RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016-2035 1. PENDAHULUAN
2. SUB ISU & ISU STRATEGIS
Pengembangan Kawasan Andalan merupakan salah satu upaya dukungan pemerintah dalam mengatasi pemerataan pembangunan dengan mengandalkan potensi di suatu wilayah. Konsep Agropolitan merupakan salah satu alternatif bagi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan perekonomian wilayahnya. Menurut Departemen Pertanian (2002). Menurut RTRWN salah satu kawasan andalan yang telah ditetapkan yaitu kawasan SubosukoWonosraten yang memiliki sektor unggulan pertanian, industri, pariwisata dan perikanan yang termasuk dalam tahapan pengembangan pertama dan kedua. Kabupaten Sragen merupakan bagian dari kawasan andalan Subosuko-Wonosraten yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan dan pertumbuhan Kabupaten Sragen pasti tidak akan terlepas dari kegiatan yang terjadi dalam wilayah tersebut. Dibutuhkan suatu konsep perencanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik dengan wilayah di dalamnya maupun dengan wilayah dengan sekitarnya dengan mengutamakan pengembangan sektor unggulan. Salah satu sektor unggulan dari Kabupaten Sragen adalah sektor pertanian, dengan begitu dibutuhkan rencana pengembangan wilayah khusus kegiatan sektor pertanian dengan konsep Agropolitan. Ruang lingkup kawasan andalan agropolitan Kabupaten Sragen adalah Kecamatan Masaran dan Kecamatan Plupuh.
SUB ISU 1. Aksesbilitas belum optimal optimal dalam pemasaran produk 2. Adanya dukungan pemerintah yang memudahkan berinvestasi di bidang pertanian 3. Kurangnya pengelolaan SDM yang berkompeten dan kompetitif kompetitif 4. Manajemen rekayasa pemanfaatan pemanfaatan lahan pertanian ISU STRATEGIS “Belum optimalnya penanganan investasi dan pemberdayaan SDM sehingga kemampuan distribusi, pemasaran produk serta daya saing produk masih lemah.”
3. SUB ISU & ISU STRATEGIS TUJUAN “Terwujudnya Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen dengan penguatan kegiatan agribisnis dari hulu ke hilir berbasis pemberdayaan masyarakat”
sistem
STRATEGI 1. Pemerataan sarana dan prasarana penunjang kegiatan perekenomian dengan perbaikan kondisi dan penambahan kuantitas kuantitas sarana dan prasarana yang layak 2. Penguatan kapasitas peran kelembagaan tani yang mengarah kepada pengembangan pengembangan koperasi 3. Pemberian insentif kepada pelaku pelaku agribisnis untuk mengembangkan mengembangkan produksi dan produk komoditi unggulan 4. Peningkatan produksi komoditas komoditas tanaman pangan dan dan holtikultura melalui modernisasi modernisasi pertanian 5. Pengelolaan dan penguatan sistem agribisnis sebagai pengembangan kawasan agropolitasn di sektor primer Peta Administrasi Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen
4. RENCANA KOMODITAS UNGGULAN A. RENCANA PRA-PRODUKSI (1) RENCANA INTENSIFIKASI LAHAN PERTANIAN Arahan Kebijakan dari rencana ini yaitu untuk mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah dan/atau nasional. Tujuan rencana intensifikasi lahan yaitu mengembangkan kegiatan optimalisasi lahan untuk meningkatkan kualitas permukiman
Peta Rencana Intensifikasi Lahan (2) PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI Prasarana pengairan harus terus ditingkat kembangkan fungsi dan perannya pertanian, baik pertanian tanaman pangan lahan basah maupun lahan kering, terutama untuk mendukung swasembada pangan. Hasil analisis yang digunakan yaitu terdapat daerah perbatasan Kecamatan Plupuh dengan Tanon terjadi kerusakan membuat kapasitas air menurun sehingga beberapa daerah sekitar tidak mendaparkan pengairan untuk irigasi. (3) PENINGKATAN TEKNOLOGI PRODUKSI Menerapkan berbagai teknologi produksi pertanian memudahkan proses produksi hasil-hasil pertanian pertanian guna mencapai hasil panen yang berkualitas. Arahan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan melalui penyuluhan dan pengenalan teknologi pertanian, peningkatan produksi pertanian. (4) PENGEMBANGAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU Rencana ini bertujuan meningkatkan pengolahan bahan baku secara mandiri dan berkualitas dalam kawasan kawasan sehingga mengurangi pengeluaran dan meningkatkan produksi. Arahan kebijakan yang ada yaitu Peraturan Bupati No.49 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa peningkatan hasil produksi dengan peningkatan penggunaan bahan bahan baku (pupuk, alat pertanian, pembibitan) lokal diharapkan meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Sragen
Peta Rencana Pengembangan Pengolahan Bahan Baku
B. RENCANA PENGOLAHAN HASIL PRODUKSI (1) PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL PERTANIAN Upaya untuk meningkatkan nilai komoditas unggulan dengan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Pengembangan industri kecil akan diarahkan pada wilayah permukiman yang memiliki sentra-sentra produksi komoditas unggulan. Berikut merupakan tabel rencana wilayah pengembangan industri kecil berdasarkan hasil produksi komoditas unggulan
Peta Rencana Pengembangan Industri (2) PENINGKATAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN Masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan industri diarahkan agar mampu menguasai tata cara pengolahan hasil pertanian tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk olahan yang diinginkan. Teknologi berperan dalam pengolahan bahan baku secara efisien sehingga dapat menghasilkan produk olahan yang maksimal, menekan harga produksi agar didapatkan keuntungan ekonomi yang maksimal untuk masyarakat.Teknologi yang dimaksud berupa peralatan pengolahan untuk masing-masing komoditas unggulan, terutama untuk industri tepung beras yang akan dibangun pabrik secara khusus, sehingga memerlukan peralatan yang lebih rumit dibandingkan industri kecil lainnya. (3) PENGEMBANGAN IPAL KOMUNAL IPAL direncanakan untuk melayani industri kecil yang berada di permukiman masyarakat. Pengelolaan IPAL tersebut akan diserahkan kepada masyarakat, didampingi oleh dinas pemerintahan terkait. Untuk industri tepung beras, IPAL yang dibangun akan langsung terintegrasi dengan pabriknya sedangkan untuk industri kecil lainnya akan dibangun secara komunal. Air limbah yang telah diolah kemudian akan dibuang ke sungai ataupun saluran pembuangan lainnya.
C. RENCANA PEMASARAN AGROPOLITAN (1) SISTEM PEMASARAN Pengembangan sistem pemasaran melalui sarana pasar ini dilakukan dengan meningkatkan kelas pasar dari lingkungan menjadi lokal dan dari lokal menjadi regional. Hal ini dilakukan agar fungsi dan peran pasar sebagai pusat pemasaran hasil pertanian di kawasan andalan agropolitan dapat berjalan sesuai dengan sistem agribisnis dan berjalan secara massif untuk membentuk sistem hulu hilir yang workable. Berikut ini merupakan daftar peningkatan kelas pasar yang di kecamatan Masaran dan kecamatan Plupuh Sistem pemasaran yang direncanakan pada terminal barang adalah sistem pemasaran satu pintu, dimana semua hasil pertanian yang akan dipasarkan keluar kawasan harus melalui terminal barang. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya kecurangan harga jual. Selain itu, dengan adanya terminal barang dimaksudkan akan memudahkan dalam pendataan dan proses admnistrasi sehingga akan mengendalikan harga pasar. Rencana pelebaran jalan berada di Jalan Solo-Sragen yang merupakan jalur pergerakan utama bagi pergerakan barang maupun orang dari dalam dan dari luar. Pelebaran jalan tersebut bertujuan untuk memperlancar pergerakan barang maupun oarang. Pengembangan sarana transportasi yang ada berupa pembangunan terminal tipe C.
Peta Rencana Pengembangan Industri (2) PENGEMBAN PENGEMBANGAN GANWISATA HOLTIKULTU HOLTIKULTURA RA Perencanaan pengembangan agrowisata ini sebagai salah satu alternatif dan cara membina masyarakat dalam mewujudkan sinergitas pariwisata dengan pertanian yang dapat menghasilkan pertumbuhan sosial, ekonomi, dan organisasimasyarakat.
Peta Rencana Pengembangan Industri
Peta Rencana Pengembangan IPAL Komunal
5. RENCANA STRUKTUR RUANG KONSEP STRUKTUR RUANG Berdasarkan konsep pola ruang diatas dapat dikethui bahwa konsep hulu-hilir membentuk lima sub, yaitu: Sub-Sistem Hulu --> Interaksi yang terjadi yaitu untuk menghasilkan produk-produk pertanian membutuhkan bahan-bahan yang menunjang produksi pertanian. Sub-sistem hilir mengakomodir ketersediaan bahan-bahan prapenanaman berupa toko bibit, toko pupuk, dan toko alat pertanian yang tersebar merata Sub-Sistem Usaha Tani --> Pada nodal sub-sistem usaha tani memiliki fungsi sebagai lokasi produksi hasil pertanian dan hasil pengolahan pertanian yang setengah jadi. Lokasi hasil pertanian berada di persawahan yang menghasilkan produk-produk pertnian seperti padi, jagung, kedelai serta buah-buah. Sementara pengolahan hasil pertanian menghasilkan bahan setengah jad seperti pengolahan padi menjadi beras. Lokasi nodal sub-sistem usaha tani tersebar di Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen. Sub-Sistem Pertanian --> Nodal sub-sistem petanian berfungsi menghimpun produk-produk pertanian maupun bahan setengah jadi yang di hasilkan. Pada nodal ini produk-produk pertanian diolah di industri pengolahan. Sub-Sistem Pemasaran --> Nodal sub-sistem pemasaran berfungsi mengakomodir produk-produk pertanian maupun bahan setengah jadi yang di hasilkan sebelum dipasarkan. Nodal ini juga dapat digunakan sebagai pengendali harga untuk mencegah adanya perbedaan harga di kalangan industri pengolahan. Sub-Sistem Hilir --> Sub-sistem hilir merupakan jaringan jalan untuk memasarkan produk-produk industri pengolahan dari dalam kawasan studi menuju pasar-pasar utama di Kabupaten Sragen dan Kota Surakarta. Subsistem ini jalur pergerakan barang dibutuhkan dalam memindahkan barang dari pasar regional ke pasar luar kawasan studi. SubPusat Fungsi KawasanPelayanan B. Rencana Sistem Pergerakan Fungsi Utama BWP Sub-SWP Pendukung (Desa) Samomoro Dukuh, Terdapat tiga konsep pengembangan yang ada dalam sistem Ngrombo, Permukiman Produksi Pertanian Karangwaru, pergerakan. Desa Perdagangan I Karungan, Bahan Setengah Jadi Sambirejo Pariwisata Gentanbanaran, - Rencana peningkatan fungsi jalan Industri Pengolahan Transportasi Dari, Plupuh dan Gendongan - Rencana penambahan moda transportasi pemasaran Jabung,Jembangan, Permukiman II Desa Pungsari Produksi Pertanian Mayarejo, Cangkol, - Rencana pola pemasaran Perdagangan Sidokerto
Peta Rencana Struktur Ruang
III
Desa Sepat
Produksi Pertanian Bahan Setengah Jadi
Permukiman Perdagangan
IV
Desa Masaran
Industri Pengolahan Pemasaran Transportasi
Permukiman Perdagangan
Gebang,Dawungan, Krebet, Jirapan KarangMalang, Jati, Pringanom, Pilang, Karanganyar, Kliwonan, Sidodadi, Krikilan
Peta Hirarki
Peta Sistem Pergerakan
6. RENCANA POLA RUANG
Peta Rencana Pola Ruang POLA RUANG Peruntukan Lahan Luas(Ha) Pola ruang merupakan komposisi pembagian No 3674,93 peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi 1 Sawah Irigasi 2 Sawah Tadah Hujan 1153,24 peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi 3 Permukiman 3572,07 daya, dimana setiap peruntukan memiliki proporsi dan 4 Sawah Lestari 867,48 5 Sentra Produksi Jagung 53,33 fungi tertentu. Pola ruang Kawasan Andalan Wisata Holikultura 42,34 A g r o p o l i t a n K a b u p a t e n S r a g e n d i r e n c a n a k a n 67 Pasar 19,95 berdasarkan kesesusian lahan, Rekomendasi Lahan, 8 KUD 2,32 9 Toko Bibit 2,87 kebutuhana sarana pertanian dan kebutuhan 10 Sekolah Lapang 1,29 permukiman, selain itu juga memperhatiakan target dan 11 Pembibitan 0,31 konsep pengembangan kawasan itu sendiri. Dimana 12 Toko Pupuk 8,52 Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen 13 Stasiun Kereta Api 8,54 14 Terminal Agropolitan 4,47 Menggunakan konsep Pengembangan Hulu- Hilir. Terminal Orang 5,88 Rencana pola Ruang Kawasan Andalan Agropolitan 15 16 Toko Alat Pertanian 2,47 Kabupaten Sragen secara umum dibedakan menjadi 2 Jumlah 9420 jenis yaitu kawasan Lindung dan kawasan Budi daya. Dimana dalam setiap kawasan memiliki peruntukan lahan yang bermacam- macam, tetapi peruntukan lahan kawasan direncanakan menjadi kawasan Agropolitan sehingga dalam rencana pola ruang yang ada memaksimalkan fungsi Agropolitan dan meminimalisir fungsi lain yang kurang mendukung pengembangan kawasan sebagai Kawasan Andalan Kabupaten Sragen
Peta Sub SWP Prioritas SUB SWP PRIORITAS Clustering kawasan menurut kegiatan prioritas merupakan perumusan Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen yang terinci dalam beberapa kawasan prioritas. Pengembangan cluster pada wilayah perencanaan ini untuk mempermudah pengorganisasian dalam pengembangan wilayah khususnya sektor pertanian. Mengidentifikasi kelompok (Cluster) kawasan prioritas berdasarkan kesamaan karakteristik kegiatan dan komoditas unggulan yang dihasilkan. Untuk menentukan klastering kawasan dibutuhkan keterkaitan antar kegiatan yang ada di Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen. Dalam sistem agropolitan untuk pengembangan dalam konsep hulu-hilir keterkaitan antar kegiatan berdasarkan kesamaan karakteristik dibagi menjadi kawasan produksi pertanian, kawasan pengolahan hasil pertanian dan kawasan distribusi/pemasaran. Berikut merupakan keterkaitan antar kegiatan yang ada. Keterkaitan antar kawasan tidak terlepas dari konsep pengembangan agropolitan yang berbasis hulu-hilir. Ketergantungan antar kegiatan tersebut menjadi faktor utama yang mendukung berkembangnya kawasan agropolitan. Dalam hal ini mereduksi faktor berdasarkan kegiatan yang ada menjadi penentu selanjutnya dalam menentukan kawasan kegiatan prioritas. Untuk menentukan kawasan prioritas dibutuhkan analisis faktor untuk mereduksi dalam menentukan ketergantungan pengembangan Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen. Dari hasil pereduksian faktor yang ada berdasarkan keterkaitan untuk mengembangkan Kawasan Andalan Agropolitan Kabupaten Sragen terdapat 6 faktor yang dipilih dengan pertimbangan sistem hulu-hilir menjadi penentu dalam pengelompokkan. Berikut merupakan hasil penentuan faktor-faktor pembentukan klastering.
ANGGOTA KELOMPOK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Reward Your Curiosity
Cut Khusnul Khotimah Ekko Cahya Gumelar Erlana Citra P Karisma Fachrul Fadilla Fitri Nur Cahyani
I0612010 I0612015 I0612016 I0612017 I0612019
Hafiza Jasmine Az-zahra Nofa Yuniary Nur Lutfi Rizky Tantowi Nurul Handayani Ridho Wicaksono
I0612021 I0612032 I0612034 I0612035 I0612039