BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi, didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg, adalah kondisi yang paling umum ditemukan di pelayanan kesehatan tingkat dasar yang dapat mengak mengakiba ibatka tkan n berbag berbagai ai macam macam kompli komplikasi kasi sepert sepertii infark infark miokar miokard, d, stroke, stroke, gagal gagal ginjal ginjal bahkan kematian jika tidak dapat dideteksi dari awal dan ditatalaksana dengan tepat. eskipun hipertensi jarang menyebabkan gejala pada penderitanya, kerusakan dapat terjadi di arte arteri ri dan dan organ rgan pend pender erit itaa yang yang dapa dapatt mem mempeng pengar aruh uhii stat status us kese keseha hata tan. n. Hal Hal ini ini mengakibatkan hipertensi disebut sebagai the silent killer , dan membuatnya menjadi prioritas utama utama dalam dalam progra program m penceg pencegaha ahan, n, deteksi deteksi dan kontro kontroll penyak penyakit, it, dan juga juga merupa merupakan kan tantangan terbesar yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan masyarakat pada saat ini. 1,! "H# menetapkan hipertensi sebagai faktor resiko nomor tiga penyebab kematian di dunia dunia dan bertan bertanggu ggung ng jawab jawab sebesar sebesar $!% terhad terhadap ap timbul timbulny nyaa kasus kasus stroke stroke dan 49% terhadap terhadap timbulnya timbulnya serangan jantung. &erdasarkan data World Health Organization '"H#( Organization '"H#( dari )0% penderita penderita hipertensi, diketahui diketahui hanya hanya !*% yang mendapat mendapat pengobatan, pengobatan, dan hanya 1!,*% yang diobati dengan baik ' adequately treated cases(. cases(. +iperkirakan sampai tahun !0!* tingkat tingkat terjadinya terjadinya tekanan darah tinggi tinggi akan bertambah $0%, dan akan mempengaruhi mempengaruhi 1,*$ mily milyar ar pend pendud uduk uk di selur seluruh uh duni dunia. a. +ata +ata yang yang diku dikump mpul ulka kan n dari dari berb berbag agai ai liter literat atur ur menunjukkan jumlah penderita hipertensi dewasa di seluruh dunia pada tahun !000 adalah 9*)9-) 9*)9-) juta orang. realensiny realensinyaa diduga diduga akan semakin meningkat meningkat setiap tahunnya tahunnya sampai mencapai angka 1,*$ milyar '$0% dari populasi dewasa dunia( pada tahun !0!*. Hipertensi di ndonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. +i ndonesia, angka kejadian hipertensi berdasarkan 2iset 3esehatan 1
+asar '2iskedas( +epartemen 3esehatan tahun !01 mencapai sekitar !*,-%. 3ementerian 3esehatan '!01( juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan prealensi hipertensi dari ),$% tahun !00) menjadi 9,*% pada tahun !01. realensi di daerah luar awa dan &ali lebih besar dibandingkan kedua pulau ini. Hal ini berkaitan erat dengan pola makanan terutama konsumsi garam yang umumnya lebih tinggi diluar pulau awa dan &ali. &erdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien di uskesmas 5anggalo, adang, 6umatera &arat selama tahun !014, hipertensi menduduki peringkat pertama pada kasus penyakit tidak menular. 6elama tahun !014, tercatat kunjungan pasien hipertensi sebanyak !!$) pasien dengan $% pasien yang didiagnosa hipertensi tidak berobat secara rutin. &erdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul engendalian 3asus Hipertensi di "ilayah 3erja uskesmas 5anggalo, 3ota adang, 6umatera &arat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah diatas 140/90mmHg, dan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. enurut The Seventh Report of The Joint National Coitee on !revention" #etection" $valuation" and Treatent of High %lood !ressure &JNC '( , klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat , dan derajat sesuai dengan tabel berikut7!,4 8abel !.1 3lasifikasi Hipertensi 3lasifikasi 8+
8+ sistolik
8+ diastolik
5ormal
'mmHg( 1!0
'mmHg( dan -0
rehipertensi
1!019
atau -0-9
Hipertensi derajat
1401*9
atau 9099
Hipertensi derajat
:1$0
atau :100
2.2.
EPIDEMIOLOGI
+ata epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. +ata dari 8he 5ational Health and 5utrition ;
3
+i ndonesia, sampai saat ini belum ada penelitian yang bersifat nasional yang dapat menggambarkan prealensi 'angka kejadian( penderita hipertensi secara tepat. ada umumnya prealensi hipertensi berkisar antara 1,- = !-,$% penduduk yang berusia di atas !0 tahun. 6ebagai perbandingan di >merika 1* % golongan kulit putih dewasa dan !*0% golongan kulit hitam adalah penderita hipertensi. 4
2.3.
PATOGENESIS
&erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi ! 'dua( golongan yaitu hipetensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik yang merupakan golongan terbanyak '90%( dan hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal sebanyak 10%. "alaupun berbagai faktor telah dihubungkan dengan hipertensi essensial namun sampai saat ini belum ada keterangan pasti yang dapat menjelaskan penyebabnya . Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktorfaktor resiko tertentu. ?aktorfaktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah74 1. ?aktor resiko seperti diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, dan genetik !. 6istem saraf simpatis a. 8onus simpatis b. @ariasi diurnal . 3eseimbangan antara modulator asodilatasi dan asokonstriksi7 endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir 4. engaruh system otokrin setempat yang berperan pada sistem rennin, angiotensin dan aldosteron *. 6istem reninangiotensin '2>>(, defek 'kelainan( dalam ekskresi natrium, peningkatan ion natrium dan kalsium di dalam sel 4
$. ?aktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia 'tingginya kadar sel darah merah dalam darah( ). 8ekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahan perifer akan mempengaruhi tekanan darah 3aplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar 8ekanan darah A Burah antung < 8ahanan erifer.
Cambar !.1 ?aktorfaktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah
2.4.
DIAGNOSIS
8ujuan utama dalam diagnosa hipertensi adalah untuk menentukan apakah pasien menderita hipertensi primer atau sekunder, apakah ada kerusakan pada organ target dan mendeteksi komplikasi lainnya. Dangkahlangkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut7* 1. >namnesa Cejala klinis berupa peninggian tekanan darah biasanya merupakan satusatunya gejala yang ada, kadangkadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru
5
timbul setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Cejala lainnya berupa sakit kepala, epistaksis 'perdarahan pada hidung(, pusing, atau migren 'sakit kepala sebelah( dapat merupakan gejala yang timbul dari hipertensi esensial. Cejala lainnya akibat komplikasi berupa gangguan penglihatan, gangguan jantung berupa penyakit jantung hipertensi, dan gangguan serebral 'otak( berupa kejangkejang, stroke, penurunan kesadaran. &ila gejala pada organ target telah timbul, menandakan bahwa tekanan darah perlu segera diturunkan. !. 2iwayat penyakit >namnesa mengenai riwayat penyakit difokuskan pada modifikasi gaya hidup, asupan makanan seperti natrium dan kolesterol, tingkat aktiitas fisik , stres psikososial, konsumsi alkohol, narkoba dan rokok. 6elain itu juga tanyakan penggunaan obat obatan termasuk suplemen herbal. 2iwayat penyakit keluarga juga penting dalam hal ini seperti riwayat keluarga menderita, penyakit kardioaskular, cerebroascular, diabetes mellitus dan dyslipidemia. . emeriksaan fisik emeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaan derajat hipertensi secara akurat dan menilai kerusakan organ target. 6aat mengukur tekanan darah, pastikan bahwa pengukuran saat pasien dalam poisi rileks, dilakukan ! kali dan setidaknya diberi jeda 1 menit antara setiap pengukuran. 6etelah itu tentukan derajat hipertensi pasien. 4. emeriksaan laboratorium emeriksaan penunjang untuk pasien hipertensi harus meliputi pemeriksaan ;3C, urinalisis, glukosa darah atau Hb>1c, natrium dan kalium serum, kadar kretinis dan profil lipid. emeriksaan juga mungkin diperlukan pada indiidu dengan hipertensi sekunder dan untuk mendeteksi kerusakan organ target, contohnya seperti chest <ray, pemeriksaan neurologis, pemeriksaan mata, echocardiografi,pemeriksaan asam urat, 86H, dan lainlain. 2.5.
KOMPLIKASI
6
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. 3erusakan organorgan target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah74,$ antung Hipertofi entrikel kiri >ngina atau infark miokard Cagal jantung #tak 6troke atau transient ischemic attack >neurisma otak enyakit ginjal kronik enyakit arteri perifer >terosklerosis 2etinopati 6indrom metabolik
•
•
• •
• •
2.6.
PENATALAKSANAAN
engobatan hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan non farmakologis. 8erapi non farmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktorfaktor resiko serta penyakit penyerta lainnya. 6trategi pengobatan hipertensi harus dimulai dari perubahan gaya hidup berupaE diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktifitas fisik yang teratur, dan penurunan berat badan bagi pasien dengan berat badan lebih. 6elain dapat menurunkan tekanan darah, perubahan gaya hidup juga terbukti meningkatkan efektifitas obat antihipertensi dan menurunkan resiko kardioaskular. 4
• • • • •
8erapi non farmakologis terdiri dari74 enghentikan merokok enurunkan berat badan berlebih enurunkan konsumsi alcohol berlebih Datihan fisik enurunkan asupan garam
7
•
eningkatkan konsumsi buah dan sayut serta menurunkan asupan lemak
enatalaksanaan hipertensi secara farmakologis dilaksanakan sesuai derajat penyakit dan pemilihan kombinasi obat, yang dapat dilihat pada tabel berikut7 4,)
Cambar !.! enatalaksanaan hipertensi secara farmakologis menurut 5B )
ada tahun !014, oint 5ational Bommittee telah mengeluarkan guideline terbaru mengenai tatalaksana hipertensi, yaitu 5B -. +i 5B - lebih dijabarkan lagi 9 rekomendasi terbaru mengenai target tekanan darah pada kriteria pasien yang berbeda, serta terdapat penyempurnaan algoritma yang terdapat pada gambar berikut ini71
8
Cambar !. >lgoritma penatalaksanaan hipertensi menurut 5B - ) 2.7.
PROGNOSIS
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi penyakit ini dapat dikendalikan. >danya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah akan memperburuk prognosis pada hipertensi. "alaupun penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan melalui modifikasi gaya hidup serta pengobatan. 4
9
BAB III
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
&erdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien di uskesmas 5anggalo, adang, 6umatera &arat selama tahun !014, hipertensi menduduki peringkat pertama pada kasus penyakit tidak menular. 8ingginya angka hipertensi dapat dianalisa penyebabnya melalui fish)one diagra beserta pemaparan berikut7 aterial
an
!"at#o"atan tidak
Kurangnya kemampuan SDM untuk deteksi dini Kurangnya
&emeriksaan $a" tidak Kurangnya %um$a
'ingginya kasus ipertensi di &uskesmas (angga$o
&enyu$uan "ersi)at teoritis dan tidak ap$ikati) &enga$okasian dana yang tidak
&rogram yang te$a ada tidak di%a$ankan dengan
ethod
oney
1. an a. 3urangnya kemampuan 6+ untuk deteksi dini hipertensi. ada &alai engobatan Fmum '&F( dan &alai engobatan Dansia '&D( telah ditempatkan masingmasing 1 perawat dan disediakan tensimeter raksa dan stetoskop untuk melakukan pengukuran tekanan darah, namun dalam praktek seharihari untuk menghemat waktu, perawat menggunakan tensimeter digital yang hasilnya tidak akurat. >kibatnya, banyak pasien yang tekanan darahnya setelah diukur dengan tensimeter digital tidak sesuai dengan tekanan darah yang seharusnya saat diperiksa ulang oleh dokter dengan menggunakan tensimeter raksa. Hal ini 10
mengakibatkan tidak terdeteksinya pasien prehipertensi dan sulit melakukan pengontrolan tekanan darah pada pasien hipertensi. b. 3urangnya motiasi. asien yang datang menumpuk pada waktu bersamaan dan tuntutan akan pelayanan yang lebih cepat mengakibatkan dokter dan perawat tidak sempat melakukan edukasi dan memberikan motiasi terhadap pasien mengenai penyakitnya. Hal ini menyebabkan pasien tidak termotiasi untuk datang kontrol secara berkala. c. 3urangnya jumlah dokter. uskesmas 5anggalo memiliki dokter umum yang masingmasing ditempatkan di &F, &D, dan 3>. 8erbatasnya jumlah dokter mengakibatkan tidak adanya dokter yang ikut turun ke lapangan seperti ustu 'uskesmas embantu( dan uskel 'uskesmas 3eliling( sehingga ustu dikelola oleh kader dan uskel dijalankan oleh perawat. >kibatnya, banyak pasien hipertensi yang mendapatkan terapi yang tidak sesuai dengan algoritma standar. !. oney a. engalokasian dana yang tidak maksimal. 8idak adanya penggunaan statistik untuk memprediksi kebutuhan obat hipertensi yang menyangkut pada alokasi dana untuk pembelian obat. Hal ini mengakibatkan dana yang seharusnya dialokasikan untuk penyediaan obatobat hipertensi teralihkan ke bagian lain. 6elain itu, penyediaan obatobatan di uskesmas 5anggalo berasal dari dana kapitasi &6. 6edangkan pada uskesmas se3ota adang, biaya berobat pasien umum juga digratiskan tanpa melihat domisili pasien. Hal ini mengakibatkan pasien yang domisilinya di luar wilayah kerja uskesmas 5anggalo tetap dapat berobat dan obat tersebut disediakan dari dana &6 pasien yang memang terdaftar di uskesmas 5anggalo. 3eterbatasan biaya pembelian obat ini mengakibatkan obat hipertensi sering kehabisan stok. . aterial a. #batobatan tidak lengkap. Hal ini pertama disebabkan karena pengalokasian dana yang kurang tepat, kedua karena banyak pasien yang tidak nyaman 11
menggunakan Baptopril sehingga setiap pasien hipertensi yang datang cenderung meminta diresepkan >mlodipin atau Bandesartan. >kibatnya saat >mlodipin dan Bandesartan habis, pasien mau tidak mau diresepkan Baptopril dan sesampainya di rumah, obat tidak dimakan dengan teratur karena efek samping batuk membuat pasien tidak nyaman. b. emeriksaan laboratorium tidak memadai. ara penderita hipertensi kebanyakan juga menderita + tipe sehingga untuk mencegah komplikasi diperlukan juga pemeriksaan terhadap kadar glukosa darah. >lat untuk memeriksa glukosa darah seringkali macet sehingga hasil tidak akurat dan di laboratorium puskesmas tidak tersedia pemeriksaan Hb>1c. 4. ethod a. enyuluhan bersifat teoritis dan tidak aplikatif. &erdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada )0 pasien hipertensi yang dipilih secara random pada bulan 6eptember !01*, didapatkan hasil bahwa pengetahuan pasien mengenai hipertensi sudah baik, akan tetapi pada penerapan tindakan yang dilakukan untuk mencegah hipertensi, pasien banyak yang tidak melakukan anjuran seperti tidak berolahraga, tidak mengatur diet, dan tidak rutin kontrol ke puskesmas. 6alah satu contoh7 pasien tahu bahwa penderita hipertensi harus mengurangi konsumsi garam dan diet untuk mengurangi berat badan, tapi tidak tahu garam seperti apa yang dimaksud dan tidak tahu takaran makanan yang benar untuk diet. b. rogram yang telah ada tidak dijalankan dengan baik. +i uskesmas 5anggalo telah ada program 2#D>56 'rogram enanggulangan enyakit 3ronis( yang merupakan program dari &6, namun program ini tidak berjalan dengan maksimal karena tidak adanya monitoring dan pembagian tanggungjawab yang jelas dari kepala puskesmas. 6ampai saat ini yang rutin dijalankan hanya aktifitas klub berupa senam di lapangan puskesmas setiap hari umat. rogram lainnya
12
seperti konsultasi medis, home isit, serta reminder berobat kembali lewat 66 belum terlaksana sama sekali.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Fntuk menyelesaikan masalah yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, dapat dilakukan langkahlangkah berikut ini7 5o 1
asalah 3urangnya kemampuan 6+ untuk deteksi dini hipertensi
emecahan asalah 3epala puskesmas
hendaknya
menetapkan
standar mengenai pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter raksa dan setiap perawat di yang bertanggung jawab di &F dan &D telah diedukasi oleh dokter mengenai langkahlangkah pengukuran tekanan darah yang benar. +okter juga harus mengingatkan jika perawat melakukan
!
3urangnya motiasi
tindakan yang tidak sesuai dengan standar. 2uang tunggu pasien hendaknya dibuat senyaman mungkin sehingga pasien sabar menunggu giliran namanya dipanggil, dengan itu tenaga pelayanan kesehatan dapat bekerja tanpa terburuburu dan mempunyai waktu minimal * menit untuk menjelaskan penyakit pasien dan memberikan motiasi
agar
pasien
mengontrol
tekanan
darahnya secara teratur di puskesmas. engusulkan penambahan jumlah dokter ke
3urangnya jumlah dokter
4
+33 3ota adang. engalokasian dana yang tidak enerapkan ilmu probabilitas dalam statistik maksimal
untuk melakukan penghitungan jumlah obat yang
14
dibutuhkan dan mengalokasikan dana dengan tepat ke masingmasing bagian. ensosialisasikan kepada pasien yang berada di luar wilayah kerja uskesmas 5anggalo agar berobat sesuai dengan ?38 dimana namanya terdaftar sehingga puskesmas tidak terusmenerus kehabisan obat karena dana kapitasi yang tidak
*
#batobatan tidak lengkap
cukup. >potik melakukan pendataan obatobat hipertensi yang diresepkan dokter, lalu persentase yang didapat
dijadikan
pemesanan
$
obat,
dasar
untuk
terumana
melakukan
>mlodipin
dan
Bandesartan. emeriksaan laboratorium tidak engajukan permintaan alat cek glukosa darah memadai
yang baru ke +33 3ota adang. 6etiap $ bulan secara teratur dokter merujuk pasien ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi untuk
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium
'beserta pemeriksaan penunjang( yang lebih lengkap dalam rangka pendeteksian kerusakan organ target, dimana hal ini telah difasilitasi oleh
)
enyuluhan bersifat teoritis dan
&6. +okter
tidak aplikatif
kesehatan,
sebagai
leader
hendaknya
dalam
bekerja
pelayanan
sama
dengan
bagian romkes dan CiGi dalam penyusunan materi penyuluhan, sehingga penyuluhan yang diberikan dapat dimengerti dalam bahasa awam 15
dan dapat diterapkan pasien dalam kehidupan
-
seharihari. rogram yang telah ada tidak 3epala puskesmas menunjuk salah satu stafnya dijalankan dengan baik
untuk menjadi penanggungjawab 2#D>56 dan memonitor terlaksananya program tersebut sesuai dengan buku panduan yang telah disosialisasikan oleh &6.
16
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN
1. Hipertensi di ndonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. &erdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien di uskesmas 5anggalo, adang, 6umatera &arat selama tahun !014, hipertensi menduduki peringkat pertama pada kasus penyakit tidak menular. !. elalui diagram tulang ikan, didapatkan bahwa banyak faktor yang berpengaruh terhadap tingginya kejadian hipertensi di uskesmas 5anggalo yang mencakup 4 faktor7 man, money, material dan method. . ermasalahan yang paling menonjol adalah kurangnya pengetahuan yang sesuai dengan pemahaman masyarakat awam, edukasi dari dokter, dan kurang maksimalnya monitoring dari pimpinan.
5.2.
SARAN
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. +alam masa pengobatannya tentu ada pasien yang tidak patuh dalam berobat atau bosan. Fntuk itu dibutuhkan pendekatan yang proaktif dari tenaga kesehatan untuk mendekati pasien secara personal dan menganalisa masalah yang ada pada pasien karena penyebab hipertensi dapat berasal dari berbagai faktor.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. ames, aul >, et al. !014. *+,- $vidence.%ased /uideline for the 0anageent of High %lood !ressure in 1dults" Report 2ro the !anel 0e)ers 1ppointed to the $ighth Joint National Coittee &JNC 3(. owa Bity7 Fniersity of owa. !. aryon+ais, >lan. !00*. Hypertension 4 the 5Silent 6iller7 . Dondon7 ?aculty of ublic Health 4 6t >ndrews lace. . 8rihono. !01. Riset 6esehatan #asar8 Riskesdas *+,9. akarta7 &adan enelitian dan engembangan 3esehatan 3ementerian 3esehatan 2. 4. Iogiantoro, ohammad. !009. Hipertensi $sensial8 %uku 1:ar ;lu !enyakit #ala. akarta7 ;CB. *. 3enning. !014. Hypertension #iagnosis and Treatent . &loomington, F6>7 nstitute for Blinical 6ystems mproement. $. ayo Blinic 6taff. !01*. High %lood !ressure &Hypertension(. +iakses di http7//www.mayoclinic.org/diseasesconditions/highblood pressure/basics/complications/con!0019*-0 pada tanggal ) #ktober !01* pukul !0.00 "&. 7* Bhobanian, >ram. !00. Seventh Report Of The Joint National Coittee On !revention" #etection" $valuation" and Treatent Of High %lood !ressure. ðesda7 >merican Heart >ssociation.
18