PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen mata kuliah Transfusi Darah yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu penyempurnaan. Untuk itu, penulis sangat menghargai tanggapan dan saran-saran yang membangun dari semua pihak.
Jakarta, Mei 2013
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunoglobulin adalah antibodi yang terbentuk sebagai hasil dari stimulus kekebalan (paparan antigen asing). Pemeriksaan di Bank Darah mengacu kepada antibodi yang akan menempel pada sel-sel darah. Berdasarkan pengamatan terdapat antibodi yang diketahui dapat menimbulkan reaksi transfusi dan Hemolytic Disease of Newborn (HDN). Kecuali untuk anti-A, anti-B, dan anti-AB, ini biasanya dari golongan imunoglobulin IgG. Istilah lain disebut antibodi IgG yang tidak dapat menyebabkan aglutinasi dengan antigen sel darah merah dalam medium saline adalah "incomplete antiboby”. Antibodi A dan B secara alami terbentuk tanpa ada paparan sebelumnya dengan sel darah asing. Antibodi ini diharapkan dan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi antigen typing untuk penggolongan sistem ABO. Sel-sel skrining antibodi digunakan untuk mendeteksi antibodi tak terduga (irregular antibody). Dalam kebanyakan kasus ini adalah alloantibodi, yang dibentuk untuk antigen asing pada sel-sel dari individu lain dalam spesies yang sama. Oleh karena itu bagi seorang individu untuk membuat alloantibody mereka akan kekurangan antigen yang dapat membuat antibodi spesifik karena menganggap sel dalam tubuh sendiri sebagai benda asing. Autoantibodi juga dapat dideteksi dengan cara skrining antibodi. Antibodi ini yang membuat seseorang melawan antigennya sendiri. Ini bukan kejadian yang normal dan mungkin menunjukkan adanya anemia hemolitik autoimun. Tabung autocontrol dalam skrining antibodi akan mendeteksi jenis antibodi dan penyebab lain dari Direct Antiglobulin Test yang positif. Antibodi secara klinis dan signifikan adalah antibodi tersebut yang diketahui dapat menyebabkan reaksi transfusi dan HDN. Selain antibodi AB yang beraglutinasi dalam medium saline, IgM, dan sisa antibodi secara klinis adalah antibodi IgG yang bereaksi (warm-antibody), dan hanya dapat ditunjukkan pada pengujian tahap antiglobulin. Antibodi yang muncul pada fase pemerasan langsung yang paling antibodi gangguan kemungkinan tidak akan menyebabkan reaksi transfusi. Ini juga akan disebut sebagai aglutinin saline karena antibodi mampu menyebabkan aglutinasi langsung terhadap antigen yang disuspensikan dalam medium saline tanpa memerlukan memerlukan teknik peningkatan. Antibodi yang secara signifikan adalah antibodi hangat (warm-antibody) yang bereaksi optimal pada suhu diatas 35 C.
Menindaklanjuti hasil skrining skrining antibodi yang yang positif positif
Jika skrining antibodi positif, harus dilakukan tes selanjutnya atau penunjang untuk secara khusus mengidentifikasi antibodi spesifik menggunakan panel identifikasi antibodi dan sel typing antigen pada eritrosit. Yang bertujuan untuk mengidentifikasi Antibodi yang terdeteksi pada tahapan skrining antibodi. Tes ini menggunakan sel panel yang telah ditentukan keberadaan antigen tertentunya sehingga dapat diketahui antibodi spesifiknya. Mengandung antigen yang dapat mengidentifikasi irregular antibodi, seperti antigen sistem golongan
darah mayor (Rh, Kell, MNS, Duffy, Kidd, Lewis). Mengandung Antigen dari populasi yang mempunyai frekuensi cukup tinggi.
Macam-macam irreguler antibodi : 1. Rh............ 2. Duffy.................... 3. Kell........... 4. MNS............. 5. Kidd................ 6. Lewis............
Karakteristik Sel Panel
Sel panel adalah sel dari dua atau tiga donor perorangan. Sel-sel ini adalah dari Golongan O dan telah dilisensikan oleh FDA harus memiliki antigen berikut: D, C, E, c, e, M, N, S, s, P1, Lea, Leb, K, k, Fya, Fyb , Jka, Jkb. Yang paling umum, antigen klinis yang signifikan harus ada untuk mendeteksi antibodi secara klinis signifikan. Lebih baik sebanyak mungkin terdapat antigen yang menjadi homozigot pada sel darah merah karena dosis ganda dari hasil antigen dalam reaksi yang kuat dan karena itu dapat mendeteksi antibodi yang lemah. Sel panel memiliki ketahanan selama 4 minggu. Setiap nomor lot baru dari sel panel akan bervariasi terkait dengan typings antigen. Selalu terdapat paket insert untuk menentukan sel memiliki antigen tertentu. Di bawah ini adalah contoh dari paket insert.
B. Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan Skrining dan dan Identifikasi Antibodi Antibodi Untuk mengetahui ada tidaknya kmungkinan irreguler alloantibody dalam serum atau plasma pasien maupun donor. C. Prinsip Pemeriksaan Pemeriksaan Skrining dan Identifikasi Antibodi Reaksi antara serum atau plasma dengan reagen sel darah merah yg mengandung beberapa Antigen yang sudah diketahui jenisnya (Reagen sel panel). Jika di dalam plasma atau serum tersebut terdapat Antibodi irregular yg sesuai dgn antigen yg terdapat pada reagen sel panel maka akan terjadi aglutinasi. D. Alat dan Bahan
Peralatan
:......................
1. Centrifuge 2. Inkubator 3. Working table ( ID card holder & tube holder ) 4. Pipetor 5. Tips 6. Dispenser ( ukuran 0.5 ml ) 7. Rider M ( Equepment for automated prosedures )
Bahan-bahan
:......................
1. Card : Liss / Coombs 2. Larutan ID diluent 2 ( modified LISS ) 3. Sel pasien suspensi 1% dalam diluent 2 4. Sel panel kecil (abtectcell ) suspensi 1% dalam diluent 2
5. Standar sel A 5% atau 1% dan standar sel B 5% atau 1% dalam diluent 2. E. Spesimen Spesimen yang digunakan pada pemeriksaan antibodi adalah:
skrining dan identifikasi
1. Eluate Adalah suatu cairan yang mengandung lepsan antibodi yang diperoleh dari pemerasan sel darah merah.
Prinsip : Suatu cara atau teknik untuk melepaskan antibodi yang sudah bereaksi sensitisasi (coated), baik in vivo maupun in vitro, oleh suatu antibodi yang tidak diketahui jenisnya ke dalam suatu media cair.
Teknik eluation
:
Pada dasarnya ada 3 cara untuk melakukan elution : 1. Dengan pemanasan 56 C (metode Landstainer-Muller) 2. Dengan jalan jalan menambahkan menambahkan dietyl dietyl eter (metode (metode Rubbin) 3. ......... 2. Serum................................ 3. Plasma ........................... .......... F. Metode Pemeriksaan 1. Metode Tabung .................................. 2. Metode Gel Uji gel dikembangkan di Swiss pada akhir 1980-an sebagai cara untuk membakukan metode memperoleh aglutinasi dan untuk menyediakan cara sederhana dan dapat diandalkan untuk membacanya. Tidak seperti tes tabung dalam metode gel, aglutinasi tidak terjadi dalam fasa cair melainkan dalam gel terkandung dalam microtube khusus. Tes gel hanya berlisensi tersedia di Kanada adalah teknik gel MTS didistribusikan secara eksklusif oleh Ortho Clinical Diagnostics. Satu-satunya fase gel-IAT (Indirect Antihuman Test) yang tidak memerlukan pencucian specimen sebelum menambahkan antihuman globulin serum. Digunakan mikrotubes sebagai pengganti tabung reaksi kaca. Prinsip: Plasma atau serum pasien diinkubasi pada suhu 37 C dengan sel panel. jika antibodi hadir dalam plasma atau serum dan antigen yang sesuai hadir pada sel darah merah, sel-sel menjadi peka (oleh antibodi terhadap
antigen yang menyerap pada permukaan sel darah merah). Kemudian kartu gel disentrifugasi. Sel darah merah agglutinated terjebak pada atau di atas gel. Sel Unagglutinated melewati gel dan membentuk pelet di bagian bawah microtube tersebut. I.
Prosedur Pemeriksaan I.
Pembuatan Spesimen
1. Eluate
:
a) Metode Landsteiner-Muller : 1) Alat ddan bahan disiapkan disiapkan dan diberi label 2) Eritrosit pekat (PRC) sebanyak sebanyak 1 mL dicuci dengan dengan saline sebanyak sebanyak 6 kali. Supernatan pencucian terakhir ditampung dalam tabung sebagai kontrol negatif. 3) Kedalam eritrosit yang yang sudah dicuci, ditambahkan Bovine Bovine Albumin 6 % sama banyak. 4) Tabung tersebut ditutup ditutup denganparafilum kemudian kemudian dipanaskan dalam waterbath suhu 56 C selama 10 menit sambil dikocok kuat. Bersamaan dengan itu, cup sentrifuge dihangatkan untuk pemutaran. 5) Kemudian dengan segera tabung yang berisi eritrosit tadi diputar dengan kecepatan 3000 rmp selama 10 menit. 6) Setelah itu, supernatan supernatan segera segera dipisahkan kedalam tabung tabung lainnya. lainnya. 7) Eluate yang dihasilkan segera segera digunakan untuk pemerikasaan. pemerikasaan. b) Metode Rubbin
:
1) Alat ddan bahan disiapkan disiapkan dan dan diberi label 2) Eritrosit pekat (PRC) sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dicuci dengan saline sebanyak 6 kali. 3) Saline ditambahkan ditambahkan kedalam tabung tersebut tersebut sama banyak. banyak. 4) Ether ditambahkan juga kedalam tabung tersebut ( 2 kali volume eritrosit yang telah dicuci). 5) Kemudian tabung ditutup dengan oarafilum, dan dihomogenkan dihomogenkan selama 1 menit. 6) Tutup tabung dibuka lalu diinkubasi dengan suhu 37°C selama 30 menit 7) Setelah itu tabung tersebut diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Hasil pemutaran akan tampak 3 lapisan yaitu : - Atas = sisa ether = stroma sel ( kulit sel eritrosit) - Tengah - Bawah = Eluate 8) Lapisan ether dibuang dengan pipet tetes, kemudian ujung pipet ditembuskan kedasar tabung, dan eluate diambil lalu ditampung kedalam tabung lain. 9) Tabung yang berisi eluate dihangatkan pasa waterbath suhu 37°C selama 15 menit ( untuk menghilangkan sisa ether).
10) Eluate dapat segera digunakan untuk pemeriksaan. 2. Serum
:
1) Alat dan bahan disiapkan dan diberi label 2) Darah vena diambil kemudian ditampung kedalam tabung sentrifuge dan didiamkan pada suhu kamar selama 15-30 menit 3) Kemudian tabung tersebut diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit 4) Serum segera dipisahkan kedalam tabung lain untuk digunakan sebagai sampel pemeriksaan. 3. Plasma
:
1) Alat dan bahan disiapkan disiapkan dan diberi label 2) Darah vena diambil kemudian dimasukkan dimasukkan kedalam tabung sentrifuge yang berisikan antikoagulan (sesuai perbandingan) dan dihomogenkan 3) Kemudian tabung tersebut tersebut diputar dengan kecepan kecepan 300 rmpm selama selama 5 menit 4) Plasma segera dipisahkan kedalam tabung lain untuk digunakan sebagai sampel pemeriksaan. II. Pemeriksaan skrining antibodi
1. Metode Tabung ( Sel Panel Kecil )
:
1) Alat dan bahan disiapkan 2) Pada rak tabung diisiapkan diisiapkan 12 buah tabung lalu dibuat dibuat 3 deret yang masingmasing terdiri dari 4 tabung dan diberi label. 3) Kedalam masing-masing masing-masing tabung ditetesi 2 tetes serum pasien 4) Kedalam masing-masing masing-masing deret tabung tabung diteteskan diteteskan sebagai berikut : - Pada tabung 1 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 1 - Pada tabung 2 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 2 - Pada tabung 3 (deret I,II,III) ditambahkan 1tetes sel pasien 5% - Pada tabung 4(deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel donor atau segolongan 5% 5) Setelah itu, masing-masing tabung waterbath pada suhu sebagai berikut :
dihomogenkan dan
diinkubasi di
- Deret I diinkubasi pada suhu 20°C selama 60 menit - Deret II diambahkan 2tetes BA22% dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 15-30 menit - Deret III diinkubasi pada suhu37°C selama 60 menit 6) Pembacaan hasil dengan pemutaran dan disesuaikan dengan tabel panel kecil
# Anaglutinasi Anaglutinasi : tidak ada irregullar alloantibodi alloantibodi # Aglutinasi : adanya adanya irregular irregular alloantibodi dalam serum pasien pasien atau atau plasma donor. 7) Selanjutnya untuk deret ke-3, jika hasil negatif maka dilakukan : - Pencucian dengan saline sebanyak 3 kali - Ditambahkan 2 tetes AHG - Dihomogenkan dan di centrifugasi selama 15-20" dengan kecepatan 3000 rpm - Pembacaan hasil disesuaikan dengan tabel panel 2. Metode Gel test 1) Alat dan bahan disiapkan disiapkan dan diberi label 2) Card Liss/Coombs Liss/Coombs juga disiapkan 3) Buka penutup card (alumunium (alumunium foil) yang terdiri dari : S1 (Microtube I) : 50 ul sel S1(abtectcell) S1(abtectcell) suspensi suspensi 1% S2 (Microtube II) : 50 ul sel S2 (abtectcell ) suspensi ) suspensi 1% Auto kontrol (Microtube III) : 50 ul sel pasien suspensi 1% 4) Masing-masing microtube microtube tadi ditambahkan ditambahkan 25 ul serum pasien pasien 5) Kemudian diiInkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit menit dalam Inkubator 6) Setelah itu, mikrotube tadi disentrigufe dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit 7) Hasil dibaca dan disesuaikan dengan tabel sel panel serta dicatat # Interpretasi hasil :
Positip aglutinasi Negatip
: Bentuk aglutinasi sel pada permukaan gel atau bentuk sel menyebar pada gel. : sel padat didasar microtube
III. Pemeriksaan Identifikasi antibody 1. Metode Tabung ( sel panel besar )
:
1) Alat dan bahan disiapkan serta serta diberi label 2) Pada rak tabung disiapkan 33 tabung.dan dibuat 3 deret dengan masingmasing deret terdiri dari 11 tabung 3) Serum pasien diteteskan diteteskan kedalam masing-masing masing-masing tabung sebanyak 2 tetes 4) Kedalam masing-masing tabung diisikan sebagai berikut : - Pada tabung 1 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 1 - Pada tabung 2 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 2 - Pada tabung 3 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 3 - Pada tabung 4 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 4 - Pada tabung 5 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 5 - Pada tabung 6 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 6 - Pada tabung 7 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 7
- Pada tabung 8 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 8 - Pada tabung 9 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 9 - Pada tabung 10 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 10 - Pada tabung 11 (deret I,II,III) ditambahkan 1 tetes sel panel 11 5) Setelah itu masing-masing masing-masing deret tabung diinkubasi pada suhu sebagai sebagai berikut : - Deret I diinkubasi pada suhu 20°C selama 60' - Deret II ditambahkan BA22% kemudian diinnkubasi diinnkubasi suhu 37°C 15-60' - Deret III diinkubasi pada suhu 37°C selama 60' 6) Pembacaan hasil dengan pemutaran dan disesuaikan dengan tabel panel kecil # Anaglutinasi Anaglutinasi : tidak ada irregullar alloantibodi alloantibodi # Aglutinasi : adanya adanya irregular irregular alloantibodi dalam serum pasien pasien atau atau plasma donor. 7) Selanjutnya untuk deret ke-3, jika hasil negatif maka dilakukan : - Pencucian dengan saline sebanyak 3 kali - Ditambahkan 2 tetes AHG - Dihomogenkan dan di centrifugasi selama 15-20" dengan kecepatan 3000 rpm - Pembacaan hasil disesuaikan dengan tabel panel 2. Metode Gel Test 1) . Alat dan bahan disiapkan dan diberi label 2) Card Liss/Coombs juga disiapkan 3) Buka penutup card (alumunium foil) yang terdiri dari : Microtube 1 : 50 ul sel panel no.1 suspensi 1% Microtube 2 : 50 ul sel panel no.2 suspensi 1% Microtube 3 : 50 ul sel panel no.3 suspensi 1% Microtube 4 : 50 ul sel panel panel no.4 suspensi 1% Microtube 5 : 50 ul sel panel no.5 suspensi 1% Microtube 6 : 50 ul sel panel no.6 suspensi 1% Microtube 7 : 50 ul sel panel no.7 suspensi 1% ul sel panel no.8 panel no.8 suspensi 1% Microtube 8 : 50 ul sel ul sel panel no.9 panel no.9 suspensi 1% Microtube 9 : 50 ul sel ul sel panel no.10 panel no.10 suspensi 1% Microtube 10 : 50 ul sel sel panel panel no.11 suspensi 1% Microtube 11 : 50 ul sel Microtube 12 : 50 ul sel segolongan dengan pasien ( A/ B suspensi 1% ) 4) Masing-masing mikrotube ditambahkan 25 ul serum pasien 5) Kemudian mikrotube diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit 6) Setelah itu, mikrotube diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit 7) Hasil dibaca dan disesuaikan dengan tabel sel panel serta dicatat # Interpretasi hasil :
Positip : Bentuk aglutinasi sel pada permukaan gel atau bentuk aglutinasi
Negatip
sel menyebar pada gel. : sel padat didasar microtube
Pembahsan : 1. Pada hasil pemeriksaan identifikasi antibody bila didapati hasil lebih dari satu
2.
3. 4.
5. 6.
jenis antibody kemungkinan terjadi alloantibody atau terpapar antibody lain karena pernah melakukan transfusi darah. Pada pemeriksaan skrining dan identifikasi digunakan 3 fase, yaitu suhu 20 o C, Bovine albumin 37oC, dan AHG 37oC. biasanya dikerjakan hanya 2 fase saja yaitu 20oC dan 37oC. karena fungsi dari penambahan BA dan AHG hamper sama, yaitu sama-sama menjadi perantara hubungan pada reaksi antara antibody dan antigen Pada pemeriksaaan ini dikerjakan pada suhu 20 oC dan 37oC, dikarenakan perbedaan suhu optimal dari masing-masing masi ng-masing antibody. Pemerisaan skrining serum ditentukan adanya antibodi irreguler, kemungkinan antibodi tersebut adalah – adalah –D, D, -K, -Fya, -Jka, -Jkb, -M, -N, -s, -P1, -Lea Pemeriksaan identifikasi antibodi ditemukan antibodi –D, –D, yang kemungkinan berasal dari stimulus kehamilan sebelumnya Reaksinya dipengaruhi oleh : •Dosis → dipengaruhi homo/heterozigot → Rh, Duffy, MNS, Kidd •Suhu reaksi → Cold → PMN
Prosedur ABO/Rh typing Antigen typing
Antibody screening
Antibody identification
Tujuan Mendeteksi A, B, and D Mendeteksi antigen sistem golongan darah lain (seperti: K, E, C, Fya, Jka)
Sumber Antigen Sumber Antibodi Eritrosit Pasien Komersial anti-A, antiB, and anti-D Eritrosit Pasien Komersial antisera atau Eritrosit untuk antigen tertentu Donor (seperti: anti-K, anti-E, anti-C, anti-Fya, anti-Jka)
Mendeteksi antibodi dengan spesifik antigen pada eritosit Mengidentifikasi antibodi spesifik pada eritrosit
Komersial Skiring
Sel Serum/Plasma Pasien
Komersial Panel
Sel Serum/Plasma Pasien
Daftar pustaka : 1. Tehnik Gel Test, oleh DR. Med Ellyani Sindu pada pelatihan dokter kepala UTD PMI Jakarta 2001 2. Tehnik Gel Test, oleh DR. Med Ellyani Sindu pada pelatihan dokter kepala UTD PMI Jakarta 2002 3. Makalah Workshop Bangkok April 2002
4. Leaflet DC – DC – Screening Screening II DAT Diamed – Diamed – ID ID micro typing system 5. Denise M. Harmening, Modern Blood Banking and Transfusion Practices