BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai jenis limbah buangan yang tidak memenuhi standar baku mutu merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan yang utama untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan berkelanjutan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini kini dan generasi generasi masa depan. Salah satu satu komponen penting agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan dasar dasar kebijaksanaan dan berwawasan lingkungan adalah dengan diberlakukannya peraturan perundang-undangan lingkungan hidup sebagai landasan dalam pelaksanaan operasional di lapangan. Dengan diberlakukannya peraturan perundang-undangan tersebut akan dapat memberikan petunjuk operasional dan dapat menghindari terjadinya konflik kepentingan yang berseberangan. Rumah sakit merupakan salah satu penghasil limbah terbesar dan limbah ini memiliki permasalahan yang kompleks, yaitu sangat sensitive dengan peraturan pemerintah dikarenakan bahan yang digunakan dan limbah yang dikeluarkan rumah sakit tergolong limbah b3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) maupun non-B3. Sesuai dengan Peratutan Pemerintah Nomor 74/2001, limbah B3 perlu dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga pengelolaan lingkungan hidup di rumah sakit perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Program pengelolaan limbah B3 Rumah Sakit Umum Puri Raharja merupakan serangkaian kegiatan pengelolaan berbagai limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit Umum Puri Raharja yang berkarakteristik patologis, kimia, infeksi, farmasi, dan sitotoksik serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Sehingga penyususnan program pengelolaa limbah B3 dapat meminimalkan resiko bahaya atau cidera. Evaluasi pelaksanaan program pengelolaan limbah B3 dibutuhkan untuk menilai pencapaian pelaksanaan program. Sehingga evaluasi dan penyempurnaan program harus terus dilaksankan demi tercapai tujuan dari pembuatan program pengelolaan limbah B3 di RSU Puri Raharja. 1
B. Tujuan Evaluasi
1. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan barang/bahan yang berpotensi menjadi limbah B3 di RSU Puri Raharja. 2. Melakukan evaluasi identifikasi bahan B3 yang dipergunakan di RSU Puri Raharja. 3. Melakukan evaluasi identifikasi limbah B3 yang dihasilkan di RSU Puri Raharja. 4. Melakukan
evaluasi
terhadap
memilahan,
pewadahan
dan
pengkodean,
pengangkutan, penyimpanan, pemusnahan limbah B3 yang terdapat di RSU Puri Raharja. 5. Melakukan evaluasi terhadap paparan dan tumpahan limbah B3 di RSU Puri Raharja.
C. Manfaat Evaluasi
1. Menilai pencapain pelaksanaan program sehingga langkah perbaikan dapat segera dilaksanakan. 2. Memberikan masukan kepada pimpinan mengenai pelaksanaan program yang telah dilaksanakan. 3. Menjadi bahan acuan dalam perbaikan kinerja sehingga tercapai produktifitas kerja yang maksimal.
D. Acuan
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang : Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun . 2. Peraturan Menteri Kesehatan No 472 Tahun 1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2
Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah.
3
BAB II HASIL EVALUASI PROGRAM
A. Inventarisasi Bahan B3 di RSU Puri Raharja
Berikut ini hasil inventarisasi bahan yang mengandung B3 di RSU Puri Raharja. Bahan B3 dibawah ini dipergunakan pada tiap uni t baik pelayanan medis maupun non medis. No 1 2 3 4
No 71 72 73 74
Nama Bahan Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder) Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer) Rinso Reactifat (NP-10 Water Soluble Solvent)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Bahan Active Clean Aceton Air Raksa Alkohol (70%, 96 %, Alkohol Swab) Alcazyme Alcazyde Anios DDSH Spray Anios DJP Aniosyme DDI Aseptyzime Asemptan Axy Bagus – Kapur Barus Baby Oil Bactistat Bayclin Baygon Spray Benzidine Bethadine Gurgle Braunoderm Bicarbonat Borax Glyserin Buffer Formalin Chlorethyl Spray
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Rivanol Savlon Shampoo – Pembersih rambut Sodalime Softaman Stabimed Steranios Stela Spray Surfanios Sunlight Cair Taff Topas Xylenes Yod Benzine Orenge G-6 EA-50 Modified Ethydium Bromide Veem Serbuk Indol Glicerin
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Cidex (Asetil Steril) Creolin Clear pembersih Kaca Cuka – Asam Acetat Detergen Cair Detergen Serbuk Detegen Batangan Developer to Make Etanol Absolut Entellan Equel-L (Hydrofluorsilic Acid 10-
95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Amonia Butanol Chloroform Sulvuric acid Hydrochloric acid Methanol Zinc Ind Acid Citrum Ficric Acxid Eosin Methylen Blue
4
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
30%) Extragen 2 % EO (Ethyline Oxyde) Fist Aid Fixer Liquid to Make Finosoft (NP-10,HT-21) Formalin 40 % Formalin Tab Fortun Gliter Glycerin Nuknah Glycerin Minum-Pasien Mata Glade-Pengaharum Ruangan Handsoap _Yuri Helyzime H2O2 4 % Hydrex Chlorhexidine 4 % Hibiscrub Jely-EKG Klorin-Baygon Lysol Meliseptol Spray Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %) Minyak Zaitun NO2 Cair Obat Chemotherapy Octenicept Oxygen-L(Hygrogen Peroxide 3060%) Parafin Parafin oil Porstex Papanicolaou Solution 1a Harris hematoxylin Solution Papanicolaou Solution 2a Orange G Solution EA Papanicolaou Solution 3b Polichromic Solution EA Povidone Iodine Power Clean-L (Coastic Soda, Trilo Powder, Enzym AR)
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
Fuchsin Safranin Gemsa Phenol Trichloro Acetit Acid Diethyl eter Methanol Resin Khatalis Thiner
116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126
Neosol Lem Super-lem G Acetit Acid Aceton Ferroin Indikator Nitric Acid Propanol Eugenol Hillon Metapasta Ortho Resin
127 129 130 131 132
PPW Pulperyl QC 20 Rokles Arseen
133 134 135 136
Bonding (Dentin Conditioner) CH KM Cresophene Dentisine (Dentin Conditioner)
137
CMS
138
Etching
139
Ethyl Chlorida
5
B. Distribusi Bahan Berbahaya dan Beracun
Berikut ini adalah distribusi bahan berbahaya dan beracun berdasarkan ruangan/unit pelayanan dan instalasi di RSU Puri Raharja : No.
1
2
Nama Ruangan
Instalasi rawat jalan/poliklinik
Instalasi rawat inap
Jenis Bahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Alcohol 70 % H2O2 4 % Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %) Povidone Iodine Steranios Chlorine Creolin Deterjen/ Sunlight cair/ Rinso bubuk/ life buoy batangan Softaman Handsoap-yuri Clear pembersih kaca Porstex Pengharum ruangan-glade Baygon spray Veem Alkohol swab Kapur barus – Bagus Jely-EKG Eugenol Hillon Metapasta Ortho Resin PPW OCO Pulperyl QC 20 Rockles Arseen Bonding (dentin Adhesive) CH KM Cresophene Dentisine (Dentin Conditioner) CMS Etching Ethil Chlorida Alcohol 70 % H2O2 4 % -Pehydrol Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %) Povidone Iodin Chlorine/ bayclin Deterjen Rinso Sunlight cair 6
3
Instalasi Laboratorium
8. Sabun mandi cair lifebuoy cair 9. Shampoo sachet cair sunsilk 10. Porstek 11. Baygon spray 12. Glade 13. Clear pembersih kaca 14. Borax gliserin 15. Parafin 16. Gliserin minum-pasien mata 17. Lysol 18. Savlon 19. Hibiscrub 20. Softaman 21. Taff 22. Veem 23. Aceton 24. Rivanol 25. Alkohol swab 26. Anios 27. Kapur barus-bagus 28. Jely-EKG 29. Yod benzene 1. Alkohol 70% 2. Anios DDSH Spray 3. Aseptizyme 4. Formalin 40% 5. H2O2 4% 6. H2O2 50% 7. Softaman 8. Surfanios 9. Porstex 10. Detergen Rinso 11. Bactistat 12. Povidine Iodine 13. Baygon spray 14. Glade 15. Clear pembersih kaca 16. Axi 17. Alkohol swab 18. Kapur barus-bagus 19. Bayclin 20. Indol 21. Glycerin 22. Amonia 23. Butanol 24. Chloroform 25. Sulvuric acid 26. Hydrochloric acid 27. Methanol 28. Zinc Ind 7
6
Ruang Operasi (OK)
9
Instalasi Binatu
10
IGD
29. Acid citrum 30. Ficric acxid 31. Eosin 32. Methylen Blue 33. Fuchsin 34. Safranin 35. Gemsa 36. Phenol 37. Trichloro Acetit Acid 38. Diethyl eter 39. Methanol 40. Acetic acid 41. Aceton 42. Ferroin indicator 43. Nitric acid 44. Propanol 1. Alcohol 96 % 2. Anios DDSH Spray 3. Anios DJP 4. Bayclin 5. H2O2 4% 6. Microshield 2 % (Chlorhexidine 2 %) 7. Povodone Iondine 8. Softaman 9. Surfanios 10. Stabimed 11.Steranios 2 %-Cidex 12.Buffer formalin 13.Savlon 14. Porstex 15.Parafin oil 16.Hidrex 17.Sunlight cair 18.Sodalime 19.Glade spray 1. Creolin-Axi pel 2. Oxygen-L 9hydrogen Peroxide 30% -60%) 3. Finoseoft (NP-10, HT-21) 4. Purity-P (Calcium Hydro Chloride Powder) 5. Power Clean-L (Caoustic Soda, Trilon powder, Enzym AR) 6. Reactifat (NP-10 watre soluble Solvent) 7. Equel-L(Hydrofluorosilic Acid 10-30) 8. Handsoap – yuri 9. Porstex 10. Glade 11. Chlorin 10 %-bayclin 12. Bagus 13. Softaman 1. Alcohol 96 % 8
11
Rehabilitasi Medis
12
Instalasi Praja Amerta
2. Anios DDSH Spray 3. Buffer formalin 4. Chloraethyl Spray 5. Creolin 6. H2O2 4% 7. Hydrex (Chlorhexidine 4%) 8. Microshield 2% (Chlorhexidine 2 %) 9. Povidone Iodine 10. Sodalime 11. Softaman 12. Stabimed 13. Steranios 14. Surfanios 15. Rinso detergen 16. Clear 17. Porstex 18. Bayclin 19. Glade 20. Baygon spray 21. kapur barus-bagus 22. hand soap Yuri 23. Extragen 2 % 24. Microshield 2% 25. Asemptan 26. Octenicept 27. Alcohol swab 28. Sunlight cair 29. Cairan Fixer 30. Stela spray 1. Alkohol 70 % 2. Clorin-Bayclin 3. Porstek 4. Sunlight cair 5. Parafin oil 6. Clear_kaca 7. Rinso detergen 8. Handsoap-yuri 9. Creolin-Axi 10. Resin 11. Khatalis 12. Thiner 13. Neosol 14. Lem super-lem G 15. Mercury 16. Jely-EKG 17. Glade Spray 18. Baby oil 19. Bagus kapur barus 20. Baygon spray 1. Alkohol 70 % 9
2. Alkohol 90% 3. Aquabides 4. Anios 5. Anios DDSH 6. Buffer Formalin 7. Braun Derm 8. Povidene Iodine 9. Softaman 10. Lysol 11. Parafin 12. Steranios 13. Surpanios 14. Stabimed 15. Savlon 16. Gliserin 17. Asepticzyme 18. Perhidrol 19. Clear-kaca 20. Baygon spray 21. Sunlight cair 22. Handsoap 23. Glade 24. Rinso detergen 13
Instalasi Farmasi
1. Alkohol 96 % 2. Alkohol 70% 3. Anios DDSH Spray 4. Anios DJP 5. Aniosyme DDI 6. Aseptyzime 7. Braunoderm 8. Chlorethyl Spray 9. Cidex (Asetil Steril) 10. Creolin 11. Developer to Make 12. Fist Aid-Chlorhexidine 1.5%, Ceterimide 13. Fixer Liquid to Make 14. H2O2 4 % 15. H2o2 50 % 16. Hydrex Chlorhexidine 4 % 17. Meliseptol Spray 18. Microsield 2 % (Chlorhexidine 2 %) 19. Povidone Iodine 20. Renalin 100 (col Sterilant for Dialyzer) 21. Sodalime 22. Softaman 23. Stabimed 24. Steranios 2% 25. Surfanios 26. Glade 10
14
Instalasi Gizi
15
Instalasi Radiologi
16
Instalasi Pelayanan Dialisis
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Active Clean Pro Active Gliter Fortun Topas Bayclin Porstex Lysol Baygon Clorin Rinso Sunlight Cair Clear- pembersih kaca Kapur barus-bagus Multi clean Develover Alcohol 96 % Sunlight Cair Handsoap-yuri Glade Baygon Baterai Softaman-hand rub Porstex Rinso Baygon spray Clear pembersih kaca Anios DDSH Spray Surfanios Renalin 4 % Paraffin oil Creolin Softaman Handsoap yuri Sunlight cair H2O2 4% Chlorhexidin 2 % Bethadin Brounoderm spray Bayclin 5.25% Glade Bagus-kapur barus Veem bubuk Alkohol 70% Alkohol swab Iod banzine Bicarbonat Acid -cairan dialisat
11
C. Identifikasi limbah B3 di RSU Puri Raharja Berikut ini adalah hasil identifikasi limbah B3 yang dihasilkan di RSU Puri Raharja.
Identifikasi dilaksanakan sesuai jenis/karakteristik limbah serta unit penghasil limbah B3. No 1
Jenis Limbah Karakteristik cairan, bagian Infeksius
tubuh
pasien;
bahan/ yang
alat kontak
dengan pasien. Patologi
dan
anatomi 2
cairan/
bahan
Unit Penghasil a. UGD b. ICU c. Himodialisa d. OK e. Ruang Bersalin f. Rawat Inap g. Rawat Jalan h. Endoscopy i. Laboratorium j. Poli Umum
Label
Pewadahan Kantong Plastik warna kuning.
Beracun
a. Instalasi Farmasi
Kantong Plastik warna coklat
Sitotoksik
a. Rawat inap b. Farmasi
Kantong plastik warna ungu
1. Beracun, 2. Mudah Terbakar
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Drum bekas yang kuat dan tidak bocor
Radioaktif
Unit Radiologi
padat pengolahan obat/bahan medis 3
Ampul,
vial,
spuit
obat
kemoterapi, 4
Limbah Kimia Contoh: a. Oli bekas b. Bensin c. Mercury d. Batrai bekas e. Bohlam lampu f. Minyak jelantah g. Limbah Laundry
5
Limbah Radiologi
Rawat inap Rawat khusus Rawat jalan Jenset Dapur Laundry Poli Kantin Perkantoran
12
Kantong plastik warna merah atau wadah khusus yang
kuat dan tahan bocor
D. Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 di RSU Puri Raharja di mulai dari tahap pemilahan limbah yang dilaksanakan pada tiap unit penghasil limbah B3. Setiap tenaga medis maupun non medis wajib tau jenis dan karakteristik dan cara penanganan limbah yang dihasilkan di lingkungan kerja. Tahap selanjutnya pewadahan dan pengkodean limbah b3. Pengkodean jenis dan karakteristik limbah dengan menggunakan warna plastik dan juga simbol limbah B3. Pengangkutan limbah dari ruangan/unit penghasil B3 menuju TPS B3 dilaksanakan oleh tenaga cleaning servis, pengangkutan dilakukan 1 x 24 jam. Pihak rumah sakit bekerjasama dengan pihak ke 3 yang telah mendapatkan ijin operasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup dalam proses pemusnahan limbah B3. N o
Jenis Evaluasi
Kesesuaian Program Ya Tida k
Keterangan
Saran
Dalam pengadaan bahan B3 seperti penggunaan pembersih toilet dll agar lebih memperhatikan keamanan bahan sehingga jumlah limbah B3 dapat diminimalkan.
1
Pengadaan Bahan B3
√
Pengadaan Bahan atau alat medis yang mengandung B3 telah di minimalkan. Beberapa alat medis seperti tensi meter dan thermometer telah menggunakan digital sehingga mercury jumlahnya berkurang di RS.
2
Mengidentifikasi bahan dan limbah B3
√
3
Penyimpanan dan penggunaan Bahan B3 pada tiap unit
√
Identifikasi bahan dan limbah B3 telah dilaksanakan dan telah memiliki daftar terbaru/ mutakhir dari bahan dan limbah B3 di rumah sakit Penyimpanan bahan B3 pada unit pengguna telah menggunakan wadah khusus sehingga tidak tercampur dengan bahan lain. Pelabelan pada bahan B3 juga telah dilaksanakan dengan disertai lembar keamanan bahan (MSDS). Cara menggunaan bahan B3 13
4
Penanganan dan pembuangan limbah B3 di rumah sakit
√
5
Penggunaan alat dan prosedur perlindungan dalam penanganan tumpahan dan paparan
√
telah tercantum dengan jelas dalam lembah MSDS sehingga pengguna dapat menjadikan dokumen tersebut sebagai acuan penggunaan. Penanganan dan pemusnahan limbah B3 telah ditangani dengan baik atas kerjasama dengan pihak ke 3 yaitu PT Triata. Limbah di angkut dari TPS b3 setiap 1 minggu sekali dengan menggunakan mobil box tertutup. Jenis limbah yang di angkut adalah limbah medis, limbah cair dr laboratorium, limbah yang mengandung mercuri seperti (bohlam lampu, baterai bekas, mercury). Limbah dari laundy, dapur dan limbah domestik diolah di IPAL dengan pemantauan kualitas akhir limbah setiap 1 bulan sekali yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Daerah Kota Denpasar untuk mengetahui apakah hasil akhir pengolahan air limbah sudah layak untuk di buang ke badan air. Dalam penanganan paparan dan tumpahan telah disediakan APD lengkap sesuai kebutuhan, spil kit untuk penanganan tumpahan mercury, darah atau bahan yang mengandung B3 lainnya. Seluruh prosedur penanganan tumpahan telah di tuangkan dalam bentuk protap/SOP yang bisa di jadikan acuan dalam penanganan tumpahan. SOP yang berkaitan tentang pengelolaan B3 telah di distribusikan pada tiap unit 14
Menerapkan segala prosedur kerja yang tercantum dalam SOP.
label dan
yang berkaitan. Pemasangan label B3 telah di laksanakan. Pemasangan label bertujuan untuk memberikan informasi mengenai tanda bahaya dari bahan B3 sehingga dalam menggunakan, menempatkan dan juga menyimpan bahan b3 lebih memperhatikan sifat atau karakteristik dari bahan tersebut. Dokumen perizinan untuk pengangkut dan pemusnah limbah B3 telah sesuai dengan persyaratan dan hukum yang berlaku.
√
6
Pemasangan pada bahan limbah B3
7
Pendokumentasian √ persyaratan, izin atau lisensi.
8
Pelatihan unit √ Independen dalam penanganan limbah B3
Tenaga Cleaning Servis diberikan pelatihan terkait penanganan limbah B3 sehingga segala program dapat berjalan dengan baik.
Terus mengikuti perkembangan informasi dari BLH terkait pembaharuan izin dari pihak ke 3. Pelatihan/ sosialiasasi juga dilaksanakan ketika penerimaan pegawai baru.
E. Jumlah Pemusnahan Limbah B3 dari bulan Januari – Juni 2015
Timbulan Limbah Medis Cair & Medis Padat RSU Puri Raharja Pada Bulan Januari - Juni 2015 Medis cair (lt)
779
638
300
Januari
Medis Padat (kg)
557 355
Februari
400
Maret
360
April
650
619
510 310
Mei
385
Juni
(Grafik Volume Limbah Medis Cair RSPR : Januari – Juni 2015)
Berdasarkan tabel timbulan limbah medis RS di atas, terlihat jumlah sampah medis padat pada bulan Januari – Juni berada pada kisaran 500 – 800 kg/bulan. Sementara untuk
15
limbah cair B3 yang berasal dari laboratorium, radiologi, anastesi, rongsen berada pada rentang 300 – 400 lt/bulan. Limbah medis diangkut dan dimusnahkan oleh pihak ke 3 yaitu PT Triata sebagai pihak tansporter dan PT WPLI sebagai pemusnah limbah B3. F. Hasil Pengujian Kualitas Kimia Air Limbah Cair
Data hasil pengelolaan limbah cair dari bulan Januari – Juni yang diambil dari pemeriksaan kualitas kimia limbah outlet pada instalasi IPAL RSU Puri Raharja. Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Kimia Limbah RSU Puri Raharja Bulan Januari - Juni 2015 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
BOD
31.2
18.72
35.28
20.8
24.96
15.6
COD
50
39.36
89.64
39.52
49.2
50
Posphat
2.1049
2.8421
6.6707
1.9919
2.272
1.8838
AMMONIA
9.900
11.126
39.260
19.015
7.096
12.025
Baku Mutu BOD
30
30
30
30
30
30
Baku Mutu COD
80
80
80
80
80
80
Baku Mutu Posphat
2
2
2
2
2
2
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
Baku mutu Ammonia
(Grafik pemantauan kualitas air limbah RSPR : Januari – Juni 2015).
Dari data hasil pemeriksaan laboratorium limbah cair pada instalasi IPAL RSU Puri Raharja dapat diketahui fungsi IPAL masih belum maksimal. Di beberapa parameter masih menunjukkan angka yang tinggi dari standart yang ditetapkan. Parameter yang hampir setiap bulan tidak memenuhi standart adalah Ammonia dan Posphat. Untuk parameter BOD dan COD mengalami peningkatan pada bulan Januari dan Maret. Untuk
meningkatkan
kinerja
IPAL,
pihak
pengelola
hanya
bisa
memaksimalkan pemeliharaan IPAL dengan cara pengurasan rutin yang dilaksanakan sehingga kualias buangan akhir air limbah tetap memenuhi standart yang ditetapkan.
16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Identifikasi bahan dan limbah B3 telah dilaksanakan sehingga didapatkan data terbaru/mutakhir dari bahan dan limbah B3 yang terdapat di RSU Puri Raharja. 2. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan B3 telah diterapkan pada tiap unit yang bersangkutan. 3. Penanganan pengelolaan limbah B3 telah berjalan dengan baik dengan kerjasama dari pihak ke 3 dalam proses pengangkutan dan pemusnahan limbah B3 di RSU Puri Raharja. 4. Pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya telah di terapkan pada tiap unit pengguna dan penghasil limbah B3. 5. Penerapan penggunaan APD dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan tumpahan dan paparan telah tercantum dalam SOP yang telah di distribusikan pada tiap unit terkait. 6. Pendokumentasian perizinan terkait pihak ke 3 telah dilengkapi sehingga pihak rumah sakit sudah melakukan kerjasama dengan pihak yang telah memenuhi izin dari kementrian dan BLH. 7. Pelatihan terhadap unit independen terkait pengelolaan limbah B3 telah dilaksanakan sehingga semua pihak dapat memahami dan dapat menerapkan semua prosedur dengan baik. B. Saran
1. Pelatihan/sosialisasi terkait pengelolaan limbah B3 di RSU Puri Raharja juga diberikan kepada tenaga kerja yang baru, sehingga semua informasi dan prosedur dapat dilaksanakan dengan baik. 2. Fasilitas troli untuk pengangkutan limbah B3 agar tertutup sehingga tidak menimbulkan kontaminasi dengan lingkungan sekitar. 3. Pelaksanaan program periodik bulanan/tahunan akan diupayakan tepat sasaran mengacu pada laporan yang telah disusun dengan dukungan SDM, fasilitas, pendanaan, managemen dan motivasi pimpinan. 4. Pembangunan tempat penyimpanan limbah B3 di bangun sesuai dengan standart yang ditetapkan.
17