DIKTAT KULIAH PATOLOGI
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN PEREDARAN DARAH
EDHI JULARSO
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
2OO7
Pendahuluan
Tubuh manusia seperti juga halnya mahluk hidup lainnya sebagian
besar terdiri dari air, disamping tentunya jaringan keras dan padat.
menurut Ward (2004), komposisi air dalam tubuh manusia meliputi 40 sampai
42%. Air didalam tubuh merupakan bahan pelarut, dimana didalamnya
terkandung elektrolit, mineral-mineral dan masih banyak lagi. Selanjutnya
pembahasan mengenai air didalam tubuh akan mempergunakan istilah cairan
tubuh. Elektrolit yang terlarut dalam cairan tubuh memungkinkan adanya
potensi listrik yang memicu rangsangan pada sel-sel diseluruh tubuh. Cairan
dalam tubuh relative stabil, artinya didalam keadaan sehat jumlah volume
cairan tidak banyak mengalami perubahan.
I.JENIS CAIRAN TUBUH
Menurut kecepatan alirannya dibedakan menjadu dua macam yaitu
pertama, cairan yang beredar dalam kecepatan yang amat tinggi, contohnya
cairan darah dan getah bening atau limfe, dan yang kedua adalah cairan yang
bersirkulasi amat lambat bahkan seolah-olah seperti tidak beredar,
contohnya adalah cairan antar selaput, misalnya pleura (selaput paru),
cairan didalam sinus, misalnya sinus maksilaris, sinus etmoidalis. Contoh
lainnya cairan dalam bola mata. Cairan ini sebetulnya bersirkulasi tetapi
amat lambat sehingga seolah-olah menetap.
Menurut sistim sirkulasinya, cairan tubuh dibedakan menjadi cairan
yang mengalir didalam system sirkulasi, dan cairan yang mengalir diluar
sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana transportasi cairan berupa
pipa atau pembuluh yang mengalir di seluruh bagian tubuh. Cairan didalam
saluran ini umumnya bersirkulasi atau mengalir dengan kecepatan yang amat
tinggi dan digerakkan oleh pompa. Cairan didalam saluran ini disebut cairan
intravaskuler. Cairan yang ada diluar saluran disebut cairan
ekstravaskuler. Pergerakan cairan ini banyak dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan disekitarnya, maupun oleh gaya gravitasi, sehingga cenderung amat
lambat pergerakan sirkulasinya.
Menurut relasinya dengan sel tubuh, cairan dibedakan menjadi
cairan intraseluler, yaitu cairan yang ada didalam sel dan cairan
ekstraseluler dan ada pula cairan interstisial yang keduanya keberadaannya
diluar sel.Istilah cairan interstisial dipergunakan untuk cairan yang
berada diluar sel dan saluran, juga dipergunakan untuk cairan diluar sel
didalam jaringan.
Cairan tubuh merupakan infuse dari air dan beberapa zat yang terlarut
didalamya. Cairan ini ada yang transparan, misalnya cairan ludah atau
saliva, cairan getah bening atau limfe, ada yang transparan agak kuning
misalnya cairan lambung, ada yang merah, yaitu cairan darah, ada yang
putih, yaitu cairan sperma. Warna yang tampak disebabkan dari jenis bahan
yang terlarut didalam cairan tersebut.
2.KESEIMBANGAN CAIRAN
Cairan didalam tubuh ada dalam keseimbangan atau homeostasis yang
konstan. Untuk tingkat sel, cairan intraseluler keseimbangan aliran keluar
dan masuk terjadi melalui membran sel dan diatur oleh keberadaan ion-ion K+
dan Na+
Untuk tingkat jaringan, keseimbangan sel ini diatur oleh pembuluh
getah bening. Sebagai contoh bila ada kelebihan cairan disuatu tempat, maka
dinding pembuluh getah bening kapiler akan melebar sehingga kelebihan
cairan tersebut akan diserap kedalam pembuluh darah kapiler sehingga volume
cairan yang tadinya berlebih akan kembali normal. Untuk tingkat badan,
keseimbangan cairan dipengaruhi oleh hormon Aldosteron, Hormon ADH (Anti
Diuretic Hormone), dan melalui refleks haus. Apabila badan kekurangan
cairan misalnya berada ditempat tarlalu panas dalam jangka waktu yang cukup
lama, akan mengakibatkan terpicunya hipotalamus yang kemudian memerintahkan
hipofise untuk mengaktifkan hormone Aldosteron yang ada di korteks Adrenal.
Hormon ini akan menghentikan sekresi cairan yang berlebihan, tujuannya
adalah untuk menahan cairan sebisa mungkin agar tidak dilepas keluar tubuh.
Mekanisme hormone aldosteron ini disebut mekanisme langsung, artinya tubuh
melalui hormone aldosteron langsung mengurangi keluarnya cairan. Selain
hormone aldosteron, yang juga dirangsang adalah hormon ADH. Cara kerja
hormone ini adalah mempasifkan tubuli ginjal untuk mengeluarkan air kencing
dengan melakukan re-absorpsi cairan yang sudah disiapkan untuk dibuang,
Akibatnya adalah cairan akan tetap berada didalam badan sehingga bisa
mengurangi efek kekurangan cairan. Mekanisme melalui ADH ini disebut tidak
langsung, karena sebetulnya yang ditahan adalah ion Na+. Ion ini sifatnya
menarik air, sehingga kalau ion Na+ tertahan, dengan sendirinya air juga
ikut tertahan, jadi pencegahan keluarnya air tidak secara langsung, tetapi
melalui tertahannya ion Na+.
Mekanisme yang ketiga adalah refleks haus, dimana apabila tubuh kekurangan
cairan maka orang akan merasa haus dan bila diikuti minum, maka kekurangan
cairan akan teratasi.
3.Gangguan keseimbangan cairan
Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa kelebihan atau
kekurangan cairan. Gangguan keseimbangan cairan tingkat seluler bisa
terjadi kalau ada gangguan pada membrane sel, biasanya akibat kekurangan
atau kelebihan ion Na+ dan/atau K+. Sebagai akibatnya sirkulasi air didalam
sel akan terganggu. Kalau ion Na+ dan/atau K+ dalam sel tinggi, maka air
diluar sel beserta bahan yang terlarut didalamnya akan banyak masuk dalam
sel dengan akibat sel akan menggelembung. Kalau kadar ion Na+ dan/atau K+
dalam sel lebih kecil disbanding diluar sel, maka cairan dalam sel akan
terdorong keluar sel dan sel kekurangan air.
Gangguan cairan tingkat jaringan atau organ biasanya terjadi kalau ada
gangguan pada suplai pembuluh atau saluran yang mensuplai daerah tersebut,
Bisa pembuluh darah, bisa juga pembuluh getah bening. gangguan ini bisa
berupa kebocoran saluran, pelebaran saluran, penyempitan bahkan
penyumbatan, serta terputusnya pembuluh atau saluran.
Gangguan cairan menyeluruh yaitu adanya ketidak mampuan badab untuk
mengontrol sirkulasi keluar-masuknya cairan tubuh, misalnya mekanisme tubuh
gagal menyedot cairan yang menumpuk di jaringan interstisial seluruh tubuh
mengakibatkan meningkatnya jumlah cairan badan. Sebaliknya bila
tubuh gagal menahan cairan untuk tetap tinggal dalam badan, maka cairan
akan banyak keluar sehingga akan kekurangan volume cairan.
3.1.Macam gangguan cairan dan akibatnya.
3.1.a.Kelebihan volume cairan.
Tingkat seluler, kelebihan volume cairan menjadikan sel kebanyakan
cairan, maka akan menggembung. Kalau sifatnya reversible, artinya
kejadiannya hanya sebentar dan intensitas penyebabnya tidak terlalu tinggi,
maka sel ini akan sakt dan disebut degenerasi, artinya sel itu sakit.
Contoh degenerasi akibat terkumpulnya cairan intraseluler adalah degenerasi
mukoid, dengan pemeriksaan mikroskopik terlihat ukuran sel menjadi lebih
besar disbanding sel normal dan biasanya intinya menjadi agak pipih dan
tersudut mendekati dinding sel, hal ini terjadi akibat tekanan cairan dalam
sel.
Untuk tingkat jaringan, bisa dicontohkan pada reaksi radang. Pada kejadian
ini terjadi gangguan pada jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah
kapiler tertentu. Akibatnya, terjadi vasodilatasi atau pembesaran dinding
pembuluh darah kapiler dan jarak antar sel endotel (sel penyusun pembuluh
darah kapiler) menjadi renggang atau saling menjauh. Akibatnya terjadi
kebocoran (leakage) dinding pembuluh darah kapiler. Yang terjadi kemudian
cairan yang ada dalam pembuluh atau saluran darah yaitu plasma darah keluar
dari saluran atau pembuluh darah dan terkumpul pada jaringan interstisial.
Kelabihan cairan akibat radang ini disebut tumor (tapi bukan dalam arti
kega
nasan) yaitu pembesaran setempat akibat timbunan plasma darah. Kelebihan
volume pada jaringan interstisial atau organ juga bisa terjadi akibat
sumbatan dan kebocoran pembuluh limfe atau pembuluh getah bening. Pada
wanita hamil misalnya, terjadi tekanan pada pembuluh getah bening yang
terjadi karena pembesaran janin dalam kandungan. Tekanan ini akan
mengakibatkan terjadinya penyempitan bahkan sumbatan pada pembuluh getah
bening maupun vena di kaki. Bila saat hamil ini ekstremitas kaki tidak
terlalu aktif, misalnya terlalu banyak duduk, maka cairan limfe dan darah
akan banyak mengumpul di kaki, dengan akibat terjadu pembesaran atau udema
pada kaki.
Untuk tingkat tubuh, kelebihan cairan yang menyeluruh bisa terjadi pada
seluruh bagian tubuh. Hal ini biasanya disebabkan gangguan metabolisme yang
mengakibatkan gangguan suplai getah bening dan cairan tubuh lainnya
sehingga tubuh terlihat menggelembung. Keadaan ini disebut udema atau
anasarka yang menyeluruh. Ciri khas dari udema ini adalah bila ditekan akan
membekas dalam waktu yang cukup lama.
Udem lokal atau setempat bisa merupakan indicator terjadinya kelainan
sistemik tertentu, misalnya udem pada mata kaki dapat merupakan indikator
adanya gangguan pada jantung. Udem kelopak mata, dapat merupakan indicator
gangguan ginjal dapat pula menunjukkan gamngguan emosi.
3.1.b.Kekurangan Cairan
Tingkat seluler, kekurangan cairan intraseluler dapat
mengakibatkan
degenerasi sampai nekrosis, begitu pula pada jaringan atau organ.
Untuk tingkat badan, kekurangan volume cairan disebut dehidrasi. Dehidrasi
ini bisa terjadi karena tiga hal;
a.Pemasukan cairan dari luar kurang keluarnya cairan normal
b.Pemasukan cairan dari luar normal, keluarnya berlebihan
c.Pemasukan cairan kurang, keluarnya berlebihan.
Bila dehidrasi berlangsung cukup lama atau intensitasnya tinggi atau
kombinasi keduanya maka seluruh fungsi sel tubuh akan terganggu bahkan
terhenti dan tingkat parah dapat menyebabkan kematian. Dehidrasi bisa
terjadi pada pekerja di tempat yang panas, misalnya pengecoran besi,
pekerja bangunan. Bisa juga dialami mereka yang mengalami gangguan
pencernaan misalnya diare disertai muntah-muntah yang berlebihan misalnya
ada pada orang yang keracunan makanan. Dehidrasi terjadi pula pada pasien
dengan kondisi tidak mau minum, misalnya pada penyakit yang sudah parah.
3.2.Akibat gangguan cairan.
Baik kelebihan cairan maupun kekurangan cairan bila intensitasnya
cukup parah, waktunya relatif lama, melampaui batas waktu daya tahan sel
dan jaringan dan tidak segera ditangani, bisa mengakibatkan syok, pingsan,
koma, sampai kejadian fatal yaitu kematian.
4.Darah
Darah terdiri dari dua bagian besar yaitu sel dan butiran daran
serta cairan darah. Sel darah ada dua macam yaitu sel darah merah atau
eritrosit dan sel darah putih atau lekosit. Sel darah merah berwarna merah
karena mengandung hemoglobin yaitu zat warna yang berwarna merah. Fungsi
darah merah adalah pembawa nutrisi bagi sel tubuh.
Sel darah putih atau lekosit terdiri dari dua jenis yaitu Granulosit,
dibagian sitoplasmanya mengandung butiran atau granula. Granulosit ini ada
tiga macam, yaitu Eosinofil, Basofil dan Netrofil. Jenis yang kedua adalah
agranulosit dimana sitoplasmanya relative jernih tidak bergranula. Leukosit
ada beberapa macam yaitu Monosit, Limfosit, Makrofag, sel Datia.
Sedangkan cairan darah disebut juga plasma darah merupakan larutan
yang terdiri dari serum dan beberapa zat yang ada didalamnya, misalnya
Albumin, Fibrinogen, Globulin. Darah ada didalam tubuh secara garis besar
terorganisir dalam suatu sirkulasi yaitu sirkulasi darah kecil yang
meliputi jantung – paru – jantung, dan sirkulasi darah besar yaitu jantung
– seluruh tubuh – jantung. Sistem sirkulasi darah dipompa oleh jantung dan
dialirkan ke seluruh bagian tubuh melalui jaringan transportasi berupa pipa
atau pembuluh . Saluran darah ini ada dua yaitu saluran darah Arteri, yang
merupakan pipa atau pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung, dan
pembuluh Vena yang mengalirkan darah kembali ke jantung. Pembuluh darah
selalu berdampingan dengan pembuluh getah bening.
Dinding pembuluh darah secara umum terdiri dari tiga lapis, yaitu lapis
terluar disebut Tunica adventitia, lapisan tengah disebut tunica Media, dan
lapisan paling dalam disebut tunica intima. Pembuluh darah yang melayani
sel merupakan pembuluh darah yang sangat kecil, disebut pembuluh darah
kapiler. Pembuluh kapiler ini sangat kecil sehingga dindingnya hanya
terdiri dari satu lapis yaitu tunica intima yang dibentuk oleh kumpulan sel
yang disebut endotel. Pembuluh darah kapiler ini memiliki sifat khas, yaitu
dapat menyempit atau mengalami vasokonstriksi, dapat melebar atau disebut
vasodilatasi. Pada saat terjadi vasodilatasi, sel endotel jaraknya menjauh
satu dengan lainnya sehingga ada rongga atau celah diantaranya, sehingga
pada masa ini cairan atau plasma daran dan sel darah putih dapat merembes
keluar melalui celah antar endotel.
4.1.Keseimbangan Darah
Darah berada didalam pembuluh darah karena pengaruh dua jenis
gaya yang seimbang yaitu gaya yang mendorong cairan darah keluar dari
pembuluh, dan gaya yang menahan cairan untuk tetap berada didalam pembuluh.
Dalam keadaan seimbang cairan darah mengalir dengan kecepatan sangat tinggi
dipompa oleh jantung dengan cairan darah berada dibagian tepi pembuluh
sedang sel-sel darah dan butir pembeku ada dibagian tengah aliran. Darah
bersih yang mengandung ekstrak makanan dari usus dan oksigen serta gas yang
bermanfaat dipompa oleh jantung dan dialirkan melalui pembuluh arteri ke
seluruh bagian tubuh untuk mensuplai nutrisi sel, sementara sekambalinya
dari jantung, dan sekembalinya dari ja
ringan akan membawa sisa metabolism melalui pembuluh vena ka jantung.
Kemudian, darah kotor tersebut dipompa ke paru untuk dibuang gas yang tidak
berguna untuk diganti dengan gas yag dibutuhkan tubuh. Darah selalu dalam
keadaan seimbang. Cairan darah yang rusak atau hilang akan diganti dengan
yang baru demikian pula sel darah yang mati, melalui pabriknya dibentuk
stem sel yang akan membentuk sel darah baru.
4.2.Gangguan Keseimbangan darah
Gangguan keseimbangan darah meliputi
a.Gangguan Volume
b.Gangguan Sel
c.Gangguan pada pembuluh darah
d.Gangguan kepekatan atau viskositas
e.Gangguan pompa darah
4.2.a.Gangguan Volume
Kelebihan Volume.
Kelebihan volume darah disebut hyperemia, yang arti katanya adalah
bertambah merah. Pengertian hiperemi adalah bertambah merahnya suatu
jaringan atau organ tubuh karena volume darah ke bagian tersebut meningkat.
Bertambahnya volume ini sebetulnya ada dua macam yaitu bertambah volume
yang sifatnya fisiologis , keadaan ini adalah fungsional.
Contoh kelebihan volume fisiologis ini adalah pertambahan darah yang
menyebabkan terjadinya ereksi. Sedangkan bertambah darah yang menyebabkan
gangguan adalah pertambahan volume yang patologis. Contoh amat sederhana
hiperemi ringan adalah bertambah merahnya bagian wajah dan telinga saat
seseorang merasa emosinya tidak seimbang, baik saat marah, sedih, malu,
atau terlalu gembira. Kelebihan volume darah pada suatu organ atau jaringan
tubuh seringkali diikuti gejala sakit, hal ini disebabkan karena
pertambahan volume darah mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Pelebaran
pembuluh daram akan menekan persyarafan sehingga menimbulkan rasa sakit
atau nyeri. Di bidang Kedokteran Gigi, contoh hiperemi ini adalah pada
kelainan yang disebut hiperemi pulpa. Hiperemi merupakan gejala kemungkinan
terjadi keradangan di daerah tersebut. Hiperemi yang sangat berbahaya bila
terjadi di otak. Keadaan I ni biasa terjadi pada mereka yang mengidap
kelainan tekanan darah tinggi yang kronis, dimana aliran dan tekanan
pembuluh darah didaerah otak bertambah, sehingga mendesak otak dengan
akibat pusing hebat dan bisa mengganggu bagian tubuh lain apabila tekanan
pembuluh darah itu pada syaraf yang menginervasi organ tertentu, misalnya
lidah, sehingga mengganggu bicara. Lebih parah lagi bila hiperemi di daerah
otak ini sampai berlanjut pada pecahnya pembuluh darah.
Kekurangan volume
Kekurangan volume bisa terjadi karena proses pembentukan cairan darah
maupun sel darah terganggu sehingga nutrisi sel juga menjadi kurang.
Kekurangan volume darah dibedakan dua macam yaitu kekurangan yang bersifat
setempat dan kekurangan menyeluruh. Kekurangan bersifat setempat misalnya
karena ada sumbatan pada pembuluh darah arteri di suatu tempat, maka
jaringan tubuh dibagian lateral dari sumbatan itu akan kekurangan darah,
akibat lebih jauh bisa terjadi degenerasi jaringan dan kelanjutannya adalah
kematian jaringan atau nekrosis. Contoh di bidang kedokteran gigi keadaan
ini bisa terjadi bila aliran darah ke pulpa gigi terputus, maka gigi bisa
mati, yang disebut dengan nekrosis gigi. Kekurangan volume darah secara
umum adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Bila terjadi luka, maka
pembuluh darah akan terputus. Yang terjadi darah akan mengalir keluar.
Kejadian ini disebut perdarahan. Perdarahan bisa mengarah keluar, bisa
kedalam. Perdarahan keluar bila aliran darah mengalir keluar bagian tubuh
dan tidak kembali lagi. Bila kejadian ini menjadikan volume darah hilang
dalam jumlah yang banyak maka akan terganggu pada suplai nutrisi seluler
diseluruh tubuh. Yang terjadi kemudian adalah sel akan kekurangan oksigen
yang disebut Hipoksia. Hipoksia yang berkelanjutan diikuti oleh apoksia,
yaitu ketidak tersedianya oksigen pada jaringan. Keadaan ini akan
mengakibatkan nekrosis atau kematian jaringan. Nekrosis pada jaringan tidak
penting tidak akan terlalu berbahaya, tetapi bila menyangkut bagian vital
seperti hati akan terjadi nekrosis hati yang mengakibatkan cacat permanen
pada hati. Keadaan ini sering terjadi pada hepatitis yang kronis. Nekrosis
jantung dapan menyebabkan cacat permanen pada jantung. Nekrosis di otak
mengakibatkan organ tubuh yang persyarafannya dilayani bagian otak yang
mengalami nekrosis terganggu
dengan akibat tidak berfungsinya bagian tubuh tersebut Keadaan ini bisa
terjadi pada penderita strok. Bila perdarahan menjadikan volume darah
kurang dari volume minimal bisa mengakibatkan kematian.
4.2.b.Gangguan sel
Pembahasan mengenai gangguan sel darah bisa terjadi baik pada sel darah
putih, sel darah merah, maupun butir pembeku darah.
Khusus gangguan sel darah akan dibahas pada bagian lain.
4.2.c.Gangguan pada pembuluh darah
Ada dua macam, yaitu
-Sumbatan pembuluh darah
-Pengerasan pembuluh darah
Sumbatan pembuluh darah;
Aliran darah berlangsung bagus bila dinding pembuluh darah bersih
dari gangguan. Bila ada gangguan pada dindingnya, maka aliran darah akan
terhambat. Sumbatan pembuluh darah bisa berasal dari benda padat,semi
padat, cair dan gas. Materi penyumbatnya bisa berasal dari dalam pembuluh
darah itu sendiri, bisa juga dari benda asing yang masuk kedalam .
*Trombosis
Trombosis adalah proses terjadinya sumbatan pada pembuluh darah
yang disebabkan oleh gumpalan darah dalam pembuluh. Sumbatan ini bisa
hanya sebagian, bisa juga menyumbat total. Trombosis bisa terjadi bila ada
luka pada bagian dalam dinding pembuluh darah. Bila hal ini terjadi, maka
dalam waktu tidak terlalu lama akan diikuti dengan proses penyembuhan yang
didahului terkonsentrasinya trombosit atau pembeku darah di daerah tersebut
yang diikuti gumpalan darah yang membeku. Keadaan ini disebut dengan
trombosis. Sedang gumpalan darah beku yang menyumbat itu disebut dengan
trombus. Bila thrombosis berlangsung kronis, akan terjadi masa sumbatan
yang berlapis-lapis. Trombus adakalanya terlepas dan proses thrombosis
didaerah itu akan berakhir, tetapi bisa juga berlangsung amat lama yang
biasanya diikuti perubahan bentu k dinding pembuluh darah, dan gumpalan
thrombus digantikan oleh sal endotel sehingga sumbatan ini menjadi bersifat
permanen. Dibidang Kedokteran gigi dalam melakukan tindakan operasi harus
berhati-hati dalam mengiris jaringan, Sebaiknya selalu menggunakan pisau
operasi yang tajam, dan mengirisnya dengan tegas atau sekali iris. Hindari
pengirisan yang berulang-ulang karena akan menjadikan luka yang banyak dan
memungkinkan terjadinya trombosis. Trombosis bisa juga terjadi bila ada
penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan in bisa dari tekanan dari luar
pada dinding pembul. Bagi perokok, yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan thrombosis ini ada lah mengumpulnya lapisan tar maupun nikotin yang
berasal dari asap rokok. Bila ini berlangsung kronis dan dengan intensitas
yang tingga akan terjadi penyempitan pada dinding pembuluh darah. Akibatnya
aliran darah akan melambat dan cenderung terjadi turbulensi didaerah
sumbatan tersebut. Turbulensi memicu terjadinya endapan massa darah, dan
diikuti proses penggumpalan .
Maka terjadilah thrombosis. Hal yang sama juga terjadi pada usia lanjut
dimana terjadi pengerasan pembuluh darah atau arteriosklerosis. Disarankan
pada usia pertengahan, untuk selalu berolah raga biarpun tidak terlalu
berat, tetepi harus rutin, hal ini untuk melancarkan peredaran darah
sehingga darah yang terkumpul disuatu tempat akan terdorong dan tidak
sampai terjadi thrombosis. Trombosis tidak selalu merugikan bahkan bisa
sangat menguntungkan, misalnya pada proses penghentian perdarahan pasca
operasi, dan yang sangat ringan pada luka setelah cabut gigi. Gumpalan
darah yang ada disana merupakan thrombus yang nantinya diikuti proliferasi
sel fibroblast sehingga nantinya bekas luka akan tertutup oleh pembentukan
jaringan ikat baru.
*Embolisme
Embolisme adalah kejadian atau proses sumbatan pada pembuluh darah
yang penyumbatnya bukan thrombus primer. Massa yang menyumbat disebut
dengan Embolus. Ada beberapa macam embolus, yaitu embolus padat atau semi
padat, embolus cair, dan embolus gas.
Embolus padat adalah massa embolus yang berupa benda padat atau semi padat.
Embolus padat bisa terjadi dari luar, misalnya kecelakaan sehingga ada
benda luar misalnya pecahan kaca masuk pembuluh darah, bisa juga berasal
dari dalam, misalnya pada kasus patah tulang, dimana ada serpihan tulang
masuk pembuluh darah dan mengakibatkan embolisme. Embolus dari dalam juga
bisa berasal dari gumpalan thrombus yang terlepas dari dinding pembuluh
darah dan tersangkut kemudian menyumbat pembuluh darahditempat lain.
Untuk praktisi kedokteran gigi sebaiknya berhati-hati saat mencabut gigi
atau melakukan operasi yang melibatkan tulang. Sebaiknya dijaga betul agar
serpihan tulang jangan sampai masuk pembuluh darah yang bisa menjadikan
embolisme.
Emboli Cair
Emboli cair bisa berupa sumbatan pembuluh darah karena benda cair. Emboli
cair ini agak jarang karena biasanya cairan yang ikut masuk pembuluh darah
bisa larut dalam aliran darah. Untuk kasus emboli cair ini biasanya bila
cairan yang masuk pembuluh jumlahnya cukup besar. Yang sangat sering
terjadi dan perlu diwaspadai untuk emboli cair ini adalah penyuntikan
silicon cair untuk membentuk bagian tubuh tertentu. Suntikan silicon cair
ini sekarang sudah dilarang, tetapi masih ada yang melakukannya. Silikon
cair yang disuntikkan bila masuk pembuluh darah akan mengakibatkan
terjadinya embolisme dengan segala akibatnya.
Bahan yang serupa dipergunakan untuk memperbaiki atau menambah bentuk
bagian badan adalah jel kolagen. Bahan ini lebih kental bila disbanding
silicon, tetapi penggunaannya bisa berakibat serupa dengan silicon.
Emboli gas
Adalah Emboli yang terjadi dari gas atau udara yang menyumbat
pembuluh darah. Embolus pada emboli gas bisa dari luar bisa juga berasal
dari dalam pembuluh darah sendiri. Analoginya adalah waktu kita membuka
botol minuman bertekanan, baik itu mengandung soda atau alcohol. Bila
sebalum membukanya kita mengocoknya terlebih dahulu, maka dalam botol akan
timbul gelembung gas yang memang sebetulnya sudah terlarut dalan cairan
minuman tersebut. Pada saat kita melakukan tindakan manipulasi secara tiba-
tiba misalnya mengocok, maka gas yang tadinya terlarut menjadi terpisah
dari cairan. Dan biasanya pemisahan gas ini diikuti pemuaian gas tersebut
sehingga saat dibuka, maka tutupnya akan terlempar. Bahkan kalau
mengocoknya cukup lama bisa mengakibatkan pecahnya botol. Emboli dari dalam
darah juga serupa. Dalam cairan darah terlarut bermacam-macam gas yang bila
badan mengalami perubahan tekanan yang tiba-tiba. maka gas yang ada dalam
darah akan terpisah. Terpisahnya gas ini mengakibatkan dua macam kejadian.
Kejadian pertama adalan gelembung gas yang terjadi akan berupa embolus yang
menyumbat pembuluh darah sehingga terjadilah embolisme. Kejadian yang kedua
adalah biga gas yang terpisah ini memuai dengan jumlah yang sangat besar
akan menjadikan meningkatnya tekanan pembuluh darah dan bila ini terjadi
maka akan mengakibatkan kamatian. Keadaan ini disebut dengan hiperbarik.
Ada dua contoh kelainan hiperbarik yang sering terjadi yaitu pada penyelam
yang menyelam lebih dalam dari 10 meter. Di kedalaman ini tekanan air akan
sangat tinggi sehingga badan dan cairan darah akan terkompresi atau
mengalami takanan. Bila penyelam masuk lebih dalam maka tekanan akan lebih
tinggi lagi. Padasaat penyelam naik ke permukaan, bila dilakukan dengan
tiba-tiba, maka badan yang tadinya mengalami tekanan cukup tinggi akan tiba-
tiba kehilangan tekanan. Akibatnya, gas dalam darah akan terurai dan tubuh
mengalami kelainan hiperbarik yang disebut dengan penyakit Caisson.
Terapinya adalah terapi hiperbarik, tapi sering kejadian ini engakibatkan
kematian pada para penyelam. Untuk mengatasinya maka saat penyelam naik ke
permukaan dianjurkan secara bertahap yaitu setiap 10 meter berhenti sesaat
untuk kemudian naik lagi, dan seterusnya.
Contoh lainnya adalah Black out, yaitu fenomena gelapnya pemandangan
disertai hilangnya kesadaran yang terjadi pada penerbangan pesawat tempur
yang naik-turun dengan ketinggian yang sangat bervariasi dalam waktu yang
singkat. Kejadiannya sama dengan fenomena pada penyelam, yaitu perbedaan
tekanan yang tiba-tiba akibat ketinggian yang sering berubah dalam waktu
singkat seolah-olah menjadikan badan seperti dikocok. Kelanjutannya gas
yang tadinya larut dalam darah akan terpisah. Bila jumlahnya sedikit
mungkin tidak sampai menimbulkan akibat yang berarti, tapi bila jumlahnya
sangat banyak akan mengakibatkan emboli gas yang akan menyumbat pembuluh
darah.
Untuk doktergigi, yang perlu diperhatikan adalah pada waktu memberi
anestesi local melalui suntikan. Perlu diperhatikan betul agar jangan
sampai ada sisa udara di alat suntik. Kalau masih ada udara harus
dikeluarkan dengan menekannya keluar. Bila sampai ada udara dalam alat
suntik, maka bila sampai disuntikkan dan ini terkena pembuluh darah, maka
gelembung udara akan masuk dalam pembuluh darah dengan akibat terjadi
embolism.
*Himpitan pada pembuluh darah
Himpitan pembuluh darah bisa terjadi baik pembuluh darah besar
maupun pembuluh darah kapiler. Himpitan ini bisa terjadi karena tekanan
yang nyata, misalnya ikatan yang terlalu kencang dan dalam waktu relatif
lama. Bisa juga himpitan ini timbul karena berat bagian atau organ tubuh
sendiri yang menghimpit pembuluh darah, misalnya orang yang karena sakit
harus berbaring pada posisi tertentu untuk waktu yang lama, maka akibat
gaya gravitasi, maka beban berat badan akan diterima satu bagian tubuh,
yang bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan dapat mengimpit
pembuluh darah dan terjadi penyempitan. Akibat lebih lanjut dari
penyempitan ini adalan aliran darah didaerah tersebut akan melambat, bahkan
terjadi turbulensi atau arus putar. Turbulensi dan pelambatan kecepatan
aliran darah menyebabkan marginasi sel-sel darah dan akibatnya butir
pembeku darah akan menempel pada diding pembuluh darah dan bisa terjadi
proses thrombosis.
Hal lain yang dapat menyebabkan himpitan pembuluh darah adalah bila terjadi
ketidak seimbangan komposisi tubuh, misalnya pada obesitas atau kelebihan
berat badan, dimana badan seolah_olah dipaksa untuk menampung volume tubuh
yang berlebih, akibatnya ada bagian-bagian tubuh yang terhimpit,
diantaranya adalah pembuluh darah.
Contoh lain pada orang dengan lemak yang terlalu banyak, maka kejadiannya
sama dengan obesitas.
Gangguan kepekatan darah
Gangguan kepekatan atau viskositas ada dua jenis, yaitu darah
yang terlalu pekat darah yang terlalu cair.
Pada darah yang terlalu pekat maka pompa darah atau jantung harus bekerka
lebih berat sehingga dalam waktu lama bisa berakibat gangguan pada jantung.
Akibat lain gangguan darah yang terlalu pekat adalah aliran darah menjadi
lebih lambat sehingga butir pembeku dan sel darah lainnya tidak lagi
mengalir dibagian tengah pembuluh darah, tetapi bisa berada dibagian tepi
atau dengan kata lain terjadi proses marginasi. Akibatnya adalah sangat
mudah terjadi thrombosis.
Apabila cairan darah terlalu encer, maka jumlah sel darah yang mengalir ke
bagian-bagian tubuh juga menjadi berkurang. Akibatnya adalah nutrisi bagian
atau organ tubuh menjadi tidak tercucupi dengan akibat lebik lanjut aka
nada bagian atau organ tubuh yang sel maupun jaringannya mengalami
degenerasi bahkan nekrosis.
Gangguan Pompa darah
Yang dimaksud dengan pompa darah adalah jantung. Jantung memompa
darah melalui dua rute yaitu rute peredaran darah besar yang meliputi
jantung-jaringan tubuh-jantung, dan rute peredaran darah kecil meliputi
jantung-paru-jantung. Gangguan pada jantung bisa terjadi karena;
-Gangguan pertumbuhan atau defek jantung congenital
-Akibat penyempitan pembuluh darah yang mensuplai aliran darah ke jantung,
atau disebut kelainan pembuluh darah koroner
-Akibat nekrosis atau kematian sebagian jaringan jantung, bisa juga infark,
yaitu sebagian jaringan jantung yang rusak diganti oleh jaringan ikat.
jantung menjadi tidak teratur
-Faktor kelelahan jantung
-Faktor usia.
Lebih lanjut mengenai gangguan pada jantung akan dibahas pada bab lain.
Akibat gangguan darah
KEBIASAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN DARAH
Ada beberapa kebiasaan yang dapat berakibat buruk pada
keseimbangan cairan dan darah.
1.Memakai pakaian yang terlalu ketat atau sempit, akan mengakibatkan
tekanan pada pembuluh darah, yang bila hal ini menjadi kebiasaan dalam
jangka waktu yang lama akan menghambat aliran darah.
2.Merokok yang berlebihan. Tar dan bahan lainnya yang ada pada asap rokok
akan menempel pada dinding pernafasan mulai dari rongga mulut sampai ujung
terminal pernafasan yaitu alveoli. Bila ini berlangsung terus menerus, maka
tar akan merembes kedalam pembuluh darah kapiler paru dan masuk kedalam
peredaran darah kecil. Dalam jangka panjang, kumpulan tar ini akan ikut
terbawa aliran darah masuk ke jantung, dan bisa menempel pada dinding
bagian dalam jantung. Bila terus berlanjut, maka kumpulan tar sedikit demi
sedikit dipompakan oleh jantung ke rute peredaran darah besar dengan akibat
terjadi penumpukan dan pengendapan tar di seluruh pembuluh darah. Akibatnya
pembuluh darah menjadi menyempit sehinggga mudah terjadi thrombosis, selain
itu kerja jantung juga menjadi berat.
3.Kopi yang berlebihan. Kopi mengandung kafein yang mempunyai efek memacu
kerja jantung. Bila konsumsi kopi berlebihan, dalam jangka waktu yang lama
akan memaksa jantung untuk bekerja diluar kemampuannya sehingga dapat
merusak jantung.
4.Lemak yang berlebihan. Sebagian besar lemak meskipun tidak semuanya,
kurang baik bagi tubuh. Bila lemak dikonsumsi berlebihan dalam waktu lama
akan menyebabkan mengumpulnya lemak pada bagian-bagian tubuh tertentu.
-Pada bagian dalam pembuluh darah, bisa mengakibatkan perlemakan pembuluh
darah, akibatnya pembuluh darah menjadi menyempit.
-Pada seluruh bagian tubuh, menyebabkan himpitan pada pembuluh darah
menjadikan penyempitan pembuluh darah.
-Pada jantung, mengakibatkan himpitan jantung sehingga kerja jantung
menjadi berat.
-Jenis narkoba tertentu misalnya ineks, sabu, yang bahan dasarnya amfetamin
akan memacu jantung untuk bekerja sangat aktif sehingga dapat melampaui
kemampuannya.
-Bekerja terlalu berat dan lama sehingga waktu istirahat kurang.
Mengakibatkan kerja jantung terlalu berat sehingga bisa berakibat buruk
bila dilakukan dalam waktu lama.
-Kebiasaan hidup beresiko stress negative, misalnya pengemudi angkutan
umum, dimana hormone adrenalin akan selalu terpacu, dan salah satu
akibatnya adalah memacu kerja jantung, sehingga bila berlangsun lama bisa
berakibat gangguan pada jantung.
-Kurang olah raga. Bila orang kurang berolah raga, maka aliran darah
cenderung kurang lancar dan stagnan pada daerah tertentu. Bila berlangsung
dalam waktu lama akan terjadi gangguan pada jaringan dan organ yang
dilayani pembuluh darah tersebut, dan bisa saja sampai terjadi sumbatan.
-Pekerja ditempat dengan temperature terlalu tinggi, misalnya dipabrik
pengecoran baja, pabrik gula, pengolahan minyak sawit. Panas yang terlalu
tinggi dapat mengakibatkan dehidrasi.
-Pola hidup di tempat polusi tinggi. Misalnya petugas keamanan parker di
pusat perbelanjaan yang sirkulasinya kurang bagus. Gas buang terutama CO
yang dikeluarkan kendaraan bermotor akan diserap paru dan larut dalam
darah. Dalam jangka panjang mengakibatkan keracunan darah oleh gas.
PENUTUP
Mengingat bahaya yang bisa terjadi pada sistim tubuh manusia maka
dianjurkan untuk menyeimbangkan aktifitas fisik dan psikis.
Dari segi fisik, yaitu bekerja sesuai daya tahan, pada tempat yang tidak
berbahaya, mengkonsumsi makanan yang aman, menghindari kebiasaan yang
kurang menguntungkan, cukup istirahat.
Sedangkan dari segi psikis adalah menjaga emosi, rekreasi yang cukup,
istirahat, dan yang tidak boleh dilupakan adalah selalu ingat pada Tuhan
sebagai pencipta, pengarah, dan penentu kehidupan kita semua.
Mudah-mudahan diktat ini ada gunanya, semoga. Edhi Jularso.