PERAN GEOLOGI PADA PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH Andi Gemmy A.M.A
1. Pendahuluan
Masalah yang sering muncul berkaitan dengan pengembangan wilayah adalah benturan kepentingan antar pengguna lahan. Di dunia pertambangan misalnya, seringkali wilayah ijin kuasa pert ambangan (KP) yang dimiliki perusahaan pertambangan ternyata berada pada kawasan konservasi hutan atau berada pada kawasan perkebunan sawit. Dengan demikian investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan pertambangan tersebut baik untuk perijinan KP maupun untuk kegiatan eksplorasi terpaksa tidak dapat kembali karena barang tambang nya tidak dapat dimanfaatkan. Pembangunan yang dilakukan oleh pengembang seringkali juga belakangan digugat karena ternyata terletak di kawasan resapan air tanah.
Atau tidak jarang terjadi, penduduk penduduk yang tinggal di suatu
pemukiman ternyata berada pada zona bencana geologi yang membahayakan. Benturan kepentingan semacam ini akan menimbulkan proses adu kekuatan, proses negoisasi dan proses ‘bawah meja’ lainnya, supaya masing -masing bisa mempertahankan kepentingannya. Hasil
proses tersebut dapat ditebak ; bahwa
yang benar belum tentu yang dimenangkan. Dan ujung-
ujungnya, tidak jarang masyarakat umum yang dirugikan. Kejadian ini bukanlah semata-mata kesalahan mereka yang berebut kepentingan, karena di dalam dunia bisnis kepentingan yang utama adalah menyelamatkan investasi yang telah ditanamkan. Lantas kesalahan siapa ? Kesalahan pantas ditimpakan kepada para pemberi ijin usaha dan para pembuat perencanaan pengembangan wilayah. Di Indonesia, penataan ruang telah ditetapkan melalui UU No.24/1992 yang kemudian diikuti dengan penetapan berbagai Peraturan Pemerintah (PP) untuk operasionalisasinya. Pada prakteknya kejadian yang digambarkan di atas yaitu konflik antar sektor dan antar wilayah serta konflik yang terjadi karena kerugian yang timbul karena degradasi lingkungan hingga saat ini masih terjadi. Konflik semacam ini tidak bisa hanya di atasi hanya dengan memberikan himbauan kepada para pelaku usaha melainkan juga harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang baik yang melibatkan berbagai sektor terkait. Dan, sektor yang masih belum diperhatikan dengan baik pada saat ini adalah sektor sumberdaya geologi. Pengembangan wilayah yang baik adalah yang dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di bawah permukaan. Struktur geologi dan kondisi geomorfologi perlu diperhatikan sehubungan sehubungan dengan potensi bencana wilayah tersebut. Kandungan sumberdaya mineral, batubara maupun minyak dan gas bumi di wilayah juga harus menjadi pertimbangan penataan wilayah. Karena bagaimanapun ketatnya rencana konservasi di suatu wilayah kalau ternyata sumberdaya mineral yang ada di bawahnya mempunyai nilai strategis, niscaya rencana konservasi dan pertambangan akan berbenturan di suatu hari nanti. Dan ini sudah banyak contohnya.
Kemudian, yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan masukan mengenai potensi sumberdaya geologi ini sudah seharusnya adalah para ahli geologi. Para geolog seharusnya terlibat mulai dari proses perencanaan tata ruang wilayah yang menghasilkan rencana tata ruang wilayah (RTRW), pada proses pemanfaatan ruang yang merupakan wujud operasionalisasi rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri, serta pada proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya. Penerapan geologi erat hubungannya dengan penataan dan pengembangan wilayah. Pola cakupan berbagai aspek yang saling terkait satu dengan lainnya baik secara fisik, ekonomi maupun sosial membutuhkan penanganan yang terpadu. Oleh karena perkembangan wilayah mencakup penataan lingkungan tersebut yang baik dilakukan adalah membangun tanpa merusak (development without destruction). Disini tinjauan secara geologi muncul sebagai tulang punggung dalam menangani masalah tata lingkungan. Seperti penentuan tata le tak pemukiman yang memenuhi syarat, melihat kondisi tanah, air dan keseimbangan lingkungannya. Sehingga suatu bencana dapat sedini mungkin dihindari. Suatu hal yang tidak mungkin jika suatu pemukiman penduduk dibangun di suatu daerah yang kegempaannya aktif atau rawan banjir atau tanah longsor. Geologi dari dulu hingga sekarang bahkan dimasa yang akan datang besar peranannya dalam memelihara dan meningkatkan tata kehidupan manusia. Sebab dengan pengetahuan geologi kita bisa menemukan sumber daya alam yang tak ternilai harganya. Seperti bijih besi, batubara, minyak bumi dan lain sebagainya. Disamping itu dengan pengetahuan geologi, kita dapat sedini mungkin mendeteksi akan adanya ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh alam. Seperti halnya letusan gunung api, gejala tanah longsor, banjir dan lain sebagainya. Adalah merupakan keinginan manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan kesejahteraan, untuk menjadi lebih baik dan sempurna. Dorongan inilah yang menjadikan masalah manusia semakin besar seiring dengan perkembangan jaman. Pengembangan wilayah baik pemukiman, persawahan, perindustrian, pengadaan air bersih sebagai sumber utama kehidupan sampai pada pencaharian dan pengolahan sumber daya alam semua memerlukan kehadiran pengetahuan geologi. Wilayah Pemukiman
Di dunia ini, lebih – lebih di Indonesia, masalah pemukiman merupakan kasus besar yang menyangkut jutaan jiwa manusia. Bagaimana dan dimana dapat diperoleh tempat yang layak, sehat dan bebas dari bencana, di suatu daerah yang akan direncanakan untuk dibangun suatu pemukiman. Geologi disini memainkan peranan dalam masalah pengarahan tata letak yang baik, pengadaan bahan bangunan serta pengadaan kebutuhan lain yang menunjang. Sekaligus juga turut menentukan mutu lingkungan hidup dimana salah satunya adalah kesehatan lingkungan. Sebab ternyata ada kondisi atau faktor – faktor geologi tertentu yang langsung maupun tidak langsung mengendalikan dan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Contoh klasik hubungan keadaan geologi dengan kekurangan kadar unsur yodium
pada air tanah di suatu daerah, yang dapat menimbulkan penyakit gondok. Seperti di daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Bidang Pertanian
Pengembangan wilayah pertanian atau lahan pertanian berhubungan dengan peningkatan produksi. Hal ini memerlukan penentukan lokasi, sarana penunjang seperti bendungan, jenis tanaman dan tanahnya secara seksama. Aspek geologi muncul sebagai pemberi informasi yang akurat. Sebab tanah merupakan hasil pelapukan batuan, sehingga jenis batuan menentukan kondisi dan sifat tanah. Sektor pertanian seperti kehutanan, juga memerlukan data informasi geologi bagi pengadaan hutan atau pelestarian hutan. Pengadaan Air Tanah
Air sebagai kebutuhan hidup yang pokok, selalu menjadi problem dalam kehudupan. Lebih – lebih bagi daerah yang gersang. Penelitian geologi untuk pengadaan air tanah ternyata membawa hasil yang gemilang. Dari lapisan batuan yang beragam di bawah permukaan tanah ternyata terkandung air tanah dengan volume yang besar sehingga tinggal bagaimana menentukan lapisan batuan yang banyak mengandung air. Bahkan batugamping yang dipermukaan tampak kering kerontang, ternyata di dalamnya terkandung potensi air yang besar. Banyaknya rekahan ditambah adanya proses kimiawi memungkinkan curah hujan yang meresap / masuk terakumulasi membentuk sungai di bawah permukaan tanah. Bangunan Sipil
Pembangunan suatu bangunan teknik baik bendungan, jalan raya, landasan pewat terbang, terowongan sampai gedung bertingkat tidak lepas dari penelitian geologi pada awalnya. Sebab semua ini menyangkut pengetahuan tentang batuan dasar, sifat dan kestabilannya, pengaruh struktur ataupun masalah yang mendasar lainnya. Terowongan Simplon di Alpina – Eropa, terowongan yang menghubungkan Inggris dan Prancis dan terowongan – terowongan bawah laut yang menghubungkan antar pulau di Jepang adalah contoh bangunan teknik yang dibangun dengan dasar pengetahuan geologi yang akurat serta teknologi yang canggih. Bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengikuti bila geologi dihargai dan ditempatka pada proporsi yang wajar. Sumber Kekayaan Alam
Tidak perlu diragukan lagi bahwa sumber ke kayaan alam sebagian besar tersimpan di perut bumi. S egala jenis bahan galian yang bernilai ekonomis menuntut manusia untuk memanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Bahkan dewasa ini timbulnya krisis energi semakin membuat upaya bertambah. Prospek batubara kian ditingkatkan sebagai sumber energi penunjang. Eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi bukan haya di darat saja tetapi juga di daerah lepas pantai. Belum lagi bahan tambang; emas, timah, tembaga dan lain – lain, yang sangat penting bagi devisa negara. Ini semua memerlukan pengetahuan geologi yang memadai. Dengan demikian jelaslah bahwa semakin baik persepsi geologi dalam penerapannya, semakin terbukalah kekayaan yang terkandung di perut bumi.
Ada benarnya jika suatu pameo mengatakan bahwa semakin baik dan lengkap penggambaran peta sumber – sumber kekayaan alam, semakin terangkatlah derajat suatu bangsa. Ini semua jelas merupakan tantangan dan menunggu kehadiran para ahli geologi untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Adalah sangat ironis propinsi Kalimantan Timur yang sangat luas, penghasil minyak dan gas nomor dua, penghasil emas, dan salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia, serta pusat riset geologi delta tapi tidak mempunyai institusi pendidikan yang mempunyai jurusan geologi. Oleh karena itulah perlu dijadikan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di daerah ini untuk dapat membentuk suatu institusi pendidikan berbasis ilmu geologi atau paling tidak yang berkaitan dengan ilmu kebumian secara langsung.