Epidemiologi Penyakit Periodontal Untuk mengukur prevalensi penyakit, keparahan dan hubungannya terhadap faktor-f aktor lain seperti usia, kebersihan mulut, nutrisi, dst. Sudah Sudah diperkenalkan berbagai macam indeks khusus dalam upaya upaya untuk memberikan ukuran yang obyektif. Indeks Indeks kondisi gingiva ditentukan berdasarkan warna, perubahan kontur, perdarahan segera pada saat penyondean, waktu perdarahan, pengukuran eksudat cairan gingiva, jumlah sel darah putih pada cairan gingiva dan histologi gingiva. Indeks-indeks kerusakan periodontal terutama tergantung pada hasil pengukuran pada poket. Indeks inflamasai yang sering digunakan adalah indeks Gingival (Loe dan Silness, 1963. Tiga indeks periodontal yang akan dibicarakan disini adalah Indeks Periodontal (Russell, 1956), Indeks Penyakit Periodontal (Lamfjord, 1959), dan Indeks kebutuhan Perawatan Periodontal Komunitas (CPITN, Ainamo,1983).
Indeks gingiva (GI) Keparahan kondisi ini dinyatakan dalam skala 0 sampai 3 0 = gingiva normal 1 = inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, sedikit oedema, tidak ada perdarahan waktu penyondean. 2 = inflamasi sedang, kemerahan, oedema, dan dan
mengkilat, perdarahan waktu
penyondean 3 = inflamasi parah , kemerahan yang nyatadan oedema, ulserasi, kecenderungan perdarahan spontan. Unit gingiva mesial , bukal, distal, dan lingual diberi skore secara terpisah. Indeks ini terutama sangat sensitif pada gingivitis dini.
Indeks-indeks kerusakan periodontal 1. Indeks periodontal (Russell, 1956) Semua gigi diperiksa, skore yang digunakan pada indeks ini adalah sebagai berikut: 0= negatif. Tidak ada inflamasi dan jaringan pendukung maupun gangguan fungsi karena kerusakan jaringan pendukung 1= gingivitis ringan. ringan. Terlihar daerah inflamasi ringan pada tepi bebas gingiva, tetapi daerah ini tidah sampai mengelilingi gigi.
2 = Gingivitis. Inflamasi mengelilingi gigi, tetapi tidak terlihat kerusakan atau dalam perlekatan gigi nya. 6 = gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitelial rusak dan terlihat adanya poket, tidak ada gangguan mastikasi, gigi melekat kuat dalam soketnya dan tidak bergeser 8 = kerusakan tahap lanjut dengan hilangnya fungsi mastikasi. Gigi depan goyang kadang bergeser. Nyeri pada perkusi dengan alat logam dan dapat terdepresi kedalam soketnya. Peraturan, jika meragukan berikan skore terendah
2. Indeks Penyakit Periodontal (PDI) (Ramfjord, 1959) Indek penyakit periodontla yang di perkenalkan oleh Ramfjord adalah merupakan perluasan dari indeks Russell. Indeks Ramfjord di didisain terutama untuk menentukan luas kedalaman poket di bawah tautan semento enamel. Skornya adalah sebagai berikut 0 = sehat 1 = perubahan inflamasi ringan sampai sedang yang belum meluas ke sekitar jaringna gigi, 2 = perubahan inflamasi ringan sampai sedang yang
sudah terbuka meluas ke
jaringan gigi 3 = gingivitis yang parah , ditandai dengan kemerahan yang nyata kecunderungan perdarahan yang ulserasi. 4 = Perluasan poket sedalam 3mm apikal dari daerah pertautan enamel sementum 5 = perluasan sedalam 3-6 mm 6 = perluasan seadalam 6 mm
Tanda lain dari PDI adalah bahwa hanya enam gigi geligi yaitu 6/14 atas, 41/6 bawah yang digunakan dalam pemeriksaan dan pengukuran. Data dari gigi geligi ini digunakan mewakili gigi geligi lain secara keseluruhan dan skore rata-ratanya adalah skore dari pasien.
3. Indeks kebutuhan perawatan periodontal komunitas (CPITN) Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komuniatas tertentu, seringkali perlu di tentukan kebutuhan perawatan.
CPITN (Ainamo dkk, 1983)
terbukti merupakan sistem yang
paling sering digunakan untuk tujuan ini dan
menggunakan metode berikut ini : a. Sistem pemberian skor adalah Kedo 0 tidak ada poket atau perdarahan gingiva saat penyondean Kode 1 pendarahan gingiva pada saat penyondean Kode 2 kalkulus supra dan sub gingiva Kode 3 poket sedalam 3,5-5,5 mm Kode 4 poket >6mm Disini menggunakan sonde berujung bulat yang khusu dengan diameter sebesar 0,5 mmdengan panjang 3,5- 5,5 mm dan berwarna hitam. b. Gigi geligi di bagi menjadi 6 segmen ( 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior) dimana di setiap segmen terdapat satu atau beberapa gigi yang tidak perlu di cabut. c. Bila digunakan
untuk tujuan epidemiologi, biasanya dilakukan pemeriksaan
terhadap 10 gigi tertentu. Bila digunakan untuk perawatan 6 gigi indeks di periksa pada anak-anak dan remaja sedangkan pada individu dewasa semua gigi diperiksa (20thn) d. Rencana perawatan dittentukan dengan landasan pada Kode 0 tidak memerlukan perawatan Kode 1 memerlukan perbaikan perawatan gigi di rumah Kode 2 dan 3 memerlukan scaling dan perbaikan perawatan gigi di rumah Kode 4 memerlukan perawatan yang lebih rumit, misalnya scaling, perbaikan perawatan gigi dirumah dan operasi (Manson, 2012)
Menurut Caranza edisi 9, ada beberapa macam indeks dalam diagnosis penyakit periodontal, antara lain: (Caranza, 2002) 1. Kriteria untuk indeks gingiva (Loe H. 1967) 0 = gingiva normal 1 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna dan sedikit edema. tidak berdarah ketika di prob. 2 = inflamasi sedang; tampak kemerahan, edema, dan glazing. Berdarah ketika di prob. 3 = inflamasi yang parah; kemerhaan yang jelas, dan edema. Ulserasi. Cenderung berdarah spontan.
2. Kriteria untuk indeks gingiva termodifikasi (Lobene RR. 1986) 0 = tidak ada inflamasi 1 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna, sedikit perubahan tekstur tapi tidak seluruh marginal atau papilari gingiva. 2 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna, sedikit perubahan tekstur pada seluruh marginal atau papilari gingiva. 3 = inflamasi sedang; tampak kemerahan, edema,
glazing dan atau hipertropi dari
marginal atau papilari gingiva 4 = inflamasi yang parah; kemerhaan yang jelas, edema, glazing dan atau hipertropi dari marginal atau papilari gingiva. Ulserasi. Cenderung berdarah spontan.
3. Kriteria untuk indeks periodontal (Russel, 1954) 0 = negatif. Tidak ada inflamasi dan jaringan pendukung maupun gangguan fungsi karena kerusakan jaringan pendukung 1 = gingivitis ringan. Terlihar daerah inflamasi ringan pada tepi bebas gingiva, tetapi daerah ini tidah sampai mengelilingi gigi. 2 = Gingivitis. Inflamasi mengelilingi gigi, tetapi tidak terlihat kerusakan atau dalam perlekatan gigi nya. 6 = gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitelial rusak dan terlihat adanya poket, tidak ada gangguan mastikasi, gigi melekat kuat dalam soketnya dan tidak bergeser 8 = kerusakan tahap lanjut dengan hilangnya fungsi mastikasi. Gigi depan goyang kadang bergeser. Nyeri pada perkusi dengan alat logam dan dapat terdepresi kedalam soketnya.
4. Kriteria untuk indek penyakit periodontal (Ramfjord. 1959) G0 = tidak ada inflamasi G1 = inflamasi gingiva ringan sampai sedang, tidak memperluas seluruh sekitar gigi G2 = inflamasi gingiva sedang sampai parah, memperluas di seluruh sekitar gigi G3 = gingivitis yang parah, kemerahan yang jelas, cenderung berdarah dan ulserasi.
DAPUS Carranza, 2002, Clinical Periodontology 9ed. Philadelphia. W.B. Saunders Company Manson, J.D. 199. Buku Ajar Periodonti 2ed. Jakarta. Hipokrates