BAB I PENDAHULUAN
Fraktur nasal merupakan fraktur paling sering ditemui pada trauma muka, namun fraktur fraktur nasal sering tidak terdiagnosa terdiagnosa dan diobati pada saat cedera.Pada cedera.Pada kasus trauma wajah sekitar 40% adalah fraktur fraktur nasal. Lokasi hidung di tengah tengah dan kedudukan kedudukan dibagian dibagian anterior wajah merupakan salah satu faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya fraktur jika terdapat trauma pada wajah. Fraktur nasal merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh trauma yang ditandai dengan patahnya tulang hidung baik sederhana maupun kominuniti!a. Fraktur nasal pada orang dewasa dijumpai pada kasus berkelahi, trauma akibat olahraga, jatuh dan kecelakaan lalu lintas, sedangkan pada anak"anak sering disebabkan karena bermain dan olahraga. # Fraktur nasal dapat ditemukan dan berhubungan dengan fraktur tulang wajah yang lain. $leh karena itu fraktur nasal sering tidak terdiagnosa dan tidak mendapat penanganan karena karena pada pada beberap beberapaa pasien pasien sering sering tidak tidak menunj menunjuka ukan n gejala gejala klinis klinis.en .enis is fraktu frakturr nasal nasal tergantung pada arah pukulan yang mengenai hidung. Fraktur lateral biasanya merupakan fraktur nasal tertutup yang mencapai tulang frontalis dan maksilaris. Fraktur nasal sering menyebabkan deformitas septum nasal karena adanya pergeseran septum dan fraktur fraktur septum.Pada septum.Pada jenis fraktur fraktur nasal kominuniti!a, kominuniti!a, processus processus frontalis frontalis os maksila dan lamina prependikularis os ethmoidalis dan !omer biasanya mengalami fraktur. Fraktur os nasal biasanya disebabkan oleh trauma langsung. & Pada pemeriksaan di dapatkan pembengkakan, epistakis,nyeri tekan dan teraba terab a garis fraktur. Foto rontagen dari arah lateral la teral dapat menunjang diagnosis. Fraktur tulang ini harus cepat direposisi dengan anestesi local dan dan imob imobili ilisas sasii dilak dilakuk ukan an deng dengan an mema memasu suka kan n tampo tampon n ke dalam dalam luba lubang ng hidu hidung ng dan dan dipertahankan dalam &"4 hari. Patahan dapat dilindungi dengan gips tipis berbentuk kupu" kupu untuk "# minggu. 4 Fraktur Fraktur dapat diklasifikasikan diklasifikasikan sebagai fraktur fraktur terbuka terbuka atau tertutup, tergantung tergantung pada integritas mukosa.'dentidikasi awal dan penanganan cedera di awal periode juga penting untuk untuk menghi menghinda ndari ri kompli komplikas kasii potens potensial ial dari dari patah patah tulang tulang dan septum septum hidung hidung.. (engan (engan memastikan tidak adanya hematom penting untuk menghindari kerusakan lebih lanjut serta menghindari komplikasi antara lain kompresi jaringan serta infeksi yang berbahaya. )elain itu, penting untuk ahli bedah menilai gejala sisa pada awal dan akhir dari luka untuk terapi.
1
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
*ama
+ n. -
mur
+ &/ tahun
eni enis ke kelam lamin
+ La Laki"lak "lakii
lamat
+ l. Perusahaan P. 1 2)P2
gama
+ 'slam
Pendidikan
+ )3P
Pekerjaan
+ )opir
Pemeriksaan
+ # # pril #0 #04
Anamnesis (auto) • •
eluhan utama + 5idung kanan dan kiri mengeluarkan darah sejak / jam yang lalu namnesis khusus + / am yang lalu pasien mengalami mengalami kecelakaan kecelakaan lalu lintas, )aat itu pasien sedang mengendarai mobil tiba"tiba menabrak rumah. Pasien tidak sadar setelah kejadian. kejadian. pasien mengeluhkan mengeluhkan nyeri didaerah didaerah sekitar hidung, hidung, dan bawah hidung, hidung, adanya adanya pemben pembengka gkakan kan pada pada hidung hidung.. perdar perdaraha ahan n dirasak dirasakan an keluar keluar dari dari kedua kedua lubang hidung, darah berwarna merah segar. pasien juga mengeluhkan seperti ada cairan cairan yang yang mengal mengalir ir keteng ketenggor goroka okanny nnya. a. eluar eluar darah darah dari telinga telinga disang disangkal kal
•
•
•
pasien. *yeri pada daerah pipi disangkal, 3ual tidak ada, muntah tidak ada. ada. -iwayat pengobatan +" -iwayat penyakit dahulu + 5ipe 5iperte rtens nsii 6"7, 6"7, (iab (iabete etess 3elit 3elitus us 6"7, 6"7, riway riwayat at traum traumaa sebel sebelum umny nya6" a6"7, 7, riwayat epitaksis 6"7 -iwayat penyakit keluarga + tidak ada
2
Teinga 8atal + "9"
Laring
Hidung
-inore + "9"
orek telinga + "9"
Lama + "
*yeri telinga + "9"
erus"menerus +"
:engkak + "9"
5ilang timbul + "
$tore + "9"
1air9lendir9nanah + "
uli + "9"
1ampur darah9bau + "
initus + "9"
5idung buntu + <9<
;ertigo ;ertigo + "
erus"menerus + <
3ual + "
5ilang timbul + "
3untah + " 3au jatuh + "
:ersin + "9" (ingin9lembab + " (ebu rumah + " sap rokok + " :erbau + "9" 3imisan + <9< *yeri hidung + <9< )uara sengau + <
Tenggorok )ukar menelan + "
)uara parau + "
)akit menelan + "
fonia + "
rismus + "
)esak nafas "
Ptyalismus + "
-asa sakit + "
-asa mengganjal + "
-asa mengganjal + "
-asa berlendir + " -asa kering + "
3
eadaan umum + baik, esadaran + compos mentis, ( + #09/0 mm5g, *adi + /0=9m, )uhu badan + &>,/o1, -- + #0=9m, nemia + "9", )ianosis + ", )tridor inspirasi + ", -etraksi suprasternal + ", 'ntercostal +", 2pigastrik +"
Pemeriksaan !isik a)
Teinga
4
Daun Teinga
Kanan
Kiri
notia9mikrotia9makrotia
"
"
eloid
"
"
Perikondritis
"
"
ista
"
"
Fistel
"
"
$tt hematoma
"
"
Kanan
Kiri
tresia
"
"
)erumen prop
"
"
2pidermis prop
"
"
orpus alineum
"
"
aringan granulasi
"
"
2=ositosis
"
"
$steoma
"
"
Furunkel
"
"
Kiri
Kanan
5iperemis
"
"
-etraksi
"
"
:ulging
"
"
tropi
"
"
Perforasi
"
"
:ula
"
"
)ekret
"
"
am ?
am @
Kanan
Kiri
Fistel
"
"
ista
"
"
bses
"
"
Liang Teinga
#em$rana Tim%ani
-efleks 1ahaya
Retro"aurikuar dan %reauri&ua
5
$)
Hidung Rinosko%i Anterior
Kanan
Kiri
;estibulum nasi a!um nasi )elaput lendir )eptum nasi Lantai < dasar hidung onka inferior 3eatus nasi medius Polip
N'eri tekan Beding (*) Suit diniai karena ter%asang tam%on S%oort+es Boor,a- .*/
orpus alineum 3assa tumor
Fenomena palatum mole
Rinosko%i Posterior
a!um nasi )elaput lendir oana )eptum nasi onka superior denoid 3assa tumor
Kanan
Kiri
Suit diniai
Suit diniai
Kanan
Kiri
Fossa rossenmuller
Transiuminasi Sinus
idak dilakukan
&) #uut Hasi
)elaput lendir mulut
(bn 6
:ibir
)ianosis 6"7 raghade 6"7
Lidah
tropi papil 6"7, tumor 6"7
8igi
1aries 6"7
elenjar ludah
d)
(bn
!aring Hasi
!ula
:entuk normal, terletak ditengah
Palatum mole
hiperemis 6"7, benjolan 6"7
Palatum durum
5iperemis 6"7, benjolan 6"7
Plika anterior
5iperemis 6"7 (ekstra + tonsil , hiperemis 6"7, permukaan rata, kripta tidak melebar
onsil
detritus 6"7 )inistra + tonsil , hiperemis 6"7, permukaan rata, kripta tidak melebar detritus 6"7
Plika posterior
5iperemis 6"7
3ukosa orofaring
5iperemis 6"7, granula 6"7
PNB 0 "
e)
Laringosko%i indire&t Hasi
Pangkal lidah
)ulit dinilai
2piglottis )inus piriformis ritenoid )ulcus aritenoid
7
1orda !ocalis 3assa
-)
Keen+ar 1eta2 Bening Le2er Kanan
Kiri
-egio '
(bn
(bn
-egio ''
(bn
(bn
-egio '''
(bn
(bn
-egio ';
(bn
(bn
-egio ;
(bn
(bn
-egio ;'
(bn
(bn
area Parotis
(bn
(bn
rea postauricula
(bn
(bn
rea occipital
(bn
(bn
(bn
(bn
Kanan
Kiri
*er!us ''', ';, ;'
(bn
(bn
*er!us ;, ;''
(bn
(bn
rea supracla!icula g) Pemeriksaan Ner3i 4raniaes
*er!us 'A
(bn
-egio A''
(bn
I5 PE#ERIKSAAN AUDIOLO1I Tes Pendengaran
Kanan
Kiri
es rinne
es weber
idak ada lateralisasi
idak ada lateralisasi
es schwabach
)ama dg pemeriksa9*
)ama dg pemeriksa9*
−
esimpulan + Fungsi Pendengaran dalam batas normal
8
)tatus Lokalis " "
+
;ulnus Laceratum at regio frontalis dekstra ;ulnus Laceratum at regio (orsum nasi
Pemeriksaan Penun+ang
-adiologi +
Foto thora= + " Foto 1ranium + o ampak Fraktur os nasal
Laboratorium +
5b + ?, g9dl 3asa perdarahan + #B 3asa pembekuan + &B Leukosit + /,? 0 &9mm& rombosit + ##& 0 &9mm&
" 8() +#0
Diagnosis
2pistaksis anterior dekstra9sinistra et causa fraktur os nasal
Penataaksanaan
erapi + pada pasien ini tatalaksana pertama dimulai dari menge!aluasi cedera, mengetahui cerita yang akurat dari situasi dimana kecelakaan terjadi, dan memastikan bagaimana keadaan dan fungsi wajah dan hidung sebelum terjadi kecelakaan. Luka yang serius harus mendapatkan penanganan, inspeksi dan palpasi nasal dilakukan untuk menilai kelancaran jalan napas, laserasi mukosa, deformitas septum.Lakukan penilaian dari hidung dan struktur sekitarnya, meliputi mata, mandibula dan !ertebra spinal haruslah lengkap. emukan jika terdapat fraktur pada wajah ataupun mandibula. )etelah memastikan jalan napas baik, !entilasi adekuat, dan secara umum pasien telah stabil, dapat dilakukan penatalaksanaan atas epistaksis dan fraktur nasal itu sendiri. "
"
#edikamentosa 0 ';F( -L #0gtt9menit ntibiotik + 'nj 1efadroksil # = gr nalgetik + 'nj etorolac & = amp Pasang ampon )portjes :oorCalf 49& untuk menghentikan perdarahan O%erati- o -encana reposisi os nasal dengan general anestesi o Lab lengkap, -o horak, 28, konsul nestesi dan konsul 'nterne 9
KIE (Komunikasi In-ormasi Edukasi) o
o
o o o o o
3enjelaskan tentang penyakit yang diderita pada pasien 3enjelaskan tentang terapi yang diberikan kepada pasien tentang manfaat, cara, dan efek samping 3enjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergiCi 'stirahat yang cukup jangan memencet"mencet batang hidung 3emberitahu pasien sebaiknya dilakukan operasi reposisi os nasal 3emberitahu pasien tentang komplikasi yang terjadi jika penyakitnya tidak segera diatasi
Prognosis
Duo ad !itam
+ bonam
Duo ad fungsionam
+ dubia ad bonam
!oo6 U% Pasien
490494 )+ *yeri pada hidung $+ " Laserasi di regio frontal dekstra " erpasang ampon )portjes :oorCalf 49& " elinga + (:* " 5idung + (orsum hidung laserasi 6<7 "enggorokan + P*: + 6"7 + Fraktur $s *asal < ;ulnus laceratum dorsum nasi < frontal dekstra P+
';F( -L #0gtt9menit ntibiotik + 'nj 1efadroksil # = gr nalgetik + 'nj etorolac & = amp
?90494 )+ " $+ " Laserasi di regio frontal dekstra
10
" erpasang ampon )portjes :oorCalf 49& " elinga + (:* " 5idung + (orsum hidung laserasi 6<7 "enggorokan + P*: + 6"7 + Fraktur $s *asal < ;ulnus laceratum dorsum nasi < frontal dekstra P+
';F( -L #0gtt9menit ntibiotik + 'nj 1efadroksil # = gr nalgetik + 'nj etorolac & = amp -encana -eposisi os nasal 8 hari rabu >90494 Puasa >"/ jam pre op
>90494 -eposisi $s *asal (iagnosa Pre $p + 2pistaksis anterior dekstra9sinistra et causa fraktur os nasal . #. &. 4. ?. >. @.
Pasien ditidurkan dengan 8eneral nestesi, terpasang 2 (ilakukan disinfeksi dan demarkasi lapangan ampon :oorCalf 49& dibuka (ie!aluasi tampak konka inferior robek sebagian di ka!um nasi kanan dan kiri (ilakukan reposisi dengan menggunakan forsep walsham dan asch Pasang tampon anterior sportjes boorCalf ?9> Lakukan e!aluasi pada dorsum nasi, didapatkan hecting situasi, dibuka jahitan
tampak laserasi sedalam # cm /. (ilakukan rehecting E. utup dengan dariantulle dan kasa 0. $perasi selesai . Pasien dibangunkan dan disadarkan kembali (iagnosa post op+ Post -eposisi $pen Fraktur $s *asal 'nstruksi Post $p . 2!aluasi anda !ital dan tanda perdarahan #. (iet biasa &. Puasa sampai bising usus 6<7 11
P+
';F( -L #0gtt9menit ntibiotik + 'nj 1efadroksil # = gr nalgetik + 'nj etorolac & = amp
BAB III TIN7AUAN PUSTAKA
/58
De-inisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diabsorpsinya. Fraktur tulang hidung adalah setiap retakan atau patah yang terjadi pada bagian tulang di organ hidung. ?
/59
Insiden
(i merika )erikat fraktur hidung merupakan fraktur ketiga paling sering sering ditemui selain dari fraktur kla!ikula dan pergelangan tangan. #)ekitar &E"4?% dari seluruh fraktur wajah.Pria dua kali lebih banyak disbanding wanita.'nsiden meningkat pada umur ?"&0 tahun dan dihubungkan dengan perkelahian dan cedera akibat olahraga. )elain itu juga, paling sering disebabkan oleh jatuh dari motor dan kecelakaan lalu lintas.&,?
/5/
Etioogi
Penyebab dari fraktur tulang hidung berkaitan dengan trauma langsung pada hidung atau muka. Pada trauma muka paling sering terjadi fraktur hidung. & Penyebab utama dari trauma dapat berupa + • •
1edera saat olahraga kibat perkelahian 12
• • • •
/5.
ecelaaan lalu lintas erjatuh 3asalah kelahiran adang dapat iatrogenik ?,>
Anatomi Hidung
5idung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat !ital dalam kehidupan kita.)elain sebagai indera penghidu, hidung juga ternyata berguna sebagai saringan 6filter7 terhadap debu yang masuk bersama udara yang kita hirup. 5idung juga menjadi air conditioning sistem dengan cara menghangatkan atau melembabkan udara yang masuk ke tubuh kita. 5idung merupakan bagian wajah yang paling sering mengalami trauma karena merupakan bagian yang berada paling depan dari wajah dan paling menonjol. 5idung secara anatomi dibagi menjadi dua bagian yaitu + . 5idung bagian luar 6*asus eksterna7 #. -ongga hidung 6*asus interna atau ka!um nasi7@ /5.58
Hidung Bagian Luar (Nasus Eksterna)
5idung luar berbentuk piramid dengan bagian"bagiannya dari atas ke bawah + / 7 Pangkal hidung 6bridge7, #7 batang hidung 6dorsum nasi7, &7 puncak hidung 6tip7, 47 ala nasi, ?7 kolumela dan >7lubang hidung 6nares anterior7
13
8ambar + natomi hidung bagian luar
8ambar # + E
natomi hidung 0
5idung luar dilapisi oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.@ erangka tulang terdiri dari + 7 tulang hidung 6 os nasalis7, #7 prosesus frontalis os maksila dan &7 prosesus nasalis os frontal, sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu + 7 sepasang kartilago nasalis lateralis superior, #7 sepasang kartilago nasalis inferior yang disebut sebagai kartilago alar mayor,dan &7 tepi anterior kartilago septum.
/5.59
Rongga Hidung (Nasus Interna* Ka3um Nasi)
-ongga hidung dibagi dua bagian, kanan dan kiri di garis median oleh septum nasi yang sekaligus menjadi dinding medial rongga hidung. erangka septum dibentuk oleh + a. b. c. d.
Lamina perpendikularis tulang etmoid 6superior7 artilago kuadrangularis 6anterior7 ulang !omer 6posterior7 rista maksila dan rista palatina 6bawah7 yang menghubungkan septum dengan dasar rongga hidung. &,@ (ibagian anterior septum nasi terdapat bagian yang disebut rea Little, merupakan
anyaman pembuluh darah yaitu Pleksus iesselbach. empat ini mudah terkena trauma dan menyebabkan epistakis.(i bagian antrokaudal, septum nasi mudah digerakkan. &,@
14
e arah belakang rongga hidung berhubungan dengan nasofaring melalui sepasang lubang yang disebut koana berbentuk bulat lonjong 6o!al7, sedangkan ke arah depan rongga hidung berhubungan dengan dunia luar melalui nare. &,@ tap rongga hidung berbentuk kurang lebih menyerupai busur yang sebagian besar dibentuk oleh lamina kribosa tulang etmoid.(i sebelah anterior, bagian ini dibentuk oleh tulang frontal dan sebelah posterior oleh tulang sfenoid. &,@ 3elalui lamina kribosa keluar ujung"ujung saraf olfaktoria menuju mukosa yang melapisi bagian teratas dari septum nasi dan permukaan kranial dari konka nasi superior.:agian ini disebut regio olfaktoria. &,@ (inding lateral rongga hidung dibentuk oleh konka nasi dan meatus nasi. onka nasi merupakan tonjolan"tonjolan yang memanjang dari anterior ke posterior dan mempunyai rangka tulang.3eatus nasi terletak di bawah masing"masing konka nasi dan merupakan bagian dari hidung. &,@
Konka Nasi (i dalam ka!um nasi terdapat tiga pasang konka nasi, yaitu konka nasi inferior, konka
nasi medius, dan konka nasi superior.onka nasi inferior merupakan konka yang terbesar diantara ketiga konka nasi.3ukosa yang melapisinya tebal dan mengandung banyak pleksus !ena dan membentuk jaringan ka!ernosus.-angka tulangnya melekat pada tulang palatina, etmoid, maksila, dan lakrimal. &,@ onka nasi media adalah yang kedua setelah konka nasi inferior.erletak diantara konka inferior dan konka superior. 3ukosa yang melapisinya sama dengan yang melapisi konka nasi inferior. -angka tulangnya merupakan bagian dari tulang etmoid.adang" kadang di dalam konka media terdapat sel sehingga konka menjadi besar dan menutup meatus nasi media yang disebut konka bulosa. &,@ onka nasi superior merupakan konka konka yang paling kecil.3ukosa yang melapisinya jauh lebih tipis dari kedua konka lainnya.-angka tulangnya juga merupakan bagian dari tulang etmoid.adang"kadang didapatkan konka nasi suprema yang merupakan konka nasi yang keempat.ika ada, konka suprema ini sangat kecil dan sebenarnya merupakan bagian dari konka superior yang membelah menjadi dua bagian. &,@ #eatus Nasi 3eatus nasi inferior merupakan celah yang terdapat dibawah konka inferior.(ekat
ujungnya terdapat ostium 6muara7 duktus nasolakrimalis.3uara ini seringkali dilindungi oleh lipatan mukosa yang disebut katup dari 5asner 6Plika lakrimalis 5asner7. &,@
15
3eatus nasi media terletak diantara konka inferior dan konka media.$stium sinus merupakan lubang penghubung sinus paranasal dan ka!um nasi, berfungsi sebagai !entilasi dari sinus paranasal sebagian terletak di meatus media. &,@ )inus frontal bermuara di bagian anterior, sedangkan muara dari sinus maksila terdapat kira"kira di bagian tengah, tempat muara dari sinus etmoid anterior.)truktur" struktur yang ada di dalam meatus nasi media disebut kompleks ostiomeatal.ompleks ini penting artinya secara klinis dalam menimbulkan gangguan drainase sinus paranasal. elainan dalam kompleks ini akan mempengaruhi potensi ostium sinus sehingga berperan besar dalam patofisiologi sinus paranasal.@ 3eatus nasi superior terletak diantara konka media dan konka superior dan merupakan meatus yang terkecil.(isinalah bermuara sinus etmoid posterior. -esesus sfeno"etmoid terdapat pada dinding lateral rongga hidung diantara atap rongga hidung dan konka nasi superior. (i sini terdapat muara sinus sphenoid. &,@ Sinus Paranasa (i sekitar rongga hidung terdapat rongga"rongga yang terletak di dalam tulang yang
disebut sinus paranasal. erdapat empat sinus paranasal, yaitu sinus maksila kanan dan kiri, sinus frontal kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan kiri serta sinus sfenoid kanan dan kiri.& )inus maksila disebut juga ntrum 5igmori atau lebih sering disebut antrum saja.-ongga sinus paranasal berhubungan dengan rongga hidung melalui suatu lubang yang disebut ostium.)elula etmoid dikelompokan menjadi selula etmoid anterior dan selula etmoid posterior.)alah satu sel etmoid paling besar dan terletak paling medial disebut ostium.)inus maksila dan selula etmoid sudah terbentuk sejak lahir dalam ukuran kecil dan bertambah besar sampai ukuran maksimal pada dewasa.)inus frontal merupakan ekstensi dari selula etmoid anterior dan mencapai pertumbuhan penuh antara umur / sampai ? tahun.Pertumbuhan sinus frontal kanan dan kiri besarnya sering tidak simetris dan pada sekitar ?% populasi, sinus frontal hanya tumbuh pada satu sisi. &,@ #ukosa Rongga Hidung -ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histiologik dan fungsional
dibagi atas mukosa pernapasan 6mukosa respiratori7 dan mukosa penghidu 6mukosa olfaktorius7. 3ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaanya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia 6ciliated pseudostratified collumner epithelium7 dan diantaranya terdapat sel"sel goblet. )el goblet yang menghasilkan lendir, lendir ini mempunyai p5 >,? dan mengandung lisoCim yang
16
mempunyai efek antiseptik. iap sel mukosa rongga hidung mempunyai silia yang jumlahnya dapat mencapai #? sampai 00 buah.)ilia bergerak sekitar #?0 gerakan permenit.Pergerakan ini dipengaruhi oleh suhu, kelembaban dan paparan Cat anestetik atau gas. 8erakan silia akan mendorong selimut lendir diatasnya ke belakang dengan kecepatan ?"0 mm permenit. &,@ 3ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga atas septum.3ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu tidak bersilia 6pseudostratified collumner non ciliated epithelium7.2pitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal, dan sel reseptor penghidu. (aerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukoasanya lebih tebal dan kadang" kadang terjadi metaplasia, menjadi sel epitel skuamosa.(alam keadaan normal mukosa respiratori berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir 6mucous blanket7 pada permukaanya.(i bawah epitel terdapat tunika propria yang banyak mengandung pebuluh darah, kelenjar mukosa, dan jaringan limfoid. -ongga hidung seluruhnya dilapisi oleh mukosa, kecuali nares dan !estibulum nasi dilapisi oleh kulit tempat tumbuh rambut yang disebut !ibrissea.
8ambar &+ -ongga 5idung
0
:askuarisasi Hidung :agian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid anterior dan posterior
yang merupakan cabang dari a.oftalmika dari a.karotis interna. :agian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.maksilaris interna, di antaranya ialah ujung palatina mayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari foramen 17
sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media./ :agian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang"cabang a.fasialis. Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang"cabang a.sfenopalatina. a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatine mayor yang disebut pleksus iesselbach 6Littles area7. Pleksus iesselbach letaknya superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis 6pendarahan hidung7, terutama pada anak. ;ena"!ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. ;ena di !estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke !.oftalmika yang berhubungan dengan sinus ka!ernosus. ;ena"!ena hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan factor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intracranial. ,/
8ambar 4+;askularisasi hidung Persara-an Hidung :agian depan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus 6*.;" 7. -ongga hidung lainnya,sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatina. 8anglion sfenopalatina, selain memberikan persarafan sensoris, juga memberikan persarafan !asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. ,/ 8anglion ini menerima serabut"serabut sensoris dari n.maksila 6*.;"#7, serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan serabut" serabut simpatis dari n.petrousus profundus. 8anglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. / Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius. *.$lfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel"sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. / /5; !ungsi Hidung
Fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah + 18
7 Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara 6air conditioning7, penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal #7 Fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reser!oir udara untuk menampung stimulus penghidu &7 Fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan mencega hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang 47 Fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas ?7 -efleks nasal /5;58
!ungsi Res%irasi
dara inspirasi masuk ke hidung menuju sistem respirasi melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah kea rah nasofaring.liran udara di hidung ini berbentuk lengkungan atau arkus. dara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh palut lendir. Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, sehingga terjadi sedikit penguapan udara nspirasi oleh palut lendir, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya. )uhu udara yang melalui hidung diatur sehingga berkisar
[email protected] pengatur suhu ini dimungkinkan oleh banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas. Partikel debu, !irus, bateri, dan jamur yang terhirup bersama udara akan disaring di hidung oleh + a7 rambut 6!ibrissae7 pada !estibulum nasi, b7 silia, c7 palut lendir. (ebu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel"partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin.
/5;59
!ungsi Peng2idu 5idung juga bekerja sebagai indera penghidu dan pengecap dengan adanya mukosa
olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat.Fungsi hidung untuk membantu indra pengecap adalah untuk membedakan rasa manis yang berasal dari berbagai macam bahan, seperti perbedaan rasa manis strawberi, jeruk, pisang, atau coklat. uga untuk membedakan rasa asam yang berasal dari cuka dan asam jawa. /5;5/
!ungsi !onetik
19
-esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. )umbatan hidung kan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau 6rinolalia7. 5idung membantu proses pembentukan kata"kata. ata dibentuk oleh lidah,bibir, dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal 6m,n.ng7 rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara. /5;5.
Re-eks Nasa 3ukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardio!askular dan pernapasan. 'ritasi mukosa hidung akan menyebabkan reflek bersin dan napas berhenti. -angsangan bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung, dan pankreas.
/5< Pato-isioogi ulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung
letaknya menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah, sehingga kurang kuat menghadapi tekanan dari luar. Pola fraktur yang diketahui beragam tergantung pada kuatnya objek yang menghantam dan kerasnya tulang. )eperti dengan fraktur wajah yang lain, pasien muda cenderung mengalami fraktur kominuniti!a septum nasal dibandingkan dengan pasien dewasa yang kebanyakan frakturnya lebih kompleks. & (aerah terlemah dari hidung adalah kerangka kartilago dan pertemuan antara kartilago lateral bagian atas dengan tulang dan kartilago septum pada krista maksilaris. (aerah terlemah merupakan tempat yang tersering mengalami fraktur atau dislokasi pada fraktur nasal.& ekuatan yang besar dari berbagai arah akan menyebabkan tulang hidung remuk yang ditandai dengan deformitas bentuk 1 pada septum nasal. (eformitas bentuk 1 biasanya dimulai di bagian bawah dorsum nasal dan meluas ke posterior dan inferior sekitar lamina perpendikularis os ethmoid dan berakhir di lengkung anterior pada kartilago septum kira"kira cm di atas krista maksilaris. ebanyakan de!iasi akibat fraktur nasal meliputi juga fraktur pada kartilago septum nasal.&,@,#
20
8ambar ? + Penulangan hidung (iunduh dari http+99www.learn"free"medical"transcription.blogspot.com Fraktur nasal lateral merupakan yang paling sering dijumpai pada fraktur nasal. Fraktur nasal lateral akan menyebabkan penekanan pada hidung ipsilateral yang biasanya meliputi setengah tulang hidung bagian bawah, prosesus nasi maksilaris dan bagian tepi piriformis. rauma lain yang sering dihubungkan dengan fraktur nasal adalah fraktur frontalis, ethmoid dan tulang lakrimalis, fraktur nasoorbital ethmoidH fraktur dinding orbitaH fraktur lamina kribriformisH fraktur sinus frontalis dan fraktur maksila Le Fort ', '', dan '''.&,@,# /5= Kasi-ikasi
Fraktur hidung dapat dibedakan menurut + . Lokasi + tulang nasal 6os nasale7, septum nasi, ala nasi, dan tulang rawan triangularis. #. rah datangnya trauma +
-
(ari lateral + kekuatan terbatas dapat menyebabkan fraktur impresi dari salah satu tulang nasal. Pukulan lebih besar mematahkan kedua belah tulang nasal dan septum nasi dengan akibat terjadi de!iasi yang tampak dari luar.
-
(ari frontal + cederanya bisa terbatas hanya sampai bagian distal hidung atau kedua tulang nasal bisa patah dengan akibat tulang hidung jadi pesek dan melebar. :ahkan kerangka hidung luar dapat terdesak ke dalam dengan akibat cedera pada kompleks etmoid.
-
(atang dari arah kaudal + relatif jarang.&
enis fraktur nasal meliputi + . fraktur nasal sederhana, #. fraktur pada prosessus frontalis maksila, &. fraktur nasal dengan pergeseran kartilago nasi,
21
4. fraktur dengan keluarnya kartilago septum dari sulkusnya di !omer, ?. fraktur kominuti!a pada !omer, dan >. fraktur pada tulang ethmoid sehingga 1)) mengalir dari hidung. ,& /5=58
!raktur 2idung seder2ana
ika hanya terjadi fraktur tulang hidung saja dapat dilakukan reposisi fraktur dengan analgesia lokal. kan tetapi pada anak"anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif tindakan reposisi dilakukan dalam keadaan narkose umum. nalgesia lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain "#% yang dicampur dengan epinefrin + 000. ampon kapas yang berisi obat analgesia lokal ini dipasang masing"masing & buah pada setiap lubang hidung. ampon pertama diletakkan pada meatus superior tepat di bawah tulang hidung, tampon kedua diletakkan di antara konka media dan septum dan bagian distal dari tampon tersebut terletak dalam foramen sfenopalatina. ampon ketiga ditempatkan antara konka inferior dan septum nasi. etiga tampon tersebut dipertahankan selama 0 menit. adang Ikadang diperlukan penambahan penyemprotan o=ymethaColine spray beberapa kali, melalui rinoskopi anterior untuk memperoleh efek anestesi dan efek !asokonstriksi yang baik.
8ambar > +Fraktur hidung sederhana
/5=59
4
!raktur nasa kominuniti3a
Fraktur nasal dengan fragmentasi tulang hidung ditandai dengan batang hidung nampak rata 6pesek7H tulang hidung mungkin dinaikkan ke posisi yang aman tetapi beberapa fragmen tulang tetap hilang.:idai digunakan untuk memindahkan fragmen tulang ke posisi yang sebenarnya. ntuk tujuan tersebut beberapa kasa !aselin dimasukkan ke dalam lubang hidung.& 22
/5=5/
!raktur tuang 2idung ter$uka
Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. erusakan atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi pada saat tindakan.
/5=5.
!raktur tuang nasoor$itoetmoid kom%eks
ika nasal piramid rusak karena tekanan atau pukulan dengan beban berat akan menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung, lakrimal, etmoid, maksila dan frontal. ulang hidung bersambungan dengan prossesus frontalis os maksila dan prossesus nasalis os frontal. :agian dari nasal piramid yang terletak antara dua bola mata akanterdorong ke belakang. erjadilah fraktur nasoetmoid, fraktur nasomaksila dan fraktur nasoorbita.Fraktur ini dapat menimbulkan komplikasi atau sekuele di kemudian hari. omplikasi yang terjadi tersebut ialah+ . omplikasi neurologik + . -obeknya duramater #. eluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis &. Pneumoensefal 4. Laserasi otak ?. !ulsi dari ner!us olfaktorius >. 5ematoma epidural atau subdural @. ontusio otak dan nekrosis jaringan otak :. omplikasi pada mata + . elekantus traumatika #. 5ematoma pada mata &. erusakan ner!us optikus yang mungkin menyebabkan kebutaan 4. 2pifora ?. Ptosis >. erusakan bola mata 1. omplikasi pada hidung + . Perubahan bentuk hidung #. $bstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur,dislokasi, atau hematoma pada septum &. 8angguan penciuman 6hiposmia atau anosmia7 4. 2pistakis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri etmoidalis ?. erusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontal atau mukokel
Pada keadaan terjadinya trauma hidung seperti tersebut di atas, jika terdapat kehilangan kesadaran mungkin terjadi kerusakan pada susunan saraf otak sehingga 23
memerlukan bantuan seorang ahli bedah saraf otak.onsultasi kepada seorang ahli mata diperlukan untuk menge!aluasi kemungkinan terdapatnya kelainan pada mata. Pemeriksaan penunjang radiologic berupa 1 scan 6a=ial dan koronal7 diperlukan pada kasus ini. a!um nasi dan lasernasi harus dibersihkan dan diperiksa kemungkinan terjadinya fistul cairan serebro spinal.'ntegritas tendon kantus media harus die!aluasi, untuk ini diperlukan konsultasi dengan ahli mata.lasifikasi nasoorbitetmoid kompleks tipe ' mengenai satu sisi noncommunited fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. ipe '', mengenai fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. ipe ''' mengenai kerusakan fragmen sentral berat dengan robeknya tendo kantus media. )eorang ahli bedah maksilofasial harus mengenal organ yang rusak pada daerah tersebut untuk melakukan tindakan rekonstruksi dengan cara menyambung tulang yang patah sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Fraktur nasoorbitetmoid kompleks ini seringkali tidak dapat diperbaiki dengan cara sederhana menggunakan tampon hidung atau fiksasi dari luar. pabila terjadi kerusakan duktus naso"lakrimalis akan menyebabkan air mata selalu keluar. indakan ini memerlukan penanganan yang lebih hati"hati dan teliti.-ekonstruksi dilakukan dengan menggunakan kawat 6stainless steel7 atau plate J screw. Pada fraktur tersebut di atas, memerlukan tindakan rekonstruksi kantus media.
/5> 1e+aa Kinis
anda yang mendukung terjadinya fraktur tulang hidung dapat berupa + ? a7 (epresi atau pergeseran tulang I tulang hidung. b7 erasa lembut saat menyentuh hidung. c7 danya pembengkakan pada hidung atau muka. d7 3emar pada hidung atau di bawah kelopak mata 6black eye7. e7 (eformitas hidung. f7 eluarnya darah dari lubang hidung 6epistaksis7. g7 )aat menyentuh hidung terasa krepitasi.
24
h7 -asa nyeri dan kesulitan bernapas dari lubang hidung. anda"tanda berikut merupakan saat dimana sebaiknya meminta pertolongan dokter meliputi+
- *yeri dan pembengkakan tidak menghilang &=#4 jam - 5idung terlihat miring atau melengkung - )ulit bernapas melalui hidung meskipun reaksi peradangan telah mereda - erjadi demam - Perdarahan hidung berulang ?,?
anda"tanda berikut dimana sebaiknya meminta pertolongan ke unit gawat darurat +
-
Perdarahan yang berlangsung lebih dari beberapa menit pada satu atau kedua lubang
-
hidung eluar cairan berwarna bening dari lubang hidung 1edera lain pada tubuh dan muka ehilangan kesadaran )akit kepala yang hebat 3untah yang berulang Penurunan indra penglihatan *yeri pada leher -asa kebas, baal,atau lemah pada lengan. ?
/5? Diagnosis
(iagnosis fraktur tulang hidung dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan pemeriksaan hidung bagian dalam dilakukan dengan rinoskopi anterior, biasanya ditandai dengan pembengkakan mukosa hidung terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada robekan pada mukosa septum, hematoma septum, dislokasi atau de!iasi pada septum. Pemeriksaan penunjang berupa foto os nasal, foto sinusparanasal posisi Kater dan bila perlu dapat dilakukan pemindaian dengan 1 scan. 1 scan berguna untuk melihat fraktur hidung dan kemungkinan terdapatnya fraktur penyerta lainnya. Pasien harus selalu diperiksa terhadap adanya hematoma septum akibat fraktur, bilamana tidak terdeteksi. (an tidak dirawat dapat berlanjut menjadi abses, dimana terjadi resorpsi kartilago septum dan deformitas hidung pelana 6 saddle nose 7 yang berat.& 25
a.
namnesis -entang waktu antara trauma dan konsultasi dengan dokter sangatlah penting
untuk penatalaksanaan pasien.)angatlah penting untuk menentukan waktu trauma dan menentukan arah dan besarnya kekuatan dari benturan.)ebagai contoh, trauma dari arah frontal bisa menekan dorsum nasal, dan menyebabkan fraktur nasal. Pada kebanyakan pasien yang mengalami trauma akibat olahraga, trauma nasal yang terjadi berulang dan terus menerus, dan deformitas hidung akan menyebabkan sulit menilai antara trauma lama dan trauma baru sehingga akan mempengaruhi terapi yang diberikan. 'nformasi mengenai keluhan hidung sebelumnya dan bentuk hidung sebelumnya juga sangat berguna. eluhan utama yang sering dijumpai adalah epistaksis, deformitas hidung, obstruksi hidung dan anosmia. &,#,&
b.
Pemeriksaan fisik ebanyakan fraktur nasal adalah pelengkap trauma seperti trauma akibat
dihantam atau terdorong.)epanjang penilaian awal dokter harus menjamin bahwa jalan napas pasien aman dan !entilasi terbuka dengan sewajarnya.Fraktur nasal sering dihubungkan dengan trauma pada kepala dan leher yang bisa mempengaruhi patennya trakea.Fraktur nasal ditandai dengan laserasi pada hidung, epistaksis akibat robeknya membran mukosa. aringan lunak hidung akan nampak ekimosis dan udem yang terjadi dalam waktu singkat beberapa jam setelah trauma dan cenderung nampak di bawah tulang hidung dan kemudian menyebar ke kelopak mata atas dan bawah. &,@,& (eformitas hidung seperti de!iasi septum atau depresi dorsum nasal yang sangat khas, deformitas yang terjadi sebelum trauma sering menyebabkan kekeliruan pada trauma baru. Pemeriksaan yang teliti pada septum nasal sangatlah penting untuk menentukan antara de!iasi septum dan hematom septi, yang merupakan indikasi absolut untuk drainase bedah segera.)angatlah penting untuk memastikan diagnosa pasien dengan fraktur, terutama yang meliputi tulang ethmoid. Fraktur tulang ethmoid biasanya terjadi pada pasien dengan fraktur nasal fragmental berat dengan tulang piramid hidung telah terdorong ke belakang ke dalam labirin ethmoid, disertai remuk dan melebar, menghasilkan telekantus, sering dengan rusaknya ligamen kantus medial, apparatus lakrimalis dan lamina kribriformis, yang menyebabkan rhinorrhea cerebrospinalis. &,@,& 26
Pada pemeriksaan fisis dengan palpasi ditemukan krepitasi akibat emfisema subkutan, teraba lekukan tulang hidung dan tulang menjadi irregular.Pada pasien dengan hematom septi tampak area berwarna putih mengkilat atau ungu yang nampak berubah"ubah pada satu atau kedua sisi septum nasal. eterlambatan dalam mengidentifikasi dan penanganan akan menyebabkan deformitas bentuk pelana, yang membutuhkan penanganan bedah segera. Pemeriksaan dalam harus didukung dengan pencahayaan, anestesi, dan semprot hidung !asokonstriktor. )pekulum hidung dan lampu kepala akan memperluas lapangan pandang. Pada pemeriksaan dalam akan nampak bekuan darah dan9atau deformitas septum nasal. &,@,#,&
8ambar @+ (eformitas septum nasal> b.
Pemeriksaan radiologis
ika tidak dicurigai adanya fraktur nasal komplikasi, radiografi jarang diindikasikan.arena pada kenyataannya kurang sensitif dan spesifik, sehingga hanya diindikasikan jika ditemukan keraguan dalam mendiagnosa.-adiografi tidak mampu untuk mengidentifikasi kelainan pada kartilago dan ahli klinis sering salah dalam menginterpretasikan sutura normal sebagi fraktur yang disertai dengan pemindahan posisi.:agaimanapun, ketika ditemukan gejala klinis seperti rhinorrhea cerebrospinalis, gangguan pergerakan ekstraokular atau maloklusi.1" scan dapat diindikasikan untuk menilai fraktur wajah atau mandibular. &,#,@
8ambar /+Foto ="ray fraktur hidung
/
27
/58@ Penataaksanaan
ujuan Penangananan Fraktur 5idung + a.
3engembalikan penampilan secara memuaskan
b.
3engembalikan patensi jalan nafas hidung
c.
3enempatkan kembali septum pada garis tengah
d.
3enjaga keutuhan rongga hidung
e.
3encegah sumbatan setelah operasi, perforasi septum, retraksi kolumela, perubahan bentuk punggung hidung
f.
3encegah gangguan pertumbuhan hidung >
/58@58 Konser3ati-
Penatalaksanaan fraktur nasal berdasarkan atas gejala klinis, perubahan fungsional dan bentuk hidung, oleh karena itu pemeriksaan fisik dengan dekongestan nasal dibutuhkan. (ekongestan berguna untuk mengurangi pembengkakan mukosa. Pasien dengan perdarahan hebat, biasanya dikontrol dengan pemberian !asokonstriktor topikal. ika tidak berhasil bebat kasa tipis, kateterisasi balon, atau prosedur lain dibutuhkan tetapi ligasi pembuluh darah jarang dilakukan. :ebat kasa tipis merupakan prosedur untuk mengontrol perdarahan setelah !asokonstriktor topikal. :iasanya diletakkan dihidung selama #"? hari sampai perdarahan berhenti. Pada kasus akut, pasien harus diberi es pada hidungnya dan kepala sedikit ditinggikan untuk mengurangi pembengkakan. ntibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi, komplikasi dan kematian. nalgetik berperan simptomatis untuk mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman pada pasien. ,0 Fraktur nasal merupakan fraktur wajah yang tersering dijumpai. ika dibiarkan tanpa dikoreksi, akan menyebabkan perubahan struktur hidung dan jaringan lunak sehingga akan terjadi perubahan bentuk dan fungsi. arena itu, ketepatan waktu terapi akan menurunkan resiko kematian pasien dengan fraktur nasal. erdapat banyak silang pendapat mengenai
28
kapan seharusnya penatalaksanaan dilakukan.Penatalaksanaan terbaik seharusnya dilakukan segera setelah fraktur terjadi, sebelum terjadi pembengkakan pada hidung.)ayangnya, jarang pasien die!aluasi secara cepat. Pembengkakan pada jaringan lunak dapat mengaburkan apakah patah yang terjadi ringan atau berat dan membuat tindakan reduksi tertutup menjadi sulit dilakukan.)ebab dari itu pasien die!aluasi setelah &"4 hari berikutnya. indakan reduksi tertutup dilakukan @"0 hari setelahnya dapat dilakukan dengan anestesi lokal. ika tindakan ditunda setelah @"0 hari maka akan terjadi kalsifikasi. &,@ )etelah memastikan bahwa saluran napas dalam kondisi baik, pernapasan optimal dan keadaan pasien cenderung stabil, dokter baru melakukan penatalaksaan terhadap fraktur. Penatalaksanaan dimulai dari cedera luar pada jaringan lunak. ika terjadi luka terbuka dan kemungkinan kontaminasi dari benda asing, maka irigasi diperlukan.indakan pembersihan 6debridement7 juga dapat dilakukan. *amun pada tindakan debridement harus diperhatikan dengan bijak agar tidak terlalu banyak bagian yang dibuang karena lapisan kulit diperlukan untuk melapisi kartilago yang terbuka. @,#
/58@59 O%erati-
ntuk fraktur nasal yang tidak disertai dengan perpindahan fragmen tulang, penanganan bedah tidak dibutuhkan karena akan sembuh dengan spontan. (eformitas akibat fraktur nasal sering dijumpai dan membutuhkan reduksi dengan fiksasi adekuat untuk memperbaiki posisi hidung. 4,#
A5 Teknik reduksi tertutu%
-eduksi tertutup adalah tindakan yang dianjurkan pada fraktur hidung akut yang sederhana dan unilateral.eknik ini merupakan satu teknik pengobatan yang digunakan untuk mengurangi fraktur nasal yang baru terjadi.*amun, pada kasus tertentu tindakan reduksi terbuka di ruang operasi kadang diperlukan. Penggunaan analgesia lokal yang baik, dapat memberikan hasil yang sempurna pada tindakan reduksi fraktur tulang hidung. ika tindakan reduksi tidak sempurna maka fraktur tulang hidung tetap saja pada posisi yang tidak normal. indakan reduksi ini dikerjakan "# jam sesudah trauma, dimana pada waktu tersebut edema yang terjadi mungkin sangat sedikit. *amun demikian tindakan reduksi secara lokal masih dapat dilakukan sampai 4 hari sesudah trauma. )etelah waktu tersebut tindakan reduksi
29
mungkin sulit dikerjakan karena sudah terbentuk proses kalsifikasi pada tulang hidung sehingga perlu dilakukan tindakan rinoplasti estetomi.
Aat"aat 'ang di%akai %ada tindakan reduksi adaa2 0
. #. &. 4. ?.
2le!ator tumpul yang lurus 6:oies *asal Fracture 2le!ator7 1unam sch 1unam Kalsham )pekulum hidung pendek dan panjang 6illian7 Pinset bayonet.
8ambar E + -eduction instruments. (Left) sch forceps, (center) Kalsham forceps, and(right) :oies ele!ator. &
(eformitas hidung yang minimal akibat fraktur dapat direposisi dengan tindakan yang sederhana.-eposisi dilakukan dengan cunam Kalsham. Pada penggunaan cunam Kalsham ini, satu sisinya dimasukkan ke dalam ka!um nasi sedangkan sisi yang lain di luar hidung dia atas kulit yang diproteksi dengan selang karet. indakan manipulasi dilakukan dengan kontrol palpasi jari. ika terdapat de!iasi piramid hidung karena dislokasi karena dislokasi tulang hidung, cunam sch digunakan dengan cara memasukkan masing"masing sisi 6blade7 ke dalam kedua rongga hidung sambil menekan septum dengan kedua sisi forsep. )esudah fraktur dikembalikan pada posisi semula dilakukan pemasangan tampon di dalam rongga hidung. ampon yang dipasang dapat ditambah dengan antibiotika.
30
Perdarahan yang timbul selama tindakan akan berhenti, sesudah pemasangan tampon pada kedua rongga hidung. Fiksasi luar 6gips7 dilakukan dengan menggunakan beberapa lapis gips yang dibentuk dari huruf B dan dipertahankan hingga 0"4 hari.
Langka2angka2 %ada tindakan reduksi tertutu% 0
.
3emindahkan kedua prosesus nasofrontalis. Forceps Kalshams digunakan untuk memindahkan kedua prosesus nasalis keluar maksila dan menggunakan tenaga yang terkontrol untuk menghindari gerakan menghentak yang tiba"tiba.
#.
Perpindahan posisi tulang hidung. )eptum kemudian dipegang dengan forceps sch yang diletakkan di belakang dorsum nasi. Forceps ini diciptakan sama prinsipnya dengan forceps walshams, tetapi forcep sch mempunyai mata pisau yang dapat memegang septum yang mana bagian mata pisau tersebut terpisah dari pegangan utama bagian bawah dengan ukuran lebih besar dan lekukan berguna untuk menghindari terjadinya kompresi dan kerusakan kolumela yang hebat dan lebih luas.
&.
3anipulasi septum nasal. Forceps sch kemudian digunakan lagi untuk meluruskan septum nasal.
4.
3embentuk piramid hidung. (okter ahli bedah seharusnya mampu untuk mendorong hidung sampai mencapai posisi yang tidak seharusnya dan adanya sumbatan9kegagalan mengindikasikan kesalahan posisi dan pergerakan tidak sempurna dan harus diulang.Prosesus nasofrontalis didorong ke dalam dan tulang hidung akhirnya dapat terbentuk dengan bantuan jari"jari tangan.
?.
emungkinan pemindahan akhir septum. (okter ahli bedah harus berhati"hati dalam menilai bagian anterior hidung dan harus mengecek posisi dari septum nasal. ika memuaskan, dokter harus mereduksi terbuka fraktur septum melalui septoplasti atau reseksi mukosa yang sangat terbatas.
>.
emungkinan laserasi sutura kutaneus. ika tipe fraktur adalah tipe patah tulang riuk, maka dibutuhkan laserasi sutura pada kulit yang terbuka. Pertama"tama, luka harus dibuka. )angatlah penting untuk membuang semua benda asing yang berada pada luka 31
seperti pecahan kaca, kotoran atau batu kerikil.5idung membutuhkan suplai darah yang cukup dan oleh karena itu sedikit atau banyak debridemen sangat dibutuhkan. Penutupan pertama terlihat kebanyakan luka sekitar &> jam dan sutura nasalis menutup sekitar &"4 mm. adang luka kecil superfisial dapat menutup dengan plester adhesi!e 6steristrips7.&
8ambar 0 +-eposisi Fraktur 5idung
8ambar +eknik reduksi tertutup
#0
#0
B5 Teknik reduksi ter$uka
32
Fraktur nasal reduksi terbuka cenderung tidak memberikan keuntungan.Pada daerah dimana fraktur berada sangat beresiko mengalami infeksi sampai ke dalam tulang.3asalah pada hidung menjadi kecil karena hidung mempunyai banyak suplai aliran darah bahkan pada masa sebelum adanya antibiotik, komplikasi infeksi setelah fraktur nasal dan rhinoplasti sangat jarang terjadi.4,&
Teknik reduksi ter$uka diindikasikan untuk 0
. etika operasi telah ditunda selama lebih dari & minggu setelah trauma.
#. Fraktur nasal berat yang meluas sampai ethmoid. (isini, sangat nyata adanya fragmentasi tulang sering dengan kerusakan ligamentum kantus medial dan apparatus lakrimalis. -eposisi dan perbaikan hanya mungkin dengan reduksi terbuka, dan sayangnya hal ini harus segera dilakukan.
&. -eduksi terbuka juga dapat dilakukan pada kasus dimana teknik manipulasi reduksi tertutup telah dilakukan dan gagal. Pada teknik reduksi terbuka harusdilakukan insisi pada interkartilago. 8unting napp disisipkan di antar a insisi interkartilago dan lapisan kulit beserta jaringan subkutan yang terpisah dari permukaan luar dari kartilago lateral atas, dengan melalui kombinasi antara gerakan memperluas dan memotong. &
/588 Kom%ikasi A) Hematom se%ti
3erupakan komplikasi yang sering dan serius dari trauma nasal.)eptum hematom ditandai dengan adanya akumulasi darah pada ruang subperikondrial. -uangan ini akan menekan kartilago di bawahnya, dan mengakibatkan nekrosis septum irre!ersible. (eformitas bentuk pelana dapat berkembang dari jaringan lunak yang hilang.Prosedur yang harus dilakukan adalah drainase segera setelah ditemukan disertai dengan pemberian antibiotik setelah drainase.&,@,#
33
8ambar #+ :ilateral septal hematomas associated with a nasal fracture
Penanganan hematom septum berupa + &,&
-
insisi dan drainase hematoma,
- pemasangan drain sementara, - pemasangan balutan intranasal untuk menekan mukosa septum -
dan memperkecil kemungkinan terjadinya hematom ulang
-
dimulainya terapi antibiotik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya infeksi.
B) !raktur dinding or$ita Fraktur pada dinding orbita dan lantai orbita akibat pukulan dapat terjadi.8ejala
klinis yang muncul adalah disfungsi otot ekstraokuler.& 4) !raktur se%tum nasa )ekitar @0% fraktur nasal dihubungkan dengan fraktur septum nasal. rauma
pada hidung bagian bawah akan menyebabkan fraktur septum nasal tanpa adanya kerusakan tulang hidung. eknik yang dilakukan adalah teknik manipulasi reduksi tertutup dengan menggunakan forceps sch. &
D) !raktur amina kri$ri-ormis 3erupakan predisposisi pengeluaran cairan
cerebrospinalis,
yang
akan
menyebabkan komplikasi berupa meningitis, encephalitis dan abses otak. #,? /589 Prognosis ebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan perpindahan posisi akan sembuh
tanpa adanya kelainan kosmetik dan fungsional. (engan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan mengurangi kelainan kosmetik dan fungsional pada @0 % pasien. >,#
BAB I: Anaisa Kasus 34
Pada kasus di atas, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. (ari anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhanpasien mengeluhkan nyeri didaerah sekitar hidung, dan bawah hidung, perdarahan dirasakan keluar dari kedua lubang hidung, darah berwarna merah segar. pasien juga mengeluhkan seperti ada cairan yang mengalir ketenggorokannya. eluar darah dari telinga disangkal pasien.3untah tidak ada, mual tidak ada. (ari pemeriksaan fisik hidung didapatkan bleding 6<7 di hidung kanan dan kiri, nyeri tekan6<7. (ari pemeriksaan foto rontgen kepala didaptkan fraktur os nasal . :erdasarkan pemeriksaan diatas ditegakkan diagnosis kerja epistaksis anterior d9s et causa fraktur os nasal. Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. ntuk mencegah terjadinya infeksi diberikan antibiotik. 3enghentikan perdarahan dengan tampon anterior boorCalf. ntuk penatalaksanaan lanjutan disarankan menjalani reposisi tertutup Pada pasien ini diberikan edukasi untuk tentang penyakit yang diderita pada pasien, tentang terapi yang diberikan kepada pasien tentang manfaat, cara, dan efek samping, memberitahu pasien sebaiknya dilakukan operasi reposisi os nasal
BAB : KESI#PULAN
35
Fraktur hidung merupakan kejadian fraktur yang paling sering terjadi pada trauma yang mengakibatkan fraktur pada tulang wajah.ngka kejadiannya mencapai 40% dari seluruh kejadian.Penyebab dari fraktur tulang hidung meliputi cedera saat olahraga, akibat perkelahian, kecelakaan lalu lintas, terjatuh, mabuk, masalah kelahiran dan kadang iatrogenik. ulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung letaknya menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah,sehingga kurang kuat menghadapi tekanan dari luar. etepatan waktu dalam mendiagnosa kejadian fraktur hidung sangat berperan dalam mencapai penyembuhan yang optimal dan estetika yang baik.3aka pengenalan atas gejala klinis harus dimiliki oleh dokter untuk melakukan penatalaksanaan selanjutnya.8ejala klinis dari fraktur hidung yang sering dijumpai adalah epistakis, deformitas hidung, obstruksi hidung dan anosmia.dapun pemeriksaan fisik yang ditemukan dapat berupa de!iasi septum, depresi septum nasi, dan epistakis.ntuk memastikan diagnosa dapat ditunjang dengan pencitraan seperti foto A"ray hidung dan 1 scan hidung. Penanganan dari fraktur hidung secara konser!atif, pasien dengan pendarahan hebat, biasanya dikontrol dengan pemberian !asokonstriktor topikal.ntibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi dan komplikasi yang dapat menimbulkan kematian.nalgetik untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman pada pasien.dapun pada fraktur hidung sederhana maupun kominuti!a yang disertai dengan de!iasi septum dan deformitas harus dilakukan tindakan operatif yang terdiri dari teknik reduksi tertutup dan reduksi terbuka.omplikasi yang dapat terjadi pada fraktur hidung meliputi heatoma septum, fraktur dinding orbita, fraktur septum nasal dan fraktur lamina kribiformis.
DA!TAR PUSTAKA
36
85 2fiaty ), *urbaiti ', enny :, dkk. :uku jar 'lmu esehatan elinga, 5idung,
enggorok epala dan Leher. 2disi ke">. 1etakan ke". akarta+ F'H#
[email protected]./" ##,EE"#0#. 95 #.
dam .- et al. *asal and )eptal Fractures.(iunduh dari +
/5 http+ 99emedicine.medscape.com9article9/@/?E?. pril #045 .5 nonymus. Fraktur nasal. (i unduh dari+ http+99ilmubedah.info9definisi"anatomi"
diagnosis"penatalaksanaan"fraktur"nasal.april #04. ;5 -.)jamsuhidajat, Kim (e ong. :uku jar 'lmu :edah. Fraktur ulang 5idung. 2disi
ke"#. akarta+ Penerbit :uku edokteran 281H#00?.h.&&/. <5 3ayo
1linic
)taff.
:roken
*ose.
(iunduh
dari+
http99www.mayoclinic.com9health9broken"nose. pril #04. =5 P ;an den :roek, etc. :uku )aku 'lmu esehatan enggorok, 5idung, dan elinga.
Fraktur 5idung. 2disi ke"#. akarta+ Penerbit :uku edokteran 281H #00E.h.#. >5 Lalwani . 1urrent (iagnosis dan reatment + $tolaryngology 5ead and *eck
)urgery. 2disi ke"#. )H 3c8raw"5ill 3edicalH#
[email protected] . ?5 natomi dan Fisiologi hidung. (iunduh dari+ http+99www.infokedokteran.com. pril
#04. 8@5 natomi bagian luar. (iunduh dari+www.familymedschool.com. pril #04. 885 natomi hidung. (iunduh dari +www.netterimages.com.pril #04 895 ;askularisasi 5idung. (i unduh dari+ www.aafp.org9afp9#00?90?9p&0?.html. pril
#04 8/5 )amual
.5.
*asal
Fracture.
(iunduh
dari+
http+99emedicine.medscape.com9article9/4/#E"o!er!iew. pril #04. 8.5 1orry
..
3anagement
of
cute
*asal
Fractures.
(iunduh
dari+
www.aafp.org9afp9#0049009p&?.html. pril #04. 8;5 Fraktur 5idung )ederhana. (i unduh dari + www.healthline.com9adamimage. pril
#04. 37