PERBANDINGAN ERITROSIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Di Sungai Bone dan Danau Limboto Febriyanti Djibu 1, Nurhayati Doe 2, Maryam Igirisa 3, Anti Tamau 4 1
Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak
. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan eritrosit ikan nila ( Oreochromis niloticus) Di Sungai Bone dan Danau Limboto. Limboto. Lokasi pengambilan sampel sampel yakni Sungai Bone (Hilir sungai) berada berada Jl. Pangeran Kalengkongan, Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. Garis lintang Nº31’2663364’’ E 123º34010,364. Danau Limboto berada di Jl. Reformasi Hutuo, Limboto, Gorontalo dengan garis lintang N 0º36’58, 54241 dan E 123º07,90298. Sedangkan Proses perhitungan eritrosit sampel dilakukan di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan November. November. Metode yang digunakan yaitu penelitian Metode yang digunakan yaitu penelitian eksploratif dengan dengan pengamatan langsung d ilapangan dan di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya kertas pH, salinometer, jaring/pancing, timbangan, alat bedah, alat tulis, kamera, kertas label , pipet tetes, mikroskop, haemocytometer, larutan hayem, pipet sahli, batang pengaduk, wadah dan GPS coordinate. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan nila di aliran Sungai Bone dan Danau Limboto. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji independent sample T-test, kemudian hasilnya dideskripsikan. dideskripsikan. Hasil pengukuran fisika kimia air di di sungai bone dan Danau Limboto antara lain: Ph 6,7, salinitas 10 %,10%, kelembaban 39%, 55%. Hasil uji analisis data menggunakan Independent Sample Test, diperoleh nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) adalah .000. Hal ini sesuai dengan ketetapan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa apabila nilai signifikasi atau sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat perbedaan antara jumlah eritrosit atau kadar eritrosit pada Sungai Bone dan Danau Limboto disebabkan oleh perbedaan kualitas fisika kimia air dan waktu pengambilan sampel. sampel. Kata kunci: Jumlah eritrosit, Sungai Bone, Danau limboto Abstract This research aims to know the comparison of erythrocytes of fish tilapia (Oreochromis niloticus) in the Bone and Lake Limboto. Location of sampling the river Bone (downstream) are JL. Pangeran Kalengkongan, tents, district Hulonthalangi, the town of Gorontalo. Latitude N º 31 ' 2663364 ' ' E 34010.364 º 123. Lake is located at JL. Reform Hutuo, Limboto, Gorontalo with latitude 0 ° 36 ' 58, 54241 and E 123 ° 07.90298. While the process of calculations carried out in Laboratory samples of erythrocytes of biology, Faculty of mathematics and natural science, State University of Gorontalo. The time of the research was carried out during the month of November. Methods used namely research methods used namely exploratory research with direct observation of field and in the laboratory. Tools used in this study include pH paper, a salinometer, nets/fishing line, weights, surgical tools, stationery, camera, paper labels, dropper drops, microscope, haemocytometer, hayem, sahli pipette solution, stir, containers and GPS coordinate-. The materials used in this study is the fish fish Tilapia in river Bone and Lake Limboto. The obtained are then analyzed using independent sample T-test test, then the results are described. The data results of measurements of Chemical Physics of the water in the river and Lake Limboto bone among others: 6, 7 Ph, salinity 10% .10%, 39%, moisture 55%. Test result data analysis using Independent Sample Test, obtained a value of Significance or Sig (2-tailed) is. 000. This is in accordance with the Statute of decision-making which stated that if the value or significance of the sig (2-tailed) H0 is rejected then the 0.05 < and Ha accepted meaning that there is a difference between the number of erythrocytes or levels of erythrocytes in river Bone and Lake Limboto is caused by the difference in the quality of the water chemistry physics and time sampling. Keywords: The number of erythrocytes, River Bone, Lake Limboto
1
Perbandingan Jumlah Eritrosit Ikan Nila ( Oreochromis niloticus) (djibu , F., et al.)
PENDAHULUAN Sungai Bone dan Danau Limboto merupakan perairan yang ada di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan Penelitian Simamora (2012) bahwa Sungai Bone telah mengalami pencemaran dan gangguan ekosistem pada level menengah, dan bagian paling hilir tercemar berat. Salah satu kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran yaitu merkuri (Hg). Menurut Doe (2014) pencemaran merkuri ke perairan sungai dan laut di perairan Provinsi Gorontalo adalah kegiatan pertambangan emas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri (Hg) untuk muara kadar merkuri (Hg) terukur sudah melewati batas maksimum yang diperoleh pada sampel yang diambil pada saat surut yaitu 0,00121 mg/l (untuk bagian permukaan) dan 0,01489 mg/l (untuk bagian dekat dasar), sedangkan sampel yang diambil pada saat pasang masih dibawah batas maksimum yang diperbolehkan (Doe, 2014). Danau Limboto juga telah diketahui tercemar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pencemaran organik yang terjadi pada perairan Danau Limboto berdasarkan indeks kimia KIRCHOFF cenderung tergolong ke dalam perairan yang tercemar ringan, kecuali di wilayah Dembe tergolong ke dalam perairan yang tercemar sedang dengan kisaran nilai indeks KIRCHOFF sebesar 53,49 – 68,87 dengan nilai terrendah dijumpai di Dembe dan tertinggi di bagian tengah danau (Suryono, 2010). Pencemaran Sungai Bone dan Danau Limboto dapat diketahui melalui keadaan dari spesies yang terdapat di Sungai tersebut, salah satunya Spesies ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak dijumpai di Sungai Bone dan Danau Limboto. Menurut Mege (1993) dalam Royan (2014) Ikan nila (Oreochromis niloticus ) merupakan ikan yang banyak dibudidayakan diperairan tawar seperti danau, sungai dan kolam tetapi, ikan nila (Oreochromis niloticus) bersifat eurihaline yaitu mampu dipelihara dalam kisaran salinitas yang lebar, dapat hidup di lingkungan air tawar, payau dan salin. Salinitas yang ditoleransi untuk kehidupan ikan nila antara 0 –35 ppt. Alamat Korespondensi Penulis: Nama Lengkap Penulis Utama Email :
[email protected] Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No.6 Kota Gorontalo Telp. 0435-821125-825424 fax 0435-821752
2
Akibat dari pencemaran tersebut ada satu cara yang dapat dilakukan dalam mengetahui keadaan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terdapat pada Sungai Bone dan Danau Limboto yang telah mengalami pencemaran, yaitu menganalisis gambaran hematologi terutama eritrosit ikan nila (Oreochromis niloticus) yang ada di Sungai Bone dan Danau Limboto. Hal ini akan membuktikan perbandingan jumlah eritrosit ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Sungai Bone dan Danau Limboto yang dapat menunjukan keadaan ikan nila sehat atau tidak karena keadaan sungai Bone dan Danau Limboto yang telah tercemar. Kadar eritrosit yang normal yaitu ikan nila betina jumlah 43,38±6,79 x 106sel/mm3 dan pada ikan nila jantan jumlah eritrositnya 60,84±24,31 x 106sel/mm3 (Salasia, 2001). Kisaran ini menjadi pegangan untuk mengetahui keadaan atau jumlah eritrosit ikan nila di Sungai Bone dan Bolango. Hematologi sering untuk mendeteksi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh stres lingkungan dan juga berhubungan dengan status kesehatan ikan (Bangsa, 2015). Berdasarkan hal tersebut kami ingin mengetahui perbandingan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Sungai Bone dan Danau Limboto berdasarkan gambaran eritrosit. Hal ini disebabkan pencemaran air sungai Bone yang telah terjadi selama ini yang diakibatkan oleh penambangan emas, dan pencemaran oleh limbah rumah tangga pada Danau Limboto. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan di Sungai Bone dan Danau Limboto, pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang. Penelitian akan dilaksanakan selama 2 hari (1 hari di sungai Bone dan 1 hari di Danau Limboto) pada bulan November. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan yaitu penelitian eksploratif dengan pengamatan langsung dilapangan dan di laboratorium. Proses perhutungan eritrosit sampel ikan nila dilakukan di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya kertas pH (untuk mengukur pH air), salinometer (untuk mengukur salinitas air), jaring/pancing (untuk mengambil sampel ikan), timbangan (untuk mengukur bobot ikan), alat
bedah, alat tulis, kamera, kertas label (untuk memberi tanda pada ikan), pipet tetes, mikroskop, haemocytometer (untuk menghitung jumlah eritrosit ikan), larutan hayem, pipet sahli, batang pengaduk, wadah dan GPS coordinate. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan nila di aliran Sungai Bone dan Danau Limboto. Pengumpulan data dilakukan melalui: 1. Pengamatan parameter fisik dan kimia air Pengamatan parameter fisik dan kimia air sungai meliputi: pH air , salinitas air dan kelembaban 1. Pengambilan Sampel Ikan Prosedur pengambilan sampel ikan, dilakukan dengan mengunakan jaring pada stasiun pengamatan yang sudah ditentukan. Selajutnya ikan yang tertangkap diletakan dalam wadah plastik, dan memberi label pada setiap ikan, lalu memasukkan sampel ikan kedalam wadah agar ikan tidak membusuk selama proses penelitian. 2. Perhitungan jumlah eritrosit ikan Langkah pertama yang dilakukan yaitu pengambilan darah pada bagian insang ikan, kemudian hisap menggunakan pipet sahli. Tambahkan larutan hayem sampai skala 101 aduk darah dengan membentuk angka 8 sekitar 3-5 menit agar darah dan larutan hayems homogen. Setelah itu 2 tetes pertama larutan darah dalam pipet dibuang, teteskan pada haemocytometer type Nauber dan tutup dengan gelas penutup. Amati darah dan hitung menggunakan mikroskop. Rumus: Jumlah eritrosit = Jumlah eritrosit terhitung x 106 sel/mm3 3. Analisis data Data yang diperoleh akan di analisis menggunakan uji independent sample T-test, kemudian hasilnya dideskripsikan. Berikut ini merupakan hipotesis yang diajukan: H0 : Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata eritrosit ikan nila di sungai Bone dan Danau Limboto Ha : Terdapat perbedaan antara rata-rata ikan Nila di Sungai Bone dan Danau Limboto Dasar pengambilan keputusan: - Jika nilai signifikasi atau sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak - Jika nilai signifikasi atau sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pengukuran Fisika Kimia Air di Sungai Bone dan Danau Limboto Parameter Fisika Kimia air & Ukuran Ikan Nila
Sungai Bone
Danau Limboto
PH
6 10 % 10-18 cm
7 10 % 10-20 cm
Salinitas Ukuran ikan Nila
Fisika Kima Air pH merupakan suatu indikator untuk mengukur derajat keasaman dari air pada Sungai Bone dan Danau Limboto. Masing-masing pH dari Sungai Bone dan Danau Limboto antara lain, 6 dan 7. Nilai pH yang mampu ditoleransi oleh ikan nila berkisar antara 6 - 9, tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berada pada kisaran pH 7 – 8 (Permatasari, 2012). Meskipun masih dapat dikatakan normal, nilai pH yang terukur menunjukkan bahwa konsentrasi OH- lebih besar dibanding dengan H+, yang berarti lingkungan perairan cenderung bersifat basa. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitriikasi akan berakhir jika pH rendah (Rahman, 2012). Sungai Bone dan Danau Limboto memiliki Salinitas yang tidak berbeda yaitu sekitar 10%. Oleh sebab itu, Ikan nila yang memiliki sifat euryhalin mampu hidup pada kondisi lingkungan dengan rentang salinitas yang luas, ikan nila yang hidup pada media yang memiliki salinitas memberikan pengaruh tekanan osmotik, yang pada akhirnya berperan pada pertumbuhan ikan nila, menurut Peter (1979) dalam Noviyanti (2016) salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. Tabel 2. Hasil Independent Sample Test
3
Perbandingan Jumlah Eritrosit Ikan Nila ( Oreochromis niloticus) (djibu , F., et al.)
Diagram: Plot Kadar eritrosit Di sungai Bone dan Danau Limboto
ikan-ikan yang mempunyai alat pernafasan tambahan, yang memungkinkannya mengambil oksigen langsung dari udara bebas seperti lele (Clarias sp.), sepat (Trichogaster sp.), gabus (Channa gurami ( Osphronemus striata), gouramy ) (Effendi, 2003). Variasi oksigen terlarut dalam air biasanya sangat kecil sehingga tidak menggangu kehidupan ikan. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi berbagai senyawa kimia dan respirasi berbagai organisme perairan. Kadar oksigen terlarut dan pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup ikan dalam Effendi (2003) sebagai berikut: Tabel 3. Kadar Oksigen Terlarut dan Pengaruhnya pada Kelangsungan Hidup Ikan
Jumlah Eritrosit ikan nila pada sungai Bone dan Danau Limboto sangat banyak, tetapi memiliki perbedaan yang signifikan. Jumlah Eritrosit pada ikan nila di Sungai Bone Berkisar dari 254 x 106 sel/mm3 – 365.5 106 sel/mm3, sedangkan Jumlah Eritrosit ikan nila di Danau Limboto berkisar dari 107 x 106 sel/mm3 - 179.5 x 106 sel/mm3. Adapun salah satu sampel pada Sungai Bone menghasilkan nilai yang sangat tinggi yaitu 365.5 106 sel/mm3 yang mungkin disebabkan karena kesalahan dalam mneghitung yang diakibatkan oleh faktor manusiawi. Jumlah Eritrosit yang sangat banyak ini disebabkan oleh kurangnya oksigen sehingga terjadi peningkatan eritrosit. Oksigen berkurang karena pada saat ikan diambil pindahkan dalam wadah atau tempat yang tidak terlalu besar dan jumlah ikan didalamnya cukup banyak, maka kebutuhan oksigen berkurang dan tingkat stress pada ikan meningkat. Perbedaan jumlah eritrosit pada ikan nila yang di Sungai Bone dan Danau Limboto dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan Oksigen terlarut dalam air. Akan tetapi kami tidak melakukan pengukuran Oksigen terlarut karena tidak adanya DO Meter. Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210 ml/L. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang larut di perairan bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil (Effendi, 2003). Kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) minimal 4 ppm. Beberapa ikan hidup dengan baik pada kandungan oksigen kurang dari 4 ppm, terutama 4
Kadar DO (mg/L) <0.3 0.3 – 1.0
Pengaruh Terhadap Kelangsungan Hidup ikan Hanya sedikit yang bertahan Akan menyebabkan kematian pada ikan jika berlangsung lama 1.0 – 5.0 Ikan akan hidup pada kisaran ini tetapi pertumbuhannya lambat jika berlangsung lama. >5.0 Pada kisaran ini hampir semua organisme akuatik menyukainya Eritrosit berperan untuk mengikat oksigen terlarut dalam air, apabila oksigen terlarut dalam air besar maka eritrosit yang tersedia juga harus besar. Menurut Salasia (2001) pada ikan nila betina jumlah eritrositnya yang normal yaitu 43,38±6,79 x 106sel/mm3 dan pada ikan nila jantan jumlah eritrositnya 60,84±24,31 x 106sel/mm3. Penelitian Salasia (2001) yaitu ikan nilanya melalui tahap pembudidayaan, sedangkan untuk pengamatan ikan nila yang kami lakukan tidak melalui tahap pembudidayaan terlebih dahulu. Hal ini merupakan salah satu penyebab, terjadinya perbedaan yang sangat tinggi terhadap jumlah eritrosit normal oleh ikan nila pada umumnya, dan julah eritrosit ikan nila hasil pengamatan kami. Selain itu, hal lain yang dapat mempengaruhi adalah pada saat pengitungan jumlah eritrosit ikan nila pada kotak Haemocytometer terjadi Human Error yaitu kesalahan kami dalam menghitung jumlah eritrosit pada setiap kotak. Semua yang ada didalam kotak kami anggap sebagai erirosit, tetapi bisa saja tidak semua yang ada dalam setiap kotak tersebut adalah eritrosit.
Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri. Ukuran dan jumlah eritrosit tersebut sangat berkaitan, dimana bila ukuran eritrosit besar maka jumlah eritrositnya menjadi sedikit dan jika ukuran eritrosit kecil maka jumlah eritrositnya banyak. Jumlah eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia sedangkan jumlah yang tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Nofembrianti, 2014). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Independent Sample Test yang merupakan uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang berbeda yaitu data yang berasal dari Sungai Bone dan Danau Limboto. Berdasarkan analisis data menggunakan Independent Sample Test, diperoleh nilai Signifikansi atau Sig.(2-tailed) adalah .000. Hal ini sesuai dengan ketetapan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa apabila nilai signifikasi atau sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat perbedaan antara jumlah eritrosit atau kadar eritrosit pada Sungai Bone dan Danau Limboto disebabkan oleh perbedaan kualitas fisika kimia air dan waktu pengambilan sampel. Pada saat pengambilan sampel di Sungai Bone kami memerlukan waktu yang cukup lama untuk membawa 10 sampel ikan dari Sungai Bone ke Laboratorium untuk dihitung Jumlah eritrositnya dan ikan yang kami uji sudah tidak dapat bergerak bebas, tetapi masih hidup. Hal ini menjadikan sampel ikan nila menjadi sangat stress sehingga jumlah eritrosit meningkat. Sebaliknya pengambilan sampel di Danau Limboto tidak memerlukan waktu yang lama untuk membawa 10 sampel ikan ke laboratorium, tetapi keadaan ikan nila ada beberapa yang masih bisa bergerak bebas dan yang lainnya sudah tidak dapat bergerak bebas sehingga jumlah eritrosit juga lebih sedikitdibandingkan dengan yang berasal dari Sungai Bone . KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara jumlah eritrosit ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Sungai Bone dan Danau Limboto yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kualitas fisika kimia air, ukuran tubuh ikan nila (Oreochromis sp), Human Error pada saat
menghitung jumlah eritrosit dan waktu pengambilan sampel. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menucapakan banyak terimakasih kepada rekan-rekan angota kelompok yang telah membantu penyelesaian jurnal ini dan teristimewa kepada Team teaching MK Ikhtiologi yang telah membimbing pembuatan jurnal dan analisis data. DAFTAR PUSTAKA 1) Bangsa, Puja Cikal., dkk. 2015. Pengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Jumlah Eritrosit Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. Vol. 9 No. 1. ISSN : 0853-1943. 2)
Doe, Suci Febri Dwi Astuti., dkk. 2014. Kandungan Merkuri di Wilayah Penangkapan Ikan Nike di Kota Gorontalo. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Vol. 2, No. 4. Hal. 146 – 151.
3)
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
2)
Nofembrianti, dkk. 2014. Studi Hematologi Ikan Nila Merah Di Sentra Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar Sungai Kapuas Kota Pontianak. JURNAL RUAYA VoL.1. No.1. ISSN 2338 – 1833. Noviyanti, Eka., dkk. 2016. Pengaruh Salinitas Dan Kadmium Terhadap Hematologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Prosiding Seminar Nasional Biologi . ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9. Permatasari, Dwiana Wulan, 2012. Kualitas Air Pada Pemeliharaan Ikan Nila Intensif Di Kolam Oreochromis Sp Departemen Budidaya Perairan InstItut Pertanian Bogor. Skripsi . Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Rahman, Adittya., dkk. 2012. Penentuan Tingkat Pencemaran Sungai Desa Awang Bangkal Berdasarkan Nutrition Value Oeficien dengan Menggunakan Ikan Nila (Oreochromis sebagai niloticus) Bioindikator. Jurnal Ekosains.Vol. IV, No. 1. Royan, F., Rejeki, S., dan Haditomo, A.H.C. 2014. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Profil Darah Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Journal Of
3)
4)
5)
6)
5
Perbandingan Jumlah Eritrosit Ikan Nila ( Oreochromis niloticus) (djibu , F., et al.)
Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 2 .110-114. 7) Salasia, S.I.O., dkk. 2001. Studi Hematologi Ikan Air Tawar. Jurnal Biologi . Vol. 2, No. 12. ISSN 0853-7240. 8) Simamora, Rotua Lelawaty, dkk. 2013. Kualitas Air Sungai Bone (Gorontalo) Berdasarkan Bioindikator Makroinvertebrata. PPE Sulawesi, Maluku dan Papua Kementerian Lingkungan Hidup. 9) Suryono, Tri., dkk. 2010. Tingkat Kesuburan Dan Pencemaran Danau Limboto, Gorontalo. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 36(1): 49-61. ISSN 0125-9830.
6