A. Definis Definisii Kompartemen merupakan suatu area di dalam tubuh dimana otot, syaraf, dan pembuluh darah dibungkus oleh jaringan seperti tulang dan fasia (jaringan pembungkus organ). Kompartemen sindrom merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen kompartemen osteofasial osteofasial yang tertutup. tertutup. Hal ini dapat mengawali mengawali terjadinya keku kekura ran ngan gan
oksig sigen
akib akibat at
pen penekan ekanan an
pem pembulu uluh
dara darah, h,
seh sehingg inggaa
mengakibatk mengakibatkan an berkurangn berkurangnya ya perfusi perfusi jaringan jaringan dan diikuti diikuti dengan dengan kematian kematian jaringan. Menurut alter, kompartemen sindrom adalah peningkatan tekanan dari suatu edema progresif di dalam kompartemen osteofasial yang kaku pada lengan bawah maupun tungkai bawah (di antara lutut dan pergelangan kaki) yang se! se!ara ara
anatomis
intr intrak akom ompa parte rteme men n
menggangu sehin sehingg ggaa
sir sirkulasi
dapa dapatt
otot"ot "otot
meny menyeb ebab abka kan n
dan
keru kerusa sakk kkan an
saraf raf"sa "saraf raf jarin jaringa gan n
intrakompartemen. #uangan tersebut (Kompartemen osteofasial) berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fas!ia serta otot"otot indi$idual yang dibungkus oleh epimisium. Kompartemen sindrom ditandai dengan nyeri yang hebat, hebat, pareste parestesi, si, paresis paresis,, pu!at, pu!at, diserta disertaii denyu denyutt nadi nadi yang yang hilang hilang.. e!ara e!ara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak. %aling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan tungkai atas.
&. 'tiolo 'tiologi gi erdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memi!u timbullny sindrom kompartemen, yaitu antara lain *. %enurunan %enurunan $olume $olume komp kompartemen artemen Kondisi ini disebabkan oleh a. %enutu %enutupan pan defek defek fas!i fas!iaa b. raksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas +. %eningkata %eningkatan n tekanan tekanan eksternal eksternal a. &aluta &alutan n yang yang terlal terlalu u ketat ketat b. &erbaring di atas lengan !. ips -. %eningkata %eningkatan n tekanan pada pada struktur struktur kompartemen kompartemen &eberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain a. %endarahan %endarahan atau rauma rauma $askuler $askuler b. %eningkatan permeabilitas kapiler !. %enggunaan %enggunaan otot yang yang berlebih berlebihan an d. uka uka bak bakar ar e. /pera erasi f. ig igitan itan ula ular r g. /bstr /bstruk uksi si $ena $ena ejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah !edera, dimana 01 2 kasus terjadi akibat fraktur, dan 342 darinya terjadi di anggota gerak bawah.
5. %atofisiologi %atofisiologi dari !ompartment syndrome terdiri dari dua kemungkinan mekanisme, yaitu berkurangnya ukuran kompartemen dan6atau bertambahnya isi dari kompartemen tersebut. Kedua mekanisme tersebut sering terjadi bersamaan, ini adalah suatu keadaan yang menyulitkan untuk men!ari mekanisme awal atau etiologi yang sebenanya. 'dema jaringan yang parah atau hematom yang berkembang dapat menyebabkan bertambahnya isi kompartemen yang dapat menyebabkan atau memberi kontribusi pada !ompartment syndrome. idak seperti balon, fasia tidak dapat mengembang, sehingga pembengkakan pada sebuah kompartemen akan meningkatkan tekanan dalam kompartemen tersebut. Ketika tekanan di dalam kompartemen melebihi tekanan darah di kapiler, pembuluh kapiler akan kolaps. Hal ini menghambat aliran darah ke otot dan sel saraf. anpa suplai oksigen dan nutrisi, sel"sel saraf dan otot akan mengalami iskemia dan mulai mati dalam waktu beberapa jam. 7skemia jaringan akan menyebabkan edema jaringan. 'dema jaringan di dalam kompertemen
semakin
meningkatkan
tekanan
intrakompartemen
yang
menggangu aliran balik $ena dan limfatik pada daerah yang !edera. 8ika tekanan terus meningkat dalam suatu lingkaran setan yang semakin menguat maka perfusi arteriol dapat terganggu sehingga menyebabkan iskemia jaringan yang lebih parah. TRAUMA/EXCERCISE
Edema/ hematom lokal (semakin bertambah)
Iskemia jaringan (dapat terjadi kematian sel)
Peningkatan tekanan intrakompar temen
Ganguan aliran pembuluh darah (pembuluh darah kolaps)
Lingkaran setan patofisiologi kompartemen sindrom
D. Manifestasi klinis %ada kompartemen sindrom, didapatkan tanda dan gejala yang dikenal dengan 9%, yaitu *. %ain (nyeri) sering dilaporkan dan hampir
selalu ada. &iasanya
digambarkan sebagai nyeri yang berat, dalam, terus"menerus, dan tidak terlokalisir, serta kadang digambarakan lebih parah dari !edera yang ada. :yeri ini diperparah dengan meregangkan otot di dalam kompartemen dan dapat tidak hilang dengan analgesik bahkan morfin. %enggunaan analgesia kuat yang tidak beralasan dapat menyebabkan masking
pada iskemia
kompartemental. +. %aresthesia
(kesemutan)
biasanya
terjadi
ketika
diawal
terjadinya
kompartemen sindrom karena penekanan pada saraf dan pembuluh darah di dalam kompartemen. -. %aralysis Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.
0. %ulselessness !atatan bahwa hilangya pulsasi jarang terjadi pada pasien, hal ini disebabkan tekanan pada kompartemen syndrome jarang melebihi tekanan arteri. 1. %allor (pu!at) dikarenakan terjadinya penurunan perfusi ke dalam daerah kompartemen. ;. %uffiness atau kulit yang tegang, bengkak, dan terlihat mengkilat 9. %oikilotermia (kulit terasa dingin)
'. Diagnosis %ada umumnya diagnosis dibuat dengan melihat tanda dan gejala sindrom kompartemen dan pengukuran tekanan se!ara langsung. ejala terpenting pada pasien yang sadar dan koheren adalah nyeri yang proporsinya tidak sesuai dengan beratnya trauma. :yeri pada regangan pasif juga merupakan gejala yang mengarah pada !ompartment syndrome. %aresthesi berkenaan dengan saraf yang melintang pada kompartemen yang bermasalah merupakan tanda lanjutan dari !ompartment syndrome. %alpasi dapat menunjukkan ekstremitas yang tegang dan keras. %allor dan pulselessness adalah tanda yang jarang jika tidak disertai !edera $askuler. %aralysis dan kelemahan motorik adalah tanda yang amat lanjut yang mengarah pada !ompartment syndrome. 8ika diagnosis !ompartment syndrome belum dapat ditegakkan atau jika data objektif diperlukan, maka tekanan kompartemen harus diukur. 5ara ini paling berguna jika diagnosis belum dapat disimpulkan dari gejala klinis, pada pasien politrauma, dan pasien dengan !edera kepala. %engukuran tekanan kompartemen adalah salah satu tambahan dalam membantu menegakkan diagnosis. &iasanya pengukuran tekanan kompartemen dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran, pasien yang tidak kooperatif, seperti anak"anak, pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien" pasien dengan multiple trauma seperti trauma kepala, medulla spinalis atau trauma saraf perifer. %engukuran tekanan kompartemen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik injeksi atau wi!k kateter. %rosedur pengukuran tekanan kompartemen antara lain
*. eknik pengukuran langsung dengan teknik injeksi a. eknik ini adalah kriteria diagnostik standar yang seharusnya menjadi prioritas utama jika diagnosis masih dipertanyakan. b. Alat yang dibutuhkan spuitt +4 !!, three way tap, tabung intra $ena, normal saline sterile, manometer air raksa untuk mengukur tekanan darah. %ertama, atur spuit dengan plunger pada posisi *1 !!. andai saline sampai mengisi setengah tabung , tutup three way tap tahan normal saline dalam tabung. Kedua, anestesi lo!al pada kulit, tapi tidak sampai menginfiltrasi otot. Masukkan jarum *3 kedalam otot yang diperiksa, hubungkan tabung dengan manometer air raksa dan buka three way tap. Ketiga, Dorong plunger dan tekanan akan meningkat se!ara lambat. &a!a manometer air raksa. aat tekanan kompartemen tinggi, tekanan air raksa akan naik.
+.
; mmHg. elama tekanan pada salah satu kompartemen kurang dari -4 mmHg (tekanan pengisian kapiler diastolik), tidak perlu khawatir tentang sindroma kompartemen. sindroma kompartemen dapat timbul jika tekanan dalam kompartemen lebih dari *4 mmHg.
Pengukuran tekanan kompartemen
?. %emeriksaan penunjang *. aboratorium a. 5omprehensi$e Metaboli! %anel (5M%) ekelompok tes
darah yang
memberikan gambaran keseluruhan
keseimbangan kimia tubuh dan metabolisme. Metabolisme menga!u pada semua proses fisik dan kimia dalam tubuh yang menggunakan energi. b. 5omplete &lood 5ell 5ount (5&5) %emeriksaan komponen darah se!ara lengkap yakni kadar Hemoglobin, Hematokrit, eukosit (
!. %rothrombin time (%), a!ti$ated partial thromboplastin time (a%) bila pasien diberi heparin d. 5ardia! marker test (tes penanda jantung) e. rinalisis and urine drug s!reen f. Arterial blood gas (A&) !ara !epat untuk mengukur defi!it pH, laktat g. oksikologi urin dapat membantu menentukan penyebab, tetapi tidak membantu dalam menentukan terapi pasiennya. +. 7maging a. #ontgen pada ekstrimitas yang terkena b. , membantu untuk menge$aluasi aliran arteri dalam mem$isualisasi Deep Vein Thrombosis (DVT) !. M#7
. %enanganan ujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui bedah dekompresi.
e. %ada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol dapat mengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler, dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebas.
+. erapi bedah ?as!iotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen men!apai B -4 mmHg. ujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot. 8ika tekanannya C -4 mmHg maka tungkai !ukup diobser$asi dengan !ermat dan diperiksa lagi pada jam"jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik, e$aluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terlewati. Akan tetapi jika memburuk maka segera lakukan fas!iotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah ; jam. erdapat dua teknik dalam fas!iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi ganda. 7nsisi ganda pada tungkai bawah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan $ena peroneal. %ada tungkai bawah fas!iotomi dapat berarti membuka keempat kompartemen, kalau perlu dengan mengeksisi satu segmen fibula. uka harus dibiarkan terbuka, kalau terdapat nekrosis otot dapat dilakukan debridemen jika jaringan sehat luka dapat dijahit ( tanpa regangan ) atau dilakukan pen!angkokan kulit. 7ndikasi untuk melakukan operasi dekompresi, antara lain a. Adanya tanda " tanda sindrom kompartemen seperti nyeri hebat. b. ambaran klinik yang meragukan dengan resiko tinggi ( pasien koma, pasien dengan masalah psikiatrik dan dibawah pengaruh narkoba ), dengan tekanan jaringan B -4 mmHg pada pasien yang diharapkan memiliki tekanan jaringan yang normal. &ila ada indikasi operasi dekompresi harus segera dilakukan karena penundaan
akan
meningkatkan
kemungkinan
kerusakan
jaringan
intrakompartemen sebagaimana terjadinya komplikasi.
permanen mulai setelah ; jam terjadinya hipertensi intrakompartemen. 8ika di!urigai adanya sindrom kompartemen, pengukuran dan konsultasi yang diperlukan harus segera dilakukan se!epatnya. &eberapa teknik telah diterapkan untuk operasi dekompresi untuk semua sindrom kompartemen akut. %rosedur ini dilakukan tanpa torniket untuk men!egah terjadinya periode iskemia yang berkepanjangan dan operator juga dapat memperkirakan derajat dari sirkulasi lokal yang akan didekompresi. etiap yang berpotensi mambatasi ruang termasuk kulit dibuka di sepanjang daerah kompartemen, semua kelompok otot harus lunak pada palpasi setelah prosedur selesai. Debridemen otot harus seminimal mungkin selama operasi dekompresi ke!uali terdapat otot yang telah nekrosis.
Kompartemen sindrom dengan operasi fasiotomi
H. Komplikasi indrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain *. :ekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen +. Kontraktur $olkam, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh terlambatnya
penanganan
sindrom
kompartemen
sehingga
timbul
deformitas pada tanga, jari dan pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan bawah -. rauma $as!ular 0. agal ginjal akut 1. epsis ;. A!ture respiratory distress syndrome (A#D) 7. %erawatan uka %ost ?as!iotomi *. uka harus dibiarkan terbuka selama 1 hari +. Kalau terdapat nekrosis otot, dapat dilakukan debridemen, -. 8ika jaringan post op fas!iotomi sehat, luka dapat dijahit (tanpa tegangan), atau dilakukan pen!angkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan sendirinya
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kompartemen indrom
A. %engkajian *. 7dentitas %asien Meliputi jenis kelamin, umur, demografi, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dll
+. Keluhan utama %ada umumnya keluhan utama pada kasusini merupakan rasa nyeri yang dialami oleh klien. %engkajian mengenai nyeri dilakukan dengan a. Provoking , merupakan peristiwa apa yang bisa men!etuskan nyeri yang dirasakan oleh klien b. Quality, seperti apa nyeri yang sedang dirasakan oleh klien saat ini !. Region, tempat dimana rasa nyeri itu terjadi d. Severity, skala nyeri yang dirasakan oleh klien e. Time, berapa lama nyeri yang dirasakan oleh klien biasanya berlangsung
-. tatus kesehatan a. #iwayat penyakit dahulu erdapat riwayat penyakit mengenai kelainan tulang, tuberkulosis, riwayat jatuh, dan lain lain b. #iwayat penyakit sekarang erjadinya fraktur tertutup yang menyebabkan terjadinya penigkatan tekanan kompartemen, pemasangan gips aatau elasti! bandage yang terlalu ketat, terkena sengatan hewan berbisa, !edera ketika olah raga !. #iwayat penyakit keluarga %enyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh klien saat ini seperti kelainan tulang, tuberkulosis
0. %engkajian keperawatan a. Akti$itas dan latihan ari, mengangkat beban yang terlalu berat, sering berakti$itas dengan mengandalkan kekuatan fisik, kurang istirahat 1. %emeriksaan fisik Keadaan umum terdapat edema di bagian kompartemen ekstrimitas atas dan bawah, klien terlihat lemah, tekanan darah B*046E4 mmHg, peningkatan nadi, peningkatan ## %engkajian fisik a. 'kstrimitas 'kstrimitas terlihat membiru atau sianosis, terdapat edema pada kompartemen di ekstrimitas, terdapat nyeri tekan, tonus otot buruk, warna kulit mengkilap di ekstrimitas yang terkena, tidak ditemukan denyut nadi atau pulsasi pada ekstrimitas yang terkena. b. Kulit dan kuku erlihat sianosis, tidak ada !lubbing finger, akral teraba dingin
;. erapi erapi atau pengobatan yang dijalani oleh klien
9. %emeriksaan penunjang #ontgen M#7
&. Diagnosa keperawatam a.
:yeri
berhubungan
dengan
adanya
peningkatan
tekanan
dalam
kompartemen b.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot
c.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri dan kelemahan, kerusakan
muskuloskeletal,
nyeri
pada
waktu
bergerak.Ansietas
berhubungan dengan prosedur in$asif pada klien d. angguan !itra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan
tugas"tugas
umum,
peningkatan
penggunaan
energi,
ketidakseimbangan mobilitas. e. Kurang %engetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan perawatan
dan
pengobatan
berhubungan
dengan
kurangnya
pemahaman6mengingat kesalahan interpretasi informasi. f.
angguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan reaksi ketidaknyamanan.
5. #en!ana tindakan keperawatan
!o
*
"iagnosa kepera#atan
:yeri akut berhubungan dengan tekanan dalam kompartemen
Tu$uan dan Kriteria %asil
Inter&ensi
Rasional
ujuan etelah dilakukan tindakan : 7 5 keperawatan selama - = +0 jam nyeri yang Pain management dirasakan klien akan berkurang6hilang :/5 1. Pain control . Pain level Kriteria hasil a. Klien akan dapat mengontrol nyeri dengan indikator *) mend emonstrasikan tentang pengenalan nyeri se!ara konsisten +) mendemonstrasikan penggunaan analgesik se!ara konsisten -) mendemonstrasikan pelaporan nyeri se!ara konsisten b. Klien akan dapat men!apai le$el nyeri rendah dengan indikator *) tidak melaporkan nyeri +) tidak menunjukkan ekspresi wajah nyeri
* . Kaji ekspresi non $erbal klien yang menunjukkan ketidaknyamanan + . &erikan informasi tentang penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan hilang, dan !ara mengatasi nyeri - . Ajarkan prinsip manajemen nyeri pada klien 0 . Hilangkan faktor resiko yang dapat meningkatkan nyeri klien 1 . ?asilitasi waktu tidur yang adekuat bagi klien
*. Mengkaji ekspresi non $erbal klien
+. Meningkatkan klien tentang dirasakan
pengetahuan nyeri yang
-. &erusaha memandirikan klien 0. Membantu meningkatkan kenyamanan klien 1. Membantu klien meningkatkan kualitas istirahat ; . Memban tu mengalihkan ; . Ajarkan teknik nafas dalam dan perhatian klien dari nyeri distraksi bagi klien yang dirasakan 9. Analgetik mengurangi nyeri
+
Hambatan etelah dilakukan asuhan keperawatan mobilitas fisik selama -=+0 jam pasien mampu bergerak berhubungan bebas dengan nyeri, ketidaknyamanan, :/5 penurunan *) joint movement kekuatan otot +) mobility level Kriteria Hasil *) %eningkatan akti$itas pasien +) Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
9 . Kolaborasi pemberian analgetik bagi klien : 7 5
klien
!"ercise therapy (ambulation) *.
Kaji kemampuan fungsional otot *. Mengidentifikasi kekuatan 6kelemahan dapat membantu memberi informasi yang diperlukan untuk membantu pemilihan inter$ensi +. Dapat menurunkan resiko iskemia jaringan injury. isi yang sakit biasanya 2. Atur posisi tiap + jam, (supinasi, kekurangan sirkulasi dan si#elying ) terutama pada bagian sensasi yang buruk serta lebih yang sakit mudah terjadi kerusakan kulit6dekubitus -. Meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu men!egah kontraktur, menurunkan resiko hiperkalsiurea dan osteoporosis pada pasien -. Mulai #/M. Aktif6pasif untuk dengan haemorhagi!. semua ekstremitas . Anjurkan 0. Men!egah abduksi bahu dan latihan meliputi latihan otot fleksi siku Fuadri!eps6gluteal ekstensi, jari dan telapak tangan serta kaki.
0.
empatkan bantal di bawah aksila sampai lengan bawah
1.
'le$asi lengan dan tangan
;.
-
1. dapat meningkatkan aliran balik $ena dan men!egah terjadinya formasi edema. ;. jaringan yang edema sangat mudah mengalami trauma, dan sembuh dengan lama. 9. program se!ara indi$idual akan sesuai dengan kebutuhan pasien baik dalam perbaikan defisit keseimbangan , koordinasi dan kekuatan
/bser$asi sisi yang sakit seperti warna, edema, atau tanda lain seperti perubahan sirkulasi. 9. Kolarobarsi dengan ahli terapi fisik, untuk latihan aktif, latihan dengan alat bantu dan ambulasi pasien. angguan pola ujuan setelah dilakukan tindakan : 7 5 tidur berhubungan keperawatan selama -=+0 jam klien akan Sleep enhancement dengan kurangnya dapat memperbaiki pola tidurnya kontrol tidur *. Mengetahui pola tidur klien * . Kaji pola tidur klien :/5 + . Kaji efek pengobatan terhadap +. Mengetahui feke obat bagi kualitas tidur klien 1. Sleep pola tidur klien -. Meningkatkan pengetahuan Kriteria hasil - . 8elaskan arti pentingnya tidur klien tentang pentingnya yang adekuat bagi klien Klien mampu memperbaiki pola tidurnya tidur bagi kesehatan tubuh
dengan baik dengan indikator a. jam tidur tidak berubah b. pola tidur tidak berubah !. tidur malam yang konsisten berubah
0
angguan !itra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas"tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
tidak 0 . Monitor pola tidur dan jumlah jam tidur pada klien 1 . Monitor kegiatan fisik atau psikologis yang dapat mengganggu waktu tidur klien
ujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama * = +0 jam pasien akan beradaptasi dengan baik.
; . 5iptakan lingk ungan yang mendukung kegiatan tidur klien 9 . 7nstruksikan klien untuk merelaksasikan otot sebelum tidur 3 . Kolaborasi pemberian obat yang dapat membantu klien untuk tidur :75 %ncreasing coping *. &antu pasien mengidentifikasi tujuan yang diinginkan
:/5 $o#y image Kriteria hasil
+. &erikan semangat pada pasien
Klien akan mampu menerima perubahan tubuhnya dengan indikator *) %asien akan menyesuaikan perubahan fungsi tubuhnya
-. 8elaskan proses penyakit pada pasien
klien 0. Mengetahui dengan pasti jumlah jam tidur klien 1. Mengetahui dan dapat men!egah kegiatan yang dapat mengganggu waktu tidur klien ;. Meningkatkan rasa nyaman klien saat tidur 9. Meningkatkan rasa nyaman klien saat tidur 3. Memaksimalkan waktu tidur bagi klien yang dapat menunjang kesehatannya
*. %roses perawatan dan inter$ensi sesuai dengan harapan pasien +. Moti$asi dapat mempengaruhi konsep diri pasien -. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang kondisinya 0. %engendalian diri meningkatkan penerimaan
ketidakseimbanga n mobilitas
+) %asien akan dapat menyesuaikan tubuhnya terhadap perubahan adanya penyakit
0. &antu pasien untuk tidak merasa marah dan depresi 1. ingkatkan aktifitas sosial dan komunitas ;. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan
1
Kurang %engetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman6men gingat kesalahan
ujuan etelah dilakukan tindakan keperawatan selama * = +0 jam pasien mengalami peningkatan pengetahuan :/5 &no'le#ge#isease process &no'le#geme#ication
Kriteria hasil
terhadap keadaan diri 1. alah satu bentuk pengalihan terhadap kondisi pribadi ;. Meningkatkan koping dan mempengaruhi pasien mempersepsikan !itra tubuhnya 9. Menurunkan stress
9. 7nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi : 7 5 Teaching #isease process *. Kaji tingkat pengetahuan pasien *. Mengetahui batasan tentang penyakit pengetahuan pasien +. 8elaskan patofisiologi penyakit +. Men!egah kesalahan pasien dan kaitanya dengan pengobatan dalam interpretasi penyakit -. ambarkan tanda dan gejala yang -. Apabila tanda dan gejala mungkin timbul timbul pasien segera menginformasikan 0. %en!egahan segera 0. Diskusikan perubahan gaya hidup komplikasi lebih lanjut yang diperlukan untuk men!egah komplikasi 1. Dukung pasien dalam melakukan 1. Memandirikan pasien
interpretasi informasi.
a. Mampu mengerti proses penyakit yang dialami dengan indikator *) tahu proses penyakit se!ara spesifik +) tahu efek dari penyakit yang dialami -) tahu tanda dan gejala dari penyakit yang dialami b. Mampu mengerti pengobatan yang dianjurkan dengan indikator *) tahu efek terapeutik dari pengobatan +) tahu efek samping pengobatan -) tahu strategi untuk mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan
pemilihan pengobatanya Teaching prescribe# me#ication *. 8elaskan tujuan dari masing" masing pengobatan +. 8elaskan dosis, rute, dan durasi pengobatan -. %eriksa kembali pengetahuan pasien tentang pengobatan 0. 8elaskan efek samping dari setiap pengobatan 1. 8elaskan tanda dan gejala dari o$erdosis atau kekurangan dosis pengobatan
*. Meningkatkan pengetahuan pasien +. Men!egah ke!emasan yang mungkin timbul pada pasien -. Mengetahui batasan pengetahuan pasien 0. Men!egah ke!emasan yang mungkin timbul pada pasien 1. Men!egah ke!emasan yang mungkin timbul pada pasien
Daftar %ustaka
Amendola, &ru!e waddle. +44-. ompartment syn#romes in Skeletal trauma basic science* management* an# reconstruction. Vol 1. !# +r# . aunders AGar ?rederi!k. +44-. ompartment syn#rome in ampbell,s operative orthopae#ics. !# 1-th. Vol +. Mosby. A alter # &. *EEE. Te"tbook o Disor#ers an# %n/uries o the 0usculoskeletal System e#isi ke2+. Maryland ippin!ott