MAKALAH ILMU KEDOKTERAN GIGI KLINIK 2 TAHAP I SKENARIO 7
Kelompok 2 : Awandra Eand!
"#$%&'7(2)$*
+arol!ne ,e--!.a Geda/a
"#$%&'7%%%%*
0r!da A!an!n1 I S
"#$%&'2(37#*
Hana P45r! Ro/an!
"#$%&'2(2%%*
Mar!a ,4l!5a
"#$%&'))(('*
Na6!la S!5! Sam!/a
"#$%&'2(7%'*
Saron Na5an!a
"#$%&'&&')%*
S!5! Al!/a Ka!r4nn!-a
"#$%&'2(2#3*
S5a.!a Ar!ella
"#$%&'))($%*
Tal!5a T!88an/
"#$%&'2($2#*
Uk5! Ma!ra
"#$%&'2($&&*
0AKULT 0AKULTAS AS KEDOKTERAN KED OKTERAN GIGI UNI9ERSITAS INDONESIA 2%#&
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis masih dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apapun sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah Skenario 7. Mata Kuliah lmu Kedokteran !igi Klinik " #ni$ersitas #ni$ersitas ndonesia ini. Makalah ini disusun disusun dengan dengan tujuan memenuhi memenuhi penilaian penilaian kogniti% kogniti% dan menjadi menjadi parameter parameter keberhasilan keberhasilan kelas penulis dalam men&apai men&apai learning target untuk untuk Skenario 7. 'alam penyusunan makalah ini( penulis mengu&apkan terimakasih kepada drg. Sariesendy Sp. )rt. selaku %asilitator kelompok K!K "( para dosen narasumber narasumber(( dan koordinato koordinatorr blok K!K " untuk bimbingannya. Penulis mengharapkan kritik yang membangun demi perbaikan makalah maupun maupun tugas tugas penuli penuliss di kesemp kesempatan atan beriku berikutny tnya. a. *tas *tas perhat perhatian ianny nyaa penuli penuliss mengu& mengu&apk apkan an terimakasih.
'epok( + *pril ",
Penulis
"
DA0TAR ISI A I ; PENDAHULUAN$
. /atar 0elakang........................................................................................... 1 ." 2umusan Masalah......................................................................................1 .+ Tujuan Penulisan........................................................................................1 .1 *nalisis.......................................................................................................3 .3 Metode Penulisan....................................................................................... . 4ipotesis..................................................................................................... A II ; PEMAHASAN7 A III ; PENUTUP2( DA0TAR PUSTAKA2(
+
A I PENDAHULUAN ##
La5ar elakan1 Pa-!en # : Am!na "3% 5* a. !igi atas muka terasa makin terlihat ke depan b. !igi ba5ah goyang( tidak nyaman makan &. Satu minggu yg lalu ( gigi depan ba5ah lepas d. ) 6 + Missing( e. +"( 1( 1" goyang derajat + %. Poket absolute 1-3 mm g. 2esesi gusi 3mm h. )$erjet gigi anterior 3 mm i. )$erbite gigi anterior 3 mm j. 8ejas pada palatal anterior 2* k. P0 "( 9 P "(:9 K "(7 Pa-!en 2 : Sae84d!n "&3 5a4n* a. !igi belakang 20 kiri terasa sakit saat makan( a5alnya tidak nyaman b. ) 6 + perkusi ;<=( P0 7 mm9 PM mm9 P' > mm &. !igi + pernah di tambal d. P0 (>9 P "(9 K "(7
#2
#3
Pa-!en 3 : An S4
Mahasis5a mampu memahami dan mengetahui 6 a.
Etiologi dari T?)
b.
Klasi%ikasi T?)
&.
Mekanisme kerusakan tulang akibat T?)
1
#$
d.
Klasi%ikasi resorpsi ;de5asa dan anak=
e.
Proses resorpsi pada tulang
%.
Mekanisme healingA repair akibat T?)
g.
Bara pemeriksaan dan gejala klinis serta gambaran klinis T?)
h.
!ambaran radiogra%is T?) ;Perubahan yang terjadi( ''=
i.
'iagnosis( ''( dan prognosis T?)
j.
2en&ana pera5atan T?)
k.
Tata laksana untuk pasien T?)
Anal!-!- Ma-ala TFO Etiologi Klasifkasi Mekanisme Kerusakan tulang Macam macam resorpsi
Klinis
Healing
Cara pemeriksaan a"iogra# $Peru%a&an 'ang ter(a"i, DD) Diagnosis, DD, Prognosis
encana pera!atan Tata laksana
1.5
Me5ode Pen4l!-an
n%ormasi dalam makalah ini didapatkan dengan metode Penjelajahan nternet dan Studi Pustaka. #&
H!po5e-!*minah mengalami periodontitis kronis generalis e.& )4 0uruk diperberat oleh T?) Pak Sae%udin mengalami periodontitis kronis lokalis e.& )4 buruk diperberat T?) Suji5o mengalami konkusi karena trauma
3
A II PEMAHASAN A
E5!olo1! dar! T0O
Transmisi %amilial bakteri tertentu yang berhubungan dengan periodontitis kronis( yaitu strain seperti T. Forsythensis, P. Intermedia, dan P.nigrescens lebih sering ditemukan. P G!n1!al!- dan 8or-/54- dapa5 d!14nakan -e6a1a! penanda awal -aa5 -.reen!n1 pen/ak!5 per!odon5al 0ak5or /an1 mempen1ar4!
a. Ketidakseimbangan oklusi ⇒ 4ambatan oklusal pada 5aktu oklusi sentries ;kontak premature= dan gerak artikulasi ;blo&king-kiriCkanan= /angsung • Ketika tekanan oklusal meningkat( e%ek tekanan akan diterima langsung oleh gigi yang terlibat. Pada umumnya( jika terjadi atrisi jaringan periodonsium tetap sehat( tetapi sejumlah kasus menunjukkan bah5a atrisi dapat merusak jaringan periodonsium terutama jika terdapat iritan lokal misalnya plak yang menurut sejumlah ahli berhubungan dengan terbentuknya poket in%raboni. •
Tidak langsung 'alam banyak kasus pergeseran dapat terjadi baik ke depan( kebelakang atau kesamping. 8ika pergeseran oklusal kedepan( gigi insisi% atas menjadi subjek meningkatnya beban horiDontal ;gambar 1=( tetapi jika pergeseran kebelakang( TM8 akan menerima tekanan ;gambar 3=. *danya ketidakseimbangan oklusi tidak selalu menyebabkan gejala TM8.
⇒ ⇒
!igi hilang tidak diganti Mobilitas gigi se&ara progresi% Mobilitas ?isiologis ;resorpsi teratur( gigi tetapnya ngikut= Mobilitas Patologis ;perubahan mobilitas abnormal-tidak sesua usia( ga beraturan( kemungkinan abses= Eal4a-! mo6!l!5a- 1!1! "p-: 4n54k anak2 pake 5e-5 fremitus teeth* 1. Derajat pertama %ila "igo'angkan "engan (ari telun(uk "an i%u (ari terasa tetapi ti"ak terli&at. Kea"aan "emikian pa"a
umumn'a
"ise%a%kan
normal,
karena
karena
a"an'a
kego'angan
mem%ran
&an'a
perio"ontal
$Mobilitas fsiologis ) *. Derajat kedua, %ila "igo'angkan "engan (ari telun(uk "an i%u (ari "apat terasa "an terli&at. Disini %iasan'a mulai
terjadi
kelainan
pada
membran
periodontal .
+mumn'a diperkirakan kerusakan tulang baru + 1/3
bagian korona. . Derajat ketiga, untuk gigi anterior %ila "itekan "engan li"a& "apat terli&at "engan jelas goyang ke jurusan
horizontal. +ntuk gigi posterior le%i& kurang kego'angan "apat "ianalogikan "engan kerusakan tulang 2/3 akar
bagian korona. -. Derajat keempat, "i samping ter(a"i pergerakan ke
jurusan vertial.
horizontal ni %erarti
terjadi %a&!a
pergerakan
kerusakan
kearah
tulang su"a&
mencapi "aera& apikal.
7
Perbandingan Mahkota-*kar Tidak Seimbang ⇒ Kontak Edge-to-edge ⇒ *lat prostetik dan restorasi yang buruk b. Kebiasaan buruk &. Perubahan kondisi gingi$a ⇒
Perbesaran gingi$a M. +all=- 0e-5oon M&Ball ?estoons merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah gulungan ;rolled=( 6al45an 5e6al 1!n1!a /an1 -elal4 5erl!a5 pada 1!n1!a dan re-e-!n/a amp!r mendeka5! mucogingival junction
Belah gingi$a +le85 Tipe spesi%ik resesi gingi$a yang berbentuk sempit( dan triangular-shaped re-e-! 1!n1!a. Sebagai resesi yang berkembang pada apikal( &le%t menjadi lebih luas( mengeksplos sementum pada permukaan akar. Ketika lesi men&apai mucogingival junction( batas apikal mukosa selalu terin%lamasi karena sulit dalam mengontrol plak dalam area ini. *kar yang terekspos membuat area ini menjadi sensiti%.
:
0lunted papillae ;a= ( bulbous papillae ;b= ( dan &ratered papillae ;&=
Kla-!8!ka-! T0O
0erdasarkan tingkat keparahan a.
TFO Akut 0erasal dari tekanan oklusal yang tiba-tiba ;seperti mengigit benda keras !ejala pada T?) akut adalah6 2asa sakit atau nyeri pada gigi Sensiti% terhadap tes perkusi Meningkatnya mobilitas gigi geligi
b.
TFO Kronis Menunjukkan gejala yang ebih signi%ikan daripada trauma oklusi akut. T?) kronis disebabkan karena perubahan se&ara bertahap dari oklusi akibat adanya pergeseran gigi( ekstrusi gigi( dan kebiasaan para%ungsi seperti bruxism dan clenching . 0erdasarkan hubungannya dengan jaringan periodontal
a.
TFO Primer njuri yang diakibatkan karena tekanan oklusal berlebihan yang diberikan kepada gigi /an1 mem!l!k!
prod4k -amp!n1ann/a* dan pen/e-4a!an okl4-!
b.
TFO Sekunder
>
njuri yang disebabkan karena tekanan oklusal yang normal namun diberikan kepada gigi /an1 mem!l!k!
+
TFO Kombinasi njuri yang berasal dari 5ekanan okl4-al /an1 6erle6!an dalam pen/ak!5 per!odon-!4m. 0eberapa e%ek yang terjadi akibatnya ialah terjadi in%lamasi( pembentukan poket dan memperberat perkembangan penyakit.
Mekan!-me ker4-akan 54lan1 ak!6a5 T0O Taapan Re-pon ,ar!n1an 5eradap Tekanan Okl4-al
2espon jaringan terjadi dalam tiga tahap6 injury( repair ;perbaikan= dan adapti$e remodeling jaringan periodontal Taap #: In<4r/
njury jaringan dihasilkan oleh tekanan oklusal yang berlebihan. Tubuh kemudian berusaha untuk memperbaiki injury dan merestore jaringan periodontal. 4al ini dapat terjadi jika tekanan dikurangi. 8ika tekanan berubah menjadi kronis( jaringan periodontal mengalami remodeling untuk meredam dampak yang terjadi. /igamen periodontal mengalami pelebaran sehingga mengorbankan tulang dan menghasilkan de%ek tulang angular tanpa terbentuk po&ket periodontal( dan gigi menjadi goyang ;loose=. 'iba5ah tekanan oklusal( gigi berotasi sekitar sumbu rotasi( pada gigi dengan akar tunggal terletak di persimpangan antara sepertiga tengah dan sepertiga apikal akar dan pada gigi dengan multi akar terletak pada pertengahan tulang interradi&ular. 4al ini men&iptakan area tekanan dan regangan pada daerah yang berla5anan dari sumbu rotasi. /esi yang berbeda akan dihasilkan dari derajat tekanan atau regangan yang berbeda. *rea pada jaringan periodontal yang paling rentan tekanan oklusal yang berlebihan adalah daerah %urkasi. njury pada jaringan periodontal menghaslkan depresi semenatara akti$itas mitotik dan laju proli%erasi dan di%%erensiasi jaringan %ibroblas( pada pembentukkan kolagen( dan pada pembentukkan tulang. Semua akan kembali normal setelah menghilangnya tekanan
,
Taap 2: Repa!r
2epair se&ara konstan terjadi pada jaringan periodontal normal dan trauma oklusi menstimulasi peningkatan akti$itas reparati%. 8aringan-jaringan yang rusak akan dihilangkan dan dan sel jaringan ikat baru( serat( tulang dan sementum dibentuksebagai usaha untuk merestore jaringan periodontal yang mengalami injury. Ketika tulang diresorbsi oleh tekanan oklusal yang berlebihan( tubuh berusaha untuk memperkuat tulang trabekula yang tipis dengan tulang baru. #saha ini dilakukan untuk mengkompensasi kehilangan tulang yang dinamakan buttressing bone formation dan
merupakan usaha yang penting pada proses reparati% yang
berhubungan dengan T?). 4al ini dapat terjadi ketika tulang dirusak oleh in%lamasi atau tumor osteoltik. 0uttressing bone %ormation terjadi didalam ;&entral buttressing= rahang dan pada permukaan tulang ;peripheal buttressing=. Pada &entral buttressing sel endoteal mendepositkan tulang baru( yang merestore tulang trabekular Pheriheral buttressing merupakan pembentukkan tulang baru yang
terjadi pada permukaan
%a&ial dan lingual lempeng al$eolar. Material seperti kartilago kadang dapat berkembang pada spa&e ligamen periodontal sebagai hasil dari trauma. Pembetukkan kristal
dari eritrosit juga kadang dapat
mun&ul. Taap 3: Remodel!n1 adap5!8 pada ,ar!n1an Per!odon5al
8ika proses repair tidak dapat mengimbangi destruksi yang terjadi oleh oklusi( jaringan periodontal akan mengalami remodeling sebgai usaha untuk membuat hubungan struktural dengan itu tekanan tidak dapat lagi menginjury jaringan periodontal.
4al ini akan menghasilkan pelebaran ligamen periodontal yang
membentuk %unnel shaped pada pun&ak( dan de%ek angular pada tulang( tanpa adanya pembentukkan po&ket. !igi yang terlibat akan menjadi goyang. askularisasi mengalami peningkatan. FSecara umum respon jaringan terhadap trauma oklusi ada tiga tahap. Fase pertama yaitu fase injur menunjukkan peningkatan dalam area resorspsi dan penurunan
pembentukkan
, tulang
sementara
fase
repair menunjukkan
penurunan resorpsi dan peningkatan pembentukkan tulang. Setelah fase remodeling adaptif jaringan periodontal, resorpsi dan pembentukkan tulang kembali normal D
Kla-!8!ka-! re-orp-! "dewa-a dan anak*
'alam ilmu kedokteran gigi( resorpsi akar adalah pengrusakan atau penghan&uran yang menyebabkan kehilangan struktur gigi. 4al ini disebabkan oleh kerja sel tubuh yang menyerang bagian dari gigi. 0ila kerusakan meluas ke seluruh gigi( dinamakan resorpsi gigi. Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan sudah men&apai pulpa( sehingga sangat sulit untuk dira5at dan biasanya memerlukan ekstraksi gigi. 2esorpsi akar terjadi akibat di%erensiasi makro%ag menjadi odontoklas yang akan meresorpsi sementum permukaan akar serta dentin akar. 2esorpsi akar dapat disebabkan oleh tekanan pada permukaan akar gigi. Tekanan tersebut dapat berasal dari trauma( erupsi gigi ektopik yang mengenai akar gigi tetangga( in%eksi( beban oklusalyang berlebihan ( pertumbuhan tumor yang agresi%( maupun yang tidak dapat diketahui penyebabnya atau idiopatik. Menurut Geiland( penyebab yang paling umumadalah kekuatan ortodonti. 2esorpsi akar dapat diklasi%ikasikan menjadi dua( yaitu resorpsi akar internal yang dimulai dari pulpa( dan resorpsi akareksternal yang dimulai dari luar gigi. Re-orp-! In5ernal
2esorpsi internal diduga terjadi akibat pulpitis kronis. Tronstad ;>::= berpendapat adanya jaringan nekrotik menyebabkan resorpsi internal menjadi progresi%. Pulpitis kronis dapat terjadi akibat trauma ( karies atau prosedur iatrogenik seperti preparasi gigi yang salah( ataupun. 'e%eknya bisa terdapat di mana saja di dalam saluran akar. 0ila hal tersebut terjadi pada ruang pulpa( dinamakan Hpink spotH karena pulpa yang membesar terlihat melalui mahkota. Penghan&uran dentin yang parah dapat menyebabkan gigi %raktur. Pera5atan untuk resorpsi internal tanpa per%orasi adalah dengan pera5atan saluran akar. Kasus ini memiliki prognosis yang baik dan resorpsi tidak akan terjadi lagi.
Re-orp-! Ek-5ernal
*danya perubahan keseimbangan antara osteoblas dan osteoklas pada ligamen periodontal dapat menghasilkan sementumtambahan pada permukaan akar ;hipersementosis= atau menyebabkan hilangnya sementum bersama dengan dentin
"
Re-orp-! Perm4kaan
2esorpsi permukaan merupakan temuanpatologis yang umum terjadi pada permukaan akar. *kti$itas osteoklas merupakan respon terhadap injuri pada ligamen periodontal atau sementum. 2esorpsi permukaan biasanya dapat dilihat melalui S&anning Ele&tron Mi&ros&opy;SEM=. Permukaan akar menunjukkan resorption la&unaesuper%isial. Kondisi ini dapat mengalami perbaikan spontan berupa pembentukan sementum baru
2esorpsi *kibat n%lamasi 2esorpsi akibat in%lamasi diduga terjadi karena in%eksi jaringan pulpa 'aerah yang terin%eksi biasanya berada di sekitar %oramen apikal dan &analis lateralis. Sementum( dentin( dan jaringan periodontal yang berdekatan juga dapat terlibat. Pada pemeriksaan radiogra%i terlihat adanya radiolusen pada daerahersebut ;Saluran akar dan tubulus dentin terin%eksi dan nekrosis( serta respon in%lamatori dengan akti$itas osteoklas terjadi di dentin dan tulang. Pertambahan akti$itas osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan menunjukkan pengaruh bakteri yang beradadi tubulus dentin
+
2esorpsi penggantian ∗
;!ambar 1= biasanya terjadi pada trauma yang berat.
∗
2esorpsi penggantian sering terjadi setelah replantasi( terutama bila replantasi
terlambat dilakukan. Bedera pada permukaan akar biasanya berat( sehingga penyembuhan dengan sementum tidak dapat terjadi( yang menyebabkan kontak langsung antara tulang al$eolar dan permukaanakar ;!ambar 1*=. Proses ini dapat bersi%at re$ersibel apabila permukaan akaryang terlibat kurang dari ",I. Karena osteoklas berkontak langsung dengan dentin( maka resorpsi dapat terus berlangsung tanpa stimulasi hingga tulang al$eolar mengggantikan dentin ;!ambar 10=. stilahankylosis dapat digunakan pada kasus ini karena tulang al$eolar melekat langsung ke dentin.Se&ara radiogra%is( ruang ligamen periodontal tidak akanterlihat karena penggabungan tulang dengan dentin. Pada kasus ini( saluran akar harus diobturasi untuk men&egah resorpsi akar akibat in%eksi pulpa
-2esorpsi *kibat Tekanan ∗
Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang merusak jaringan ikat
diantara dua permukaan. Tekanan dapat disebabkan oleh gigi yang erupsi atauimpaksi ;!ambar 3=( pergerakan ortodonti(trauma karena oklusi( atau jaringan patologis seperti kista atau neoplasma. 2esorpsi akibat tekanan( misalnya akibat pera5atan ortodonti dapat terjadi pada apeks gigi ( dengan &edera berasal dari tekanan pada sepertiga apeks se5aktu menggerakkan gigi ;!ambar =. *kibatnya dapat terjadi pemendekkan akar gigi ;!ambar *=.2angsangan terhadap akti$itas osteoklas di apeks akibat tekanan berlebihan selama
1
pera5atan ortodonti dapat menyebabkan terjadinya resorpsi akar ;!ambar 0=. )steoklas dapat meluas sampai ke dentin dan mengenai tubulus dentin tanpa adanya bakteri. Menurut Ne5man( gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan adalah gigi insisi$us karena gigi insisi$us lebih sering digerakkan. Tekanan yang diberikan dapat membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklassehingga terjadi resorpsi. *pabila penyebab tekanan dihilangkan( maka resorpsi dapat dihentikan
-2esorpsi sistemik ∗
resorpsi yang diakibatkan adanya gangguan sistemik.
∗
8enis ini dapat terjadi pada sejumlah penyakit dan gangguan endokrin seperti6
PagetJsdisease( &al&inosis( !au&herJs disease dan TurnerJs syndrome. Selain itu( resorpsi ini dapat terjadi pada pasien yang menjalani terapi radiasi.
2esorpsi diopatik
3
E
Pro-e- re-orp-! pada 54lan1
?aktor yang lerlibat dalam destruksi tulang adalah bakteri dan host perantara. Produk bakteri plak menginduksi di%erensiasi sel-sel tulang yang terdahulu menjadi osteoklas dan menstimulasi sel-sel gingi$a untuk melepaskan mediator yang memiliki e%ek yang sama. Pada perkembangan penyakit yang &epat seperti pada periodontitis ju$enile yang terlokalisasi( mikrokoloni bakteri atau sel tunggal bakteri dapat mun&ul di antara serat-serat kolagen dan di atas permukaan tulang. 0eberapa %aktor host melepaskan sel-sel in%lamasi yang mampu menginduksi resorpsi tulang se&ara in $itro dan memegang peranan dalam penyakit periodontal. ni termasuk produksi prostaglandin oleh host( interleukin( dan tumor ne&rosis %a&tor ;TN?=. Pada saat diinjeksikan melalui kulit( prostaglandin E" menginduksi perubahan $askular( pada saat diinjeksikan melalui tulang( akan menginduksi resorpsi tulang. NS*' seperti %lurbipro%en dan ibupro%en menghambat produksi prostaglandin E" dan memperlambat kehilangan tulang. Salah satu penyebab yang menyebabkan kerusakan tulang pada penyakit periodontal adalah trauma %rom o&&lusion( yang dapat terjadi pada ada a5a4 5!dakn/a peradan1an.
8ika 5!dak 5erdapa5 peradan1an ( perubahan yang disebabkan oleh trauma %rom o&&lusion berma&am-ma&am dapat berupa peningkatan tekanan pada ligament periodontal dan peningkatan osteoklas pada tulang al$eolar hingga mengalami nekrosis pada ligament periodontal dan tulang( serta resporsi tulang dan struktur gigi. Perubahan tersebut re$ersible( artinya perubahan tersebut dapat dipulihkan apabila gaya berlebih tersebut dihilangkan. Meskipun trauma %rom o&&lusion yang persisten menyebabkan pelebaran berbentuk %unnel-shaped pada al$eolar &rest ligament periodontal( dengan resoprsi tulang sekitar. Perubahan ini dapat menyebabkan tulang &rest menjadi bersudut ;angular shape=( menunjukkan adaptasi jaringan periodontal yang bertujuan sebagai FbantalanH dari peningkatan tekanan oklusal( tetapi bentuk
tulang yang telah mengalami perubahan akan melemahkan jaringan pendukung gigi dan menyebabkan mobilitas gigi. Ketika ada peradan1an( dan ditambah dengan trauma %rom o&&lusion( kerusakan tulang yang terjadi akan tidak biasa ;biDarre bone patterns= Trauma %rom o&&lusion dapat menyebabkan penebalan ser$ikal margin tulang al$eolar atau perubahan mor%ologi tulang ;seperti de%ek angular( tulang penopang= yang mana peradangan dan T?) akan terlihat keduanya 0
+ara pemer!k-aan dan 1e
Pemeriksaan *simetris 5ajah Pemeriksaan kelasinan sendi temporomandibula
0erikut adalah e$aluasi klinis kelainan sendi temporomandibular 6 a.E$aluasi kemampuan pasien membuka rahang se&ara maksimal b. E$aluasi arah buka tutup rahang( dan de$iasinya terhadap midline &.E$aluasi adanya suara dan rasa sakit pada 5aktu mandibula digerakkan membuka dan menutup mulut d. E$aluasi adanya keluhan pada palpasi sendiri temporomandibular e.E$aluasi adanya keluhan pada palpasi otot temporalis dan masseter E$aluasi klinis temporomandibular dilakukan terlebih dahulu karena analisa oklusal yang $alid didapatkan pada kondisi dimana status %ungsi rahang pasien dalam keadaan normal. 'ari e$aluasi klinis sendi temporomandibular didapatkan status %ungsi rahang( dengan kemungkinan 6 a.TM8 dalam batas normal • Tidak ada rasa sakit atau dis%ungsi rahang • 2ahang dapat dibuka minimal 1, mm • Pasien ini tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan pemeriksaan dan pera5atan lebih lanjut
7
b.
Problem TM' ringan ;Temporo mandibular disorder= *danya keluhan ringan di daerah persendian atau otot 'ie$aluasi apakah keluhan bertambah atau tidak &. Problem TM' lebih lanjut Memerlukan tindakan emergensi oleh adanya 2asa sakit pada persendian atau otot Tidak bisa membuka mulut Pemeriksaan oklusi dan artikulasi a.4ambatan oklusal pada saat oklusi sentrik ;kontak prematur= adalah kondisi dimana pada gerak ke arah oklusi sentris terjadi hambatan pada satu atau dua gigi oleh gigi antagonisnya atau kondisi dimana gigi terlalu &epat berkontak sehingga mengganggu mandibula dan TM8. dan juga untuk melihat open bite dan deep bite saat artikulasi. b. 4ambatan oklusal pada gerak artikulasi !blocking" adalah kondisi dimana pada gerak artikulasi ke anterior atau ke lateral terjadi hambatan pada satu atau dua gigi antagonisnya (apabila hanya +,I gigi yang berkontak saat artikulasi menunjukkan adanya blocking . 3 Pemer!k-aan In5ra Oral dan Rad!o1ra8!k Trauma oklusi seringkali disertai satu atau beberapa gejala klinis 6 •
• •
•
•
•
•
• • •
Sakit oleh perkusi dengan gambaran radiogra%ik pelebaran ruang periodontal( dan rusaknya lamina dura Migrasi gigi Poket periodontal -, mm( seringkali disertai kegoyangan gigi dan abses periodontal !ambaran radiogra%ik 6 kerusakan tulang angular atau kerusakan di daerah bi%urkasi !igi non $ital tanpa karies( seringkali disertai abses di daerah apikal gigi( dengan gambaran radiogra%ik radiolusensi di daerah apikal gigi Pembesaran gusi yang hiperplastik ;M&BallJs ?estoons 6 pembesaran margin gingi$a berbentuk &in&in pada permukaan bukal a tau labial gigi B dan P dan sering diasosiasikan dengan trauma oklusal= tanpa kerusakan tulang Belah gingi$a ;StilmanJs Ble%t 6 %isur-%isur ke&il yang meluas se&ara apikal dari midline marginal gingi$a karena trauma= !igi %raktur Migrasi gigi 2esorbsi akar
Trauma oklusi meghasilkan kerusakan yang ber$ariasi( bergantung pada besarnya tekanan dan juga lamnya terjadi. Keluhan-keluhan yang biasanya mun&ul dari pasien atas adanya T?) adalah 6
2asa sakit dan tidak nyaman
:
Menjadi sangat sensiti$e terhadap tekanan
*danya resesi pada gingi$al
2asa sakit pada 5ajah dan sendi tempomandibular
*danya &elah pada gingi$al yang dikenal dengan stillmanJs &le%t
*danya pembesaran gingi$al yang hiperplastis
*danya poket periodontal
Terjadi kegoyangan gigi
*da migrasi dan perubahan posisi gigi yang tidak normal
Sedangkan untuk gambaran radioga% dari T?) adalah
Perubahan pada densitas tulang G
Gam6aran rad!o1ra8!- T0O "Per46aan /an1 5er
Perubahan radiogra%is Trauma )klusi pada 'e5asa 2e%eren&es site 8aringan Periodonsium6 'engan mengetahui hubungan batas tulang &restlal terhadap BE8. 8ika jaraknya masih dalam batas normal sekitar "-+mm dan tidak ada tanda klinis dari hilangnya perlekatan( berarti tidak ada periodontitis. !ambaran umum jaringan periodontal yang sehat( yaitu6
Tipis( halus( tepi kortikal yang rata di tulang interdental &restal di area posterior
>
Tipis( rata( batas mengun&up seperti point di tulang interdental &restal di area
anterior. Kortikasi di atas A ujung &rest tidak selalu jelas( karena umumnya hanya terdapat sedikit tulang diantara gigi anterior Tulang interdental &restal kontinu dengan lamina dura terhadap gigi yang berdekatan. Tepi pertemuan dari " sudut yang tajam. Tipis dengan ketebalan yang rata di ruang ligament periodontal mesial dan distal.
Perubahan 2adiogra% yang terjadi saat adanya T?) Selain gejala klinis yg terjadi( pada gambaran radiogra%is ditemukan6 . ". +. 1. 3. . 7. :. >.
Pelebaran bagian pun&ak pada ruang ligament periodonsium ;/P'=. Pelebaran irregular ruang ligament periodontal ;/P'=. 'iskontinuitas atau penipisan pada lamina dura. KerusakanA kehilangan tulang al$eolar kearah $erti&al. 2adiolusensi pada %urkasi ;biasanya berbentuk triangular atau heart shape=. 2adiolusensi dan kondensasi tulang al$eolar 2esorpsi akar. Kerusakaan lebih ke $erti&al ;daripada horiDontal= septum interdental. Peningkatan 2adiodensitas tulang trabe&ular( baik dalam ukuran maupun
jumlahnya.
*. Pelebaran bagian pun&ak ;&rest= pada ruang ligament periodonsium. 0. Pelebaran yang irregular di seluruh ruang ligament periodontal. B. 0entuk kehilangan tulang angular. '. 2adiolusensi pada bagian %urkasi.
",
Kesimpulannya T?) tidak menginisiasi gingi$itis maupun poket periodontal( tapi dapat menjadi %aktor predisposisi dari tingkat kerusakan dan keparahan penyakit. #adiologi Trauma from $cclusion pada anak Tanda klinis yang paling umum adalah peningkatan mobilitas gigi. Pada tahap injury pada trauma %rom o&&lusion( terjadi destruksi serat periodontal.yang meningkatkan mobilitas gigi. Pada tahap %inal( periodonsium berakomodasi terhadap tekanan yang meningkat dengan pelebaran ligament periodontal yang juga meningkatkan mobilitas gigi. Perlu diingat bah5a meskipun mobilitas gigi ini lebih besar daripada normal( ini bukan keadaan patologis karena merupakan proses adapti%( bukan dikarenakan oleh penyakit. Temuan radiogra%is akibat T?) pada anak dapat berupa 6 # Pelebaran ruang periodontal 2 'e%ek $erti&al 3 Menebalnya /amina dura $ 4ipersementosis ' 2esorpsi akar & Pelebaran ruang periodontal( sering dengan penebalan lamina dura sepanjang aspek lateral akar
pada regio api&al dan area bi%urkasi. 7 *danya destruksi F$erti&alH ;daripada FhoriDontalH= pada interdental s eptum ( 2adiolusensi dan kondensasi tulang al$eolar ) 2esorspi akar
"
'i%%erential 'iagnosis Trauma ?rom )&&lusion
. ". +. 1. 3.
Meningkatnya ketebalan lamina dura Penebalan irregular ruang periodontal Kehilangan tulang $ertikal berbentuk Sklerosis tulang di region periapikal danAatau interdental bone &rest n%lamasi resorpsi akar( umumnya pada tingkat T?) lebih lanjut.
!ambaran 2adiogra%is 8enis-8enis Trauma pada !igi
Ket dari kiri ke kanan &on&ussion( luation intrusi( luation ekstrusi( a$ultion
a.
Bon&ussion
Pada gambaran radiogra%is memungkinkan terjadi prubahan atau tidak. Perubahan tersebut adalah penebalan ruang periodontal. *pabila lesi terus berkembang dalam 5aktu yang lama( dapat terjadi reduksi ukuran kamar pulpa dan saluran akar.
""
b.
/uation
Terdapat perubahan pada akar(ligament periodontal dan prosesus al$eolaris. Pada subluksasi( kerusakan yang terjadi minimal pada porsi apikal ligament. ntrusi 6 mahkota terdepresi kedalam soket( obliterasi ligament periodontal api&al Ekstrusi 6 terjadi pelebaran ruang periodontal yang keparahannya tergantung gaya yang menyebabkannya &.
*$ulsion
!ambaran radiogra% 6
!ambaran radiopak dari lamina dura pada bekas soket gigi
Terlihat healing proses ;pengisian tulang baru= dan berlangsung beberapa
bulanradiopak
H
Terlihat bayangan radiolusen tipis yang tersisa menyerupai akar gigi
D!a1no-!-? DD? dan pro1no-!- T0O -er5a ren.ana perawa5an
Pa-!en Am!na
'iagnosis
6 Periodontitis Kronis /okalis e.& )4 0uruk ;plak dan kalkulus= diperberat T?)
Prognosis
6 Poor
2en&ana Pera5atan
6 S&alling( 2oot Planing9 Terapi bedah6 Kuretase( 2ekonstruksi(
2ujuk Sp. )rtho
Pa-!en Sae84d!n
'iagnosis
6 Periodontitis Kronis /okalis gigi + e.& )4 buruk diperberat oleh T?) karena o&&lusal line buruk( restorasi aus( rasio mahkota akar tidak seimbang
Prognosis
6 Luestionable
2en&ana Pera5atan
6 S&alling( root planning( perbaikan restorasi( o&&lusal adjustment( '4E9 Terapi bedah 6 )pen %lap periodontal
Pa-!en S4
"+
'iagnosis
6 Ekstruksi gigi anterior rahang atas e.& trauma jaringan periodontal(
dapat Prognosis
6 0aik
2en&ana Pera5atan
6 S&alling( 2oot planning( splinting
I
Ta5a lak-ana 4n54k pa-!en T0O
Terap! Okl4-al
Galaupun trauma oklusi tidak menyebabkan periodontitis se&ara langsung( namun dapat menyebabkan penurunan kesehatan jaringan periodontal. )leh karena itu( trauma oklusi harus disertakan dalam rangkaian terapi untuk periodontitis( terutama apabila mobilitas gigi berkembang se&ara progresi% dan severe. Tujuan dari dilakukannya terapi oklusal adalah6 • • •
Mengembalikan bentuk anatomis dengan memperbaiki struktur yang hilang Membangun stabilitas struktural dengan mengoptimisasi pendistribusian gaya atau tekanan 4armonisasi %ungsional seperti mastikasi( penelanan( dan berbi&ara.
Pada intinya yaitu untuk meningkatkan kesehatan ; health=( %ungsi( kenyamanan ;comfort =( serta estetik. Prinsip pera5atan trauma oklusi adalah diagnosis harus berdasarkan jika diketahui ada injuri yang berkaitan dengan oklusi atau mempengaruhi oklusi. *pabila data diagnostik tidak meyakinkan( maka pera5atan yang dilakukan hanya berupa terapi inisial berupa orthopedic appliances( seperti interocclusal splint, bruxism appliance( dan nightguard. Metode yang digunakan dalam pera5atan terapi oklusal adalah dengan selective grinding . Selective grinding
dilakukan dengan menggunakan fine %heel, flame( dan ball&shaped diamonds. Permukaan
o&&lusal gigi dikeringkan dan daerah yang terjadi kontak prematur ditandai dengan pita 5arna.
G!1! An5er!or
"1
Prematur kontak gigi anterior jarang mun&ul se&ara natural( namun biasanya terdeteksi setelah dilakukan pera5atan &ro5n atau bridge. Sebelum dilakukan prosedur selective grinding, harus dilakukan penge&ekan kontak dengan melakukan gerakan protrusi. *pabila pada gigi yang terlibat ditemukan gangguan saat melakukan gerakan protrusi( maka selective grinding dilakukan pada gigi mandibular ;gambar *=. *pabila pada gigi yang terlibat tidak ditemukan gangguan saat melakukan gerakan protrusi( maka selective grinding dilakukan pada gigi mailla ;gambar 0=
.
!orking Side @ULL rule6 u&&al U pper( Lingual Lo5er.
Selective grinding dilakukan pada mailla untuk mengeliminasi gangguan pada aspek bu&&al( sementara grinding dilakukan pada mandibula untuk mengeliminasi gangguan pada aspek lingual.
"alancing Side
Kemiringan &usp yang sangat tajam ;bulatan merah= menghambat kontak gigi lain ;hijau=.
"3
FPUL rule6 *pabila centric contact berada diantara &usp bu&&al mandibula dan maillary %ossa( maka grinding dilakukan pada bagian palatal mailla ;upper palatalA PU=. *pabila centric contact berada diantara &usp palatal mailla dan lo5er ;mandibular= %ossa( maka grinding dilakukan pada bagian bu&&al mandibula ;lo5er bu&&alA L*
A III PENUTUP 3# Ke-!mp4lan *minah mengalami periodontitis kronis lokalis pada gigi anterior rahang ba5ah e.& )4 0uruk ;plak dan kalkulus= diperberat oleh T?) karena gigi hilang tidak diganti( kontak premature( dan maloklusi. Sae%udin mengalami periodontitis kronis lokalis gigi + e.& )4 0uruk diperberat T?) karena o&&lusal line buruk( rasio mahkota akar tidak seimbang( dan restorasi yang aus Suji5o mengalami ekstruksi gigi anterior rahang atas e.& trauma jaringan periodontal( dapat dira5at dengan reposisi dan %iksasi se&epatnya dengan splinting.
"
DA0TAR PUSTAKA
. Ne5man( Takei( Klakke$oid( BarranDa. BarranDaJs Blini&al Periodontologu( th ed. St. /ouis( Missouri6 Saunders Else$ier( ",". ". Ghite( Stuart B( and M. 8.Pharoah. $ral #adiology. St. /ouis( Mo.6 MosbyAElse$ier( ",,>. +. Ghaites E. 'ssentials of (ental #adiography and #adiology( +th ed. /ondon( #K6 Bhur&ill /i$ingstone( ",,".
"7