EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI BRONKITIS
Di Indonesia, belum ada angka morbiditas bronkitis kronis, kecuali di rumah sakit sentra pendidikan. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat ( National ( National Center for Health Statistics) Statistics) diperk diperkirak irakan an sekitar sekitar 4% dari dari popula populasiny sinyaa didiag didiagnos nosaa bronki bronkitis tis kronis kronis.. Angka ngka inipun diduga masih di bawah angka morbiditas yang sebenarnya karena bronkitis kronis yang tidak terdiagnosis. Dalam Dalam sebua sebuah h studi studi long longit itud udin inal al ! tahu tahun n dari dari ".#" ".#"" " pria pria $inl $inlan andi dia, a, kead keadian ian kumulati& dari bronkitis kronik adalah 4' % pada perokok akti&, ' % pada mantan perokok , dan '' % di pernah pernah perokok. perokok. ronkiti ronkitiss kronik kronik mempen mempengaru garuhi hi sekitar sekitar "! uta orang di Amerika Serikat , dan mayoritas adalah antara 44 dan * tahun. eberapa '4, % dari indi+idu dengan bronkitis kronik lebih tua dari * tahun , dan, yang mengeutkan ",' % adalah antara usia " dan 44 tahun. -enurut usat Statistik /esehatan 0asional '!!1 melaporkan #, % pasien dengan bronkitis kronik adalah perempuan. studi lain pada pasien A&rika Selatan sama melaporkan bahwa perempuan mendominasi populasi populasi bronkitis kronik. Sebuah studi "! tahun dari '"."! Danish pasien menunukkan bahwa pre+alensi kumulati& lendir kronis sekresi adalah "!,# % pada wanita dibandingkan ,# % pada pria. Alasan untuk pre+alensi yang lebih tinggi dari bronkitis kronik pada wanita dibandingkan dengan laki2laki tidak elas, tetapi mungkin karena pengaruh hormonal , perbedaan enis kelamin dalam melaporkan geala , dan enis kelamin ias diagnostik. (American 3ournal & 5espiratory And 6ritical 6are -edicine, '!") Distribusi dan Frekuensi
a. rang 7asil penelitian mengenai penyakit bronkitis di India, data yang diperoleh untuk usia penderita ( 8 ! tahun) sekitar #,*%, untuk yang berusia (8 !24! tahun) sekitar *,#% dan untuk yang berusia (8 "*2'! tahun) sekitar ,%. Selain itu penderita bronkitis ini uga cenderung kasusnya lebih tinggi pada laki2laki dibandingkan pada perempuan, hal ini dipicu dengan keakti+itasan merokok yang lebih cenderung banyak dilakukan oleh kaum laki2laki. (-c/ay, Alisa 3)
b. 9empat 9empat dan :aktu :aktu enduduk di kota sebagian besar sudah terpaan dengan berbagai ;at2;at polutan di udara, seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran dan asap rokok, hal ini dapat memberikan dampak terhadap teradinya bronchitis.( /usnputranto 7, Susana D.,) ronki ronkitis tis lebih lebih sering sering teradi teradi di musim musim dingin dingin pada pada daerah daerah yang yang berikl beriklim im tropis tropis ataupun musim huan pada daerah yang memiliki dua musim yaitu daerah tropis.( -uwarni, A.,) Determinan
a. 7ost a.". ?pert 6omite on Smoking 6ontrol, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronkitis. 9erdapat 9erdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan @> (+olume eksipirasi paksa) " detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan dengan hiperp hiperplasi lasiaa kelena kelenarr mukus mukus bronku bronkuss dan metapl metaplasia asia skuamu skuamusep sepitel itel saluran saluran pernapasan uga dapat menyebabkan bronkitis bronkitis akut. (3e&&erson, '!"") '!"") enelitian enelitian di ra;il pada tahun '!"! mendapatkan mendapatkan hasil peneltian dengan kebiasaan merokok (5 = ,1', 1*% 6I 4,''2"", unruk perokok dari '! atau lebih rokok per hari). (-ene;es, A.-., et al ., ., '!"!)
a.. In&eksi >ksaser >ksaserbasi basi bronki bronkitis tis disang disangka ka paling paling sering sering diawali diawali dengan dengan in&eksi in&eksi +irus +irus yang yang kemudian menyebabkan in&eksi sekunder bakteri. akteri yang diisolasi paling banyak adala adalah h 7emop 7emophi hilu luss in&l in&lue uen; n;aa dan dan Stre Strept ptoc ococ ocus us pneu pneumo moni nie. e. ron ronki kiti tiss in&ek in&eksio siosa sa
diseba disebabka bkan n oleh oleh +irus, +irus, bakteri bakteri dan (terutam (terutama) a) organi organisme sme yang yang menye menyerup rupai ai bakteri bakteri (-ycoplasma pneumoniae dan 6hlamydia). (Sutoyo, /.D., '!!) a.4. olusi olusi olusi tidak begitu besar pengaruhny pengaruhnyaa sebagai &aktor penyebab, tetapi bila ditambah ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. at2;at kimia dapat uga menyebabkan bronkitis adalah ;at2;at pereduksi seperti ', ;at2;at pengoksida seperti 0', hidrokarbon, aldehid, dan o;on. (Sutoyo, /.D., '!!) a.*. /eturunan elum diketahui secara elas apakah &aktor keturunan berperan atau tidak,kecuali pada penderita de&isiensi al&a2"2antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelain kelainan an ini dituru diturunka nkan n secara secara autoso autosom m resesi&. resesi&. /era /era en;im en;im ini menetra menetralisi lisirr en;im en;im proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak aringan, termasuk aringan paru. ($ahy, ($ahy, 3.@. 3.@., et al., al., '!"!) a.. $aktor sosial ekonomi /ematian pada bronkitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan &aktor lingkungan dan ekonomi yang lebih elek. (($ahy, 3.@., et al., al., '!"!)
b. Agent Agent ronkitis dapat disebabkan oleh +irus (+irus in&luen;a, respiratory syncytical +irus), bakteri dan organisme yang menyerupai menyerupai bakteri (-ycoplasma pneumoniae dan 6hlamydia). ( 6unha, 3.., '!"'.) c. >n+ironment encemaran encemaran udara merupakan merupakan masalah paling serius di daerah perkotaan. perkotaan.
PENCEGAHAN BRONKITIS Pene!a"an Primer
encegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit.( 0oor, 0.0., '!!.) -enurut Soegito ('!!#), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah. a. -embatasi akti&itasBkegiatan yang memerlukan tenaga yang banyak b. 9idak tidur di kamar yang ber A6 dan menggunakan bau hangat kalau bisa hingga sampe s ampe leher c. 7indari makanan yang merangsang batuk sepertiC gorengan, minuman dingin (es), dll. d. 3angan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak dengan air hangat. e. 3aga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan &. -enciptakan lingkungan udara yang bebas polusi Pene!a"an Sekunder
encegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresi&itas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. (0oor, 0.0., '!!. ) encegahan ini dapat dilakukan denganC a. Diagnosis (Sidney, S., '!!) Diagnosis dari bronkitis dapat ditegakkan bila pada anamnesa pasien mempunyai geala batuk yang timbul tiba2tiba dengan atau tanpa sputum sputum dan tanpa adanya bukti pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut dan eksaserbasi akut. ada pemeriksaan &isik pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat ditemukan adanya demam, geala rinitis sebagai mani&estasi pengiring, atau å hiperemis. Sealan dengan perkembangan serta progresi+itas batuk, pada auskultasi dapat terdengar ronki, whee;ing, ekspirium diperpanang atau tanda obstruksi lainnya. ila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar r onki basah.
Dalam Dalam suatu suatu pene peneli litia tian n terda terdapa patt meto metode de untu untuk k meny menyin ingk gkirk irkan an kemu kemung ngki kina nan n pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang dicurigai menderita bronkitis, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaan sebagai berikutC a.". Denyut antung "!! kali per menit a.'. $rekuensi napas '4 kali per menit a.. Suhu badan ! 6 a.4. ada pemeriksaan &isik paru tidak terdapat &ocal konsolidasi dan peningkatan suara napas. b. emeriksaan &isik (6u+illo, A del., et al ., ., '!!1.) b.". /eadaan umum baikC tidak tampak sakit berat dan kemungkinan ada nasoåitis. b.'. /eadaan paru C ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk, whee;ing dan krepitasi) c. emeriksaan laboratorium emeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. ila penyebabnya bakteri, sputumnya akan seperti nanah.'1
-ekanisme kera antibiotik golongan penisilin adalah dengan perlekatan pada protein pengikat penisilin yang spesi&ik (s) yang berlaku sebagai reseptor pada bakteri, penghambat sintesis dinding sel dengan menghambat transpeptidasi dari peptidoglikan,
dan pengak pengakti& ti&an an en;im en;im autoli autolitik tik di dalam dalam dindin dinding g sel, yang yang mengha menghasil silkan kan kerusa kerusakan kan sehingga sehingga akibatnya akibatnya bakteri mati. Antibioti Antibiotik k golongan golongan penisilin penisilin yang biasa digunakan digunakan adalah amoksisilin. Amoksisilin Indi Indika kasi si''
pengobatan otitis media, sinusitis, dan in&eksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme mencakup in&eksi saluran perna&asan atas dan bawah, in&eksi kulit, IS/, pro&ilaksis pada in&eksi endokarditis, eradikasi H.pylori eradikasi H.pylori K%ntraindikasi' hipersensiti& terhadap amoksisilin, penisilin, beta2laktam yang lainnya. D%sis' bayiE bulanCoralC '!2!mgBkgBhari setiap "' am. Anakbulan dan E4!kgC oralC'!2*!kgBkgBhari setiap 2"' am. Anak2anak "' tahun, oralC e?tended release tablet ##* mg setiap hari. DewasaCoralF'*!2*!!mg setiap am. ROTD' sistem syara& pusatC pusatC agitasi, agitasi, an?ietas, an?ietas, sakit kepala, kepala, isomnia. isomnia. Gastointestin GastointestinalC alC diare diare,, koli koliti tiss hemo hemorh rhagi agic, c, dan dan naus nausea ea.. Darah DarahCC agra agranu nulo losi sit, t, anem anemia, ia, leuko leukope peni nia, a, trombositopenia. 7atiC 7ati C peningkatan AH9 AH9, peningkatan AS9. 5enalC kristaluria. amoksilin in dapat dapat mening meningkat katkan kan le+elBe le+elBe&ek &ek dari dari metror metroreks eksat. at. Dapat Dapat Interaks Interaksii %batC amoksil menurunkan le+elBe&ek dari dari +aksin tiphoid. Farmak%kinetik()armak%dinamik C absorbsi, oralC hampir sempurna, distribusiC secara luas melalui cairan tubuh dan tulang., ikatan proteinC "#%2'!%, >ksresiC melalui urin.
0ama bat Dosis Dewasa Dosis Anak /ontraindikasi >&ek >&ek Samp Sampin ing g ba batt Interaksi /ehamilan -onitoring
Amoksisilin B /oamoksikla+ ?'*!2*!!mg B '?"!!!mg '*2*!mgBkgBhari dalam dosis terbagi Alergi te terhadap pe penicillin, am amoksisilin. mual mual,, mun muntah tah,, diar diare, e, anem anemia ia hemoli hemoliti tik, k, thro thromb mbocy ocyto tope peni niaa tetrasiklin da dan /l /loram&enikol me mengurangi ak akti&itas am amoksisilin 2 tanda2tanda in&eksi, tanda ana&ilaksis pada dosis pertama. ada
pemakaian angka panang monitoring &ungsi &ungsi li+er erhatian penggunaan angka panang dapat memicu superin&eksi In&orm In&ormasi asi untuk untuk pasien pasien bat bat diminu diminum m sampai sampai seluruh seluruh obat obat habis, habis, meskipun meskipun kondisi kondisi klinik membaik sebelum obat habis
d#$#*# +uin%&%n
Golong Golongan an uinol uinolon on merupa merupakan kan antimi antimikro krobia biall oral oral member memberika ikan n pengar pengaruh uh yang yang dramat dramatis is dalam dalam terapi terapi in&eks in&eksi. i. Dari Dari protot prototipe ipe awal awal yaitu yaitu asam nalidik nalidiksat sat berkem berkemban bang g menad menadii asam pipemid pipemidat, at, asam oksoli oksolinat nat,, cinoks cinoksacin acin,, nor&lo nor&loksa ksacin cin.. Generas Generasii awal
mempunyai peran dalam terapi gram2negati& in&eksi saluran kencing. Generasi berikutnya yaitu generasi kedua terdiri dari pe&loksasin, pe&loksasin, enoksasin, cipro&loksasin, cipro&loksasin, spar&loksasin spar&loksasin,, lemo&loksasi lemo&loksasin, n, &leroksasin &leroksasin dengan spektrum spektrum akti&itas akti&itas yang lebih luas untuk terapi in&eksi comm commun unity ity2ac 2acu uir ired ed maupu maupun n in&ek in&eksi si noso nosoko komi mial al.. Hebi Hebih h auh auh lagi lagi cipr cipro& o&lo loks ksasi asin, n, o&lo o&loks ksasi asin, n, pe&l pe&lok okasi asin n terse tersedi diaa seba sebaga gaii prep prepara aratt pare parent ntera erall yang yang memu memung ngki kink nkan an penggunaanya secara luas baik tunggal maupun kombinasi dengan agen lain. -ekanisme kera golongan uinolon secara umum adalah dengan menghambat D0A2 gyrase. gyrase. Akti&itas Akti&itas antimikroba antimikroba secara umum meliputi, meliputi, >nterobacteria >nterobacteriaceae, ceae, P. P. aeruginosa, aeruginosa, srtaphylococci, enterococci, streptococci. Akti&itas terhadap bakteri anaerob pada generasi kedu keduaa tida tidak k dimi dimili liki ki.. Demi Demiki kian an pula pula deng dengan an gene genera rasi si keti ketiga ga uin uinol olon on sepe sepert rtii le+o&loksasin,gati&loksasin, moksi&loksasin. Akti&itas terhadap anaerob seperti B. seperti B. fragilis, fragilis, anaerob lain dan Gram2positi& baru muncul pada generasi keempat yaitu tro+a&loksacin. -odi&ikasi -odi&ikasi struktur struktur uinolon uinolon menghasilkan menghasilkan akti&itas terhadap terhadap mycobacteria mycobacteria sehingga sehingga digunakan untuk terapi 9 yang resisten, lepra, prostatitis kronik, in&eksi kutaneus kronik pada pasien diabetes. ro&il &armakokinetik uinolon sangat mengesankan terutama bioa+ailabilitas yang tinggi tinggi,, waktu waktu paruh paruh elimina eliminasi si yang yang panan panang. g. Sebaga Sebagaii contoh contoh cipro&l cipro&loks oksasi asin n memili memiliki ki bioa+ailabilitas berkisar *!2#!%, waktu paruh 24 am, serta konsentrasi puncak sebesar ",*" ",*"2' 2',1 ,1" " mgBH mgBH setel setelah ah pembe pemberi rian an dosi dosiss *!!m *!!mg. g. Seda Sedang ngka kan n &lo &loks ksasi asin n memi memilik likii bioa+ailabilitas 1*2"!!%, dengan waktu paruh *2 am, serta konsentrasi puncak '2mgBH paska pemberian dosis 4!!mg. erbedaan di antara uinolon di samping pada spektrum akti&itasnya, akti&itasnya, uga pada pro&il tolerabilitas, tolerabilitas, interaksinya interaksinya dengan dengan teo&ilin, teo&ilin, antasida, antasida, 7'2 loker,antikolinergik, serta pro&il keamanan secara umum. 5esistensi merupakan masalah yang menghadang golongan uinolon di seluruh dunia karena penggunaan yang luas. Spesi Spesies es yang dila dilapo pork rkan an bany banyak ak yang yang resist resisten en adal adalah ah P. P. aeruginosa, beberapa streptococci, Acinetobacter Acinetobacter spp, Proteus spp, Proteus vulgaris, Serratia spp. spp. 0ama bat
6ipro&loksasin
Dosis Dewasa
ISA bawahC ' ?*!!2#*! mg selama #2"4 hari Sinusitis akutC '?*!! mg selama "! hari
Dosis Anak /ontrain aindikasi
7ipersen sensiti siti+ +itas tas terha rhadap cipro&lo &loksasin sin atau terh terhaadap uinolon lain
>&ek Sa Samping b bat
AlergiC ra rash 0e&rotoksisitasC Acute Interstitial 0ephritis, insiden E "%
Interaksi
-eningkatkan kadar ciklosporin, teo&ilin, war&arin. -engurangi kadar cipro&loksasin bila diberikan bersama dengan antasida, sukral&at,antineoplastik
/ehamilan -onitoring
6 /adar teo&ilin, cyclosporine dalam plasma bila cipro&loksasin dikombinasi kan dengan obat tersebut.
erhatian
9idak direkomendasikan pada anakE"th karena dapat menyebabkan atropati pada anak , stimulasi SS berupa tremor, kon&usiF kon&usiF penggunaan lama dapat menyebabkan superin&eksi, in&lamasi dan atau rupture tendon. ila muncul tanda alergi termasuk ana&ilaksis segera stop terapi.
d#$#,# Makr%&ida
>ritromisin merupakan prototipe golongan ini seak ditemukan pertama kali th "1*'. /omponen lain golongan makrolida merupakan deri+at sintetik dari eritromisin yang struktur tambahannya ber+ariasi antara "42" cincin lakton. Deri+at makrolida tersebut terdiri terdiri dari dari spiramy spiramysin, sin, mideka midekamis misin, in, roksit roksitrom romisin isin,, a;itrom a;itromisi isin n dan klaritr klaritromi omisin. sin. Akti&itas antimikroba golongan makrolida secara umum meliputi Gram positi& coccus seperti Staphylococcus aureus, aureus , coagulase2negati& staphylococci, streptococci J2hemolitik dan Streptoco Streptococcus ccus spp. lain,ent lain,enterococ erococci, ci, H. Influenzae, Neisseria spp, spp, Bordetella spp, Corynebacteriu spp, Chlaydia, !ycoplasa, "ic#ettsia !ycoplasa, "ic#ettsia dan $egionella dan $egionella spp. A;itro A;itromis misin in memilik memilikii akti&it akti&itas as yang yang lebih lebih poten poten terhada terhadap p Gram negati& negati&,, +olume +olume distribusi distribusi yang lebih luas serta waktu paruh yang lebih panang. panang. /laritromisin /laritromisin memiliki &itur &armakokinetika yang meningkat (waktu paruh plasma lebih panang, penetrasi ke aringan lebih besar) serta peningkatan akti&itas terhadap H. Influenzae, $egionella pneuophila. Sedang Sedangkan kan roksitr roksitromi omisin sin memilik memilikii akti&it akti&itas as setara setara dengan dengan eritrom eritromisi isin, n, namun pro&il &armakokinetiknya mengalami peningkatan sehingga lebih dipilih untuk in&eksi saluran pernapasan. 7ampir semua komponen baru golongan makrolida memiliki tolerabilitas, pro&il keamanan lebih baik dibandingkan dengan eritromisin. Hebih auh lagi deri deri+a +att baru baru ters terseb ebut ut bisa bisa dibe diberi rika kan n satu satu atau atau dua dua kali kali seha sehari ri,, sehi sehing ngga ga dapa dapatt meningkatkan kepatuhan pasien.
0ama bat Dosis Dewasa
>ritromisin '24 ? '*!2*!!mgBkg
Dosis Anak
bayi dan anakC !2*! mgBkg terbagi 24 dosis. Dosis dapat dilipat gandakan pada in&eksi berat
/ontrain aindikasi
7ipersen sensiti+itas terhada adap eritr itromisin, in, pasien dengan riwayat penyakit hati (khusus bagi eritromisin estolat), gagal hati, penggunaan bersama preparat ergotamine, cisapride, astemi;ol
>&ek >&ek Sam Sampi ping ng ba batt
"!2" "!2"*% *%CC mual mual,, munt muntah ah,, rasa rasa ter terba baka karr pada pada lam lambu bung ngCC bersi&at re+ersibel, biasanya teradi setelah *2# hari terapi, insiden totoksisitasC teradi pada dosis tinggi disertai gagal hati ataupun ginal 6holestatic 3aundiceC
Interaksi
-eningkatkan aritmia bila diberikan dg astemi;ole, cisapride, gati&loksasin, moksi&loksasin,spar&loksasin, thiorida;ine. -eningkatkan kadar plasma ben;odia;epine, al&entanil, carbama;epin, 66, clo;apin, cilosta;ol, digoksin, bromokriptin, statin, teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking $lukona;ol meningkatkan kadar plasma klaritromisin
/ehamilan
-onitoring
2
erhatian In&ormasi In&ormasi untuk untuk pasien
2 Diberikan Diberikan ' am sebelum sebelum makan makan atau atau sesudah sesudah makan, makan, untuk sirup kering simpan di re&rigerator setelah dicampur, buang sisa sirup bila lebih dari "! hari.
0ama bat Dosis De Dewasa
A;itromisin ISAC "? "?*!!mg ha hari pe pertama, di diikuti "? "?'*!mg pa pada ha hari ke kedua
Dosis Anak
sampai kelima Anak blnC 6AC "!mgBkg pada hari I diikuti *mgBkgBhari sekali sehari sampai hari kelima titis mediaC "?!mgBkgF "!mgBkg sekali sehari selama hari Anak'th C $aringitis,9onsilitisC $aringitis,9onsilitisC "'mgBkgBhari selama * hari
/ontraindikasi >&ek >&ek Samp Sampin ing g ba batt
"2"! "2"!%C %C saki sakitt kep kepal ala, a, rash rash,, dia diare re,, mua mual, l,mu munt ntah ah
Interaksi
-eningkatkan aritmia bila diberikan dg astemi;ole, cisapride, gati&loksasin, moksi&loksasin,spar&loksasin, thiorida;ine. -eningkatkan kadar plasma ben;odia;epine, al&entanil, carbama;epin, 66, clo;apin, cilosta;ol, digoksin, bromokriptin, statin, teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking $lukona;ol meningkatkan kadar plasma klaritromisin
/ehamilan -onitoring
9anda in&eksi, &ungsi li+er
erhatian
Gunakan secara hati2hati pada pasien dengan riwayat hepatitis,dis&ungsi hepar, dis&ungsi ginal. <i e&ekti+itas dan keamanan belum pernah dilakukan pada bayi E bulan dengan otitis media, 6A atau pada anak E ' tahun dengan åitisBtonsillitis.
In&ormasi In&ormasi untuk untuk pasien
bat diminum diminum bersama bersama makanan makanan untuk untuk mengatasi mengatasi e&ek e&ek samping terhadap saluran cerna. 3angan minum antasida bersama obat ini.
0ama bat Dosis De Dewasa
/laritromisin '?'*!2*!!mg selama "! "! 2"4 hari (I (ISA atas) '?'*!2*!!mg selama #2"4 hari (ISA (I SA bawah)
Dosis Anak
Anak blnC "*mgBkgBhari dlm ' dosis terbagi selama "! hari
/ontrain aindikasi
7ipersen sensiti+itas terhada adap eritr itromisin maup aupun makro akrollida yang lain
>&ek >&ek Sam Sampin ping ba batt
"2"! 2"!%C sak sakit kepa kepala la,, ras rash, h, diar diare, e, mual,muntah,meningkatkan <0, meningkatkan prothrombin time diare,
Interaksi
-eningkatkan aritmia bila diberikan dg astemi;ole, cisapride, gati&loksasin, moksi&loksasin,spar&loksasin, thiorida;ine. -eningkatkan kadar plasma ben;odia;epine, al&entanil, carbama;epin, 66, clo;apin, cilosta;ol, digoksin, bromokriptin, statin, teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking teo&ilin,war&arin,neuromuskulerbloking $lukona;ol meningkatkan kadar plasma klaritromisin
/ehamilan
>kskresi ke ASI tidak diketahui, gunakan dg hati2hati
-onitoring
9anda in&eksi, diare, gangguan sluran cerna.
erhatian
erlu dilakukan penyesuaian dosis pada pasien gagal ginal. <i e&ekti+itas dan keamanan belum pernah dilakukan pada bayiE bulan.
In&orm In&ormasi asi untuk untuk pasien pasien
Diminu Diminum m bersa bersama ma makan makanan an
0ama bat Dosis Dewasa
He+o&loksasin >ksaserbasi ronkhitis kronikC "?*!!mg selama * hari Sinusitis akutC " ?*!!mg selama "! hari 6AC "?*!!mg selama #2"4 hari
Dosis Anak
2
/ontraindikasi
7ipersensiti+itas te terhadap le le+o&loksasin ma maupun uinolon lain
>&ek >&ek Samp Sampin ing g ba batt
2"! 2"!%C %C sakit sakit kepa kepala, la, pusin pusing, g,mu mual, al, diare diare,, reaks reaksii aler alergi gi,, reaksi ana&ilaktik,angioneurotik oedema, bronkhospasme, nyeri dada
Interaksi
7indari pemberian bersamaan dg eritromisin,cisapride, antipsikotik,antidepressant karena akan memperpanang kur+a K9 pada rekaman >/G.Demikian pula hindari pemberian bersama betabloker, amiodarone karena menyebabkan bradikardi.7indari pemberian bersama insulin, karena akan merubah kadar glukosa.-eningkatkan perdarahan bila diberikan bersama war&arin.-eningkatkan kadar digoksin.
/ehamilan
6
-onitoring
>+aluasi lekosist L tanda in&eksi lainnya, kemungkinan kristaluria, &ungsi organ (ginal, li+er, mata) secara periodik.
erhatian
Gunakan secara hati2hati pada pasien dengan epilepsi, karena dapat memperparah keangF gunakan hati2hati pada pasien dengan gagal ginal.
In&orm In&ormasi asi untuk untuk pasie pasien n
bat bat diminu diminum m "2' am am sebelum sebelum makan makan.. 3angan 3angan diminum bersamaan dengan antasida. Anda dapat mengalami &otosensiti&itas oleh karena itu gunakan sunscreen, pakaian protekti& untuk menghindarinya.
Haporkan bila ada diare, palpitasi, nyeri dada, gangguan saluran cerna, mata atau kulit menadi kuning, tremor.
d#$#-# Ce)a&%s.%rin
-erupakan deri+at J2laktam yang memiliki spektrum akti&itas ber+ariasi tergantung generasinya. Saat ini ada empat generasi ce&alosporin, seperti tertera pada tabel berikutC
-ekanisme kera golongan ce&alosporin sama seperti J2laktam lain yaitu berikatan dengan penicilin protein binding () yang terletak di dalam maupun permukaan membran sel sehingga dinding sel bakteri tidak terbentuk yang berdampak pada kematian bakteri. 6e&o 6e&otak taksi sim m pada pada gene generas rasii tiga tiga memi memili liki ki akti akti&it &itas as yang yang pali paling ng luas luas di anta antara ra generasinya yaitu mencakup pula Pseudoinas pula Pseudoinas aeruginosa, B. %ragilis meskipun %ragilis meskipun lemah. 6e&alosporin yang memiliki akti&itas yang kuat terhadap seudominas aeruginosa adalah ce&ta;i ce&ta;idim dimee setara setara dengan dengan cephal cephalosp ospori orin n generas generasii keempat keempat,, namun namun aksiny aksinyaa terhada terhadap p
bakteri Gram positi& lemah, sehingga sebaiknya agen ini disimpan untuk mengatasi in&eksi nosokomial yang melibatkan pseudomonas. Spektrum akti&itas generasi keempat sangat kuat terhadap bakteri Gram positi& maupun negati&, bahkan terhadap Pseudoinas terhadap Pseudoinas aeruginosa sekalipun, namun tidak terhadap B. terhadap B. fragilis. fragilis.
d#*# Muk%&itik dan Eks.ekt%ran Eks.ekt%ran
ronkitis dapat menyebabkan produksi mukus berlebih. /ondisi ini menyebabkan peningkatan penebalan mukus. erubahan dan ban yaknya mukus sukar dikeluarkan secara secar a alamiah, sehingga diperlukan obat yang dapat memudahkan pengeluaran mukus. -ukus -ukus mengan mengandun dung g glikop glikoprot rotein ein,, polisak polisakarid arida, a, debris debris sel, dan cairanB cairanBeks eksuda udatt in&eksi.-ukolitik bekera dengan memecah glikoprotein menadi molekul2molekul yang lebih kecil sehingga menadi encer. -ukus yang encer akan mendesak dikeluarkan pada saat batuk,contoh mukolitik adalah asetilsistein. Asetilsistein (6arbosistein) Indikasi' bronkitis akut, batuk kronis atau akut, ant
idotum parasetamol. K%ntraindikasi' hipersensiti& terhadap asetilsistein.D%sis'
dosis dosis awal awal ','* ','* g per per hari hari
dalam dosis terbagi, kemudian ",* g per hari dalam dosis terbagi. Anak2anak ('2* tahun)C ',*2"'* mg 4?Bhari, (*2"' tahun) C '*! mg ?Bhari. (ara ng teradi), reaksi hipersensiti+itas (ruam E)ek sam.in!' pendarahan gastro2intestinal (arang dan ana&ilakskis).
d#*#$# Eks.ekt%ran
>kspek >kspektora toran n bekera bekera dengan dengan cara mengen mengencerk cerkan an muku muku dalam dalam bronku bronkuss sehing sehingga ga mudah dikeluarkan, salah satu contoh ekspektoran adalah guai&enesin. Guai&enesin bekera dengan dengan cara mengur mengurang angii +iskos +iskosita itass dan adhesi+ adhesi+itas itas sputum sputum sehing sehingga ga mening meningkat katkan kan e&ekti+itas mukociliar dalam mengeluarkan sputum dari saluran pernapasan. Guai&enesin
Indikasi' membantu mengencerkan lendir K%ntraindikasi' hipersensiti& terhadap guai&enesin
maksimal dosis !! mgBhariF D%sis' anak2anak ( bulan2' tahun) C '*2*! mg tiap 4 am, maksimal anak2anak ('2* tahun) C *!2"!! mg tiap 4 am, maksimal dosis !! mgBhariF anak2anak (2 "" tahun) C "!!2'!! mg tiap 4 am, dosis maksimal ',4 gBhariF anak2anak 8"' tahun dan dewasa C '!!24!! mg tiap 4 am, maksimal dosis ',4 gBhari. E)ek E)e k sam.in sam.in!' !' sistem sara& pusat C pusing, kantuk, sakit kepalaF dermatologi C ruamF
metabolisme dan sistem endokrin C penurunan le+el uric acidF gastrointestinal C mual, muntah,nyeri perut Pene!a"an Tersier
encegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita bronkitis dengan terapi2terapi yang dapat membantu pernapasan. (0oor, 0.0., '!!.) encegahan tersier untuk penderita bronkitis dapat ditolong dengan terapi &armakologi dan terapi non &armakologi yaitu C a# Tera.i Farmak%&%!i /Di.ir%0 1#T#0 Ta&bert0 R#L#02 a#$# Br%nk%di&at%ri Br%nk%di&at%ri
ronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot2otot polos pada saluran pernapasan. Ada tiga enis bronkodilator yaitu C Simpatomimetika, metilsantin, dan antikolinergik a#$#$# Beta3* a!%nis /Sim.at%mimetika2
bat2obat bat2obat simpatomimeti simpatomimetika ka merupakan merupakan obat yang mempunyai mempunyai aksi serupa dengan akti&itas simpatis. Sistem sara& simaptis memgang peranan penting dalam menent menentuka ukan n ukuran ukuran diamete diameterr bronku bronkus. s. <ung <ung sara& sara& simpat simpatis is yang yang mengha menghasilk silkan an norephinepherin, epine&rin dan isoproterenol disebut adrenergik (Dipiro, et al., '!!). Adrenergik memiliki dua reseptor yaitu al&a dan beta. 5eseptor beta terdiri beta " dan beta '. eta " adrenergik terdapat pada antung, beta ' adrenergik terdapat pada kelenar dan otot halus bronkus. Adrenergik menstimulasi reseptor beta ' sehingga teradi bronkodilatasi. (Dipiro, et al., '!!).
-ekanisme obat simpatomimetika adalah melalui stimulus reseptor beta ' pada bronkus menyebabkan akti+asi adenil siklase. >n;im ini mengubah A9 A9 menadi cA- dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses2proses dalam sel. -eningkatnya kadar cA- dalam sel menghasilkan e&ek bronkodilatasi bat2obat simp simpat atom omim imet etik ikaa
anta antara ra
lain lain
salb salbut utam amol ol,,
salm salmet eter erol ol,,
epin epine& e&ri rin, n,
terb terbut utal alin in,,
isoproterenol, dan metaproterenol (Dipiro, et al., '!!). al., '!!). ") Short2Acting Short2A cting J'2Agonists J'2Agoni sts (SAA)
β' agonis merupakan bronkodilator yang e&ekti&. Short&Acting '(&Agonists merupakan bronkodilator selekti& yang diindikasikan untuk penanganan episode bronkospasmus irregular. bat ini hanya digunakan ika diperlukan diperlukan untuk mengatasi geala, contohC albuterol (Dipiro, et al., '!!). al., '!!). ') Hong2Acting Hong2Act ing J'2Agonists J'2Agonis ts (HAA) $ong&acting inhaled ) (&agoni &agonists sts diindikasikan sebagai terapi untuk tahap sebagai terapi tambahan pada dosis rendah sampai medium dari I6Ss dan untuk tahap 4 dalam kombinasi dengan dosis medium hingga tinggi dari I6Ss. (Dipiro, et al., '!!). al., '!!). Sa&butam%& /a&buter%&2 /a&buter%&2
Dosis dewasa Dosis anak /ontra indikasi >&ek samping obat Interaksi
/ehamilan -onitoring erhatian
In&orm In&ormasi asi untuk untuk pasien pasien
Sehari 24 kali '24 mg. Anak tahun sehari 24 kali ' mg. Anak '2 tahun sehari 24 kali " mg2' mg. 9irotoksikosis, sis, hipertir tiroid, hiperse rsensiti& terhadap sal salbutamo amol atau simpatomimetik lainnya, dan pengguna beta bloker Gemetar, takhikardia, gangguan gastrointestinal Digo?in (salbutamol me menurunkan le+el se serum digo?in)F di diuretic (salbutamol (salbutamol akan memperburu memperburuk k penderita penderita hipokalemia)F hipokalemia)F mao inhibitor (peningkatan e&ek kardio+askular)F batasi penggunaan ka&ein (dapat menyebabkan cns) 9ermasuk dalam kategori c 7ipertiroidisme, penyakit antung dan pembuluh darah, aneurisma, diabetes melitus, glaukoma sudut tertutup. asien yang menggunakan antihipertensi atau anestesi halogen. Dikon Dikonsum sumsi si pada perut perut kosong kosong (" atau ' am sebelum sebelumBse Bsesud sudah ah makan)
Sa&meter%&
dosis dewasa
' kali sehari ' semprotan.
dosis anak kontra indikasi e&ek sampin samping g obat obat
interaksi kehamilan monitoring perhatian
' kali sehari " semprotan. 7iperti rtiroidisme, in insu&i su&issiensi ensi miokard ard, ar aritm itmia, hi hiperten tensi Serak Serak atau atau dis&o dis&onia nia (gangg (gangguan uan bunyi bunyi suar suara, a, misal misal sengau sengau,, parau), iritasi tenggorokan, sakit kepala, kandidiasis mulut dan tenggoroka tenggorokan, n, palpitasi palpitasi (antung (antung berdebar berdebar kencang), kencang), gemetar, gemetar, bronkhospasme paradoksikal, nyeri nyeri sendi. penyekat J2bloker selekti& dan non selekti&. enghambat 6M4*! kategori 6 ukan untuk pengobatan geala2geala asma akut. 9uberkulosa 9uberkulosa paru, gangguan antung dan pembuluh darah berat, diabetes melit melitus us,, hipo hipoka kalem lemia ia tak tak diob diobati ati,, tirot tirotok oksik sikos osis. is. 7ami 7amil, l, menyusui. -onitor secara teratur kecepatan pertumbuhan anak2 anak pada pengobatan angka panang.
Terbuta&in
Dosis dewasa Dosis anak /ont /ontra ra indi indik kasi asi >&ek samping samping obat
Interaksi /ehamilan -onitoring erhatian
Dewasa C '2 kali sehari "2' tablet. Anak berusia #2"* tahun C ' kali sehari " tablet. Anak berusia 2# tahun C ' kali sehari N tablet. 7ip 7iperti ertiro roid idis isme me,, insu insu&i &isi sien ensi si mio miokard kard,, arit aritmi mia, a, hiper iperte tens nsi. i. 9remor 9remor halus terutama terutama tangan, tangan, ketegangan ketegangan sara&, sakit kepala, kepala, +asodilatasi peri&er, takikardi (arang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensiti& termasuk bronkospasma paradoks, urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat ineksi intramuskular Dengan beta blocker (menghambat e&ek bronkodilatasi) 9ermasuk kategori b 7ipertiroidisme, diabetes.
a#$#*# Meti&4antin
9eo&ilin merupakan golongan metil santin yang banyak digunakan, disamping ka&ein dan dyphylline. /a&ein dan dyphylline kurang paten dibandingkan dengan teo&ilin. (Dipiro, et al., '!!). bat golongan ini menghambat menghambat produksi &os&odiesterase. &os&odiesterase. Dengan Dengan penghambata penghambatan n ini penguraian cA- menadi A- tidak teradi sehingga kadat cA- seluler meningkat. eningkatan ini menyebabkan bronkodilatasi. bat2obat metilsantin antara lain amino&ilin dan teo&ilin. (Dipiro, et al., '!!).
Te%)i&in
Dosis dewasa Dosis anak /ontra in indikasi >&ek >&ek samp sampin ing g obat obat
"2' tablet, 24 kali sehari "B'2" tablet, ' kali sehari in&ark miokardial /ada /adang ng2k 2kad adan ang g tera teradi di gang ganggu guan an salur saluran an penc pencer ernaa naan, n, rangsa rangsanga ngan n berleb berlebiha ihan n pada pada sistem sistem sara& sara& pusat, pusat, +ertig +ertigo, o, dan keang pada dosis tinggi. 7ipersensiti&itas. /adar serum ditingkatkan oleh eritromisin, oleandomisin, linkomisin, simetidin, dan allopurinol. 9ermasuk kategori c
Interaksi /ehamilan -onitoring erhatian
9rimester pertama masa hamil.
Amin%)i&in
Dosis dewasa Dosis anak /ontra indikasi >&ek >&ek sampin samping g obat obat
" tablet ' kali sehari hipersensiti&itas terhadap deri+ate ?antin Ganggu Gangguan an saluran saluran pencern pencernaan aan,, takhik takhikardi ardia, a, berdeb berdebar, ar, L gemetar. klirens 9eo&ilin di d ikurangi oleh >ritromisin dan makrolida lainnya, dan Simetidin. 9ermasuk kategori c
Interaksi /ehamilan -onitoring erhatian
asien de dengan pe penyakit a antung be berat, hi hipoksemia (k (keadaan kada kadarr oksi oksige gen n dara darah h yang yang menu menuru run) n) para parah, h, gaga gagall antu antung ng konge ongest sti& i&,, peny enyakit akit hati hati,, usia usia lan lanut ut,, hiper iperte tens nsi, i, atau atau hipertiroidisme
a#$#,# Antik%&iner!ik
ada ada sel2sel sel2sel otot otot polos polos terdapat terdapat keseim keseimban bangan gan antara antara sistem sistem adrene adrenergi rgik k dan kolinergik. 3ika reseptor J' dari sistem adrenergik terhambat maka sistem kolinergik akan mend mendom omin inasi asi
dan dan
meny menyeb ebab abka kan n
bron bronko koko konst nstri riks ksi. i.
Stim Stimula ulasi si
sara sara&&
paras parasim impa pati tiss
menyebabkan pelepasan asetilkolin. Asetilkolin pada reseptor muskarinik dari sara&2sara& kolinergik di otot polos bronkus akan mengakti+asi en;im guanilsiklase untuk mengubah G9 (Guanosin triphosphate) menadi cG-. $os&odiesterasi kemudian memecah cG- menadi G-. eningkatan kadar cG- akan meningkatan bronkokonstriksi (Dipiro, et al., '!!). al., '!!).
-ekanisme kera obat antikolinergik adalah menghambat aksi asetilkolin pada reseptor muskarinik dengan memblok reseptor muskarinik di otot polos bronki. Akti+itas sara& adrenergik kemudian menadi dominan sehingga se hingga menimbulkan e&ek bronkodilatasi. bat2obat antikoninergik yang dapat digunakan antara lain ipratropium bromide dan tiotropium bromida (Dipiro, et al., '!!). al., '!!). Ipratropium bromida dan tiotropium bromida merupakan inhibitor kompetiti& reseptor muskarinikF ;at ini menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokonstriksi yang dimediasi kolinergik. Antikolinergik Antikolinergik merupakan bronkodilator e&ekti& tetapi tidak sekuat agonis J' (Dipiro, et al., '!!). al., '!!). I.ratr%.ium br%mide
Dosis dewasa Dosis anak /ontra ind indikasi >&ek samping obat Interaksi
/ehamilan -onitoring erhatian
' semprot 4 kali sehari 7iperse rsensiti&it &itas te terhada adap at atropine ata atau de deri+atn atnya Gemetar pada otot skelet, berdebar, sakit kepala, pusing, gugup, mulut kering, iritasi tenggorokan, retensi urin. >&ek ditingkatkan oleh J2adrenergik lainnya, deri+at ?antin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Aksi dikurangi oleh J2bloker
/ardiomiopati obstrukti& hipertro&ik, takhiaritmia, in&ark miok miokard ardia iall yang baru baru terad teradi, i, diab diabete etess melit melitus us yang yang secara secara insu&isiensi terkontrol, hipertiroidisme, kehamilan L menyusui.
Ti%tr%.ium br%mide
Dosis dewasa Dosis anak /ontra indikasi >&ek >&ek sampin samping g obat obat Interaksi /ehamilan -onitoring erhatian
' semprotan "? sehari 7ipersensiti&itas pada atropine atau deri+atnya, seperti ipratrorium atau oksitropium -ulut -ulut kering kering,, konstipa konstipasi, si, iritasi iritasi lokal lokal dan batuk, batuk, takikardi takikardi,, kesulitan berkemih dan retensi urin, reaksi hipersensiti+itas. bat antikolinergik 9ermasuk kategori c 9idak untuk terapi awal episode akut bronkospasme. Dapat menyebabkan reaksi hipersensiti+itas mendadak. Glaukoma sudut sempit, hiperplasia prostat atau obstruksi leher kandung kemih. Gangguan ginal sedang sampai dengan berat, hamil dan laktasi.
b# Tera.i N%n3)armak%&%!i# /Di.ir%0 et a *5562#
9erapi 9erapi non2&armakologi dapat dilakukan dengan cara car a C b.". asien harus berhenti merokok b.'. /alau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah sangat sesak, biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari. b.. 9aruhlah 9aruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah kompres lemb lembab ab di atas atas dada dada sepa sepan nan ang g malam malam sambi sambill men menag agaa tubu tubuhn hnya ya anga angan n sampa sampaii kedinginan. b.4. 5ehabilitasi paru2paru secara komprehensi& dengan olahraga dan latihan pernapasan sesuai yang diaarkan tenaga medis. b.*. Istirahat yang cukup.