EVALUASI PROGRAM STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI KECAMATAN BALARAJA TAHUN 2015
Disusun oleh: Julius Tanaca (07120110058) Clinton (07120120068)
Pembimbing: DR. Dr. Shirley Ivonne Moningkey, M.Kes Drg. Lely Aryuni Dr. Siti Zaenab Oktarina
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN PUSKESMAS BALARAJA PERIODE 30 MEI - 23 JULI 2016 TANGERANG
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................2 BAB I............................................................................4 PENDAHULUAN..............................................................4 Latar Belakang...................................................................4 Rumusan Masalah..............................................................5 Tujuan...............................................................................5 Manfaat.............................................................................5 Bagi Mahasiswa............................................................................... 5 Bagi Puskesmas.............................................................................. 6 Bagi Masyarakat.............................................................................. 6
BAB II...........................................................................7 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................7 BAB III........................................................................34 PROFIL PUSKESMAS BALARAJA.....................................34 Profil Kerja Puskesmas Balaraja........................................34 Data Geografi...................................................................35 Data Demografi................................................................36 Sumber Daya....................................................................38 Sarana Prasarana.............................................................39 Pembiayaan Kesehatan.....................................................40 Denah Puskesmas Balaraja...............................................40 Program Pelayanan Kesehatan..........................................42
BAB IV........................................................................44 Metodologi Evaluasi....................................................44 BAB V.........................................................................49 PENYAJIAN DATA..........................................................49 Hasil................................................................................49 Analisa variabel................................................................54 Masalah Sesungguhnya....................................................60 Penyebab Masalah............................................................60
BAB VI........................................................................63 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................63 FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK........66
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat yang diberikan selama proses pembuatan laporan evaluasi program yang berjudul “Evaluasi program stimulasi dini dan intervensi dini tumbuh kembang balita di kecamatan Balaraja tahun 2015" sehingga dapat disusun dan diselesaikan dengan tepat waktu dalam program kepaniteraan klinik imu kesehatan masyarakat Universitas Pelita Harapan periode 30 Mei 2016 - 23 Juli 2016. Penyusunan laporan evaluasi program ini dilakukan dalam periode kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja, dimulai dari tanggal 30 Mei sampai 23 Juli 2016. Laporan evaluasi program ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat program studi profesi dokter dan bertujuan untuk meningkatkan program puskesmas terutama dalam hal program pemberian stimulasi dini dan intervensi dini tumbuh kembang balita. Keberhasilan dalam penyusunan laporan evaluasi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang turut membantu dalam proses pembuatan laporan evaluasi program ini. Oleh karena itu, kami selaku penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada berbagai pihak atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, serta kerjasama dalam pembuatan laporan ini. Secara spesifik kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. DR. Dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes sebagai dosen pembimbing kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan evaluasi progam ini. 2. Drg. Lely Aryuni selaku kepala Puskesmas Balaraja yang telah memberikan kami kesempatan dalam melakukan observasi, melayani dan berpartisipasi dalam seluruh program-program yang ada di dalam puskesmas. 3. Dr. Siti Zaenab Oktarina sebagai pembimbing kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan bantuan dalam penyusunan laporan evaluasi program ini.
2
4. Ibu Isnawati, S.ST sebagai pemegang program Anak di Puskesmas Balaraja yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuan dalam penyusunan laporan evaluasi program ini. 5. Semua staf di Puskesmas Balaraja yang telah memberikan kontribusi selama menjalani kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat. Akhir kata, penulisan laporan evaluasi program ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan evaluasi program ini, juga selama menjalankan kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja. Semoga laproan evaluasi program ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua Balaraja, Juli 2016 Penulis
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu ini yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan lainnya yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus peningkatan kualitas hidup anak mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi sesuai dengan potensi genetiknya. Penelitian lain mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa untuk memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia terserbut jumlah sel otak yang dipunyai dua kali lebih banyak dari sel sel otak dewasa. Balita dalam masa pertumbuhan berbeda dengan dewasa dimana otak balita lebih plastis dimana harus lebih diperhatikan dan diberikan gizi yang baik. Plastisitas otak pada balita mempunyai dua sisi, sisi positif dan sisi negatif. sisi positifnya otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sedangkan sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamany, lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurangnya stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Plastisitas ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulangi, dalam periode 5 tahun ini terdapat masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period), jendela kesempatan (window of opportunity), dan msasa kritis (critical period). Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar sekitar 10 persen dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di indonesia harus mendapatkan perhatian serius yaitu hak untuk mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan
kesehatan
berkualitas
termasuk
deteksi
dan
intervensi
dini
4
penyimpangan tumbuh kembang. Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional. Indikator keberhasilan pogram SDIDTK adalah 90% balita terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010. Cakupan SDIDTK balita Puskesmas balajara tahun 2015 sebesar 77.3%. M
elalui
kegiatan
SDIDTK
kondisi
terparah
dari
penyimpangan
pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui, yaitu: a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan stimulasi, deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang di kecamatan Balaraja? 1.2 Tujuan Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab rendahnya cakupan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang di kecamatan Balaraja tahun 2015. 1.3 Manfaat Bagi Mahasiswa a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat. b. Melatih kemampuan analisa dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan.
5
c. Melatih
kemampuan
berkomunikasi
dan
berinteraksi
dengan
masyarakat. Bagi Puskesmas Mendapatkan informasi yang berguna tentang pelaksanaan program SDIDTK, faktor faktor penunjang dan penghambat keberhasilan program sehingga tujuan akhir program dapat tercapai dengan mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas dalam hal pelaksanaan SDIDTK yang belum berjalan maksimal. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan,kesadaran dan pengawasan, khususnya bagi para ibu mengenai pentingnya stimulasi dan pendeteksian tumbuh kembang anak.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yan sesuai dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran danjumlah sel serta jaringan intraselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan suatu panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil dari interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. 2.1.2 Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan
terjadi
bersamaan
dengan
pertumbuhan.
Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. 2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
7
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kakinya dan bagian tubuh lanin yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak. 4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat ,bertambah umur,bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. 5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hokum yang tetap, yaitu: a.perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudia menuju kea rah kauda/anggota tubuh (pola sefalokaudal) b.Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal). 6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebaginya. Proses tumbuh kembang aak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
8
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Kematangan merupakan proses interinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar , anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak. 2) Pola perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan. 2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Pada umumnya abak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: 1)Faktor dalam (internal) yang berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. a. Ras /etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari Ras/etnik Amerika, maka dia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. b. Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus. c. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada maa prenatal, kehidupan pertama dan masa remaja.
9
d. Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan. e. Genetik. Heredokonstitusional) bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetic yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil. f. Kelainan kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s. 2) Faktor luar (eksternal). A. Faktor prenatal a.Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester terakhir kehamilan akan memperngaruhi pertumbuhan janin. b. Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot. c. Toksin/zat kimia beberapa
obat-obatan
seperti
Aminopterin,
Thalidomid
akan
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. d. Endokrin Diabetes mellitus akan menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal. e.Radiasi Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali , spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung. f. Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toxoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat mengakibatkan
10
kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital. g. Kelainan imunologi Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah atara janin dan ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk melalui peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolysis yang seanjutnya akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. h. Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plaseta menyebabkan prtumbuhan terganggu. i. Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan , perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. B. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. C. Faktor Pascasalin a. Gizi Untuk tumbuh kembang bayi , diperlukan zat makanan yang adekuat. b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital Tuberkulosis, anemia , kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. c. Lingkungan fisis dan kimiawi Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup dan berfungisebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang ngatif terhadap pertumbuhan anak.
11
d. Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami
hambatan
di
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangannya. e. Endokrin Gangguan
hormon,
misalnya
pada
penyakit
hipotiroid
akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. f. Sosio-ekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang
jelek
dan
ketidaktahuan,
akan
menghambat
pertumbuhan anak. g. Lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangta mempengaruhi tumbuhkembang anak. h. Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. i. Obat-obatan Pemakaian
kortikosteroid
jangka
panjang
aan
menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf
yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan. 2.1.4 Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau. 1) Gerak kasar atau motoric kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerkan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. 2) Gerakan halus atau motoric halus adalah asek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
12
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. 3) Kemampuan berbicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara , berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. 4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak(makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain),
berpisah
dengan
ibu/pengasuh
anak,
bersosialisasi
dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya. 2.1.5 Periode Tumbuh Kembang Anak Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur , saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan , maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut: 1) Masa prenatal atau masa intra uterine (masa janin dalam kandungan). Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
masa zigot /mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
masa embrio , sejak umur kehamilan 2 minggu hingga 8/12 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat , terbentuk sistem organ dalam tubuh.
Masa janin / fetus , sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri atas 2 periode yaitu:
Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
13
Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai erkembangan fungsifungsi. Terjadi transfer Imunnoglobulin (IgG) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6( Arachidonic Acid) pada otak dan retina.
Periode penting pasa masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil , infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obatan, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat berpengaruh dalam menimbulkan keburukan bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan. Agar janin dalam kandungan tmbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterine , seorang ibu diharapkan : o Menjaga kesehatannya dengan baik o Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan o Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya o Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan o Memberi stimulasi dini terhadap janin o Tidak mengalami kekurangan kasih saying dari suami dan keluarganya o Menghindari stress baik fisik maupun psikis o Tidak
bekerja
berat
yang
dapat
membahayakan
kondisi
kehamilannya.
14
2) Masa bayi (infacy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode , yaitu: o Masa neonatal , umur 0 sampai 28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal ibagi menjadi 2 periode: -
Masa neonatal dini, umur 0-7 hari
-
Masa neonatal lanjut umur 8-28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah: -
Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih , disarana kesehatan yang memadai.
-
Untuk mengantisipasi reisko buruj pada bayi saat dilahirkan , jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
-
Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenngkan perasaan ibu.
-
Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
-
Berikan sesegera mungkin. Perhatikan reflex menghisap diperhatikan
oleh
karena
berhubungan
dengan
masalah
pemberian ASI. o Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung
secara
terus
menerus
terutama
meningkatnya fungsi sistem saraf.
15
Seorang bayi sangat bergantung pada orangtua dan keluarganya sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orangtua yang hidup rukun, bahagia, dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masaini, pemeliharaan akan kesehatan bayi , mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwalnya, mendaoat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antar ibu dan ayah terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak angat besar. 3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita , umur 12-59 bulan) Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motoric (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang terjadi pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak
selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan , pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf
dan cabang-cabangnya,
sehingga membentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar, berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita , perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatibitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik , akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
16
4) Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan). Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan
dengan
aktivitas
jasmani
yang
bertambah
dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan diluar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai suka ermain diluar rumah. Anak mulai berteman,
bahkan banyak
keluarga
yang
menghabiskan sebagian besar waktu anakbermain diluar rumah dengan cara membawa anak-anak ke taman bermain, taman –taman kota, atau ketempat tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya
lingkungan-lingkungan
tersebut
menciptakan
suasana
bermain yang bersahabat untuk anak. Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibuat untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah , untuk itu panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.Orang
tua
dan
keluarga
diharapkan
dapat
memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan. 2.1.6 Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur Umur 0-3 bulan o Mengangkat kepala setinggi 45 derajat o Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah o Melihat dan menatap wajah anda o Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
17
o Suka tertawa keras o Bereaksi terkejut terhadap suara keras o Membalas tersenyum ketika diajak berbicara/tersenyum o Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak Umur 3-6 bulan o Berbalik dan telungkup ke telentang o Mengangkat kepala setinggi 90 derajat o Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil o Menggenggam pensil o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya o Memegang tangannya sendiri o Berusaha memperluas pandangannya sendiri o Mengarahkan matanya pada benda benda kecil o Mengeluarkan nada gembira suara nada tinggi/ memekik o Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik saat bermain sendiri Umur 6-9 bulan o Duduk (sikap tripoid-sendiri) o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang o Memindhkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
18
o Memungut 2 benda , masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat bersamaan o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan o Bermain tepuk tangan/ciluk ba o Bergembira dengan melempar benda o Makan kue sendiri Umur 9-12 bulan o Mengangkat badannya ke posisi berdiri o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan kursi o Dapat berjalan dengan dituntun o Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan o Menggenggam erat pensil o Memasukkan benda ke mulut o Mengulang menirukan bunyi yang didengar o Menyebutkan 2-3 suku kata yang sama tanpa arti o Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan o Senang diajak bermain”CILUK BA” o Mengenal anggota keluarga , takut pada orang yang belum dikenal
19
Umur 12-18 bulan o Berdiri endiri tanpa berpegangan o Membungkuk memungur mainan kemudian berdiri kembali o Berjalan mundur 5 langkah o Memanggil ayah dengan kata “ayah”, dan memanggil ibu dengan kata”mama” o Menumpuk 2 kubus o Memasukkan kubus di kotak o Menunjukkan yang diinginkan tanpa menangis atau merengek , anak bisa mengeluarka suara yang menyenangkan atau menarik tang ibu o Memperlihatkan raa cemburu/bersaing Umur 18-24 bulan o Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik o Berjalan tanpa terhuyung huyung o Bertepuk tangan kemudian melambai-lamai o Menupuk 4 buah kardus o Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari teunjuk o Menggelindingkan bola kea rah sasaran o Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
20
o Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga o Memegang cangkir sendiri, belajar makan –minum sendiri
Umur 24-36 bulan o Jalan naik tangga sendiri o Dapat bermain dan menendang bola kecil o Mencoret-coret penil dan kertas o Bicara dengan baik menggunakan 2 kata o Dapat mnunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta o Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih o Membantu
memungut
mainannya
seniri
atau
membantu
mengangkat piring jika diminta o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah o Melepas pakaiannya sendiri Umur 36-48 bulan o Berdiri 1 kaki 2 detik o Melompat kedua kaki diangkat o Mengayuh sepeda roda tiga o Menggambar garis lurus o Menumpuk 8 buah kubus
21
o Mengenal 2-4 warna o Menyebut nama,umur,tempat o Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan o Mendengarkan cerita o Mencuci dan mengeringkan tangannya sendiri o Bermain bersama teman dan mengikuti aturan permainan o Mengenakan sepatunya sendiri o Mengenakan celana panjang, kemeja, baju Umur 48-60 bulan o Berdiri 1 kaki 6 detik o Melompat-lompat 1 kaki o Menari o Menggambar tanda silang o Menggambar lingkaran o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh o Mengancing baju atau pakaian boneka o Menyabut nama lengkap tanpa dibantu o Senang menyebut kata-kata baru o Senang bertanya tentang sesuatu o Menjawab pertanyaan dengan kata kata yang benar o Bicaranya mudah dimengarti
22
o Bisa membaandingkan/membedakan sesuatu dari bentuk dan ukurannya. o Menyebut angka, menghitung jari o Menyebut nama-nama hari o Berpakaian sendiri tanpa dibantu o Menggosok gigi tanpa dibantu o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu Umur 60-72 bulan o Berjalan lurus o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap o Menangkap bola kecil dengan 2 tangan o Menggambar segi empat o Mengerti arti lawan kata o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya o Mengenal angka, dapat menghitung 5-10 o Mengenal warna-warni o Mengungkapkan simpati o Mengikuti aturan permainan o Berpakaian sendiri tanpa dibantu
23
2.1.7 Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan 1) Gangguan Bicara dan Bahasa Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motorik, psikologis, emosi dan lingkungn sekitar anak.Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan ganguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2) Cerebral Palsy Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif , yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan / gangguan pada sel-sel motoric pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/ belu selesai pertumbuhannya. 3) Sindrom Down Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari feontipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas , yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan
keterlambatan
perkembangan
motoric
dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4) Perawakan Pendek Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminology mengenai tinggi badan yang dibawah presentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.penyebabnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau kelainan endokrin. 5) Ganguan Autism Merupakan gangguan perkembangan percasif pada anak yang gejalanya akan muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasive ini berarti meliputi seluruh aspek perkembangn sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat,
yang
mempengaruhi
anak
secara
mendalam.
Gangguan
24
perkembangan yang ditemukan pada autism mencakup bidang interaksi sosial , komunikasi, dan perilaku. 6) Retardasi Mental Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ <70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhtian yang seringkali disertai hiperaktivitas. 2.2 Program Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 2.2.1 Pengertian SDIDTK Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial). Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
25
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemapuan sosialisasi dan kemandirian. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan
juga
mempunyai
tindakan/intervensi
yang
tepat,
“waktu” terutama
dalam
membuat
ketika
harus
rencana melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak. 2.2.2 Sasaran Program (SDIDTK) 1) Sasaran langsung Semua anak umur 0-5 tahun yang ada di wilayah kerja puskesmas. 2) Sasaran tidak langsung
Tenaga kesehatan yang bekerja ini lini terdepan (dokter, bidan, perawat,
ahli
gizi,
penyuluhan
kesehatan
masyarakat,
dan
sebagainya).
Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak.
Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
2.2.3 Tujuan Program (SDIDTK) 1) Tujuan Umum Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya
26
sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini. 2) Tujuan Khusus
Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.
Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.
2.2.4 Jenis Kegiatan SDIDTK A. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan 1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK. 2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1
27
Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Tingkat pelayanan Keluarga, Masyarakat
Puskesmas
Pelaksana Orang tua
Kader kesehatan
Petugas PAUD, BKB,
Alat yang Digunakan KMS
Timbangan dacin
TPA dan Guru TK Dokter
Tabel BB/TB
Bidan
Grafik LK
Perawat
Timbangan
Ahli gizi
Alat ukur tinggi bad
Petugas lain
Pita
pengukur
kepala B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada table 2.2. Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak Tingkat pelayanan Keluarga dan Masyarakat
Pelaksana Orang tua
Alat yang dibutuhkan Buku KIA
Kader kesehatan, BKB, TPA Petugas pusat PAUD
KPSP
terlatih
TDL
Guru TK terlatih Dokter
TDD KPSP
Bidan
TDL
Perawat
TDD
Puskesmas
28
Keterangan : Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan TDL : Tes Daya Lihat TDD : Tes Daya Dengar BKB : Bina Keluarga Balita TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini TK : Taman Kanak-kanak
1) Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. 2) Tes Daya Dengar (TDD) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. 3) Tes Daya Lihat (TDL) Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar. C. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Deteksi
dini
penyimpangan
mental
emosional
adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila
penyimpangan
mental
emosional
terlambat
diketahui
maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
29
Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah. Bertujuan
untuk
mendeteksi
secara
dini
adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah
Deteksi dini autis pada anak pra sekolah. Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan
Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah oleh tenaga kesehatan dapat dilihat pada table 2.3. Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi
30
Keterangan : BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan TDL : Tes Daya Lihat KPSP :Kuesioner Pra Skrining Perkembangan LK : Lingkaran Kepala KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional TDD : Tes Daya Dengar GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas CHAT : Checlist for Autism in Toddlers 2.2.5 Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
31
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun. Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. 2.2.6 Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :
Tingkat keluarga dan masyarakat Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA
Tingkat Puskesmas dan jaringannya Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas.
Tingkat Rumah Sakit Rujukan
32
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medic, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog. 2.2.7 Evaluasi Evaluasi (penilaian) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Evaluasi merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program. Evaluasi formative adalah evaluasi yang dilaksanakan selama program sedang berjalan (sedang dilaksanakan), dengan tujuan untuk dapat memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasilhasil yang dicapai serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program. Sehingga dapat diambil tindakan tertentu dengan segera supaya tujuan dapat tercapai. Evaluasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang menghambat, mendorong, memberi peluang dan tantangan yang ada. (Strenghts, Weakness, Opportunities dan Treath – SWOT) Evaluasi kegiatan SDIDTK dilakukan akhir tahun dengan mengolah dan menganalisa laporan tahunan Puskesmas. Data yang dilihat adalah data cakupan kontak pertama SDIDTK, cakupan SDIDTK bayi 4 kali setahun, cakupan balita dan anak pra sekolah 2 kali setahun dan persentase anak yang tingkat perkembangannya sesuai (S), meragukan (M) atau dengan penyimpangan (P). Evaluasi kegiatan SDIDTK di Puskesmas dan jaringannya dilakukan dengan cara mengkaji data sekunder laporan tahunan hasil kegiatan SDIDTK, diantaranya dengan membandingkan hasil cakupan SDIDTK tahun ini dengan
tahun-tahun
sebelumnya.
Indikator
untuk
melihat
tingkat
keberhasilan kegiatan SDIDTK anak dapat dilihat pada table 2.4 dibawah ini.
33
Tabel 2.4 Indikator Keberhasilan Program SDIDTK
34
BAB III PROFIL PUSKESMAS BALARAJA
Profil Kerja Puskesmas Balaraja Puskesmas Balaraja memiliki visi “Memberikan pelayanan kesehatan profesional pada tahun 2020”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Balaraja memiliki beberapa misi, antara lain: 1. Me mberikan pelayanan tingkat pertama yang bermutu 2. Men ingkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral 3. Men ingkatkan sumberdaya untuk menunjang mutu pelayanan kesehatan.
Gambar 1. Tampak depan Puskesmas Balaraja. Untuk mencapai visi dan misi puskesmas, maka diterapkan system manajemen yang berdasar pada: 1. elayanan yang tepat dan cepat,
35
P
2.
B
3.
B
ersikap ramah dan sabar, profesional dalam menjalankan tugas, erusaha meningkatkan kompetensi SDM secara berkesinambungan, 4. eningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor, serta 5. M eningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu secara berkesinambungan. Data Geografi Puskesmas Balaraja terletak di Jalan Raya Serang KM 24 dengan luas wilayah kerja 1672 Ha dan memiliki batasan wilayah kerja sebagai berikut: Utara : Kecamatan Kronjo dan Kemeri Barat : Kecamatan Sukamulya Timur : Kecamatan Cikupa Selatan: Kecamatan Cisoka Puskesmas Balaraja memiliki cakupan wilayah kerja wilayah yang luas, dengan 1 kelurahan (Balaraja) dan 4 desa (Talagasari, Saga, Sentul, Sentul Jaya dengan jumlah KK 18.502. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balaraja pada tahun 2015 sebesar 73.632 jiwa.
36
M
Gambar 2. Peta wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2016.
Data Demografi No 1 2 3 4 5 6
Pendidikan Perguruan Tinggi SMA SMP SD/ MI Tidak tamat SD Buta huruf Jumlah
Jumlah
Persentase
13.121 10.952 14.338 3.316 1.303 563 43.593
30 25 33 8 3 1 100
Tabel 3.1. Klasifikasi penduduk menurut tingkat pendidikan tahun 2015.
No
Umur
1 2
0-4 5-9
Jumlah penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 4192 3466
4011 3441
8203 6907
37
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Jumlah
2872 2.871 3.718 4.097 4.272 3.968 3.170 1.925 1.225 847 507 343 205 164 37842
2699 2.706 3.563 4.015 4.388 3.840 2.603 1.426 1.012 769 501 354 245 217 35790
5571 5.577 7.281 8.112 8.660 7.808 5.773 3.351 2237 1616 1008 697 450 381 73632
Tabel 3.2. Klasifikasi penduduk menurut usia produktif dan jenis kelamin di wilayah ker Puskesmas Balaraja tahun 2015.
N o 1 2 3 4 5
Sarana
Jumlah
TK SD SMP SMA SLB Jumlah
28 24 10 13 1 76
Tabel 3.3. Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2015.
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
Petani
2.078
4,66
Petani penggarap
11.606
26,03
Buruh tani
712
1,60
Pedagang
6.347
14,23
Industri rakyat
1.104
2,48
Buruh industri
10.623
23,82
795
1,78
PNS
1.896
4,25
Pensiunan PNS
1.139
2,55
Pertukangan
38
ABRI
844
1,89
Purnawirawan ABRI
729
1,63
Perangkat desa
768
1,72
Pengangguran tidak
3.292
7,38
kentara Pengangguran
2.656
5,96
44.589
100
Jumlah
Tabel 3.4. Klasifikasi penduduk menurut mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas Balaraja.
Sumber Daya No
Kategori tenaga
Status PNS/CPNS
PTT/TKK
Jumlah Lain-lain
1
Dokter umum
2
Dokter gigi
3
SKM
4
Perawat
9
5
Bidan
9
6
Pekarya
7
Perawat Gigi
1
1
8
Gizi
1
1
9
Sanitasi
1
1
10
Farmasi
2
2
11
Analis
1
1
12
SMA
4
4
13
Kebersihan
3
3
14
Petugas Dapur
1
1
15
Supir
1
1
16
Satpam
5
5
17
Medical Record 29
66
1
Jumlah
26
4
4
2
3
8
12
4
4
5
14
6
23
39
Tabel 3.5. Jumlah tenaga berdasarkan jenis ketenagaan dan status kepegawaian di Puskesmas Balaraja tahun 2016.
No
Desa
Posyandu
Posbindu
Desa Siaga
Poskesdes
Pos Gizi
1 2 3 4 5
Balaraja Talagasari Saga Sentul Sentul Jaya Jumlah
8 8 17 9 5 47
5 3 7 2 2 19
1 1 1 1 1 5
0 0 0 0 1 1
2 1 2 0 0 5
Tabel 3.6. Sumber daya berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2015
Sarana Prasarana Puskesmas Balaraja memiliki kelengkapan gedung rawat jalan, gedung rawat inap, dan gedung PONED. Pada gedung rawat jalan, PKM Balaraja memiliki unit: 1. Loket Pendaftaran 2. Balai Pengobatan Dewasa 3. Balai Pengobatan Gigi 4. Klinik Ibu Anak (KIA)/ Keluarga Berencana (KB) 5. Balai Pengobatan Anak 6. Balai PengobatanTB Paru 7. Laboratorium 8. Kasir 9. Apotik 10. Klinik Lansia Remaja Pada gedung rawat inap, PKM Balaraja memiliki unit: 1. 4 unit kamar rawat inap 2. 1 unit kamar bersalin 3. 1 unit kamar administrasi 4. 1 kamar jaga 5. Unit gizi 6. Dapur 7. 20 tempat tidur rawat inap
40
8. Klinik Cherriya untuk IMS dan VCT Pada gedung PONED, PKM Balaraja memiliki unit: 1. 1 Kamar Jaga Dokter dan Perawat 2. 1 Kamar mandi 3. 1 Ruang Cuci Alat 4. 1 Ruang Perawatan Kebidanan 5. 1 Ruang Tindakan Obstetri 6. 1 Area Tindakan Neonatus
Pembiayaan Kesehatan Kegiatan di Puskesmas Balaraja didukung dan dibiayai oleh APBD Kabupaten Tangerang, APBD Provinsi Banten, dan APBN Indonesia. Denah Puskesmas Balaraja
Gambar 3. Denah lantai 1 gedung rawat jalan Puskesmas Balaraja.
41
ruang laktasi
Gambar 4. Denah lantai 2 gedung rawat jalan Puskesmas Balaraja.
Gambar 5. Denah lantai 1 gedung perawatan Puskesmas Balaraja.
42
Gambar 6. Denah lantai 2 gedung perawatan Puskesmas Balaraja.
Gambar 7. Denah PONED Puskesmas Balaraja.
1.
Program Pelayanan Kesehatan Enam Program Kesehatan Pokok a.
Promosi Kesehatan P
HBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) P osyandu S aka Bakti Husada (SBH) D ana Sehat b.
Program Perbaikan
Gizi K /S
43
D /S N /S Keterangan: S : Jumlah balita yang ada di wilayah posyandu K : Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS bulan ini D : Jumlah balita yang ditimbang bulan ini N : Jumlah balita yang naik berat badannya atau berat abdan dalam pita warna yang sama atau berat badan aak pindah ke pita warna yang lebih tua dalam KMS 85 V itamin A D istribusi zat besi (Fe) B ulan Penimbangan Balita (BPB) P emberian Makanan Tambahan (PMT) K egiatan Klinik Gizi c.
Program Kesehatan
Lingkungan
44
d.
Program Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular I SPA dan diare K usta T B Paru D BD (Demam Berdarah Dengue) F ilariasis dan Malaria S urveilans Epidemiologi P rogram Imunisasi e.
Program Kesehatan
Ibu dan Anak dan KB K IA f.
Program Pengobatan B
alai Pengobatan (rawat jalan)
45
R awat Inap 2. Tiga Program Pengembangan Wajib a Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) b Peogram Kesehatan Lanjut Usia c Program
Penanggulangan
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Additif lainnya)
46
BAB IV Metodologi Evaluasi
4.1 Metodologi Evaluasi Metodologi evaluasi merupakan unsur terakhir yang terdapat dalam suatu perencanaan yang dipergunakan dalam menilai keberhasilan atau kegagalan suatu program. Yang terpentingdalam suatu perencanaan adalah hal-hal yang menyangkut proses perencanaan. Proses perencanaan itu sendiri adalah langkahlangkah yang dilakukan dalam penyusunan suatu rencana. Langkah yang digunakan adalah mengikuti prinsip pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach). Secara umum , langkah ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu menetapkan prioritas masalah (problem priority) dan penentuan prioritas jalan keluar. Penetapan prioritas masalah dibagi menjadi beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
Melakukan pengumpulan data
Melakukan pengolahan data
Melakukan penyajian data
Menetapkan prioritas masalah
Setelah prioritas masalah berhasil ditetapkan , maka langkah selanjutnya yang ditempuh adalah menetapkan prioritas jalan keluar. 4.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder. Data sekunder didapat dan dikumpulkan untuk mempelajari dokumentasi hasil pelaksanaan program SDIDTK di puskesmas Balaraja pada periode waktu Januari 2015 – Desember 2015. Selain data SDIDTK didapat juga dokumentasi data profil Puskesmas Balaraja tahun 2015.
47
4.3 Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan data merupakan upaya untuk menyusun suatu data yang sudah dikumpulkan sedemikian rupa. Data yang dikumpulkan untuk dievaluasi adalah data sekunder. Data sekunder tersebut diolah dengan metode pendekatan sistem dan dimasukkan ke dalam unsur-unsur sistem, kemudian dibuat variable yang dibandingkan dengan tolak ukur dan hasil yang ada. Tolak ukur tersebut terdiri dari unsur masukan/input, proses, keluaran/output, lingkungan, dan umpan balik yang didapat dari program SDIDTK Puskesmas Balaraja dari awal tahun 2015.
Masukan/Input Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masuan untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.
Proses Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksut proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
Keluaran/Output Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan berkualitas, efektif, dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien cepat sembuh dan sehat optimal.
Lingkungan Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelaynan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi sosial yang ada di masyarakat seperti institusi di luar pelayanan masyarakat.
48
Umpan balik Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
Dampak Dampak merupakan akibat yang dihasilkan sebuha hasil baru sistem, yang terjadi relatif lama waktunya,. Setelah hasil dcapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
Cara penyajian data yang lazim digunakan untuk memudahkan memahami laporan ini maka bentuk penyajian data secara: Tekstular
: penyajian data dalam bentuk uraian kata-kata
Tabular
: penyajian data dalam bentuk tabel-tabel
Grafikal
: penyajian data dalam bentuk grafik-grafik
Dalam proses pengolahan data , dilakukan perbandingan antara tolak ukur dengan hasil yang dimiliki, apakah ditemukan kesenjangan. Dari sinilah dapat dilakukan identifikasi masalah, jika terdapat kesenjangan antara hasil dan tolak ukur pada keluaran / output , maka hal ini akan menjadi masalah sesungguhnya. Sedangkan kesenjangan pada unsur-unsur lain selain keluaran/output , akan menjadi penyebab
masalah
tersebut,
untuk
dapat
dipikirkan
jalan
keluarnya/penyelesaiannya. 4.4 Menetapkan Prioritas Masalah Setelah proses identifikasi masalah, bisa terdapat lebih dari satu permasalahan. Oleh karena waktu dan efektifitas, perlu untuk dilakukan prioritas masalah untuk memilih permasalahan mana yang akan ditindaklanjuti dahulu. Metode prioritas masalah yang digunakan adalah dengan cara Bryant yang menggunakan teknik
49
skor, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap masing-masing masalah dengan beberapa parameter, diberikan skor mulai dari 1 (terkecil, teringan, atau terendah) hingga 5 (terbesar, terberat, atau tertinggi), agar secara obyektif dan komprehensif dapat menentukan prioritas masalah dimulai dari akumulasi skor (CC + P + S + M) yang tertinggi. Parameter yang digunakan yaitu:
Community concern (CC) : sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut penting. Biasanya berdasarkan angka kejadian.
Prevalence (P) : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah tersebut.
Seriousness (S) : Sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, sehubungan dengan mortalitas dan angka rawat.
Manageability (M) : Sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya, sehubungan dengan tersedianya sumber daya, teknologi, dana, dan sebagainya.
4.5 Mencari Penyebab Masalah Penyebab masalah adalah kesenjangan yang berada diluar output. Untuk menetapkan Penyebab masalah, diperlukan penggambaran kerangka prioritas masalah sehingga diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan dapat diidentifikasi dengan terperinci.
50
Gambar 8. Kerangka Penyebab Masalah
4.6 Penentuan Alternatif Jalan keluar Alternatif jalan keluar dapat dirumuskan dan dianalisa dari masalah penyebab, yaitu kesenjangan atau masalah yang terdapat diluar output, antara lain dari variable masukan/input, proses, umpan balik, maupun lingkungan. Dengan menganalisa
dan
menentukan
alternative
jalan
keluar
masing-masing
permasalahan yang dikaji diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
51
BAB V PENYAJIAN DATA
5.1 Hasil Dari pengumpulan data secara sekunder oleh penulis, diperoleh data proyeksi jumlah sasaran anak di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2015 adalah 8203 dengan target yang mengikuti program SDIDTK sebesar 90% dari sasaran atau total 7382 balita tetapi Puskesmas Balaraja tahun 2015 hanya mencakup 77,3% dari estimasi anak atau sebesar 6337 anak No
Nama
Sasa
Desa
ran
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Januari 2015)
Bayi (0-59 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 340 140 129 104
Jml:
Jaya Puskesmas
860
No
Nama
Sasa
Desa
ran
Lk
Pr
1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 340 140 129 104
Jml:
Jaya Puskesmas
860
No
Nama
Sasa
Desa
ran Bayi
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
57 128 45 45 35
48 124 46 45 36
105 252 91 90 71
8.3 8.2 7.6 8.0 7.7
57 128 45 45 35
48 124 46 45 36
105 252 91 90 71
8.3 8.2 7.6 8.0 7.7
310
299
609
8.0
310
299
609
8.0
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Februari 2015)
Bayi (0-59
Bulan ini ∑
Lk
Pr
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
Pr.
226 129 46 43 35
206 126 48 37 35
432 255 94 82 70
34.1 8.3 7.8 7.1 7.6
283 257 91 88 70
254 250 94 82 71
537 507 185 170 141
42.4 16.5 15.4 15.0 15.2
479
452
931
12.3
789
751
540
20.3
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Maret 2015) Bulan ini
Kumulatif
52
(0-59
Lk
Pr
bln)
∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
Pr.
∑
Cakupan
Absol
(%)
1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
147 366 138 129 109
56 142 52 50 40
57 140 53 49 42
113 282 105 99 82
8.3 8.3 8.3 8.3 8.2
339 339 143 138 110
311 390 147 131 113
ut 650 789 290 269 223
47.9 23.3 22.8 22.5 22.3
Jml:
Jaya Puskesmas
899
340
341
681
8.3
1129
1092
2221
27.1
No
Nama
Sasa
Desa
ran
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan April 2015)
Bayi (0-59 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Jml:
Jaya Puskesmas
899
No
Nama
Sasa
Desa
ran
Lk
Pr
1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Jml:
Jaya Puskesmas
889
No
Nama
Sasa
Desa
ran
Absolut
(%)
Lk.
24 140 32 30 30
50 281 66 63 60
3.7 8.3 5.2 5.3 6.0
365 540 177 171 140
264
256
520
6.3
1393
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
335 530 179 161 143
700 1070 356 332 283
51.6 31.6 28.0 27.8 28.2
1348
2741
33.4
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Mei 2015) Lk
Pr
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
38 98 40 35 37
34 97 39 39 38
72 195 79 74 75
5.3 5.8 6.2 6.2 7.5
403 638 217 206 177
248
247
495
6.0
1641
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
369 627 218 200 181
772 1265 435 406 358
56.9 37.4 34.2 34.0 35.7
1595
3236
39.4
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Juni 2015)
Bayi (0-59
Cakupan
26 141 34 33 30
Bayi (0-59
Bulan ini ∑
Lk
Pr
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
Pr.
Kumulatif ∑ Absolut
53
Cakupan (%)
bln) 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
147 366 138 129 109
55 141 56 52 45
53 140 58 55 51
108 281 114 107 96
8.0 8.3 9.0 9.0 9.6
458 779 273 258 222
422 767 276 255 232
880 1546 549 513 454
64.9 45.7 43.2 43.0 45.3
Jml:
Jaya Puskesmas
889
349
357
706
8.6
1990
1952
3942
48.1
No
Nama
Sasa
Desa
ran
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Juli 2015)
Bayi (0-59 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Jml:
Jaya Puskesmas
889
No
Nama
Sasa
Desa
ran
Lk
Pr
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
70 100 65 60 55
75 112 68 56 49
145 212 133 116 104
10.7 6.3 10.5 9.7 10.4
528 879 338 318 277
350
360
710
8.7
2340
Pr.
(%)
497 879 344 311 281
1025 1758 682 629 558
75.6 52.0 53.7 52.7 56.7
2312
4652
56.7
(Bulan Agustus 2015) Lk
Pr
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
Pr. 572 1019 381 350 321
1170 2039 758 703 634
86.3 60.3 59.6 58.9 63.3
2643
5304
64.7
Jml:
Jaya Puskesmas
889
No
Nama
Sasa
SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa
ran
(Bulan September 2015)
75 140 37 39 40
145 281 76 74 76
10.7 8.3 6.0 6.2 7.6
598 1020 377 353 313
321
331
652
7.9
2661
Bayi
1 2
Balaraja Saga
Lk 72 142
Pr 70 140
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
142 282
10.5 8.3
Lk. 670 1162
Cakupan (%)
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
70 141 39 35 36
Kumulatif ∑ Absolut
1 2 3 4 5
bln) 147 366
Cakupan
Absolut
bln) 147 366 138 129 109
(0-59
Kumulatif ∑
SDIDTK 0 - 59 Bulan
Bayi (0-59
Bulan ini ∑
Pr. 642 1159
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
1312 2321
96.8 69.6
54
3 4 5
Talagasari Sentul Sentul
138 129 109
26 38 36
38 39 40
64 77 76
5.9 6.5 7.6
403 391 349
419 389 361
822 780 710
64.7 65.4 70.9
Jml:
Jaya Puskesmas
889
314
327
641
7.8
2975
2970
5945
72.5
No
Nama
Sasa
Desa
ran
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Oktober 2015)
Bayi (0-59 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Jml:
Jaya Puskesmas
889
No
Nama
Sasa
Desa
ran
Lk
Pr
1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Jml:
Jaya Puskesmas
889
No
Nama
Sasa
Desa
ran
1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 147 366 138 129 109
Absolut
(%)
Lk.
9 27 11 8 7
22 55 24 21 18
1.6 1.6 1.9 1.8 1.8
683 1190 416 404 360
78
62
140
1.7
3053
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
651 1186 430 397 368
1134 2376 846 801 728
98.4 70.3 66.6 67.1 72.7
3032
6085
74.2
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan November 2015) Lk
Pr
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
Lk.
13 28 12 10 10
9 26 11 8 8
22 54 23 18 18
1.6 1.6 1.8 1.5 1.8
696 1218 428 414 370
73
62
1.6
1.6
3126
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
660 1212 441 405 376
1356 2430 869 819 746
100 71.9 68.4 68.7 74.5
3094
6220
75.8
SDIDTK 0 - 59 Bulan (Bulan Desember 2015)
Bayi (0-59
Cakupan
13 28 13 13 11
Bayi (0-59
Bulan ini ∑
Lk 3 27 10 14 7
Pr 8 27 10 7 4
Bulan ini ∑
Cakupan
Absolut
(%)
11 54 20 21 11
0.8 1.6 1.6 1.8 1.1
Lk. 699 1245 438 428 377
Pr. 668 1239 451 412 380
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
1367 2484 889 840 757
100.8 73.5 69.9 70.4 75.5
Jaya
55
Jml:
Puskesmas
889
61
56
No
Nama
Sasaran Bayi
Desa
(0-11 bln)
117
1.4
3187
3150
Lk.
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
252 628 236 222 186
114 312 115 131 89
93 282 98 102 70
Absolut 207 594 213 233 159
(%) 82.1 94.6 90.3 105.0 85.5
Jml:
Jaya Puskesmas
1524
761
645
1406
92.3
No
Nama
Sasa
Jumlah Balita 0 - 59 Bulan
Desa
ran
Mempunyai Buku KIA
Bayi (0-59 1 2 3 4 5
Balaraja Saga Talagasari Sentul Sentul
bln) 1356 3381 1271 1193 1002
Jml:
Jaya Puskesmas
8203
542 1351 517 484 385 3279
77.3
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
1 2 3 4 5
Lk.
6337
Pr.
Kumulatif ∑
Cakupan
Absolut
(%)
529 1322 507 425 386
1071 2673 1024 909 771
79.0 79.1 80.6 76.2 76.9
3169
6448
78.6
5.2 Analisa variabel
No
Variabel
Penyajian data/
Tolak ukur
Kesenjangan/
cakupan MASUKAN / INPUT
A
Tenaga Penanggung jawab
1 bidan penanggung jawab
program kesehatan
program kesehatan anak
anak Tenaga kesehatan di
Terdapat 1 bidan penanggung jawab
Tidak ad
untuk program 1 orang dokter dan bidan
kesehatan anak 1 dokter umum, 3
56
poli kesehatan anak Tenaga terlatih
orang bidan Tenaga terlatih SDIDTK
SDIDTK
Tidak ad
Terdapat tenaga terlatih 1 bidan
Tidak ad
penanggung jawab Tenaga pelaksana
1 orang dokter, bidan,
SDIDTK
perawat dan tenaga pelaksana gizi
program anak Terdapat 1 orang dokter, bidan, dan
Tidak ad
tenaga pelaksana gizi
B
Dana Dana yang Dana operasional
C
Terdapat anggaran dana
didapatkan dari
dari APBD
APBD
Tidak ad
Sarana Dalam Gedung Dalam bidang pelayanan anak Poli Kesehatan Anak Terdapat perlengkapan untuk mendukung kerja di poli kesehatan anak seperti AC, dispenser, lemari kaca,
Terdapat
mikrotoise, meja, kursi,
perlengkapan dan
timbangan bayi, meja
sarana KIE yang
komputer, meja bayi,
memadai dan
stetoskop, termometer,
lengkap
Tidak ad
sound timer, lemari kaca, pengukur panjang badan bayi, alat stimulasi, senter, buku warna, pita pengukur lingkar kepala, kuosioner pra skrining perkembangan, tes daya lihat, tes daya dengar
57
Sarana KIE (brosur, flyer, poster, lembar balik Luar Gedung Terdapat perlengkapan yang memadai di posyandu
Posyandu
di tiap-tiap desa meliputi :
kurang lengkapnya
tabel BB/TB, grafik lingkar
peralatan untuk
kepala, timbangan, alat
SDIDTK
ada
ukur tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala, kuosioner pra skrining perkembangan, tes daya lihat, tes daya dengar
D
Metode Buku Pedoman
Terdapat buku Pedoman
Tersedia beberapa
Pelaksanaan Stimulasi
Pelaksanaan Stimulasi
buku pedoman
Deteksi dan Intervensi
Deteksi dan Intervensi Dini
pelaksanaan
Dini Tumbuh
Tumbuh Kembang Anak di
SDIDTK di
Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan
tingkat pelayanan
Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar
kesehatan dasar.
Tidak ad
Kesehatan Dasar
PROSES/ PROCESS A
Perencanaan Dilakukan On Job
Dilakukan on job training
Telah
Training bagi staff
2x dalam setahun bagi staff
direncanakan OJT
puskesmas Balaraja
bagi staff
Diadakan sosialisasi
Sosialisasi mengenai
Puskesmas Telah
mengenai SDIDTK di
SDIDTK di Kecamatan
direncanakan
Kecamatan dan Desa
dan desa-desa di wilayah
sosialisasi
kerja Puskesmas Balaraja
mengenai
Puskesmas
tidak ad
Tidak ad
SDIDTK di Kecamatan dan
58
desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Dilakukan sosialisasi
Dilakukan sosialisasi
Balaraja Telah dilakukan
mengenai SDIDTK di
mengenai SDIDTK di
sosialisasi
kelas Ibu balita
kelas ibu balita
mengenai
Tidak ad
SDIDTK di kelas Dilakukan pencatatan dan
Ibu balita Sudah dilakukan
pelaporan SDIDTK di
pencatatan
Puskesmas Balaraja
pelaporan
Tidak ad
dan
Pencatatan dan
SDIDTK di poli
pelaporan SDIDTK
anak
puskesmas
balaraja.
B
C
Pengorganisasian Adanya struktur organisasi
Ada struktur
yang bertanggung jawab
organisasi dan
mengembangkan program
penanggung jawab
SDIDTK
SDIDTK
Dilakukan sosialisasi
Sosialisasi dan on job
Sudah
dan on job training
training bagi staff
dilaksanakan OJT
bagi staff puskesmas
puskesmas Balaraja 2x
SDIDTK 2x
Balaraja Dilakukan sosialisasi
setahun Sosialisasi mengenai
setahun sudah
mengenai SDIDTK di
SDIDTK di Kecamatan
dilaksanakan
Kecamatan dan Desa
dan desa-desa di wilayah
sosialisasi
kerja Puskesmas Balaraja
mengenai
Tidak ad
Pelaksanaan
tidak ad
Tidak ad
SDIDTK di kecamatan dan desa-desa
59
D
Dilakukan sosialisasi
Dilakukan sosialisasi
sudah
Tidak ad
mengenai SDIDTK di
mengenai SDIDTK di
dilaksanakan
kelas ibu balita di
kelas ibu balita
desa-desa Pencatatan dan
Dilakukan pencatatan dan
Sudah dilakukan
pelaporan SDIDTK
pelaporan SDIDTK di
pencatatan dan
Puskesmas Balaraja
pelaporan.
Supervisi dari dinas
Sudah ada kegiatan
kesehatan Kabupaten
supervise oleh dinas
Tangerang ke puskesmas
kesehatan Kabupaten
Tidak ad
Pengawasan
Supervisi DinKes
Tangerang
Tidak
ke
puskesmas Balaraja
KELUARAN/ OUTPUT Persentase Pelaksanaan SDIDTK
pencapaian
Cakupan pelaksanaan
memiliki target sebesar
pelaksanaan
SDIDTK Balita
90% dari 8.203 balita
SDIDTK tahun
periode Januari -
(7.382 balita)
2015 sebesar
Desember 2015
Ada
77,3% (6.337 balita)
LINGKUNGAN/ ENVIRONMENT A
Lingkungan Fisik Lokasi Puskesmas Lokasi Puskesmas
Transportasi
Mudah Dijangkau
Balaraja
terletak
Tidak ada
strategis sehingga mudah dijangkau - Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan angkutan umum.
60
- Jalur jalan raya Tersedia sarana transportasi
yang rata dan tidak
umum yang memadai
sukar dilalui oleh prasarana
Tidak ad
transportasi darat - Di puskesmas terdapat 2 ambulans yang siap pakai
B
Lingkungan non-fisik
Masyarakat
Ekonomi
Status ekonomi masyarakat
Balaraja sebagian
tidak menjadi faktor
besar
penghambat keberhasilan
berpenghasilan
program. Penghasilan
rendah
tinggi >2.500.000,
penghasilan menengah
an
Ada
1.500.000-2.500.000, penghasilan rendah <1.500.000 Stigma masyarakat
Ada
yang memandang
Sosial-budaya
Pola pikir masyarakat
bahwa anak yang
mengenai suatu masalah
memiliki kelainan
tidak menjadi faktor
merupakan
penghambat keberhasilan
kutukan sehingga
program
membuat malu keluarga
Pengetahuan Tingkat kesadaran Tingkat pengetahuan tidak
masyarakat
61
menjadi faktor penghambat
mengenai tumbuh
keberhasilan program.
kembang anaknya
Ada
masih rendah, sebagian besar mengetahui secara tidak sengaja saat membawa anaknya berobat
UMPAN BALIK/ FEEDBACK Pelaporan hasil
Ada
Ada
Tidak ad
program dari puskesmas ke dinas kesehatan Kabupaten Tangerang
5.3 Masalah Sesungguhnya Dari data yang didapat terlihat adanya kesenjangan pada unsur output yakni tidak tercapainya target cakupan dalam program stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang balita di Puskesmas Balaraja pada periode Januari 2015 sampai Desember 2015. Dari data yang didapatkan, bahwa jumlah balita yang tercakup di puskesmas Balaraja pada periode Januari 2015 hingga Desember 2015 sebanyak 8203 balita. Pedoman SDIDTK menyatakan bahwa target cakupan program SDIDTK harus mencapai 90% atau sejumlah 7382 balita pada wilayah balaraja tahun 2015. Sedangkan dari program SDIDTK yang telah dilaksanakan, didapatkan angka sejumlah 6337 balita yang terjaring atau sebesar 77.3% dari total balita yang ada pada wilayah Balahaja tahun 2015. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan sebesar 12.9%, oleh sebab itu perlu dicari tahu penyebab masalahnya dan jalan keluarnya.
62
5.4 Penyebab Masalah Untuk menganalisa penyebab dari masalah yang terdapat pada program SDIDTK balita Puskesmas Balaraja periode Januari 2015 hingga Desember 2015 dapat dikaji dengan variabel berupa input proses dan output Komponen Input a. Pada pelayanan di posyandu,permasalahannya yaitu tidak lengkapnya alat pemeriksaan SDIDTK. Untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK diperlukan alat alat ukur dan stimulasi, tetapi pada beberapa posyandu belum terdapat alat alat yang lengkap untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK. Lingkungan a. Lingkungan non fisik
Ekonomi
Status ekonomi pasien Balaraja yang rendah menjadi salah satu faktor yang menghambat dikarenakan terbentuk pola pikir mengenai biaya kesehatan merupakan hal yang mahal. Berdasarkan hasil kuosioner didapatkan penghasilan rata-rata < 1.500.000/bulan.
Sosial Budaya
Stigma masyarakat yang memandang bahwa kelainan pertumbuhan merupakan kutukan atau karma sehingga masih membuat masyarakat malu membawa pasien ke petugas kesehatan.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor permasalahan karena dari hasil kuosioner didapatkan tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah mengenai tumbuh kembang anaknya. Sebagian besar orangtua mengetahui kelainan pada tumbuh kembang anaknya secara tidak disengaja yaitu saat berobat ke tenaga kesehatan. 5.5 Alternatif Jalan Keluar Penyebab Masalah Pada
pelayanan
di
Alternatif Jalan Keluar Input posyandu, Mengajukan
ke
DINKES
untuk
63
permasalahannya
yaitu
tidak menyediakan sarana dan prasarana
lengkapnya alat pemeriksaan SDIDTK. yang
lengkap
untuk
melakukan
kegiatan SDIDTK terutama di luar gedung seperti posyandu.
Lingkungan Masyarakat memiliki tingkat ekonomi Mensosialisasikan kepada masyarakat rendah.
mengenai adanya program BPJS yang dapat membantu pembiayaan, sehingga tidak perlu khawatir.
Adanya
stigma
pada
masyarakat menyampaikan informasi dan sharing
mengenai kelainan pada anak yang mengenai gangguan tumbuh kembang dianggap menjadi suatu kutukan
anak,
faktor-faktor
penanganan Tingkat
pengetahuan
mengakibatkan
yang
tingkat
penyebab
gangguan
serta
tumbuh
kembang anak. rendah Masyarakat berpartisipasi secara aktif
kesadaran pada setiap kegiatan yang diadakan
masyarakat akan tumbuh kembang Puskesmas Balaraja seperti Posyandu, anaknya juga rendah
Kelas ibu balita
64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang, masih belum mencapai target dimana target ditentukan sebesar 90%, namun jumlah yang terlaksana sebesar 77,3%. Terdapat kesenjangan dari program SDIDTK yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab masalah, diantara lainnya: 1. Keterbatasan alat pemeriksaan SDIDTK terutama untuk kegiatan di Luar Gedung. (posyandu) 2. Ekonomi yang rendah mempengaruhi pola pikir orangtua mengenai biaya kesehatan yang mahal. 3. Sosial-budaya
mempengaruhi
Stigma
masyarakat
mengenai
kelainan pada anak. 4. Pengetahuan masyarakat yang rendah menyebabkan kesadaran suatu masyarakat mengenai tumbuh kembang anaknya juga rendah. Secara garis besar program SDIDTK sudah berjalan cukup baik dan hampir mencapai target. 6.2 Saran Dari hasil dan kesimpulan diatas, kesenjangan perlu diatasi untuk mencapai target di progam SDIDTK, oleh karena itu terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan : Untuk Dinas Kesehatan Diperlukan pelatihan atau seminar kepada dokter dan perawat di puskesmas balaraja yang melayani SDIDTK, sehingga program dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan baik oleh tenaga kesehatan yang mengikuti seminar yang akan meningkatkan presentase keberhasilan cakupan SDIDTK di tahun 2016. Untuk Puskesmas
65
Puskesmas mengajukan pada Dinas Kesehatan untuk menyediakan sarana dan prasarana SDIDTK agar berjalan secara maksimal dan terfokus.
Untuk Masyarakat Masyarakat disarankan untuk mengikuti program Jaminan Kesehatan
Nasional Masyarakat
berpartisipasi
aktif
dalam
setiap
kegiatan
yang
diselenggarakan puskesmas terutama mengenai tumbuh kembang anak, memperbaiki pola pikir mengenai stigma di masyarakat.
66
DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI., 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Tumbuh Kembang di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2. Fikriyanti, M., 2013. Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age). Yogyakarta : Laras Media Prima 3. Hermawan, L., 2011. Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). 4. Maritalia, D .,2009. Analisis Pelaksanaan Program Simulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita Dan Anak Prasekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009. 5. Maryanti, D, S, Budiartini, Tri. 2011. Buku Ajar Neonates, Bayi & Balita. 6. Susanti, M, E., 2011. Analisis Perbedaan Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah oleh Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Bengkulu Selatan.Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO. 7. Badan Pusat Statistik.,2015. Statistik Daerah Kecamatan Balaraja. BPS, Kecamatan Balaraja.
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK I. IDENTITAS ANAK 1. Nama 2. Nama Ayah 3. Alamat :
: :
Laki-laki/Perempuan Nama Ibu :
67
4. 5. 6.
Tanggal Pemeriksaan Tanggal Lahir Umur Anak :
: : Bulan
/ /
/2016 /20
II. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama :................................................................................................ 2. Apakah Anak punya masalah tumbuh kembang ............................................................................................................................ III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL/JIKA ADA KELUHAN 1. BB : Kg/TB : Cm. BB/TB : a. Gizi Baik b. Gizi Kurang c. Gizi Buruk d. Gizi Lebih e. Rujuk : ya/tidak 2. LKA : Cm. LKA/U : : a. Normal : b. Mikrosefal : c. Makrosefal : d. Rujuk : ya/tidak 3.
4. 5. 6.
Perkembangan Anak : a. Sesuai b. Meragukan : b1. G.Kasar, b2. G.Halus, b3. B.Bahasa, b4. Sos.Kemandirian, b5,Rujuk : ya / tidak c. Penyimpangan : c1. G.Kasar, c2. G.Halus, c3. B.Bahasa, c4. Sos. Kemadirian,c5. Rujuk : ya / tidak Daya Lihat : a. Normal, b. Curiga ada gangguan, C. Rujuk : ya / tidak Daya Dengar : a. Normal, b. Curiga ada gangguan, c. Rujuk : ya / tidak Mental Emosional : a. Normal, b. Criga ada gangguan, c. Rujuk : ya / tidak
IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI/JIKA ADA KELUHAN 1. Autis : a. Resiko Tinggi, b. Resiko Rendah, c. Gangguan Lain, d. Batas Normal, e. Rujuk : ya / tidak 2. GPPH : a. Kemungkinan GPPH, b. Bukan GPPH, c. Rujuk ; ya / tidak V. Kesimpulan ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ................................................................................................................................. VI. TINDAKAN INTERVENSI 1. Konseling stimulan bagi ibu : a. Diberikan, b. Tidak diberikan 2. Intervensi stimulasi perkembangan : a. G.Kasar, c. Halus, c. B.Bahasa, d. Sos kemandirian, e. Tgl Evaluasi Intervensi 3. Tindakan Pengobatan Lain : ............................................................................ 4. Dirujuk ke.............................: a. Ada surat rujukan, b. Tidak ada surat rujukan
Foto Pelayanan Evaluasi Program di Posyandu kecamatan Balaraja
68
69