DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
Ditetapkan oleh K
No.Dokumen :
SOP KABUPATEN TEMANGGUNG Dibuat Oleh :
Nanik Sukristyaningsih,AMK NIP.19750206 200604 2 016 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi
5. Prosedur
No. Revisi
:
Tgl. Terbit
:
Halaman
: ½
Diteliti Oleh : Ketua Tim Mutu
drg Vera A.R Nirmala NIP.19780109 200501 2 014
PPUSKESMAS KEDU Disahkan oleh : Kepala Puskesmas
dr.Jauhari Setyawan NIP. 19670615 200701 1 028
Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Bila terjadi pajanan ulang dengan allergen yang sama atau serupa, periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase elisitasi). Alergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da. DKA terjadi dipengaruhi oleh adanya sensitisasi alergen derajat pajananm dan luasnya penetrasi di kulit. Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien yang mengalami Dermatisis kontak alergik Penatalaksanaan pasien yang mengalami Dermatisis kontak alergik diruang BP Umum dengan menggunakan SPO ini PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER, Permenkes No 5 tahun 2014,hal 383-385 a. Petugas menerima rekam medis pasien dari pendaftaran b. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang bp umum c. Dokter menanyakan pada pasien (Anamnesis (Subjective) c.1 Keluhan Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak kemerahan. Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik, bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di keluarga c.2 Faktor Risiko a. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen. b. Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu. c. Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga d. Perawat mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi rate, berat badan, tinggi badan. e. Dokter melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective) e.1 Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya, tergantung pada kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya,
6. Unit Terkait 7. Diagram Alir
seperti di ketiak oleh deodorant, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya. e.2 Faktor Predisposisi Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat alergen. e.3 Pemeriksaan Penunjang : Tidak diperlukan f. Dokter melakukan Penegakan Diagnosis (Assessment) f.1 Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. f.2 Diagnosis Banding Dermatitis kontak iritan. f.3 Komplikasi Infeksi sekunder. g. Dokter melakukan Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) berupa : g.1 Penatalaksanaan a. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa: 1. Topikal (2x sehari) • Pelembab krim hidrofilik urea 10%. • Kortikosteroid : Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%). • Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi : golongan betametason valerat krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%). • Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal. 2. Oral sistemik • Antihistamin hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu, atau • Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu. b. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, seperti menghindari bahan-bahan yang bersifat alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari kontak alergen saat bekerja. g.2 Konseling dan Edukasi a. Konseling untuk menghindari bahan alergendi rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga. b. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot. c. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja. h. Dokter menuliskan hasil anamnesa, vital sign, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa dan rencana penatalaksanaan pasien di rekam medis pasien i. Dokter merujuk pasien apabila sesuai dengan Kriteria Rujukan yaitu : a. Apabila dibutuhkan melakukan patch test. b. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan standar dan sudah menghindari kontak. a. BP Umum b. Apotik -
7.
Rekaman historis perubahan No Yang Dirubah
Isi Perubahan
2/2
Tgl. Mulai Diberlakukan
DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
Ditetapkan oleh K
No.Dokumen :
SOP KABUPATEN TEMANGGUNG Dibuat Oleh :
No. Revisi
:
Tgl. Terbit
:
Halaman
: ½
PPUSKESMAS KEDU Disahkan oleh : Kepala Puskesmas
Diteliti Oleh : Ketua Tim Mutu
Nanik Sukristyaningsih,AMK NIP.19750206 200604 2 016
drg Vera A.R Nirmala NIP.19780109 200501 2 014
dr.Jauhari Setyawan NIP. 19670615 200701 1 028
NO URAIAN KEGIATAN 1 Dokter menerima rekam medis pasien dari pendaftaran
YA
2
Perawat memanggil nama pasien
3
Dokter melakukan Anamnesa pada pasien adakah riwayat kontak dengan bahan-bahan yang berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik, bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di keluarga pasien ?
4
Perawat mengukur tekanan darah, Nadi, Suhu, Respirasi rate, berat badan,tinggi badan Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien Dokter menuliskan hasil anamnesa, vital sign, pemeriksaan fisik, diagnosis dan rencana penatalaksanaan pada rekam medis pasien
5 6.
7
Dokter menuliskan rujukan bila keadaan pasien sesuai dengan kriteria rujukan
8
Dokter memberikan edukasi dan menuliskan obat dikertas resep dan memberikannya kepada pasien
9
Dokter meminta pasien untuk mengambil obat di apotik dan meminta datang kembali (kontrol) bila keluhan belum hilang. JUMLAH
Compliance rate (CR):...........%
Kedu,.................... Pelaksana/Auditor
............................. NIP.
TIDAK
2/2