SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KETUBAN PECAH DINI
DI RSUD KABUPATEN JOMBANG
OLEH : Kelompok III ASHABUL KAFI ROMADONA SUWARGO SITI MAISAROH PEBRI ANASARI SUHAIRIYATI PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA
Pokok Bahasan : Ketuban Pecah Dini (KPD) Sasaran
: Kelompok Ibu yang menjalani rawat jalan di Poli Kandungan RSUD Jombang
Tempat
: Poli Kandungan
Hari/Tanggal
: Jumat , 20 Oktober 2017
Waktu
: 1 X 30 Menit
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit di harapkan ibu mampu memahami dan meningkatkan pengetahuan ibu yang menjalani rawat jalan di poli kandungan RSUD Jombang tentang Ketuban Pecah Dini (KPD). II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang : 1. Pengertian Ketuban Pecah Dini 2. Penyebab Ketuban Pecah Dini 3. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini 4. Akibat Ketuban Pecah Dini 5. Pencegahan Ketuban Pecah Dini 6. Hal yang Harus Dilakukan Ketika Ketuban pecah III. Sasaran
Ibu yang menjalani rawat jalan di Poli Kandungan RSUD Jombang.
IV. Materi
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
V. Metode
1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi VI. Media
1. Leaflet VII. Setting
1) Kegiatan Penyuluhan
NO
1.
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
KEGIATAN PESERTA
Pembukaan
a. Memberi salam dan perkenalan diri.
a. Menjawab salam dan
5 menit
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan.
memperhatikan. b. Mempeerhatikan isi
c. Menggali pengetahuan peserta
materi penyuluhan
mengenai informasi gambaran yang akan disampaikan
c. Memperhatikan dan memjawab pertanyaan
2.
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang materi penyuluhan
Menyimak dan
20 menit
secara teratur :
memperhatikan.
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini 2. Penyebab Ketuban Pecah Dini 3. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini 4. Akibat Ketuban Pecah Dini 5. Pencegahan Ketuban Pecah Dini 6. Hal yang Harus Dilakukan Ketika Ketuban pecah
3.
Penutup :
a. Evaluasi
Bertanya dan mengulang
5 menit
b. Kesimpulan
kembali materi yang disampaikan secara singkat
c. Memberi salam penutup dan terima
dan menjawab pertanyaan.
kasih.
12. Kriteria evaluasi 1) Evaluasi Struktur a. Peserta hadir ditempat penyuluhan 2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruangan 3) Evaluasi Proses a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 4) Evaluasi Hasil Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
A. Pengertian Ketuban Pecah Dini KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Ali Yeyeh, 2010). KPD adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pada primipara pembukaan kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5cm. (Amru Sofian, 2011). KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. Air ketuban merembes sebelum waktu melahirkan atau sebelum adanya tanda-tanda persalinan adalah merupakan gejala ketuban pecah dini. Kondisi ini dapat memberikan beberapa permasalahan kesehatan, baik untuk Ibu maupun untuk bayi, sehingga perlu dipantau dan mendapat pertolongan tenaga medis. Ada dua macam ketuban pecah dini (KPD). Yang pertama KPD prematur, yaitu ketuban pecah sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Yang kedua KPD aterm, yaitu ketuban pecah setelah usia kehamilan mencapai 37 minggu tetapi belum ada tanda-tanda persalinan. Pada janin, KPD dapat menyebabkan kelahiran prematur, sindroma gangguan pernapasan, sepsis (infeksi darah), dan kematian. Sedangkan pada Ibu, KPD menimbulkan risiko infeksi, abruptio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim) dan infeksi darah (sepsis).
B. Penyebab Ketuban Pecah Dini Menurut Morgan (2009) Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi :
1. Anemia Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Jika persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau pengenceran dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada
ibu hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama dan trimester ke tiga. Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prem aturitas, ancaman dekompensasikordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2009). Menurut Depkes RI (2005), bahwa anemia berdasarkan hasil pemeriksaan dapat digolongkan menjadi : (1) HB > 11 gr %, tidak anemia (2) 9-10 gr % anemia sedang (3) < 8 gr % anemia berat.
2. Perilaku Merokok Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung lebih dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguangangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko lahir mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2003).
3. Riwayat KPD Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian KPD dapat berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi kehamilan. Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat adalah akibat penurunan kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah preterm. Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan atau menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi membran yang menjadi rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan berikutnya (Helen, 2008).
4. Polihidramion Hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000cc. Penambahan air ketuban ini bisa mendariak dalam beberapa hari disebut hidramnion akut , atau secara perlahan-lahan disebut hidramnion kronis. Insidennya berkisar antar 1:62 dan 1:754 persali nan, tetapi bentuk yang menyebabkan gangguan lebih jarang (1:1000 persalinan). Hidramnion yang disertai dengan kelainan konginital, terutama dari susunan saraf sentral dan traktus gastrointestinal, cukup tinggi. Di samping itu, sering ditemukan pada kehamilan ganda dan beberapa penyakit ibu seperti diabetes mellitus, preeklampsia. (Rachimharii,T, 2005) Sampai sekarang etiologi hidramnion belum jelas, tetapi diketahui bahwa hidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila pengaliran air ketuban terganggu atau kedua-duanya. Diriuga air ketuban dibentuk dari sel-sel amnion. Di samping itu ditambah oleh air seni janin dan cairan otak pada anensefalus. Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah sat u cara pengeluaran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esophagus atau tumortumor plasenta (Rachimharihi, Trijatmo, 2005). Hidramnion dapat memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya (Maria, 2007).
5. Serviks yang inkompetensik Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar. Inkompetensia serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester 11 ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2009).
6. Tekanan intra uterm yang meninggi atau meningkat secara berlebihan Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya : a) Trauma
:
berupa
hubungan
seksual,
pemeriksaan
dalam,
amniosintesis
(Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dengan memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di dalam cairan amnion terdapat sel fetal (kebanyakan kulit janin) yang dapat dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan biologi) b) Gemelli Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Saifudin. 2002) C. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini 1. Keluarnya cairan (ketuban) merembes melalui vagina. Cairan ini tidak akan berhenti/ kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. 2. Perubahan warna kertas lakmus dari merah menjadi biru 3. Cairan berbau khas, tidak seperti bau urine
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarn ya cairan ketuban merembes melalui vagina.Warna Air ketuban adalah putih keruh atau kehijauan sedangkan warna urin adalah kekuningan atau bening. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Manuaba, 2009).
D. Akibat Ketuban Pecah Dini (Rustam Mukhtar,2011)
Infeksi Ketika ketuban pecah, kuman dapat bermigrasi ke dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi dalam rahim. Gejalanya termasuk suhu tubuh naik, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau yang tidak enak, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung bayi menjadi lebih cepat dari biasanya.
Kelahiran prematur Pada kehamilan yang masih belum cukup bulan, pecahnya ketuban akan merangsang kontraksi sehingga terjadi pembukaan jalan lahir dan bayi terlahir sebelum aktunya. Bila ketuban sudah dinyatakan habis oleh dokter atau bidan, maka kondisi bayi dalam keadaan waspada infeksi, oleh karena itu bayi sebaiknya dilahirkan jika sudah memenuhi ketentuan untuk mengakhiri kehamilan dengan dirangsang (induksi) obat atau infus, bahkan ada beberapa kasus yang harus dilakukan seksio sesarea.
Pertumbuhan janin terhambat
Jika ketuban pecah sebelum kehamilan berusia 23 minggu, paru-paru bayi kemungkinan tidak akan berkembang dengan baik. Karena di awal kehamilan, cairan ketuban dibutuhkan bagi terbentuknya jaringan paru-paru. akan mengakibatkan gangguan pernapasan pada bayi.
Cara Mencegah Faktor Resiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini 1. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Jika ada sesuatu yang tidak normal, segera hubungi bidan atau dokter. 2. Bersihkan daerah kewanitaan dengan benar dan bersih, seperti membilas dari depan ke belakang. 3. Hindari perjalanan jauh yang melelahkan dan menimbulkan ketegangan fisik maupun mental bagi ibu hamil 4. Hindari makan - makanan yang bisa merangsang terjadinya kontraksi rahim, misalnya minuman
beralkohol
kadar
tinggi,
makanan
yang
mengandung
zat
fermentasi berlebihan. 5. Hindari trauma atau benturan fisik pada daerah perut 6. Pada ibu hamil kembar, kurangi aktifitas yang berlebihan, karena kehamilan kembar sendiri sudah beresiko ketuban pecah sebelum waktunya akibat pereganagan rahim.
7. Hindari stress berlebihan yang akan merangsang hormon tubuh untuk menimbulkan kontraksi pada Rahim
F. Hal yang Harus Dilakukan Ketika Ketuban pecah 1. Jangan Panik dan segera datang ke petugas kesehatan terdekat. 2. KPD pada usia kehamilan < 37 minggu harus segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, kejadian KPD pada usia kehamilan < 37 minggu akan meningkatkan terjadinya persalinan dengan Bedah Saecar. 3. KPD > 37 minggu bisa segera ke pelayanan kesehatan untuk tindakan penanganan persalinan normal. 4. Melakukan pemeriksaan USG, untuk memastikan cairan ketuban berkurang atau ti dak dan untuk memastikan apakah ada kelainan pada janin. 5. Jangan lupa perhatikan gerakan janin.
DAFTAR PUSAKA
Septi, Ratna . Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Ketuban pecah dini (KPD).EJournal FK veteran [Internet]2009 [diakses 11 Mei 2016] Diunduh dari: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14841
Chan, Rian . Pengaruh usia dan paritas terhadap kejadian ketuban pecah dini (KPD) (KPD).EJournal FK veteran [Internet]2009 [diakses 11 Mei 2016] Diunduh dari: http://library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211134/BAB%20II.pdf
wati, fatma Penyebab dan akibat ketuban pecah dini (KPD) (KPD).E- Journal [Internet]2008[diakses 11 Mei 2016] Diunduh dari: http://www.alodokter.com/penyebab-dan-akibat-ketuban-pecah-dini
Husniah, Naimatul. Penyuluhan tentang bahaya ketuban pecah dini pada ibu hamil. [Internet]2013 [diakses 11 Mei 2016] Diunduh dari: http://naiawicaksono.blogspot.co.id/2014/02/penyuluhan-kpd.html
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. . Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: YBP-SP.
Rukiyah,Ai yeyeh. Yuliati lia, . 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan . Jakarta. Trans Info Media
Sofian, Amru . 2011. Sinopsis Obstetri . Jakarta. EGC
LEMBAR ABSENSI PENYULUHAN
Hari/Tanggal : Tempat
No
:
Nama
Alamat
Tanda Tangan