BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Tuba Tuba eustak eustakius ius normal normalny nyaa selalu selalu tertut tertutup. up. Namun Namun dapat dapat terbuk terbukaa pada pada gerakan menelan, mengunyah dan menguap. Pada perubahan tekanan udara tuba eustakius terbukanya tuba dapat menyamakan tekanan udara luar dan didalam telinga. telinga. Kegagalan Kegagalan tuba membuka pada keadaan keadaan ini akan menyebabka menyebabkan n kelainan kelainan yang disebut disebut dengan dengan barotrauma. barotrauma.1 Kegagalan ini sering terjadi pada peristiwa penerbangan dan penyelaman. Kasus barotrauma di Amerika Serikat dapat ditemukan pada 2,2 kasus per 1!.!!! penyelaman pada kasus berat. Sedangkan pada kasus ringan tidak diketahui karena banyak penyelam tidak men"ari pengobatan. #esiko $arotrauma ini meningkat pada penyelam dengan riwayat asma, selain itu juga meningkat 2,% kali pada pasien dengan paten &oramen o'ale. Kematian akibat $arotrauma di pesawat militer telah dilaporkan terjadi pada tingkat !,!2( per juta jam penerbangan. Tingkat Tingkat insiden dekompresi untuk rata)rata penerbangan sipil sekita sekitarr *% per tahun. tahun. Sedang Sedangkan kan pada pada departe departemen men pertah pertahan an Austra Australia lia dapat dapat ditemukan 2 insiden per juta jam waktu terbang. Sedangkan pada barotrauma akibat menyelam tidak ada in&ormasi in&ormasi yang tersedia di seluruh dunia. Komp Kompli likas kasii yang yang mung mungki kin n ditem ditemuk ukan an beru berupa pa in&ek in&eksi si teli teling ngaa akut akut,, hilangnya pendengaran, ruptur atau per&orasi dari gendang telinga dan 'ertigo. 2
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI ANATOMI TELINGA 2.1. 2.1.1 1
Anat Anatom om Telng lnga a L! L!ar ar
Gam"ar 1. Anatom Telnga#
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu + 1 Telinga luar- 2 Telinga tengah* Telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga, kelenjar minyak ber&ungsi mengha menghasilk silkan an serumen serumen untuk untuk melind melindung ungii membera memberan n timpan timpani, i, liang liang teling telingaa sampai membran timpani. /aun telinga terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. /aun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. 0iang 0iang telinga telinga berben berbentuk tuk huru& huru& S, dengan dengan rangka rangka tulang tulang rawan rawan pada pada seperti sepertiga ga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira)kira 2,% * "m. 1
2
Gam"ar 2. Anatom A!r$!la#
Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. rambut. Kelenjar Kelenjar keringat keringat terdapat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada telinga.Pada duapertiga duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.1
2.1. 2.1.2 2
Anat Anatom om Te Telng lnga a Te Tenga% nga%
Telinga Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari+ 1 1 embran embran timpani timpani yaitu yaitu membran membran &ibrosa &ibrosa tipis yang yang berwarna berwarna kelabu kelabu mutiara. mutiara. $erbentuk bundar dan "ekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. embran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars &lasida membrane membrane sharpnell dimana lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin.
3
Gam"ar &. Anatom Mem"rana T'm(an#
2 3a'u 3a'um m tymp tympan anii Teling elingaa tengah tengah berben berbentuk tuk kubus kubus dengan dengan batas)b batas)bata atass + 1 $ata $atass luar luar + membran membran timpani- 2 $atas depan + tuba eustakiuseustakius- * $atas bawah + 'ena jugularis- ( $atas belakang + aditus ad antrum- % $atas atas + tegmen timpanitimpani- 4 $atas dalam + berturut)tu berturut)turut rut dari atas ke bawah kanalis semi sirkula sirkularis ris hori5o hori5onta ntal, l, kanalis kanalis &asiali &asialis, s, tingka tingkap p lonjon lonjong g o'al o'al window window, , tingkap bundar round window dan promontorium.
4
Gam"ar ). Bang!nan (a*a $a+!m t'm(an #
* Tulang pendengaran 6ssi"ula auditoria yang terdiri dari maleus, in"us dan stapes. Tulang pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan.
Gam"ar ,. O--$!la A!*otora #
( Tuba eustakius, yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasoå
5
2.1.& Anatom Telnga Dalam Telinga dalam terdiri dari koklea rumah siput yang berupa dua setengah
lingkaran dan 'estibuler yang terdiri dari * buah kanalis semisirkularis. 7jung atau pun"ak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilim&a skala timpani dengan skala 'estibuli.1
Gam"ar . Anatom Telnga Dalam #
Kanalis semisirkularis saling berhubungan se"ara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala 'estibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media duktus koklearis diantaranya.1 Skala 'estibuli dan skala timpani berisi perilim&a sedangkan skala media berisi endolim&a. 8on dan garam yang terdapat di perilim&a berbeda dengan endolim&a. /imana "airan perilim&e tinggi akan natrium dan rendah kalium, sedangkan endolim&e tinggi akan kalium dan rendah natrium. 9al ini penting untuk pendengaran. 1 /asar skala 'estibuli disebut sebagai membran 'estibuli (Reissner’s Membrane sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ "orti yang mengandung organel)organel penting untuk mekanisme sara& peri&er pendengaran. 6rgan "orti terdiri dari satu baris sel rambut dalam 6
*!!! dan tiga baris sel rambut luar 12!!!. Sel)sel ini menggantung lewat lubang)lubang lengan hori5ontal dari suatu jungkat jangkit yang dibentuk oleh sel) sel penyokong. 7jung sara& a&eren dan e&eren menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel)sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung di atasnya yang "enderung datar, bersi&at gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai membran tektoria. embran tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang terletak di medial disebut sebagai limbus. 1
Gam"ar #. Anatom Organ Kort #
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis 3orti, yang membentuk organ 3orti. 1 2.2 DE/INISI
$arotrauma adalah kerusakan jaringan yang terjadi akibat kegagalan untuk menyamakan tekanan udara antara ruang berudara pada tubuh seperti telinga tengah dan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan dengan 7
pesawat terbang atau pada saat menyelam. $arotrauma dapat terjadi pada telinga, wajah sinus, dan paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki udara di dalamnya.1, 2, *, ( 2.& EPIDEMIOLOGI
$arotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah, hal ini terutama karena rumitnya &ungsi tuba eustakius. $arotrauma pada telinga tengah dapat terjadi saat menyelam ataupun saat terbang. Perubahan tekanan pada kedalaman 1: kaki pertama di bawah air setara dengan perubahan tekanan pada ketinggian 1.!!! kaki pertama di atas bumi. /engan demikian, perubahan tekanan lingkungan terjadi lebih "epat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat terbang. 9al ini dapat menjelaskan realit& tingginya insidens barotrauma pada telinga tengah pada saat menyelam. $arotrauma telinga tengah merupakan "edera terbanyak yang dialami saat menyelam, terjadi sekitar *!; pada saat menyelam pertama kali dan 1! ; pada penyelam yang telah sering melakukan penyelaman. 2,* Kasus barotrauma di Amerika Serikat dapat ditemukan pada 2,2 kasus per 1!.!!! penyelaman pada kasus berat. Sedangkan pada kasus ringan tidak diketahui karena banyak penyelam tidak men"ari pengobatan. #esiko $arotrauma ini meningkat pada penyelam dengan riwayat asma, selain itu juga meningkat 2,% kali pada pasien dengan paten &oramen o'ale. Kematian akibat $arotrauma di pesawat militer telah dilaporkan terjadi pada tingkat !,!2( per juta jam penerbangan. Tingkat insiden dekompresi untuk rata)rata penerbangan sipil sekitar *% per tahun. Sedangkan pada departemen pertahan Australia dapat ditemukan 2 insiden per juta jam waktu terbang. Sedangkan pada barotrauma akibat menyelam tidak ada in&ormasi yang tersedia di seluruh dunia.<,1!
8
2.) ETIOLOGI DAN KLASI/IKASI
$arotrauma dapat terjadi bilamana ruang)ruang berisi gas dalam tubuh menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras)jaras 'entilasi yang normal. Kelainan ini terjadi pada keadaan)keadaan+ % 2.).1 Saat men'elam Ada beberapa tekanan yang berpengaruh saat orang menyelam yaitu tekanan
atmos&er dan tekanan hidrostatik. Tekanan atmos&er yaitu tekanan yang ada di atas air. Tekanan hidrostatik yaitu tekanan yang dihasilkan oleh air yang berada di atas penyelam. $arotrauma dapat terjadi baik pada saat penyelam turun ataupun naik. Diver’s depth gauges digunakan hanya untuk mengetahui tekanan hidrostatik kedalaman air dan berada pada angka nol pada permukaan laut. 8ni tidak dapat mengetahui 1 atmos&er 1 ATA diatasnya. =adi, gauge pressure selalu 1 atmos&er lebih rendah dari tekanan yang sebenarnya dan tekanan absolut. < 1. Tekanan atmos&er Tekanan atmos&er yang ada di laut yaitu 1 atmos&er atau 1 bar. 1 Atmos&er diperkirakan mendekati dengan 1! meter kedalaman laut, ** kaki kedalaman air laut, *( kaki kedalaman air segar, 1 kg>"m 2, 1(,: 8bs>in 2 psi, 1 bar, 1!1,* kilopas"als, :4! mm9g. < Tabel 1. Tekanan atmos&er dan Tekanan ?auge di bawah laut < Tekanan Absolute
Tekanan ?auge
Kedalaman 0aut
1 ATA
! AT?
Permukaan
2 ATA
1 AT?
1! meter **&t
* ATA
2 AT?
2! meter 44 &t
( ATA
* AT?
*! meter << &t
9
?ambar <. Tekanan di berbagai lapisan bumi< 2. Tekanan Absolut Tekanan absolut merupakan tekanan total yang dialami seorang penyelam ketika berada di kedalaman laut yang merupakan jumlah dari tekanan atmos&er yang berada di permukaan air ditambah tekanan yang dihasilkan oleh massa air di atas penyelam tekanan hidrostatik. Tekanan total yang dialami penyelam disebut tekanan absolut. Tekanan ini menggambarkan keadaan atmos&er dan disebut sebagai absolut atmos&er atau ATA.< *. Tekanan ?auge Seperti yang telah dijelaskan, tekanan hidrostatik pada pada penyelam se"ara umum diukur dengan suatu tekanan atau depth gauge. Seperti alat ukur yang telah dijelaskan tekanan pada permukaan laut dan mengabaikan tekanan atmos&er 1 ATA. Tekanan gauge dapat diubah menjadi tekanan absolute dengan menambahkan 1 tekanan atmos&er. < (. Tekanan Parsial Pada "ampuran gas, proporsi tekanan total yang dimiliki oleh masing) masing gas disebut sebagai tekanan parsial bagian atas tekanan. Tekanan parsial yang dimiliki oleh masing)masing gas sebanding dengan persentase "ampuran. Setiap gas memiliki proporsi yang sama dengan tekanan total "ampuran, seperti proporsinya dalam komposisi "ampuran. isalnya, udara pada 1 ATA mengandung oksigen 21;, maka tekanan parsial oksigen adalah !,21 ATA dan udara pada 1 ATA mengandung nitrogen :;, maka tekanan parsial nitrogen adalah !,: ATA.<
10
$arotrauma pada saat menyelam dapat terjadi pada saat turun ke dalam air yang disebut sebagai squeeze, sedangkan barotrauma pada saat naik ke permukaan air se"ara "epat disebut reverse squeeze atau overpressure.< 2.).1
Saat (ener"angan Seseorang dalam suatu penerbangan akan mengalami perubahan ketinggian
yang mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara sekitar. Tekanan udara akan menurun pada saat lepas landas naik>as"end dan meninggi saat pendaratan turun>des"end. Tekanan 0ingkungan yang menurun, menyebabkan udara dalam telinga tengah mengembang dan se"ara pasi& akan keluar melalui tuba auditiva. =ika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah dan lingkungan teralu besar, maka tuba auditiva akan men"iut. 7ntuk memenuhi regulasi tekanan yang adekuat, terjadi perbedaan tekanan telinga tengah dengan tekanan atmos&ir yang besar selama lepas landas dan mendarat, menyebabkan ekstensi maksimal membran tympani, dan dapat mengakibatkan pendarahan. Pada ekstensi submaksimal , akan timbul perasaan penuh dalam telinga dan pada ekstensi maksimal berubah menjadi nyeri.11 $erdasarkan letak anatomisnya, barotrauma dapat dibagi menjadi+ 1 $arotrauma Telinga- 2 $arotrauma Sinus Paranasalis- * $arotrauma Pulmonal( $arotrauma 6dontalgia.1!
2., PATO/ISIOLOGI
Penyakit yang disebabkan oleh perubahan tekanan se"ara umum ditemukan oleh hukum &isika $oyle dan 9enry. 9ukum boyle menyatakan @suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan se"ara berurutan suatu 'olume gas dalam ruang tertutup atau P 1 B C 1 D P 2 B C 2, dimana P adalah tekanan dan C adalah 'olume. * Perubahan tekanan terjadi ketika menyelam, pada ruang hipo dan hiperbarik, perjalanan udara, dan pada beberapa pendakian serta pada li&t yang "epat. Tekanan meningkat sebesar 1 atmos&er setiap kedalaman laut ** &t 1! m. 9al ini menunjukkan bahwa balon atau paru)paru dengan 'olume udara 1 kaki kubik pada kedalaman ** kaki akan memiliki 'olume 2 kaki kubik pada permukaan laut.
11
=ika udara ini terperangkap, udara tersebut akan mengembang dan memberi tekanan yang hebat pada dinding ruang tersebut. Pada pendakian "epat, insiden pneumotoraks dan pneumomediastinum serta penekanan sinus dan trauma telinga dalam dapat terjadi. Penekanan sinus beserta dis&ungsi dari tuba eustakius akan menyebabkan perdarahan pada telinga dalam, robekan membran labirin, atau &istula perilim&atik.2,*,12 Normalnya, tekanan udara di luar dan di dalam telinga sama. Tuba eustakius, ber&ungsi sebagai penyeimbang kedua sisi tersebut dengan mengeluarkan atau memasukkan udara ke telinga tengah. $arotrauma dapat terjadi ketika ruang) ruang bersis gas dalam tubuh telinga tengah, paru)paru menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras)jaras 'entilasi normal. $ila gas tersebut terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. Paling sering terjadi pada telinga tengah, karena rumitnya &ungsi tuba eustakius. Tuba eustakius se"ara normal selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah, menguap, dan dengan manu'er Calsa'a. 1,2,( Apabila perbedaan tekanan melebihi
12
telinga tengah juga akan berdilatasi dan pe"ah, menimbulkan hemotimpanum. Kadang)kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur membran timpani. 1,2 Terdapat dua mekanisme yang dapat menyebabkan barotrauma pada telinga dalam. Ketika penyelam menyelam ke bawah dan mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan tekanan dan terus melanjutkan menyelam lebih dalam, dalam usaha menyeimbangkan tekanan, dapat terjadi terbukanya tuba eustakius se"ara tiba)tiba sehingga udara masuk ke telinga tengah. 9al ini akan menyebabkan rupturnya salah satu tingkap antara telinga tengah dan telinga dalam entah &enestra rotundum ataupun &enestra o'alis ke telinga dalam. Kebalikannya, jika penyelam menyelam lebih dalam dengan kesulitan untuk menyeimbangkan tekanan dan tuba eustakius tidak terbuka, maka tekanan diteruskan melalui "airan spinal, menuju ke saluran koklear ke ruang perlim&atik pada telinga dalam. tingkap bundar atau lonjong dapat ruptur.12 7ntuk pasien dengan barotrauma pada penerbangan, skenario yang mungkin adalah saat penumpang pesawat mengalami in&eksi perna&asan dan pembengkakan mukosa tuba eustakius. Saat lepas landas, tekanan udara di lingkungan turun dan tekanan pada telinga tengah sangat tinggi. Akan tetapi, tekanan akan turun oleh tuba eustakius ketika menelan, dan gejala menjadi tidak terlalu berat. Sayangnya, mukosa tuba bertindak sebagai keran satu arah, dan masalah yang sebenarnya terjadi ketika pesawat mendarat. Pada saat pesawat hendak mendarat, tekanan atmos&er di lingkungan meningkat se"ara "epat dan tuba eustakius yang bengkak pada nasoå men"egah aerasi telinga tengah. 9al ini menyebabkan kolapsnya gendang telinga ke dalam, dan pembuluh darah pada telinga tengah dapat ruptur dan mengalami perdarahan kemudian menyebabkan hemotimpanum. 9al ini dapat berlangsung hingga berhari)hari.1 9ukum henry menyatakan bahwa daya larut udara pada "airan se"ara langsung sebanding dengan tekanan pada udara dan "airan. Sehingga, ketika tutup botol soda dibuka, terbentuk gelembung pada saat udara dilepaskan dari "airan. Sebagai tambahan, ketika nitrogen pada tank udara penyelam larut pada jaringan lemak atau "airan sino'ial penyelam saat menyelam, nitrogen akan dilepaskan dari
13
jaringan tersebut ketika penyelam naik menuju lingkungan dengan tekanan yang lebih rendah. 9al ini akan terjadi se"ara perlahan dan bertahap jika penyelam naik se"ara perlahan dan bertahap, dan nitrogen akan memasuki pembuluh darah dan menuju ke paru)paru dan dikeluarkan saat berna&as. Akan tetapi, jika penyelam naik se"ara "epat, nitrogen akan keluar dari jaringan se"ara "epat dan membentuk gelembung udara. ?elembung yang terbentuk akan mempengaruhi jaringan dalam banyak "ara. ?elembung dapat membentuk obstruksi pada pembuluh darah yang dapat mengarah ke "edera iskemik. 9al ini dapat berakibat &atal bila terjadi pada area tertentu pada otak. Kehilangan pendengaran tuli mendadak dapat terjadi bila gelembung udara membentuk oklusi pada pembuluh darah arteri labirin yang kemudian meyebabkan iskemik pada koklea. ?elembung juga dapat membentuk suatu permukaan dimana protein dari pembuluh darah dapat melekat, terurai, dan membentuk gumpalan atau sel)sel radang. Sel)sel radang ini dapat menyebabkan kerusakan endotel dan kerusakan jaringan yang permanen. * 2. DIAGNOSIS 2..1 Anamne-Pada anamnesis umumnya didapatkan adanya riwayat menyelam atau
penerbangan dimana terdapat perubahan "epat pada tekanan lingkungan. Se"ara spesi&ik, barotrauma juga dapat ditemukan riwayat 'entilasi tekanan positi& yang mengakibatkan peningkatan tekanan paru sehingga menyebabkan terjadinya pulmonary barotrauma. Pasien dengan barodontalgia biasanya memiliki satu atau lebih keadaan sebagai berikut yaitu karies, in&lamasi periapikal akut maupun kronik, kista gigi residual, sinusitis, maupun riwayat operasi gigi dalam waktu dekat. #iwayat in&eksi telinga tengah maupun luar juga dapat menjadi penanda barotrauma telinga tengah maupun luar. Pada sinus barotrauma biasanya pasien memiliki riwayat rhinitis dan polip nasi. <,1! Man0e-ta- Kln- *an Mekan-me Tiga gejala klinis yang terdapat pada barotrauma se"ara umum adalah + e&ek
2.6.2
pada sinus atau telinga tengah, penyakit dekompresi, dan emboli gas arteri. 14
$arotrauma yang terjadi pada saat penurunan disebut squeeze. ?ejala Knilis pada barotrauma bergantung pada daerah yang mengalami gangguan, yaitu sebagai berikut+ 1. $arotrauma saat turun (Squeeze) Telinga 0uar $arotrauma pada telinga luar dapat terjadi bila telinga bagian luar mengalami obstruksi, sehingga 'olume gas tertutup yang ada akan dikompresi atau dikurangi selama proses turun ke dalam air. 9al ini dapat terjadi pada pemakaian tudung yang ketat, wax pada liang telinga, pertumbuhan tulang atau eksostosis atau menggunakan penutup telinga. $iasanya obstruksi pada saluran telinga bagian luar ini akan menyebabkan penonjolan membran timpani disertai perdarahan, swelling dan hematom pada kulit yang melapisi saluran telinga bagian luar. Kondisi seperti ini dapat ditemukan pada saat menyelam dengan kedalaman sedikitnya 2 meter.<,1*
Gam"ar 1. Barotra!ma -aat t!r!n squeeze 3 (a*a telnga l!ar1) ?ambar di atas menunjukkan pato&isiologi pada telinga luar dimana
adanya obstruksi pada telinga luar seperti penutup telinga dapat menimbulkan suatu ruang udara yang dapat berubah 'olumenya sebagai respon terhadap perubahan tekanan lingkungan. Ketika menyelam, 'olume pada ruang ini menurun dan menyebabkan membran timpani terdorong keluar ke arah meatus eksterna. 9al ini dapat menyebabkan nyeri dan perdarahan ke"il pada membran timpani.1( 15
$lok atau obstruksi pada telinga luar mungkin dapat men"egah suatu penyamaan tekanan saat menyelam. 6leh karena itu, penutup telinga tidak boleh digunakan saat menyelam. ?ejala yang ditemukan dapat berupa perdarahan pada telinga luar hingga perdarahan pada membran timpani. Tidak ada terapi spesi&ik yang diperlukan dan penyelamam dapat dilakukan kembali ketika jaringan telah sembuh.1% 2. $arotrauma saat turun (Squeeze) Telinga Tengah $arotrauma pada telinga tengah merupakan barotrauma yang paling umum. embran Timpani merupakan pembatas antara saluran telinga luar dan ruang telinga tengah. Pada saat penyelam turun, tekanan air meningkat diluar gendang telinga, untuk menyeimbangkan tekanan ini, maka tekanan udara harus men"apai bagian dalam dari gendang telinga, melalui tuba eustakius. Ketika tabung eustakius ditutupi oleh mukosa, maka telinga tengah memenuhi empat syarat terjadinya barotrauma
adanya gas dalam rongga, dinding yang kaku, ruang
tertutup, penetrasi pembuluh darah. <,1* Pada saat seorang penyelam terus turun pada kedalaman, maka akan terjadi ketidakseimbangan
tekanan. =ika terjadi peningkatan tekanan maka gendang
telinga akan terdorong ke dalam, awalnya akan terjadi penekanan gas yang berada pada telinga tengah, sehingga pada batasan tertentu terjadi tekanan pada telinga tengah lebih rendah dari tekanan air diluar, men"iptakan 'akum relati& dalam ruang telinga tengah. Tekanan negati& ini menyebabkan pembuluh darah pada gendang telinga dan lapisan pertama telinga tengah akan terjadi kebo"oran dan akhirnya dapat pe"ah. =ika terus menurun, selain pe"ahnya gendang telinga yang menyebabkan udara atau air dapat masuk kedalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan, dapat pula terjadi pe"ahnya pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan ke dalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan. <,1* ?ejala yang dapat ditemukan jika terjadi tekanan pada telinga tengah yaitu nyeri akibat terjadi peregangan pada gendang telinga. #asa sakit sering dirasakan sebelum pe"ahnya gendang telinga. ?ejala tersebut dapat sedikit berkurang dengan berhenti untuk menyelam yang lebih dalam dan segera naik beberapa meter se"ara perlahan. =ika penyelaman ke bawah terus berlanjut, meskipun ada rasa sakit, dapat terjadi pe"ahnya gendang telinga. Ketika pe"ah terjadi, nyeri 16
akan berkurang dengan "epat. Ke"uali penyelam memakai pakaian diving dengan topi keras, rongga telinga tengah dapat terkena air ketika pe"ahnya gendang telinga tersebut. 9al ini dapat menyebabkan terjadinya in&eksi telinga tengah, dan disarankan agar tidak menyelam sampai kerusakan yang terjadi sembuh. Pada saat membran timpani pe"ah, penyelam dapat tiba)tiba mengalami 'ertigo. 9al tersebut dapat menyebabkan disorientasi, mual dan muntah. <,1* Certigo ini terjadi akibat adanya gangguan dari maleus, inkus dan stapes, atau dengan air dingin yang merangsang mekanisme keseimbangan telinga bagian dalam. $arotrauma pada telinga tengah terjadi tidak harus disertai dengan pe"ahnya membran timpani. <,1*
Gam"ar 11. Barotra!ma -aat t!r!n S4!ee5e3 (a*a telnga tenga% 1) asalah yang paling sering terjadi ketika penerbangan dan menyelam adalah
kegagalan dalam menyamakan tekanan antara telinga tengah dan tekanan lingkungan. Persamaan tekanan terjadi melalui tuba eustakius, yang merupakan jaringan lunak berbentuk tabung yang berasal dari belakang hidung hingga ruang telinga tengah. Kerusakan yang terjadi bergantung pada tingkat dan ke"epatan dari perubahan tekanan lingkungan. Ketika penyelam menyelam hanya 2,4 kaki dengan kesulitan menyamakan tekanan pada telinga tengahnya, membran timpani dan tulang)tulang pendengaran akan tertarik, dan penyelam merasakan suatu tekanan dan rasa nyeri. Pada tekanan yang lebih tinggi, tuba eustakius mungkin tertutup oleh tekanan negati& dari telinga tengah. 9al ini dapat terjadi pada 17
kedalaman *,< kaki dibawah laut. Peningkatan yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan ruptur membran timpani. 1( ?ejala dari barotrauma berupa nyeri dan ketulian. Tinnitus dan 'ertigo tidak terlalu terlihat pada kasus ini. Tergantung pada luas "ederanya, pada otoskopi dapat terlihat injeksi pembuluh darah atau perdarahan pada membran timpani, per&orasi membran timpani, atau darah pada telinga tengah. Audiometri memberikan suatu diagnosis tuli kondukti& tanpa komponen sensorineural. Pengobatan yang dilakukan adalah berdasarkan gejalanya. /alam beberapa hari hingga minggu, gejala menghilang dan penampilan membran timpani dapat kembali normal.1% *. $arotrauma Penurunan (Squeeze) Telinga /alam Terjadi bila pada saat penyelam naik ke permukaan dengan "epat sehingga tekanan pada membran timpani diteruskan pada tingkap bulat dan lonjong sehingga meningkatkan tekanan telinga dalam. #uptur tingkap bulat dan lonjong dapat terjadi dan mengakibatkan gangguan telinga dalam sehingga gejala yang ditemukan adalah gangguan keseimbangan dan pendengaran seperti 'ertigo persisten dan kehilangan pendengaran. <,1* ?ejala klinis yang biasa terjadi pada barotrauma telinga dalam yaitu adanya tinnitus, berkurangnya ketajaman pendengaran, adanya 'ertigo, mual dan muntah. Kehilangan pendengaran juga dapat disebabkan oleh adanya emboli pada pembuluh darah arteri labirin yang mensuplai darah pada koklea. /imana &ungsi koklea sangat sensiti& terhadap pembuluh darah yang memberi suplai ke koklea. Adanya emboli pada arteri labirin yang mensuplai koklea akan mengganggu &ungsi dari koklea. Emboli, trombus, penurunan aliran darah atau 'asospasme pada
pembuluh
darah
arteri
labirin
dapat
menyebabkan
kehilangan
pendengaran.2,14
Gam"ar 12. Barotra!ma telnga *alam 1) 3edera pada telinga dalam selama penyelaman dikaitkan dengan adanya
ketidakmampuan untuk menyamakan telinga tengah. Perubahan tekanan yang tiba)tiba dan besar pada teling tengah dapat diteruskan ke telinga dalam, 18
meyebabkan kerusakan pada mekanisme telinga dalam dan dapat menimbulkan 'ertigo berat dan ketulian. Terdapat dua mekanisme teori unutk menjelaskan telinga dalam + implosi& dan eksplosi&. Pada teori implosi&, tekanan diteruskan melalui retraksi ke dalam membran timpani, menyebabkan tulang)tulang pendengaran bergerak menuju telinga dalam pada tingkap lonjong. Tekanan ini diteruskan ke telinga dalam dan menyebabkan pendorongan pada tingkap bundar. =ika penyelam melakukan manu'er polit5er dan tuba eustakius terbuka se"ara tiba)tiba, tekanan telinga tengah meningkat dengan sangat "epat. 9al ini menyebabkan tulang pendengaran kembali ke posisi semula, sehingga tingkap bundar rusak. Sedangkan pada teori ekslosi&, penyelam tidak dapat membuka tuba eustakius, sehingga tekanan intrakranial terus meningkat selama penyelam melakukan manu'er polit5er. Karena "airan otak berhubungan dengan "airan pada telinga dalam, maka tekanan ini akan diteruskan ke telinga dalam, dan menyebabkan tingkap bundar ataupun tingkap lonjong telinga dalam pe"ah.1(,1% (. $arotrauma saat turun (Squeeze) Sinus Paranasalis $arotrauma pada sinus terjadi bila pasase yang menghubungkan sinus dan ruangan lainnya tertutup karena mukosa maupun jaringan. ?ejala yang ditemukan adalah adanya nyeri pada sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal dari sinus yang terkena. <,1: $arotrauma yang terjadi pada saat penyelam naik dari kedalaman se"ara "epat disebut
reverse
squeeze atau
overpressure.
Terjadi
usaha
tubuh untuk
mengeluarkan isi dari ruangan untuk menyesuaikan tekanan. verpressure memiliki beberapa gejala yang berbeda dengan squeeze yaitu+ 1. $arotrauma saat naik verpressure) Telinga Tengah Pada overpressure telinga tengah, peregangan dan ruptur membran timpani dapat terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze. Sebagai tambahan, dapat
terjadi
&a"ial baroparesis
dimana peningkatan
tekanan
mengakibatkan kurangnya suplai darah pada ner'us &a"ialis karena tekanan pada telinga tengah diteruskan ke os temporalis. /ibutuhkan overpressure selama 1! sampai *! menit untuk gejala dapat terjadi, dan &ungsi ner'us &a"ialis kembali ke normal setelah % ) 1! menit setelah penurunan overpressure. <,1* 2. $arotrauma saat naik (verpressure) Sinus Paranasalis 19
?ejala pada overpressure sinus sama dengan squeeze pada sinus.<
Kedua mekanisme yang menyebabkan barotrauma telinga dalam akan menyebabkan terbentuknya &istula perilim&atik. Tingkap bundar lebih sering terkena dibandingkan tingkap lonjong, tetapi biasanya keduanya dapat ruptur. ?ejala berupa tinnitus, 'ertigo dengan mual dan muntah, hilang pendengaran, akan mun"ul ketika menyelam. $iasanya barotrauma telinga tengah telah terjadi, tetapi membran timpani mungkin terlihat normal. Tuli berupa tuli sensorineural, diikuti oleh nistagmus dan tes &istula yang positi&. 1,1<
2..& Pemerk-aan 0--
Pemeriksaan &isis harus disesuaikan dengan riwayat pasien. Pemeriksaan &isis se"ara umum harus dilakukan dengan menekankan pada telinga, sinus, dan leher serta paru)paru, kardio'askular, dan sistem neurologi. 8nspeksi dan palpasi ekstremitas, dan pergerakan sendi. Pada sinus, inspeksi mukosa nasal untuk polip, perdarahan atau lesi. Palpasi dan transluminasi sinus untuk memeriksa adanya perdarahan. Perkusi gigi atas dengan spatel untuk melihat adanya nyeri tekan pada sinus. Pada telinga inspeksi se"ara hati)hati membran timpani, lihat apakah ada tanda)tanda+ kongesti di sekitar umbo, berapa persen membran timpani yang rusak, jumlah perdarahan di belakang gendang telinga, bukti ruptur membran timpani. Pemeriksaan &isis dapat ditemukan retraksi, eritema, dan injeksi atau perdarahan pada membran timpani. ?ejala yang lebih berat berupa otitis, hemotimpanum, dan per&orasi membran timpani. Selama inspeksi pada telinga, dapat ditemukan penonjolan ringan ke arah luar atau ke dalam dari gendang telinga. =ika kondisi memberat, mungkin didapatkan darah atau memar di belakang gendang telinga. Palpasi untuk men"ari nyeri tekan pada tuba eustakius. *,1<,2!
Kelainan membran timpani dapat dilihat melalui pemeriksaan otoskopi. embran timpani tampak mengalami injeksi dengan pembentukan bleb hemoragi! atau adanya darah di belakang gendang telinga. Kadang)kadang 20
membran timpani akan mengalami per&orasi. $ila gejala menetap setelah perjalanan udara tersebut, biasanya tes garputala audiometrik akan menunjukkan tuli kondukti& ringan di telinga yang terkena. Periksa keseimbangan dan pendengaran pasien. Serta menge'aluasi membran timpani berdasarkan skala Teed+* 1. Teed ! tidak ada kerusakan yang terlihat, telinga normal 2. Teed 1 kongesti sekitar umbo, terjadi ketika perbedaan tekanan 2 pound>in"i 2 PS8 *. Teed 2 kongesti seluruh membran timpani, terjadi ketika perbedaan tekanan 2)* PS8 (. Teed * perdarahan pada telinga tengah %. Teed ( perdarahan luas pada telinga tengah disertai gelembung darah yang terlihat di belakang membran timpani- membran timpani mungkin ruptur 4. Teed % seluruh telinga tengah diisi oleh darah yang berwarna gelap deoksigenasi.
?ambar 1*. $arotrauma otitik hemotimpanum 21
Pada gambar di atas, membran timpani tampak kebiruan karena ada darah pada telinga tengah. 9al ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mem'entilasi telinga tengah yang diikuti oleh &ungsi abnormal dari tuba eustakius. $arotrauma otitik biasanya terjadi pada saat pesawat mendarat atau pada penyelam. Tidak ada 21
pengobatan khusus pada kasus ini. =ika terdapat in&eksi yang terkait pada perna&asan atas ataupun alergi, dekongestan dengan antihistamin mungkin dapat membantu.21 2..)
Pemerk-aan (en!n6ang
Pemeriksaan
yang
dilakukan
pada
penderita
barotrauma
adalah
pemeriksaan lab berupa+2,*,(,1,1<,22 1. /arah 0engkap Pasien yang memiliki hematokrit lebih dari (; memiliki sekuele neurologis yang persisten selama 1 bulan setelah perlukaan. 2. Analisa ?as /arah 7ntuk menge'aluasi gradien al'eolus)arteri untuk mengetahui terjadinya emboli gas. *. Kadar Serum "reatinin #hosphokinase Peningkatan kadar serum kreatin &os&okinase menandakan peningkatan kerusakan jaringan karena mikroemboli (. Foto Thoraks dan 3T S"an Foto B)ray thoraB jika pasien mengeluh adanya kesulitan berna&as. Pemeriksaan penunjang lainnya berupa 3T)S"an kepala untuk melihat apakah terdapat embolisme udara pada otak. %. PTA PTA dilakukan untuk menentukan apakah terjadi tuli kondukti& atau tuli sensorineural. 4. Timpanometri Timpanometri dilakukan untuk melihat apakah ada "airan di dalam "a'um timpani serta untuk melihat &ungsi dari tuba :. 6AE 7ntuk melihat apakah ada kerusakan di telinga dalam 2.#
PENATALAKSANAAN Penanganan prehospital dapat dipertimbangkan termasuk menstabilkan A$3
dan mengkoreksi
setiap kondisi
yang
dapat
mengan"am
nyawa
serta
mempertahankan oksigenase dan per&usi yang adekuat. Pasien harus diberi aliran 22
oksigen yang besar dan in&us dengan akses 'ena yang besar untuk memelihara tekanan darah dan nadi. 8ntubasi dapat dilakukan pada pasien dengan jalan na&as yang tidak stabil atau hipoksia persisten meski dengan oksigen 1!!;. Pipa torakostomi dapat dilakukan pada pneumotoraks atau hemotoraks. Needle de"ompression dapat dilakukan bila di"urigai tension pneumotoraks. Kateterisasi pasien dengan shok untuk memantau 'olume dan hidrasi pasien, juga pada pasien /3S yang tidak dapat mengosongkan kandung kemih karena kerusakan sara& pada kandung kemih. * Galaupun kasus)kasus ringan dapat diobati dengan menghirup *!; 6 2 pada tekanan permukaan, pengobatan terpenting adalah rekompresi. Tiba di #7$T maka rekompresi dengan *!; 6 2 dengan tekanan paling sedikit kedalaman 1 meter 2, ATA adalah pilihan
utama pada banyak kasus P/ Penyakit
/ekompresi. $ila sesudah 1! menit penderita belum sembuh sempurna, maka terapi diperpanjang sampai 1!! menit dengan diselingi tiap 2! menit bernapas % menit udara biasa. Setelah ini dilakukan dekompresi dari 1 meter ke < meter selama *! menit dan mengobser'asi penderita. Selanjutnya penderita dinaikkan kepermukaan selama *! menit. Seluruh waktu pengobatan dapat berlangsung kurang dari % jam. <,1! #ekompresi mengurangi diameter gelembung sesuai 9ukum $oyle dan ini akan menghilangkan rasa sakit dan mengurangi kerusakan jaringan. Selanjutnya gelembung larut kembali dalam plasma sesuai 9ukum 9enry. 6 2 yang digunakan dalam terapi memper"epat sampai 1! kali pelarutan gelembung dan membantu oksigenasi jaringan yang rusak dan iskemik. /alam kasus darurat yang jauh dari &asilitas #7$T dapat dilakukan rekompresi dalam air untuk mengobati P/ langsung ditempat. #ekompresi dilakukan pada kedalaman maksimum < meter selama *!)4! menit. Ke"epatan naik adalah 1 meter tiap 12 menit, dan bila gejalanya kambuh, tetaplah berada di kedalaman tersebut selama *! menit sebelum meneruskan naik kepermukaan. Setiba di permukaan, penderita diberi 6 2 selama 1 jam, kemudian berna&as dengan udara selama 1 jam, demikian seterusnya hingga 12 jam. Galaupun dapat dan telah dilakukan, mengenakan kembali alat selam dan menurunkan penyelam di dalam air untuk rekompresi, namun "ara ini tidak dapat 23
dibenarkan. Kesukaran yang dihadapi adalah penderita tidak dapat menolong dirinya sendiri, tidak dapat dilakukan inter'ensi medis bila ia memburuk dan terbatasnya suplai gas. 6leh karena ini usaha untuk mengatasi P/ sering kali tidak berhasil dan malahan beberapa pebderita lebih memburuk keadaannya. $ila terjadi tuli mendadak akibat oklusi arteri labirin, sebaiknya dilakukan terapi hiperbarik. 8nter'al waktu Antara saat kejadian dan gejala sangat penting dalam pemberian terapi hiperbarik oksigen. <,1!,2* Periode emas dari terbloknya pembuluh darah oleh thrombus atau emboli yang dapat memberikan suatu dis&ungsi neurologik adalah * jam. 9al ini di de&enisikan sebagai periode reper&usi pertama. Periode reper&usi kedua dimulai saat * sampai % jam setelah terjadi oklusi. 6bat)obatan yang dapat diberikan selama rekompresi adalah in&use "airan dekstran, plasma bila ada dehidrasi atau syok, steroid deksamethason bila ada edema otak, obat anti pembekuan darah heparin, digitalis bila terjadi gagal jantung, anti oksidan 'itamin E, 3, beta karoten untuk mengantisipasi pembekuan oksidan radikal bebas yang merusak sel tubuh pada terapi oksigen hiperbarik. <,1!,2* Pada kasus yang tidak gawat darurat, pengobatan biasanya "ukup dengan "ara konser'ati& saja, yaitu dengan memberikan dekongestan, menghindari menyelam atau terbang sampai pasien dapat menyeimbangkan kembali &ungsi telinga tengah, atau dengan melakukan perasat Calsa'a selama tidak terdapat in&eksi di jalan napas atas. Tetapi bila terdapat tanda)tanda ketulian dan 'ertigo, pemberian steroid harus dimulai. Apabila "airan yang ber"ampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu, maka dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa 'entilasi ?rommet. 1,2,12 Antibiotik tidak diindikasikan ke"uali bila terjadi pula per&orasi di dalam air yang kotor. Pasien dilarang untuk menyelam sampai telinga tengah sembuh dan pasien dapat dengan mudah menyesuaikan tekanan pada telinga tengah. =ika terjadi per&orasi, pasien harus menunggu hingga per&orasi sembuh dan membran timpani utuh kembali. 1,2,12 Selama pasien tidak menderita in&eksi traktus respiratorius atas, membarana nasalis dapat mengerut dengan semprotan dekongestan dan dapat diusahakan mengin&lasi tuba eustakius dengan perasat polit5er. Kemudian pasien diberikan
24
dekongestan, antihistamin atau kombinasi keduanya selama 1)2 minggu atau sampai gejala menghilang. $ila pasien menderita in&eksi traktus respiratorius atas, diindikasikan terapi serupa tetapi tuba eustakius tidak boleh diin&lasi sampai in&eksi teratasi sempurna. 9arus diberikan antibiotika bila terdapat åitis atau rhinitis bakterialis. Pada keadaan yang jarang dengan per&orasi membran timpani, biasanya penyembuhan terjadi se"ara spontan, tetapi pasien dianjurkan diperiksa ulang dan di"egah masuknya air ke dalam telinga sampai ia normal kembali. $ila pasien tetap harus terbang dalam keadaan pilek, pasien dianjurkan minum preparat dekongestan)antihistamin setengah jam sebalum berangkat dan selanjutnya setiap *)( jam pada penerbangan yang lama. /isamping itu ia dianjurkan membawa inhaler propel heksedrinbensedreB
dan menyedot *)( kali melalui tiap)tiap
lubang hidung tepat sebelum naiknya dan pada waktu mulai turunnya pesawat. 22 $arotrauma sinus diterapi dengan dekongestan, oral dan nasal. Nyeri dikontrol dengan NSA8/s atau obat analgesik narkotik. Pada barotrauma telinga tengah, pengobatan didasarkan pada skala Teed. 7ntuk kasus ringan Teed !)2 + dekongestan, nasal !,!%; oBymeta5oline hydro"hloride spray 2 kali sehari selama * hari dan oral pseudoephedrine 4!)12! mg dua atau tiga kali sehari. 7ntuk kasus Sedang Teed *)( pengobatan sama dengan diatas, tapi dapat ditambahkan dengan oral steroid, seperti prednisone 4! mg>hari selama 4 hari lalu diturunkan hingga :)1! mg per hari. =ika membran timpani ruptur atau air terkontaminasi, dapat diberi antibiotik sesuai dengan pengobatan otitis media akut.Pada kasus berat Teed % pengobatan sama seperti diatas. /apat dipertimbangkan miringotomi jika pengobatan gagal. Kontrol nyeri dengan Tylenol dengan kodein asetamino&en *!! mg dengan kodein &os&at *! mg 1)2 tablet setiap ()4 jam.*,1 /okter umum dapat mendiagnosa dan mengobati gangguan ini dengan dekongestan dan manu'er 'alsa'a. Kasus berulang memerlukan konsultasi dari ahli T9T, dengan opsi bedah miringotomi, meskipun kebanyakan kasus membaik se"ara spontan.2( 2.7
DIAGNOSIS BANDING
25
/iagnosis banding untuk barotrauma adalah adanya in&eksi pada telinga ataupun pada sinus. Penyakit in&eksi dapat berupa otitis eksterna, otitis media maupun sinusitis. Pada barotrauma, gejala yang mun"ul disertai dengan adanya riwayat perubahan tekanan yang dialami oleh penderita baik oleh karena menyelam ataupun riwayat bepergian dengan pesawat terbang. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya tanda)tanda in&eksi pada otitis eksterna, otitis media maupun sinusitis. * 2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin ditemukan berupa in&eksi telinga akut, hilangnya pendengaran, ruptur atau per&orasi dari gendang telinga dan 'ertigo.. 2!
2.1 P9OGNOSIS
Kasus)kasus berat memerlukan waktu hingga ()4 minggu untuk menyembuh, tapi umumnya dapat sembuh dalam dua atau tiga hari.
$arotrauma biasanya
sembuh sendiri. 9ilangnya pendengaran sebagian besar bersi&at temporer.2,2!
2.11 P9E:ENTI/
$arotrauma dapat di"egah dengan menghindari terbang ataupun menyelam pada waktu pilek dan menggunakan teknik pembersihan yang tepat. =ika terasa nyeri, agaknya tuba eustakius telah men"iut. Hang harus dikerjakan jika ini terjadi pada saat menyelam adalah hentikan menyelam atau naiklah beberapa kaki dan men"oba menyeimbangkan tekanan kembali. 9al ini tidak dapat dilakukan jika sedang terbang dalam pesawat komersial, maka perlu untuk men"egah pen"iutan tuba eustakius. 2,12,21,2( etode
terbaik
adalah
dengan
mulai
melakukan
manu'er)manu'er
pembersihan dengan hati)hati beberapa menit sebelum pesawat mendarat. =ika pasien harus terbang dalam keadaan pilek, maka sebaiknya menggunakan dekongestan semprot hidung atau oral.. Tindakan pre'enti& terdiri atas nasal spray 'asokonstriktor 12 jam sebelum penerbangan, dekongestan oral dan mengunyah permen karet ketika mendarat.2,12,21,2(
26
Selain itu, usaha pre'enti& terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyah permen karet atau melakukan perasat Calsa'a, terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk mendarat.1
27
BAB III LAPO9AN KASUS
I*entta- Pen*erta
Nama
+ Nn. 6K8
7mur
+ 2( Tahun
Status Poliklinik + 12 No'ember 2!1%
=enis Kelamin + Perempuan
Pekerjaan
Alamat
+ ahasiswa
+
Anamne--
Keluhan 7tama
+ Nyeri telinga kanan.
Keluhan Tambahan
+ penurunan pendengaran, telinga terasa buntu.
#iwayat Perjalanan Penyakit + Pasien mengeluh nyeri pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri terjadi pada saat os turun dari pesawat. 6s merasa sesaat turun dari pesawat telinga terasa sakit, berdengung, terasa buntu, dan pendengaran berkurang. 6s sedang mengalami pilek pada saat naik pesawat. 1 hari setelah kejadian keluhan tidak berkurang. Kemudian os merasa ada air keluar
dari
telinga
kanan.
Nyeri
dirasakan berkurang tetapi pendengaran dan rasa buntu ditelinga tidak berkurang Penyakit yang pernah diderita + Pasien naru pertama mengalami keluhan seperti ini. #iwayat Penyakit Keluarga
+ /alam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit serupa.
28
Pemerk-aan Stat!- General-
Kesadaran 7mum
+ 3ompos entis
Kesadaran
+ E(, C%, 4
?i5i
+ 3ukup
$erat $adan
+ (1 Kg
Nadi
+ < kali>menit
Pernapasan
+ 22 kali>menit
Suhu
+ *4,I3
=antung
+ S8)S88 normal, murmur ), gallop )
Paru)Paru
+ Cesikuler normal J, whee5ing ), rhonki )
Abdomen
+ /atar, lemas, nyeri epigastrium ), $7 J normal, pembesaran hepar dan lien )
Ekstremitas
+ 9angat, edema ), sianosis )
Stat!- LokalTelnga
8. Telinga 0uar
Kanan
Kiri
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
#egio #etroaurikula ) ) ) ) )
Abses Sikatrik Pembengkakan Fistula =aringan ?ranulasi
#egio igomatikus ) ) )
Kista $rankial Klep Fistula 0obulus Aksesorius
Aurikula ) ) )
ikrotia E&usi Perikondrium Keloid
29
) )
Nyeri tarik aurikula Nyeri tekan tragus
eatus Akustikus Eksternus ) ) ) ) ) ) )
0apang>sempit 6deme 9iperemis Pembengkakan Erosi Krusta sekret
) ) ) ) ) ) ) ) )
serous>seromukous>mukopus>pus Perdarahan $ekuan darah 3erumen plug Epithelial plug =aringan ?ranulasi /ebris $enda asing Sagging EBostosis
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
0apang
0apang
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
J
)
)
)
)
)
Ada minimal
Ada minimal
)
)
30
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
9iperemis
T.A.K
$ulat
$ulat
)
J
)
)
88. embran timpani )
Garna
) ) ) ) ) ) )
putih>suram>hiperemis>hematoma $entuk o'al>bulat #e&lek "ahaya #etraksi $ulging $ulla #upture Per&orasi
) )
sentral>peri&er>marginal>atti" Pulsasi Sekret
)
)
serous>seromukous>mukopus>pus
)
)
)
)
peri&er
)
)
)
)
)
)
)
T.A.K
T.A.K
ke"il>besar>subtotal>total ) ) ) )
Tulang pendengaran Kolesteatoma Polip =aringan granulasi
31
)
)
)
)
)
)
?ambar embran Timpani Kanan
888. Tes khusus 1.
Kiri
Kanan
Kiri
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Tes garpu tala Tes #inne Tes Geber Tes S"waba"h
2.
Tes Audiometri
*. Tes Fungsi Tuba ) )
Tes Calsa'a Tes Toynbee
Kanan
Kiri
)
)
)
)
32
(. Tes Kalori )
Tes Kobrak
Kanan
Kiri
)
)
9idung 8. Tes Fungsi 9idung ) )
Tes aliran udara Tes pen"iuman Teh Kopi
Kanan
Kiri
J
J
) ) )
Tembakau
) ) )
88. 9idung luar ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) )
Kanan
Kiri
/osum nasi Akar hidung Pun"ak hidung Sisi hidung Ala nasi /e&ormitas 9ematoma Pembengkakan Krepitasi 9iperemis Erosi kulit Culnus 7lkus Tumor /uktus nasolakrimalis
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
Tersumat>tidak tersumbat
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
33
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
Kanan
Kiri
) Sikatrik
)
)
) Stenosis
)
)
) Atresia
)
)
) Furunkel
)
)
) Krustas
)
)
) Sekret
)
)
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
0apang
3ukup
888. 9idung /alam 1. #inoskopi Anterior a. Cestibulum nasi
serous>seromukus>mukopus>pus b. Kolumela ) 7tuh>tidak utuh ) Sikatrik ) 7lkus ". 3a'um nasi ) 0uasnya lapang>"ukup>sempit ) Sekret 34
serous>seromukus>mukopus>
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Eutropi
Eutropi
erah uda
erah uda
)
)
Eutropi
Eutropi
Pus ) Krusta ) $ekuan darah ) Perdarahan ) $enda asing ) #inolit ) Polip ) Tumor d. Konka 8n&erior ) ukosa erutropi>hipertro&i>atropi basah>kering li"in>tak li"in ) Garna merah muda>hiperemis>pu"at>li'ide ) Tumor i. Septum nasi ) ukosa erutropi>hipertropi>atropi basah>kering li"in>tak li"in ) Garna merah muda>hiperemis>pu"at>li'ide ) Tumor ) /e'iasi ringan>sedang>berat kanan>kiri Superior>in&erior
35
Anterior>Posterior bentuk 3>bentuk S ) Krista ) Spina ) Abses ) 9ematoma ) Per&orasi ) Erosi Septum Anterior
erah uda
erah uda
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
?ambar /inding 0ateral 9idung /alam
36
?ambar 9idung /alam Potongan Frontal
2. #inoskopi Posterior ) Postnasal drip )
ukosa li"in>tak li"in
Kanan )
Kiri )
)
)
merah muda>hiperemis )
Adenoid
)
)
)
Tumor
)
)
)
Koana sempit>lapang
)
)
)
Fossa #ussenmullery
)
)
tumor>tidak )
Torus tobarius li"in>tak li"in
)
)
)
uara tuba tertutup>terbuka
)
)
se"ret>tuba
?ambaran 9idung $agian Posterior
37
8C. Pemeriksaan Sinus Paranasal ) Nyeri tekan>ketok
Kanan
Kiri
) 8n&raorbitalis
)
)
) Frontalis
)
)
) Kantus medialis
)
)
)
Pembengkakan
)
)
)
Transluminasi ) #egion in&raorbitalis
)
)
) #egion palatum durum
)
)
Tenggorok
8. #ongga ulut ) 0idah
Kanan T.A.K
Kiri T.A.K
) ?usi hiperemis>edema>ulkus
T.A.K
T.A.K
) $ukal hiperemis>edema
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
hiperemis>edema>ulkus>&issure mikroglosia>makroglosia leukoplakia>gumma papiloma>kista>ulkus
'esikel>ulkus>mukolel
) Palatum durum utuh>terbelah>pistel hiperemis>ulkus
38
pembengkakan>abses>tumor rata>tonus palatinus ) Kelenjar ludah
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
pembengkakan>litiasisi
striktur>ranula
) ?igi geligi mikrodontia>makrodontia anadontia>supernumeri kalkulus>karies 88. Faring ) Pallatum molle
Kanan T.A.K
Kiri T.A.K
Simetris
Simetris
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T.A.K
T1
T1
Tidak rata
Tidak rata
Kenyal
Kenyal
lekat>tidak
Tidak
Tidak
kripta lebar>tidak
Tidak
Tidak
melebar
melebar
detritus>membrane
J
J
hiperemis>edema
J
J
ulkus>tumor
)
)
hiperemis>edema>asimetris>ulkus )
7'ula edema>asimetris>bi&ida>elongating
)
Pilar anterior hiperemis>edema>perlengketan pembengkakan>ulkus
)
Pilar posteriorhiperemis>edema>perlengketan
)
pembengkakan>ulkus
/inding belakang å hiperemis>edema granuler>ulkus se"ret>membrane
)
0ateral band menebal>tidak
)
Tonsil palatina derajat pembesaran permukaan rata>tidak konsistensi kenyal>tidak
39
?ambar #ongga ulut dan Faring
40
#umus ?igi)?eligi
888. 0aring 1. 0aringoskopi tidak langsung
Kanan
Kiri
)
)
)
)
indire"t - /asar lidah tumor>kista - Tonsila 0ingualis eutropi >
-
hipertropi Calekula benda asing>tumor Fosa piri&ormisbenda asing
-
>tumor Epiglotis hiperemis> udem>
-
ulkus> membran Aritenoid
-
hiperemis>udem>ulkus>memb -
ran Pita Suara hiperemis>udem>menebal, nodus>polip>tumor, gerak
-
simetris>asimetris Pita suara palsu
hiperemis>udem - #ima glotis lapang>sempit Trakea 2. laringoskopi langsung dire"t ?ambaran laringoskopi tidak langsung
41
Pemerk-aan la"orator!m −
$elum diperiksa
Dagno-- ker6a −
$arotrauma telinga tengah
Pengo"atan
8
8stirahat $ed #est
88
edikamentosa a. Non edikamentosa - 9indari penerbangan pada saat terkena 8SPA
b. edikamentosa • • • •
888
/ekongestan seperti e&edrin Analgetik seperti as.me&enamat Steroid seperti deBamethason Antibiotik biasanya menggunakan amoksisilin, penisilin, eritromisin
Pemeriksaan Anjuran /arah rutin dan 6AE untuk melihat kondisi telinga dalam
8C
Prognosis Luo ad 'itam+ $onam Luo ad &un"tionam+ /ubia et bonam 42
BAB I: ANALISA KASUS
Pasien mengeluh nyeri pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri terjadi pada saat os turun dari pesawat. 6s merasa sesaat turun dari pesawat telinga terasa sakit, berdengung, terasa buntu, dan pendengaran berkurang. 6s sedang mengalami pilek pada saat naik pesawat. 9al tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan keluhan yang dialami oleh penderita disebabkan oleh barotrauma pada telinga tengah dimana hal ini disebabkan pada penderita ispa seringkali tuba eusta"hius mengalami edem sehingga tidak bisa membuka se"ara sempurna dan &ungsi &isiologisnya terganggu yang menyebabkan erbedaan tekanan di telinga tengah dan telinga luar yang berakibat rasa nyeri pada pasien. 1 hari setelah kejadian keluhan tidak berkurang. Kemudian os merasa ada air keluar dari telinga kanan. Nyeri dirasakan berkurang tetapi pendengaran dan rasa buntu ditelinga tidak berkurang 9al ini menjelaskan bahwa pada pasien sudah terjadi per&orasi pada membran timpani yang menyebabkan nyeri berkurang tetapi pendengaran masih belum terasa membaik. 7ntuk penatalaksanaan diberikan obat)obatan dekongestan, antibiotik, analgetik, steroid diberikan karena keluhan sudah terjadi selama 1 minggu dan keluhan belum berkurang sama sekali
43
DA/TA9 PUSTAKA
1. Soepardi E, dkk. $uku Ajar 8lmu Kesehatan Telinga, 9idung, Tenggorok, Kepala M 0eher. Edisi 4. =akarta+ $alai Penerbit Fakultas Kedokteran 7ni'ersitas 8ndonesia. 2!!:. 9al. 1!)1*, 4% 2. Adams ?, $oies 0, 9igler P. $oies $uku Ajar Penyakit T9T. =akarta+ E?3. 1<<:. 9al.
=.
$arotrauma.
http+>>www.emedi"ine.meds"ape."om>arti"le>:441.htm diakses tanggal 2< =uli 2!1%. (. Sa&er, /. $arotrauma. Spain+ E$S36 Publishing. 2!11. %. Aly, #usly, dr. $arotrauma. $anda A"eh+ Fakultas Kedokteran 7ni'ersitas Syiah Kuala. 2!1!-*%). 4. 3ummings, 3harles G. 3ummings 6tolaryngology 9ead and Ne"k Surgery Fourth Edition. aryland+ Else'ier.2!!%. :. Netter, F. 8ntera"ti'e Atlas 6& 9uman Anatomy. England + No'ahte. 2!!(. P. 21%)24 . /osen $agian 8lmu Penyakit T9T. Anatomi Sinus Paranasalis. edan+ $agian 8lmu Penyakit T9T Fakultas Kedokteran 7ni'ersitas Sumatera 7tara. 2!12-1) 1*. <. Edmonds, 3arl /, et al. Physi"s /i'ing 3hapter 2 dalam /i'ing edi"ine &or S37$A /i'ers % th Edition. Australia+ National 0ibrary o& Australia. 2!1*11)2. 1!. /ire"tion o& 3ommander, Na'al Sea Systems o& 3ommand. iBed ?as Sur&a"e Supplied /i'ing 6perations in 7S Na'y /i'ing anual #e'ision 4. 2!11- 1!)1<<. 11. Ajeng, /arma&indi dan 8ndriawati #atna. Pengaruh Frekuensi Penggunaan Pesawat Terbang dengan Kejadian $arotrauma. Hogyakarta+ $agian Fisiologi Fakultas Kedokteran 7ni'ersitas uhammadiyah Hogyakarta. 2!11.-1)4. 12. $allenger, ==. Et". $allengers 6torhinolaryngology+ 9ead and Ne"k Surgery. 7SA+ PP9)7SA. 2!!<. P. 21%)4 44