Tinjauan Pustaka
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA Definisi Definisi Perdarahan Perdarahan subkonjunctiva subkonjunctiva adalah perdaraha perdarahan n akibat rupturnya rupturnya pembuluh pembuluh darah dibawah lapisan konjunctiva. Etiologi
Hematom Subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan-keadaan dimana pembuluh darah darah rapuh rapuh (umu (umur, r, hiper hiperte tens nsi, i, arte arteri rios oskl klero erosi sis, s, konju konjung ngti tivit vitis is hemor hemorag agic ic,, anem anemia, ia, pemakaian pemakaian antikoagulan antikoagulan dan batuk rejan). Perdarahan Perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva dapat juga terjadi terjadi akibat trauma langsung maupun tidak langsung, yang kadang–kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi. terjadi. Pada fraktur fraktur basis cranii akan terlihat hematom hematom kaca mata karna berbentuk kacamata biru pada kedua mata. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi karena trauma mayor, minor, atau sebab yang tidak dapat dideteksi yang terjadi pada mata bagian depan. Secara klinis, perdarahan subkon subkonju jungt ngtiv ivaa tampa tampak k sebag sebagai ai perdar perdaraha ahan n yang yang datar datar,, berw berwar arna na mera merah, h, di bawa bawah h konjungtiva dan dapat menjadi cukup berat sehingga menyebabkan kemotik kantung darah yang berat dan menonjol di atas tepi kelopak mata. Hal ini akan berlangsung lebih dari 2 sampai 3 minggu. Konjungtiva mengandung banyak pembuluh darah kecil dan rapuh yang mudah pecah atau rusak. rusak. Ketika hal ini terjadi, terjadi, darah bocor ke dalam dalam ruang antara antara konjungtiva konjungtiva dan sklera. sklera. Perdar Perdarahan ahan subkonj subkonjung ungtiva tiva merupaka merupakan n akibat akibat dari rupturny rupturnyaa pembulu pembuluh h darah darah konju konjungt ngtiv ival alis is atau atau epis episkl kler era. a. Namu Namun n kadan kadang g tida tidak k dapat dapat dite ditemu muka kan n penye penyeba babny bnyaa (perdarahan (perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva idiopatik). Manuver Valsava Valsava sebelumnya sebelumnya (misalnya, (misalnya, batuk, tega tegang ng,,
munta untahh-mu munt ntah ah,,
meng mengeejan) jan)
juga uga
bisa bisa
menja enjadi di
peny penyeebab bab
perd perdar arah ahan an
subkon subkonju jungt ngtiv iva. a. Penye Penyeba bab b lain lain meli meliput putii hiper hiperte tens nsii dan dan gang ganggua guan n fungs fungsii koagu koagula lasi si,, misalnya karena obat antikoagulan atau penyakit leukemia. Selain itu, infeksi umum yang berhubungan berhubungan dengan demam, defisiensi defisiensi vitamin vitamin C (scurvy), (scurvy), trauma mata tumpul atau tajam tajam,, benda benda asing asing,, pemb pembed edaha ahan n pada pada mata mata,, dan dan konju konjungt ngtiv ivit itis is juga juga dapat dapat menja menjadi di
1
kemungk kemungkinan inan penyebab penyebabnya. nya. Berbaga Berbagaii macam macam obat-oba obat-obatan tan sepert sepertii obat antiinf antiinflam lamasi asi nonsteroid, aspirin, kontrasepsi, vitamin A dan D juga berhubungan dengan terjadinya perdarahan perdarahan subkonjungtiva. subkonjungtiva. Perdarahan Perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva juga telah dilaporkan dilaporkan sebagai akibat akibat emboli emboli dari patah patah tulang tulang panjang panjang,, kompre kompresi si dada, dada, angiogr angiografi afi jantung, jantung, operas operasii jantung, dan dan operasi-operas operasi-operasii lain.
Klasifikasi
Berdasarkan mekanismenya, perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Perdar Perdarahan ahan subkonj subkonjungt ungtiva iva tipe tipe spontan spontan Sesuai namanya perdarahan subkonjungtiva ini adalah terjadi secara tiba – tiba (spon (sponta tan). n). Perd Perdar araha ahan n tipe tipe ini diaki diakibat batka kan n oleh oleh menur menurunn unnya ya fungs fungsii endot endotel el sehi sehing ngga ga pemb pembul uluh uh dara darah h rapu rapuh h dan dan muda mudah h peca pecah. h. Kead Keadaa aan n yang yang dapa dapatt menyebabkan
pembuluh
hipe hipert rten ensi si,a ,art rter eris iskl kler eros osis is,,
darah konj konjun ungt gtiv ivit itis is
menjadi
rapuh
hemo hemora ragi gik, k,
adalah
anem anemia ia,,
umur,
pema pemaka kaia ian n
antikoagulan antikoagulan dan batuk rejan. Perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva tipe spontan ini biasanya terjadi terjadi unilater unilateral. al. Namun Namun pada keadaan keadaan tertent tertentu u dapat dapat menjadi menjadi bilater bilateral al atau atau kambuh kembali; untuk kasus seperti ini kemungkinan diskrasia darah (gangguan hemolitik) harus disingkirkanterlebih dahulu. (vaughan, 124)
2. Perdar Perdarahan ahan subko subkonjun njungti gtiva va tipe tipe traum traumatik atik Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya mengalami trauma di mata langsung langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala daerah orbita. Perdarahanyang terjadi kadang – kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi. Pada fraktur basis kranii akan terlihat hematoma kaca mata karena berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata (racoon eyes). Trauma tumpul yang mengenai konjungtiva dapat menyebabkan dua hal, yaitu : a) Edem Edemaa kon konju jung ngti tiva va Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik padasetiap padasetiap kelainannya, kelainannya, demikian demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema konjungtiva.
2
Kemosis adalah nama yang diberikan untuk edema atau pembengkakan pada konjungtiva. konjungtiva. Pembuluh Pembuluh darah konjungtiva konjungtiva membesar membesar karena kompresi kompresi venaorbi venaorbital tal dan dalam dalam kasus kasus yang parah parah konjung konjungtiva tiva dapat dapat menjadi menjadi edema sehin sehingg ggaa terb terbent entuk uk sebua sebuah h kanto kantong ng beri berisi si cair cairan an mengg menggant antung ung di bawah bawah kelopak mata. Hal ini terjadi terutama dengan peradangan tetapi juga dapat terjadi secara terpisah, misalnya karena abnormalitas aliran orbita atau obatobatan tertentu. Selain itu kemosis konjungtiva mungkin terjadi karena alergi, meskipun agen penyebabnya penyebabnya seringkali seringkali tidak dapat ditemukan. ditemukan. Pengeringan (xerosis) darikonjungtiva ditandai oleh permukaan konjungtiva yang tumpul yang sedikit bersinar atau tidak sama sekali. Selanjutnya keratinisasi dari sel epitel dapat terjadi. Xerosis biasanya berkembang sebagai akibat dari paparan jangka panjang (lagoftalmos) (lagoftalmos) atau defisisensi defisisensi air mata mayor. Kekurangan Kekurangan vitam vitamin in A jarang jarang terj terjadi adi,, teta tetapi pi biasa biasanya nya khas khas untuk untuk xero xerosi sis, s, yang yang seri sering ng ditekankan diregio fisura palpebra atau Bitot’s spot. Kemotik Kemotik konjungt konjungtiva iva yang berat berat dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan palpebr palpebraa tidak tidak menu menutu tups pseh ehin ingg ggaa
bert bertam amba bah h
edem edemak akon onju jung ngti tiva va
dapa dapatt
rang rangsa sang ngan an dibe diberi rika kan n
terh terhad adap ap
deko dekong nges esttan
konj konjun ungt gtiv iva. a. untu untuk k
Pada Pada
menceg ncegah ah
pembendungancaira pembendungancairan n di dalam selaput selaput lendir konjungtiva. konjungtiva. Sedangkan jika telah terj terjad adik ikem emot otik ik
konj konjun ungt gtiv ivaa
bera beratt
dapa dapatt
dila dilaku kuka kan n
diin diinsi sisi si
sehi sehing ngga ga
caira cairanko nkonju njungt ngtiva iva kemo kemoti tik k kelu keluar ar melal melalui ui insis insisii ters terseb ebut. ut.(S (Sida idart rtaa ilyas ilyas,, 261)Selain karena trauma tumpul kemosis konjungtiva juga dapat diakibatkan olehkonjungtivitis alergika. (Vaughan, Oftalmologi umum 102) Penyebab kemosis konjungtiva adalah sebagai berikut: •
Gang Ganggu guan an
infe infeks ksi: i:
Muko Mukorm rmik ikos osis is,,
rhin rhinoc ocer ereb ebra ral/ l/ph phyc ycom omyc yco' o's, s,
gonokok ataumeningokok dan terutama konjungtivitis adenovirus •
Pera Perada dang ngan an:: irit iritas asi, i, ben benda da asi asing ng
•
Alergi,
gang angguan uan
aut autoimun:
conj conjun uncctival val
contac ntactt
alle allerg rgy, y,
skleritis/episkleritis,konjungtivitis alergi, konjungtivitis vernal •
Gang Ganggu guan an vask vaskul uler er dan dan vena vena,, arte arteri rios oskl kler eros osis is:: trom trombo bosi siss sinu sinuss
kavernosus,angioedema
3
•
Gang Ganggu guan an vege vegeta tati tif, f, auto autono nomi mik, k, endo endokr krin in:: peni pening ngka kata tan n teka tekana nan n
intrakranial,oftalmopati tirotoksis •
Traum Trauma: a: traum traumaa kimi kimia, a, trau trauma ma tump tumpul ul
Obat-obatan: antibiotik, ACE inhibitor, analgetik
b) Hematoma Hematoma subkonjungti subkonjungtiva va Bila Bila perdar perdaraha ahan n ini timb timbul ul seba sebagai gai akiba akibatt trau trauma ma tumpu tumpull maka maka perl perlu u dipastikan dipastikan bahwa tidak terdapat robekan di di bawah jaringan jaringan konjungtiva konjungtiva atau sklera. sklera.Kada Kadang ng – kadang kadang hemato hematoma ma subkonj subkonjungt ungtiva iva menutu menutupi pi keadaan keadaan mata mata yang lebih buruk seperti perforasi bola mata. Pemeriksaan funduskopi adalah perlu
padasetiap padasetiap
penderita penderita
dengan
perdarahan perdarahan
subkonjungtiva subkonjungtiva
akibat
trauma.Apabila tekanan bola mata rendah dengan pupil lonjong disertai tajam penglihatanmenuru penglihatanmenurun n dan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya sebaiknya dilakukan dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari kemungkinan adanya ruptur bulbus okuli.
Manifestasi klinis
Sebag Sebagian ian besa besarr tidak tidak ada gejal gejalaa simp simpto toma mati tiss yang yang berhu berhubun bunga gan n denga dengan n perdar perdaraha ahan n subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera. Sangat jarang mengalami nyeri ketika terjadi perdarahan subkonjungtiva pada permulaan. Ketika perdarahan terjadi pertama kali, akan terasa penuh dibawahkonjungtiva palpebre. Ketika hematoma menjadi larut akan mengalami iritasi mata sedang. • Perdarah arahaan
subkon konjungt ngtiva
sendi ndiri
aka akan
jelas
terlihat hat,
per permukaa kaanny nnya
berwarnamerah berwarnamerah terang dan halus disekitar disekitar sklera bahkan seluruh seluruh permukaan permukaan sklera dapatterisi darah. • Pada Pada perdarahan perdarahan subkonj subkonjungt ungtiva iva spontan spontan (idiopat (idiopatik), ik), tidak tidak ada darah yang akan akan keluar dari mata. Jika mengusapkan tisu ke bola mata maka tidak akandidapati darah di tisu tersebut. • Perdar Perdarahan ahan akan terliha terlihatt meluas meluas dalam 24 jam pertama pertama setelah setelah itu kemudiana kemudianakan kan berkurang berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi.Kare diabsorpsi.Karena na struktur struktur konjungtiva konjungtiva yang halus, sedikit darah dapat menyebar secara difus di jaringan ikat subkonjungtiva dan
4
menye menyebab babka kan n erite eritema ma difus difus,, yang yang biasa biasanya nya memi memili liki ki inten intensit sitas as yang yang sama sama dan dan menyembunyikan pembuluh darah.
Pada pasien tertentu, harus segera dikonsulkan ke dokter spesialis mata, misalnya jika pasien merasa nyeri pada matanya, matanya, terjadi terjadi perubahan perubahan visus (misalnya, penglihatan penglihatan kabur, penglihatan penglihatan ganda, kesulitan kesulitan melihat), melihat), terdapat terdapat riwayat riwayat cedera atau trauma baru-baru ini, terdapat riwayat gangguan perdarahan, atau riwayat tekanan darah tinggi.
Diagnosis
Diagnosis dibuat secara klinis dan anamnesis tentang riwayat dapat membantu penegakan diagnosis diagnosis dan terapi lebih lanjut. Ketika ditemukan adanya trauma, trauma dari bola mata atau orbita harus disingkirkan. disingkirkan. Apabila Apabila perdarahan perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva idiopatik idiopatik terjadi terjadi untuk untuk pertama pertama kalinya kalinya,, langkahlangkah-lang langkah kah diagnost diagnostik ik lebih lebih lanjut lanjut biasanya biasanya tidak tidak diperlukan. Dalam kejadian kekambuhan, hipertensi arteri dan kelainan koagulasi harus disingkirkan. Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan memberi tetes mata proparacaine (topikal anestesi) jika pasien tidak dapat membuka mata karena sakit; dan curiga etiologi lain jika nyeri terasa berat atau terdapat fotofobia. Memeriksa ketajaman visual juga diperlukan. Selanjutnya, periksa reaktivitas pupil dan mencari apakah ada defek pupil, bila perlu, lakuk lakukan an peme pemeri riksa ksaan an denga dengan n slit slit lamp lamp.. Curi Curiga gaii ruptu rupturr bola bola mata mata jika jika perdar perdaraha ahan n subkon subkonju jungt ngtiv ivaa terj terjadi adi penuh penuh pada pada 360° 360°.. Jika Jika pasie pasien n memi memili liki ki riwa riwaya yatt perd perdar araha ahan n subkonju subkonjungti ngtiva va berulang berulang,, pertim pertimbang bangkan kan untuk untuk memeri memeriksa ksa waktu waktu pendara pendarahan, han, waktu waktu prothrombin, prothrombin, parsial tromboplastin tromboplastin,, dan hitung darah lengkap dengan jumlah trombosit, trombosit, serta protein C dan S. Pasien dengan pendarahan berulang, tes laboratorium seperti Prothrombin Time (PT), Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) dan hitung darah lengkap harus diperiksa untuk menyingkirkan penyakit sistemik. Tes laboratorium ini juga penting untuk pasien yang menggunakan menggunakan obat antikoagulan antikoagulan seperti seperti heparin dan warfarin, warfarin, penyakit von Willebr Willebrand's and's,, hemofi hemofili, li, dan defisie defisiensi nsi vitamin vitamin K. Tes laborat laboratoriu orium m PT adalah adalah untuk untuk protrombin, protrombin, yang merupakan merupakan protein protein yang diproduksi diproduksi oleh hati dan yang produksinya produksinya
5
tergantung tergantung pada vitamin K. PT mengevaluasi mekanisme pembekuan ekstrinsik, ekstrinsik, termasuk termasuk faktor I, II, V, VII dan X.
Terapi
Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pada bentuk bentuk berat yang menyebabkan menyebabkan kelainan dari kornea, dapat dilakukan dilakukan sayatan sayatan dari konjungtiva untuk drainase dari perdarahan. Pemberian air mata buatan juga dapat membantu pada pasien yang simtomatis. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dicari penyebab utamanya, kemudian terapi dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Medikamentosa 1. ASAM TRANEKSAMA TRANEKSAMAT T
Farmakologi : Asam traneksamat merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk trans dari asam karboksilat sikloheksana aminometil. Secara in vitro, vitro, asam traneksamat 10 kali lebih poten dari asam aminokaproat. Asam traneksamat merupakan competitive inhibitor dari inhibitor dari aktivator plasminogen plasminogen dan penghambat penghambat plasmin. plasmin. Plasmin Plasmin sendiri berperan berperan menghancurkan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Indikasi : •
Fibrinol Fibrinolisi isiss pada menorag menoragia, ia, epista epistaksis ksis , , traumatic traumatic hyphaemia, hyphaemia,
neoplasma tertentu, komplikasi •
pada persalinan persalinan (obstetric obstetric complications complications)) dan berbaga berbagaii prosedur prosedur
operasi operasi termas termasuk uk operasi operasi kandung kandung kemih, kemih, prostate prostatektom ktomii atau atau konisas konisasii serviks. •
Hemofilia pada pencabutan gigi dan profilaksis pada angioedema
herediter.
6
Kontraindikasi : •
Penderita yang hipersensitif terhadap asam traneksamat.
•
Penderita perdarahan subarakhnoid.
•
Penderita dengan riwayat tromboembolik.
•
Tidak diberikan pada pasien dengan pembekuan intravaskular aktif.
•
Penderita buta warna.
•
Fibrinolisis lokal : angioneuritik edema herediter; 1-1 gram (oral) 2-
Dosis :
3 x sehari. •
Perdarahan abdominal setelah operasi : 1 gram 3 x sehari (injeksi IV
pelan-pelan) pelan-pelan) pada 3 hari pertama, pertama, dilanjutkan pemberian oral 1 gram 3-4 x sehari (mulai pada hari ke-4 setelah operasi sampai tidak tampak hematuria secara makroskopis). Untuk mencegah perdarahan ulang dapat diberikan peroral 1 gram 3-4 3-4 x sehari sehari selama selama 7 hari. •
Perdarahan setelah operasi gigi pada penderita hemophilia
Efek samping : •
Gangguan pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare) gejala ini
akan hilang bila dosis dikurangi. •
Hipotensi jarang terjadi.
Peringatan dan perhatian : •
Hati-ha Hati-hati ti jika jika diberik diberikan an pada penderi penderita ta gangguan gangguan fungsi fungsi ginjal ginjal
karena risiko akumulasi. •
Hati-hati jika diberikan pada penderita hematuria.
•
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
•
Hati Hati-h -hat atii
pada pada seti setiap ap kond kondis isii
yang yang meru merupa paka kan n
pred predis ispo posi sisi si
trombosis. •
Hati-hati pemberian pada anak-anak.
7
Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva akan diabsorpsi sendiri oleh tubuh dalam waktu 1 – 2 minggu, sehingga tidak ada komplikasi serius yang terjadi. Namun adanya perdarahan perdarahan subkonjungtiva subkonjungtiva harus segera segera dirujuk dirujuk ke dokter spesialis spesialis mata jika ditemui berbagai hal seperti yang telah disebutkan diatas. Pada perdara perdarahan han subkonju subkonjungti ngtiva va yang sifatny sifatnyaa meneta menetap p atau atau berulan berulang g (kambuhan) harus dipikirkan keadaan lain. Penelitian yang dilakukan oleh Hicks D dan Mick Amengenai perdarahan subkonjungtiva yang menetap atau mengalami kekambu kekambuhan han didapat didapatkan kan kesimpu kesimpulan lan bahwa bahwa perdara perdarahan han subkonj subkonjungt ungtiva iva yang menetap merupakan gejala awal dari limfoma adneksa okuler.
8
Laporan Kasus I.
Status Penderita
Identitas Pasien Nama
: Sdr. SI
Umur
: 17 thn
Jenis Kelamin : Pria Agam Agamaa
: Isla Islam m
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat Alamat
: Kelito Kelito
No CM
: 178.338
II.
Anamnesis sis
Anamnesis secara : Autoanamnesis Autoanamnesis pada tanggal 3 Agustus Agustus 2012 pada pasien dan alloanamnesis alloanamnesis pada catatan medik.
Keluhan : mata kanan merah
Riwayat penyakit Sekarang: Pasien Pasien datang datang ke Rumah Rumah Sakit Sakit Umum Umum Daerah Daerah Kudus Kudus pada pada tangga tanggall 3 Agustu Agustuss 2012 2012 dengan keluhan mata sebelah kanan merah sejak 1 minggu ini. Pasien tidak merasa nyeri pada mata, tidak kabur, tidak gatal, tidak ada rasa mengganjal di mata, tidak nerocos. Riwayat terjatuh dari motor 1 minggu lalu & mondok di RS ± 5 hari. Pasien belum pernah memeriksakan matanya ke dokter mata.
Riwayat Penyakit Dahulu o
Riwayat trauma (+)
o
Riwayat batuk lama (-)
9
o
Sebelumnya tidak pernah seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan serupa.
Riwayat Sosial Ekonomi
:
Pengobatan ditanggung ASKES, kesan ekonomi cukup.
III.
PEMERI PEMERIKS KSAAN AAN FISIK FISIK
A. STAT STATUS US GEN GENER ERAL ALIS IS -
Tensi (T)
:
120/80 mmHg
-
Nadi (N)
:
86x/ menit
-
Suhu (T)
:
tidak diukur
-
Respiration Rate
:
24x / menit
-
Keadaan Umum
:
Baik
-
Kesadaran
:
Compos mentis
-
Status Gizi
:
Cukup
B. STAT STATUS US OPTHA OPTHALM LMOL OLOG OGII OD
OS
Perdarahan di
10
PEMERIKSAAN Visus Koreksi Bulbus okuli
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
Camera Oculi Anterior Iris Pupil
OCULI DEXTRA(OD) 6/6 Tidak dikoreksi Gerak bola mata normal,
OCULI SINISTRA(OS) 6/6 Tidak dikoresi Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-) Edema (-), hiperemis (-), nyeri
strabismus (-) Edema (-), hiperemis(-), nyeri
tekan(-),
tekan (-),
blefarospasme (-)
blefarospasme (-)
lagoftalmus (-),
lagoftalmus(-)
ektropion (-),
ektropion (-),
entropion (-) Edema (-),
entropion (-) Edema (-),
injeksi konjungtiva (-)
injeksi konjungtiva (-)
infiltrat (-)
infiltrat (-)
laserasi (-)
laserasi (-)
perdarahan (+) Merah (arah temporal)
perdarahan (-) Putih
injeksi siliar (-)
injeksi siliar (-)
ruptur (-)
ruptur (-)
laserasi (-) Bulat, edema (-)
laserasi (-) Bulat, edema (-)
keratik presipitat (-)
keratik presipitat (-)
infiltrat (-)
infiltrat (-)
sikatriks (-) Jernih, kedalaman cukup,
sikatriks (-) jernih , kedalaman cukup
hipopion (-),
hipopion (-),
hifema (-), Kripta (-)
hifema (-), Kripta (-)
synekia (-) bulat, diameter ± 3mm, letak
synekia (-) bulat, 2 diameter ± 3mm, letak
sentral,
sentral,
11
Lensa
Vitreus Retina
Fundus Refleks TIO Sistem Lakrimasi
IV.
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+) Jernih
refleks pupil tak langsung (+) Jernih
Luksasi (-)
Luksasi (-)
Gambaran stelata (-) Jernih Papil N II bulat, batas tegas
Gambaran stelata (-) Jernih Papil N II bulat, batas tegas
CDR ± 0,3
CDR ± 0,3
Perdarahan (-) Cemerlang Secara digital normal Epifora (-), lakrimasi (-)
Perdarahan (-) Cemerlang Secara digital normal Epifora (-), lakrimasi (-)
RESUME SUBJEKTIF •
Pasien mengeluh mata sebelah kanan merah sejak 1 minggu ini.
•
Pasi Pasien en tida tidak k mera merasa sa nyer nyerii pada pada mata mata,, tida tidak k kabu kabur, r, tida tidak k gata gatal, l, tida tidak k ada ada rasa rasa mengganjal di mata, tidak mengeluarkan sekret.
•
Riwayat terjatuh dari motor 1 minggu lalu.
OBJEKTIF Pemeriks aan Visus Palpebra
Sklera
Konjungtiva Konjungtiva
Oculi dextra(od)
Oculi sinistra(os)
6/6 Edema (-), hiperemis (-)
6/6 Edema (-), hiperemis (-)
nyeri tekan(-)
nyeri tekan (-)
Blefarospasme (-)
Blefarospasme (-)
Lagoftalmus (-) Merah (arah temporal)
Lagoftalmus (-) Merah (arah temporal)
injeksi siliar (-)
injeksi siliar (-)
ruptur (-)
ruptur (-)
laserasi (-) Edema (-),
laserasi (-) Edema (-),
injeksi konjungtiva (-)
injeksi konjungtiva (-)
12
Pupil
Lensa
Retina
TIO
V.
infiltrat (-)
infiltrat (-)
laserasi (-)
laserasi (-)
perdarahan (+) Bulat, diameter ± 3mm, letak sentral,
perdarahan (+) Bulat, diameter ± 3mm, letak
refleks pupil langsung (+),
sentral,
Refleks pupil tak langsung (+)
refleks pupil langsung (+),
Jernih
Refleks pupil tak langsung (+) Jernih
Luksasi (-)
Luksasi (-)
Gambaran stelata (-) Papil N II bulat, batas tegas
Gambaran stelata (-) Papil N II bulat, batas tegas
CDR ± 0,3
CDR ± 0,3
Perdarahan (-) Secara digital normal
Perdarahan (-) Secara digital normal
DIFF DIFFER EREN ENTI TIAL AL DIAG DIAGNO NOSI SIS S 1. OD Perdarahan Sub-konjungtiva et causa trauma
2. OD Perdar Perdarahan ahan Sub konjung konjungtiva tiva et cause cause penyaki penyakitt sistemi sistemik k 3. OD Konj Konjun ungt gtiv ivit itis is 4. OD Skl Skleeritis itis
VI. VI.
DIAG DIAGNO NOSI SIS S KE KERJ RJA A OD Perdarahan Sub-konjungtiva et causa trauma
VII. VII. DASAR DASAR DIAGNO DIAGNOSA SA -
Pada anamnesis
Mata kanan merah tanpa keluhan pada penglihatan
Riwayat jatuh dari motor 1 minggu lalu
Pada pemeriksaan objektif:
Pada konjungtiva didapatkan perdarahan dengan batas tegas
VIII. TERAPI
13
Medikamentosa: •
•
Inmatrol Inmatrol 1 tetes tetes / hari OD (Dexametha (Dexamethason son sodium phospate, phospate, neomycins neomycinsulfat ulfatee & Polimycin B Sulfate) Kalnex 500 mg 2 x 1 tablet / hari selama 15 hari (Tranexamic acid)
Suportif: •
IX. IX.
Pengobatan dini kompres hangat
PROG PROGNO NOSI SIS S OKULI DE DEKSTRA (O (OD)
OKULI SI SINISTRA (O (OS)
Quo Ad Vitam
Ad bonam
Ad bonam
Quo Ad Functionam
Ad bonam
Ad bonam
Quo Ad Sanam
Ad bonam
Ad bonam
Quo Ad Kosmetikam
Ad bonam
Ad bonam
X. PEMBAHASAN Pasien Pasien didiagon didiagonosa osa OD perdaraha perdarahan n sub – konjungt konjungtiva iva berdasark berdasarkan an anamnesa anamnesa pasien pasien mengal mengalami ami riwaya riwayatt traum traumaa terjat terjatuh uh dari dari motor, motor, dimana dimana pada pada pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik didapa didapatka tkan n konjun konjungti gtiva va mata mata sebel sebelah ah kanan kanan terdap terdapat at perdar perdarahan ahan,, batas batas tegas. tegas. Dari Dari pemeri pemeriksa ksaan an visus visus didapatkan visus ODS 6/6, menandakan pada mata tidak ada gangguan penglihatan. Tera Terapi pi yang yang dibe diberi rika kan n adal adalah ah inma inmatr trol ol yang yang meru merupa paka kan n komb kombin inas asii anti antibi biot otik ik & kortikosteroid, kortikosteroid, juga diberi asam traneksamat untuk mengatasi perdarahan pada mata. Prognosa pasien untuk quo ad vitam dinyatakan bonam karena tidak mengancam jiwa pasien, quo ad functionam dinyatakan bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan, quo ad sanam juga dinyatakan bonam karena perdarahan sub konjungtiva konjungtiva akan hilang dengan sendirinya sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Quo ad kosmetikam juga dinyatakan dinyatakan bonam karena perdarahan tidak akan meninggalkan bekas.
14