PENDAHULUAN Sindro Sindrom m kompart komparteme emen n adalah adalah suatu suatu kondis kondisii dimana dimana terjad terjadii peningka peningkatan tan tekanan intertsisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen osteofasial yang tertutup!uangan tersebut berisi otot, saraf, dan pembuluh darah "eti "etika ka teka tekanan nan intr intrak akom ompa part rtem emen en meni meningk ngkat at,, perfu perfusi si darah darah ke jari jaring ngan an akan akan berkurang dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik #anda klinis k linis yang umum adalah nyeri, parestesia, paresis, disertai denyut nadi yang hilang
Sindro Sindrom m kompar kompartem temen en dapat dapat diklas diklasifi ifikas kasika ikan n menjadi menjadi akut akut dan kronik kronik,, terg tergan antu tung ng dari dari peny penyeb ebab ab peni pening ngka kata tan n
teka tekana nan n
komp kompar arte teme men n
dan dan
lama lamany nyaa
gejalaPenyebab umum terjadinya sindrom kompartemen akut adalah fraktur, trauma
jaringan lunak, kerusakan arteri, dan luka bakar Sedangkan sindrom kompartemen kronik dapat disebabkan oleh akti$itas yang berulang, misalnya lari
ANA#%&' Lengan ba(ah memiliki ) kompartemen, antara lain* + olar - Dorsal ) &obile (a (ad "ompartemen $olar berisi m fleksor digitorum profunda, m fleksor poli.is longus, m pronator /uadratus dan tendon &obile (ad berisi otot0otot bra.hioradialis, m ekstensor .arpi radialis bre$is, dan m ekstensor .arpi radialis longus serta tendon "ompar "ompartem temen en dorsal dorsal berisi berisi m abdu.t abdu.tor or poli.i poli.iss longus longus dan m eksten ekstensor sor poli.i poli.iss bre$is, m ekstensor poli.is longus, m Ekstensor .arpi ulnaris ulnaris
#ungkai ba(ah memiliki 1 kompartemen, antara lain + - ) 1
Anterior Lateral Posterior superfisial Posterior profunda "ompartemen anterior berisi m tibialis anterior, m ekstensor halu.is longus,
m ekstensor digitorum longus, $asa tibialis anterior, dan m peroneus profunda "ompartemen lateral berisi m peroneus longus dan bre$is, m peroneus superfisialis "ompartemen posterior superfisialis berisi m tibialis posterior, m fleksor halu.is longus, m fleksor digitorum longus, a peroneus, d an ner$us tibialis posterior
EP'DE&'%L%2' Di Amerika, ekstremitas ba(ah distal anterior adalah yang paling banyak mengalami sindrom kompartemen Dianggap kedua paling sering untuk trauma sekitar -0+-3Dari beberapa penelitian, sindrom kompartemen lebih sering terjadi pada pria dibanding (anita Dari +41 pasien yang didiagnosis sindrom kompartemen, 453 berhubungan dengan fraktur dan sebagian diantaranya adalah fraktur tibia
E#'%L%2'
#erdapat berbagai penyebab yang dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang kemudian memi.u sindrom kompartemen, yaitu antara lain* + Penurunan $olume kompartemen 0 #raksi internal berlebihan pada fraktur ekstermitas 0 Penutupan defek fasia - Peningkatan tekanan eksternal 0 "ompresi berkepanjangan pada ekstremitas 0 6alutan yang terlalu ketat 0 6erbaring di atas lengan 0 Pemasangan gips ) Peningkatan tekanan pada struktur kompartemen 0 Perdarahan atau trauma $askuler 0 Peningkatan permeabilitas kapiler 0 Penggunaan otot yang berlebihan 0 Luka bakar 0 %perasi 0 2igitan ular 0 %bstruksi $ena
PA#%2ENES'S Sejauh ini penyebab tersering sindrom kompartemen adalah .edera, dimana 173 kasus terjadi akibat fraktur, dan 893 dari kasus tersebut terjadi pada ekstremitas ba(ah Sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia Sindrom kompartemen merupakan hasil dari peningkatan tekanan intra kompartemen
Peningkatan
tekanan
ini
bergantung
dari
kejadian
yang
menyebabkannya #erdapat - ma.am sindrom kompartemen #ipe pertama adalah tipe akut yang berhubungan erat dengan trauma dan yang kedua adalah tipe kronik akibat akti$iats yang repetiti$e biasanya berhubungan dengan mikrotrauma yang biasanya berhubungan dengan akti$itas sehari0hari Perfusi jaringan sebanding dengan perbedaan antara tekanan perfusi kapiler :;apillary Perfusion Pressure<;PP= interstisial, yang dinyatakan dengan rumus L6> ? :PA0P= :Lo.al 6lood >lo(
&iosit normal membutuhkan oksigen bertekanan 70@
mmHg untuk
metabolisme #ekanan ini dapat di.apai dengan ;PP -7 mmHg dan tekanan jaringan interstisial 104 mmHg "etika ada .airan yang masuk ke dalam kompartemen yang memiliki $olume yang tetap, ini akan membuat peningkatan tekanan jaringan dan tekanan $ena juga meningkat "etika tekanan interstisial melebihi ;PP, maka akan membuat arteri dan otot mengalami kolaps dan berujung pada iskemik jaringan !espon tubuh terhadap iskemik adalah pelepasan substansi yang menyerupai histamin yang meningkatkan permeabilitas $askuler Hal ini menyebabkan terjadinya kebo.oran plasma dan terjadi sumbatan darah di kapiler ke.il yang semakin memperburuk iskemia yang terjadi Selanjutnya yang terjadi adalah miosit akan melisiskan diri dan protein miofibrilar berubah menjadi partikel osmoti. yang aktif menarik air dari arteri Satu miliosmol :m%sm= diperlirakan memiliki tekanan +5,7 mmHg, sehingga tekanan yang relatif ke.il pada partikel osmotik aktif dalam kompartemen tertutup menarik .airan yang .ukup untuk menyebabkan kenaikan lebih lanjut pada tekanan intramuskular "etika aliran darah jaringan berkurang jauh, iskemia otot dan edema sel semakin memburuk #anpa
memperhatikan
penyebabnya,
peningkatan
tekanan
jaringan
menyebabkan obstruksi $ena dalam ruang yang tertutup Peningkatan tekanan se.ara terus0menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramus.ular meninggi Pada titik ini, tidak ada lagi darah yang masuk ke kapiler, sehingga menyebabkan kebo.oran pada
ke dalam kompartemen,
yang diikuti dengan meningkatnya
tekanan
intra
kompartermen Penekanan terhadap saraf perifer di sekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat 6ila terjadi peningkatan tekanan intrakompartemen maka tekanan $ena meningkat Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan berhenti, sehingga terjadi hipoksia jaringan :pale= ika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan ner$us, yang akan menyebabkan keusakan ire$ersibel :nekrosis= pada komponen tersebut Sindrom kompartemen kronik terjadi ketika tekanan antara kontraksi yang terus0menerus tinggi dan mengganggu aliran darah Sebagaimana terjadinya kenaikan tekanan, aliran arteri selama relaksasi otot semakin menurun, dan pasien akan mengalami kram otot 6iasanya yang terkena adalah kompartemen anterior dan lateral dari tungkai ba(ah %tot dapat membesar sekitar -93 selama latihan dan akan menambah peningkatan sementara dari tekanan intra kompartemen "ontraksi otot berulang dapat meningkatkan tekanan intramus.ular pada batas dimana dapat terjadi iskemia berulang
2EALA "L'N'S 2ejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal sebagai 7P, yaitu* + Pain :nyeri= Nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot0otot yang terkena, ketika ada trauma langsung Nyeri merupakan gejala dini yang paling penting #erutama jika mun.ulnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinis : pada anak0anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesik lebih banyak dari biasanya= %tot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang
spesifik dan sering 6iasanya nyeri yang dirasakan dideskripsikan seperti terbakar Nyeri tidak bisa dijadikan dasar pasti untuk diagnosis, .ontohnya pada kasus fraktur terbuka, kita tidak tahu rasa sakitnya berasal dari frakturnya atau dari peningkatan kompartemen - Pallor :pu.at= Diakibatkan oleh menurunnya perfusi pada daerah tersebut ) Pulselessness :berkurang atau hilangnya denyut nadi= Pulsasi perifer biasanya normal terutama pada ekstremitas atas pada sindrom kompartemen akut 1 Paresthesia :rasa baal= Paresthesia atau baal adalah gejala yang tidak bisa diandalkan untuk keluhan a(al 7 Paralisis &erupakan tanda lanjut akibat penurunan sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena sindrom kompartemen
Pada sindrom kompartemen kronik, gejala yang bisa timbul adalah* + Nyeri yang timbul saat akti$itas, terutama saat olahraga 6iasanya setelah berlari atau berakti$ita selama -9 menit - Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat +70)9 menit ) #erjadi kelemahan atau atrofi otot
D'A2N%S'S Selain melalui tanda dan gejala yang ditimbulkan, penegakkan diagnosa sindrom kompartemen dilakukan dengan pengukuran tekanan intra kompartemen Pengukuran tekanan intra kompartemen ini dibutuhkan pada pasien yang tidak sadar, pasien yang tidak kooperatif, pasien yang sulit berkomunikasi dan pasien0pasien dengan trauma multiple seperti trauma kepala, medulla spinalis, dan trauma saraf perifer #ekanan intra kompartemen normalnya adalah 9Perfusi yang tidak adekuat dan iskemia relati$e ketika tekanan meningkat antara +90)9 mmHg dari tekanan diastolik #idak ada perfusi yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastolik Dalam mendiagnosis suatu kasus sindrom kompartemen, sama seperti kasus lain, dengan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik menyeluruh, dan dengan bantuan pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan .arilah tanda0tanda khas dari sindrom kompartemen yang ada pada pasien, karena dapat membantu penegakkan diagnosis
Pada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri hebat setelah ke.elakaan atau patah tulang, Ada - yang dijadikan dasar untuk menegakkan diagnosis sindrom kompartemen yaitu nyeri dan paresthesia :namun paresthesia biasanya mun.ul pada tahap lanjut Pada pemeriksaan fisik kita harus men.ari tanda0tanda fisik tertentu yang terkait dengan sindrom kompartemen, dia(ali dengan rasa nyeri dan rasa terbakar, penurunan kekuatan dan akhirnya kelumpuhan ekstremitas Pada bagian distal terdapat pallor :pu.at= dan pulselessness : denyut nadi melemah atau hilang= akibat penurunan perfusi pada jaringan tersebut &enindaklanjuti pemeriksaan fisik penting untuk mengetahui perkembangan gejala yang terjadi, antara lain nyeri saat istirahat atau saat bergerak ke arah tertentu, terutama saat peregangan otot pasif dapat meningkatkan ke.urigaan kita dan merupakan a(al indikator klinis dari sindrom kompartemen Nyeri tersebut biasanya tidak dapat teratasi dengan pemberian analgesik termasuk morfin "emudian bandingkan daerah yang terkena dan daerah yang tidak terkena D'A2N%S'S 6AND'N2 Diagnosis yang sering membingungkan dan sulit dibedakan dengan sindrom kompartemen adalah oklusi arteri dan kerusakan saraf primer, dengan beberapa .iri yang sama yang ditemukan pada masing0masing penyakit
Pada sindrom kompartemen kronik didapatkan nyeri yang hilang timbul, dimana nyeri mun.ul pada saat berolahraga dan berkurang saat istirahat Sindrom kompartemen kronik dibedakan dengan klaudikasio intermiten yang merupakan nyeri otot atau kelemahan otot pada tungkai ba(ah karena latihan dan berkurang saat istirahat, biasanya nyeri berkurang -07 menit setelah istirahat Hal ini disebabkan oleh adanya oklusi atau obstruksi pada arteri bagian proksimal, tidak ada peningkatan tekanan kompartemen dalam hal ini Sedangkan sindrom kompartemen kronik adanya kontraksi otot berulang0ulang yang dapat meningkatkan tekanan intra muskular, sehingga menyebabkan iskemia kemudian menurunkan aliran darah dan otot menjadi kram Diagnosis banding dari sindrom kompartemen antara lain* + - ) 1 7
Deep ein #hrombosis dan #hrombophlebitis 2as 2angren >asiitis nekrotikans ;edera $as.ular perifer !habdomiolisis
PE&E!'"SAAN PENUNAN2 Pada kasus sindrom kompartemen dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, antara lain* + Laboratorium Hasil laboratorium biasanya normal dan tidak dibutuhkan untuk mendiagnosis sindrom kompartemen, tetapi dapat menyingkirkan diagnosis banding lainnya 0 Hitung sel darah lengkap
0
;reatinin Phosphokinase :;P"= ika nilainya berkisar +99907999 U
0 0 0
bisa
menjadi
indikasi
sedang
terjadinya
proses
sindrom
kompartemen &ioglobin serum dan urin #oksikologi urin Prothrombin #ime :P#= dan a.ti$ated Partial #hromboplastin #ime :aP##=
untuk persiapan preoperati$e - Pen.itraan 0 B0!ay Pada ekstermitas yang terkena, pemeriksaan ini untuk menilai ada atau
0
tidaknya fraktur US2 US2 membantu untuk menge$aluasi aliran arteri dalam mem$isualisasi D# di ekstremitas ba(ah, selain itu bisa menge$aluasi otot yang robek#etapi pemeriksaan US2 sendiri tidak berguna dalam menegakkan
sindrom kompartemen, tetapi untuk diagnosis banding lainnya 0 ;# S.an dan &!' Pemeriksaan ini hanya untuk menyingkrkan diagnosis banding lainnya ) Pengukuran tekanan kompartemen 0 "ateter Sti. "ateter Sti. adalah alat portable yang memungkinkan untuk mengukur tekanan intra kompartemen se.ara terus0menerus Pada kateter sti., tindakan yang dilakukan adalah memasukkan kateter melalui .elah ke.il pada kulit ke dalam kompartemen ototSebelumnya kateter dihubungkan dengan transduser tekanan dan akhirnya tekanan intra kompartemen dapat diukur
Alat transduser yang dihubungkan dengan kateter bisa digunakan untuk mengukur tekanan kompartemen akut sekitar )7019 mmHg, tetapi masih dijadikan perdebatan Pemeriksaan ini merupakan kriteria standar dan harus menjadi prioritas untuk sindrom kompartemenAlat yang digunakan adalah Stryker Pressure #onometer
0
#eknik jarum :Chitesides= #eknik ini merupakan .ara yang paling sederhana, mudah dikerjakan, aman, murah, serta dapat diulang0ulang Pada metode ini, tindakan yang dilakukan adalah memasukkan jarum yang telah dihubungkan dengan alat pengukur tekanan ke dalam kompartemen otot Alat pengukur tekanan yang digunakan adalah modifikasi dari manometer merkuri yang dihubungkan dengan selang dan stop.o.k ) arah
ika tekanan lebih dari 17 mmHg atau selisih kurang dari )9 mmHg dari diastole, maka diagnosis telah didapatkan Pada ke.urigaan sindrom kompartemen
kronik,
menyebabkan nyeri
tes
ini
dilakukan
setelah
akti$itas
yang
PENA#ALA"SANAAN #ujuan dari penatalaksanaan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit fungsi neuroligis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui bedah dekompresi Penanganan yang menjadi pilihan untuk sindrom kompartemen akut adalah dekompresi &eskipun fasiotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik, namun beberapa hal, seperti masalah memilih (aktu yang masih diperdebatkan Semua ahli bedah setuju bah(a adanya disfungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan fasiotomi Penanganan sindrom kompartemen se.ara umum*
+ #erapi non medikamentosa Pemilihan terapi ini apabila diagnosis sindrom kompartemen masih dalam dugaan sementara 6entuk terapi ini meliputi* 0 &enempatkan kaki setinggi jantung untuk mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal, ele$asi dihindari karena dapat menurunkan
0
aliran darah dan akan memperberat iskemia Untuk menurunkan tekanan intra kompartemen, gips harus dibuka dan pembalut konstriksi harus dilepas &elepaskan + sisi gips dapat mengurangi tekanan intra kompartemen sebesar )93, melepaskan - sisi
0
gips dapat menghasilkan penurunan tekanan sebesar )73 Pada pasien dengan fraktur tibia dan di.urigai mengalami sindrom kompartemen,
lakukan
imobilisasi
pada
tungkai
ba(ah
dengan
meletakkan plantar pada keadaan fleksi Hal ini dapat menurunkan tekanan kompartemen
posterior dan tidak
meningkatkan tekanan
kompartemen anterior - #erapi medikamentosa 0 Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti ra.un dapat menghambat
0 0
perkembangan sindrom kompartemen &engoreksi hipoperfusi dengan kristaloid dan produk darah Pada peningkatan isi kompartemen, penggunaan diuretik dan manitol
dapat mengurangi sindrom kompartemen 0 %bat0obatan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri ) #erapi bedah >asiotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen men.apai )9 mmHg #ujuan dari tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki perfusi otot ika tekanannya )9 mmHg, maka daerah yang terkena .ukup diobser$asi dengan .ermat dan diperiksa lagi pada jam0jam berikutnya "alau keadaan
membaik, e$aluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya dile(ati Akan tetapi, jika memburuk, maka segera dilakukan fasiotomi "eberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 4 jam Se.ara umum pada saat inibanyak ahli bedah menggunakan tekanan kompartemen )9 mmHg sebagai indikasi untuk melakukan fasiotomi 6eberapa ahli menyarankan untuk dilakukan fasiotomi pada pasien berikut* 0 Pasien yang normotensif dengan temuan klinis yang positif, yang memiliki tekanan intra kompartemen yang lebih besar dari )9 mmHg, dan
0
durasi tekanan yang meningkat yang dianggap lebih dari 8 jam Pasien yang tidak koperatif atau tidak sadar, dengan tekanan intra
0
komparteman )9 mmHg Pasien hipotensif dengan tekanan intra kompartemen yang -9 mmHg
#erdapat - tehnik dalam fasiotomi, yaitu teknik insisi tunggal dan insisi ganda 'nsisi ganda pada tungkai ba(ah paling sering digunakan karena lebih aman dan efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan $ena peroneal
1 H6% :Hyperbari. %Fygen #herapy= #erapi ini men.etuskan untuk terjadinya hyperoFi. $aso.onstri.tion, dimana bisa mengurangi pembengkakan dam meningkatkan aliran darah dan oksigenasi lokalSelain itu, juga meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan dan membantu jaringan yang masih hidup untuk bertahan
"%&PL'"AS' Sindrom kompartemen bila tidak mendapatkan penanganan denga segera, akan menimbulakan berbagai komplikasi, antara lain* + Nekrosis saraf dan otot dalam kompartemen yang ire$ersibel - "ontraktur olkmann
&erupakan pemendekan otot0otot lengan ba(ah permanen, yang memberikan deformitas
) 1 7 4
.la(like
pada
tangan,
jari0jari
tangan,
dan
pergelangan
tangan6iasanya terjadi pada anak0anak aringan parut otot, kontraktur, dan hilangnya fungsi daerah yang terkena 'nfeksi !habdomiolisis 2agal ginjal akut
P!%2N%S'S Prognosis sindrom kompartemen bergantung pada (aktu penegakkan diagnosis dan pengambilan tindakan Hal lain yang juga mempengaruhi adalah tempat terjadinya sindrom kompartemen, dan penggunaan ekstremitas tersebut pada kehidupan sehari0hari Sindrom kompartemen akut .enderung memiliki hasil akhir yang jelek #oleransi otot untuk terjadinya iskemia adalah 104 jam "erusakan ire$ersibel dapat terjadi setelah 8 jam ika diagnosis terlambat, dapat menyebabkan
.edera saraf dan hilangnya fungsi otot &eskipun fasiotomi dilakukan lebih a(al, sekitar -93 pasien mengalami defisit motorik dan sensorik yang persisten