BAGIAN 1 ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Tujuan Pembelajaran Umum :
a. Mahasiswa mampu memahami konsep Etika Bisnis dan E-Commerce di bidang Teknologi Informasi dengan baik.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Mahasiswa mampu menjelaskan Alasan pentingnya etika dalam berbisnis.
Mahasiswa menjelaskan Cakupan etika bisnis secara umum.
Mahasiswa mampu menjelaskan Berbagai macam bisnis di bidang teknologi informasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan Tantangan etika bisnis di bidang teknologi informasi.
Pendahuluan
Jika kita melihat TI secara utuh, tentunya tidak akan terlepas dari aspek "bisnis" sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan teknologi tersebut. Dalam perkembangannya, TI telah menjadi suatu raksasa industry yang dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan industri adalah kegiatan melakukan bisnis, yaitu dengan memproduksi, mengedarkan, menjual dan membeli produk-produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi tersebut, baik yang berupa barang maupun jasa.
Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai diperdebatkan. Sebagian orang berpendapat bahwa "bisnis tetap bisnis" dengan memfokuskan pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampur-adukkan dengan etika. Sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan-pertimbangan yang etis karena disamping mencari keuntungan juga bertujuan memperjuangkan nilai-nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa alas an yang membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika antara lain adalah sebagai berikut :
Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri dan bahkan nasib umat manusia yang terlibat didalamnya.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat yang terjadi didalam masyarakat. Bisnis dilakukan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia tersebut. Sebagai hubungan antara manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkembang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan bias mempercayai. Disini, etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut.
Dengan alasan-alasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya jika sebuah bisnis juga mengenal etika. Bisnis jangka panjang akan berhasil jika pelaku mematuhi etika-etika dalam berbisnis. Hal ini dikarenakan masyarakatlah yang akan menilai siapa pelaku bisnis yang benar dan layak diberi dukungan.
Definisi-definisi
Cakupan Etika Bisnis
Richard T. De George (1986), dalam buku Business Ethics memberikan 4 (empat) macam kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis.
Penerapan prinsip-prinsip etika umum pada praktek-praktek khusus dalam bisnis.
Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi merupakan "meta-etika" yang juga menyoroti apakah perilaku yang dinilai etis atau
tidak secara individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis.
Bidang penelaahan etika bisnis menyangkut asumsi mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis juga menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem ekonomi suatu Negara pada khususnya.
Etika bisnis juga menyangkut bidang yang biasanya sudah meluas lebih dari sekedar etika, seperti misalnya ; ekonomi dan teori organisasi.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Pada ke-4 bidang tersebut, etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk melakukan pendekatan permasalahan moral dalam bisnis secara tepat dan sebaliknya mendekati permasalahan yang terjadi pada bisnis dengan pendekatan moral yang mungkin sering diabaikan. Etika bisnis akan membuat pengertian bahwa bisnis tidak sekedar bisnis, melainkan suatu kegiatan yang menyangkut hubungan antar manusia sehingga harus dilakukan secara "manusiawi" pula.
Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang "berhasil", tidak hanya bisnis yang menunai keuntungan secara material saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung-jawab dan memelihara hubungan baik antarmanusia yang terlibat didalamnya. Jika disimpulkan, etika bisnis memiliki tujuan yang paling penting, yaitu ; menggugah kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis dan manajemen. Etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang "kotor" penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan usahanya dengan licik.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Sony Keraf (1991) dalam buku Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur, mecatat beberapa hal yang menjadi prinsip dari etika bisnis. Prinsip-prinsip tersebut dituliskan dengan tidak melupakan kekhasan sistem nilai dari masyarakat bisnis yang berkembang.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
Prinsip otonomi.
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak secara bebas berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan, tetapi otonomi juga memerlukan adanya tanggung-jawab. Artinya, kebebasan yang ada adalah kebebasan yang bertanggung-jawab. Orang yang otonom adalah orang yang tidak saja sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan berdasarkan kewajibannya saja, tetapi juga orang yang mempertanggung-jawabkan keputusan dan tindakannya, mampu bertanggung-jawab atas keputusan yang diambilnya serta dampak dari
keputusan tersebut.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Prinsip kejujuran.
Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena menjamin kelanggengan sebuah kegiatan bisnis.
Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis antara lain adalah :
Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Dalam hal ini, bisnis adalah kegiatan simbiosis mutualisme atau kegiatan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara pihak penjual dan pembeli.
Kejujuran dalam kegiatan perusahaan yang menyangkut hubungan kerja antar pimpinan dengan pekerja. Jadi, pimpinan perusahaan akan berlaku jujur terhadap tenaga kerja yang ada pada perusahaannya, baik secara material maupun mental.
Kejujuran dalam melakukan perjanjian-perjanjian baik perjanjian kontrak, jual-beli maupun perjanjian-perjanjian yang lain.
Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat.
Berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat (non-maleficence) merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang. Dasar prinsip tersebut akan membangun prinsip-prinsip hubungan dengan sesama yang lain, seperti ; kejujuran, keadilan, tanggung-jawab, dsb.
Prinsip keadilan
Prinsip keadilan merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan bisnis, seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya. Didalam prinsip tersebut, tentunya keseimbangan antara hak dan kewajiban menjadi bagian terpenting dalam sebuah bisnis.
Prinsip hormat pada diri sendiri
Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri sendiri, bahwa dalam melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki kewajiban moral untuk memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Bisnis di Bidang Teknologi Informasi
Bisnis di bidang TI memiliki tujuan dan format yang sama dengan bisnis-bisnis di bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah obyek bisnisnya, yaitu ; teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.
Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak.
Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang.
Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi.
Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
Tantangan Umum Bisnis di Bidang TI
Seperti juga bisnis-bisnis yang lain, bisnis di bidang TI juga bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari kegiatan yang dilakukan. Hal itu bisa dipahami karena tidak ada kegiatan bisnis yang tidak bertujuan mencari keuntungan. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat dan perubahan yang terjadi seperti dalam hitungan "detik" maka tentunya tujuan sebuah perusahaan bisnis (TI) tidak hanya memusatkan perhatian pada pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya . Hal itu sejalan dengan hukum ekonomi yang mengatakan bahwa bisnis dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat berubah maka orientasi bisnis pun bisa berubah. Hal itu berarti pula bahwa sebuah bisnis yang berorientasi pada pencarian keuntungan yang sebesarbesarnya , juga harus memperhatikan dinamika perkembangan yang ada pada masyarakat. Perusahaan tidak sekedar mempunyai tanggung-jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung-jawab sosial.
Berikut dibawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis TI seiring dengan perubahan dan perkembangan yang seringkali terjadi secara revolusioner.
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang TI, seringkali perubahan yang terjadi memberikan "tekanan" bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak jarang perusahaaan harus melakukan investasi dan
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
menanamkan modal untuk membeli peralatan-peralatan baru demi mengikuti perubahan tersebut. Sebagai contoh, munculnya sistem operasi Windows XP yang memiliki stabilitas dan keandalan tinggi mennuntut upgrading perangkat keras yang dimiliki oleh perusahaan karena sistem operasi tersebut hanya bisa berjalan pada komputer yang memiliki spesifikasi tinggi pula.
Sementara itu, perusahaan yang melakukan investasi seringkali mengalami masalah karena ketidakcocokan antara keahlian tenaga kerja yang dimilikinya dengan yang dibutuhkan teknologi baru tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonomis dari perubahan tersebut seringkali menjadi alasan pembenaran mereka dalam melakukan perubahan.
Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak masalah menyangkut tenaga kerja dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan manfaat pembangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap bahwa suatu perubahan dan inovasi akan mengecilkan kemampuan mereka dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan mempunyai tanggung-jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam masa peralihan. Termasuk didalamnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi
Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal dimana setiap perubahan diibaratkan sebagai pemain yang harus bertanding diatas tanah yang selalu bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pemanfaatan peluang usaha semakin sulit dan kemungkinan gagal dalam berbisnis akan semakin besar.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Persaingan yang ketat di era globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang TI untuk melakukan konsentrasi industri, misalnya ; dengan meningkatkan kemampuan saing, memudahkan pemodalan sehingga semboyan "yang terkuat adalah yang menang" akan berlaku didalam persaingan tersebut.
Selanjutnya yang terkuat didalam persaingan pasar akan menjadi pemegang kunci permainan dan seringkali menimbulkan distorsi dari tujuan semula dari sebuah pemasaran. Monopoli adalah contoh yang paling ekstrim dari distorsi dalam pasar tersebut. Penyalahgunaan kekuatan pasar dalam bentuk monopoli merupakan perhatian klasik terhadap bagaimana pasar dan pemasaran dilaksanakan. Di bidang TI, hal ini sudah mulai terlihat. Yang paling jelas adalah keberhasilan Microsoft dalam menguasai sebagian besar (kalau tidak bisa dikatakan seluruhnya) pemakai perangkat lunak di dunia. Kemampuan perusahaan No. 1 di bidang perangkat lunak tersebut dalam menguasai pasar seringkali menimbulkan pro dan kontra.
Sebenarnya, banyak kritik pada aspek pemasaran, misalnya, penyalahgunaan kekuatan pembeli, promosi barang yang berbahaya, menyatakan nilai yang masih diragukan, atau penyalahgunaan spesifik lain, seperti ; iklan yang berdampak buruk bagi anak-anak.
Adalah sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah "adrenalin" dari sebuah kegiatan bisnis. Ia
menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik. Namun, persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan harus diatur agar selalu ada, dan dilakukan diantara kekuatankekuatan yang seimbang. Selanjutnya, untuk membawa ke arah persaingan sehat, diperlukan kelompok penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan dalam bersaing. Pemerintahpun dapat menentukan persyaratan dan standard bagi perusahaan (dalam hal tertentu) ketika mereka melakukan promosi agar tidak menggunakan caracara yang bisa merugikan pihak-pihak lain.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Tantangan pergaulan internasional
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi yang dilakukan perusahaan terhadap lubang-lubang perundanng-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan mereka.
Dalam prakteknya, perusahaan internasional mempengaruhi perkembangan ekonomi sosial masyarakat suatu negara. Mereka dapat menyukseskan aspirasi Negara atau justru malah menimbulkan frustasi dengan menghambat tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.
Tantangan pengembangan sikap dan tanggung-jawab pribadi
Perkembangan IPTEK yang cepat, memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai dan moral. Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah diputuskan. Hakikat moral adalah tidak merugikan orang lain. Artinya, moral senantiasa bersifat positif atau mencari kebaikan. Dengan demikian, sikap dan perbuatan dalam konteks etika bisnis yang dilakukan oleh semua yang terlibat, akan menghasilkan sesuatu yang baik atau positif, bagi yang menjalankannya maupun bagi yang lain. Sikap atau perbuatan seperti itu dengan demikian tidak akan menghasilkan situasi "win-lose", melainkan situasi "win-win" bagi ke2 belah pihak.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalam hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaan, tidaklah etis.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Etika bisnis juga "membatasi" besarnya keuntungan, sebatas tidak merugikan masyarakat. Kewajaran merupakan ukuran yang relatif, tetapi harus senantiasa diupayakan. Etika bisnis bisa mengatur bagaimana keuntungan digunakan. Meskipun merupakan hak, penggunaan keuntungan harus pula memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitarnya.
Tantangan pengembangan sumber daya manusia.
Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga SDM yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. Bisnis memiliki manager yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis.
Sebagai salahsatu jenis bisnis yang tergolong baru, tentunya bisnis ini memiliki SDM yang terbatas. Orientasi bisnis yang kurang tepat, terkadang mengeksploitasi sumber daya yang terbatas tersebut dan memanfaatkannya secara maksimal untuk mencari keuntungan. Namun, lebih dari itu bisnis diharapkan tidak sekedar mengeksploitasi sumber daya untuk kepentingan jangka pendek saja. Ia juga harus memeliharanya demi kepentingan masyarakat ke depan dan eksistensi bisni jangka panjang. Sumber daya yang ada harus diberdayakan sekaligus dikembangkan agar dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan teknologi yang selalu berubah.
Namun, tanggung-jawab dan kewajiban-kewajiban sosial memiliki nilai yang tinggi pula untuk keberhasilan sebuah bisnis. Dengan tanggung-jawab dan keterlibatan sosial maka akan tercipta citra positif dari bisnis di mata masyarakat. Dengan demikian, hal itu akan menguntungkan bagi eksistensi bisnis jangka panjang serta pengembangan bisnis di masa mendatang. Sebuah bisnis akan bertahan lama jika memperhatikan juga kepentingan sosial, baik konsumen, karyawan maupun mitra bisnisnya. Tanggung-jawab sosial tersebut akan membuat perusahaan atau institusi bisnis menghindari tindakan-tindakan yang mungkin merugikan masyarakat atau institusi bisnis lain hanya untuk mengejar keuntungan ekonomis semata.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
E-Commerce : Era Baru Bisnis TI dan Tantangannya
TI melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salahsatunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (ECommerce).
Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah system perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. E-Commerce merupakan warna baru dalam dunia perdagangan, dimana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke took dan memilih barang secara langsung, tetapi cukup melakukan browsing didepan komputer untuk melihat daftar barang dagangan secara elektronik. Jika mempunyai keputusan membeli, ia cukup mengisi beberapa form yang disediakan, kemudian mengirimkannya secara online. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau transfer bank, dan kemudian pulang ke rumah menunggu barang datang.
Perkembangan e-commerce begitu pesat sehingga sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang sistem ini. Kesulitan menentukan definisi tersebut terjadi karena hamper setiap saat muncul bentuk-bentukk baru dari e-commerce yang tidak hanya terfokus pada jualbeli online. Salahsatu definisi e-commerce yang sering digunakan adalah definisi dari Electronic Expert Group (ECEG) Australia sebagai berikut :
Electronic commerce is broad concept that covers any commercial transaction that is effected via electronic means and would include such means as facsimile, telex, EDI, internet, and the telephone.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa e-commerce tidak hanya digunakan dalam hal "jual-beli" saja, tetapi semua jenis transaksi komersial. Memang pada awalnya, sistem
perdagangan elektronik ini dilakukan dalam bidang retail seperti misalnya ; jual-beli buku, CD, peralatan elektronik melalui situs-situs toko online dalam world wide web (www). Tetapi pada perkembangannya, e-commerce sudah lebih jauh menjangkau bidang-bidang lain seperti ; perbankan dan jasa asuransi.
Kehadiran e-commerce diawali munculnya teknologi Electronic Data Interchage (EDI) dan Electronic Fund Transfer (EFT) pada akhir tahun 1970-an. Selanjutnya, pada awal 1980an, muncul teknologi yang mendukung pemakaian Electronic Credit Card, Automated Teller
Machine dan Telephone Banking yang merupakan bentuk-bentuk e-commerce. E-commerce
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
merupakan bidang multidisipliner yang mencakup bidang teknik, multimedia serta bidangbidang bisnis, seperti ; pemasaran, pembelian, penjualan, penagihan, pembayaran, dsb.
Perkembangan yang sangat pesat dari sistem perdagangan elektronik tersebut antara lain disebabkan oleh :
Proses transaksi yang singkat.
Menjangkau lebih banyak pelanggan.
Mendorong kreativitas penyedia jasa.
Biaya operasional lebih murah.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dalam pelaksanaannya, e-commerce memunculkan beberapa isu tentang aspek hukum perdagangan berkaitan dengan penggunaan sistem yang terbentuk secara on line networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah :
Prinsip yuridiksi dalam transaksi.
Sistem hukum tradisional yang sudah mapan, memiliki prinsip-prinsip yuridiksi dalam sebuah transaksi, yaitu ; menyangkut tempat transaksi, hukum kontrak, dsb. Ecommerce melahirkan masalah penerapan konsep yuridiksi dalam transaksi tersebut. Tempat transaksi dan hukum kontrak harus ditetapkan secara lintas batas, baik regional maupnu internasional, mengingat sifat cyberspace yang borderless atau tidak mengenal batas-batas suatu Negara.
Kontrak dalam transaksi elektronik.
Kontrak dalam hal ini merupakan bukti kesepakatan antara ke-2 belah pihak yang melakukan transaksi komersial. Permasalahannya, hukum Negara mengenai perdagangan konvensional menganggap transaksi komersial sebagai sesuatu yang valid, berkekuatan penuh, dan tanpa syarat yang spesifik untuk direduksi ke dalam bentuk tertulis atau yang juga dikenal dengan istilah paper based transaction. Sementara didalam e-commerce, kontrak tersebut dilakukan secara dan paperless transaction. Dokumen yang digunakan adalah digital document, bukan paper document. Sebenarnya, persetujuan lisan adalah legal dan cukup kuat dalam melakukan transaksi, tetapi tentu saja mudah untuk diserang dan dicari kelemahannya jika dihadapkan pada permasalahan hukum.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Pada transaksi antara pihak-pihak swasta, invoice, surat pengantar, dan dokumen komersial lainnya pada dasarnya tidak perlu disampaikan dalam bentuk tertulis. Walaupun demikian, otoritas pajak di banyak negara Eropa memerlukan invoice dan dokumen akuntansi lainnya dalam bentuk tertulis. Rekaman akuntansi yang dikomputerisasi diterima oleh otoritas pajak di Negara-negara tertentu, terutama di negara-negara yang sistem komputernya mampu menangani keperluan formal tertentu yang ditetapkan oleh administrasi pajak.
Sampai saaat ini masih sering diperdebatkan permasalahan legalitas kontrak dalam transaksi e-commerce. Beberapa pendapat mengatakan perlunya perbaikan prinsipprinsip hukum dalam kontrak konvensional, seperti waktu dan tempat terjadinya suatu kesepakatan kontrak.
Perlindungan konsumen.
Masalah perlindungan konsumen merupakan faktor utama dalam keberhasilan sebuah ecommerce. Hal ini dikarenakan konsumen merupakan pihak yang menentukan kelangsungan hidup perdagangan elektronik tersebut. Masalah yang terjadi dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen ini adalah kecurangan yang sering dilakukan oleh penjual mengingat keberadaannya. Masalah tentang keberadaan penjual ini seperti misalnya ; penjual merupakan virtual store atau toko on-line yang fiktif.
Masalah lain yang terjadi adalah kondisi barang yang dibeli, misalnya ; barang yang dikirimkan dalam kondisi rusak, adanya keterlambatan pengiriman atau bahkan barang yang telah dibeli tidak dikirimkan kepada pembeli. Belum lagi jika timbul masalah karena purchase order atau pembayaran oleh pembeli tidak diakui kebenarannya oleh penjual.
Mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi tersebut maka sudah seharusnya pemerintah memberlakukan UU tentang e-commerce yang memberikan perlindungan kepada konsumen secara maksimal.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Permasalahan pajak (taxation).
Permasalahan pajak dalam transaksi e-commerce ini muncul ketika transaksi dihadapkan pada batas negara. Masing-masing Negara akan menemui kesulitan dalam menerapkan ketentuan pajaknya karena pihak penjual dan pembeli akan sulit dilacak keberadaannya secara fisik. Sebagai contoh, ada sebuah took online milik orang Indonesia, tetapi toko tersebut didaftarkan sebagai suatu "*.com", yang servernya berada di Australia. Padahal, salahsatu sifat cyberspace adalah borderless. Jika terjadi traksaksi, Negara manakah yang berhak memungut pajak ? Indonesia atau Australia ?
Berbagai permasalahan di bidang pajak ini menyebabkan prinsip-prinsip perpajakan internasional harus ditinjau kembali. Demikian juga dengan sistem perpajakan nasional juga harus ditinjau ulang untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia perdagangan tersebut.
Pemalsuan tanda tangan digital.
Didalam transaksi tradisional, kita mengenal adanya tanda tangan. Tujuan suatu tanda tangan dalam suatu dokumen adalah memastikan otentisitas dokumen tersebut. Transaksi elektronik juga menggunakan tanda tangan digital atau yang dikenal dengan digital signature. Digital Signature sebenarnya bukan suatu tanda tangan seperti yang dikenal selama ini, yang menggunakan cara berbeda untuk menandai suatu dokumen sehingga dokumen atau data sehingga tidak hanya mengidentifikasi dari pengirim, namun juga memastikan keutuhan dari dokumen tersebut tidak berubah selama proses transmisi. Sebuah digital signature didasari oleh isi pesan itu sendiri.
Selama ini, tanda tangan digital tersebut merupakan suatu metode sekuriti dalam penggunaan jaringan public sebagai sarana perpindahan data yang cukup "aman".
Dikatakan aman karena digital signature terbentuk dari rangkaian algoritma yang sangat sulit bukan berarti tidak bisa. Beberapa bentuk kejahatan dalam pemalsuan digital signature ini menggunakan perangkat lunak yang bisa melakukan generate terhadap digital signature tersebut.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Selanjutnya, untuk mengatasi atau setidaknya memperkecil munculnya beberapa permasalahan seperti tersebut diatas, sebelumnya harus disadari bahwa perusahaan yang melangsungkan kegiatan e-commercee tidak berlangsung sebatas tempat perusahaan tersebut didirikan. Perusahaan akan melakukan usaha melewati batas negara dan bahkan benua. Oleh karena itu, hukum yang berlaku juga bukan hanya hukum perdata dari satu Negara, tetapi merupakan hubungan keperdataan internasional yang masuk dalam ruang lingkup Hukum Perdata Internasional.
Model Hukum Perdagangan Elektronik
Salahsatu acuan internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. Acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL sebagai salahsatu komisi internasional yang berada dibawah PBB. Model tersebut telah disetujui oleh General Assembly Ressolution No. 51/162 tanggal 16 Desember 1996.
Beberapa point penting didalam Uncitral Model law on Electronic Commerce tersebut antara lain adalah :
Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages.
Pasal 5 dari model hukum ini menyatakaan bahwa suatu informasi mempunyai implikasi hukum, validitas, dan dapat dijalnkan (enforceability) meskipun bentuknya berupa data messages. Suatu informasi tidak dapat dikatakan tidak mempunyai kekuatan hukum dan validitas, serta tidak dapat dijalankan (enforceability) hanya didasarkan pada kenyataan bahwa didalam dara messages tersebut tidak terdapat hal-hal yang secara umum menimbulkan implikasi hukum, melainkan hanya berisi perintah untuk merujuk pada materi tertentu.
Hal tersebut diperkuat dengan Pasal 6 yang menyatakan bahwa apabila terdapat suatu peraturan yang menghendaki/mensyaratkan suatu informasi harus berbentuk tertulis maka persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh suatu data messages, dengan catatan, informasi yang terkandung didalamnya dapat diakses/dibaca sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Pengakuan tanda tangan digital
Pasal 7 model hukum ini menyatakan bahwa apabila terdapat peraturan yang membutuhkan tandatangan seseorang maka persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh suatu data messages apabila :
Terdapat suatu metode yang dapat mengidentifikasikan seseorang dan dapat memberikan indikasi bahwa informasi yang terdapat dalam suatu data messages telah disetujui olehnya; dan
Metode tersebut dapat diandalkan atau dapat digunakan dalam membuat atau mengkomunikasikannya dalam berbagai situasi, termasuk berbagai perjanjian. Hal itu berarti bahwa tanda tangan digital sebagai metode akurat untuk mengidentifikasi pelaku tandatangan tersebut dapat digunakan sebagai tanda tangan seperti yang dimaksud dalam perjanjian-perjanjian tradisional.
Adanya pengakuan atas orisinilitas data message.
Salahsatu point penting dalam model hukum ini juga menyatakan bahwa apabila terdapat suatu peraturan yang mensyaratkan suatu informasi disampaikan atau diwujudkan dalam bentuk asli (original), persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh suatu data messages apabila :
Terdapat jaminan yang dapat diandalkan terhadap keutuhan informasi sejak pertama dibuat, dalam bentuk akhirnya sebagai suatu data messages atau bentuk lainnya. Kriteria untuk dapat menentukan (integrity) adalah apabila informasi tersebut lengkap dan tidak pernah dimodifikasi, juga terhadap adanya setiap endorsement. Setiap perubahan yang timbul sebagai akibat yang biasa terjadi saat melakukan komunikasi, penyimpanan dan penampakannya (display) dan standard dari reability (keandalan) haruslah diterapkan berdasarkan tujuan penciptaan informasi itu dan dalam hubungannya dengan keadaan yang ada.
Pada saat informasi itu perlu ditunjukkan, informasi tersebut dapat ditunjukkan/diperlihatkan kepada orang yang membutuhkannya.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Data messages dapat memenuhi syarat pembuktian hukum (admissibility and evidential weight).
Pasal 9 dalam model hukum ini menyatakan bahwa dalam setiap peristiwa hukum (legal proceeding), informasi dalam bentuk data messages mempunyai kekuatan dalam pembuktiannya. Kekuatan pembuktian dari suatu data messages harus didasarkan pada tingkat keandalan/kemampuan/reliability. Pada saat data messages diciptakan, disimpan atau dikomunikasikan, keandalan tersebut dalam hubungannya dengan kemampuan mempertahankan keutuhan informasi, juga dalam hubungannya dengan kemampuan mengidentifikasikan originator dan berbagai faktor lain yang relevan.
Pada pasal tersebut juga dinyarakan bahwa setiap aturan yang terkait tidak dapat tidak diterapkan dalam pembuktian suatu data messages apabila pembuktian tersebut :
Hanya didasarkan pada bentuknya yang berupa data messages, atau,
Apabila hal ini merupakan bukti terbaik yang dapat diajukan dan bisa diuji, berdasarkan kenyataan bahwa hal tersebut bukan dalam bentuk yang asli (original).
Pengakuan atas dokumentasi dalam data messages.
Salahsatu point penting dalam model hukum ini juga menyatakan bahwa apabila terdapat peraturan yang mengharuskan berbagai dokumen, records atau informasi didokumentasikan/disimpan, aturan tersebut dapat dipenuhi dengan mendokumentasikan data messages. Untuk itu, aturan-aturan yang terdapat dibawah ini harus dapat dipenuhi :
Setiap informasi yang terkandung didalamnya dapat diakses atau digunakan sebagai referensi.
Informasi tersebut tetap dipertahankan dalam format yang sama dengan format pertama pada saat ia diciptakan, dikirim atau diterima atau dalam suatu format yang sudah dapat dibuktikan keandalannya dalam membuat, mengirim dan menerima.
Setiap informasi, jika ada, sebisanya dipertahankan untuk mempermudah
identifikasi terhadap asal dan tujuan data messages serta waktu (hari dan tanggal) pada saat ia dikirim dan diterima.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Model hukum ini telah digunakan oleh banyak Negara untuk menjadi dasar pembuatan UU di bidang e-commerce, misalnya ; Electronic Transaction Act of Singapore, UU Transaksi Elektronik di Malaysia, dan banyak lainnya.
4 . Kesimpulan
Modul ini menjelaskan tentang Alasan Pentingnya Etika dalam berBisnis, Cakupan Etika Bisnis secara Umum, Prinsip-prinsip Dasar dalam Etika Bisnis dan Berbagai Macam Bisnis di bidang TI serta Tantangan Etika Bisnis di bidang TI.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
BAGIAN II
PETUNJUK KERJA
PETUNJUK PRE-TEST
Kerjakan soal dan latihan pre-test yang ada pada Modul 8.
Mahasiswa dapat dengan sukarela menjawab pertanyaan secara bergantian atau ditunjuk langsung oleh dosen.
PETUNJUK POST-TEST
Dalam tugas ini, pada akhirnya saudara akan membuat definisi terkait dengan :
Alasan pentingnya etika dalam berbisnis.
Cakupan etika bisnis secara umum.
Prinsip-prinsip dasar dalam etika bisnis.
Berbagai macam bisnis di bidang TI.
Tantangan etika bisnis di bidang TI.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
BAGIAN III
PRE-TEST
Jawablah pertanyaan berikut ini
1. Ada pendapat yang mengatakan bahwa "bisnis tetap bisnis". Bisnis selalu memfokuskan
pada tujuan utama pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dikaitkan dengan etika.
Setujukah anda dengan pendapat diatas ? Jelaskan alasan anda !
BAGIAN IV POST-TEST
Jawablah pertanyaan berikut ini:
Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi juga merupakan "meta-etika". Apakah yang dimaksud dengan meta-etika tersebut ?
Penerapan e-commerce sebagai model perdagangan modern menimbulkan berbagai permasalahan baru yang muncul, disamping manfaat besar yang diberikan. Dibawah ini adalah contoh-contoh permasalahan yang sering muncul dalam penerapan e-commerce tersebut.
Permasalahan ke-1 ialah : adanya hukum negara tentang perdagangan yang mengenal transaksi komersial sebagai sesuatu yang valid, berkekuatan penuh dan tanpa syarat yang spesifik untuk mereduksinya ke dalam bentuk tertulis pada kertas atau yang juga dikenal dengan istilah paper based transaction. Sementara didalam e-commerce, kontrak tersebut dilakukan secara elektronis dan paperless transaction.
Permasalahan ke-2 ialah : berkaitan dengan pajak ketika transaksi dihadapkan pada perbatasan suatu negara. Masing-masing Negara akan menemui kesulitan dalam menerapkan ketentuan pajaknya karena pihak penjual dan pembeli sulit dilacak keberadaannya secara fisik. Sebagai contoh, ada sebuah took online milik orang Indonesia, tetapi didaftarkan sebagai suatu "*.com" yang servernya berada di AS.
Padahal, salahsatu sifat cyberspace adalah borderless.
MODUL 8
ETIKA BISNIS DAN E-COMMERCE
Permasalahan ke-3 ialah : berkaitan dengan perlindungan terhadap konsumen yang dirugikan akibat kecurangan penjual yang memanfaatkan kondisi keberadaannya. Masalah keberadaan penjual ini, misalnya, penjual merupakan virtual store atau took on-line yang fiktif.
Bagaimana tanggapan anda mengenai ke-3 kasus yang diungkapkan diatas ? Bagaimana langkah-langkah mengatasi atau setidaknya meminimalisasi efek negatif yang muncul dari permasalahan diatas ? Berikan opini anda sejelas-jelasnya.