PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UMUM HADJI BOEJASIN PELAIHARI TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan jiwa manusia sebagai sasaran kegiatannya, maka mutu pelayanan medik menjadi indikator penting untuk menilai baik buruknya pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu pelayanan medis yang bermutu sangat diperlukan adanya tata pengaturan yang baik terhadap kegiatan pelayanan medis yang dilaksanakn oleh para dokter, perawat dan tenaga klinik lainnya. Sebagaimana sistem governance di bidang manajemen, pada saat ini telah dikembangkan sistem governance di bidang klinik dengan menggunakan istilah clinical governance, yaitu suatu kerangka kerja yang bertujuan untuk menjamin agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan baik berdasarkan standar pelayanan yang tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja yang memiliki tingka profesionalisme tinggi. Dalam konsep ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan klinik harius memahami dan menerapkan prosedur-prosedur yang dapat mencegah terjadinya resiko akibat penatalaksanaan medik. Kepuasaan pasien merupakan ha yang sangat penting dalam menilai mutu pelayanan kesehatan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan yang diharapkan (expected services),
dan
pelayanan
yang
dirasakan
(perceived
service).
Jika
harapannya terlampaui maka pelyanan tersebut dirasakan sebagai mutu
pelayanan yang ideal dan sangat memuaskan. Jika harapan sesuai dengan pelayanan yang diterima maka mutu pelayanannya memuaskan, dan jika harapannya tidak terpenuhi pada pelayanan yang diterima maka mutu pelayanan tersebut dianggap kurang memuaskan. Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sisi, yaitu sisi pemakai jsa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Dari sisi pemakai, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu
pelayanan
kesehatan
yang
dapat
memenuhi
kebutuhan,
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembang atau meluasnya penyakit. Sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga Profesi Medis. Oleh karena itu pihak manajamen rumah sakit tentunya mengaharapkan tenaga medis yang bekerja dilingkungan harus mempunyai mutu pelayanan kesehatan yang baik, bertanggung jawab dan berdisiplin tinggi. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang dimaksud, mak Komite Medik dalam menyelesaikan
masalah
yang
berkaitan
dengan
tenaga
medis
serta
melakukan pemantauan dan pembinaan. Berdasarkan UURS pasal 29 tentang Kewajiban Rumah Sakit bahwa setiap Rumah sakit wajib memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan megutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit dan membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Berdasarkan UU RS pasal 46 Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Untuk dapat melaksanakannya maka Rumah Sakit Umum
Daerah Hadji Boejasin melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap semua staf medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah hadji Boejasin Pelaihari sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mengurangi dampak tuntutan dari pasien.
BAB II PANDUAN EVALUASI TENAGA MEDIS 2.1 Definisi Merupakan suatu proses pengumpulan data, menganalisis informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data yang komprehensif untuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja staf medis di perlukan suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau kelompok orang atau unit-unit kerja yang sesuai dengan standar kinerja dan tujuan rumah sakit. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan secara objektif dan berbasis bukti. Hasil proses review bisa tidak ada perubahan dalam tanggung jawab staf medis fungsional, perluasan tanggung jawab,
pembatasan tanggung jawab, masa konseling
dan
pengawasan atau kegiatan yang lainnya. Setiap waktu sepanjang tahun, bila bukti yang dapat dipertanyakan kurangnya peningkatan kinerja, ada review dan kegiatan sesuai lainnya yang diambil. Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenagan di dokumentasikan dalam file kredensial staf medis fungsional atau file lainnya.
Ada evaluasi terus menerus terhadap kualitas dan keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap staf medis fungsional diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan masing-masing staf medis dan untuk mengurangi kesalahan dalam pelayanan medis yang akna dilaksanakan. 2.2 Pelaksanaan Evaluasi tenaga medis di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari A. Elemen Penilaian Monitoring dan Evaluasi SMF : 1. Ada evaluasi praktek profesional terus menerus dari kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis fungsional yang direview dan dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis fungsional stidaknya setiap tahun. 2. Evaluasii praktek profesionalisme terus-menerus dan review tahunan dari setiap anggota staf medis fungsional dilaksanakn dngan proses yang seragam yang ditentukan oleh kebijak rumah sakit. 3. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif secara proaktif, seperti membandingkan dengan literatur kedokteran. 4. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisa mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku 5. Informasi
dari
proses
evaluasi
praktik
profesionalisme
terebut
didokumentasi dalam file kredensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya yang relevan. B. Kinerja staf klinis yang dievaluasi adalah : a. Perawatan Pasien (Patient Care) b. Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/Clinical Knowledge) c. Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement)
d. Keterampilan Interpersonal dan komunikasi (Interpersonal and Skill Communication) e. Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice) f. Profesionalisme C. Informasi didapat dari : a. Grafik review berkala dari rekam medis b. Observasi langsung c. Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan d. Monitoring kualitas klinis e. Diskusi/survei dengan sejawat/staf lainnya Informasi
dari
proses
evaluasi
praktik
profesional
tersebut
didokumentasikan dalam file kredensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya yang relevan.
BAB III PENUTUP Proses
evaluasi
staf
medis
adalah
Merupakan
suatu
proses
pegumpulan data, menganalisis informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data yang komprehensif untuk menilai pancapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan maslah yang dihadapi. Adanya proses evaluasi secara terus menerus diharapkan tercapainnya pelayanan medis yang bermutu dan berdaya saing. Demikianlah Panduan proses evaluasi staf klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Hadji Boejasin. Dengan segala daya dan upaya yang optimal, semoga proses evaluasi dapat dilaksanakan sebaik mungkin.
Pelaihari, 4 Februari 2016 Direktur RSUD Hadji Boejasin Pelaihari
H. EDY WAHYUDI NIP. 19730131 200604 1 009