LAPORAN PENDAHULUAN CA PROSTAT I.
Tinjauan Teori
1.
Definisi
Kanker Prostat adalah pertumbuhan tumor ganas dari jaringan parenchym kelenjar prostat. (M.Thompson & Mc Farland, Manual of Clinical Nursing 1989 , 1464)
Kanker prostate adalah kanker nomor satu yang diidentifikasi pada para pria di ameriak serikat dan penyebab kematian tersering kedua akibat kanker kanker pada populasi tersebut (Yang pertama adalah kanker paru). Kanker Kanker prostate biasanya didiagnostik pada pria berusia diatas 65 Tahun). Tahun). 2.
Etiologi
Seperti tumor ganas lain, maka etiologi kanker prostat belum diketahui dengan tepat. Ada yang menghubungkan dengan radang atau hormon. Hampir 75 % kanker prostat ditemukan pada bagian posterior dari pada lobus medius, dan hampir seluruhnya mulai dari bagian yang dekat dengan simpai. Ada pendapat tercatat bahwa terdapat 3 kali lebih besar kasusnya karena ada riwayat ayah atau kakek menderita kanker prostat. Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas yang sering ditemukan pada pria dewasa ( 50% dari seluruh tumor ganas pria ) usia diatas 50 tahun dan akan meningkat tajam pada usia di atas 80 tahun. 3.
Patofisiologi
Pertumbuhan
sel
yang
abnormal
(
adenokarsinoma
)
yang
berdeferensiasi di sel parenchym kelenjar prostat secara infiltrat dibagian
kapsul / pembungkusnya. Yang sering terserang adalah di bagian lobus posterior dan membentuk massa sehingga prostat membesar seperti hyperplasia kemudian dapat terjadi penekanan di semi vesika urinaria atau penyempitan urethra. Anak sebar menyebar ke lateral yaitu menuju otot anus / rectum melalui hematogen dan kelenjar lymphe sehingga dapat metastasi ke paru - pa ru, otak, tulang dan organ-organ lain. 4.
Tanda dan Gejala
Timbulnya tanda dan gejala biasanya setelah stadium lanjut yaitu adanya pembesaran prostat, karena pada permulaan sulit diraba dalam pemeriksaan rektal touche. a. Gangguan saluran kencing : 1) Retensi urine 2) Nokturia 3) Hematuri 4) Disuria 5) Kencing menetes b. Gangguan sistem lain : 1) Nyeri di daerah rektum ( metastasi ke rektum / perineum ) 2) Sesak nafas / nafasnya terengah-engah 3) Anemia 4) Berat badan turun 5.
Test diagnostik
a. Biopsi dengan jarum lewat perineal atau Transrektal
b. Biopsi dengan membuka jaringan kulit. c. Cystoscopy d. Pelvic CT Scan e. Transrectal Ultrasonografi f. Laboratorium : 1) Alkali Phospatase 2) PAP ( Prostatic Acid Phosphatase ) 3) Serum TAP ( Total Acid Phosphatase ) 4) Hb, leukosit, trombosit 6. Therapi a. Operasi :
1) Prostatektomi radikal melalui perineal, retropubic dan transpubic 2) Orchiectomy b. Obat-obatan :
Estrogen, Kortikosteroid , Kemoterapi. 7. Komplikasi
a.
Metastase ke paru - paru, otak, dan tulang
b. Hydronephrosis.
II.
Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
Faktor penyebab timbulnya kanker prostat
Pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan perawatan di rumah
2. Pola nutrisi dan metabolik
Kebiasaan makanan yang dikonsumsi Nafsu makan menurun , mual , muntah
Berat badan menurun
Konjuctiva pucat / anemi
Laboratorium HB < 10 mg % Lekosit : Ada kenaikan jika terdapat infeksi sistem perkemihan Ureum : > 30 – 40 mg % Creatinin : > normal Alkhali pospatase : > normal Albumin : < normal Globulin : < normal
3. Pola eliminasi
Urine menetes tak dapat memancar, tidak dapat mengosongkan
kandung kemih sampai habis
Nokturia
Dysuria
Urine campur darah
Peristaltik usus < 6 kali / menit
Kandung kemih penuh dan keras
Rectal touche teraba benjolan dan keras
Warna urine kuning tua, coklat sampai ada darah, ada kuman bakteri
berjumlah sedikit 4. Pola aktifitas dan latihan.
Riwayat pekerjaan
Mengeluh lemas, cepat lelah, tidak bergairah dalam melaksanakan
aktifitas atau hobi.
5.
Peningkatan tekanan darah
Tungkai udema
Pola tidur dan istirahat .
Gangguan tidur karena nyeri di daerah peritoneal Kandung kemih penuh sering
bak dimalam hari, yang tidak
terlampiaskan
Nyeri di daerah punggung
6. Pola persepsi kognitif dan sensorik 7.
Pola persepsi dan konsep diri
Mengeluh ada rasa tak berdaya, putus asa, depresi, menarik diri.
8. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Mengeluh tidak adekuatnya suport sistem
9. Pola reproduksi dan seksual
Mengeluh menurunnya kemampuan berejakulasi, takut mengganggu
pasangannya dengan urine yang menetes.
Adanya pembesaran prostat
10. Pola mekanisme koping dan toleransi
Mengeluh putus asa
Marah, menarik diri, denial
11. Pola sistem nilai atau kepercayaan
Sakit kanker adalah kutukan
B. Diagnose Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan dan prognosanya. 2. Gangguan pola eliminasi ( bak ): retensi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kencing urethra, tonus kandung kemih menurun
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme (akibat proliferasi sel-sel kanker), intake kurang adekuat 4. Perubahan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rektum / perineal. 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi, dan kelelahan dan kompresi susunan saraf karena proses met astase. 6. Disfungsi seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan : kemotherapi, terapi radiasi, operasi, nyeri .
C. Perencanaan
1.
Cemas berhubungan dengan ketidaktauan tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan dan prognosanya. Hasil Yang diharapkan :
Stress berkurang dan perbaikan koping yang ditandai dengan : -
Penampilan rilaks.
-
Status kecemasan menurun sampai hilang.
-
Mendemonstrasikan kemampuan pengetahuan tentang
-
penyakitnya jika diberi pertanyaan.
-
Bergabung dalam komunikasi terbuka dengan pasien lain.
Rencana tindakan :
1) Mendengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh perhatian R : Klien dapat mengungkapkan penyebab kecemasannya sehingga perawat dapat menentukan tingkat kecemasan klien dan menentukan intervensi untuk klien selanjutnya. 2) Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien R : mengobservasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien dapat mengetahui tingkat kecemasan yang klien alami. 3) Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien R : Dukungan keluarga dapat memperkuat mekanisme koping klien sehingga tingkat ansietasnya berkurang. 4) Meningkatkan pengetahuan klien mengenai penyakit
R : Peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang dialami klien dapat membangun
mekanisme
koping
klien
terhadap
kecemasan
yang
dialaminya 2.
Gangguan pola eliminasi ( bak ): retensi urine berhubungan dengan obstruksi
saluran kencing urethra, tonus kandung kemih menurun
Hasil yang diharapkan :
Pola eliminasi ( bak ) kembali normal ditandai dengan :
Interval bak normal
Dalam catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah bak.
Intake dan output seimbang
Tidak ada catatan tentang keluhan urine menetes, kandung kemih penuh.
Rencana tindakan : 1. Anjurkan klien minum sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi jantung bila
diindikasikan R/ Peningkatan aliran cairan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. 2. Perkusi / palpasi area supra pubis
R/ Distensi kandung kemih dapat dirasakan di area supra pubik. 3. Observasi aliran dan kekuatan urine, ukur residu urine pasca berkemih.
Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan program kateterisasi intermiten. R/ Observasi aliran dan kekuatan urine untuk mengevaluasi
adanya
obstruksi dan Mengukur residu urine untuk mencegah urine statis karena dapat beresiko infeksi 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antagonis
Alfa -
adrenergic : prazosin 3x5mg R/ Mengurangi obstruksi pada buli-buli, relaksasi didaerah prostat sehingga gangguan aliran air seni dan gejala-gejala berkurang.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme (akibat proliferasi sel-sel kanker), intake kurang adekuat
Hasil yang diharapkan :
Menjaga kebutuhan nutrisi secara optimal yang ditandai dengan - Ada respon positif terhadap makanan favorit. - Kebersihan mulut terkontrol - Adanya kenaikan berat badan setelah keinginan / nafsu makan meningkat. Rencana tindakan :
1. Kaji intake px R: Sebagai informasi dasar untuk perencanaan awal dan validasi data 2. Tingkatkan intake makan melalui : -
Kurangi gangguan dari luar
-
Jaga privasi px
-
Sajikan makanan dalam kondisi hangat
R: Cara khusus tingkatakan nafsu makan 3. Selingi makan dengan minum R: Memudahkan makanan masuk 4. Jaga kebersihan mulut px R: Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan 5. Berikan makan sedikit tapi sering R: Meningkatkan intake makanan 6. Kolaborasi dengan ahli gizi R: Memberikan asupan diit yang tepat
4. Perubahan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rektum/perineal ( penyakitnya ) dan pengobatan modaliti ( utama ) Hasil yang diharapkan :
Nyeri hilang yang ditandai dengan : Dalam catatan tidak ada keluhan nyeri. Rencana Tindakan :
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( skala 1-10 ), dan lamanya. R: Memberi informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan Intervensi
2. Beri tindakan kenyamanan, contoh: membantu klien melakukan posisi yang nyaman, mendorong penggunaan relaksasi / latihan nafas dalam. R: Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping. 3. Beri kateter jika diinstruksikan untuk retensi urine yang akut : mengeluh ingin kencing tapi tidak bisa. R: Retensi urine menyebabkan infeksi saluran kemih, hidro ureter dan hidro nefrosis 4. Observasi tanda-tanda vital R: Mengetahui perkembangan lebih lanjut 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat Asamefenamat 3x500 mg R: Untuk menghilangkan nyeri hebat / berat, memberikan relaksasi mental dan fisik.
5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi dan kelelahan dan kompresi susunan saraf karena proses metastase. Hasil yang diharapkan :
Mobilisasi fisik membaik ditandai dengan: Pasien mencoba untuk malakukan aktifitas pasif dan secara bertahap melakukan aktifitas aktif. Rencana tindakan :
1. Bantu klien memilih aktivitas yang sesuai dengan kondisi. R: Aktivitas yang teralau berat dan tidak sesuai dengan kondisi klian dapat memperburuk toleransi terhadap latihan. 2. Bantu klien untuk melakukan aktivitas/latihan fisik secara teratur. R: Melatih kekuatan dan irama jantung selama aktivitas. 3. Monitor status emosional, fisik dan social serta spiritual klien terhadap latihan/aktivitas. R: Mengetahui setiap perkembangan yang muncul segera setelah terapi aktivitas. 4. Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada klien R: Mencegah penggunaan energy yang berlebihan karena dapat menimbulkan kelelahan.
5. Tentukan persepsi klien dan perawat mengenai kelelahan. R: Memudahkan klien untuk mengenali kelelahan dan waktu untuk istirahat. 6. Tentukan penyebab kelelahan (perawatan, nyeri, pengobatan) R: Mengetahui sumber asupan energy klien.
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan : kemotherapi,terapi radiasi, operasi, nyeri . Hasil yang diharapkan :
Dapat memodifikasi fungsi seksualnya dengan rileks dan gembira yang ditandai dengan pasien mau mendiskusikan alternatif pendekatan yang tepat untuk mengekspresikan seksualnya . Rencana tindakan: 1.
Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia. R: Untuk membantu memberikan pengertian disfungsi seksual terhadap asien
2.
Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual. R: Membantu memberi informasi ke pasien
3.
Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak, rendah kolestrol, dan berupa diet vegetarian R: Membantu mengobati pola diet pasien
4.
Anjurkan klien untuk menggunakan krim vagina dan gel R: Mempermudah dalam melakukan hubungan seksual