BUDIDAYA IKAN NILA
Oleh Oleh : V i ki Selfi Selfia a ABSTRAK
sp .) merupakan salah satu komoditas air tawar yang I kan kan nila (Oreochromis sp.) memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara – negara – negara negara yang sedang berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana (1997), menambahkan bahwa ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar potensial untuk sumber protein hewani yang dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat.
K ata K unci unci : I kan kan Ke K er apu PENDAHULUAN
Ikan nila dikenal dengan TILAPIA yang merupakan ikan bukan asli perairan Indonesia tetapi tet api jenis ikan pendatang p endatang yang diintroduksikan ke Indonesia dalam beberapa tahap. Meskipun demikian, ikan ini ternyata dengan cepat berhasil dengan cepat menyebar keseluruh pelosok Tanah Air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup popular. Begitu populernya ikan nila sehingga saat ini dapat dengan mudah ditemukan. Secara resmi ikan nila ( Oreochromis sp.) sp .) didatangkan oleh Balai Penelitian Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani Indonesia (Suyanto,2003). Prospek pengembangan budidaya ikan nila juga diperkirakan memiliki peluang yang memberi andil cepatnya perkembangan usaha budidaya ikan nila adalah rendahnya biaya produksi, sehingga tidak mengherankan jika keuntungan yang diperoleh juga cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nila merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas nila adalah memiliki resistensi yang relatif
tinggi terhadap kualitas air dan penyakit, memilliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, memiliki kemampuan yang efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, memiliki kemampuan tumbuh yang baik, dan mudah tumbuh dalam sistem budidaya intensif (Rizal, 2009) Khairuman dan Amri (2008), menambahkan faktor lain yang menyebabkan ikan nila berkembang sangat pesat adalah adalah cita rasa dagingnya yang khas dan harga jualnya terjangkau masyarakat. Warna daging ikan nila putih dan tidak banyak durinya sehingga sering dijadikan sumber protein yang murah dan mudah didapat. Hal ini bisa dimengerti karena kandungan gizi ikan nila cukup tinggi, yakni sekitar, 17,5 %, sehingga membuka peluang pasar lebih luas. Kebutuhan pasar terhadap ikan nila tidak hanya terbuka untuk ikan nila berukuran konsumsi, tetapi juga merambah ke ikan nila stadium benih. Sehingga dengan sendirinya perkembangan yang pesat tersebut mendatangkan peluang baru bagi pembenihan dan pemasaran benih ikan nila. PEMBAHASAN
Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar.Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat.Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan. Jenis-Jenis Ikan Nila
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Terdapat beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain: nila biasa, nila merah (nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift A.
Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30o C.
Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
Sarana Budidaya
·
Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya adalah hampir sama semua, misalnya :
·
1.
Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
2.
Pupuk kandang
Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh makanan alami dan membuat kolam menjadi subur.
3.
Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten, ukuran benih yang ditebarkan ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang seragam.
4.
Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan
Protein 30 %.
B.Sarana dan Peralatan PERALATAN
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). C. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
Pertumbuhannya sangat cepat.
Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: a. Betina
Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
Warna perut lebih putih.
Warna dagu putih.
Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar.Akibatnya, kepadatan kolam meningkat.Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.
Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
Secara manual (dipilih)
Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
Merangsang perubahan seks dengan hormon
Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
Perendaman
Perlakuan hormon melalui pakan
C. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :
Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan bura yak (anak ikan).
Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
Usaha
pembenihan
biasanya
menghasilkan
benih
yang
berbeda-beda
ukurannya.Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih.Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut “benih kebul”.Benih yang berumur 2 3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil.Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram.Benih ini disebut gelondongan besar. D.Penebaran Benih Ikan Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran
berat
ikan
nila
sudah
mencapai
400-600
gram/ekor.
E.Pemeliharaan Budidaya Ikan Nila
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan, pencegahan penyakit, dan masa pemanenan. Untuk mengetahi secara detail tentang
langkah-langkah
tersebut
diatas,
penjelasannya secara spesifik kepada Anda. 1. Persiapan Kolam
maka
berikut
akan
diberikan
Kolam
adalah
salah
satu
hal
yang
paling
penting
untuk
membudidayakan ikan nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Pengeringan kolam;
Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.;
Pengisian air kolam;
Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;
Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian ai r kolam.
F. Pemberian Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan.Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur. Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini: 1. Protein 20-30%; 2. Lemak 70% (maksimal.); 3. Karbohidrat 63 - 73%. 4. Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah : - Kaliandra - Kalikina atau kecubung; - Kipat - Kihujan
F.2 Kebiasaan Makan Ikan Nila
Salah satu kelebihan ikan nila adalah pada Kebiasaan Makan Ikan Nila yang memakan segalanya (omnivora).Makanannya bisa berupa tumbuhan, daging, serangga, ikan jenis lain, maupun plankton.Karena itu, ikan nila juga relatif hemat pakan. Pada masa larva, setelah cadangan makanan berupa kuning telur habis, benih nila akan memakan zooplankton yang tersedia di alam. Setelah berumur lebih dari satu minggu, anakan ikan nila juga akan memakan lumut atau alga yang ada pada lingkungannya. Dan ikan dewasa, tumbuhan yang ada di air sekitar merupakan makanan nya.Sementara itu, jika ikan nila di perlihara secara intensif, perlu penambahan pakan berupa pelet untuk memacu pertumbuhan supaya optimal.Hal ini mulai di lakukan setelah larva nila mulai menjadi benih.Pelet di berikan berdasarkan biomassa, berikut asumsi perhitungannya. Jumlah populasi awal misal 1470 ekor nila yang berukuran 12 cm. Satu ekor ikan nila memiliki berat sekitar 12,5 gram ( 1 kg = 80 ekor ). Berat biomassa ikan adalah 18,5 kg ( 1470 ekor x 12,5 gram). jika kebutuhan pakan sebanyak 5% dari biomassa, pakan yang di butuhkan per hari sebesar 0,925 kg atau di bulatkan sebanyak 1 kg per hari. G. Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya.Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut. Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal. Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan
pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan. H. Pemanenan Ikan Nila
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor. Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap. Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang dalam budi daya ikan nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang terbuat dari semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat menggunakan kolam yang terbuat dari terpal. PENUTUP Kesimpulan :
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan karena wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga. Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit, karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan
diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis ikan pemakan campuran (omnivora).
Saran :
Mungkin inilah yang yang dapat kami sampaikan pada penulisan kelompok ini. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas guru pembimbing mata pelajaran Prakarya Yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa. Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami
DAFTAR PUSTAKA
Avnimelech, Y. 1999. C/N Ratio As a Control Element in Aquaculture Systems. Aquaculture, 176: 227-235. Crab, R., Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. Bossier, and W. Verstraete. 2007. Nitrogen Removal
Techniques
in
Aquaculture
for
Sustainable
Production.
Aquaculture, 270: 1-14. De Schryver, P., R. Crab, T. Defoirdt, N. Boon, and W. Verstraete. 2008. The Basics of Bio-Flocs Technology: The Added Value for Aquaculture. Aquaculture, 277: 125 – 137.