unit cost is then applied to the units on hand! his computation determines the cost of the ending inventory”! Pada
sistem
periodik,
metode
rata-rata
disebut
metode
rata-rata tertimbang
#eighted average method ( dan pada sistem perpetual disebut dengan metode rata-rata bergerak moving average method ( bdullah dan 0jalil, !""#( dalam 4etallia !"">(. 0engan
menggunakan metode rata-rata, perusahaan akan dapat melakukan penghematan pajak tax saving ( dikarenakan laba yang di dapat perusahaan dengan menggunakan metode tersebut akan lebih kecil. etapi, pada saat menggunakan metode rata-rata akan dapat menghasilkan nilai akhir persediaan di antara 5+5: dan ;+5:. ,.
Met%!e Last In First Out &LI'()
4etode ;+5: mengasumsikan persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu. =eygandt, *ieso dan *immel !""&$!'>( menyatakan baha pengakuan cost of goods sold dengan menggunakan metode ;+5: adalah sebagai berikut $ )*nder the )IF+ method, the costs of the latest goods purchases are the first to be assigned to cost of goods sold”! Sedangkan, untuk mengetahui nilai persediaan akhir ending inventory( dengan menggunakan metode ;+5: adalah sebagai berikut $ )*nder the )IF+ method, the cost of ending inventory is found by ta$ing the unit cost of the oldest goods and #or$ing for#ard until all units of inventory are costed”! 0engan menggunakan metode ;+5:, perusahaan akan menghasilkan laba yang kecil sehingga dapat melakukan penghematan pajak. Pada saat inflasi, perhitungan harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga sehingga mengurangi laba dan menghasilkan pengurangan pajak. 2.-
istem Pen,atatan Perse!iaan
dapun sistem pencatatan persediaan dapat digolongkan ke dalam dua cara yaitu$ a. istem Peri%!i, Atau 'isik &Phsi,al Meth%!)
4enurut ?pstein dan $p1>%(, Sistem periodik ialah sistem persediaan di mana jumlah yang ditentukan hanya berkala oleh perhitungan fisik. 4enurut =eygandt, *ieso dan *immel !"">$p!#%1(, dalam sistem persediaan periodik, rincian
catatan persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus menerus dalam satu periode. /arga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi. 4enurut sistem ini setiap pembelian atau pemasukan maupun penjualan pengeluaran( persediaan tidak dicatat atau dibukukan kedalam perkiraan persediaan. Pembelian barang dibukukan keperkiraan-keperkiraan pembelian dan beberapa perkiraan lain seperti potongan pembelian dan pengembalian pembelian. Penjualan dibukukan ke perkiraan penjualan. 0engan sistem ini jumlah persediaan akhir diketahui setelah dilakukan perhitungan fisik invertory ta$ing ( terhadap barang yang ada digudang. Selanjutnya setelah perhitungan fisik maka perlu dilakukan closing penutup( terhadap persediaan aal.
6p AAA
8ashccount Payable
6p AAA
6p AAA
Purchase 6eturn
6p AAA
Saat pen jua lan$ 8ashccount 6eceiv able
6p AAA
Sales
6p AAA
Sales 6eturn
6p AAA
8ashccount 6eceiv able
6p AAA
*. istem Per#etual atau /%ntinu & erpetual !et"od )
4enurut =eygandt, *ieso dan *immel !"">$p!#%1(, 0alam sistem persediaan perpetual, rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan persediaan disimpan. Sistem ini secara terus menerus menunjukkan persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis barang. Berdasarkan sistem persediaan perpetual, harga pokok penjual ditentukan setiap kali terjadi penjualan. 4enurut ?pstein dan $p1>%(, Sistem perpetual ialah sistem persediaan di mana pembaruan catatan jumlah persediaan selalu dilakukan dan disimpan. 4enurut sistem ini, setiap saat harus dilakukan pencatatan atas penambahan ataupun
pengurangan
persediaan
akibat
adanya
pembelian, pemakaian bahan baku
dan penjualan sehingga jumlah maupun nilai persediaan dapat diketahui seaktu-aktu tanpa melakukan perhitungan fisik. 3ntuk perusahaan dagang, pencatatan yang dilakukan menurut metode ini adalah sebagai berikut$
Saat pembe lian$ 4erchandise +nventory
6p AAA
ccount Payable8ash
6p AAA
6p AAA 6p AAA
ccount 6eceivable8ash
6p AAA
Sales
6p AAA
8ost of 7ood Sold
6p AAA
4erchandise +nventory
6p AAA
6p AAA
8ashccount 6eceiv able
6p AAA
4archandise +nventory
6p AAA
8ost of 7ood Sold
6p AAA
*arena sistem perpetual dicatat setiap ada perubahan dalam persediaan, maka saldo dalam perkiraan yang ada di neraca saldo
adalah saldo
perkiraan persediaan akhir,
sehingga tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. 2.0
Pengukuran Biaa Per%lehan
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah, Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. a( Biaya Pembelian Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak(, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. 0iskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian
b( Biaya *onversi Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. ermasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. :verhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. :verhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. c( Biaya Standard Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-revie secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir d( 4etode eceran 4etode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama saat tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya e( Biaya-biaya ;ain Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. 4isalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
2.
Pengen!alian !an Pengungka#an
4enurut standard akuntansi keuangan +S !, dalam hal penyajian persediaan pada laporan keuangan perlu diungkapkan beberapa hal berikut ini $ a( kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakanC b( total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas c( jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai ajar dikurangi biaya untuk menjualC d( jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalanC e( jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf '!C f( jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf '!C g( kondisi atau peristia penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf '!C dan h( nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan keajiban. +nformasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan. *lasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. *ondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. 0alam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. 0alam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut