Epidemiologi Kandidiasis oral Kandidiasis oral atau dikenal juga dengan thrush adalah infeksi oportunistik umum pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan dari spesies Candida.. Penyakit ini kerap terjadi pada pasien HIV/AIDS yang jumlah D!" diba#ah Candida & $%%sel/mm 'Akpan A( $%%)* +abler I+ et al( $%%),. Kira-kira !% dari populasi mempunyai spesies Candida di dalam mulut dalam jumlah keil sebagai bagian yang normal dari mikroflora oral( dengan berbagai hal mikroflora oral normal ini bisa menjadi pathogen pada keadaan0 imunokompromise( obat-obatan 'antibiotik( kortikosteroid,( hemotherapy( diabetes mellitus( produksi sali1a yang menurun( dan protese '2e#is 3ihael A4( 566)* Suhonen 78( 5666,. Hasil penelitian menunjukkan bah#a angka pre1alensi untuk kandidiasis oral pada pasien HIV/AIDS di India sekitar !&($( di 7umah sakit 8duardo de 3ene9es di :ra9il sekitar ;%( di 7umah Sakit ipto 3angunkusumo
P H Adam 3alik 3edan jumlah kasus kandidiasis oral dari tahun $%%) sampai tahun $%%6 terdapat $)(= '+abler I+( et al. $%%)* Sudjana P( $%%6* V?- Pusyansus 7S>P. 7S>P. HA3 3edan( $%%6,.
2.2.3. Kandidiasis atrofi kronis Disebut juga denture stomatitis. stomatitis. :entuk tersering pada pemakai protese '5 diantara ! pemakai, dan % diatas usia ; tahun( #anita lebih sering terkena. +ambaran khas berupa eritema kronis dan edema disebagian palatum di ba#ah prostesis maksilaris. Ada tiga stadium yang bera#al dari lesi bintik-bintik pinpoint 'pinpoint , yang hiperemia( terbatas pada asal duktus kelenjar mukosa palatum. Kemudian dapat meluas sampai hiperemia generalisata dan peradangan seluruh area yang menggunakan protese. :ila tidak diobati pada tahap selanjutnya terjadi hiperplasia papilar granularis 'Akpan A( $%%)* +ayford <<( 566&* 7ossie K( $%%;,. Pada kandidiasis atrofi kronis sering disertai kheilitis angularis( tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala ringan. Candida albicans lebih sering ditemukan pada permukaan gigi palsu daripada di permukaan mukosa. :ila ada gejala umumnya pada penderita dengan peradangan granular atau generalisata( keluhan dapat berupa rasa terbakar( pruritus dan nyeri ringan sampai berat '>nandar :K et al( $%%!*
2.2. Pembagian kandidiasis oral berdasarkan bentuk lesi klinis 2.2.1. Kandidiasis pseudomembran akut >ni1ersitas Sumatera >tara Disebut juga Oral thrush, kandidiasis pseudomembran akut. ?ampak ?ampak plak / pseudomembran( putih seperti sari susu( mengenai mukosa bukal( lidah dan permukaan oral lainnya. Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi( sel radang( bakteri( sel epitel( debris makanan dan jaringan nekrotik. :ila plak diangkat tampak dasar mukosa eritematosa atau mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali '7oss P@( 56)6* Suhonen 78( 5666* nandar :K et al($%%!,. 2.2.2. Kandidiasis atrofi akut Disebut juga midline glossitis( glossitis( kandidiasis antibiotik( glossodynia glossodynia(( antibiotic tongue( tongue( kandidiasis eritematosa akut mungkin merupakan kelanjutan kandidiasis pseudomembran akut akibat menumpuknya pseudomembran. Daerah yang terkena tampak khas sebagai lesi eritematosa( simetris( tepi berbatas tidak teratur pada permukaan dorsal tengah lidah( sering hilangnya papilla lidah dengan pembentukan pseudomembran minimal dan ada rasa nyeri. Sering berhubungan dengan pemberian antibiotik spektrum luas( kortikosteroid sistemik( inhalasi maupun topikal '2e#is 3ihael A4( 566)* >nandar :K et al( $%%!* 7ossie K( $%%;,.
Disebut juga leukoplakia kandida. +ejala ber1ariasi dan berak putih( yang hampir tidak teraba sampai plak kasar yang melekat erat pada lidah( palatum atau mukosa bukal. Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena. ?idak seperti kandidiasis pseudomembran( plak disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan dengan leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok dan keganasan. ?erbanyak pada pria( umumnya diatas &% tahun dan perokok '+ayford <<( 566&* 3idgley +( 5666* >nandar :K et al( $%%!, .2.2.5. Glositis rhomboid median 3erupakan bentuk lanjutan atau 1arian kandidiasis hiperplastik kronis. Pada bagian tengah permukaan dorsal lidah terjadi atrofi papilla 'Akpan A( $%%)* 3idgley +( 5666* >nandar :K et al( $%%!,. 2.2.6. Kheilosis kandida Sinonim perleche(( angular cheilitis( Sinonim perleche cheilitis( angular stomatitis. stomatitis. Khas ditandai eritema( fisura( maserasi dan pedih pada sudut mulut. :iasanya pada mereka yang mempunyai kebiasaan menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan kulit yang kendur pada komisura mulut.
Ditandai dengan hipertrofi papilla lidah 'khas,( mungkin in1asi sekunder Candida albicans dari papilla filiformis hipertrofi pada sisi dorsum lidah '>nandar :K et al( $%%!* 7ippon <@( 56))* 7ossie K( $%%;,.
Hifa Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel erat pada epitel manusia dengan perantara protein dinding hifa( hal ini dimungkinkan karena protein ini memiliki susunan asam amino mirip dengan substrat transaminase keratinosit mamalia sehingga diikat dan menempel pada sel epithelial. Selain itu pada jamur ini terdapat mannoprotein yang mirip integrin 1ertebrata sehingga jamur ini mampu menempel ke matriks ekstraseluler seperti fibronektin kolagen( dan laminin. Selain itu hifa juga mengeluarkan proteinase dan fosfolipase yang menerna sel epitel inang sehingga in1asi lebih mudah terjadi 'Kenneth 3 et al( $%%)* Casronudin( $%%=* Sudjana P( $%%),.
2.3. ifferensial iagnosis Kandidiasis oral
2.6. iagnosis Kandidiasis oral 2.6.1. Gambaran Klinis
5. Difteria$. 2eukoplakia karena sebab lain 'merokok atau keganasan, &. Kheilitis.
Pada rongga mulut 'oral, tampak infeksi yaitu saria#an( terutama terjadi pada selaput mukosa pipi dan tampak sebagai berak-berak putih yang sebahagian besar terdiri atas pseudomeselium dan epitel yang terkelupas dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput '
'Akpan A( $%%)* 3idgley +( 5666* 7oss P@( 56)6* Suhonen 78(5666* >nand ar :K et al( $%%!,. 2.2.7. Black Hairy tongue
2.4. !eberapa spesies ragi genus Candida pen"ebab kandidiasis oral 5. Candida albicans2. Candida tropicalis3. Candida glabrata 4. Candida krusei5. Candida guilliermondii 6. Candida parapsilosis 7. Candida dubliniensis 8. Candida stellatoidea . Candida lusitaniae. Dari sembilan spesies Candida diatas )% penyebab tersering untuk kandidiasis oral adalah0 Candida albicans, Candida glabrata, dan Candida tropicalis( dari hasil isolasi 'A Akpan( $%%)* Suhonen 78( 5666* Dismukus @8 et al( $%%&,. 2.5. Patogenesis Seara alamiah Candida ditemukan di permukaan tubuh manusia 'mukokutan,( bila terjadi suatu perubahan pada inang( jamur penyebab atau keduanya maka terjadi infeksi. :eberapa fator 1irulensi Candida albicans antara lain0 kemampuan adhesi( kemampuan mengubah diri seara epat dari ragi kehifa( memproduksi en9im hidrolitik 'proteinase asam dan fosfolipase, perubahan fenotip dan ketidakstabilan kromosom( 1ariasi antigenik( mimikri( dan produksi toksin. Baktor inang yang menyebabkan infeksi baik lokal maupun in1asi1e oleh Candida. Pemakaian antibiotika menyebabkan proporsi jamur meningkat( kapasitas imun inang menurun akibat lekopenia dan pemberian kortikosteroid( pada AIDS fungsi sel ? yang terganggu karena inter1ensi 1irus HIV melalui kulit dan mukosa yang dimungkinkan karena peran lektin yang spesifik pada sel dendrite( D-SI+C sehingga mampu berikatan dengan 1irus HIV meskipun tidak mampu mengantarkan masuk kedalam sel( tetapi memudahkan transport HIV oleh dendrite ke organ limfoid dan menambah jumlah limfosit ? yang terinfeksi. 3unulnya lesi pada mukosa akibat inter1ensi HIV yang diperantarai peran lektin dan D-SI+C yang mengakibatkan infeksi jamur pada mukosa mulut dan mukosa lain ditubuh( menga#ali munulnya infeksi sekunder pada mulut penderita.
?erdiri atas usapan / s#ab dari permukaan 2esi 2.6.2.2. Pemeriksaan 2angsung / 3ikroskopis 0 >ni1ersitas Sumatera >tara >sapan mukokutan diperiksa dengan sediaan apus yang di#arnai dengan +ram( untuk menari pseudohifa da n sel-sel bertunas 'Arayu S et al ( $%%)* @inn
2.7. Pengobatan Kandidiasis oral 2.7.1. (mum >ni1ersitas Sumatera >tara
2.7.3. $istemik Ketokona9ol $%%mg F !%% mg / hari selama $ F ! minggu( untuk infeksi kronis perlu & F ; minggu
- 3 en gu ran gi da n mengo ba ti fakto r pred isp osisi( bi la ka rena p ema ka ia n protese perlu melepas protese setiap hari( terutama pada malam hari saat tidur dan menui dengan antiseptik seperti khlorheksidin. - S ela ma pen gob atan tidak di anju rka n meroko k( ka rena aka n men gha mbat reaksi adekuat terhadap pengobatan ' >nandar :K et al( $%%! ,. 2.7.2. %opikal 5. Cistatin suspensi oral0
- Dosis0 !- ml '!%%.%%%-%%.%%%,( ! E / hari sesudah makan
- Harus ditahan di mulut beberapa menit sebelum ditelan
- Dosis untuk bayi $ ml ' $%%.%%%,( ! E / hari
- Perlu 5% F 5! hari untuk kasus akut atau beberapa bulan untuk yang kronis ':lignaut 8( $%%=* >nandar :K et al( $%%!,. $. Amfoterisin :0:ekerja melalui pengikatan pada sterol dalam membran sel jamur dan mengubah permeabilitas membran sel( tidak diserap pada saluran penernaan sehingga dianjurkan pemberian seara topikal. Sediaan 0 - Suspensi oral 5%% mg / ml - Salep & - 2o9enge 5% mg 'Akpan A( $%%)* >nandar :K et al( $%%!,. &. 3ikona9ol. >Ini sejenis Imida9ole dapat digunakan sebagai aplikasi lokal dalam mulut( akan tetapi pemakaian dengan ara ini terbatas karena efek samping seperti muntah dan diare. 4bat lain yang termasuk kelompok ini klotrima9ol dan ketokona9ol.Sediaan0 +el oral $;mg/ml( krem $( tablet $;% mg. Pengobatan diteruskan sampai $ hari sesudah gejala tidak tampak.!. Solusio gentian 1iolet 5 F $ 0 3asih sangat berguna( tetapi memberi #arna biru yang tidak menarik. Dapat dipertimbangkan untuk kasus sulit dan kekambuhan. Dioleskan $ E / hari selama & hari ' Akpan A( $%%)* 3ihael A 4 2e#is( 566)* >nandar :K( et al. $%%! ,.
Itrakona9ol 5%% F $%% mg / hari selama ! minggu Blukona9ol ;% F $%% mg / hari selama 5- $ minggu Vorikona9ol Adalah tria9ole yang memiliki struktur kimia seperti flukona9ol( menjadi salah satu pilihan bila kurang sensiti1e terhadap flukona9ol'K#on hung K<(566$* >nandar :K( et al. $%%!* Depkes 7I Dirjen Pengendalian PPP2( $%%6* Dismukes @8 et al( $%%&,. 2.7.4. )lukona*ol Adalah antifungal bis-tria9ole !luorinated bistria"ole yang sering dipakai dalam pengobatan kandidiasis :ekerja sebagai penghambat en9im sitokrom P!;%'GP&A! dan GP$6, -5! alfa demetilase yang berperan dalam sintesis ergosterol yang merupakan bagian penting membrane sel jamur. Blukona9ol diserap seara sempurna melalui saluran erna tanpa dipengaruhi adanya makanan atau keasaman lambung. Sembilan puluh persen obat dieliminasi le#at ginjal dan #aktu paruhnya antara $;-&% jam. 8fek samping yang terjadi seperti 0 mual( muntah( sakit kepala( ruam kulit( nyeri perut( diare( sedikit peningkatan transaminase serum dan hipokalemi. Blukona9ol efektif terhadap banyak spesies Candida( terutama Candida albicans, Candida tropicalis, Candida parapsilosis dan beberapa spesies yang bukan albicans, tetapi kurang efektif terhadap Candida glabrata dan Candida krusei . Penelitian artemisk disk menunjukkan bah#a flukona9ol masih efektif pada Candida albicans sekitar '6=(6,( Candida tropicalis '6%(!,( Candida parapsilosis 3,3#( namun hanya '6($, pada Candida krusei. Penelitian di India melaporkan ')=(), Blukona9ol efektif pada Candida albicans( dan sekitar ')(6, pada Candida yang bukan albicans efektif terhadap flukona9ol. Kandidiasis oro-faringeal pada penderita HIV yang disebabkan oleh Candida albicans ')!(;,( Candida glabrata '(),( Candida krusei '&(!,( dimana ')!(=, dari isolasi efektif terhadap flukona9ol serta ada '6(=, yang susceptible dose dependent 'SDD,. Ketiga penelitian tersebut memberi bah#a flukona9ol masih menjadi pilihan utama dalam upaya mengobati kandidiasis. Dosis yang dianjurkan0 5%%-$%%mg p.o ( $%%mg ' 5E / hari , dilanjutkan dengan 5%%mg selama ;-5% hari. Hasil suatu penelitian ara pemberian flukona9ol =;%mg 'dosis tunggal, sama efektifnya dengan pemberian 5;%mg/hari selama $ minggu pada penderita kandidiasis oro-faringeal( flukona9ol adalah pilihan utama pada penderita HIV dengan kandidiasis oral 'Akpan A( $%%)* :lignaut 8( $%%=* Sudjana P( $%%6* :arhiesi B et al( $%%)* Dismukes @8 et al( $%%&,.
$ournal o! %entistry &ndonesia 2'(2, )ol. (, *o. 2, 47+5' CASE REPORT 1 +andidal #eukoplakia on Patient ,ith -emoable enture $hiril Paskalis / 2 0nandina rmagita (
ndergraduate -rogram, aculty o! %entistry, ni/ersitas &ndonesia, $akarta ('43', 2 &ndonesia %epartment o! Oral 0edicine, aculty o! %entistry, ni/ersitas &ndonesia, $akarta ('43', &ndonesia Corresponding e+mail to1 pikikyahoo.com 0!$%-0+% andida infetion is a ommon problem in patients using remo1able dentures( #ith the most freJuent type is denture stomatitis. :ut other type of andidal infetion ould also happen in these patients( suh as andidal leukoplakia. @e reported a 5 years old female patient #ho omplained a painful lesion under her lo#er remo1able denture. 4ral eEamination re1ealed #hite plaJue that ould not be rubbed o1er an uler on the lingual part of al1eolar proesses under the lo#er remo1able denture plate( and also an erythematous area on palatum durum abo1e the upper full denture. ?he patient #as suspeted to ha1e andidal leukoplakia on the lingual part of the mandible and denture stomatitis on the palate area. ?he treatment onsisted of nystatin oral suspension( hlorheEidine solution( multi1itamins( along #ith denture replaement and oral health eduation. ?he entire lesion resol1ed #ithin $ months therapy. andidal infetion treatment on denture patient needs not only mediation or denture replaement( but also patient ompliane to ahie1e maEimal result. 0!$%-0K +andidal leukoplakia pada pasien dengan gigi tiruan lepasan. Infeksi kandida merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien dengan gigi tiruan lepasan( dengan bentuk tersering adalah denture stomatitis. Camun( bentuk lain dari infeksi andida juga dapat terjadi pada pasien dengan gigi tiruan lepasan( seperti halnya candidal leukoplakia. Kami melaporkan seorang pasien #anita berusia 5 tahun yang mengeluhkan adanya lesi yang sakit di ba#ah gigi tiruan rahang ba#ahnya. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya plak putih yang tidak dapat diangkat di atas ulkus pada daerah lingual prosesus al1eolaris di ba#ah plat gigi tiruan lepasan rahang ba#ah dan area eritematous pada palatum durum di balik plat gigi tiruan rahang atas. Pasien diduga mengalami candidal leukoplakia pada rahang ba#ah dan denture stomatitis pada palatum. Pera#atan pasien meliputi suspensi oral mengandung nistatin( larutan klorheksidin( multi1itamin( disertai penggantian gigi tiruan dan pendidikan kesehatan mulut. Semua lesi membaik dalam terapi selama $ bulan.
Pera#atan infeksi kandida pada pasien dengan gigi tiruan tidak hanya memerlukan terapi medikasi ataupun penggantian gigi tiruan( namun diperlukan juga kepatuhan pasien untuk memperoleh hasil yang maksimal. Ke",ords andidal leukoplakia( denture patient PE0(#(0 Kandida adalah organisme komensal yang merupakan bagian flora normal rongga mulut pada &%-;% populasi. 4rganisme ini dapat menimbulkan infeksi oportunis 5 dalam rongga mulut jika terdapat faktor- faktor predisposisi yang mendukung. Infeksi kandida terkait dengan faktor lokal dan sistemik( seperti pada kondisi imunosupresi( pengaruh faktor diet( keganasan( penggunaan antibiotik spektrum luas( pemakaian $ gigi tiruan( merokok( dan serostomia. Penyebab tersering dari infeksi oportunis kandida adalah penggunaan gigi tiruan( terutama yang sudah longgar atau pember& sihannya tidak baik. Kondisi ini terjadi menapai 5 ; pada populasi lanjut usia yang menggunakan gigi tiruan lengkap rahang atas. Seara klinis( infeksi kandida pada rongga mulut atau kandidasis oral dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada rongga mulut( nyeri( kehilangan pengeapan( ! dan penurunan selera makan. Klasifikasi kandidiasis oral seara umum terdiri dari $ bagian besar yaitu kandidiasis oral primer( dengan infeksi yang terbatas pada jaringan lunak oral dan perioral( serta kandidiasis oral sekunder( dengan kandidiasis oral merupakan manifestasi dari infeksi kandida sistemik generalisata. Kelompok Kandidiasis oral primer terdiri dari & 1arian utama( yaitu pseudomembran( eritematus( dan ! hiperplastik. Kandi!= $ournal o! %entistry &ndonesia 2'(2, )ol. (, *o. 2, 47+5' diasis hiperplastik atau candidal leukoplakia biasanya merupakan lesi kronik( dengan tampilan klinis berupa plak putih yang tidak dapat hilang saat dikerok dan lo- kasi tersering pada regio komisura mukosa mulut. 2esi ini dapat dibedakan dari leukoplakia idiopatik( karena terapi antifungal yang sesuai biasanya dapat menyem; buhkan candidal leukoplakia. Pada makalah ini akan dilaporkan suatu kasus andidal leukoplakia pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lepasan( disertai dengan bentuk infeksi kandida lain seperti denture stomatitis dan thrush. 3elalui makalah ini diharapkan agar seja#at dokter gigi akan lebih memperhatikan pentingnya pemberian edukasi dan informasi bagi pasien pengguna gigi tiruan lepasan( untuk dapat menjaga kebersihan mulut pasien dan
menegah timbulnya infeksi kandida.
kemudian dibuatkan gigi tiruan penuh se- bagai pengganti gigi tiruan lamanya yang telah longgar.
#0P-0 K0$($ Seorang pasien #anita berusia 5 tahun( pada kun- jungan pertamanya ke klinik integrasi 7S+3P BK+ >I( datang dengan keluhan terdapat benjolan putih di rahang ba#ah kanan yang terasa nyeri berdenyut sejak 5 minggu sebelumnya( terutama jika ia menggunakan gigi tiruannya. Pasien juga mengeluhkan adanya daF ging tumbuh di gusi ba#ah kiri yang terasa nyeri dan mudah berdarah( yang membuatnya sering minum obat penghilang rasa sakit. +igi tiruan dibuat di tukang gigi sejak tahun yang lalu dan terasa sudah longgar. Pasien biasanya menggunakan gigi tiruan terusmenerus juga saat tidur malam( keuali saat dibersihkan saat pagi hari dan sesudah makan. Sejak timbul rasa sakit jika benjolan di rahang ba#ah tersentuh( pasien tidak menggunakan gigi tiruan rahang ba#ahnya( sehingga ia hanya dapat mengkonsumsi makanan lunak. Pasien menyatakan tidak ada kesulitan dalam menelan makanan ataupun keluhan rasa panas di dalam mu- lutnya. Dalam anamnesis( pasien menyangkal adanya penyakit sistemik. Pemeriksaan ekstra oral tidak menunjukkan adanya kelainan. Pemeriksaan intra oral memperlihatkan ke- bersihan mulut yang buruk. Di daerah lingual prosesus al1eolaris regio !&-!; terdapat plak putih homogen( ireguler( kenyal( permukaan tidak rata( tidak dapat di kerok( berukuran 5;E&E$mm( nyeri tekan '",( dikel- ilingi area eritematous. Di palatum durum terdapat beberapa daerah eritematous berukuran 5 mm pada lokasi yang tertutup gigi tiruan( sedang pada gingi1a bukal regio 5&-5; terdapat plak-plak putih ireguler( berbatas jelas( dapat diangkat meninggalkan dasar kemerahan. Sebagian besar gigi-geligi telah hilang( yang tersisa adalah gigi $& karies dentin( $( $=( dan ! sisa akar( sedang pada gigi & karies menapai pulpa disertai polip. +igi tiruan sebagian lepasan rahang atas dan ba#ah longgar. Saat dipakai( tampak bah#a tepi lingual gigi tiruan rahang ba#ah menekan lesi putih di regio !&-!;.
Satu minggu setelah kunjungan pertama( pasien datang untuk kontrol. Pada saat itu( nyeri di rahang ba#ah pasien sudah tidak terasa keuali bila gigi tiruannya digunakan. 3enurut pasien( benjolan putih juga sudah berkurang. Cystatin dan klorheksidin sudah habis digunakan( namun multi1itamin masih ada. Pada pemeriksaan intra oral tampak bah#a lesi putih di lingual regio !&-!; sudah berkurang ukurannya menjadi 5E5E$mm dan tampak adanya ulserasi ireguler ber#arna putih dengan tepi er- itema berukuran 5;E&mm di ba#ah lesi putih tersebut. Plak putih di gingi1a regio 5&-5; telah menghilang dan terdapat area eritema. Pada palatum durum masih ter- dapat area-area eritema. Pera#atan yang diberikan masih sama dengan kunjungan sebelumnya. Kontrol berikutnya dilakukan satu minggu setelah kunjungan kedua .Keluhan nyeri sudah tidak dirasakan pasien. +igi tiruan rahang ba#ah pasien sudah dapat digunakan untuk makan. 4bat-obatan yang digunakan pasien masih tersisa sedikit. Pemeriksaan klinis intra oral menunjukkan bah#a lesi putih pada lingual regio !&-!; telah hilang( ulserasi telah mengalami perbaikan dengan ukuran 5; E $mm( dan area eritema di sekitar ulser telah berkurang. Pada palatum durum area eritema telah menghilang. Pasien kembali diresepkan suspensi oral Cystatin untuk penggunaan selama 5 minggu( intruksi merendam gigi tiruan dan mengkompres lesi ulser dengan larutan klorheksidin glukonat %($ serta pemberian multi1itamin mengandung Seng. Dua minggu setelah kontrol kedua( pasien datang kembali. Saat itu( keluhan nyeri sudah tidak ada dan semua obat telah habis. Pasien juga telah menjalani penabutan gigi-geligi yang tersisa keuali gigi $& yang renananya akan diabut pada hari tersebut. !)
Diagnosis kerja dari keluhan utama pasien adalahsusp. candidal leukoplakia pada gingi1a lingual !&- !; dengan diagnosis banding leukoplakia. Selain itu( pasien juga didiagnosis mengalami denture stomatitis pada palatum durum( yang terkait dengan ill !itting denture( dan kandidiasis pseudomembran thrush pada gingi1a regio 5&-5;. Diagnosis untuk kelainan pada gigi-geligi adalah $& hiperemia pulpa( $( $=( dan ! radiks( serta & pulpitis hiperplastika kronik. Pera#atan yang diberikan adalah pasien diinstruksikan untuk melepaskan gigi tiruan dan merendamnya pada larutan klorheksidin glukonat %($ pada saat tidur( serta tidak menggunakan gigi tiruan rahang ba#ah sampai nyeri hilang. Pasien juga diresepkan suspensi oral Cystatin ! kali sehari sebanyak m2 yang dikulum ke seluruh rongga mulut selama $-& menit. Selain itu( pasien diinstruksikan untuk mengompres lesi putih pada rahang ba#ah menggunakan kassa yang dilembabkan dengan larutan klorheksidin glukonat %($. Pasien diberikan multi1itamin yang mengandung Seng. Pada pasien direnanakan untuk penabutan seluruh gigi yang tersisa( untuk
$ournal o! %entistry &ndonesia 2'(2, )ol. (, *o. 2, 47+5'
Pada pemeriksaan intra oral( di regio lingual !&-!; tampak ulserasi sudah semakin membaik #alau area eritema masih ada. Area bekas penabutan tampak eritem. >ntuk kali ini pasien hanya diresepkan larutan klorheksidin glukonat %($ yang digunakan untuk berkumur setelah sikat gigi( mengompres ulser( dan merendam gigi tiruannya( serta melanjutkan penggunaan multi1itamin. Selanjutnya( pasien dikontrol dalam periode $ ming- guan( untuk mengetahui kondisi lesi jaringan lunak- nya bersamaan dengan kunjungannya saat menjalani prosedur pembuatan gigi tiruan penuh yang baru. Keluhan dari pasien sudah tidak ada. Pemeriksaan jaringan lunak pada kontrol terakhir menunjukkan bah#a ulser di regio
lingual !&-!; sudah tidak ada( kemudian pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulutnya serta melakukan perendaman gigi tiruan lama dalam larutan klorheksidin glukonat sampai pembuatan gigi tiruannya yang baru selesai. PE!00$0
peningkatan permeabilitas epitel terhadap antigen serta toksin akibat trauma dari gigi tiruan( serta buruknya kebersihan mulut( merupakan beberapa faktor resiko yang $(& dapat menjadi predisposisi terjadinya kandidiasis. >ntuk predisposisi infeksi kandida dari segi faktor sistemik disingkirkan( karena dari anamnesis dan kondisi umum tidak terlihat adanya tanda-tanda adanya kelainan sistemik.
Pada kasus di atas( keluhan utama pasien yang meru- pakan plak putih pada rahang ba#ah didiagnosis sebagai candidal leukoplakia. Diagnosis ini ditegakkan dengan pertimbangan adanya gambaran klinis lesi yang meny- erupai leukoplakia pada pasien yang juga mengalami tanda-tanda infeksi kandida seara klinis( yaitu denture stomatitis dan thrush. Dalam sekitar sepertiga kasus candidal leukoplakia( bentuk lain dari kandidiasis oral juga dapat ditemukan( seperti denture stomatitis terkait kandida( angular cheilitis( median rhomboid glossitis( dan lesi di palatum terkait median 5 rhomboid glossitis.
Pera#atan pada pasien menakup pemberian medikasi( penabutan gigi-geligi yang tersisa( dan perenanaan penggantian gigi tiruan( yang dilakukan setelah pasien diberikan informasi tentang pentingnya menjaga ke- bersihan rongga mulut dan gigi tiruan. Pada pera#atan kandidiasis oral( menghilangkan faktor predisposisi merupakan yang utama dilakukan( dilanjutkan dengan terapi antifungal( dan terapi ; lain. Baktor predisposisi pada pasien adalah akibat penggunaan gigi tiruan( sehingga perlu diberikan pemahaman pada pasien untuk tidak menggunakan gigi tiruan saat tidur malam( ara
Pemeriksaan penunjang pada kasus ini tidak dilakukan karena adanya kesulitan biaya dari pasien. Selain itu( saat diperhatikan seara klinis tampak infeksi kandida lainnya( berupa pseudomembran putih yang hilang pada saat diseka dengan meninggalkan area kemerahan 'thrush, serta lesi kemerahan di ba#ah basis gigi tiruan 'denture stomatitis,. ?erapi empiris dilakukan meng- gunakan antifungal( dengan tetap melakukan obser1asi pada pasien untuk melihat perkembangan dari terapi. 4bser1asi perkembangan terapi diperlukan karena jika tidak terjadi perubahan pada lesi diduga candidal leukoplakia setelah terapi antifungal( maka perlu dilaku- kan biopsi. Hal ini penting dilakukan karena beberapa penelitian melaporkan bah#a padacandidal ! leukoplakia terjadinya transformasi maligna menapai 5;. ; Seara umum( lesi candidal leukoplakia asimtomatis( namun pada pasien ini terjadi keluhan berupa rasa nyeri. Hal ini terjadi karena lesi candidal leukoplakia pada kasus ini terdapat pada ulser yang a#alnya terjadi akibat iritasi dari gigi tiruannya yang telah longgar. Baktor utama yang menga#ali timbulnya candidal leukoplakia adalah adanya kerusakan integritas dari mukosa oral( dalam kasus ini berupa adanya ulserasi akibat ; gigi tiruan. >lserasi merupakan salah satu lesi mukosa mulut yang dapat terjadi pada penggunaan gigi tiruan( dan terjadi paling sering dalam ; tahun pertama penggunaan gigi tiruan. Seiring dengan #aktu( ukuran hiperplasia lesi akibat in1asi andida pada pasien semakin berkembang( sehingga ketika gigi tiruan digunakan lesi mengalami penekanan dan menim-bulkan rasa sakit akibat ulserasi yang tertekan. :erbagai bentuk infeksi kandida pada kasus ini teru- tama terjadi karena pasien merupakan pengguna gigi tiruan lepasan yang sudah tidak baik 'ill !itting denture, namun terus memakainya bahkan pada saat tidur( dan kurang memperhatikan ; kebersihan mulutnya. +igi tiruan dapat menjadi reser1oir poten dari kandida. Penggunaan gigi tiruan di malam hari( penurunan re- sistensi jaringan dan
!6 $ournal o! %entistry &ndonesia 2'(2, )ol. (, *o. 2, 47+5' ; menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan( serta pentingnya pembuatan gigi tiruan baru sebagai peng- ganti gigi tiruan lama yang sudah tidak baik. ?erapi antifungal yang diberikan pada pasien( yaitu suspensi oral Cystatin( digunakan sampai 5 minggu setelah tanda-tanda klinis infeksi kandida hilang. Cystatin adalah salah satu antifungal dari golongan polyene yang umum digunakan dalam terapi kandi- diasis oral. Antifungal ini memiliki efek fungisidal dan fungistatik( yang penggunaannya dilanjutkan sampai beberapa hari setelah penyembuhan seara ! klinis. 2arutan klorheksidin glukonat %($ juga diresepkan pada pasien untuk digunakan sebagai ampuran peren- dam gigi tiruan lepasan yang dimiliki pasien. Klorhek- sidin memiliki akti1itas mela#an organisme gram negatif dan gram positif( ragi( jamur( serta organisme aerob dan anaerob fakultatif( sehingga dapat digunakan sebagai = desinfektan yang dalam kasus ini bagi gigi tiruan pasien. Selain itu( klorheksidin glukonat %($ digunakan sebagai larutan pengompres pada lesi yang dirasakan nyeri oleh pasien. 4bat kumur klorheksidin glukonat %($ terbukti mengurangi keparahan ulserasi dan dalam bentuk gel dapat lebih efektif untuk mengu- rangi nyeri pada lesi ) ulserasi aftosa. :erdasarkan hasil anamnesis dan kondisi umum pasien( tidak ditemukan adanya
tanda kelainan sistemik. Sebagai terapi suportif( multi1itamin yang mengandung Seng merupakan salah satu medikasi yang diberikan pada pasien( dengan tujuan untuk memperepat penyembuhan. Seng merupakan elemen esensial yang berpengaruh dalam sistem imun. Adanya defisiensi seng akan menimbulkan kerentanan terhadap 6(5% infeksi dan penyembuhan luka menjadi terhambat. Defisiensi Seng ringan merupakan kondisi yang umum terjadi pada orang lanjut usia sehat( sehingga 6 pemberian suplemen seng dapat memberikan efek positif. Perbaikan yang terjadi pada kasus ini( baik dalam ke- luhan subjektif maupun dari segi tampilan klinis dari lesi( menunjukkan bah#a terapi yang diberikan telah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien. Pena- talaksanaan kasus kandidiasis oral bergantung kepada diagnosis yang akurat( identifikasi dan eliminasi faktor & predisposisi( serta pemberian resep agen antifungal. @alau demikian( keberhasilan pera#atan tidak dapat diapai dengan maksimal jika kooperasi pasien tidak diperoleh. Pada kasus ini( pasien diberikan informasi dan edukasi untuk mendapatkan pemahaman tentang kelainan yang dideritanya( ara pera#atan( dan juga ara penegahan agar kelainan tersebut tidak terjadi kembali. Hal ini penting untuk dilakukan oleh setiap dokter gigi yang melakukan pera#atan dan pembuatan gigi tiruan lepasan bagi pasiennya. :erbagai kelainan mukosa mulut yang terkait dengan penggunaan gigi tiruan dapat diegah jika dilakukan kontrol setelah insersi gigi tiruan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasien( yang disertai informasi tentang metode pembersihan dan instruksi tentang bagaimana menjaga kesehatan jaringan rongga mulut.
andida and noturnal denture #ear0 Juantitati1e study. < 4ral 7ehabil. $%%=*&!0%%;. 3ilillo 2( 2o 3u9io 2( arlino P( Serpio 7( oia 8( Sully . andida-rela ted denture stomatitis0 a pilot study of the effiay of an amorolfine antifun- gal 1arnish. Int < Prosthodont. $%%;*5)0;;-6. Samaranayake 2P( 2eung @K( and
$P(#0 Candidal leukoplakia merupakan salah satu bentuk infeksi andida yang dapat timbul pada pasien pengguna gigi tiruan lepasan. Keberhasilan dalam penatalaksanaan kasus candidal leukoplakia diperlukan ketepatan diagnosis( penghilangan faktor predisposisi( dan terapi antifungal( disertai kooperasi pasien dalam menjaga kebersihan mulutnya. Dokter gigi bertindak tidak hanya sebagai tenaga kesehatan yang melakukan pera#atan namun juga berperan penting dalam menegah terjadinya infeksi andida yang diakibatkan oleh penggunaan gigi tiruan lepasan. 0)%0- P($%0K0
Sardina +A( Bua B( 7uggieri A( arini B( a- ioppo A( Valen9a V( et al. 4ral andidiasis and oral hyperplasti andidiasis0 linial Presentation. 7es < :io Si. $%%=*$0!%)-5$.
ompagnoni 3A.( Sou9a 7B( 3arra <( Pero A( :arbosa D:. 7elationship bet#een
6. Kahman 2( >ieho#ski P( @armuth 3( 3ala1olta 3( 3ohegiani 8( 7in k 2. 8ffet of impro1ed 9in status on ? helper ell ati1ation and ?H5/?H$ ratio in healthy elderly indi1iduals. :iogerontol. $%%*=0 !$6-&;. 5%. 2ansdo#nA:+(3irastshijski>(StubssC(San- lon 8( Agren 3S. in in #ound healing0 theoretial( eEperimental( and linial aspets. @ound 7ep 7eg. $%%=*5;0 $5.
Definisi Kandidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur andida. andida adalah suatu spesies yang paling umum ditemukan di rongga mulut dan merupakan flora normal. Spesies andida menapai !% F % dari seluruh populasi mikroorganisme rongga mulut. ?erdapat lima spesies andida( yaitu andida albiana( andida tropikalis( andida glabarata( andida krusel( dan andida parapsilosis. Dari kelima andida tersebut andida albiana merupakan spesies yang paling umum menyebabkan infeksi di rongga mulut. Struktur andida albiana terdiri dari dinding sel( sitoplasma nuleus( membrane golgi dan endoplasmi retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh mannoprotein( gulkan( gulkan ohitin. andida albiana dapat tumbuh pada media yang mengandung sumber karbon misalnya glukosa dan nitrogen biasanya digunakan ammonium atau nitrat( kadang-kadang memerlukan biotin. Pertumbuhan jamur ditandai dengan pertumbuhan ragi yang berbentuk o1al atau sebagai elemen fillamen hyfa atau pseudohyfa ' sel ragi yang memanjang , dan suatu masa filament hyfa disbeut myelium. Spesies ini tumbuh pada temperature $%- !% derajat elius. $. 8tiologi dan Patogenesis Kandidiasis terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa fator( terutama pada pasien pengguna protesa( Eerostomia ' Sjorgen syndrome ,( penggunaan radio theraphy( obat-obatan sitotoksis( konsentrasi gula dalam darah ' diabetes ,( penggunaan antibioti atau kortikosteroid( penyakit keganasan 'neoplasma, ( kehamilan( defisisnesi nutrisi( penyakit kelainan darah( dan penderita immunosupresi ' AIDS ,. Penggunaan protesa menyebabkan kurangnya pembersihan oleh sali1a dan
pengelupasan epitel( hal ini mengakibatkan perubahan pada mukosa. Pada penderita Eerostomia( penderita yang diobati dengan radio aktif( dan yang menggunakan obatobatan sitotoksis mempunyai mekanisme pembersih dan di hubungkan dengan pertahanan host menurun( hal ini mengakibatkan mukositits dan glositis. Penggunaan antibioti dan kortikosteroid akan menghambat pertumbuhan bakteri komersial sehingga mengakibatkan pertumbuhan andida yang lebih banyak( dan menurunkan daya tahan tubuh( karena kortikosteroid mengakibatkan penekanan sel mediated immune. Pada penderita yang mengalami kelainan darah atau adanya pertumbuhan jaringan ' keganasan ,( system fagositosisnya menurun( karena fungsi netrofil dan makrofag mengalami kerusakan. ?erjadinya kandidiasis pada rongga mulut di a#ali dengan adanya kemampuan andida untuk melekat pada mukosa mulut. Hal ini yang menyebabkan a#al terjadinya infeksi. Sel ragi atau jamur tidak melekat apabila mekanisme pembersihan oleh sali1a( pengunyahan dan penghanuran oleh asam lambung berjalan normal. Perlekatan jamur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi( kolonisasi tanpa atau dengan gejala infeksi. :ahan-bahan polimerik ekstra seluler ' mannoprotein , yang menutupi permukaan andida albiana merupakan komponen penting untuk perlekatan pada mukosa mulut. andida albiana menghasilkan proteinase yang dapat mengdegradasi protein sali1a termasuk sekretori immunoglobulin A( laktoferin( musin dan keratin juga sitotoksis terhadap sel host. :atas-batas hidrolisis dapat terjadi pada pH &(%/&(;-(%. Dan mungkin melibatkan beberapa en9im lain seperti fosfolipase( akan di hasilkan pada pH &(;-(%. 8n9im ini menghanurkan membrane sel selanjutnya akan terjadi in1asi jamur tersebut pada jaringan host. Hyfa mampu tumbuh meluas pada permukaan sel host
