MANAJEMEN KEUANGAN BAB 18 KEBIJAKAN DEVIDEN
OLEH: RIZKI PUJA KHUMAERAH B1C1 14 048
JURUSAN AKUNTANSI FAKULT FAKULTAS AS EKONOMI EKONO MI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
BAB 18 KEBIJAKAN DEVIDEN
Kebijakan deviden adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Ra!" #$%&a'a(a) *$+!*$) (dividen-payout ratio) menentukan jumlah saldo laba dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat tersedia bagi pembayaran deviden saat ini. Jadi, asepek utama dari kebijakan deviden perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran deviden dengan penambahan saldo laba perusahaan. Namun, yang juga penting adalah masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan kebijakan deviden, perusahaan secara keseluruha masalah hukum, likuiditas, dan pengendalian, stabilitas deviden deviden saham dan pemecahan saham pembelian kembali saham dan berbagi pertimbangan administrati!. A, K$&!-a.a) D$+!*$) Pa!/ V$( K$&!-a.a) D!+!*$) A.!/ D!+!*$) S$&aa! R$!*a3 Pa!/ "ntuk mempelajari kebijakan deviden perusahaan hanya sebagai
keputusan pendanaan melibatkan penahanan laba. #etiap periode perusahaan harus
memutuskan
apakah
akan
menahan
labanya
atau
mendistribusikansebagian atau seluruh laba keepada pemegang saham sebagai deviden tunai. #elama perusahaan dihadapkan pada berbagai proyek investasi yang pengembaliannya melebihi tingkat yang diminta (yaitu, proyek-proyek dengan nilai kini neto atau net present value- N$% positi!), perusahaan akan menggunakan laba, ditambah dengan sejumlah sekuritas senior (senior securities) yang kenaikan jumlahnya didukung oleh ekiutas, untuk membantu mebiayai berbagai proyek ini. ketika kebijakan deviden diperlakukan sebagai keputusan pendanaan semata, pembayaran deviden tunai merupakan residual pasi. persentase laba yang dibayarkan sebagai deviden akan ber!luktuasi dari &aktu ke&aktu mengikuti !luktuasi jumlah peluang investasi yang dapat diterima dan yang tersedia bagi perusahaan. Jika peluang investasi ini banyak jumlahnya presentase laba yang dibayarkan akan cenderung '. $erlakuan kebijakan deviden sebagai, residual pasi!, ditentukan hanya melalui ketersediaan proposal investasi yang dapat diterima, dan ini mengandung arti bah&a deviden merupakan hal yang tidak relevan.
K$!*a.($3$+a)a) *$+!*$)
eviden saat ini penahanan laba. asalah dalam pendapat * adalah pengaruh pembayaran deviden terhadap kesejahteraan pemegang saham dinetralkan oleh cara pendanaan lainnya. #etelah perusahaan membuat keputusan investasinya, perusahaan harus memutuskan apakah (+).akan menahan laba, atau ().membayar deviden dan menjual saham baru sejumlah deviden ini agar dapat membiayai investasi tersebut. engan kata lain penurunan harga pasar saham biasa akibat dilusi (dilution) yang disebabkan oleh pendanaan ekuitas eksternal akan dinetralakn seluruhya melalui pembayaran deviden. jadi, pemegang saham di katakan tidak melihat perbedaan (indi!erens) antara menerima deviden atau membiarkan saldo laba oleh perusahaan. K")$(+a! N!3a!, erdasarkan asumsi * mengenai kepastian dan pasar modal yang sempurna, ketidakrelevan deviden secara alami akan mengikuti. $ara investor dapat mereplikasiakn aliran deviden yang mungkin dapat dibayarkan perusahaan tetapi tidak untuk saat ini. Jika deviden lebih rendah dari yang diinginkan, para investor dapat menjual sejumlah saham untuk mendapatkan pembagian kas yang diinginkannya. Jka deviden lebih tinggi daripada yang diinginkan, para investor dapat menjual sejumlah saham untuk mendapatkan pembagian kas yang diinginkannya. Jika deviden lebih tinggi daripada yang diinginkan, para investr dapat menggunakan deviden tersebut untuk membeli saham tambahan diperushaan jadi, para investor dapat membuat deviden //buatan sendiri// (homemade) dengan cara yang sama seperti mereka membuat pengungkitan keuangan 0buatan sendiri0 apabila mereka tidak puas dengan stuktur modal perusahaan saat ini. •
A(%$) aa K$($3$+a)a) D$+!*$) #($/$($)! ). D$+!*$), $embayaran
ketidakpastian
dalam
pikiran
mereka
deviden
berkaitan
dapat
dengan
mengatasi pro!itabilitas
perusahaan. eviden diterima saat ini dan terus-menerus, sementara prospek untuk merealisasi keuntungan modal terjadi dimasa depan. 1leh karena itu, para investor pada perusahaan yang membayar deviden akan mengatasi ketidakpastian lebih a&al daripada mereka yang berinvesatasi di perusahaan yang tidak membayar deviden. #elama investor lebih memilih resolusi lebih
a&al atas ketidakpastian , mereka akan bersedia untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk saham yang mena&arkan deviden lebih tinggi. Pa-a. aa I)+$"(, Jika, pajak ikut diperhitungakn, dampak yang akan
muncuk akan beragam. #elama tari! pajak pribadi atas keuntungan modal lebih kecil dari pajak atas penghasilan deviden, maka mungkin terdapat keuntungan menahan laba. #elain itu, pajak atas keuntungan modal ditunda hingga penjualan saham yang sesungguhanya (ketika keuntungan tersebut direalisasi). iasanya, pemegang saham diberikan opsi &aktu (times options) yang berharga ketika perusahaan menahan laba ketimbang membayar deviden. #elain itu, pajak atas keuntungan modal ditunda hingga penjualan saham sesungguhnya. #elain itu, pajak atas keuntungan modal dapat dihindari seluruhnya jika sekuritas yang harganya naik diberikan sebagai hadiah unutk alasan amal atau jika pemilik sekuritas meninggal. B!a'a
P$)$(!&a)
S$.(!a,
Ketidak-relevanan
pembayaran
deviden
didasarkan pada pemikiran bah&a, ketika terdapat peluang investasi yang baik sementara deviden tetap dibayar, dana yang dikeluarkan dari perusahaan harus, diganti dengan dana yang dperoleh melalui pendanaan e2sternal. iaya penertiban sekuritas (!lotation cost) yang timbul dalam pendanaa eksterna mendukung penahanan laba dalam perusahaan. untu setiap dollar yang dibayarkan dalam bentuk deviden, perusahaan memperoleh kurang dari satu dollar (setelah dikurangi biaya penerbitan) per satu dolar dari pendanaan eksternal. B!a'a T(a)a.! *a) P$%&a!a) S$.(!a, iaya transaksi yang terdapat
dalam penjualan sekuritas cenderung membatasi proses arbitrase dalam cara yang sama dengan utang. $ara pemegang saham yang menginginkan penghasilan saat ini juga (segera) harus membayar biaya pialang untuk penjualan bagian dari kepemilikan saham mereka jika deviden yang diberikan tidak cukup untuk memuaskan kenginginan mereka saat ini dalam hal penghasilan. Baaa) I)!!")a3, eberapa investor institusional tertentu tidak dapat
membeli semua jenis saham, mereka dibatasi dala hal jenis saham biasa yang dapat dibeli atau dalam hal presentase porto!olio yang dapat dimiliki dalam berbagai jenis saham biasa. a!tar yang disaranan untuk berbagai sekuritas
yang dapat dimiliki oleh investor jenis ini ditentukan sebagian melalui lamanya &aktu deviden dibayar. Jika sebuah perusahaan tidak membayar institusioal tertentu tidak dii3inkan untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. P$%&$(!a) S!)'a3 K$a)a), $emberian siyal keuangan (!inancial signaling)
berbeda dengan argumen lain disajikan dibagian ini dalam hal sinyal keuangan ini tergantung pada ketidaksempurnaan pasar untuk in!ormasi keuangan. Konsep ini menyatakan sinyal, mengenai pro!itabilitas perusahaan. Ketika perusahaan memiliki rasio pembayaran deviden yang stabil sepanjang &aktu, dan perusahaan tersebut meningkatkan rasio ini, para investor akan yakin bah&a
pihak
menejemen
mengumumkan
peruabahan
positi!
dalam
pro!itabilitas masa depan yang diharapkan untuk perusahaan tersebut. •
P$)-!a) E%#!(! K$&!-a.a) D$+!*$) Kebanyakan penguji empiris berkonsentrasi pada pengaruh pajak dan sinyal
keuangan. elalui pengaruh pajak, dengan deviden dikenai pajak lebih tinggi (dalam jumlah nilai sekarang) daripada keuntungan modal. Kebalikan dari beragam hasil empiris mengenai pengaruh pajak tersebut, bukti untuk sinyal keuangan konsisten mendukung pengaruh pengumuman deviden. Kenaikan deviden akan mendorong kelebihan imbal hasil saham yang positi!, sedangakan penurunan deviden mendorong kelebihan imbal hasil yang negati!. 1leh karena itu, deviden akan memberikan suatu in!ormasi. B$(&aa! I%3!.a! K$&!-a.) P$(aaa) Kebanyakan orang akan setuju bah&a jika perusahaan tidak memiliki peluang
investasi
yang
mendistribusikan
cukup
menguntungkan,
kelebihan
dananya
maka
kepada
perusahaan para
seharusnya
pemegang
saham.
$erusahaan tidak perlu jumlah yang sama setiap tahunnya dari porsi laba yang tidak digunakan. ahakan, perusahaan mungkin ingin mendistribusikan jumlah absolut deviden yang dibayar dari suatu periode ke periode selanjutnya. Akan tetapi, dalam jangka panjang, total saldo laba ditambah sekuritas senior yang akan didukung oleh kanaikan dasar ekuitas, akan selaras dengan jumlah peluang investasi baru yang menguntungkan. Kebijakan deviden masih tetap merupakan residual pasi! yang ditentukan melalui jumlah peluang investasi. •
A(a)a(a) H.%
erbagai aturan hukum yang dibahas bah&a ini penting dalam membuat batasan hukum yang memungkinkan kebijakan deviden akhir perusahaan dapat berjalan. Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nialai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan. A(a) P$)()a) N!a3! M"*a3, eberapa negara bagian mende!inisikan
sebagai total nilai nominal saham biasa. Jika ekuitas pemegang saham perusahaan terdiri atas 45 juta dalam bentuk saham biasa (nilai nomonal), 46 juta dalam bentuk tambahan modal disetor, dan 4 juta dalam bentuk saldi laba, modal total perusahaan tetap dianggap 45 juta. $erusahaan ini tidak dapat membayar deviden tunai dengan total lebih dari 47 juta tanpa menurunkan nilai modalnya (yaitu, mengurangi ekuitas pemegang saham hingga diba&ah 45 juta). A(a) !)"3+$)!, insolvensi dide!inisikan secara hukumsebagai ke&ajian
total perusahaan yang melebihi asetnya 0dalam penilaian &ajar0, ataupun dari sudut membayar para krediturnya ketika ke&ajibannya jatuh tempo. 1leh karena kemampuan perusahaan membayar ke&ajibannya bergantung pada likuiditas bukan pada modalnya, batasan insolvensi yang disamakan (secara teknis) memberikan para kreditur perlindungan yang memadai. ketika kas terbatas, perusahaan dilarang untuk mendahulukan kepentingan pemegang saham jika hal tersebut menghancurkan pada kreditur. A(a) P$)aa)a) La&a 'a) B$(3$&!a), 8alaupun penhanan yang
berlebihan dalam (undue retention) tidak memiliki de!inisi yang jelas, biasanya dianggap berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan masa depan. 9ujuan dari hukum ini •
adalah mencegah perusahaan menahan laba demi menghindari pajak. K$&a) P$)*a)aa) P$(aaa) #ehubungan dengan pembahasan sebelumnya tentang aspek-aspek teoritis kebijakan deviden, perusahaan mungkin ingin menentukan apakah ada yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan, termasuk pendanaan untuk berbagai proyek investasi yang dapat diterima. Kemungkinan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan deviden harus dianalisa dalam kaitanya dengan distribusi probabilitas kemungkinan arus kas masa depan dan
juga saldo kas. erdasarkan analisi ini, perusahaan dapat menentukan residual yang mungkin dimilikinya dimsa depan. •
L!.!*!a :ikuiditas perusahaan merupakan
pertimbangan utama dalam banyak
keputusan deviden. Karena deviden menunjukkan arus kas keluar, makin besar posisi kas dan kseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan deviden. $erusahaan yang sedang bertumbuh dan menguntungkan mungkin saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk aset tetap dan modal kerja permanen. •
K$%a%#a) U). Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka &aktu
yang relati! singkat, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut !leksibel secara keuangan. Kemampuan untuk meminjam ini bisa dalam bentuk batas kredit atau perjanjian kredit bergulir dari suatu bank, atau hanya berupa kesediaan in!ormal dari suatu lembaga keuangan untuk memberikan kredit. #elain itu, !leksibilitas keuangan bisa berasal dari kemampuan perusahaan untuk masuk kepasae modal melalui penerbitan oblihasi. akin besar dan makin kuat perusahaan, maka akan makin baik aksesnya ke pasar modal. •
Baaa)&aaa) *a3a% K")(a. Ua), S'a(a #$(-a)-!a) a) (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan
obligasi atau perjanjian sering kali meliputi batasan untuk pembayaran deviden. atasan tersebut
ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk
menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. iasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai persentase maksimum saldo laba komulati! (yang diinvestasikan kembali) dalam perusahaan. •
P$)$)*a3!a) Jika suatu perusahaan membayar deviden dalam jumlah yang cukup besar,
maka perusashaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan saham agar dapat mebiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan. $ara pemegang saham ini mungkin lebih menginginkan pembayaran deviden dalam jumlah rendah dan melakukan pendanaan investasi melalui saldo laba. •
B$&$(a#a O&$(+a! A.!(
erbagai pertimbangan yang dimasukkan dalam bagian ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan, dalam akuras yang &ajar, strategi deviden pasi! apa yang tepat untuk dilakukan. Kebijakan deviden yang akti! akan melibatkan keyakinan, karena membutuhakan sabagian deviden kumulati! dibayarkan dan akhirnya harus diganti dengan pendanaan dari saham biasa. #trategi semacam ini diambil tanpa adanya dukungan yang jelas, tetapi suatu hal yang sulit dipercaya oleh kebanyakan akademisi adalah cara ini akan meningkatan keyakinannya bah&a pembayaran devidn memengaruhi harga saham dan berlaku secara konsisten dengan peran penting dari deviden.
. Sa&!3!a D$+!*$) Arti dari stabilitas adalah mempertahankan posisi pembayaran deviden perusahaan dalam kaitannya dengan garis tren, terutama dengan kemiringan (slope) yang cenderung meningkat. Jika hal lainnya dianggap tetap, selembar saham dapat mencapai harga yang lebih tinggi jika membayar deviden yang stabil sepanjang &aktu daripada jika membayar dengan presentase yang tetap dari laba. •
P$)!3a!a) aa Sa&!3!a D$+!*$) $ara investor mungkin bersedia membayar harga premi untuk deviden yang
stabil dikarenakan kandunagn in!ormasi dari deviden tersebut, keinginan investor untuk mendapatkan pertimbangan institusional tertentu. Ka)*)a) I)/"(%a!, Ketika laba jatuh dari perusahaan tidak memotong
devidennya, pasar mungkin akan lebih yakin pada saham perusahaan daripada jika deviden tiba-tiba dikurangi. eviden yang stabil menyampaikan pandanagan pihak manajement atas masa depan perusahaan yang lebih baik, daripada yang diisyratkan oleh penurunan laba. K$!)!)a) ). M$)*a#a.a) P$)a!3a) Saa !)!, $ara investor yang
menginginkan penghasilan periodik tertentu akan lebih menyukai perusahaan yang memiliki deviden stabil daripada yang devidennya tidk stabil, &aaupun kedua perusahaan tersebut mungkin memiliki pola aba dan pebayaran deviden jangka panjang yang sama. P$(!%&a)a) I)!!")a3, eviden yang stabil mungkin menguntungkan
dari sisi hukum untuk memungkinkan para investor institusi tertentu membeli saham biasa. erbagai badan pemerintahan mempersiapkan da!tar sekuritas
yang disetujiu (atau yang dii3inkan secara hukum) bagi dana pensiun, bank, &ali amanat (trustee) perusahaan asuransi, dan beberapa institusi lainnya untuk berinvestasi. Agar dapat mesuk ke da!tar tersebut, perusahaan sering kali harus memiliki pola pembayaran deviden yang tidak berubah. $enurunan deviden dapat mengakibatkan perusahaan dikeluarkan dari da!tar tersebut. erbagai argumen yang disajikan untuk mendukung adana deviden yang stabil memiliki pengaruh yang positi! terhadap harga saham, adalah hal yang hanya bersi!at segesti!. Ra!" P$%&a'a(a) Ta($ #ejumlah perusahaan tampak mengikuti kebijakan rasio pembayaran deviden
target untuk jangka panjang. John :inther berargumen bah&a deviden desesuaikan dengan perubahan laba, tetapi hanya dengan suatu jeda &aktu (lag) ketika laba naik hingga mencapai suatu tingakat yang baru, perusahaan meningkatkan deviden hanya jika perusahaan merasa dapat mempertahankan kenaikan labanya. $erusahaan juga enggan untuk mengurangi jumlah absolut deviden tunainya. •
D$+!*$) R$3$( *a) D$+!*$) $.(a #alah satu cara perusahaan untuk meningkatkan distribusi kas ke pemegang
saham dalam periode kemakmuran (laba meningkat) adalah derigan mengumumkan deviden ekstra (ek2tra devidend) disamping dividen reguler (reguler devidend) yang umumnya dibayar secara kuartalan atau setengah tahun. ;. D$+!*$) Saa% *a) P$%$6aa) Saa% D$+!*$) Saa% *$+!*$) aa% 7stock dividend semata-mata merupakan saham biasa •
tambahan kepada pemegang saham. eviden ini tidak lebih dari sekedar perpindahan catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham di laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan. D$+!*$) Saa% K$6!3, Jika deviden saham me&akili kenaikan kurang dari
(biasanya) 7 persen saham biasa sebelumnya beredar, maka akan disebut sevagai dividen saham dalam persentase kecil (small-percentage stock dividends) atau cukup disebut dividen saham kecil.
D!+!*$) Saa% B$a(, eviden saham dalam persentase besar (large-
percentage stock) atau cuckup disebut dividen saham besar-biasanya 7 persen atau lebih dari saham biasanya sebelumnya yang beredar-harus diperlakukan dengan cara berbeda. •
P$%$6aa) Saa% engan #$%$6aa) aa% (stop split), jumlah lembar saham bertambah
melalui pengurangan nilai saham secara propesional. engan deviden saham, nilai nominal saham biasa tidak berkurang, smentara dengan pemecahan saham, nilai nominalnya akan berkurang. Akibatnya, akun saham biasa, modal disetor, dan saldo laba akan tetap tidak berubah untuk pemecahan saham.
•
N!3a! D!+!*$) Saa% *a) P$%$6aa) Saa% &a! I)+$"( Jika investor berkeinginan menjual beberapa lembar saham modal untuk
mendapatkan penghasilan, dividen saham
dapat diikuti dengan kenaikkan dividen tunai. Kadang dividen saham digunakan untuk mempertimbangakan kas. Ketimbang meningkatkan labanya dan menyatakn deviden saham dalam jumlah sedang. Keputusan ini secara e!ekti! akan menurunkan rasio pembayaram dviden= ketika laba naik dan dividen hampir tetap sama, rasio pembayaran dividen akan turun. K!a(a) P$(*aa)a) 'a) L$&! L$3aa, $emecahan saham dan, dalam
arti yang sempiit, deviden saham digunakan untuk menempatkan saham dalam kisaran perdagangan yang lebih rendah dan lebih banyak sehingga dapat menarik lebih banyak pemveli serta dapat memengaruhi bauran saham karena pemilik individual akan makin banyak dan pemilik institusional akan menurun. Ka)*)a) I)/"(%a!, $engumuman deviden saham atau pemecahan saham
dapat mengungkapkan in!ormasi bagi para investor.ukan deviden saham atau
pemecahan saham itu sendiri yang menyebabkan reaksi harga saham yang posoti!, tetapi in!ormasi positi! atas hal yang diungkapkan sinyal-sinyal yang berpengaruh. #elain itu perusahaan pada akhirnya harus memberikan dividen serta laba yang lbih besar jika ingin harga sgamnya tetap lebih tinggi. P$%$6aa) Saa% T$(&a3!., #ama halnya dengan dividen saham dan pemecahan saham biasa, tampaknya
terdapat pengaruh in!ormasi atau sinyal yang berkaitan dengan pengumuman pemecahan saham terbalik. iasanya sinyalnya akan negati!, sama dengan pengakuan bah&a perusahaan sedang berada dalam kondisi kesulitan keuangan. Akan tetapi, kesulitan keuangan tidak selalu menjadi !aktor pendorong dilakukannya pemecahan saham secara terbalik.
. P$%&$3!a) K$%&a3! Saa% Alasan pembelian kembali saham adalah (stock repurchase) adalah untuk memungkinkan saham terseda untuk akuisisi oleh perusahaan lain. alam kasus tertentu perusahaan yang tidak lagi ingin dimiliki secara publik (perusahaan terbuka) akan 0menjadi perusahaan tertutup0 dengan membeli kembali saham dari para pemegang saham eksternal. M$"*$ P$%&$3!a) K$%&a3!, 9iga metode yang paling umum untuk
pembelian kembali saham adalah melalui #$)9a(a) #$%&$3!a) .$%&a3! (sel!-tender o!!er) dengan harga tetap, pena&aram #$%&$3!a) .$%&a3! 3$3a) $(# (dutch-auction), serta pembelian dipasar terbuka (open-market
purchase). etode yang kedua, pena&aran kembali dengan lelang tertutup, perusahaan menetapkan jumlah saham yang ingi dibeli kembali, ditambah dengan harga minimum dan maksimum yang tersedia untuk dibayarkan. etode yang ketiga, pembelian dipasar terbuka, perusahaan membeli sahamnya sama dengan dilakukan dengan investor lain,yaitu melalui pialang. iasanya, biaya pialang dapat dinegosiasikan •
P$%&$3!a) K$%&a3! $&aa! Ba!a) *a(! K$&!-a.a) D!+!*$)
Jika perusahaan memiliki klebihan kas dan tidak cukup banyak peluang investasi yang menguntungkan untuk menjusti!ikasi penggunaan dana ini, mungkin pemegang saham memang ingin agar dana ini didistribusikan. istribusi ini dapat di&ujudkan baik dengan
pembelian kembali saham atau dengan membayarkan dana dalam bentuk kenaikan dividen. Jika tidak terdapat pajak penghasilan perorangan dan biaya transaksi, kedua alternati! tersebut seharusnya secara teoritis tidak menimbulkan perbedaan bagi pemegang saham. engan pembelian kembali, akan lebih sedikit saham yang beredar, dan laba per lembar saham serta, pada akhirnya, deviden per saham akan naik. Akibatnya, harga pasar per lebar saham akan naik juga. #ecara teoritas, keuntungan modal dari pembelian kembali haruslah sama dengan dividen yang seharusnya dibayar. #elama tari! pajak penghasilan pribadi atas keuntungan modal lebih rendah daripada penghasilan deviden, pembelian kembali saham mena&arkan keuntungan pajak daripada pembayaran dividen bagi investor yang terkena pajak. #elain itu, pajak keuntungan modal ditunda hingga saham benar-benar dijual, sementara pajak dividen harus dibayar saat itu juga. $embelian kembali saham tampaknya akan sangan tepat jika perusahaan memiliki sejumlah besar kelebihan kas untuk didistribusikan. $engeluaran dana ini melalui deviden ekstra akan mengakibatkan tidak bisa ditundanya pajak bagi para pengguna saham. $engaruh pajak ini dapat dikurangi dengan mengeluarkan dana sebagai deviden ekstra untuk suatu priode tertentu, tetapi tindakan ini dapat mendorong investor untuk memperhitungkan deviden ekstra sebagai hal yang harus dipertahankan di masa depan. #elain itu, perusahaan juga harus hati-hati agar tidak melakukan program pembelian kembali saham secara teratur sebagai ganti membayar dividen. Kantor pajak dapat mengganggap pembelian kembali secara teratur ini sebagai dividen tunai dan tidak mengi3inkan pemegang saham menikmati keuntungan pajak atas keuntungan modal yang mereka peroleh. •
K$))a) I)+$a! aa P$)*a)aa)
eberapa orang menganggap pembelian kembali saham sebagai keputusan investasi, bukan keputusan pendanaan. >al ini memang benar, &alaupun saham yang merupakan aa% ($a(' 7 treasury stock diperoleh kembali tidak memberikan imbal hasil harapan seperti
yang diberikan oleh investasi lainnya. 9idak ada perusahaan yang tepat beroperasi hanya dengan ?berinvestasi@ pada sahamnya sendiri. Keputusan untuk membeli kembali saham harus melibatkan distribusi kelebihan dana ketika peluang investasi perusahaan tidaklah cukup menarik untuk menjamin penggunaan dana tersebut, saat ini maupun di masa depan. Jadi, pembelian saham tidak dapat benar-benar diperlakukan sebagai keputusan investasi sebagaimana de!inisi yang diberikan. $embelian kembali saham paling tepatdianggap sebagai suatu jenis keputusan pendanaan yang memilik motivasi terkait dengan struktur modal atau kebijakan deviden.
;ontohnya, kadang tujuan dari pembelian kembali saham adalah untuk mengubah struktur modal perusahaan. engan menerbitkan utang dan membeli kembali saham, perusaahn dapat dengan cepat mengubah rasio utang terhadap ekuitasnya (debt-to-equity ratio) menjadi lebih banyak proporsi utang. $ada saat yang lain, ketika terdapat kelebihan kas, pembelian kembali saham tidak dianggap sebagai bagian dari kebijakan dividen keseluruhan perusahaan. K$%).!)a) P$)a( S!)'a3
8alaupun dividen tunai dan pembelian kembali saham hampir sama dalam hal kandungan in!ormasi karena keduanya menggunakan kas untuk mengirimkan sinyal positi!, keduanya juga memberikan in!ormasi yang tidak sama. ividen tunai yang tertur memberikan penegasan atas kemampuan dasar perusahaan untuk menghasilkan kas. #ama halnya dengan berita pers kuartalan, dividen tunai dapat membentuk kebiasaan. #ebaliknya, pembelian kembali saham bukanlah merupakan kegiatan yang reguler. Kegiatan ini dapat dianggap sebagai buletin berita ?tambahan@ yang digunakan di berbagai kesempatan ketika pajak manajemen yakin bah&a saham perusahaan dinilai jauh lebih rendah dari yang seharusnya. 1leh karena deviden tunai dan pembelian kembali saham dilakukan dengan uang, maka pihak manajemen tidak memiliki insenti! untuk memberikan tanda-tanda yang menyesatkan dan secara implisit memberikan jaminan adanya hasil arus kas yang konsisten dengan sinyal tersebut. B$(&aa! P$(!%&a)a) A*%!)!(a!/ A#$.A#$. P("$*(a3
Ketika de&an direksi perusahaan mengumumkan dividen tunai, maka akan ditentukan a)a3 #$)6aaa) 7 record date ; nya. $ada saat berakhirnya jam kerja di tanggal tersebut.
9anggal pencatatan ditetapkan oleh de&an direksi ketika dividen diumumkan, dengan investor yang jika termasuk dalam pencatatan saham akan berhak mendapatkan dividen yang akan diberikan. asalah dapat muncul dalam penjualan saham di hari-hari sesaat sebelum tanggal pencataran. $embelian dan penjualan saham tersebut memiliki beberapa hari untuk menyelesaikan transaksi = yaitu, membayar saham tersebut atau menyerahkannya, dalam hal penjual menghindari kebingungan investor mana yang berhak atas dividen ketika saham di jual sesaat sebelum tanggal pencatatan, kelompok pialang memiliki aturan bah&a pemegang saham baru berhak atas dividen hanya jika mereka membeli saham tersebut paling tidak dua
hari kerja sebelum tanggal pencatatan. Jika saham tersebut dibeli setelah tanggal tersebut, pemegang saham tersebut tidak berhak atas dividen. 9anggal ini disebut dengan a)a3 a)#a *!+!*$) 7ex-dividend date. Ta)a3 #$)%%a) 7declaration date< tanggal
pengumuman oleh de&an direksi mengenai jumlah dan tanggal pembayaran dividen berikutnya. Ta)a3 #$%&a'a(a) 7 payment date < tanggal saat perusahaan benar-benar harus membayar dividen yang diumumkan. •
P("(a% I)+$a! K$%&a3! D!+!*$)
#ejumlah perusahaan besar memiliki ($)6a)a ($!)+$a! *!+!*$) 7 dividend reinvestment plan - $. erdasarkan program ini, rencana pilihan yang memungkinkan
para pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan kembali pembayaran dividen dalam bentuk tambahan kepemilikan saham perusahaan. 9erdapat dua jenis dasar $, yang dicirikan dengan apakah tambahan saham berasal dari saham biasa yang telah ada atau dari penerbitan baru saham biasa. Jika yang digunakan adalah saham biasa yang telah ada, perusahaan akan mentrans!er dividen tunai dari semua pemegang saham yang ingin menginvestasikan kembali dividennya, ke bank yang akan bertindak sebagai kustodian. Jenis lain dari program investasi kembali dividen melibatkan perusahaan haus melakukan penerbitan saham biasa baru. >anya berdasarkan metode inilah perusahaan dapat benar-benar mengumpulkan dana baru. $rogram jenis ini terbukti sangat populer dalam berbagai perusahaan yang membutuhkan modal baru untuk konstruksi dan perbaikan. 9entu saja, program semacam ini mengurangi pembayaran deviden tunai perusahaan.