Intervensi dan Evaluasi Pada Kasus Gangguan Konsep Diri: Harga diri Rendah Oleh, Sarip Hidayat (1006770980) Mahasiswa FIK UI 2010 Kasus:
Ny. S, seorang wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, berusia 35 tahun, memiliki tinggi badan 155 cm dan berat badan 40 kg dianiaya oleh majikannnya yang berusia 50 tahun dengan cara menyiramkan air keras pada wajahnya. Kejadian ini mengakibatkan Ny. S mengalami cacat pada seluruh wajahnya, yang mengharuskan ia menjalani operasi plastik untuk mengembalikan kondisi wajah nya seperti semula. Namun, hasil dari operasi plastik tersebut tidak sepenuhnya berhasil wajah Ny. S tampak lebih buruk dari perkiraan sebelumnya. Hal ini membuat Ny. S merasa terganggu, dan menganggap tuhan tidak adil. Setiap kali ia melihat ke cermin, ia selalu mengeluhkan tentang keadaanya. Ketika di wawancara Ny. S hanya menunduk sambil berbicara pelan dan mengaku telah berhenti dan tidak mau bekerja lagi dengan alasan takut masyarakat akan mencacinya. Selain itu, Ny. S tampak mudah tersinggung dan mudah marah. 1. Intervensi Intervensi psikososial merupakan aktivitas keperawatan yang bertujuan meningkatkan fungsi psikologis dan sosial klien serta meningkatkan keterampilan sosial, hubungan interpersonal, dan komunikasi ( Videbeck; 2001). Selain itu, intervensi psikososial bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan klien dan mencapai hasil akhir di semua tempat praktik tidak hanya asuhan keperawatan jiwa (ANA, 1994). Dalam kasus diatas, klien mengalami gangguan konsep diri berupa harga diri rendah, maka intervensi yang dapat diterapkan antara lain sebagai berikut:
Diagnosis 1. menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Rencana Tindakan Tujuan Kriteria hasil Klien dapat Klien berhubungan mengidentifikasi: dengan -kemampuan dan orang lain aspek positif yang secara dimiliki optimal -kemampuan yang dimiliki -aspek positif keluarga -aspek positif lingkungan yang di miliki klien.
Intervensi
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
- Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
- Utamakan memberi pujian yang realistik.
Rasional Meningkatkan harga diri
Memungkinkan untuk tetap berkomunikasi
Meningkatkan harga diri
2. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
klien membuat rencana kegiatan harian
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. -kegiatan mandiri - kegiatan dengan bantuan sebagian -kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
Klien bisa beraktivitas seperti biasa
3. Harga diri rendah berhubungan dengan gaya hidup dan ketergantunga n pada orang lain
Klien dapat kembali nmenemukan semangat hidupnya
Ikut serta dalam aktivitas yang penting
-Berikan klien kesempatan untuk mengekspresikan kekhawatiran tentang keterbatasan dirinya - Berikan rasional setiap aktivitas yang penting - Diskusikan dengan keluarga atau orang terdekat tentang pentingnya bagi klien untuk mempertahankan perannya dalam membina hubungan - Bantu klien untuk mengidentifikasi kekuatankekuatan pribadi yang dimiliki
Memungkinkan untuk komunikasi
Mempertahankan rasa kontrol diri
Meningkatkan harga diri
2. Evaluasi Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan efektivitas asuhan keperawatan untuk mencegah atau mengobati respon klien terhadap prosedur kesehatan yang telah diberikan ( Nursalam; 2009). Pernyataan
evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada status kesehatan klien. Langkah-langkah evaluasi adalah sbb: a) b) c) d) e) f)
Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi Mengumpulkan data baru tentang klien Menafsirkan data baru Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku Merangkum hasil dan membuat kesimpulan Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
Hasil evaluasi yang didokumentasikan adalah sebagai berikut: 1. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 2. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapan 3. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru. Daftar Pustaka
Videbeck, S.L., (2001). Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia: Lippincott-Raven. American Nurses Association (1994). Statement of psychiatric-mental health nursing practice and standards of psychiatric and mental health nursing practice. Washington DC: American Nursing Publication. Engram, B. (1993). Medical-surgical Nursing Plan. Mishwaka: Delmar Pub. Effendy, C., & Yasmine, N.M. (2002 ). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Komalasari, P (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Schultz, J.M., & Videbeck, S. (1998). Lippincott’s Manual of Psychiatric Nursing Care Plans th (5 ed.). Philadelphia: Lippincott-Raven. Nursalam. (2009). Proses dan Dokumntasi Keperawatan: konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Fisbach,F.T. (1991). Documenting Care. Philadelphia: F.A. Davis Company. th
Carpenito,L.J. (2000). Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practise, 8 ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.