MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN USIA MADYA
Disusun oleh :
1. ANGGA TAUFIK N 2. AHMAD SUBARKAH 3. DIAS PRATAMA H 4. RAMDAN HIDAYAT 5. AGUNG SUGARI 6. D.HARRY ISKANDAR 7. MIFTAH
Kelas : 1A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI 201O/2011
Kata pengantar
Assalamualaikum wr. Wb Dengan mengucap syukur alhamdulillah. Bahwasanya kami telah dapat membuat makalah Psikologi Perkembangan Pada Usia Madya ini.
Walaupun
banyak hambatan dan kesulitan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah swt. Walaupun demikian, sudah tentu makalah ini masih banyak kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kelompok. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Wabilahi taufik walhidayah wasalamualaikum wr.wb.
Penyusun,
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Bab1 Pendahuluan 1.1 Pendahuluan 1.2 Topik Permasalahan
Bab 2 Hasil dan Pembahasan 2.1 Karakteristik Usia Madya 2.2 Tugas Perkembangan Perkembangan Usia M adya 2.3 Bahaya personal, personal, sosial, pekerjaan, pekerjaan, dan perkaw perkawinan inan bagi orang orang usia mad ya Bab 3 Penutup 3.1 Kesimpula K esimpulan n 3.2 Saran
Daftar Pustaka
2
BAB 1 1.1 PENDAHULUAN
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 ± 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang mengalami perubahan -perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya tradisionalnya masih nampak. Meningk atnya kecenderungan untuk pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut dengan usia madya. Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut tahap dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada pula yang bulan oktober. oktober. Demikia n halnya dengan manusia. Usia madya merupakan masa yang paling sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar -dasar yang ditanamkan pada tahap awal awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru baru da n harapan sosial usia madya.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa ciri-ciri usia madya? 2. apa tugas-tugas perkembangan pada masa usia madya? 3. masalah-masalah apa saja yang dihadapi pada masa usia madya?
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Usia Madya
Seperti
halnya
setiap
periode
dalam
rentang
kehidupan,usia
madya
pun
diasosiasikan dengan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda.Berikut ini akan diuraikan sepuluh karakteristik yang amat penting. 1. Usia Madya Merupakan Periode yang yang Sangat Ditakuti
Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sangat menakutkan.Diakui
bahwa semakin mendekati
usia
tua,periode usia madya semakin tersa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia.Oleh karena itu orang orang -orang dewasa tidak akan mau mengakui mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut ,sampai kalender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu.Seperti dikatakan desmon,´orang -orang Amerika memasuki usia madya dengan rasa segan,susah ,dan ketakutan. 2. Usia madya merupakan masa transisi
Ciri kedua dari usia madya adalah bahwa usia ini merupakan masa transisi. Seperti halnya masa puber,yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita mening galkan cirri-ciri cirri- ciri jasmani dan perilaku perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru. Seperti yang telah diuraikan, bahwa periode ini masa dimana pria mengalami perubahan keperkasaan d an wanita dalam kesuburan. Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai, dan pola perilaku yang baru.pada usia madya, cepat atau lambat,semua orang dewasa harus melakukan penyasuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani daharus menyadari bahwa perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal. Setiap perubahan peran yang penting mungkin mengakibatkan suatu krisis kekerasan yang besar atau kecil.selama usia madya, kimmel telah mengidentifikasi
2
tiga bentuk krisis pengembangan yang umum dan hamper universal, seperti dijelaskan berikut ini: a) Krisis sebagai masa orangtua ditandai dengan sindrom ³ di mana mana kesalahan kami?´ krisis ini terjadi apabila anak -anak gagal memenuhi harapan orang tuan
dan
para orangtua
kemudian bertanya
a pakah
mereka
telah
menggunakan metode yang tepat dalam mendidik anak, dan menyalahkan diri meraka sendiri karena kegagalan anak -anak untuk memenuhi harapan mereka. b) Krisis timbul karena orangtua berusia lanjut, sehingga sering timbul reaksi reaksi dari anak-anaknya:´ Saya benci menempatkan ibu disitu´. Akibatnya banyak orangtua berusia madya yang berusaha memecahkan permasalahan mereka tentang lanjut usia, mereka bersalah ketika anak-anak mereka tidak dapat atau tidak mau menerima orang tua mereka yang berusia lanjut tinggal bersama dalam rumah mereka. c) Krisis yang berhubungan dengan kematian,khususnya pada suami istri. Menurut kimmel hal ini ditandai dengan sikap ³bagai mana saya dapat terus hidup?´, yang mewarnai penyesuaian pribadi dan social mereka, yang tidak menyenangkan sampai krisis tersebut dapat dipecahkan menjadi kepuasan individu.
3.
Usia madya adalah ad alah masa stres
Ciri ketiga dari usia madya adalah bahwa usia ini merupakan masa stres. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup
yang berubah,
knususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak hemeosatis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stres, suatu masabila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah bisnis dan aspek social kehidupan mereka. Marmor telah memagi sumber-sumber umum dari setresselama usia madya yang mengarah ketidak-seimbangan, ke dalam empat kategori utama:
Kategori stres pada usia madya a) Stres somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua b) Stres budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu. c) Stres ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan status simbol bagi seluruh anggota keluarga. d) Stres psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya rasa masa muda dan mendekati ambang kematian.
4.
Usia Madya Adalah ³Usia ³Usia Yang Yang Berbahaya´
Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan
kehidupan.
Timbulnya
penyakit
jiwa
datang
dengan
cepat
dikalangan pria dan wanita, dan gangguan ini berpuncak pada suisid (bunuh diri), khususnya dikalangan pria. 5. Usia Madya Madya Adalah ³Usia ³Usia Canggung´
Sama seperti remaja, bukan anak anak -anak dan bukan pula dewasa, demikian juga pr ia dan wanita usia madya bukan ³muda´ lagi tapi bukan juga tua. Franzblau mengatakan bahwa ³Orang yang berusia madya madya seolah -olah berdiri diantara Generasi Pemberontak yang lebih muda dan Generasi Warga Senior´. Mereka secara terus menerus menjadi sorotan d an menderita karena hal -hal yang tidak menyenangkan dan memalukan yang disebabkan oleh kedua generasi tersebut. 6. Usia Madya Madya Adalah Masa Masa Berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa masa krisis dimana baik ³generasivitas´ ² kecenderungan untuk menghasilka n²maupun stagnasi²kecenderungan untuk tetap berhenti²akan dominan. Menurut Erikson selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya. Mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apalagi orang berusia berusia madya mempunyai kemauan yang kuat 2
untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerja keras yang dilakukan sebelumnya. Usia madya seharusnya menjadi masa tidak hanya untuk keberhasilan keuangan dan sosial tetapi juga untuk kekuasaan dan prestise. Biasanya, pria meraih puncak karir mereka antara usia 40-50 tahun, yaitu setelah mereka puas terhadap hasil yang diperoleh dan menikmati hasil dari kesuksesan mereka sampai mereka mencapai awal usia 60-an. 7.
Usia madya madya adalah ma ma sa evaluasi
Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan harapan orang lain, khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.
8. Usia madya madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita wanita usia madya tetapi ada d ua aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan wanita menyatakan sikap pada usia tua.
9. Usia madya madya merupakan merupakan masa masa sepi
Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian dengan kepergian mereka.
10. Usia Madya Merupakan Masa Jenuh
Periode ini merupakan masa yang penuh dengan kejenuhan. Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia 30 -an dan 40-an. Para pria menjadi jenuh dengan dengan kegiatan rutin sehari -hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak -anaknya, bertanyabertanya tanya apa yang akan mereka lakukan pada usia setelah 20 atau 30 tahunan kemudian. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia manapun. Akibatnya , usia madya sering kali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup. Perkembangan fisik
Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus". Melihat Melihat dan mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak tampak dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara -suara bernada rendah tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya terhadap suara bernada tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman laki -laki terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan. Perkembangan kognitif :
Pada tahap Formal Operasional y
Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
y
Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. 2
y
Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha usaha -usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
y
Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
y
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih
dahulu
secara
teoritis.
Ia
menganalisis
masalahnya
dengan
penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara v erbal. Yang Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi. Perkembangan emosi :
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua ha l generativity vs stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi / mandeg => ketika individu tidak melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda. Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila d engan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita a tau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian perkecualian pasti ada. Begitu pula dengan dengan orang -orang yang melakukan pekerjaan sukarela di Salvation Army, Word Vision, Palang Merah, Green Peace dan NGO (Non-Governmental Organization) bisa dikatakan termasuk mereka yang memiliki Generativity ini. Banyak psikolog melakukan riset mengapa orang melakukan karya altruistik (berderma atau menolong sesama) yang seringkali tidak menghasilkan apapun bagi mereka kecuali kerugian materi, waktu dan tenaga. Sampai kini para psikolog ini
belum menemukan jawaban yang pasti dan diterima semua orang. Kalau Erikson benar, maka kita melakukan hal yang altruistik bukan karena kita menginginkan balasan tapi karena pertumbuhan psikologis kita menimbulkan kasih pada sesama. Kita mungkin melakukan hal-hal yang altruistik karena kita mengharapkan dunia yang lebih baik di masa masa depan yang akan menjadi masa masa depan anak -anak kita. Stagnasi adalah lawan dari generativity yakni terbatasnya kepedulian kita pada diri kita, tidak ada rasa peduli pada orang o rang lain. Orang- orang yang mengalami stagnasi tidak lagi produktif untuk masyarakat karena mereka tidak bisa melihat hal lain selain apakah hal itu menguntungkan diri mereka seketika. Kita tahu banyak contoh orang yang setelah berusia setengah baya mulai menanyakan ke mana impian mereka yang lalu, apa yang telah mereka lakukan dan apakah hidup mereka ada artinya. Beberapa orang yang merasa gagal dan tidak lagi punya harapan untuk mencapai impian mereka, pada saat-saat ini berusaha untuk merengkuh masa -masa yang bagi mereka terlewat sia-sia. Kita tentu pernah mendengar mereka yang meninggalkan meninggalkan istri dan anak -anaknya yang kebingungan dan kekurangan, mencari istri baru dan keluarga baru untuk membangun hidup baru. Inilah mereka yang tidak berhasil melihat per anan mereka dengan lebih luas, melainkan hanya melihat apakah hidup ini bermanfaat bagi mereka pribadi. Apakah yang diperoleh mereka yang berhasil menjalani fase ini dengan sukses? Kapasitas yang luas untuk peduli. Apabila kapasitas untuk peduli dengan partner di panggil Love oleh Erikson, maka untuk hubungan yang lebih luas disebutnya Caring. Salah seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam konsultasi dalam bidang spiritual segera pergi ke Afrika setelah membaca tentang Aids, dan mengorbankan penghasilannya penghasil annya yang luar biasa. Dia adalah adalah contoh langsung bagi saya tentang orang -orang dengan kapasitas kapasitas Caring ini. Begitu pula para sukarelawan yang setelah membaca tentang Alzeimer atau Ambon segera mencari tahu apa yang mereka dapat lakukan, bukan karena ada k eluarga yang terkena tetapi karena ada orang yg menderita. Kabar baiknya adalah bahwa makin banyak anak-anak muda yang melakukan hal ini, dan kebanyakan dari negara yang sudah maju. Perkembangan sosial
Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood). Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain: 1. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia. 2. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki 2
suatu periode dalam kehidupan dengan dengan ciri -ciri jasmani dan prilaku yang baru. 3. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi). 4. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar besa r dibandingkan dengan masa masa sebelumnya, dan kadang -kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
2.2 Tugas perkembangan usia madya 1. Penyesuaian Terhadap Perubahan Fisik
Mereka harus benar-benar menyadari bahwa fisiknya sudah tidak mampu berfungsi lagi sama seperti sedia kala pada saat mereka kuat dan bahkan beberapa organorgan tertentu tubuh yang vital sudah aus. Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh prilaku social yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal normal yang muncul bersama pada tahun tahun selanjutnya. Perubahan yang terjadi di antaranya : a. Perubahan dalam penampilan penampila n Seperti yang telah diketahui, penampilan seseorang memegang peranan penting terutama dalam penilaian sosial, dan kepemimpinan. Bagi pria dan wanita selalu terdapat ketakutan bahwa penampilan mereka pada usia madya tidak akan bisa mempertahankan pasangan mereka ataupun malah mengurangi daya tarik mereka di depan pasangan. b. Perubahan dalam kemapuan indra Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar juga terjadi bersamaan dengan perubahan-perubahan pada organ-organ dalam. Selain itu juga terdapat perubahan dalam kemampuan indera, seperti menurunnya ketajaman mata, melemahnya kemampuan mendengar dan penurunan daya cium. c. Perubahan dalam keberfungsian fisiologis
a) Berat badan bertambah Selama usia madya, lemak menjadi mengumpul mengumpul terutama s ekitar perut dan dada b) Berkurangnya Rambut dan Beruban Rambut pada pria yang berusia madya mulai jarang, menipis, dan terjadi kebotakan, sedangkan wanita, rambut menjadi menipis. c) Perubahan Pada Kulit. Kulit. Kulit wajah, leher, lengan dan tangan menjadi menjadi lebih kering dan keriput serta kulit bagian ba wah mata menjadi menggembung d) Tubuh menjadi Gemuk. Bahu seringkali menjadi bulatdan terjadi penggemukan di seluruh tubuh sehingga perut kelihatan menonjol dan tubuh terlihat lebih pendek e) Perubahan Otot. Umumnya Umumnya otot orang dewasa dewasa madya menjadi menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu, lengan atas dan perut f) Masalah Persendian. Beberapa Beberapa orang de wasa madya punya masalah pada persendian, tungkai dan lengan g) Perubahan Pada Gigi. Gigi. Gigi menjadi kuning kuning dan harus harus sering diganti, sebagian atau seluruhnya dengan gigi palsu h) Perubahan Pada Mata. Mata. Mata terlihat kurang kurang bersinar dibandingkan saat masih muda.
d. Perubahan pada kesehatan Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan memburuknya kesehatan. Masalah kesehatan pada usia madya mencakup kcenderungan mudah lelah, sakit pada otot, sakit lambung, pusing, kehilanga selera makan serta insomnia. e. Perubahan seksual Penyesuain fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya adalah perubahan-perubahan perubahan -perubahan pada kemampuan seksual mereka, dimana wanita memasuki masa menopause dan pria mengalami andropouse. Dalam hal ini terdapat berbagai keyakinan yang membuat orang semakin merasa takut dalam menghadapi perubahan -perubahan ini.
2
2. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Mental
Ada
kepercayaan
tradisoanal
bahwa
apabiala
kekuatan
fisiknya
menurun,
kemampuan mentalnya pun manurun juga. Mereka yang IQ nya lebih tinggi menunjukan sedikit perubahan intelektual dari pada orang yang IQ nya rendah. 3.
Penyesuiaan Diri Terhadap Minat Yang Berubah
Seseorang ketika ia sudah menginjak masa dewasa, seseorang akan mengalami pergeseran bahkan pengurangan bobot minat/keinginan terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat minat yang sudah ada pada dirinya sejak masa kanak -kanak atau remaja terkadang sudah t idak sesuai lagi dengan perannya perannya sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang tidak lagi memberi kepuasan seperti semula. Perubahan minat yang ada pada manusia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, jawab, kese hatan dan peran dalam hidup.
Penjelasan
singkat
tentang
minat
umum
orang
usia
madya
dalam
kebudayaan amerika . a. Penampilan dan pakaian Minat dalam penampilan yang mulai berkurang setelah menikah khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orangtua semakin Nampak padaperubahan fisik terjadi, yang dibarengi dengan bertambahnya usia. Orang berusia madya sadar bahwa pakaian itu penting bagi citra diri mereka. Seperti yang diutarakan oleh Douty:´ pakaian mungkin tidak diterima secara sadar, tetapi efeknya dapat sekuat yang dipikirkannya´ Pada wanita usia madya justru terjadi sebaliknya, kesadaran tentang peranan pakaian lebih kecil dibandingkan dengan pria atau masa remajanya, tetapi mereka juga sepakat bahwa peranan pakaian dan dandanan penting agarusaha dan dunia sosialnya berhasil. b. Uang Tanpa menyinggung berapa banyak atau berapa sedikit uang yang mereka miliki, pria dan wanitabberusia madya memang tertarik pada uang, tetapi
penekanan akan ketertarikan mereka mungkin berbeda. Juga ketertarikan pria pada uang selama usia madya sering berbeda sekali dari ketertarikan wanita berusia madya. c. simbol status karena orang usia usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai generasi pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan paling besar. Maka mereka ingin memiliki harta benda yang dapat digunakan untuk menyatakan status mereka kepada orang atau kelompok lain. d. Agama Banyak wanita dan pria usia madya menemukan agama sebagai sumber kesenangan dankebahagiaan yang lebih besar dari pada yang telah diperoleh dulu sewaktu mereka masih muda. e. Urusan masyarakat Pria dan wanita berusia madya, yang merasa diri mereka sebagai pemimpin dalam kehidupan social seperti terjadi dirumah dan pkerjaannya, juga merasa bahwa masa madya nerupakaan saat untuk melayani. Orang yang berusia madya sudah mempunyai pekerjaan yang mantap, mantap, dan bagi rata -rata ibu rumah tangga, pada usia itu tugas rumah tangga sudah berkurang. Dengan demikian mereka dapat lebih banyak memanfaatkan waktu untuk kegiatan masyarakat. f. Rekreasi Salah satu tugas perkembangan pokok selama masa usia madya belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan.kegiatan yang popular bagi usia madya: 1. Olahraga
5. Hiburan
2. Membaca
6. Melakukan (piknik)
3. Film
7. Hobi
4. Radio dan televisi
8. Kursus
2
perjalanan
4. Penyesuaian Sosial Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial. Sebagai pasangan yang tanggungjawab keluarganya berkurang, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan kegiatan sosial dibanding semasa mudanya. Banyak orang yang berusia madya terutama kaum wanita, menyadari bahwa kegiatan sosial dapat menghilangkan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa dan berkeluarga. Selama masa ini, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman dalam bentuk acara makan malam, pesta-pesta dan kegiatan berkumpul. Kegiatan ini mencapai puncaknya pada usia empatpuluhan dan mengalami penurunan pada usia enampuluhan. Sealin itu apabila seseorang mulai memasuki masa pensiun, kegiatan
masyarakatnya
pun
akan
berkurang.
Akibatnya
seseorang
cenderung menghabiskan waktunya dengan keluarga dekat. 5. Penyesuaian Pekerjaan
Banyak orang usia madya tidak dipekerjakan lagi akibat dari meningkatnya penggunaan alat-alat kerja dan adanya kecenderungan penggabungan perusahaan. Penyesuaian terhadap pekerjaan bagi orang usia madya menjadi sulit karena sejumlah kondisi baru dalam lingkungan pekerjaan. Beberapa
ondisi yang K ondisi
mempengaruhi ³³Penyesuaian Penyesuaian Pekerjaan´ pada usia madya,
antara lain: 1) Kepuasan Kerja Pria maupun Wanita usia madya yang ³menyenangi´ ³menyenangi´ Pekerjaan mereka akan dapat menyesuaikan diri jauh lebih baik daripada mereka yang ³terpaksa´ ³ terpaksa´ melakukan Pekerjaannya karena tanggung
jawab
akan
keluarga
dan
yang
sekarang
merasa
³terperangkap´ di terperangkap´ di dalam karir. 2) Kesempatan Promosi Setiap tahun, pada saat Anda makin mendekati masa wajib pensiun, pensiun , kesempatan bagi Anda untuk dipromosikan menjadi ³semakin/lebih kecil´ dan Anda lambat-laun akan digeser dari posisinya untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang lebih muda. muda.
(Kondisi
ini
mempunyai
efek
balik pada
³Penyesuaian
Pekerjaan´). 3)
arapan H arapan
Pekerjaan Bila masa pensiun tiba, para usia madya menilai
prestasi mereka dilihat dari aspirasi mereka terdahulu, apakah menyenangkan ataukah tidak menyenangkan? (Penilaian ini memiliki efek positif atau negatif pada ³Penyesuaian Pekerjaan´). 4)
eningkatnya M eningkatnya
Penggunaan
Otomatisasi Aspek
tertentu
dari
Otomatisasi cenderung menghalangi proses ³Penyesuaian Pekerjaan´ bagi sebagian Eksekutif/Pemimpin usia madya. madya. Adanya tuntutan meningkatkan ³kecepatan kerja´, yang membuat mereka menjadi nervous dan ³ perasaan ketidak-inginan´ untuk ketidak-inginan´ untuk dilatih kembali, karena semakin dekatnya dengan masa pensiun. 5)
elokasi Perasaan R elokasi
seorang Eksekutif yang harus pindah tempat atau
pindah ke masyarakat lain dengan tujuan agar mereka tetap bekerja pada Pekerjaan yang sekarang atau untuk dipromosikan pada kedudukan yang lebih baik, akan mempunyai pengaruh yang (sangat) mendalam terhadap proses ³Penyesuaian ³ Penyesuaian Pekerjaan´ . Pekerjaan´ . Beberapa Kondisi yang menunjang ³ K epuasan epuasan K erja´ pada erja´ pada usia madya, antara lain: e) Adanya
erja-Sama K erja-Sama
dari K eluarga eluarga dalam memberikan ³pujian´ atas prestasi
yang dicapai Seseorang dalam Pekerjaan. f) Adanya Kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam Pekerjaan. g) Terjalin Hubungan yang menyenangkan dengan sesama ³ K aryawan´ aryawan´ . h) Tumbuhnya Kepuasan yang diperoleh atas
ebijakan K ebijakan
Organisasi dan atau
dari ³his/her ³his/her direct supervisor´ . i) ³K epuasan´ epuasan´ terhadap policy yang dibuat oleh Perusahaan/Manajemen atas Tunjangan Perusahaan, dan berbagai ³ Tunjangan´ lainnya. j) Merasa ³aman´ dengan aman´ dengan Pekerjaannya. k) Tidak ada paksaan untuk berpindah Tugas : Untuk memegang tanggung jawab tertentu, Untuk memajukannya dan atau Untuk pindah ke Pekerjaan yang baru. Usia madya merupakan masa dimana peran kepemimpinan pada pria dan wanita dalam pekerjaan, perindustrian dan organisasi masyarakat merupakan imbalan atas prestasi yang dicapai. Pria dan wanita berusia madya sekalipun mereka masih di bawah komando orang lain, namun mereka memahami bahwa merupakan kelompok umur yang penuh tenaga dibandingkan dengan kelompok umur lain; mereka adalah 2
pembawa norma dan pembuat keputusan; mereka hidup dalam suatu masyarakat yang sekalipun berorientasi ke masa muda, perlu dikendalikan oleh kelompok berusia madya. Umumnya, Pemimpin (Bisnis) yang dalam ³usia ³usia tua´ masih handal dalam menjalankan usahanya, ini dikarenakan ³ faktor pengalaman mereka´ yang lebih banyak dan dan selain menjalankan usaha nya, mereka-pun tetap aktif melakukan kegiatan lainnya. 6. Penyesuaian Terhadap Perubahan Pola Keluarga
Pola kehidupan keluarga banyak mengalami perubahan selama periode usia madya. Penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita wanita daripada pria karena kehidupan wanita wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama selama tahun tahun sebelumnya. Penyesuaian terhadap perubahan keluarga sering dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu pria dan wanita yang kecewa terhadap perkawinannya memiliki alasan yang berbeda. Pria kecewa dengan perkawinannya apabila ia merasa kurang berhasil dalam pekerjaannya ataupun adanya masalah dalam keluarga. Sedangkan wanita kecewa dengan perkawinannya apabila ada masa ini ia merasa merasa tidak berguna karena tanggungjawabnya sebagai ibu berkurang, atau ia merasa suami tidak memperhatikannya. Perubahan pola keluarga membuat seseorang melakukan beberapa penyesuaian, diantaranya : a. penyesuaian terhadap perubahan perubahan peran. peran. Hal ini dapat terlihat saat anak-anak anak -anak mereka meninggalkan rumah, dan orangtua harus menghadapi penyesuaian kehidupan yang biasa disebut periode sarang kosong ( empty nest ). ). Selain itu dengan berakhirnya tanggung jawab sebagai orangtua, suami dan isteri menjadi saling bergantung satu sama lain. b. Penyesuaian diri dengan pasangan.
Dengan berakhirnya tanggung jawab
sebgai orang tua, sekali lagi suami istri menjadi tergantung satu sama lain. Berhasil tidaknya pola hubungan tersebut dipengaruhi oleh seberapa baik penyesuaian yang mereka lakukan pada waktu peranan mereka sebagai orang tua lebih penting daripada peranan suami istri. c. Penyesuaian seksual.
Kepuasan seksual bagi pria pria dan wanita bertambah
besar, apabila pada waktu waktu suami istri melakukan hubungan seksual d apat diselesaikan dengan sempurna oleh kedua belah pihak. Sedangkan bagi
yang kepuasan seksualnya tidak memuaskan tidak perlu mengakibatkan perkawinan tidak bahagia bahagia atau perceraian.
Namun demikian hubungan
seksual yang tidak memuaskan terbukti menimbulkan kekecewaan, yang sering terjadi di usia setengah baya. d. Penyesuaian dengan masa kakek/nenek. Kakek atau nenek memegang peranan yang kurang penting dalam kehidupan anak -anak dan cucu-cucunya ketimbang dengan masa sebelumnya. Alasanya bukan hanya karena bah wa banyak keluarga yang telah tinggal jauh sekarang daripada dulu tetepi juga banyak wanita madya yang bekerja, setelah anak -anaknya menikah, akibatnya mereka tidak sempat lagi mengurus cucunya.
7.
Penyesuaian Diri Dengan Hidup Sendiri Sendiri
Pada usia madya, kebanyakan pria dan wanita telah menyesuaika diri menjadi single dan sellu bahagia dengan pola hidup yang dia bangun sendiri. Pada umumnya wanita cukup realistis untu mengetahui setelah usia mereka menginjak empat, kesempatan mereka untuk meikah semakin semakin kecil. Hal ini lebih lebih benar dan sering terjadi pada wanita lajang daripada wanita yang telah bercerai atau kehilangan suaminya.
8. Penyesuaian Diri Dengan Dengan Hilangnya Pasangan
Kehilangan pasangan karena kematian ataupun perceraian akan menimbulkan masalah penyesuaian diri bagi seseorang. Hal ini lebih terasa menyulitkan bagi wanita daripada pria. Wanita usia madya yang kehilangan pasangan akan mengalami kesepian yang mendalam. Perasaan ini akan semakin diperkuat oleh frustasi dari dorongan seksual yang tidak terpenu hi dan kesulitan masalah ekonomi untuk menghidupi keluarga. Sedangkan pria yang kehilangan pasangan akan mengalami kekacauan pola hidup dalam rumah tangganya.
9. Penyesuaian Diri Dengan Dengan Ambang Masa Pensiun
Masalah penyesuaian yang paling umum dalam masa pens iun adalah masalah yang berhubungan dengan anggota keluarga. Selain itu penyesuaian diri dalam menghadapi masa pensiun lebih sulit bagi pria, dan kesulitan tersebut akan bertambah apabila tidak ada dukungan dari anggota keluarga. Sebaliknya hal ini
2
tidak terlalu sulit bagi wanita, mereka tidak sulit mengisi waktu luang, dan mereka juga terbebas dari tekanan yang disebabkan oleh peran ganda yang disandangnya.
10. Penyesuaian Diri Dengan Ambang Usia Lanjut
Orang pada usia madya sering mengalami ketakutan menghadapi usia lanjut, dan akibatnya
mereka
sering
merasa
tidak
tenang.
Biasanya
mereka
tidak
mempersiapkan diri secara memadai dalam melakukan penyesuaian yang diperlukan semasa usia lanjut. Dengan demikian banyak dari mereka yang menghadapi
usia
lanjut
sebag ai
salah
satu
periode
hidup
yang
paling
mengecewakan. Oleh karena itu apabila seseoang ingin menyesuaikan diri dengan baik pada masa tuanya, ia harus membuat persiapan yang baik agar dapat menghadapi masa tua dengan lebih baik.
2.3 BAHAYA PERSONAL, SOSIAL, PEKERJAAN, DAN PERKAWINAN BAGI ORANG USIA MADYA
a. Bahaya personal
Ada beberapa bahaya personal bagi orang usia madya dalam menyesuaaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. baru.
Dari semua itu ada enam macam macam yang
dianggap umum dan serius. a. Diterimanya kepercayaan tradisoanal Diterimanya kepercayaan tridsional tentang cirri -ciri usia madya mempunyai mempunyai pengaruh yangsangat dalam terhadap perubhan perilaku fisik yang jadi seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya seseorang yang mengalami menoupose sering disebut ³ masa kritis´, keprcayaan seperti itu dapat menambah rasa takut yang tidak menentu. Contoh lain, ketakutan yang dialami oleh orang berusia berusia madya yang sedang mengalami proses pembotakan justru rasa takut itu sendiri yang mempercepat tingkat penurunan kemampuan seksualnya.
b. Idealisasi anak muda banyak oang usia madya khususnya kaum pria secara konstan menentang pengelompokan usia dalam pola perilaku perilaku umum. umum.
Sikap pemberontak seperti itu
berasal dari pengenalan terhadap nilai bahwa bahwa masyarakat me gikat anak muda dan mereka menentang terhadap setiap pembatasan, ini berarti mereka sedang tumbuh menjadi lebih tua.
Sikap menolak bagi usia madya madya sering menjadi makin makin parah
karena dipengaruhi oleh isi majalh dan iklan di TV, dan sebaginya, yang membujuk mereka agar mereka mau menyembunyikan tanda-tanda yang memberikan petnujuk tentang menua. c. Perubahan peran mengubah peran bukanlah masalah mudah, terutama setelah seseorang yang memainkan peran sesuatu dalam periode yang cukup lama dan telah belajar memperoleh kepuasan dari peran tersebut.
Orang yang pernah mempunyai
kesempatan memainkan banyaki peran biasanya lebih mudah untuk menyesuaikan dengan baik dengan peran yang baru. d. Perubahan keinginan dan minat bahaya besar dalam penyesuaian diri pada usia madya timbul Karena mau tidak mau dia harus mengubah keinginan dan minatnya dengan tingkat ketahanan tubuh dan
kemampuan
fisiknya.
Mereka
mau
tidak
mau harus
mencari
dan
mengembangkan kesenagan baru sebagai penganti keinginan lama yang biasa dilakukan. e. Symbol status pada umumnya semakin tua wanita senakin tertarik pada pada simbol status, yang dianggap sebagai cirri-ciri umum, yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial, apabila keluarga tidak berusaha mencapai atau memiliki simbol yang diinginkan. f. dan aspirasi yang tidak realitas orang yang berusia madya yang mempunyai keinginan yang tidak realistis tentang apa yang ingin dicapai, akan menghadapi masalah yang serius dalam penyesuiaan diri dan sosial, apabila kelak dia menyadari bahwa ia tidak bias menca ai tujuan tersebut. Kegagalan dalam mencapai setiap setiap cita -cita dan keinginan menimbulkan 2
perasaan yang tidak enakdan rendah diri, yaitu perasaan yang biasanya mengakibatkan kegagalan yang semakin parah.
a.
Bahaya sosial
Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi penyesuaian sosial pada usia madya antara lain : 1. Falsafah ³kursi berkarang´ 2. Penampilan yang tidak menarik 3. Kurang memiliki keterampilan sosial 4. Kecenderungan untuk lebih suka berkontak dengan keluarga 5. Masalah keuangan 6. Tekanan karena keluarga 7. Popularitas yangdiinginkan 8. Mobilitas sosial Penyesuaian yang buruk pada masa itu, merupakan bahaya, karena semakin bertambah usia seseorang maka ia semakin bergantung pada orang lain, terutama orang yang suami atau istrinya yang telah meninggal, sedang anak-anaknya sibuk mengurusi keluarga masing-masing. masing -masing. Orang usia madya yang tidak dapat mengikuti perkembangan penting untuk memegang tanggung jawab sosial dan tanggung jawab sebagai warga Negara dimasa tuanya hidupnya akan meras a kesepian dan tidak bahagia sehingga sehingga mengakibatkan ia terlambat dalam pro ses penyesuaian sosialnya. b.
Bahaya pekerjaan
Jenis dan macam bahaya yang timbul dalam proses penyesuaian terhadap pekerjaaan pada usia usia madya, serupa dengan bahaya yang di hadapi sela ma masa dewasa dini. Ada delapan bahaya yang diaangap umum umum dan serius. a.
Kegagalan dalam mencapai cita -cita awal. Kegagalan dalam mencapai cita-cita hidup yang sejak awal tealh diimpikan oleh orang yang berusia madya mengakibtakan menurunya
ego karena ia tahu bahwa usia madya merupakan saat pencapaian puncak prestasi dan oleh sebab itu, ia tidak berminat lagi untuk meraih cita-citanya
disaat
usia
sudah
cukup
lanjut.
Reaksi
trehadap
kegagalanya dalam mencapai cita-citanya mempengaruhi sikap mereka terhadap dirinya sendiri,terhadap penyesuaian sosial, dan terhadap pribadinya pada saat kegagalan tersebut terjadi dan pada waktu ia mencapai usia lanjut. b.
Mandirinya kreativitas Walaupun tingkat produktivitas orang usia lajut sama, bahkan menigkat, kebanyakan
para
pekerja
pada
usia
madya
memperlihatkan
kemunduran. Hal ini mengakibatkan orang merasa kurang puas dengan prestasi yang diraih, dan menyataka kreativitasnya sudah tak sehebat yang pernah dicapai dulu. c.
Kebosanan Perasaan bosan selama masa dewasa dini juga merupakan bahaya dalam bekerja, karena hal itu akan mempengaruhi pekerja usia madya melebihi kebosanan pekerja yang lebih muda, karena kesempatan mereka untuk mencari pekerjaaan yang lebih menarik, semakin lama semakin kecil.
d.
³keagungan´ Kecenderungan menjadi agung dalam bidang usaha, industry, dan pekerjaan professional lainnya juga merupakan bahaya pekerjaan bagi para pekerja yang berusia madya, karena kebiasaan bekerja dalam situasi yang ramah, situasi kerjanya tidak formal, dimana ia tahu setiap teman sejawatnya, kapan waktu untuk istirahat dan kesempatan santai lainnya merupakan cirri-ciri suasana bebas dari lingkungan kerja yang banyak terjadi dewasa ini. Situasi seperti itu juga dialami pekerja professional lainnya yang dirasaka sangat tidak menyenagkan dalam bekerja.
e.
Perasaan ³terperangkap´ Banyak pekerja madya yang merasa tidak bahagia dalam kerjanya 2
karena merasa terperangkap dalam pekerjaan sebagai sisa hidupnya, dan merasa tidak bias melepaskan diri sendiri sampai ia mencapai usia pension. f.
Pengangguran Empat kelompok pekerja usia madya yang sulit mencari pekerjaan adalah meraka yang IQ-nya rendah, wanita, pria dari kelompok minoritas dan pekerja pelaksana atau meraka yang bekerja pada tingakat kelompok menejemen yang rendah.
g.
Sikap tak menyenangkan terhadap pekerjaaan Sikap yang tak menyenangkan terhadap pekerjaaan terhadap pekerjaan dapat menimblakn efek yang merusak pada prestasi kerja dan penyesuaian pribadi para pekerja berusia madya. \
h.
Mobilitas geografis Beberapa pekerja madya dihadapkan dengan keaharusan untuk pindah ke masyrakat lain yang jaraknya sering puuhan kilometer, jauh dari rumah dimaana ia tinggal sekarang, untuk bekerja pada pekerjaan yang sama atau untuk mencari pekerjaan yang baru aga r ia tidak menganggur. menganggur.
c.
BAHA BAH AYA PERKAWINA PER KAWINAN N
Bahaya perkawinan pada usia madya lebih bahaya dengan pada masa usia dini, karena kesempatan untuk membangun penyesuaian yang baikberjalan lambat daripada berjalannya berjalannya waktudan pada waktu waktu anak -anak meninggalkan rumah, motivasi orang dewasa untuk menjaga situasi keluarga yang bahagia menurun. a. Perubahan peran Peubahan peran peran merupakan merupakan bahaya serius bagi wanita. wanita.
Pada waktu waktu
anak-anakanya meninggalkan rumah, dia menemuka dirinya pada posisi yang hamper sama dengan pria di masa pension atau masa menganggur. b. Kebosanan Dengan melakukan kesenangan baru Wanita meninggalkan pekerjaan
rumah tangganya, motivasinya kan menurun selama ukuran keluaraganya mengecil, karena anak-anaknya telah meninggalkan rumah dan bahakan lebih buruk lagi dia menjadi tidak sengan dan tidak puas karena tidak adanya kesempatan untuk mengembangkan diri. c. Oposisi terhadap perkawinan anak Masalah yang serius timbul ketika anak sudah menikah dengan seseorang sementara orang tuanya tidak setuju. Ini merupakan penghalang untuk terjalinya hubungan baik antara cucu dan kakek/neneknya, pertemuan antara keduanya menjadi jarang dan hbungan dengan besan pun menjadi tegang. d. Ketidakmampuan membangun hubungan yang memuaskan dengan pasangan sesuai pribadi Hal ini khusunya sulit bagi wanita karena msalah yang dihadapinya dalam melakukan penyesuaian yang memuasakan yang
harus
ia
mainkan
sekarang
yakni
terhadap peran baru yang yang bahwa
anak-anak
telah
meninggalkan rumah. Bahaya seperti ini juga dialami oleh seorang pria. e. Penyesuaian seksual Kegaglan untuk mencapai hubungan yang baik dengan pasangan mempunyai efek balik dalam penyesuaian seksual selama masa usia madya.
Factor tersebut membahayakan penyesuaian perkawinan dan
sangat menambah kekecewaan terhadap perkawinan selama usia tersebut. f.
Merawat orang tua usia lanjut Merawat orang tua usia lanjut di rumah sendiri merupakan bahaya yang serius bagi pasangan usia madya, madya , karena tugas tersebut mengganggu penyesuaian satu sama lain setelah anak -anak meninggalkan rumah.
g. Hilangnya pasangan Hilangnya pasangan baik karena perceraian atau keamtian merupakan bahaya terhadap penyesuaian sosial dan prbadi yang baik, karan banyaj masalah yang berasal dari kematian atau perceraian. perceraian.
Bagaimana pun
juga, ada bukti bahwa perceraian pada usia madya berasal dari kondisi 2
yang semakin memburuk yang sudah berlangsung bertahun-tahun yang akhrnya tidak bis diperthankan lagi.
BAB
3
PENUTUP 3.1
kesimpulan
Berdasarkan materi yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwasanya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan berbeda menurut tahap dimana perubahan fisik membedakan dari usia madya dan masa dewasa. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan permasalahan-permasalahan yang timbul sehingga mempengaruhi proses penyesuaian orang yang berusia madya.
2
DAFTAR PUSTAKA
B. Hurlock, Elizabeth. PSI K E KOLOGI OLOGI PER K KEMBANGAN MBANGAN . 1980. Aerlangga : Jakarta. Hal 319-375 http://www.scribd.com