27
BAB I
PENDAHULUAN
latar belakang
Hasil hutan merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang beragam yang didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu dan hasil hutan tidak kentara seperti perlindungan tanah, pelestarian sumberdaya air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa hutan, kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya yang mempunyai potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia
Kecamatan Labuan sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Donggala yang memiliki berbagai sumber daya alam yang besar salah satunya berupa sumberdaya hasil kayu dan non kayu. Berdasarkan sumber daya alam yang ada, setiap sumber daya alam di tiap-tiap daerah memiliki potensi ekonomi yang berbeda untuk mengelolah sumber daya alam di tiap daerah.
Dalam rangka mengetahui nilai potensi ekonomi sumber daya hutan di daerah, maka sangatlah tepat untuk melakukan identifikasi nilai ekonomi dan peran ekonomi dalam meningkatkan produktifitas sumber daya hutan didesa Labuan Kunguma.
Tujuan dan kegunaan
Tujuan dan kegunaan dari praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan ini yaitu
Mengetahui jenis-jenis potensi ekonomi sumber daya hutan dan jasa lingkungan yang terdapat di desa Labuan Kunguma.
Mengetahui daya tarik potensi sumber daya hutan yang dimiliki oleh kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma.
Mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat berdasarkan potensi sumber daya hutan di sekitar kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma.
Mengetahui kendala yang dhadapi dalam pengelolaan sumber daya hutan
Mengetahui pengembangan potensi sumber daya hutan dan jasa lingkungan yang sangat berpotensi di kawasan hutan desa Labuan Kunguma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranan sumber daya hutan dalam Pembangunan Ekonomi.
Beberapa peranan sumberdaya hutan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara atau wilayah/daerah berikut ini. (Syamsu A, dkk, 2009)
Peranan Sumber daya Hutan sebagai Penghasil Devisa
Peranan sumber daya hutan sebagai penghasil devisa sangat penting untuk
perbaikan ekonomi makro dan perdagangan global. Peranan hasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumber daya, karena hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya eksploitasinya rendah. Meskipun berada terjadi penurunan kinerja untuk industri kehutanan tertentu, secara umum sektor kehutanan periode sepuluh tahun terakhir (1995 - 2004) telah berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan devisa. (Syamsu A, dkk, 2009)
Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi Lainnya
Sebagai penggerak sektor ekonomi lainnya, maka hasil hutan memberi dukungan modal bagi pembangunan infrastruktur industri dalam negeri dan untuk penyediaan teknologi yang berasal dari impor. Dukungan lainnya adalah banyak kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu tebangan untuk mendorong kegiatan perkebunan, sebagai hasil konversi hutan. Produk hasil hutan , baik berupa kayu maupun bukan kayu, adalah merupakan bahan baku industri, yang mendorong berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan dan pemasaran). (Wirakusumah, S. 2003)
Analisis keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah pada dasarnya melihat dampak terhadap output akibat sektor-sektor ekonomi saling pengaruh mempengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung. Mekanismenya terlaksana dengan dua cara yaitu keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage). (Mohan P.M.,1984)
Peranan Sumberdaya Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja.
Sumberdaya hutan sangat penting artinya dalam mendorong tersedianya lapangan kerja, karena sektor kehutanan memiliki banyak lapangan usaha antara lain:
Kegiatan penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan.
Kegiatan pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)
Kegiatan dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, Industri pulp dan kertas, industri wood working, industri plywood, industri gondorukem, dan industri-industri yang bahan baku utamanya dari hasil hutan seperti gula aren.
Kegiatan jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, rekreasi hutan, transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan sektor kehutanan.
Peranan Sumberdaya Hutan dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional.
Peranan sektor kehutanan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa daerah seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua sektor kehutanannya memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap nilai PDRB yang dicapai. Artinya peran sektor kehutanan sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Sementara Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi sektor kehutanan di daerahnya memiliki sumbangan yang cukup besar bagi nilai PDRB. Hal ini penting untuk dikemukakan karena masih terdapat pemikiran sekaligus analisa yang cenderung menyesatkan di sebagian kalangan, dimana secara nasional PDRB agregat yang dihasilkan sektor kehutanan relatif kecil. Akibatnya timbul simplifikasi bahwa upaya pengembangan dan pembangkitan sektor kehutanan dirasa tidak penting. Padahal, peran sektor kehutanan di daerah- daerah tertentu yang menyumbangkan PDRB signifikan sangatlah besar kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi regional, utamanya devisa, pajak serta penyerapan tenaga kerja. Dipastikan, kegagalan mempertahankan bahkan membangkitkan kembali peran sektor kehutanan akan berdampak sangat buruk terhadap kondisi sosial ekonomi regional. (Syamsu Alam,dkk. 2009)
Peranan Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan
Peranan kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan diberikan oleh keberadaan sumberdaya hutan sebagai perlindungan plasma nutfah, keanekaragaman hayati, dan nilai-nilai estetis yang potensial bernilai ekonomi apabila dapat dikelola dengan baik. Pengembangan perekonomian pariwisata terutama ekowisata sangat dipengaruhi oleh bentang alam, keindahan dan kekhasan sumberdaya hutan. Peranan sumberdaya hutan ini tidak menghasilkan langsung nilai uang, tetapi menghasilkan nilai uang bagi sektor pariwisata. Di masa depan peranan jasa lingkungan berupa perbaikan tata air, pembersih udara, nilai estetika mempunyai peranan yang sangat besar dalam keberlanjutan ekonomi jangka panjang. (Wirakusumah S. 2003)
Potensi-potensi ekonomi sumber daya hutan.
Hutan sebagai salah satu sumber saya alam yang bersifat dapat diperbaharui memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting bagi kelansungan hidup umat manusia secara lintas generasi. Karena itu, menjadi sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk memahami seberapa besar potensi yang terkandung dalam sumber daya hutan sehingga proses pengelolaan dan pemanfaatannya-baik dalam konteks manfaat ekonomi, ekologi dan sosial akan dapat dilakukan secara efektif dan optimal. Berikut ini disajikan berbagai potensi sumber daya hutan yang harus dimanfaatkan secara efektif dan optimal. (Syamsu A, dkk, 2009)
Landscaping (Jasa Lingkungan/Fenomena Alam)
Semua kawasan hutan pada prinsipnya mempunyai nilai yang dapat ditransfer sebagai biaya pengelolaan kawasan yang bersangkutan. Salah satu bentuk pengelolaan hutan dengan memanfaatkan nilai hutan tersebut adalah melalui pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan jasa lingkungan pada kawasan hutan merupakan bentuk usaha untuk memanfaatkan jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utama hutan.
Konsep optimalisasi jasa lingkungan dan ekowisata membutuhkan berbagai kondisi untuk berkembang. Selain masalah aturan perundangan dalam bentuk perijinan dan insentif fiskal, usaha tersebut juga mutlak membutuhkan infrastruktur yang memadai, di samping ketersediaan sumber daya manusia yang mampu memenuhi kualifikasi atau kebutuhan wisata lingkungan.(Syamsu A, dkk, 2009)
Hutan dan Transfer Nilai Karbon
Sebagai komunitas tanaman berkayu yang tumbuh dan hidup dalam
jangka waktu yang relatif panjang, hutan memiliki kesempatan untuk mengakumulasikan karbon dioksida (CO2) atmosfer dalam bentuk biomassa. Dengan demikian vegetasi hutan merupakan cadangan karbon (carbon stock) terestrial yang sangat penting. Oleh karena itu alih-guna lahan dari hutan ke non-hutan dan sebaliknya merupakan aktivitas manusia yang mempengaruhi kemampuan ekosistem hutan dalam melepas dan mengikat karbon atmosfer. (Gregory, G. R, 1978)
Pemanfaatan Keragaman Hayati Hutan
Transfer nilai keanekaragaman sumber daya alam hayati sangat dipengaruhi oleh nilai jenis dari tumbuhan dan satwa yang ada. Nilai jenis tergantung dari kelangkaan dan sifat eksotik dari jenis, semakin langka dan eksotik suatu jenis, akan semakin tinggi nilainya. Indonesia dengan kawasan hutan yang mempunyai keanekaragaman sumber daya hayati sangat besar sangat potensial untuk mendapatkan transfer nilai dari keanekaragaman tersebut. (Syamsu A, dkk, 2009)
Bentuk-bentuk pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar diantaranya berupa: (1) pengkajian penelitian dan pengembangan, (2) penangkaran, (3) perburuan, (4) perdagangan, (5) peragaan, (6) pertukaran, (7) budidaya tanaman obat-obatan dan tanaman hias serta (8) pemeliharaan untuk kesenangan atau hoby yang pelaksanaannya diatur melalui peraturan perundang-undangan. (McNelly, 1993)
Hutan dan Transfer Nilai Air
Konservasi daerah aliran sungai terutama dimaksudkan agar daerah hulu dapat menyimpan air cadangan yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau sekaligus mencegah terjadinya banjir pada saat musim penghujan. Transfer nilai air melalui pemanfaatan sumber-sumber air secara makro meliputi (1) upaya pengembangan elemen pengendalian banjir, (2) pemanfaatan air untuk irigasi, (3) pemanfaatan air untuk pembangkit tenaga listrik, (4) memperoleh air domestik untuk air minum dan industri, (5) pengelolaan watersheed, (6) lalu lintas air, (7) rekreasi, (8) perikanan, (9) pengendalian pencemaran air, (10) pengendalian tanaman air dan serangga, (11) drainase dan pengembangan rawa, (12) pengendalian sedimen, (13) pengendalian intrusi air asin, (14) pengendalian kekeringan dan pengembangan air tanah. (Kuncoro, I. 1997)
Selain manfaat dari sumber air secara langsung yang sering dilupakan adalah nilai kerusakan oleh banjir yang dapat dihindari sebagai hasil dari konservasi kawasan hutan yang menjadi daerah hulu dari suatu DAS. Nilai kerusakan tersebut akan benar-benar terwujud jika terjadi banjir sebagai akibat kurang baiknya konservasi hutan di daerah hulu DAS. (Kuncoro, I. 1997)
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Kebutuhan masyarakat baik domestik maupun internasional masih sangat tinggi bahkan cenderung mengalami peningkatan. Sementara produk-produk kayu memiliki kelebihan berupa tidak dapat digantikan dengan bahan-bahan sintesis atau buatan. Karena itu, kayu masih merupakan hasil hutan yang paling signifikan karena menghasilkan nilai ekonomi yang terbesar dibandingkan dengan hasil hutan lainnya. Dalam sejarahnya hasil hutan kayu pernah memberikan sumbangan devisa terbesar kedua setelah minyak, sehingga disebut sebagai "emas hijau". (Wirakusumah, S. 2003)
Transfer Nilai Hutan sebagai Sumber Dana Mandiri dalam Pengelolaan Hutan.
Dalam jangka panjang perlu dipikirkan sumber-sumber pendanaan mandiri bagi pengelolaan sektor kehutanan. Sumber-sumber pendanaan tersebut diantaranya berasal dari iuran-iuran atas manfaat hutan dalam bentuk (1) transfer nilai hutan (transfer nilai kayu, CO2, dan oksigen, landscaping, biodiversity, dan transfer nilai air), (2) dana jaminan reklamasi tambang, maupun (3) dana-dana yang berasal dari dalam dan luar negeri yang peduli terhadap lingkungan. Sebagai ilustrasi dana reboisasi dapat ditafsirkan sebagai dana yang berasal dari iuran transfer nilai kayu. (McNelly, 1993)
Pencegah Perubahan Iklim Global secara Ekstrim.
Salah satu peran hutan yang sangat potensial adalah sebagai pencegah terjadinya perubahan iklim secra ekstrim dalam waktu yang sangat singkat. Perubahan iklim adalah proses terjadinya perubahan kondisi rata-rata parameter iklim seperti rata-rata suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dimana perubahan tidak terjadi dalam waktu yang singkat tetapi secara perlahan dalam kurun waktu panjang antara 50-100 tahun. Perubahan ini terjadi akibat meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat akumulasi panas yang tertahan di atmosfer. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang diemisikan dari berbagai kegiatan manusia, seperti pemanfaatan energi yang berlebihan, kerusakan hutan serta pertanian dan peternakan. (McNelly, 1993)
Fungsi hutan dalam mencegah perubahan iklim hutan dikenal melalui peranannya dalam menyerap (sequester) dan menyimpan (store) kelebihan karbon atmosfer dalam bentuk biomassa. Dalam keadaan ini hutan berfungsi sebagai rosot (sink) karbon atmosfer. Namun demikian jika simpanan karbon dalam bentuk biomassa, ini mengalami kerusakan (degradasi, kebakaran dan deforestasi), maka hutan akan menjadi sumber (source) emisi karbon. (Mohan P.M.,1984)
Mengidentifikasi Ekonomi Sumber Daya Hutan.
Mengidentifikasi ekonomi dari sumber daya hutan sangatlah banyak. Dan beranekaragam. Potensi sumber daya hutan dapat dijumpai dalam kegiatan praktek seperti kegiatan praktek pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan daerah aliran sungai, invetarisasi sumber daya hutan, dan ekologi hutan.
Potensi sumber daya hutan yang terlihat pada kegiatan pengelolaan sumber daya hutan dan pengelolaan daerah aliran sungai seperti pada material batu-batuan, penggunaan lahan menjadi ladang persawahan dan perkebuanan. Disisi lain, sumber daya hutan yang paling bermanfaat dalam kehidupan masyarat adalah jasa air. Jasa air ini sangat bermanfaat dalam hal mengairi ladang persawahan masyarakat.
Potensi sumber daya yang terlihat pada kegiatan Inventarisasi dan ekologi hutan terlihat pada pengguna sumber daya hutan hasil kayu dan non kayu. Sumber daya hasil kayu dan non kayu yang berkualitas akan mempengaruhi nilai ekonomi sumber daya tersebut. Semakin berkualiatas sumber daya hutan yang terkandung makan makin besar nilai ekonomi sumber daya tersebut.
Penilaian Ekonomi SDH.
Penilaian ekonomi sumberdaya mencakup identifikasi perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat ekonomi akibat perubahan dampak lingkungan. Nilai dinyatakan dalam satuan moneter sehingga tercipta tolak ukur untuk membandingkan nilai relatif manfaat komponen ekosistem dan kegiatan ekonomi. (Sumitro, 1978)
Berdasarkan landasan konsep ekonomi, bahwa nilai ekonomi mencakup konsepsi kegunaan, kepuasan atau kesenangan yang diperoleh individu atau masyarakat tidak terbatas kepada barang dan jasa yang diperoleh dari jual beli, tetapi semua barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Baik barang publik maupun privat akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian manfaat fungsi ekologis pada hakekatnya juga nilai ekonomi, karena jika fungsi ekologis terganggu maka akan menimbulkan ketidakmanfaatan atau terjadi kerugian akibat adanya bencana atau kerusakan (Ramdan, dkk, 2003).
Cara penilaian yang lazim menurut pendapat McNelly,1993, Mengelompokkan nilai menjadi tiga kelompok besar meliputi :
Nilai pasar (market value)
Nilai kegunaan (value in use)
Nilai sosial (social value)
BAB III
METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan (ESDH) mengenai Potensi Ekonomi, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 26 April 2015, Dimulai Pada pukul 09.00 – 11.30 WITA, yang bertempat di desa Labuan Kunguma,Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.
3.2 Bahan dan Alat
Tabel 1. Alat dan bahan kegiatan praktikum.
No
Kegiatan
Alat
Bahan
1
Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Kamera, dan Alat menulis
Kuestioner
2
Pengelolaan DAS
Meteran Roll, Stopwatch (HP), Kalkulator, Patok dan Alat Tulis menulis
Tali Rapia, Tally Sheet, dan Bola Pimpong
3
Inventarisasi Sumberdaya Hutan
Meteran Roll, Kompas Bidik, Parang, Pita Ukur, Hagameter, Alat Tulis Menulis, dan Patok
Tally Sheet, dan Tali Rafia
4
Ekologi Hutan
Meteran Roll, Parang, Pita Ukur, Alat Tulis Menulis, dan Patok.
Tally Sheet, dan Tali Rafia
3.3 Jenis data dan Pengumpulan data
Tabel 2. Jenis data, Sumber data, dan Pengumpulan data kegiatan praktikum.
No
Parameter
Jenis data
Sumber data
Pengumpulan data
1
Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Hasil Pertanian dan Perkebunan.
Pemanfaatan Hutan
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan.
Masyarakat Desa
Observasi
Mengobservasi dilakukan dengan mengetahui mata pencaharian masyarakat.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menanyakan pertanyaan yang telah tertera dalam kuistener
2
Pengelolaan DAS
Hasil Pengukuran Panjang, Lebar, Kedalaman sungai.
Kecepatan Arus Sungai
Debit Air Sungai.
Potensi Daerah Aliran Sungai.
Daerah Aliran Sungai
Observasi
Memilih area sungai yang tidak berkelok (lurus), dan Membuat 3 titik yang akan menjadi tempat pengukuran
Pengukuran
Mengukur panjan, lebar, kedalaman sungai dan menghitung penampang basah serta debit air sungai
3
Inventarisasi Sumberdaya Hutan
Hasil Pengukuran Keliling, Tinggi, Diameter Pohon Dan Jumlah Vegetasi.
Volume Tegakan
Potensi Sumber Daya Hasil Kayu Dan Non Kayu
Vegetasi
Obsevasi
Memilih lahan yang memiliki vegetasi yang beranekaragam, dan Membuat 5 plot masing-masing berukuran 20m x 20m, 10m x 10m, 5 m x 5m, 2m x 2m.
Pengukuran
Mengukur keliling tegakan, tinggi total vegetasi, dan menghitung jumlah vegetasi serta diameter tegakan.
4
Ekologi Hutan
Jumlah Jenis Vegetasi
Indeks Nilai Penting
Potensi Nilai Ekonomi Sumber Daya Hutan
Vegetasi
Observasi
Memilih kawasan yang memiliki vegetasi yang beranekaragam
Pengukuran
Mengukur keliling tegakan, dan menghitung jumlah vegetasi dan diameter tegakan.
3.4 Metode Analisis
Bidang Pratikum PSDA
Mengetahui hasil pengelolaan pertanian dan perkebunan masyarakat dengan mewawancarai warga didesa Labuan Kunguma.
Bidang Praktikum PDAS
Rumus Perhitungan Debit Air ( m3/s )
Q = A x V
Rumus Perhitungan Luas Penampang Basah
A = P x L x T
Dimana :
Q = Debit air ( m3/s )
A = Luas penampang basah
V = Kecepatan arus sungai(m/s)
P = Panjang Sungai ( m)
L = Lebar Sungai (m)
T = Kedalaman/tinggi Sungai ( m )
Bidang Praktikum Inventarisasi
Mengidentifikasi vegetasi dengan cara mengukur keliling, tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon, mengambil sample dengan menggunakan metode Line Plot Sampling. Dan menggunakan rumus V = 14 πd2. t .fk
Keterangan :
V = Volume pohon
d = Diameter pohon
t = Tinggi total pohon
fk = Faktor koreksi
n = Jumlah pohon
Bidang Praktikum Ekologi
Mengidentifikasi vegetasi dengan cara membuat plot 20x20, 10x10, 5x5, dan 2x2 meter dengan mengukur keliling dan tinggi pada pohon, tiang, dan pancang. Mengukur tinggi semai dan jumlah vegetasi. Dan menggunakan rumus Dimana : Untuk tingkat pohon dan tiang, INP = KR+ FR+DR
Untuk pancang dan semai INP = KR + FR
Keterangan :
INP = Indeks Nilai Penting
KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif
DR = Dominasi Relatif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil praktikum lapangan mengenai ekonomi sumber daya hutan (ESDH) adalah sebagai berikut:
Pengelolaan Sumber daya Alam (PSDA).
Tabel 3. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PSDA.
No
Aktifitas
Hasil Ekonomi
Potensi ESDH
1
Pengelolaan Pertanian dan perkebunan
Cabai, Jangung, Kelapa dan Kakao
Kebutuhan rumah tangga dan Pedapatan masyarakat
2
Pengelolaan Hutan
Lahan
Kayu
Kapuk, Kemiri, Rotan, dan Bambu
Pertanian, Perkebunan dan tempat tinggal, sarana dan infrastuktur.
Industri meubel, bahan bangunan, dan pendapatan masyarakat.
Kebutuhan rumah tangga, kerajinan dan Pendapatan masyarakat.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PDAS)
Tabel 4. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PDAS
No
Aktifitas
Hasil Ekonomi
Potensi ESDH
1
Pengukuran panjang, lebar, kedalaman sungai.
Air
Kebutuhan rumah tangga, dan irigasi persawahan.
2
Pengelolaan potensi di daerah aliran sungai
Batu dan Pasir
Bahan bangunan dan pendapatan masyarakat
Inventarisasi Sumber Daya Hutan (SDH)
Tabel 5. Potensi ekonomi sumber daya hasil hutan kayu dibidang Inventarisasi SDH
No
Jenis Hasil Kayu
Volume (m3)
Harga/kubik
Potensi ESDH
1
Kayu jati putih
22
Rp. 65.000,-
Bahan bangunan, Industri meubel dan Pendapatan masyarakat
2
Kayu palapi
23
Rp. 45.000,-
Bahan bangunan, Industri meubel dan Pendapatan masyarakat
3
Kayu Nantu
25
Rp. 50.000,-
Bahan bangunan, Industri meubel dan Pendapatan masyarakat
Tabel 6. Potensi ekonomi sumber daya hutan hasil non kayu dibidang Inventarisasi SDH.
No
Jenis Hasil non kayu
Harga
Potensi ESDH
1
Bambu
Dapat mencapai puluhan ribu atau lebih per ikatnya
Bahan bangunan, kerajinan, kebutuhhan rumah tangga, dan pendapatan masyarakat
2
Rotan
Dapat mencapai puluhan ribu atau lebih per ikatnya
Kerajinan, industri meubel, dan pendapatan masyarakat
3
Damar
Dapat mencapai puluhan ribu atau lebih per kilonya
Bahan bakar, dan pendapatan masyarakat.
4
Kapuk
Dapat mencapai puluhan ribu atau lebih per kilonya
Bahan Tekstil, kebutuhan rumah tangga, dan pendapatan
Ekologi Hutan
Tabel 7. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang Ekologi Hutan.
No
Aktifitas
Hasil Ekonomi
Potensi ESDH
1
Pengukuran vegetasi dalam plot
Kayu
Rotan
Industri Meubel, bahan bangunan, dan pendapatan masyarakat
Kerajinan, dan pendapatan
Tabel 8. Uraian potensi ekonomi SDH selama kegiatan praktikum.
No
Parameter
Uraian potensi ekonomi
Potensi ESDH
1
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan hasil pertanian dan perkebunan.
Pemanfaatan lahan
Pemanfaatan sumber daya hutan hasil kayu dan non kayu
Hasil Cabai, Jagung, kelapa, dan kakao sebagai pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pendapatan.
Memanfaatkan lahan terbuka sebagai areal persawahan, perkebunan serta sarana dan infrastruktur.
Memanfaakan hasil kayu dalam industri meubel, pembangunan, juga pendapatan
Memanfaakan hasil rotan dan bambu untuk kerajinan dan pendapatan
Memanfaatkan Kapuk sebagai Bahan pembuatan bantal, dan kasur yang dapat menghasilkan pendapatan.
2
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Pemanfaatan Batuan dan pasir
Pemanfaatan jasa air
Memanfaatkan batuan dan pasir sebagai bahan bangunan, dan dapat menghasilkan pendapat.
Memanfaatkan jasa air untuk keperluan kehidupan sehari-hari, pembuatan irigasi untuk mengalirkan air ke persawahan, dan sumber kehidupan bagi mahluk hidup lainnya.
3
Inventarisasi Sumber Daya Hutan
Pemanfaatan hasil hutan kayu
Pemanfaatan hasil hutan non kayu
Pemanfaatan Hutan sebagai sarana pendidikan
Memanfaatkan hasil kayu untuk industri meubel, bahan bangunan, dan menambah penghasilan masyarakat.
Memanfaatkan bambu dan rotan sebagai bahan kerajinan, kapuk sebagai bahan tekstil, damar sebagai bahan bakar dan hasil hutan non kayu dapat menambah pendapatan masyarakat.
Memanfaatkan Hutan sebagai tempat pembelajaran, studi lapangan, dan penelitian yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang kehutanan.
4
Ekologi Hutan
Pemanfaatan tegakan yang bernilai ekonomis
Pemanfaatan Hutan sebagai sumber kehidupan.
Memanfaatkan kayu yang bernilai ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Memanfaatkan hasil non kayu untuk berbagai kebutuhan pokok, kerajinan, dan menambah penghasilan.
Memanfaatkan hasil fotosintesis vegetasi berupa oksigen yang sangat dibutuhkan mahluk hidup terutama manusia.
Pembahasan
Pengolaan Sumber daya Alam
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Pengelolaan Sumber Daya Alam, Masyarakat desa Kunguma sebagian besar bermata pencaharian petani dan berkebun. Wawancara dilakukan dengan lima orang responden di dusun Lanta desa Kunguma Kecamatan Tanan Tovea Kabupaten Donggala. Adapun responden yang ditentukan yaitu petani kakao, petani cabai, petani jagung, petani kelapa, dan petani kapuk.
Bedasarkan wawancara, masyarakat mengelolah lahan terbuka untuk areal persawahan dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Hasil pertanian dan perkebunan tersebut sebagian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka dan sebagian lagi dijual ke pasar-pasar untuk menambah penghasilan mereka. Tidak hanya hasil pertanian dan perkebunan yang mereka kelola masyarakat juga mengambil hasil kayu dan hasil non kayu untuk kebutuhan bahan bangunan dan kerajinan serta hasil yang mereka peroleh dijual ke pasar untuk menambah penghasilan mereka.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Pengelolaan DAS, potensi ekonomi yang ada pada daerah aliran sungai didesa Labuan Kunguma yaitu berupa batuan dan pasir. Masyarakat yang berada pada daerah aliran sungai ini mengambil batuan dan pasir untuk bahan bangunan dan dijual dipasaran agar meningkatkan penghasilan mereka.
Berdasarkan pengamatan ini, Potensi yang paling bermanfaat bagi kehidupan Masyarakat adalah jasa air. Masyarakat yang ada disekitaran daerah aliran sungai ini juga memanfaatkan jasa air dengan membuat irigasi untuk mengalirkan air ke sawah-sawah mereka. Tidak hanya itu, jasa air sangat dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari mereka seperti keperluan mandi, mencuci, menyiram tanaman dan air minum.
Inventarisasi Sumber Daya Hutan.
Berdasarkan hasil pengukuran pada praktikum Inventarisasi Hutan diamter rata-rata pohon yang berada di kawasan ini memiliki diameter yang cukup besar akan tetapi tinggi bebas cabang tiap pohon rendah yang dapat mempengaruhi kualitas ekonomi kayu.
Berdasarkan pengamatan ini hasil kayu yang ada di kawasan hutan produksi ini memiliki jenis kayu yang ekonomis seperti kayu Jati Putih, kayu Kaili atau Nantu, dan palapi yang memiliki harga jual dipasaran yang lebih dari puluhan ribu perkubik atau ratusan ribu per kubik kayu. Masyarakat memanfaatkan kayu dalam hutan ini untuk membangun perumahan, sarana dan infrastruktur. Tidak hanya hasil kayu saja yang dikelola masyarakat juga mengelola hasil hutan non kayu seperti kapuk, rotan, bambu dan damar. Hasil yang mereka peroleh sebagian dijual dipasaran untuk menambah pendapatan mereka.
Berdasarkan Pengamatan, Hutan yang berada didesa Labuan Kunguma ini termasuk hutan produksi yang dapat bemanfaat untuk saran pendidikan khususnya dibidang kehutanan, kawasan ini dapat dijadikan untuk tempat pembelajaran, studi lapangan, dan penelitian sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ekologi Hutan.
Berdasarkan hasi Praktikum Ekologi Hutan, Pemanfaatan Hasil kayu dan non kayu di areal hutan produksi masih agak tinggi terutama dalam pengelolaan hasil kayu. Kayu yang bernilai ekonomis dijual dipasaran dan kayu yang kurang ekonomis dijadikan sebagai bahan bakar, pembuatan kandang, dan pembuatan rumah. Hasil non kayu berupa bambu dan rotan dijadikan sebagai kerajinan atau kebutuhan rumah tangga. Hasil kerajinan mereka kadang dipakai untuk pribadi dan juga dijual dipasar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ekologi Hutan, Kawasan hutan yang ada didesa ini berpotensi pada pengelolahan lahannya karena masyarakat didesa ini lebih besar bermata pencaharian pertanian dan perkebunan sehingga dapat menjadi media untuk bercocok tanam. Ini akan membantu masyarakat yang ada didesa ini untuk meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan pengaatan, hutan dikawasan ini termasuk hutan sekunder karena masih terdapat vegetasi yang masih dalam proses perkembangan, dan tajuk hutan masih jarang-jarang. Hutan dapat menghasilkan oksigen karena adanya proses fotosintesis oleh tumbuhan yang memproduksi oksigen. Oksigen ini sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama pada manusia.
Pengembangan Ekonomi Sumber Daya Hutan
Dalam pengembangan potensi sumber daya hutan yang dimiliki hutan produksi desa Labuan Kunguma beranekaragam berdasarkadan kegiatan dilkukan. Jika pengelolaan sumber daya hutan dikelola dengan baik dan optimal akan membawa dampak yang sangat baik khususnya untuk pembangunan desa dan meningkatnya pendapatan masyarakat desa.
Daya tarik sumber daya hutan di kawasan hutan produksi ini yaitu dari sumber daya batuannya yang dibuat menjadi batu akik.
Berdasarkan sumber daya hutan yang dikelola misalnya pemanfaatan lahan, pengelolaan bahan material batuan di areal sungai, dan pengelolaan hasil hutan kayu maupun non kayu. Masyarakat didesa Labuan Kunguma sebagian besar bermata pencaharian sebagai bertani, perkebunan, tukang batu, dan berhutan. Berdasarkan wawancara, masyarakat yang bermata pencaharian bertani dan berkebun dapat menghasilkan kebutuhan pokok seperti jagung, cabai, dan kelapa. Adapun masyarakat bermata pencaharian tukang batu menghasilkan kebutuhan bahan bangunan dan aksesoris seperti batu, pasir, dan batu akik, masyarakat yang bermata pencaharian berhutan menghasilkan kebutuhan bahan bangunan dan bahan kerajinan seperti kayu, bambu, rotan, kapuk, dan kemiri.
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan adalah jeleknya sarana transportasi yang sebagian jalan belum diaspal dan berlubang-lubang. Kendala selanjutnya adalah pengetahuan, masyarakat didesa ini masih belum dapat memahami pentingnya hutan yang ada disekitarnya sehingga cara pengelolaan sumber daya hutan pada masyarakat belum optimal.
Berdasarkan hasil pembahasan, potensi sumber daya hutan yang perlu di kembangkan dan di kelola dengan baik berdasarkan bidang pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan daerah aliran sungai, inventarisasi sumber daya hutan, dan ekologi hutan sebagai berikut :
Pengelolaan Sumber daya alam.
Potensi yang perlu dikembangakan dan dikelola secara optimal adalah penggunaan lahan. Masyarakat didesa ini menggunakan lahan yang terbuka untuk ladang persawahan dan perkebunan. Penggunan lahan ini dapat membuka lapangan pekerjaan masyarakat dengan bermata pencaharian bertani dan berkebun, Menambah bahan kebutuhan pokok masyarakat, dan Meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Potensi yang perlu dikembangkan dan dikelola secara optimal adalah Jasa air karena ini sangat di butuhkan oleh masyarakat khususnya dalam hal pemanfaatan sebagai irigasi persawahan masyarakat. Untuk menjaga agar sungai ini tidak kering maka perlu menjaga kelestarian hutan di kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma. Disisi lain, potensi yang perlu dikelola dengan optimal adalah material batu-batuan yang bermanfaat sebagai lapangan kerja masyarakat, pembangunan desa dan pendapatan masyarakat
Inventarisasi Sumber Daya Hutan.
Potensi yang perlu di kelola dan di kembangkan secara optimal adalah hasil hutan non kayu berupa bambu, rotan, dan kapuk. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian penghasil kapuk dan pembuat kerajinan tangan. Dengan demikian hasil yang mereka kelola akan menjadi hasil pendapatan masyarakat.
Ekologi Hutan.
Potensi yang perlu di kelola dan dikembangakan secara optimal adalah kawasan hutan yang dapat menjadi sarana pendidikan khususnya bagi mahasiswa kehutanan dan masyarakat yang ingin mempelajari ilmu kehutanan. Disisi lain kawasan ini hutan ini juga dapat dikembangkan sebagai sarana rekreasi dan lokasi perkemahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jenis-jenis sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi di hutan produksi desa Labuan Kunguma ini adalah pengelolaan lahan, hasil kayu, material batu-batuan, pasir, hasil non kayu berupa kapuk, kepala, kakao, bambu, rotan, dan jasa lingkungan berupa oksigen, air , dan keanekaragaman flora dan fauna.
Daya tarik sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi dihutan produksi desa Labuan Kunguma adalah batu akik.
Mata pencaharian masyarakat berdasarkan sumber daya hutan yang dimiliki oleh hutan produksi desa Labuan Kunguma adalah sebagian besar berprofesi sebagai petani, berkebun, tukang batu dan berhutan.
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam pengelolahan sumber daya hutan adalah jeleknya sarana transportasi yang sebagian jalan belum diaspal dan berlubang-lubang. Serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan.
Potensi sumber daya hutan yang perlu dikembangkan dan dikelola secara optimal adalah penggunaan lahan, penggunaan jasa air, material batu-batuan, hasil hutan non kayu berupa kapuk, bambu dan rotan, serta kawasan hutan sebagai sarana pendidikan dan rekreasi.
Saran
Untuk Asisten dosen, Sebaiknya para praktikan diberi penuntun agar para praktikan dapat lebih maksimal dalam melakukan praktek di lapangan.
Untuk Pemerintah, sebaiknya sarana dan infrastruktur yang terdapat didesa Labuan Kunguma seperti sarana transportasi perlu diperbaiki, dan sarana pendidikan ditingkatkan agar pengelolaan sumber daya hutan yang dikelola masyarakat optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, S. Lawrence, dan K.N. Johnson, 1987. Forest Management. Third Edition. Mc. Graw-Hill Book Company. New York, St. Louis, San Fransisco, Toronto, London dan Sydney.
Gregory, G. R, 1978. Forest Resources Economics. The Ronald Press Company: New York
Kuncoro, I. 1997. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Laboratorium, Ekonomi, Politik dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan UNMUL, Samarinda.
McNelly, 1993. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati, Mengembangkan dan Memanfatkan Perangsang Ekonomi Untuk Melestarikan Sumberdaya hayati. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Mohan P.M.,1984. Forestry For Economic Development. Medhawi Publishers. India
Ramdan, H. Yusran, Darusman, D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Otonomi Daerah; Perspektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi. Algaprint: Jatinangor
Syamsu Alam,Supratman, Muhammad Alif KS. Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya Hutan. Fakultas kehutanan, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Wirakusumah.2003. Ekonomi Sumber Daya Hutan. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutana, IPB.
Sumitro, 1978. Ekonomi Kehutanan. Yayasan Pembina, Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.