BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 TUJU TUJUAN AN Pembuatan tetes mata atropin sulfat yang steril dalam skala pabrik.
1.2 TE TEOR ORII
Gutt Guttae ae adal adalah ah sedi sediaa aan n cair cair beru berupa pa laru laruta tan, n, emul emulsi si,, atau atau susp suspen ensi si yang yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan dan menggunakan penetes.Obat tetes mata (guttae ophthalmicae) termasuk guttae untuk obat luar; untuk jenis yang lainnya ada juga tetes telinga (guttae auricularis), tetes hidung (guttae nasales), dan tetes mulut (guttae oris).Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. (FI III, hal 1). !aksud penggunaan obat tetes mata adalah untuk memudahkan penggunaan, hanya hanya denga dengan n mene menete tesk skan an saja saja dan untu untuk k e"ek e"ek lokal lokal,, misa misalny lnyaa perad peradang angan an pada pada konjungti#a mata.
Obat tetes mata harus memenuhi persyaratan sebagai berikut$ •
%teril.
•
&arutan tetes mata harus jernih dan bebas pa rtikel.
•
%edapat mungkin isohidris dengan cairan mata yaitu p' ,. %edangkan p' yang masih bisa ditolerir adalah *,+ 1,+. (-he harmaceutical /ode0, p. 1*).
•
%edapat mungkin isotonis, yang masih bisa diterima adalah , 1,+ 2.
•
-etes mata yang berupa suspensi, bahan yang tidak larut haruslah sangat halus, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi rangsangan terhadap mata sehingga air mata tidak banyak keluar.
%ediaan obat tetes mata dapat mengandung obat dengan e"ek terapi$ antiperadangan, antimikroba, miotik (menyempitkan pupil mata), midriatika (melebarkan pupil mata), dan anestesi (bius) lokal, serta dapat digunakan untuk diagnosis. %ecara umum, obat tetes mata tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka.3husus untuk sediaan obat tetes mata yang berbentuk suspensi, sebelum digunakan haruslah dikocok terlebih dahulu.
/airan mata isotonik dengan darah dan nilai isotonisitasnya sama dengan larutan 4a/l ,5 2. -ujuan penggunaan dapar p' adalah untuk mencegah kenaikan p' yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil dari 6adah kaca.3enaikan p' dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat.Garam alkaloid paling e"ekti" pada p' optimal untuk pembentukan basa bebas tidak terdisosiasi.-etapi pada p' ini obat mungkin menjadi tidak stabil, sehingga p' harus diatur dan dipertahankan tetap dengan penambahan dapar.7ir mata mempunyai kapasitas dapar yang baik. Obat mata akan merangsang pengeluaran air mata dan penetralan akan terjadi dengan cepat asalkan kapasitas dapar larutan obat tersebut kecil (jumlah mol asam dan basa konjugat dari pendapar kecil).
Garam alkaloid bersi"at asam lemah dan kapasitas daparnya lemah. %atu atau dua tetes larutan obat mata ini akan dinaikkan p'nya oleh air mata. 8alam menyiapkan dapar dengan p' yang diinginkan, harus dipilih sistem asam garam yang p3a9nya mendekati p' yang diinginkan agar angka banding asam terhadap garam mendekati satu dan diperoleh kee"ekti"an maksimal terhadap penaikan dan penurunan p'. %ediaan tetes mata mempunyai banyak persamaan dengan sediaan parenteral.Formulasi sediaan tetes mata yang stabil memerlukan bahan9bahan yang sangat murni seperti bebas dari kontaminan kimia, "isik (partikel), dan mikroba.%ediaan tetes mata digunakan dalam jumlah yang besar, seperti irigan mata, atau dalam pemeliharaan peralatan seperti lensa kontak.
:eberapa pertimbangan dalam pembuatan obat mata$ 1. Sterilitas
%ediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses sterilisasi yangsesuai. /ara sterilisasi yang sering digunakan untuk obat tetes mata adalah pemanasan dengan otokla", pemanasan dengan bakterisida, dan penyaringan. 2.
Iritasi
p' sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan mengakibatkan iritasi yang disertai dengan keluarnya air mata. 8i"usi obat akan terhalang sehingga jumlah obat tidak e"ekti". 3.
Pengawet enga6et perlu ditambahkan khususnya untuk obat tetes mata dosis ganda. %yarat
penga6et$ e"ekti" dan e"isien, tidak berinteraksi dengan bahan akti" atau bahan pembantu lainnya, tidak iritan terhadap mata, dan tidak toksis. 4.
e!erni"an
&arutan mata adalah dengan de"inisi bebas adari partikel asing dan jernih secara normal diperoleh dengan "iltrasi, pentingnya peralatan "iltrasi dan tercuci baik sehingga bahan9bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya. pengerjaan pena mpilan dalam lingkungan bersih. enggunaan &aminar 7ir Flo6 dan harus tidak tertumpahkan akan memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas partikel asing. 8alam beberapa permasalahan, kejernihan dan streilitas dilakukan dalam langkah "iltrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bah6a larutan jernih sama "ungsinya untuk pembersihan 6adah dan tutup. keduanya, 6adah dan tutup harus bersih, steril dan tidak tertumpahkan. adah dan tutup tidak memba6a partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan. 4ormalnya dilakukan test sterilitas.
#.
Sta$ilitas
%tabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada si"at kimia bahan obat, p' produk, metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu),
pada mata pada p' .= namun demikian, p' stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat diukur dalam beberapa hari atau bulan. 8engan obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia kurang dari 1 tahun. %ebaliknya p' +, kedua obat stabil dalam beberapa tahun. %. B&''er (an )H Idealnya, sediaan mata sebaiknya pada p' yang ekui#alen dengan cairan mata
yaitu ,. 8alam prakteknya, ini jarang dicapai. !ayoritas bahan akti" dalam optalmologi adalah garam basa lemah dan paling stabil pada p' asam. Ini umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut suspensi biasanya paling stabil pada p' asam. *. T+nisitas
-onisitas berarti tekanan osmotik yang dihasilkan oleh larutan dari keberadaan padatan terlarut atau tidak larut. /airan mata dan cairan tubuh lainnya memberikan tekanan osmotik sama dengan garam normal atau ,52 larutan 4a/l. &arutan yang mempunyai jumlah bahan terlarut lebih besar daripada cairan mata disebut hipertonik. %ebaliknya, cairan yang mempunyai sedikit ika tonisitas pencuci mata tidak mendekati cairan mata, dapat, menghasilkan nyeri dan iritasi. 8alam pembuatan larutan mata, tonisitas larutan dapat diatur sama cairan lakrimal dengan penambahan ika tekanan osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melampaui cairan mata, tidak ada yang dapat dilakukan jika konsentrasi obat yang diinginkan dipertahankan, ketika larutan hipertonik. /ontohnya 1 dan *2 larutan natrium sul"asetamid adalah hipertonik, konsentrasi kurang dari 12 tidak memberikan e"ek klinik yang diinginkan. ?ntuk larutan hipotonik sejumlah metode disiapkan untuk menghitung jumlah 4a/l untuk mengatur tonisitas larutan mata, salah satu metodenya adalah metode penurunan titik beku.
,. -is+sitas
?% mengi
berkala
untuk
meningkatkan
#iskositas.
ara peneliti telah mempelajari e"ek peningkatan #iskositas dalam 6aktu kontak dalam mata. umumnya #iskositas meningkat @+9+ cps range yang signi"ikan meningkat lama kontak dalam mata. /. A((iti0esTa$a"an
enggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan, namun demikian pemilihan dalam jumlah tertentu. 7ntioksidan, khususnya 4atrium :isul"at atau metabisul"at, digunakan dengan konsentrasi sampai ,*2, khususnya dalam larutan yang mengandung garam epine"rin. 7ntioksidan lain seperti asam askorbat atau asetilsistein
juga
digunakan.
7ntioksidan
bere"ek
sebagai
penstabil
untuk
meminimalkan oksidasi epine"rin. enggunaan sur"aktan dalam sediaan mata dibatasi hal yang sama. sur"aktan nonionik, kelas toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam konsentrasi rendah khususnya suspensi dan berhubungan dengan kejernihan larutan. enggunaan sur"aktan, khususnya pada beberapa konsentrasi sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik bahan9bahan. %ur"aktan nonionik, khususnya dapat bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen penga6et antimikroba dan inakti" sistem penga6et. %ur"aktan kationik digunakan secara bertahap dalam larutan mata tetapi hampir in#ariabel sebagai penga6et antimikroba. ben
%terilisasi merupakan sesuatu yang penting. larutan mata yang dibuat dapat memba6a banyak organisme, yang paling berbahaya adalah seudomonas aeruginosa. in"eksi mata dari organisme ini yang dapat menyebabkan kebutaan. Ini khususnya berbahaya untuk penggunaan produk nonsteril di dalam mata ketika
kornea dibuka. bahan9bahan partikulat dapat mengiritasi mata, ketidaknyamanan pada pasien dan metode ini tersedia untuk pengeluarannya. >ika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata, bah6a sediaan mata harus steril. air mata,
kecuali
darah,
tidak
mengandung
antibodi
atau
mekanisme
untuk
memproduksinya. Oleh karena itu, mekanisme pertahanan utama mela6an in"eksi mata secara sederhana aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah en
merupakan mikroorganisme berbahaya dan upportunis yang tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan
e&nt&ngan (an r&gian Tetes 5ata a. e&nt&ngan Tetes 5ata
%ecara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep dengan obat yang larut dalam lemak diabsorbsi lebih baik dari larutanAsalep yang obat9obatnya larut dalam air. Obat tetes mata tidak menggangu penglihatan ketika digunak an.
$. er&gian Tetes 5ata
3erugian yang prinsipil dari larutan mata adalah 6aktu kontak yang relati" singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi. :ioa#ailabilitas obat mata diakui
buruk jika larutannya digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 19*2 dari dosis yang dimasukkan mele6ati kornea. %ampai ke ruang anterior. %ejak boa#ailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi aturan dan teknik pemakaian yang tepat.
Pengg&naan Tetes 5ata 16 /uci tangan. 8engan satu tangan, tarik perlahan9lahan kelopak mata bagian ba6ah 26 >ika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke
dalam botol untuk memba6a larutan ke dalam penetes 36 -empatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian ba6ah
sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari. 46 &epaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip
paling kurang * detik. >ika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup rapat. >ika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes dengan ujung menghadap ke ba6ah. >angan pernah menyentuhkan penetes denga permukaan apapun. >angan mencuci penetes #6 3etika penetes diletakkan diatas botol, hindari kontaminasi pada tutup ketika
dipindahkan. 3etika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan oleh industri "armasi untuk "armasis, peraturan yang sama digunkahn menghindari kontaminasi. >angan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami perubahan 6arna %6 >ika anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama, buka hanya satu
botol saja. >ika kamu menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada 6aktu yang sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata yang lain. %angat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di depan cermin. *6 %etelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat dan tidak berkedip
lebih sering dari biasanya karena dapat menghilangkan obat dari tempat kerjanya
III . 5ONO7RA8I 1. Atr+)in s&l'at i(riati98I I- "al 11#:%6
•
Bumus molekul $ (/1'@*4O*)@.'@%O.'@O
•
:obot molekul $ 5,= (anh C ,=@)
•
emerian $ hablur tidak ber6arna atau serbuk hablur putih; tidak berbau; mengembang di udara kering; perlahan9lahan terpengaruh oleh cahaya.
•
3elarutan $ sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol, terlebih dalam etanol mendidih; mudah larut dalam gliserin.
•
8osis $ untuk dilatasi (pelebaran) pupil pada pengob atan radang akut$ 19@ tetes ,+2912 (*01). (8I == hal 1+)
•
/ara penggunaan $ secara parenteral
•
Dolume isotonik $ 1gr 7tropin sul"at dalam 1,* ml
•
adah dan penyimpanan $ dalam 6adah tertutup rapat
•
E 4a/l $ ,1*
•
p'C*,+9
•
sterilisasi$ autokla" (martindale @= hal @5@)
•
%tabilitas aktu paruh atropin sul"at dalam larutan tetes mata adalah 1 jam pada p' ,=
2. Ben;al+ni& l+ri(a
•
emerian $ %erbuk amor" ber6arna putih atau putih kekuning9kuningan bisa sebagai gel yang tebal atau seperti gelatin, bersi"at higroskopis dan berbau aromatis dan rasa sangat pahit.
•
3elarutan $ %angat mudah larut dalam air dan etanol 5+2, bentuk anhidrat mudah larut dalam ben
•
3onsentrasi $ dalam sediaan preparat mata, ben
•
O-- $ aluminium, sur"aktan anionik, sitrat, kapas, "luoresin, '@O@, '!/, iodide, kaolin, lanolin, nitrat. %tabilitas $ bersi"at higroskopis dan mungkin dipengaruhi oleh cahaya, udara dan bahan logam. &arutannya stabil pada rentang p' dan rentang temperatur yang lebar. &arutannya dapat disimpan pada periode 6aktu yang lama dalam suhu kamar.
•
3egunaan $ penga6et, antimikroba.
•
%terilisasi $ autokla"
•
h $ +9= untuk 126A# larutan
•
adah $ tertutup rapat dan terhindar dari cahaya. 7ua pro Injeksi
ad
1ml emerian $ %erbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
3. Natri& E(etat 9'and :ook o" harmaceutical E0cipient hal 1=) $ %erbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam Peerian • $ &arut dalam air (1$11), raktis tidak larut dalam kloro"orm elar&tan • • • • •
dan eter, larut dalam etanol (5+2) 8&ngsi $ sebagai chelating agent(penghelat) $ ?ntuk mencegah kontaminasi dengan logam "asiat $ %angat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban. Sta$ilitas In+)ati$ilitas $ dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam poli"alen seperti tembaga, nikel, 4a E8-7 merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam
• • •
membentuk hidrogen. )H $ ,*9, dalam larutan 12 air bebas /O@ Sterilisasi $ autokla" +nsentrasi $ ,+9,12 6A6 sebagai chelating agent Peni)anan
$ harus disimpan di6adah bebas alkali, tertutup rapat dan
ditempat sejuk dan kering
4. Na
Sumber HPE second editional p.439
•
Peerian
$ %erbukA kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
•
= )aai
$ up to ,52
•
)H
$ , ,*
•
elar&tan
$ 1 $ @,=
•
•
OTT
$ korosi" dengan besi, membentuk endapat dengan perak
dan raksa, kelarutan metil paraben menurun. •
eg&naan
$ larutan pengisotoni.
#. A>&a Pr+ In!esi •
Peerian
$ /airan jernih, tidak ber6arna, dan tidak berbau.
Peni)anan $ 8alam 6adah dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak
•
lebih besar dari 1 &.
I-. 8OR5ULASI 4.18+r&la Stan(ar
Tiap 10 ml mengandung : Atropini sulfas Natrii Chloridum
100 mg 70 mg
Benzanconii Chloridum 2 µl
T+nisitas
Dinatrii detas
! mg
A"ua #ro $n%ection
ad
10 ml
3adar masing9 masing
/ 7tropin sul"as
C
10
0,07 •
/ 4atrii /hloridum
C
10 0,005
•
/ 8inatrii Edetas
C
10
×
1 2 C 12
×
×
1 2 C , 2 1 2 C ,+ 2
Ekui#alen masing masing
E 7tropin sul"at E 4atrii /hloridum E 8inatrii Edetas
C ,5 C ,5 C ,5 C ,5 C
C ,1* C ,+ C ,@*
∑C. E
−¿
−¿ ( 1 –
–
×
( ,1*
,1* +¿
+¿ ,
×
,+
+¿ ,+
×
,@* )
,*@ ,11+ )
,+
0,3553 ('ipotonis)
8OR5ULA LEN7AP
1. erhitungan dan enimbangan :ahan Dolume larutan yang dibuat $ D
C (n 0 #)
D
C (1 0 1,+)
D
C 1.+ ml
≈
1.+ml
erhitungan :ahan
$
7tropin sul"as
$
1
0 1.+
C 1+ gr
1 8ilebihkan @2
$ @ A 1
0 1+
C @1 gr
8itimbang
$ 1+ gr
@1 gr
C 1@ gr
4atrii /hloridum
$ ,
0 1.+
C *,+ gr
1 8inatrii Edetas
$ ,+A1
7ua pro injeksi ad
$ 1.+ ml
0
1.+
C +,@+ gr
!aka
?ntuk 1@ ml injeksi 1@. mg *.+ mg +.@+ mg
7ua pro injection
ad 1.+ ml
Sterilisasi Alat No
Alat yang diperlukan
Cara Sterilisasi
1 # & ' ( + / 1! 11 1# 1 1&
Gelas ukur Corong $apas%Pipet $ertas saring $ertas perkamen )otol *nfus ,rlenmeyer )eaker glass Sendok spatula Gelas arlo2i Pinset Pengaduk kaca A3ua pro in2ect $aret pipet dan botol
Autoclave !" Autoclave !" Autoclave !" Autoclave !" Autoclave !" Autoclave !" -ven !" -ven !" 0lambeer #! 0lambeer #! 0lambeer #! 0lambeer #! 4idihkan 1'" 4ididihkan 1'"
Awal
Paraf Pengawas Paraf Akhir
Paraf
PROSEDUR PEMBUATAN
Persiapan
1. Personil yang memasuki area bersih atau area steril pada ruang C 5white area67 hendaklah mengganti dan mengenakan pakaian khusus7 a6 8ambut dan 9 2ika relevan 9 2anggut dan kumis hendaklah ditutup. b6 Pakaian model terusan atau model celana:ba2u7 yang bagian pergelangan tangannya dapat diikat7 memiliki leher tinggi c6 4an sepatu atau penutup sepatu yang sesuai hendaklah dikenakan.
d6 Pakaian ker2a ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat. e6 ;emasuki area steril7 personil hendaklah melalui ruang penyangga udara.
Pembuatan
-perasi berikut ini harus dilakukan di bawah kondisi aseptik. Semua wadah dan filter harus disterilkan. Peralatan yang tidak dapat disterilkan harus dicuci dengan larutan < dari ben=il alkohol7 dibilas denga air steril. lindungi larutan dari cahaya. >ika aturan tidak diikuti secara ketat7 dia=epam dapat mengkristal keluar. 1. ;asukkan dinatrii chloridum dan sedikit a3ua pro in2ection kedalam alcohol absolut yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
!?C:'?C dan aduk sampai homogen.
5larutan 16 4ilakukan di ruang kelas C 5white area6. #. Secara terpisah larutkan NaCl
dengan sebagian a3ua pro in2ection..5larutan #6.
4ilakukan di ruang kelas C 5white area6.. . Secara terpisah larutkan Natrium edetas dengan sebagian a3ua pro in2ection..5larutan 6. 4ilakukan di ruang kelas C 5white area6.. &. Campurkan larutan
dari langkah 1 dan #. @ambahkan larutan sambil dilakukan
pengadukan dengan hati: hati.5larutan &6. 4ilakukan di ruang kelas C 5white area6. '. ;asukkan larutan & kedalam sisa a3ua pro in2ection. Campur dan biarkan selama ! menit sampai gelembung gas nitrogen keluar7 4ilakukan di ruang kelas C 5white area6.. (. Periksa dan sesuaikan p pada 7':(7! dengan penambahan Na- atau Cl. 4ilakukan diruang klas C 5white area6.. +. Saring larutan menggunakan Sartorius filter !71' mm dalam wadah kaca.4ilakukan diruang kelas C 5white area6.. . Proses pengisian dilakukan diruang kelas A 5white area6.7personil mengganti dengan pakaian khusus7 a6 Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut serta 9 2ika relevan 9 2anggut dan kumisB penutup kepala hendaklah diselipkan ke dalam leher ba2uB b6 Penutup muka hendaklah dipakai untuk mencegah penyebaran percikan. c6 ;odel terusan atau model celana:ba2u7 yang bagian pergelangan tangannya dapat diikat dan memiliki leher tinggi , hendaklah dikenakan. d6 endaklah dipakai sarung tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan penutup kaki steril atau didisinfeksi. e6 2ung celana hendaklah diselipkan ke dalam penutup kaki dan u2ung lengan ba2u diselipkan ke dalam sarung tangan.
f6 Pakaian pelindung ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat dan mampu menahan partikel yang dilepaskan dari tubuh. *si ke dalam ampul dibawah tekanan Nitrogen melalui penyaring !.## mm75 produk ini tidak dapat disterilkan dalam wadah akhirnya sehingga cairan dapat difiltrasi melalui filter !7## mikron atau labih kecil6. 4ilakukan diruang kelas A 5white area6.. /. ntuk produk yang diproses secara aseptis7 kepastian sterilitas dari produk 2adi diperoleh melalui D media fill "5media pertumbuhan.6 @abel Sterilisasi Akhir Nama sediaan
Cara
@etes mata atropin
Sterilisasi 4ifiltrasi
sulfat
melalui !7##
Awal
Paraf
Akhir
Paraf
filter mikron
atau lebih kecil
E-ALUASI 1. U!i )H
p' sediaan tetes mata harus isohidri dengan p' cairan mata, yaitu ,. p' ideal suatu obat tetes mata adalah , ,+. 4amun sangat jarang dijumpai bahan akti" yang stabil pada p' tersebut, maka pemilihan biasanya mendahulukan masalah stabilitas dalam batasan p' terbaik yang dapat diterima oleh mata. 7danya perubahan p' sediaan mengindikasikan telah terjadi penguraian obat atau terjadi interaksi obat dengan 6adah tang terbuat dari bahan gelas. %ediaan kami memiliki p' , diuji dengan dengan menggunakan p' indikator, padahal menurut monogra"i sediaan tetes mata gentamisin memiliki p' ,+ ,+. 1. U!i Organ+le)tis a. ?arna
-idak terjadi perubahan 6arna pada sediaan yang kami, baik setelah dibuat maupun setelah e#aluasi H selama 1 minggu. %ediaan kami tetap tidak ber6arna sama
seperti pada saat sediaan baru dibuat, meskipun sediaan disterilisasi dengan autokla", namun tidak berubah 6arna menjadi coklat karena dalam "ormula kami menambahkan sodium metabisulfit . erubahan 6arna umumnya terjadi pada sediaan steril yang disimpan pada suhu tinggi ( o/).%uhu tinggi dapat menyebabkan penguraian.
$. U!i e!erni"an
%ediaan harus bebas dari partikel9partikel yang tidak larut, seperti benda asing, terjadinya pengendapan atau pertumbuhan mikroorganisme.3arena keterbatasan alat, uji kejernihan dengan menggunakan alat -yndal tidak dilakukan.?ji kejernihan hanya dilakukan secara #isual dengan segala keterbatasan indera penglihatan kami dari partikel9partikel yang berukuran mikro.8alam sediaan kami terlihat tidak adanya partikel bahan akti" maupun bahan tambahan yang tidak larut.
DA8TAR PUSTAA
8epartment o" harmaceutical %ciences. 15=@. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twent! ei"ht edition. &ondon $ -he harmaceutical ress. 8epkes BI. 155. #arma$ope %ndonesia Ed III.>akarta. 8epkes BI. 15=. #ormularium &asional , Ed II. >akarta. ade, 7inley and aul > eller. Handboo$ of Pharmaceutical Excipients.Ed II.155.&ondon$ -he harmaceutical ress. 8epkes BI. 155+. #arma$ope %ndonesia Ed ID. >akarta.