BAB XVIII SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS
A. Teori Umum Soundness Soundness adalah suatu tingkat tingkat kekekalan atau keausan pada agregat
yang dapat menentukan kualitas dari pembuatan beton. Sifat ini merupakan petunjuk kemampuan agregat untuk menahan perubahan volume volume yang berlebihan yang diakibatkan oleh perubahan – perubahan pada kondisi lingkungan misalnya: pembekuan dan pencairan (pada daerah cuaca dingin), perubahan suhu, terik matahari, musim kering dan hujan yang berganti-ganti. Suatu agregat dikatakan tidak bersifat kekal apabila terjadi perubahan volume yang cukup berarti. Ini mungkin mungkin muncul dalam bentuk bentuk perubahan perubahan setempatsetempa setempatt hingga hingga terjad terjadii retakan retakan permuk permukaan aan atau disinte disintegra grasi si pada suatu suatu kedalaman yang cukup besar. ekekalan atau keausan agregat dapat diuji dengan menggunakan larutan kimia untuk memeriksa reaksinya pada agregat (PB 89, 1990). !gregat harus memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam SII.005!80, "#u$u %&' (&r& U)i A*re*&$ Be$o'+ untuk beton normal atau AST# (.!8 (.!8- " Standard Agregat Specification for meme memenu nuhi hi syarat syarat AST# Concrete Aggregates+ Aggregates +. Syarat Syarat mutu mutu untuk untuk agrega agregatt normal normal adalah adalah sebaga sebagaii
berikut: ". !gre !grega gatt halu haluss jika jika diuj diujii deng dengan an laru laruta tan n gara garam m sulf sulfat at ( Natrium Sulfat , #aS$%), bagiannya yang hancur maksimal "&' dan jika diuji diuji dengan dengan Magnesium Sulfat (gS$%) bagiannya yang hancur maksimum "'. *. !gre !grega gatt kasar kasar jika diuj diujii deng dengan an laru laruta tan n garam garam sulfat sulfat ( Natrium Sulfat , #aS$%), bagiannya yang hancur maksimal "*' dan jika diuji diuji dengan dengan Magnesium Sulfat (gS$%) bagiannya yang hancur maksimum "+'. Soundn Soundness ess test diguna digunakan kan untuk untuk menent menentuka ukan n ketaha ketahanan nan agrega agregatt terhadap disintegrasi dengan pelapukan dan khususnya, siklus beku mencair. !gregat !gregat yang tahan lama (tahan terhadap terhadap cuaca) cenderung cenderung menurun menurun di
lapangan dan menyebabkan perkerasan marabahaya dan berpotensi gagal. Suatu agregat dikatakan tidak bersifat kekal apabila terjadi perubahan volume yang cukup berarti. Ini mungkin muncul dalam bentuk perubahan setempatsetempat hingga terjadi retakan permukaan atau disintegrasi pada suatu kedalaman yang cukup besar. Soundness test dengan contoh agregat dalam Natrium Sulfat atau larutan Magnesium Sulfat menyebabkan kristal garam untuk membentuk pori pori di dalam air di agregat ini. embentukan kristal ini menciptakan kekuatan internal yang berlaku tekanan pada pori-pori agregat dan cenderung memecah agregat. Sulfat tes kesehatan (AST# (88) secara luas digunakan untuk mengukur ketahanan campuran beton untuk merusak dengan pembekuan dan pencairan. #atrium dapat melarutkan batu gamping, memperkenalkan bias yang dalam tujuan metodenya yaitu untuk memperkirakan resistensi thephysical batu untuk kekuatan yang diberikan oleh pertumbuhan kristal. eskipun metode mencatat kemungkinan kapur dapat menunjukkan baha ketika batu gamping diuji. Solusi yang digunakan sebelumnya untuk mengurangi efek pelarut metode cukup aspada terhadap undersaturation sehubungan dengan ion kalsium. kuilibrium konsentrasi ion kalsium, jenuh dan gS$% #a*S$% solusi, ditentukan oleh serapan atom menggunakan kedua dikurangi /% mikron bubuk kapur dan ukuran uji (0, 1 %,/ mm). 2isimpulkan baha tingkat undersaturation biasanya masih bisa setinggi %& ' setelah paparan "&& jam dari bahan kasar. 3ias yang disebabkan oleh undersaturation ber4ariasi dengan jenis kapur. 5omogen, padat, kristal batu gamping di mana efek dari tindakan pelarut hanya untuk menghasilkan penurunan berat badan sedikit, seluruhnya disebabkan sejumlah kecil 6a6$7 terlarut. #amun, tingkat yang sama pada pelarut matriks biomicrite akan merusak fragmen kasar fosil sehingga rentan terhadap tindakan mekanis pembentukan garam sulfat, dan menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan, dengan cara yang tidak akan terjadi tanpa solusi aal dan melemahnya fase micrite. B. #&/u% %&' Tu)u&'
emeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keausan8pelapukan agregat halus terhadap pengaruh sulfat.
(. Be'%& U)i !gregat 5alus (pasir) D. A&$!A&$ &'* Di*u'&&' ". Beaker glass. *. Saringan ukuran berdasarkan tabel "+.". 7. 6aan8an89adah !nti arat. %. Dessicator. . Thermometer. . Drying Oven Cap. /& ltr (""&;)< 6. /. Sarung =angan. E. Pro/e%ur Per2o3&&' ". embuat >arutan Sulfat ?aram : a. enyiapkan larutan jenuh garam Natrium Sulfat 8 Magnesium Sulfat
dengan cara mengambil " sendok Natrium Sulfat 8 Magnesium Sulfat dan melarutkannya dengan " liter air bersih@ b. engaduk dengan perlahan kemudian menyimpan dalam dessicator selama ;*%@ *. engambil contoh agregat yang akan diuji sebanyak "& gram, mencuci hingga bersih dan mengeringkan ke dalam o4en selama ;*% jam kemudian menyaring dengan saringan yang tertera pada tabel "+."@ 7. enimbang 9adah86aan (9")@ %. emasukkan benda uji kedalam adah lalu menimbang (9*). Aadi, berat benda uji (!) B 9" 9* harus seberat ("&&;&," gram)@ . emudian, memasukkan benda uji ke dalam beaker glass dan menuangkan larutan garam Natrium 8 Magnesium Sulfat yang telah memenuhi syarat dengan ketinggian kurang lebih ",* cm diatas permukaan agregat@ . Setelah itu, memasukkan beaker glass ke dalam Dessicator dan mendiamkan selama minimum " jam dan maksimum "+ jam@ /. enutup adah dengan rapat untuk mengurangi penguapan dan mencegah masuknya substansi lain@ +. Setelah periode perendaman, mengeluarkan contoh uji dari dalam larutan@ 0. embiarkan meniris selama (" C ) menit, lalu mengeringkan di dalam o4en pada temperatur (""& C )< 6 sampai diperoleh berat konstan, berat konstan diperoleh apabila diperoleh kehilangan berat kurang dari &,"' dari berat contoh uji selama % jam pengeringan@
"&. Setelah diperoleh berat konstan, mendinginkan contoh uji@ "". encuci contoh uji agar bebas dari #atrium atau Magnesium Sulfat . encuci dengan air pada temperatur (%7 C )< 6 dengan cara mengalirkan air panas ke dalam adah contoh sampai meluap keluar, untuk memastikan baha contoh uji telah bebas dari Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat , memeriksa air cucian dengan larutan Barium lorida &,* jika tidak terdapat endapan putih dari Barium Sulfat maka pencucian sudah selesai. Selama proses pencucian menjaga contoh uji dari guncangan atau tumbukan yang dapat membuat pecah atau retaknya contoh uji@ "*. Setelah contoh uji bebas dari Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat , mengeringkan masing-masing fraksi contoh uji pada temperatur (""& C )< 6 selama ;*% jam@ "7. enyaring agregat halus dengan ukuran saringan yang sama pada saat persiapan contoh uji@ "%. enimbang dan mencatat berat contoh yang tertahan pada masing-masing saringan (3). 3erat benda uji (6) B 3 - 9".
4.
6&%&r 6e&7u&' A*re*&$ A ( X 100 : ( D&$& Pe'*&m&$&' D&' Peri$u'*&' 1. D&$& Pe'*&m&$&' =abel "+." =erlampir . Peri$u'*&'
2iketahui : 3erat adah8pan (9")
B "//, gram
3erat pan C benda uji sebelum (9*)
B */+, gram
3erat benda uji sebelum test (!)
B "&" gram
3erat pan C benda uji sesudah (3)
B "+0, gram
3erat benda uji sesudah test (6)
B "* gram aka, ersentase kelapukan agregat
BB B ++,"* '
G. G&m3&r A&$ %&' G&m3&r 6er)&
D "&& '
1. G&m3&r A&$ =abel "+.* ?ambar !lat =erlampir . G&m3&r 6er)& =abel "+.7 ?ambar erja =erlampir
H. 6e/im7u&' %&' S&r&' 1. 6e/im7u&'
2ari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil persentase kelapukan agregat halus adalah ++,"* '. 2engan standar yang telah ditentukan AST# (. 8- " Standard Specification for Concrete Aggregates+, agregat halus jika diuji dengan larutan Magnesium Sulfat
( MgSO!) bagiannya yang hancur maksimum " ', maka benda uji agregat halus dapat digunakan untuk campuran beton. Aadi, hasil percobaan ini tidak sesuai dengan standarisasi. . S&r&' Saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: a. emeriksa alat terlebih dahulu agar mempermudah jalannya praktikum. b. Entuk kebutuhan air panas, lebih baik dipersiapkan terlebih dahulu
sebelum praktek berlangsung, agar tidak memakan aktu. c. engaduk garam Magnesium Sulfat secara merata. d. emasukan benda uji kedalam beaker glass secara perlahan–lahan, usahakan agar benda uji tidak menempel pada beaker glass. e. asukan larutan secara hati–hati agar tidak tumpah.