Asuhan Keperawatan Klien dg Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Oleh : Dias Fitria Resmi
(P27820310008)
Muhammad Fuad
(P27820310017)
Rahmad Nur Bianto
(P27820310027)
Widiyas Ulfia Rachma
(P27820310038)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO SURABAYA TAHUN AJARAN 2011 -2012
KATA PENGANTAR
Segala puji puji bagi Allah Allah SWT. , Tuhan seluruh seluruh alam atas rahmat
dan hidayahnya hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Klien Pada Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah “. Makalah ini ditulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Penulis berharap setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Koordinator Pengajar Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Intim Cahyono, S.Kep.Ns S.Kep.Ns . 2. Dosen Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Dinarwiyata, S.Kep. Ns. Beliau yang telah bersedia membimbing kami. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Surabaya, 9 April 2012
penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji puji bagi Allah Allah SWT. , Tuhan seluruh seluruh alam atas rahmat
dan hidayahnya hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dokumentasi yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Klien Pada Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah “. Makalah ini ditulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Penulis berharap setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Koordinator Pengajar Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Intim Cahyono, S.Kep.Ns S.Kep.Ns . 2. Dosen Pengajar Keperawatan Jiwa yaitu Dinarwiyata, S.Kep. Ns. Beliau yang telah bersedia membimbing kami. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan makalah ini.
Surabaya, 9 April 2012
penulis
LAPORAN PENDAHULUAN I.MASALAH UTAMA Gangguan konsep diri : harga diri rendah
II.PROSES TERJADINYA MASALAH A.Pengertian Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998). B.Proses Terjadinya Masalah Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut: a. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru. b. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu. c. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan identitas diri, harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. d. Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang di terima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
e.
Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang hidupnya, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Rentang Respon Konsep Diri Respon adaptif
Aktualisasi Diri
Respon maladaptif
Konsep diri
Harga diri
Kerancuan
positif
rendah
identitas
Depersonalisasi
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. C.Tanda Dan Gejala Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995) 1.Mengejek dan mengkritik diri sendiri 2.Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri 3.Rasa bersalah atau khawatir
4.Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat. 5.Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan 6.Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial 7.Menarik diri dari realitas 8.Merusak diri 9.Merusak atau melukai orang lain 10.Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri D.Etiologi Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat. E.Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah 1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. 2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti : a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang mengancam. b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran : 1.1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalamkehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri. 1.2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. 1.3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. 3.Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1.1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 1.2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama F.Mekanisme Sebab – Akibat 1. Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis. 2. Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri. Mekanisme : Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malusehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klienmengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik.
III.MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI Data Masalah Etiologi 1. Gangguan isolasi sosial : menarik diri, tidak dapat mengatasi masalah dengan baik DO : -Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai atau ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan. -Tidak mampu memecahkan masalah -Perubahan dalam partisipasi sosial -Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri maupun orang lain. -Tinggi insiden kecelakaan -Sering sakit -Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar
-Penyalahguanaan obat terlarang DS : -Pengungkapan klien tentang ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan. -Klien melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan. -Klien mengatakan merasa khawatir dan cemas.
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah DO : -Klien tampak lebih suka sendiri -Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan -Ingin mencederai diri mengakhiri kehidupan -Produktifitas menurun -Cemas dan takut DS : -Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik diri sendiri. -Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri -Klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
3. Gangguan Citra Tubuh DO : -Apatis -Ekspresi sedih -Afek tumpul
-Menyendiri/ menghindari orang lain - Destruktif terhadap diri sendiri -Komunikasi kurang/ tidak ada (banyak diam) -Kontak mata kurang (menunduk) -Menolak berhubungan dengan orang lain -Posisi tidur seperti janin (menekur) -Perawatan diri kurang DS : - Mudah tersinggung atau marahyang berlebihan - Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri. - Keluhan fisik IV.POHON MASALAH Isolasi sosial : menarik diri (akibat)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem)
Gangguan Citra Tubuh (penyebab) (Keliat, 1998)
V.DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah. 2.Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan Gangguan Citra Tubuh
VI.INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
A.Tujuan Umum Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari. B.Tujuan Khusus 1.Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria evaluasi : -Ekspresi wajah bersahabat -Menunjukkan rasa senang -Ada kontak mata -Mau berjabat tangan dan menyebut nama -Mau menjawab salam -Klien mau duduk berdampingan dengan perawat -Mau mengutarakan masalah yang dihadapi Intervensi : (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien
2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi : -Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat kerja.
-Daftar positif keluarga klien -Daftar positif lingkungan klien Intervensi : (a) (b) (c)
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Kriteria evaluasi : -Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit -Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah Intervensi Keperawatan : (a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit (b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaan di rumah sakit (c) Berikan pujian 4.Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi : -Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih -Klien mencoba -Susun jadwal harian Intervensi Keperawatan : (a) (b) (c) (d)
Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh. Beri pujian atas keberhasilan klien. Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai semuanya selesai (e) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan, buat jadwal. -Kegiatan mandiri
-Kegiatan dengan bantuan sebagian -Kegiatan yang membutuhkan bantuan total (f) Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien (g) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Kriteria Evaluasi : -Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung) -Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri Intervensi Keperawatan : (a) Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. (b) Beri pujian atas keberhasilan klien (c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah 6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Kriteria Evaluasi : -Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian -Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien Intervensi Keperawatan : (a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. (b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat (c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. (d) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah (e) Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil Diagnosa Keperawatan Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
a). Tujuan umum: klien dapat menunjukan peningkatan harga diri b). Tujuan Khusus :
(1).Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
Kriteria Evaluasi: klien dapat meningkatkan keterbukaan dan saling percaya dengan perawat Tindakan keperawatan: (a) Bina hubungan saling percaya a. Salam Terapeutik b. Komunikasi terbuka, jujur dan empati c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien d.
Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap perubahan tersebut.
(2).Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh
Kriteria Evaluasi : Klien menerima perubahan tubuh yang terjadi Tindakan keperawatan: (a) Diskusikan perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh (b) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi
(3). Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi : klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan keperawatan: (a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh klien dari luar perubahan yang terjadi (b) Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien
(4). Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
Kriteria Evaluasi : Menerima perubahan tubuh yang terjadi Tindakan Keperawatan : (a) Dorong klien untuk dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap (b) Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh
(c) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan
(5) Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi.
Kriteria Evaluasi: klien dapat memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi Tindakan keperawatan: (a) Diskusikan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur atau fungsi tubuh. (b) Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien. (c) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
(6).Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh
Kriteria Evaluasi: Klien adaptasi dengan cara yang dipilih dan digunakan Tindakan keperawatan: (a) Bantu klien mengurangi perubahan citra tubuh, misalnya protes untuk bagian tubuh yang tertentu (b) Rehabilitasi bertahap bagi klien.
VII. EVALUASI 1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah a. Klien dapat membina berhubungan saling percaya dengan perawat. b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan Gangguan Citra Tubuh
a.
Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki d. Klien dapat menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh .
e. Klien dapat menyusun rencana cara- cara masalah yang dihadapi f.
Klien dapat melakukan tindakan pengambilan integritas tubuh .
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI, (1994), Pedoman Perawatan Psikiatri Intervensi Keperawatan Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Kelliat, Budi Anna, (1998), Proses Keperawatan Klien Gangguan Jiwa , Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Maramis, W.F, (1998), Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya, Airlangga Universitas Press. Rusdi Muslim, Dr, (2001), Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Tujuan Ringkas, PPDGJ III, Jakarta. Stuart, Gail Wiscart and Sundeen Sandra, (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa , (edisi 3), EGC, Jakarta. Towesend Mary, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn ’F '
DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI ; HARGA DIRI RENDAH
I.
IDENTITAS 1. Identitas Klien -
Nama / inisial : Tn ”F”
-
Umur : 23 thn
-
Jenis kelamin : Laki-laki
-
Agama : Islam
-
Alamat : Jl. Ilir Kudukan,
-
Pekerjaan : Honor Pemda
-
Status perkawinan : Belum menikah
-
2008 -
Bukut II Kel 35 Ilir, Kec. IlirRt 12 No. 612 Palembang -
II.
Pendidikan : SLTA
Tanggal MRS : 20 Februari
Tanggal Pengkajian : 14 Maret 2008
-
Ruang rewat : Merak
-
No. Med Rec : 037753
Alasan Masuk Rumah Sakit
7 hari sebelum masuk rumah sakit klien suka menyendiri, saat di ajak bicara klien terlihat bingung dan selalu diam, klien merasa dirinya tidak berharga, sehingga klien lebih banyak mengurung diri serta malu dengan teman-temannya. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah. III.
Faktor Predisposisi 1. 2. 3.
4.
5.
Gangguan jiwa masa lalu : Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya Pengobatan : Karena klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, maka klien tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya. Aniaya fisik : Klien tidak pernah melakukan aniaya fisik, aniaya sexual, maupun tindak kriminal. Masalah keperawatan : tidak ada masalah Adakah anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa :Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan : tidak ada masalah Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien merasa kecewa dan berduka karena dulu kien ingin sekali menjdi seorang polisi, namun keinginan itu tidak pernah tercapai Masalah keperawatan : berduka disfungsional.
IV.
Fisik 1.
Tanda vital 0
TD : 110/70 mmHg N : 96x/mnt S : 36,6 C 2. 3.
Ukur : TB : 163 BB : 52 Kg Keluhan fisik
Klien tidak ada keluhan fisik Masalah keperawatan : tidak ada masalah V.
Psikososial 1. Genogram
Keterangan : Laki-laki Perempuan Meninggal Klien Tinggal serumah Klien anak ke 2 dari 5 bersaudara Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 2.
Konsep diri a. Gambaran diri :Klien mengatakan tidak ada bentuk tubuh yang tidak disukainya, dia menerima keadaan tubuhnya apa adanya. b. Identitas : Klien mengetahui nama dan alamat rumahnya, Klien juga mengatakan kurang menyukai pekerjaannya sekarang
c. Peran : Klien dirumah berperan sebagai anak d. Ideal diri : Klien ingin sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarganya e. Harga diri : Klien mau berada dan dirawat di RS Ernaldi Bahar dan klien malu dengan keadaannya sekarang. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah 3.
Hubungan sosial a. Orang yang berarti :Klien mengatakan orang yang berarti b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak pernah dan tidak mau ikut serta dalam kegiatan kelompok c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan lebih baik menyendiri dari pada harus bergaul dan berhubungan dengan orang lain. Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri. VI. Spiritual d. Nilai dan keyakinan : Klien mengakui bahwa agamanya islam dan yakin adanya tuhan e. Kegiatan ibadah : Klien jarang beribadah dan khususnya mengerjakan sholat Masalah keperawatan : tidak ada masalah
VII. Status Mental a. Penampilan :Penampilan klien rapi, kebersihan cukup, cara berpakaiannya seperti biasa dan sesuai waktunya. Klien menggunakan alas kaki. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah b. Pembicaraan Cara bicara klien teratur dan lancar seperti biasa Masalah keperawatan : tidak ada masalah c. Aktivitas motorik : Klien dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan Masalah keperawatan : tidak ada masalah d. Alam Perasaan : Klien masih merasa sedih jika ingat dengan keluarga dan kejadian masa lalu yang tidak menyenangkan. Masalah keperawatan : berduka disfungsional e. Afek : Afek klien tumpul bereaksi sesuai dengan stimulasi yang ada Masalah keperawatan : tidak ada masalah f.
Interaksi selama wawancara : Selama wawancara kontak mata klien kurang dan ti dak kooperatif. Klien terlihat banyak diam saat di ajak bicara. Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial : menarik diri
g.
Persepsi :Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan atau suara-suara yang aneh, Klien tidak mengalami kerusakan persepsi halusinasi. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h. Proses Fikir : Klien mampu memberikan keterangan cukup jelas, apa yang ditanyakan klien mampu menjawabnya dengan benar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah i. Isi Fikir ;Klien mengatakan ingin kembali bekerja seperti biasa, jika ia sudah sembuh dan keluar dari RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
j. Tingkat Kesadaran : Klien masih mamu mengingat waktu, tempat dan nama orang lain yang dikenalnya. Masalah keperawatan : tidak ada masalah k. Memori : Klien masih mampu mengingat-ingat kejadian masa lalu dan waktu kapan ia masuk ke RS Ernaldi Bahar. Masalah keperawatan : tidak ada masalah l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien mampu berhitung sederhana, misal : menghitung angka 1 sampai 10 dan 4 + 2 = 6. Masalah keperawatan : tidak ada masalah m. Kemampuan penilaian : Klien mampu memutuskan dua pilihan walaupun sederhana, misal : memilih makan dulu atau cuci tangan dulu dan klien memilih mencuci tangan dulu baru makan. Masalah keperawatan : tidak ada masalah n. Daya tilik diri: Klien menyadari bahwa klien dalam keadaan sakit. Masalah keperawatan : tidak ada masalah VII. 1.
Kebutuhan persiapan pulang Makan : Klien makan dan menghabiskan porsi makanan yang disajikan, setiap selesai makan klien merapikan dan membersihkan ruang makan. Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2.
BAB / BAK : Klien BAB / BAK di WC dan klien mampu membersihkannya sendiri. Masalah keperawatan : tidak ada masalah. Mandi :Klien mandi 2 x sehari memakai sabun, tanpa bantuan orang lain. Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
3.
4.
Berpakaian / berhias : Klien berganti pakaian setiap hari setelah mandi, klien berhias menyisir rambut dan berpenampilan cukup rapi. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
5.
Istirahat dan tidur : Tidur siang : klien terlihat jarang tidur siang; Tidur malam : jam 20.00 Wib – 05.00 Wib. Kebiasaan yang biasa dilakukan setelah bangun tidur adalah merapikan tempat tidur. Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
6.
Penggunaan obat :Selama di rawat di RS Ernaldi Bahar, klien mau minum obat sesuai dosis yang telah ditentukan. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
7. 8.
VIII.
Pemeliharaan kesehatan : Klien mengatakan jika pulang nanti akan rajin kontrol ke poliklinik RS Ernaldi Bahar Kegiatan di Rumah : Klien akan membantu membersihkan rumah, mencuci pakaian dan merapikan kamar Mekanisme Koping Klien menggunakan mekanisme maladaptif, klien banyak menghindar saat di ajak bicara.
Masalah keperawatan : koping individu in – efektif. IX.
Masalah Psikososial dan Lingkungan 1. Masalah dengan dukungan kelompok spesifik Klien mendapat dukungan dari kelompok dan keluargan, klien sulit untuk berbagi msalah dengan orang lain. 2.
Masalah berhubungan dengan lingkungan spesifik Klien tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di lingkungan
3.
Masalah dengan pendidikan spesifik Klien mengatakan cukup puas dengan pendidikannya
4.
Masalah dengan pekerjaan spesifik Klien sangat menginginkan pekerjaan sebagai seorang polisi, namun keinginannya tidak pernah tercapai. Ia merasa kurang senang dengan pekerjaannya sekarang yang hanya sebagai honor Pemda.
5.
Masalah dengan perumahan, spesifik Klien masih tinggal dengan kedua orang tuanya bersama saudara-saudaranya
6.
Masalah keperawatan, spesifik Klien merasa kurang puas dengan ekonomi yang di dapat dari gaji hasil pekerjaannya.
7.
Masalah dengan pelayanan kesehatan Klien mengatakan jika sakit langsung di bawa kepelayanan kesehatan terdekat. Klien juga harus rajin kontrol.
Masalah keperawatan : gangguan interaksi sosial : menarik diri. X.
Pengetahuan Klien sedikit mengetahui tentang penyakit jiwa, dan klien menyadari bahwa dirinya sakit Masalah keperawatan : tidak ada masalah
XI.
Aspek Medik Diagnosa medik : Skizofrenia Terapi medik ; 1. 2. 3.
XII.
Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 Haloperidal 5 mg 3 x 1 Tryhexipenidil 2 mg 3 x 1
Daftar Masalah keperawatan 1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. 3. 4. XIII.
Gangguan interaksi sosial : menarik diri Berduka disfungsional Koping individu in-efektif
Daftar Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah 2. Gangguan interaksi sosial : Menarik Diri 3. Berduka disfungsional 4. Koping individu in-efektif.
ANALISA DATA
No 1
DATA Data Subjektif
MASALAH Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak percaya diri Klien mengatakan dirinya tidak berguna, dan tidak punya harga diri
Data Objektif
Klien tampak sering melamun Saat wawancaraklien suka merendahkan diri
Data Subjektif
2
Klien mengatakan malu bergaul dengan orang lain Klien mengatakan lebih baik menyendiri dari pada berbincang-bincang dengan orang lain.
Gangguan interaksi sosial : menarik diri
Data Objektif
Klien tampak malas di ajak berbicara Klien tampak sering menyendiri di kamar
Data Subjektif
3
Klien mengatakan sedih dengan keadaan dirinya Klien mengatakan dirinya tidak berguna
Data Objektif
Klien tampak sedih dan murung Klien tampak suka melamun
Berduka disfungsional
Data Subjektif
Klien mengatakan jika ada masalah sulit untuk menceritakannya kepada orang lain.
Data Objektif
4
Klien menyalahkan keluarganya yang memasukannya ke Rumah Sakit Klien memilih diam jika ada masalah
Koping individu inefektif
POHON MASALAH
Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri Akibat
Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah Core Problem
Berduka disfungsional etiologi
Koping individu in – efektif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn ”F” Umur : 23 Th No. RM : 037753 Rencana Tindakan Keperawatan No
Diagnosa Keperawatan Tujuan
1
Gangguan Interaksi sosial : Menarik Diri berhubungan dengan Gangguan konsep diri : harga diri rendah ditandai dengan : Data subjektif
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak percaya diri Klien mengatakan dirinya tidak berguna, dan tidak punya harga diri
Data Objektif
Klien tampak sering melamun
Saat wawancaraklien suka merendahkan diri
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasionalisasi
TUM
Klien dapat mela-kukan cara pengambilan / pengendalian keputusan yang efek-tif untuk mengendalikan situasi kehidupannya, dengan demikian dapat menurunkan perasaan rendah diri
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah 1x interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat
Kien mau berkenalan Klien mau berjabat tangan Klien mau menyebutka n namanya Klien mau dan bersedia perawat duduk disampingn ya Klien bersedia mengungka pkan msalahnya
Bina hubungan saling percaya Sapa klien dangan ramah Perkenalkan diri tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai Buat kontrak yang jelas jelaskan tujuan intervensi Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Kontak mata dengan klien dorong klien dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Dengarkan ungkapan klien dengan empati
Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara perawat dan klien Ungkapan perasaan oleh klien sebagai bukti bahwa klien mempercayai perawat Empati perawat akan meningkatkan hubungan yang baik antara perawat – klien.
Saat wawancaraklien suka merendahkan diri
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Setelah 1x interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat
Kien mau berkenalan Klien mau berjabat tangan Klien mau menyebutka n namanya Klien mau dan bersedia perawat duduk disampingn ya Klien bersedia mengungka pkan msalahnya
Bina hubungan saling percaya Sapa klien dangan ramah Perkenalkan diri tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai Buat kontrak yang jelas jelaskan tujuan intervensi Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Kontak mata dengan klien dorong klien dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara perawat dan klien Ungkapan perasaan oleh klien sebagai bukti bahwa klien mempercayai perawat Empati perawat akan meningkatkan hubungan yang baik antara perawat – klien.
Dengarkan ungkapan klien dengan empati
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn ”F” Umur : 23 Th No. RM : 037753 Rencana Tindakan Keperawatan No
Diagnosa Keperawatan Tujuan
2
TUK II
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi Setelah 2 x p ertemuan diharapkan :
Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimilikinya Klien dapat mengekspresikan perasaannya Klien dapat menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya sehingga klien tidak rendah diri lagi
Intervensi
Rasionalisasi
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Dorong klien untuk mengespresikan perasaannya
Dorong klien untuk menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya
Melibatkan klien dalam menggali kemampuan serta aspek yang dimilikinya Untuk mengetaui koping klien sebagai data untuk melakukan intervensi selanjutnya Memotivasi respon klien sehingga klien dapat mengetahui kemampuan dirinya dapat dapat bekerja dengan rajin, harga diri klien meningkat Menghargai respon/upaya klien dan membuat klien merasa dihargai dan percaya diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn ”F” Umur : 23 Th No. RM : 037753 Rencana Tindakan Keperawatan No
Diagnosa Keperawatan Tujuan
2
TUK II
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kriteria Evaluasi Setelah 2 x p ertemuan diharapkan :
TUK III
3.
Klien dapat menilai kemampuan diri dalam menyelesai kan masalah
Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimilikinya Klien dapat mengekspresikan perasaannya Klien dapat menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya sehingga klien tidak rendah diri lagi
Setelah 1- 2 x pertemuan diharapkan klien mampu dalam
Mengendalikan emosi yang tidak terkontrol Menyebutkan kemampuan dirinya Klien dapat menyele saikan masalah tanpa emosi Klien menyebutkan kemampuan / sumber kekuatan pada dirinya
Intervensi
Rasionalisasi
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Dorong klien untuk mengespresikan perasaannya
Dorong klien untuk menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya
Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama di rumah sakit.
Diskusikan yang dapat dilanjutkan penggunaan dirumah sakit.
Beri pujian yang positif atas tindakan klien.
Melibatkan klien dalam menggali kemampuan serta aspek yang dimilikinya Untuk mengetaui koping klien sebagai data untuk melakukan intervensi selanjutnya Memotivasi respon klien sehingga klien dapat mengetahui kemampuan dirinya dapat dapat bekerja dengan rajin, harga diri klien meningkat Menghargai respon/upaya klien dan membuat klien merasa dihargai dan percaya diri
Dengan mengetahui status koping yang ada pada klien, klien dapat mengontrol diri dalam bertindak Dapat mengetahui sumber kekuatan yang ada pada klien baik dari diri klien ataupun dari keluarga Dengan memberi tujuan dapat meningkatkan kreativitas diri klien dan klien merasa dihargai sehingga klien tidak rendah diri lagi
TUK III
3.
Klien dapat menilai kemampuan diri dalam menyelesai kan masalah
Setelah 1- 2 x pertemuan diharapkan klien mampu dalam
4.
TUK IV :
Klien dapat menyu sun atau merencana kan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Mengendalikan emosi yang tidak terkontrol Menyebutkan kemampuan dirinya Klien dapat menyele saikan masalah tanpa emosi Klien menyebutkan kemampuan / sumber kekuatan pada dirinya
Setelah 2 – 3 x pertemuan, klien dapat :
Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan Klien mampu menyusun rencana kegiatan yang harus dilakukan Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan tingkat kemampuan dirinya
Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama di rumah sakit.
Diskusikan yang dapat dilanjutkan penggunaan dirumah sakit.
Beri pujian yang positif atas tindakan klien.
Kaji status koping yang dimiliki oleh klien
Gali kekuatan dan sumber kekuatan yang dimiliki klien
Beri remforcement ang masih yang positif atas keberhasilan kerja klien
Bantu klien mengidentifikas i kegiatan yang selama ini dilakukan di RS
Motivasi klien untuk dapat memutuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan setiap hari
Dengan mengetahui status koping yang ada pada klien, klien dapat mengontrol diri dalam bertindak Dapat mengetahui sumber kekuatan yang ada pada klien baik dari diri klien ataupun dari keluarga Dengan memberi tujuan dapat meningkatkan kreativitas diri klien dan klien merasa dihargai sehingga klien tidak rendah diri lagi
Dengan adanya kegiatan selama di RS klien dapat bekerja dengan rajin, semangat, mampu menggunakan kemampuannya. Dengan memberi semangat klien mau diajak bekerja dan merasa dirinya dihargai Aktivitas yang melebihi kemampuan diri klien akan menyebabkan klien malas dan merasa tidak mampu melakukannya
4.
TUK IV :
Klien dapat menyu sun atau merencana kan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Setelah 2 – 3 x pertemuan, klien dapat :
5
TUK V
Klien dapat berkola borasi dengan tim medis dengan menggunakan obat dengan benar
Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan Klien mampu menyusun rencana kegiatan yang harus dilakukan Klien mampu melakukan kegiatan sesuai dengan tingkat kemampuan dirinya
Setelah 1 x p ertemuan klien menyatakan :
Klien minum obat dengan teratur sesuai dengan dosisnya Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obatKlien dapat menjalani terapi yang diberikan setiap hari Klien mau berobat dan kontrol jika pulang
Kaji status koping yang dimiliki oleh klien
Gali kekuatan dan sumber kekuatan yang dimiliki klien
Beri remforcement ang masih yang positif atas keberhasilan kerja klien
Bantu klien mengidentifikas i kegiatan yang selama ini dilakukan di RS
Motivasi klien untuk dapat memutuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan setiap hari
Bantu klien untuk melakukan aktivitas dan sesuai kemampuan dirinya.
Diskusikan dengan klien tentang pentingnya obat Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum sesuai dengan program dokter Observasi tanda dan gejala terkait efek samping obat Diskusikan dengan dokter tentang efek samping obat yang diberikan Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang dosis, waktu dan manfaat obat
Dengan adanya kegiatan selama di RS klien dapat bekerja dengan rajin, semangat, mampu menggunakan kemampuannya. Dengan memberi semangat klien mau diajak bekerja dan merasa dirinya dihargai Aktivitas yang melebihi kemampuan diri klien akan menyebabkan klien malas dan merasa tidak mampu melakukannya
Memberikan informasi dan meningkatkan kemampuan dan penge tahuan klien tentang obat sehingga mempercepat kesembu han Memastikan klien minum obat secara teratur Untuk mengetahui efek dari penggunaan obat Memastikan efek obat-obatan yang tidak diinginkan Menambah pengetahuan klien dan keluarga
5
Setelah 1 x p ertemuan klien menyatakan :
TUK V
Klien dapat berkola borasi dengan tim medis dengan menggunakan obat dengan benar
Klien minum obat dengan teratur sesuai dengan dosisnya Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obatKlien dapat menjalani terapi yang diberikan setiap hari Klien mau berobat dan kontrol jika pulang
Bantu klien untuk melakukan aktivitas dan sesuai kemampuan dirinya.
Diskusikan dengan klien tentang pentingnya obat Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum sesuai dengan program dokter Observasi tanda dan gejala terkait efek samping obat Diskusikan dengan dokter tentang efek samping obat yang diberikan Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang dosis, waktu dan manfaat obat
Memberikan informasi dan meningkatkan kemampuan dan penge tahuan klien tentang obat sehingga mempercepat kesembu han Memastikan klien minum obat secara teratur Untuk mengetahui efek dari penggunaan obat Memastikan efek obat-obatan yang tidak diinginkan Menambah pengetahuan klien dan keluarga
CATATAN PERAWATAN Inisial Klien : Tn ”F”
Umur : 23 Thn NO. RM : 037753 Implementasi
Evaluasi
Tanggal : 14 Maret 08
Tanggal : 15 Maret 08
Jam : 10.00 Wib
Jam : 10.20 WIB
Membina hubungan saling percaya :
S : Klien mengatakan mau berkenalan, klien mengatakan mau menceritakan masalahnya kepada suster
Menyapa klien dan memperkenalkan diri ”Selamat pagi Pak ! kenalkan nama saya suster Cici, saya berasal dari akper Sutopo Surabaya. Saya di sini selama 2 minggu Menanyakan nama klien dan nama
O : Klien mau berjabat tangan,
CATATAN PERAWATAN Inisial Klien : Tn ”F”
Umur : 23 Thn NO. RM : 037753 Implementasi
Evaluasi
Tanggal : 14 Maret 08
Tanggal : 15 Maret 08
Jam : 10.00 Wib
Jam : 10.20 WIB
Membina hubungan saling percaya :
S : Klien mengatakan mau berkenalan, klien mengatakan mau menceritakan masalahnya kepada suster
Menyapa klien dan memperkenalkan diri ”Selamat pagi Pak ! kenalkan nama saya suster Cici, saya berasal dari akper Sutopo Surabaya. Saya di sini selama 2 minggu Menanyakan nama klien dan nama panggilan yang disukai klien ”Nama bapak siapa?, bapak lebih suka dipanggil dengan nama apa?” Membuat kontrak interaksi yang jelas ”F” hari ini kita boleh berkenalan dan ”F” boleh menceritakan masalah ”F” dengan suster Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya Mendengarkan ungkapan klien dengan empati.
O : Klien mau berjabat tangan, klien menyebutkan namanya dan panggilannya, klien mulai menceritakan masalahnya
A : TUK I tercapai
P : Intervensi dilanjutkan ke TUK II
CATATAN PERAWATAN Inisial Klien : Tn ”F”
Umur : 23 Thn NO. RM : 037753 Implementasi
Evaluasi
Tanggal : 15 Maret 08
Tanggal : 16 Maret 08
Jam : 10.20 Wib
Jam : 10.30 WIB
Tuk II
S : Klien mengatakan setelah bangun tidur klien membereskan tempat tidur kemudian mandi dan selanjutnya menyiapkan untuk sarapan.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, ’F” pekerjaan apa yang sudah dilakukan pagi ini ? rencana ’F” pagi ini mau melakukan apa? Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya, ”F” bisa cerita dengan suster apa yang sebenarnya ”F” lakukan atau yang ingin dikerjakan Mendorong klien untuk menyebutkan aspek positif yang ada pada dirinya ”F” sebenarnya menurut ”F” mampu melakukan hal apa saja ? Memberikan pujian yang positif atas tindakan klien. ”F” terima kasih, bagus ”F” sudah dapat melakukan kegiatan itu
O : klien tampak sibuk menyapu dan mengepel lantai, klien bercerita dan mengemukakan semua yang ingin klien lakukan.
A : TUK II tercapai
P : Intervensi dilanjutkan ke TUK III
CATATAN PERAWATAN Inisial Klien : Tn ”F”
Umur : 23 Thn NO. RM : 037753 Implementasi
Evaluasi
Tanggal : 16 Maret 08
Tanggal : 17 Maret 08
Jam : 10.30 Wib
Jam : 10.30 WIB
Klien dapat menilai kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah :
S : klien mengatakan jika ada masalah selalu di pendam dan tidak pernah mau menceritakan masalahnya kepada orang lain. Klien mengatakan keluarganya jarang mengunjunginya.
Mengkaji status koping yang dimiliki. apa yang sering ”F” lakukan jika ada masalah, apa yang menyebabkan ”F” merasa tidak dihargai dan merasa rendah diri. Menggali kekuatan yang dimiliki klien. Apakah di rumah ”F” selalu dilibatkan dalam aktifitas keluarga, apakah keluarga ”F” suka mengunjungi F Memberi remforcement yang positif atas keberhasilan kerja klien. ”F” bagus ternyata selama ini ”F” sudah rajin untuk bekerja
O : Klien tidak bingung lagi, klien mampu menjawab ketika ditanya mengapa dia merasa dirinya tidak dihargai. Klien mau menceritakan masalahnya kepada orang lain. Klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
A : TUK III tercapai
P : Intervensi dilanjutkan ke TUK IV
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
Hari/tanggal
: 14 Maret 2008
Nama klien
: Tn. F
No. MR
: 037753
Dx / SP ke / Pertemuan ke : I Nama perawat pelaksana
: Perawat Cici
Harga diri rendah
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka menyendiri, tampak sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara lemah 2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Tujuan umum : Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial : menarik diri, dalam kehidupan sehari-hari. 4. Tujuan khusus: -
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
-
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
-
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
-
Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
-
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
5. Tindakan : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : Salam terapeutik, Perkenalan diri, Jelaskan tujuan inteniksi, Ciptakan lingkungan yang tenang, Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis.
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan :
Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan. Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1.
Orientasi 1.
Salam terapeutik
Pr : Selamat pagi pak ! Ps : . . . (diam dan tersenyum) 2.
Evaluasi / validasi
Pr : Bagaimana perasaan bapak pagi ini ? kenapa bapak bisa masuk rumah sakit ?