PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR : 35/PER/RSISA/I/2014 TENTANG KEBIJAKAN EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
Jl. Raya Kaligawe KM. 4 Semarang Telp. 024 – 6580019 Fax 024 – 6581928
Web : www.rsisultangung.co.id Email :
[email protected]
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR : 35/PER/RSISA/I/2014 TENTANG KEBIJAKAN EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
TINDAKA N
Nama
Tandatang an
Tanggal
Manajer SDI
6 Januari 2014
Diperiksa Dr. H. Makmur Santosa, MARS
Direktur Pelayanan
11 Januari 2014
Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes
Direktur Utama
15 Januari 2014
Disiapka n
Hj. Miftachul Izah, SE, M. Kes
Jabatan
1
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG MENIMBANG
:
a. Bahwa Rumah sakit harus menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien. Salah satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan staf medis (dokter) untuk melakukan tindakan medis. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh dokter, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan kinerja dokter melalui sebuah penilaian kinerja terhadap dokter b. Bahwa untuk memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis maka diperlukan evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation).. c. Bahwa untuk maksud tersebut diatas ditetapkan kebijakan tentang evaluasi kinerja staf medis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran di Indonesia 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/2371/09 tentang Ijin Penyelenggaraan RS. Islam Sultan Agung Semarang. 4. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 68/SK/YBWSA/V/2013 tentang Pengesahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung 5. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor : 090/SK/YBW-SA/XII/2009 tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI-SA) Masa Bakti 2009 – 2013.
MEMUTUSKAN MENETAPKAN
:
KESATU
:
Kebijakan Evaluasi Kinerja Staf Medis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung sebagaimana terlampir dalam keputusan ini
KEDUA
:
Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali.
KETIGA
:
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Semarang Tanggal : 13RabiulAwwal1435.H 15 Januari 2014.M RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama TEMBUSAN Yth : 1. Direktur Pelayanan 2. Ketua Komite Medik 3. Seluruh Ka. SMF 4. Manajer Pelayanan Medis 5. Manajer SDI 6. Arsip
3
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR : 35/PER/RSI-SA/I/2014 TANGGAL : 11 JANUARI 2014 I.
PENDAHULUAN
Rumah sakit harus menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien. Salah satu
faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan
staf medis (dokter) untuk melakukan tindakan medis. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh dokter, rumah
sakit
perlu
mengambil
langkah-langkah
untuk
mempertahankan kinerja dokter melalui sebuah penilaian kinerja terhadap dokter.
Seluruh dokter yang praktik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung akan dilakukan evaluasi. Penilaian kinerja terhadap dokter selain sebagai cara untuk menentukan kelayakan terhadap dokter yang melakukan tindakan medis, juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi profesionalitas dan akuntabilitas dokter di rumah sakit. Selain itu, hasil penilaian terhadap dokter juga dapat menjadi bahan pertimbangan berkaitan dengan pemberian kewenangan klinisnya.
II.
TUJUAN EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
Evaluasi kinerja bertujuan untuk:
terhadap
staf
medis
1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan. 2. Bahan pertimbangan untuk penerbitan penugasan klinis ulang (reappointment). 3. Sebagai panduan bagi masing – masing ketua SMF (Staf Medis Fungsional) untuk melakukan penilaian kompetensi dokter. 4
4. Melidungi pasien serta staf medis yang bersangkutan, atas tindakan yang dilakukan.
5
III. KEBIJAKAN EVALUASI STAF MEDIS
A. KETENTUAN EVALUASI 1. Seluruh dokter akan dilakukan evaluasi 1 (satu) kali dalam setahun. 2. Manajer
Pelayanan
pelaksanaan
Medis
bertanggung
jawab
terhadap
evaluasi staf medis di setiap SMF. Evaluasi staf medis
akan dilakukan oleh masing-masing ketua SMF untuk mendapatkan dokter
yang
memiliki
kompetensi
sesuai kualifikasi, baik di sisi
hard-skill maupun soft-skill. 3. Evaluasi kinerja
terhadap staf medis harus
berpedoman pada
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar
kedisiplinan,
Pelayanan Kedokteran
di
Indonesia,
meliputi
pelayanan terhadap pasien, pengetahuan medis/klinis,
pengembangan
diri
dan
practice-based
learning,
ketrampilan
komunikasi, profesionalisme, serta system-based practice.
B. KRITERIA EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
1. Kedisiplinan. Kedisiplinan diukur berdasarkan ketepatan waktu dokter dalam melayani pasien sesuai jam praktik dokter di Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Selain itu, kedisiplinan juga diukur berdasarkan kontinuitas dan rutinitas dokter dalam melakukan visite kepada pasien.
Ketepatan
waktu
dokter
dalam
melayani
pasien,
sumber
penilaiannya diperoleh dari laporan kehadiran dokter oleh kepala instalasi rawat
jalan.
Sedangkan untuk penilaian kontinuitas
dan rutinitas visite dokter, sumber penilaiannya diperoleh dari laporan aktivitas dokter visite oleh kepala instalasi rawat inap.
2. Pelayanan terhadap pasien. 5
Pelayanan
terhadap
pasien
adalah
kegiatan
dokter
dalam
melakukan pelayanan terhadap pasien. Sumber penilaiannya berasal dari kuesioner rawat jalan yang dilakukan oleh bagian Pemasaran.
6
3. Pengetahuan medis/klinis. Pengetahuan medis/klinis didasarkan pada sejauh mana dokter yang
bersangkutan
menguasai
bidang
medis
dan
klinis
tertentu. Sumber penilaian dalam hal pengetahuan medis/klinis tersebut diperoleh dari rekomendasi Ketua SMF.
4. Pengembangan diri dan practice-based learning. Dalam hal kemampuan individu dokter, pengembangan diri dan practice-based
learning
diperoleh
dari
pelatihan-pelatihan
kompetensi yang telah diikuti oleh dokter yang bersangkutan. Sedangkan sumber penilaian terhadap kategori pengembangan diri dan practice-based learning ini didasarkan pada sertifikatsertifikat pelatihan yang telah diikuti dokter. Pelatihan-pelatihan yang akan dipertimbangkan untuk dinilai adalah pelatihan yang diikuti
dalam
masa periode penilaian di tahun yang sedang
berjalan. 5. Ketrampilan komunikasi. Seorang dokter harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik dalam
melakukan
pelayanan
kepada
pasien.
Kemampuan
komunikasi tersebut akan dapat diketahui berdasarkan penilaian orang-orang yang terdapat hubungan komunikasi dengannya. Oleh
sebab
itu,
penilaian
ketrampilan
komunikasi
dokter
diperoleh dari kuisioner rawat jalan yang dilaksanakan oleh bagian Pemasaran. 6. Profesionalisme Profesionalisme berkaitan dokter
dalam
diterapkan
menekuni
dalam
dengan
kepandaian atau
bidang
memberikan
keahliannya,
pelayanan
keahlian kemudian
kepada
pasien.
Sumber penilaiannya diperoleh dari data yang telah diolah berdasarkan
hasil
penilaian
dengan
pembagian
kuisioner
kepada pasien yang dilakukan oleh bagian Pemasaran. 6
7. System-based practice System-based practice adalah kegiatan yang berkaitan dengan sistem
pelayanan
Penilaiannya
di
Rumah
didasarkan
Sakit
pada
penggunaan formularium serta
Islam
kepatuhan tinjauan
Sultan dokter
terhadap
Agung. terhadap
ada/tidak-
nya KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dan KTD (Kejadian yang tidak diharapkan) yang terkait dengan dokter yang bersangkutan, dalam masa periode penilaian di tahun yang sedang berjalan.
C. MATRIK PENILAIAN No. Kriteria 1. Kedisiplinan
Sumber Laporan kehadiran dokter dalam pelayanan sesuai jadual praktik Kuesioner rawat jalan bagian Pemasaran
2.
Pelayanan terhadap pasien
3.
Pengetahu an medis/klini s Pengembang an diri dan practicebased learning
Rekomendasi Ketua SMF
Ketrampilan komunikasi
Kuesioner rawat jalan bagian Pemasaran
4.
5.
Sertifikat pelatihan atau kompetensi yang diikuti oleh dokter
6.
Profesionalisme Kuesioner rawat jalan bagian Pemasaran
7.
Systembased practice
1.Kepatuhan dokter dalam penggunaa n formulariu m. 2.Catatan
Kategori Penilaian Minimal 80 % dokter telah melayani sesuai dengan ketepatan jadual Minimalpraktik 80 % pasien menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai ”baik”, dalam melayani pasien. Dokter yang dinilai harus mendapat rekomendasi ”baik”, oleh Ketua SMF. Minimal memiliki satu sertifikat pelatihan/kompetensi yang diikuti dalam periode penilaian di tahun yang sedang Minimal 80 % pasien menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai ”baik”, dalam berkomunikasi dengan Minimal 80 % pasien menyatakan bahwa dokter tersebut dinilai memiliki profesionalisme yang ”baik”, dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Menggunakan formularium sesuai aturan dan tidak terdapat catatan tentang KNC dan KTD dokter yang bersangkutan. 7
D. FORM PENILAIAN EVALUASI STAF MEDIS
SMF
: XXX……………………………… SIP
: XXX
………………............... Nama dokter : XXX………………………………
STR
: XXX …….........
………………..
DAFTAR NILAI EVALUASI STAF MEDIS No. 1.
Nama
Nilai
XXX
> 80
Keterangan Baik/Rekomendasi
Hasil Rekomendasi: Direkomendasikan Tidak Direkomendasikan Mengetahui,
Yang Menilai
(Direktur Utama)
(
Yang nilai Di
)
)
(
IV. PROSEDUR 1. Manajer Pelayanan Medis berkoordinasi dengan Ketua SMF tentang pelaksanaan evaluasi kinerja staf medis. 2. Manajer medis
Pelayanan yang
Medis
mengusulkan
daftar
nama
staf
akan dilakukan evaluasi tahunan, kepada direktur.
3. Direktur menugaskan Manajer Pelayanan Medis bersama dengan Ketua SMF untuk melaksanakan evaluasi sfat medis. 4. Manajer Pelayanan Medis mengkoordinasikan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan kepada direktur.
8
5. Hasil evaluasi staf medis disimpan dalam file dokter di bagian SDI (Sumber Daya Insani) dan di Komite Medik RSI Sultan Agung.
9
V.
PENUTUP
Seluruh dokter yang praktik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang harus mendapatkan persetujuan dari manajemen rumah sakit. Hal itu dibuktikan dengan pemberian penugasan klinis (clinical appointment) kepada dokter yang bersangkutan. Dalam prosesnya, pemberian penugasan klinis tersebut dilakukan melalui berbagai tahap.
Dokter
yang
telah
menerima
penugasan
klinis,
hanya
dapat
melakukan tindakan sesuai dengan yang tertera dalam penugasan klinis tersebut.
Penugasan klinis itu dapat dilakukan perubahan
berkaitan dengan penilaian staf medis yang dilakukan setiap tahun, sesuai dengan kondisi dan kompetensi dokter yang bersangkutan.
9