GANGGUAN SOMATISASI
I.
PENDAHULUAN Gangguan somatisasi telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Nama awal
untuk gangguan somatisasi adalah hysteria, suatu keadaan yang secara tidak tepat diperkirakan hanya mengenai wanita. (Kata “histeria” didapatkan dari kata ahasa !unani untuk rahim, hystera". hystera". #ada aad ke$%& 'homas yndenham menemukan ahwa )actor psikologis, yang dinamakannya penderitaan yang mendahului (antecendent sorrow", sorrow", adalah terliat dalam patogenesis gejala.% *i tahun %+- #aul ri/uet, seorang dokter #erancis, mengamati anyaknya gejala dan system organ yang terliat dan perjalanan penyakit yang iasanya kronis. Karena pengamatan klinis yang tajam terseut, gangguan ini dinamakan sindro sindrom m ri/ue ri/uett selama selama period periodee waktu waktu tertent tertentu, u, walaup walaupun un istilah istilah “gangg “gangguan uan somatisasi” menjadi standar di 0merika erikat saat diperkenalkan *M pada tahun %-+1. % Gangguan somatisasi dicirikan dengan gejala$gejala somatik yang anyak yang tidak dapat dijelaskan erdasarkan pemeriksaan )isik maupun laoratorium. Kelu Keluha han n yang yang diut diutara araka kan n pasi pasien en melip meliput utii er eraga agaii sistem sistem orga organ n seper seperti ti gastrointestinal, seksual, sara) dan ercampur dengan keluhan nyeri. Gangguan ini ersi)at
kronis,
erkaitan
dengan
stressor
psikologis
yang
ermakna,
menim menimulk ulkan an henday hendayaa di idang idang sosial sosial dan okupas okupasi, i, serta serta adanya adanya perilak perilaku u mencari pertolongan medis yang erleihan. 2 Gangguan somatisasi ereda dengan gangguan somato)orm lainnya karena anyaknya keluhan dan anyaknya system organ yang terliat. #asien pada gangguan ini menunjukkan keluhan somatik yang tidak dapat dijelaskan dengan adanya gangguan depresi), an3ietas, atau penyakit medis. II.
4
DEFINISI
Gangguan Gangguan somatisasi merupakan merupakan salah satu entuk entuk gangguan gangguan somatoform, somatoform, yang yang sumer sumer ganggu gangguann annya ya adalah adalah kecema kecemasan san yang yang dimani dimani)est )estasi asikan kan dalam dalam kelu keluha han n )isik )isik,, sehin sehingg ggaa oran orang g lain lain tida tidak k akan akan meng mengert ertii jika jika indi indi5i 5idu du tida tidak k mengeluh. omatisasi juga merupakan suatu entuk gangguan yang ditunjukkan
1
dengan satu atau eerapa macam keluhan )isik akan tetapi secara medis tidak mempunyai dasar yang jelas. 6 *ijelaskan leih lanjut ahwa gangguan somatisasi adalah suatu gangguan )isik kronis yang tidak dapat diterangkan secara medis dan erhuungan dengan masalah ketegangan psikologis. 7ndi5idu yang mengalami gangguan somatisasi tidak hanya mengeluh adanya gangguan )isik akan tetapi indi5idu terseut ingin mendapatkan antuan dan penanganan secara medis. 6 elain itu, somatisasi merupakan entuk gejala$gejala )isik akan tetapi secara organis tidak ada ukti patologis, aik dengan e5aluasi laoratorium maupun medis. *alam kajian psikodinamik, somatisasi merupakan salah satu gangguan yang sering digunakan indi5idu untuk menghindari diri dari permasalahan
karena enggan menerima
tanggungjawa, teguran ataupun
hukuman. 8al ini dilakukan karena e)ek somatisasi hanya erpengaruh pada diri sendiri dan tidak erpengaruh pada orang lain.
(6,&"
Gangguan ini ersi)at kronis dengan gejala ditemukan selama eerapa tahun, dimulai seelum usia 21 tahun dan disertai dengan penderitaan psikologis yang ermakna, seperti gangguan )ungsi sosial, pekerjaan, dan perilaku mencari antuan medis yang erleihan.&
III.
EPIDEMIOLOGI #re5alensi seumur hidup gangguan somatisasi dalam populasi umum
diperkirakan 1,% hingga 1, persen. *i Mesir Kuno juga menyeutkan ahwa gangguan somatisasi leih sering terjadi pada perempuan. #erempuan dengan gangguan somatisasi jumlahnya meleihi laki$laki hingga 41 kali tetapi perkiraan tertinggi mungkin karena kecenderungan awal yang tidak mendiagnosis gangguan somatisasi pada laki$laki. *i antara pasien yang datang ke tempat praktik dokter umum dan dokter keluarga, seanyak sampai %1 persen pasien mungkin memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi. 4 Gangguan ini eranding teralik dengan posisi sosial dan terjadi paling sering pada pasien yang memiliki sedikit edukasi dan tingkat pendapatan yang rendah. Gangguan somatisasi leih sering terjadi atau ditemukan di udaya non$
2
arat, terutama sering terjadi pada orang$orang 0sia dan 0)rika. iasanya gangguan dimulai pada usia dewasa muda (seelum usia 21 tahun". (4,&" eerapa penelitian telah menemukan ahwa gangguan somatisasi sering kali ersama$sama dengan gangguan mental lainnya. *iperkirakan, dua pertiga dari semua pasien dengan gangguan somatisasi memiliki gejala psikiatri yang dapat diidenti)ikasi, dan seanyak separuh pasien dengan gangguan somatisasi memiliki gangguan mental lainnya. i)at kepriadian atau gangguan kepriadian yang sering kali menyertai adalah yang ditandai oleh ciri penghindaran, paranoid, dan osesi)$kompulsi).% IV.
ETIOLOGI 1. Faktor Psikososial #enyea gangguan somatisasi tidak diketahui. ecara psikososial,
gejala$gejala gangguan ini merupakan entuk komunikasi sosial yang ertujuan untuk menghindari kewajian, mengekspresikan emosi, atau menyimolkan perasaan atau keyakinan. 2 #andangan perilaku pada gangguan somatisasi menekankan ahwa pengajaran dari orang tua, contoh dari orang tua, dan etika moral mungkin mengajarkan anak$anak untuk menggunakan somatisasi diandingkan anak$anak lain. *i samping itu, eerapa pasien dengan gangguan somatisasi erasal dari rumah yang tidak stail dan telah mengalami penyiksaan )isik. 9aktor sosial, cultural, dan etnik mungkin juga terliat di dalam perkemangan gejala gangguan somatisasi. %
2. Faktor Biologis eerapa penelitian mengarah pada dasar neuropsikologis untuk
gangguan somatisasi. #enelitian terseut mengajukan ahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan kogniti) karakteristik yang dapat menyeakan persepsi dan penilaian yang salah terhadap masukan ( input " somatosensorik. Gangguan yang dilaporkan adalah distraktiilitas yang erleihan, ketidakmampuan untuk memiasakan terhadap stimulasi yang erulang, pengelompokan konstruksi kogniti) atas dasar impresionistik, asosiasi parsial dan sirkumstansial, dan tidak adanya selekti5itas. ejumlah
3
teratas
penelitian
pencitraan
otak
telah
melaporkan
penurunan
metaolisme di lous )rontalis dan pada hemis)er nondomain. % *ata genetik mengindikasikan adanya transmisi genetik pada gangguan somatisasi. 'erjadi pada %1$41: wanita turunan pertama, sedangkan
dengan
saudara
laki$lakinya
cenderung
menjadi
penyalahgunaan zat dan gangguan kepriadian antisosial. #ada kemar monozigot terjadi 4-: dan dizigot %1:. 2 3. Faktor og!iti" 9aktor kogniti) yang menyeakan gangguan somatisasi seperti
prediksi erleih terhadap ketakutan, keyakinan irasional, sensiti5itas erleihan mengenai sinyal$sinyal dan tanda$tanda ancaman, harapan$ harapan self efficacy (kemampuan diri" yang terlalu rendah dan salah mengartikan sinyal$sinyal tuuh. ehingga somatisasi terentuk karena cara erpikir yang terdistorsi yang memuat seseorang terseut salah mengartikan peruahan kecil dalam sensasi tuuhnya seagai tanda dari encana;ancaman yang akan terjadi. elain itu distorsi kogniti) terseut akan erdampak pada )ungsi sosial, pekerjaan dan masyarakat. & erdasarkan eragai penjelasan terseut dapat disimpulkan ahwa )aktor kogniti) merupakan )aktor yang sangat erperan penting dalam tuuh seagai menyeakan terjadinya gangguan somatisasi. Kesalahan dalam proses kogniti) atau terjadinya penyimpangan kogniti) dapat memerikan pengaruh negati) agi diri indi5idu. omatisasi merupakan salah satu gangguan yang terjadi akiat adanya kesalahan dalam proses kogniti) yang menimulkan keyakinan dan pemikiran yang salah. *istorsi kogniti) merupakan hasil dari pengolahan in)ormasi dengan cara yang diduga mengakiatkan kesalahan yang diidenti)ikasi kedalampikiran atau erpikiran secara erleihan dan tidak rasional.& V.
GAMBA#AN LINIS #asien dengan gangguan somatisasi memiliki anyak keluhan somatik dan
riwayat medik yang panjang dan rumit. Gejala$gejala umum yang sering dikeluhkan adalah mual, muntah (ukan karena kehamilan", sulit menelan, sakit pada lengan dan tungkai, na)as pendek (ukan karena olahraga", amnesia,
4
komplikasi kehamilan dan menstruasi. ering kali pasien eranggapan dirinya menderita sakit sepanjang hidupnya. Gejala pseudoneurologik sering dianggap gangguan neurologik. & #enderitaan psikologik dan masalah interpersonal menonjol, dengan cemas dan depresi merupakan gejala psikiatri yang sering muncul. 0ncaman akan unuh diri sering dilakukan, namun unuh diri aktual sangat jarang. iasanya pasien mengungkapkan keluhan secara dinamik, dengan muatan emosi dan erleihan. #asien$pasien ini iasanya tampak mandiri, terpusat pada dirinya, haus penghargaan dan pujian, dan munipulati). % Gangguan somatisasi sering sekali disertai oleh gangguan mental lainnya, termasuk depresi) erat, gangguan kepriadian, gangguan erhuungan zat, gangguan kecemasan umum, dan )oia. Kominasi gangguan$gangguan terseut dan gejala kronis menyeakan peningkatan insiden masalah perkawinan,
VI.
pekerjaan, dan sosial.% . DIAGNOSIS *iagnosis gangguan somatisasi menurut *M$7<$'= memeri syarat awitan gejala muda seelum usia 21 tahun. elama perjalanan gangguan, keluhan pasien harus memenuhi minimal 6 gejala nyeri, 4 gejala gastrointestinal, % gejala seksual, dan % gejala pseudoneurologik, serta tak satu pun dapat dijelaskan melalui peemeriksaan )isik dan laoratorik. erikut kriteria diagnosis dengan gangguan somatisai menurut *M$7<$'= > a. 0danya riwayat keluhan$keluhan )isik yang dimulai seelum usia 21 tahun yang erlangsung dalam periode eerapa tahun dan mencari$cari penyemuhannya atau terjadi hamatan ermakna dalam )ungsi$)ungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya. . etiap kriteria erikut selama ini harus terpenuhi dimana gejala$gejala indi5idu terjadi pada suatu waktu dalam perjalanan gangguan> $ 6 gejala nyeri> riwayat nyeri pada minimal 6 tempat atau )ungsional (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, ekstremitas, dada, rektum, $
sewaktu coitus atau miksi". 4 gejala$gejala gastrointestinal>
riwayat
sedikitnya
4
gejala
gastrointestinal selain nyeri (misalnya nausea, meteorismus, 5omitus diluar kehamilan, diare, intoleransi eerapa jenis makanan".
5
$
% gejala se3ual> riwayat sedikitnya ada % gejala se3ual atau ?? reproduksi selain nyeri (misalnya indi)eren se3ual, dis)ungsi ereksi atau ejakulasi, haid irregular, hipermenorrhea, 5omitus sepanjang masa
$
kehamilan". % gejala pseudoneurologis> riwayat sedikitnya % gejala atau de)icit yang mengarah pada suatu kondisi neurologis yang tidak hanya nyeri (gejala$ gejala kon5ersi seperti gangguan koordinasi atau keseimangan, paralisa atau kelemahan lokal, sukar menelan atau terasa adanya massa di tenggorok, aphonia, retensi urinae, halusinasi, kehilangan sensasi nyeri dan raa, 5isus ganda, keutaan, tuli, kejang@ gejala$gejala
disosiati) seperti amnesia@ kehilangan kesadaran selain pingsan". c. 0danya % atau 4> $ etelah penelitian yang sesuai@ gejala$gejala pada kriteria tidak dapat dijelaskan erdasarkan kondisi medis umum yang dikenal atau e)ek langsung dari zat (penyalahgunaan oat atau medikasi". $ Ketika ada kaitan dengan suatu kondisi medis umum, keluhan$keluhan )isik atau hamatan sosial atau pekerjaan adalah erleihan erdasarkan riwayat, pemeriksaan )isik atau temuan$temuan laoratorium. d. Gejala4 tidak (dimaksudkan" diuat$uat atau disengaja (seperti pada gangguan uatan atau malingering. (%,"
erdasarkan #edoman #enggolongan dan *iagnosis Gangguan Aiwa di 7ndonesia ##*GA$777 dan *M , dikatakan Gangguan omatisasi (96.1" jika memenuhi pedoman diagnostik > $
*iagnosis pasti memerlukan semua hal erikut > a. 0danya anyak keluhan$keluhan )isik yang ermacam$macam yang tidak dapat dijelaskan atau dasar adanya kelainan )isik, yang sudah erlangsung sedikitnya 4 tahun@ . 'idak mau menerima nasehat atau penjelasan dari eerapa dokter ahwa tidak ada kelainan )isik yang dapat menjelaskan keluhan$ keluhannya@ c. 'erdapat disailitas dalam )ungsinya di masyarakat dan keluarga, yang erkaitan dengan si)at keluhan$keluhannya dan dampak perilakunya. B
6
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Klinis harus selalu menyingkirkan kondisi medis psikiatri yang dapat menjelaskan gejala pasien. ejumlah gangguan medis seringkali tampak dengan kelainan yang non spesi)ik dan sementara dalam kelompok usia yang sama. 'etapi, pada semua gangguan terseut, gejala depresi, kecemasan atau psikosis akhirnya menonjol diatas keluhan somatik. Calaupun pasien dengan gangguan somatik mungkin mengeluh anyak gejala somatik yang erhuungan dengan serangan paniknya, pasen terseut tidak terganggu oleh gejala somatik diantara serangan panik.2 *i antara gangguan somato)orm lainnya, hipokondriasis, gangguan kon5ersi, dan ganguan nyeri perlu diedakan dari gangguan somatisasi. 8ipokondriasis ditandai oleh keyakinan palsu ahwa seseorang menderita penyakit spesi)ik, ereda dengan gangguan somatisasi, yang ditandai oleh permasalahan dengan anyak gejala. Gejala gangguan kon5ersi teratas pada satu atau dua gejala neurologis, ukannya eragai gejala dan gangguan somatisasi. Gangguan nyeri adalah teratas pada satu atau dua keluhan gejala nyeri. 2 $
Gangguan medis, seperti > sklerosis multiple, mistenia gra5is, DE, 07*, por)iria intermitten akut, hiperparatiroidisme, hipertirodisme, dan in)eksi
$
sistemik kronik. Gangguan mental, seperti > gangguan depresi) erat, gangguan kecemasan umum, dan skizo)renia.
VIII. TE#API 'ujuan dari medikasi untuk memantu pasien agar dapat mengetahui dan
memahami secara jelas mengenai gejala$gejala yang dideritanya. #asien dengan gangguan somatisasi paling aik jika mereka memiliki seorang dokter tunggal seagai perawat kesehatan utamanya. *okter utama harus melihat pasien selama kunjungan yang terjadwal teratur, iasanya dengan inter5al satu ulan. Kunjungan ini harus relati) singkat. Aika gangguan somatisasi telah didiagnosis, dokter yang mengoati pasien harus mendengarkan keluhan somatik seagai ekspresi emosional, ukannya seagai keluhan medis. (%,4"
7
trategi jangka panjang yang aik agi dokter perawatan primer adalah meningkatkan kesadaran pasien tentang kemungkinan ahwa )actor psikologi terliat di dalam gejala sampai pasien mau mengunjungi psikiatri secara teratur. (%,4" *alam lingkungan psikoterapeutik, pasien diantu untuk mengatasi gejalanya,
untuk
mengekspresikan
emosi
yang
mendasari,
dan
untuk
mengemangkan strategi alternati) untuk mengekspresikan perasaan mereka. (%,4" Memerikan medikasi psikotropik ilamana gangguan somatisasi timul ersamaan dengan gangguan mood atau gangguan an3ietas selalu memiliki resiko, tetapi juga diindikasikan terapi pada gangguan yang timul ersamaan. Fat harus
diawasi
karena
pasien
dengan
gangguan
somatisasi
cenderung
menggunakan oatnya dengan tidak teratur. (%" I$. P#OGNOSIS #erjalanan penyakit gangguan somatisasi ersi)at kronik dan sering menyeakan ketidakmampuan. Menurut de)inisinya, gejala harus mulai ada seelum usia 21 tahun dan ada selama eerapa tahun. Episode peningkatan keparahan gejala dan perkemangan gejala yang aru diperkirakan erlangsung selama B$- ulan dan dapat dipisahkan oleh periode yang kurang simptomatik yang erlangsung -$%4 ulan. 'etapi, seorang pasien dengan gangguan somatisasi jarang erjalan leih dari satu tahun tanpa mencari suatu perhatian medis. ering kali terdapat huungan antara periode peningkatan stress atau stress aru dan eksaserasi gejala somatik.
8
DAFTA# PUSTAA
%. Kaplan adock. Gangguan omato)orm > Gangguan omatisasi. *alam Sinopsis Psikiatri jilid II 4. Kaplan adock. Gangguan omato)orm Gangguan Nyeri. *alam Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Aakarta > #enerit uku Kedokteran. 2. El5ira, yl5ia *., 8adisukanto, Gitayanti. Gangguan omato)orm > Gangguan omatisasi. *alam Buku Ajar Psikiatri. Aakarta> adan #enerit 9akultas Kedokteran Hni5ersitas 7ndonesia.41%1.p4B$4B& 6. M. Noor =ochman. *alam jurnal “#eranan Kepriadian dan tres Kehidupan 'erhadap Gangguan omatisasi”. Hni5ersitas Gadjah Mada . Dianostic and Statistical !anual of !ental Disorders "ourth Edition #e$t %e&ision (*M 7< '=". #ulished y 'he 0merican #sychiatric 0ssosiation Cashington, *I B. Maslim =. dr. Gangguan omato)orm > Gangguan omatisasi. *alam Buku Saku Pedoman Penolonan Dianosis 'anuan (iwa PPD'()III dan DS! *. Aakarta > agian 7lmu Kedokteran Aiwa 9K$Hnika 0tmajaya. &. Nidya =izky el5era. *alam jurnal ”#eknik restrukturisasi konitif untuk menurunkan keyakinan irasional pada remaja denan anuan somatisasi+. Hni5ersitas Muhammadiyah Malang
9