Kode Etik Profesi antara lain, Auditor, Psikologi dan Advokat
etika bisnisDeskripsi lengkap
Etika-bisnis-dan-profesi-pdf
Etika Bisnis mengenai perusahaan tahu di Kabupaten BangkalanDeskripsi lengkap
BisnisFull description
Full description
Etika Bisnis mengenai perusahaan tahu di Kabupaten Bangkalan
makalah ini berisi tentang pengertian etika dan bisnis beserta review jurnalnya.Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
etika profesiFull description
Deskripsi lengkap
Full description
etika profesiDeskripsi lengkap
Etika ProfesiFull description
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Full description
ETIKA BISNIS DAN PROFESI Kasus : Bank Duta di Ujung Tanduk
OLEH: Helmy Septian Ardhiansyah
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014
Pertanyaan 1. Apakah Dicky melakukan korupsi?
Berdasarkan analisis dari kasus yang disajikan, menurut saya Dicky melakukan tidakan lebih mengarah pada Fraud/kecurangan, karena korupsi lebih dikaitkan dengan pegawai negeri yang melakukan tindakan kecurangan/penyimpangan yang dapat merugikan Negara. Dapat kita ketahui bahwa bank Duta merupakan bank milik swasta yang dimiliki oleh yayasan sosial swasta yang tidak ada kaitanya dengan Negara. Pada kasus ini Bank Duta terjadi kerugian yang dialami Bank Duta y ang diakibatkan dari sistem administrasi dan pengawasan yang buruk sehingga berpengaruh pada kerugian perdagangan valas yang cukup besar. Dikarenakan mengalami kerugian yang cukup besar Dicky melakukan tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan yaitu melakukan trading limit dan open position. Selain itu Dicky juga melakukan tindakan pemalsuan proposal kredit fiktif dan juga membuat dua laporan fiktif untuk Bank Indonesia dan Laporan riil untuk direksi bank itu sendiri. Hal ini dilakukan Dicky agar Bank duta dikatakan bank yang sehat. 2. Apakah Akuntan bersalah?
Menurut pendapat saya akuntan pada kasus bank Duta bersalah, karena akuntan tsb dalam kasus ini adalah Hadi Pontan memberikan pendapat tanpa adanya data yang sah. Selain itu juga hadi Pontan melakukan dua kesalahan yaitu tidak membuat dokumen audit, yang seharusnya setiap langkah audit harus didokumentasikan. Yang kedua adalah membuat opini pemeriksaan tanda adanya konfirmasi. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa Hadi Pontan bekerja menjadi akuntan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan Indonesia. Seharusnya pada saat Bank Duta memberikan data kepada akuntan untuk dilakukan pemeriksaan laporan keuangan akuntan harus melakukan konfirmasi terkait dengan akun-akun yang tersaji pada laporan keuangan tersebut apakah sesuai atau tidak sehingga kegiatan pemalsuan dapat dihindari. 3. Apakah Dicky sendirian yang bersalah?
Berdasarkan analisis saya, Dicky adalah sumber dari permasalah yang terjadi pada kasus Bank Duta. Walaupun Dicky menyatakan bahwa lemahnya sistem administrasi dan pengawasan adalah penyebab dia melakukan kegiatan yang merugikan Bank Duta adalah tidak benar. Yang harus dilakukan Dicky adalah memberikan opsi-opsi atau ide-ide positif yang berhubungan dengan perdagangan valas untuk meminimalisir terjadinya kerugian yang semakin membesar. Bukan malah dikarenakan sistem pengawasan yang kurang sehingga dia melakukan t indakan seenaknya yang berakibat merugikan berbagai pihak. Selain itu akuntan juga dipersalahkan dalam kasus ini, karena seorang akuntan harus melakukan prosedur-prosedur terkait dengan pemeriksaan laporan keuangaan. Yang terjadi di kasus Bank Duta seorang akuntan (Hadi Pontan)tidak melakukan dokumentasi audit dan juga tidak m elakukan konformasi yang berhubungan dengan akun-akun pada laporan keuangan yang disajikan.