Studio Perencanaan Kota16
Studio Perencanaan Kota
16
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG2015
KECAMATAN BANDAR SEI KIJANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Pelalawan, dibelah oleh aliran Sungai Kampar, serta pada kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik beberapa pulau yang relatif besar yaitu: Pulau Mendol, Pulau Serapung dan Pulau Muda serta pulau-pulau yang tergolong kecil seperti: Pulau Tugau, Pulau Labuh, Pulau Baru Pulau Ketam, dan Pulau Untut.
Struktur wilayah merupakan daratan rendah dan bukit-bukit, dataran rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93 % dari total keseluruhan. Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah konservasi dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan tanah organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur udara agak tinggi.
Kabupaten Pelalawan merupakan pemekaran Kabupaten Kampar, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 53 Tahun 1999. Pada awalnya terdiri atas 4 wilayah kecamatan, yakni: Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Kemudian setelah terbit Surat Dirjen PUOD No.138/1775/PUOD tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan 9 (sembilan) Kecamatan Pembantu di Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelalawan dimekarkan menjadi 9 (sembilan) kecamatan, yang terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan pembantu, tetapi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443, Kabupaten Pelalawan dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Namun, setelah terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 06 Tahun 2005, maka Kabupaten Pelalawan terdiri atas 12 kecamatan. Kabupaten Pelalawan terletak di bagian Timur Riau Daratan. Daerah ini Tersebar di sepanjang Hilir Sungai Kampar, Pelalawan adalah salah satu Kabupaten Terbesar dan memiliki posisi strategis karena dekat dengan jalur pelayaran internasional.
Secara topografi, Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan bergelombang. Sungai terbesar, yaitu sungai Kampar langsung bermuara ke Selat Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum, dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan bertemperatur antara 220 – 320C. Jalan Nasional yang menghubungkan Pekanbaru - Jambi dan Pekanbaru - Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.
Letak geografis dan kandungan sumberdaya perikanan yang dimiliki daerah Kabupaten Pelalawan memberikan pengakuan bahwa daerah ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan jenisnya, sumberdaya alam kelautan dibagi menjadi sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources), sumberdaya yang tak dapat pulih (unrenewable resources). Perikanan memegang peranan sangat penting dalam peradapan manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern. Perikanan merupakan salah satu sumberdaya yang dapat pulih dan sektor yang ekonomi produktif yang dapat dijadikan basis untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan ikan, budidaya ikan dan biota lainnya, serta pengolahan hasil perikanan. Dalam upaya mempercepat laju pembangunan ekonomi suatu daerah maka perlu adanya sektor penggerak dalam suatu wilayah, yang mampu mendorong kegiatan-kegiatan sektor perekonomian lainnya. Salah satu sektor yang perlu dikembangkan adalah sektor ekonomi, khususnya pada komoditas perikanan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sesuai dengan potensi dan keunggulan suatu daerah.
Untuk menggerakan dan memanfaatkan pembangunan perikanan dengan optimal diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif. Salah satu pendekatan yang akan dilakukan adalah melakukan pendekatan perencanaan pembangunan komprehensif dari semua aktifitas yang terjadi dalam pembangunan perikanan melalui program kegiatan pembangunan pada setiap tahunnya dengan menyesuaikan kondisi geografis yang mendukung.
Undang-undang RI Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menyatakan bahwa Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-produksi, produksi, pengelolaan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Kegiatan pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada untuk membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Hal tersebut tentunya memerlukan dukungan dari semua komponen masyarakat/ stakeholder baik menyangkut dukungan pikiran, tenaga maupun dana yang tentunya memerlukan kecermatan dalam pengelolaannya. Pemerintah sebagai salah satu stakeholder dan tentunya sebagai agen pembangunan dituntut tanggung jawabnya dalam menjalankan fungsinya sebagai enterpreneur, koordinator, fasilitator dan stimulator bagi lahirnya inisiatif-inisiatif bagi pembangunan daerah.
Kabupaten Palalawan memiliki 12 kecamatan dan terletak di pesisir timur pulau Sumatra dengan wilayah daratan yang membentang di sepanjang bagian hilir sungai Kampar serta berdekatan dengan Selat Malaka, secara geografis Kabupaten Pelalawan terletak antara pada 00048' 32" LU– 00024' 14" LS dan 101030' 40" – 103023' 22" BT dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Siak;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Indragiri Hilir;
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Kampar;
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau.
Kabupaten Pelalawan merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan yang sangat prospektif untuk dikembangkan, hal ini didukung dengan sebahagian besar wilayahnya dialiri oleh Sungai Kampar dan anak-anaknya sungainya. Selain sungai utama yaitu Sungai Kampar, terdapat juga anak-anak sungainya yaitu antara lain: Sungai Kampar Kiri, Sungai Segati, Sungai Nilo, Sungai Kerumutan (yang mengalir dari arah selatan Sungai Kampar), serta Sungai Pelalawan, Sungai Selampaya, dan Sungai Serkap (yang mengalir dari arah utara Sungai Kampar).
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Di Kecamatan Bandar Sei Kijang ini memiliki potensi perkebunan sawit dan perkebunan karet, dimana mayoritasnya pekebunan kelapa sawit. Kecamatan Bandar Sei kijang terdiri dari 4 desa 1 kelurahan , desa dan kelurahan tersebut yaitu Desa Kiab Jaya, Desa Lubuk Ogung, Desa Muda Setia, Desa Simpang Beringin, dan Kelurahan Sei Kijang. Seiring terdapatnya potensi suatu wilayah dalam percepatan pertumbuhan, ada beberapa hambatan yang dapat memperlambat perkembangan dari percepatan tersebut, seperti adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah, terdapatnya daerah yang masih tertinggal dibanding daerah lainnya, dan kurang optimalnya pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif produk unggulan daerah. Hal ini yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menyusun strategi dalam pengembangan kawasan strategis di suatu daerah/ wilayah, sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah. Kawasan strategis menjadi kawasan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang dinyatakan dalam Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Penetapan kawasan strategis itu sendiri di suatu kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan provinsi.
Kawasan strategis yang cepat tumbuh menjadi bagian kawasan yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan sumber daya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan strategis itu sendiri pada umumnya berbasis ekonomi dan kota merupakan simpul basis ekonomi atau kutub (bagian penting) bagi pengembangan kawasan. Sejauh ini belum ada kawasan cepat tumbuh tanpa atribut kota di dalamnya. Dengan demikian kota menjadi tumpuan bagi berlangsungnya kawasan cepat tumbuh. Namun demikian tidak semua kota menjadi simpul pertumbuhan kawasan, dan hanya beberapa simpul atau kota-kota tertentu yang mendukung pertumbuhan kawasan strategis (Samiadji, 2010).
Berdasarkan PERMENDAGRI No.29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah menjelaskan bahwa terdapat beberapa kriteria dari pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh ialah diantaranya, ketersediaan sektor dan produk unggulan yang dapat diperbaharui, terdapatnya potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang memadai dan sarana penunjang, adanya keterkaitan pengelolaan pembangunan antar pusat pertumbuhan, serta terdapatnya dukungan tenaga kerja yang terampil dan terdidik untuk mengelola sektor unggulan suatu kawasan. Secara konseptual, kriteria suatu kawasan strategis tersebut ialah diantaranya merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, mempunyai potensi ekonomi cepat tumbuh, mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, mempunyai potensi ekspor, terdapat dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, memanfaatkan teknologi, dapat mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal dalam wilayah kabupaten (Peraturan Menteri PU nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten).
Dijadikannya beberapa kecamatan tersebut sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pelalawan tidak lepas dari adanya potensi-potensi unggulan yang terdapat di daerah atau di Kecamaatan Bandar Sei Kijang. Potensi unggulan yang terdapat ialah diantaranya mempunyai lahan pertanian yang dominan, perkembangan sektor jasa yang semakin maju, terdapat kelengkapan sarana dan prasarana yang menjadikan nilai tambah terhadap kawasan strategis cepat tumbuh karena menjadi salah satu indikator penting pertumbuhan wilayah. Selain itu, Kabupaten Pelalawan tepatnya di Kecamatan Bandar Sei Kijang dijadikan sebagai pintu gerbang utama awal masuk Kabupaten Pelalawan karena lokasi yang berada di salah satu wilayah kabupaten ini sehingga dapat menciptakan kerjasama pembangunan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Pelalawan. Beberapa wilayah yang mempunyai keterkaitan erat dengan Kabupaten Pelalawan ialah Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau, Kabupaten Siak, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabuparen Kampar dan beberapa pusat pertumbuhan ekonomi lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Pelalawan.
1.2 Rumusan Masalah
Perkembangan suatu kota umumnya tumbuh dan berkembang secara alami sehingga menimbulkan ketidakteraturan baik segi penggunaan lahan maupun dibidang tata ruang sehingga terkadang menimbulkan ketidak singkronan antara kebijakan pemerintahan kota dalam RTRW maupun RDTR seperti pertumbuhan dan perkembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh secara linier arah perkembangan pembangunan. Seperti pembangunan yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan.
Adapun isu utama yang akan dibahas yaitu, "Kondisi Bandar Sei Kijang Yang Kurang Mendukung Untuk Menjadikan Pusat Pelayanan Kawasan, Khususnya di Bidang Perekonomian Dan Industri", hal ini dikarenakan minimnya sektor daya dukung pemerintah setempat. Sehingga, berbagai upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat agar sektor pembangunan yang ada diKecamatan Bandar Sei Kijang mampu meningkatkan dan memajukan Kecamatan Bandar Sei Kijang dengan mengintegrasikan berbagai unsur-unsur atau elemen pendukungnya.
Sehingga, dengan adanya keterpaduan atau integrasi antar unsur pendukung, diberbagai sektor yang ada diKecamatan Bandar Sei Kijang dapat menciptakan suatu kawasan sebagai sektor andalan dan dijadikan modal untuk memajukan daerahnya serta mampu meningkatkan dan menaikan Pendapatan ekonomi masyarakat yang ada dengan adanya "Perencanaan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian Dan Industri".
Kebijakan RTRWGambar 1.1 Kerangka Permasalahan
Kebijakan RTRW
Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Bandar Sei Kijang Sebagai Kawasan Perkotaan Yang Secara Fisik Berbatasan Langsung Dengan Kota Pekanbaru
Pusat Pelayanan Kawasan Kecamatan Bandar Sei Kijang Sebagai Kawasan Perkotaan Yang Secara Fisik Berbatasan Langsung Dengan Kota Pekanbaru
Kawasan Cepat TumbuhPengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di Bandar Sei Kijang Lebih dominan di Kiap JayaIsu UtamaKondisi Bandar Sei Kijang yang kurang mendukung untuk menjadi pusat pelayanan kawasan di bidang perekonomian dan industri
Kawasan Cepat Tumbuh
Pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh di Bandar Sei Kijang Lebih dominan di Kiap Jaya
Isu Utama
Kondisi Bandar Sei Kijang yang kurang mendukung untuk menjadi pusat pelayanan kawasan di bidang perekonomian dan industri
Sistem jaringan prasarana dan sarana yang di miliki Bandar Sei Kijang kurang memadaiPola RuangPenataan RuangPola yang kurang mendukung dalam pemanfaatan ruang di Bandar Sei KijangInfrastruktur pola ruang yang kurang memadaiStruktur Ruang
Sistem jaringan prasarana dan sarana yang di miliki Bandar Sei Kijang kurang memadai
Pola Ruang
Penataan Ruang
Pola yang kurang mendukung dalam pemanfaatan ruang di Bandar Sei Kijang
Infrastruktur pola ruang yang kurang memadai
Struktur Ruang
Belum terciptanya proses perencanaan tata ruang yang baik di Bandar Sei KijangKetidaksesuaian pemanfatan ruang di Bandar Sei KijangPengendalian pemanfaatan ruang yang kurang tepat
Belum terciptanya proses perencanaan tata ruang yang baik di Bandar Sei Kijang
Ketidaksesuaian pemanfatan ruang di Bandar Sei Kijang
Pengendalian pemanfaatan ruang yang kurang tepat
Perencanaan Kawasan Strategis dan cepat tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri
Perencanaan Kawasan Strategis dan cepat tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri
1.3Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari studi ini adalah Menyusun Perencanaan Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan ".
1.3.2 Sasaran
Sementara itu, sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan Perencanaan Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Berbasis Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian Dan Industri di Kecamatan Bandar Sei Kijang Kabupaten Pelalawan adalah :
Identifikasi Wilayah yang terdapat kawasan strategis dan cepat tumbuh yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Identifikasi potensi dan masalah dari sektor kawasan strategis dan cepat tumbuh yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Identifikasi kebijakan dan pengelolaan kawasan strategis dan cepat tumbuh di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Tahapan Analisa pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Perumusan Analisa Sarana Prasarana yang ada di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Perencanaan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Berbasis Pusat Kegiatan Wilayah, Khususnya Perekonomian dan Industri Di Kecamatan Bandar Sei KIjang.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Bandar Sei Kijang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan yang memiliki luas 306,87 Km2. Kecamatan Bandar Sei Kijang terdiri dari 4 (Lima) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan ibukota kecamatan berada di Kelurahan Sei Kijang. Adapun batas administratifnya ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Langgam.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pangkalan Kerinci.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Melakukan kajian terhadap teori-teori yang terkait adalah teori Pengembangan Wilayah, Teori Pembangunan Daerah, Teori Perkembangan Industri, Teori Perkembangan Sosial Dan Budaya, Dan Teori Partisipasi Masyarakat.
Melakukan survey kondisi eksisting di lapangan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Melakukan kajian atau metode terkait dengan pendekatan normatif, kuantitatif, dan deskriptif.
Menyususun manajemen pelaksanaan.
Menyusun lampiran desain survey.
Melakukan rumusan analisa terhadap sektor kependudukan untuk mengetahui proyeksi pertumbuhan penduduk di Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Melakukan rumusan analisa terhadap sektor perekonomian untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Bandar Sei Kijang.
Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan sarana di tahun proyeksi.
Melakukan rumusan analisa terhadap kebutuhan prasarana di tahun proyeksi.
Melakukan rumusananalisa tehadap kebutuhan ruang/spasial di Kecamatan Bandar Sei Kijangterhadap penggunaan lahan dan kondisi fisik alamnya.
1.5 Landasan Hukum
Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh Di Daerah.
Peraturan Mentri PU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Penetapan Kawasan Strategis Dan Cepat Tumbuh.
PP No. 69 Tahun 1996 tentang Partisipasi Masyarakat.
Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah.
Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang tata cara peran serta masyarakat dalam penataan ruang.
Permen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2007.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
PP Nomor 26/2008 tentang RTRWN, khususnya Pasal 75 dikemukakan bahwa penetapan kawasan strategis nasional (KSN)
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan Perencanaan ini secara sistematis akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Sasaran
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup Materi
1.5 Landasan Hukum
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN LITERATUR TEORI
2.1 Teori Pengembangan Wilayah
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
2.3 Teori Perkembangan Industri
2.4 Teori Perkembangan Sosial Dan Budaya
2.5 Teori Partisipasi Masyarakat
BAB III TINJAUAN WILAYAH STUDI
3.1 Tinjauan Kebijakan
3.2 Gambaran Umum Wilayah Makro
3.3 Gambaran Kawasan Mikro
BAB IV METODOLOGI PENDEKATAN STUDI
Kerangka Berpikir
Pendekatan Studi
Tahapan Pelaksanaan Studi
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Analisa
BAB V MANAJEMEN PELAKSANAAN
Struktur Organisasi
Jadwal Pelaksanaan
LAMPIRAN DESAIN SURVEY
[Type the document title]
[Year]
[Type the company address]