MODUL 3 TETES MATA ATROPIN SULFAT
1.
TUJUAN Dapat mengetahui mengetahui cara pembuatan pembuatan obat tetes mata atropin atropin sulfat sulfat secara secara umum
dan dapat menentukan formula yang cocok untuk pembuatan sediaan obat tetes mata atropin sulfat.
2.
PRINSIP
Berdasarkan Berdasarkan cara pembuatan pembuatan dengan metode sterilisa sterilisasi si aseptik aseptik menggunakan menggunakan zat pembawa dan zat tambahan yang sesuai dengan karakteristik atropin sulfat.
3.
TEORI 3.1. Definisi sediaan tetes mata mata
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apotogen atau nonpatogen (tidak menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat). idak semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba yang terdapat dalam usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang tidak terserap oleh tubuh. !ikrob !ikrobaa patoge patogen n misal misalnya nya Salmonella thyposa thyposa yang menyebabkan penyakit tifus dan E. dan E. Coli yang Coli yang menyebabkan sakit perut. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menadi steril. Sanitasi adalaha suatu proses untuk membuat lingkungan men"adi men"adi sehat (Syamsuni. #$$%& ''). Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagibagi terbagibagi yang bebas dari mikroorga mikroorganism nismee hidup. *ada prinsipny prinsipnya, a, yang termas termasuk uk sediaa sediaan n ini antara antara lain lain sediaa sediaan n parent parental al prepar preparat at untuk untuk mata mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parenteral merupakan "enis sediaan yang yang unik unik dian dianta tara ra bent bentuk uk sedi sediaa aan n obat obat terb terbag agi iba bagi gi,, kare karena na sedi sediaa aan n ini ini
'
#
#
disuntikkan disuntikkan melalui kulit atau membrane mukosa ke bagian tubuh yang paling paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahanbahan toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua "enis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia, atau mikrobiologis (*riyambodo, B., #$$%). !enurut !enurut +armakope ndonesia -disi , obat tetes tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi e mulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasil tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penates baku (+ , '% & '$). /arutan mata steril adalah steril berair atau berminyak solusi dari alkaloid, alkalida garam, antibiotik, sulfonamida, steroid, enzim, antihistamin, pewarna, metabol metabolism ismee antago antagonis nis,, atau atau zat lain. lain. Solusi Solusi terseb tersebut ut dimaks dimaksudk udkan an untuk untuk instalasi ke dalam culdesac yaitu ruang antara bola mata dan kelopak mata. /aruta /arutan n mata mata dapat dapat digunak digunakan an baik baik sebaga sebagaii tetes tetes (tete (tetess mata) mata) atau atau sebagai sebagai mencuci (lotion (lotion mata). mata). Sediaan tetes mata adalah cairan atau suspense steril yang mengandung satu atau lebih zat aktif, tanpa atau dengan penambahan zat tambahan yang sesuai. Sediaan ini digunakan pada mata dengan cara meneteskan obat tersebut pada selaput lender disekitar kelopak dan bola mata. Sediaan tetes mata merupakan larutan steril yang dalam pembuatannya memerlukan pertimbangan yang tepat terhadap pemilihan formulasi formulasi sediaan, sediaan, seperti seperti penggunaan penggunaan bahan aktif, aktif, pengawet, pengawet, isotonisi isotonisitas, tas, dapar,vi dapar,viskosi skositas tas dan pengemasan pengemasan yang cocok. Sediaan Sediaan tetes tetes mata mata biasany biasanyaa mengand mengandung ung satu satu atau atau lebih lebih bahan bahan aktif, aktif, dan merupakan elemen terpenting yang memberian efek terapeutik.
3.2. Sifat-sifat Sifat-sifat sediaan sediaan tetes tetes mata
0.#.'.Sifatsifat yang harus dimiliki tetes mata antara lain &
0
0
1. Steril ketika dihasilkan. B. Bebas dari partikelpartikel asing. 2. Bebas dari efek mengiritasi. D. !engandung pengawet yang cocok untuk mencegah pertumbuhan dari mikroorganisme yang dapat berbahaya yang dihasilkan selama penggunaan. -. 3ika dimungkinkan larutan berair seharusnya isotonis dengan sekresi lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok untuk obat khusus, dan idelanya tidak terlalu "auh dari netral. +. Stabil secara kimia. 3.3. Fakt!-fakt! "entin# sediaan tetes mata 0.0.'.+aktorfaktor yang sangat penting dalam sediaan tetes mata & 1. 4etelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan. B. Sterilisasi akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba
yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikrorganisme selama penggunaan dari sediaan. 2. sotonisitas dari sediaan. D. *h yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum. 3.$. Pen#%&ian e'a(%asi te!)ada" sediaan tetes mata 0.5.'.4e"ernihan /arutan mata harus bebas dari partikel asing dan "ernih, ke"ernihan
ini dapat diperoleh dengan filtrasi. Sangat penting melakukan filtrasi dan pencucian peralatan filtrasi harus baik agar bahanbahan partikulat tidak ikut masuk pada larutan tetes mata. Diperlukan desain peralatan alam proses filtrasi. Selain itu penger"aannya harus dilakukan dilingkungan atau ruangan yang bersih. *enggunaan Laminar Air Flow diperlukan untuk penyiapan larutan "ernih bebas partikel asing. *en"ernihan dan sterilisasi dilakukan dalam langkah filtrasi yang sama. *enting diperhatikan, larutan "ernih "uga digunakan untuk membersihkan wadah (tempat penyimpanan) dan tutup, selain itu wadah harus bersih, steril dan tertutup rapat. 6adah dan tutup
5
5
seharusnya tidak membawa partikel dalam larutan tetes mata selama kontak lama sepan"ang penyimpanan. Biasanya dilakukan test sterilitas untuk memastikannya. 0.5.#.Stabilitas Stabilitas obat dalam larutan tergantung pada sifat kimia bahan obat, p7 produk, metode penyimpanan (khususnya pengaturan suhu), zat tambahan larutan dan tipe pengemasan. 8bat seperti pilokarpin dan fisostigmin, aktif dan cocok pada mata pada p7 9.. p7 stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat diukur dalam beberapa hari atau bulan. *ada obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia kurang dari ' tahun. Sebaliknya pada p7 :, kedua obat stabil dalam beberapa tahun. ;ntuk mengoptimalkan p7 ada beberapa faktor yang mempengaruhi antaralain sensitivitas oksigen dan stabilitas adekuat antioksidan yang diinginkan. 4emasan plastik berupa polietilen dengan densitas rendah “Droptainer” memberikan kenyamanan pasien, selain itu dapat meningkatkan deksimental untuk kestabilan melalui pelepasan oksigen menghasilkan dekomposisi oksidatif bahanbahan obat. 0.5.0. Buffer dan p7 dealnya, sediaan mata berada pada p7 yang ekuivalen dengan cairan mata yaitu %,5. Dalam prakteknya, ini "arang dicapai. !ayoritas bahan aktif dalam optalmologi adalah garam basa lemah dan paling stabil pada p7 asam. 2ontohnya suspensi kortikosteroid yang tidak larut biasanya paling stabil pada p7 asam. ;ntuk mencapai p7 optimum yang diinginkan umumnya berdasarkan kesepakatan oleh formulator. p7 "uga diseleksi optimum untuk mencapai kestabilan. Sistem buffer diseleksi agar mempunyai kapasitas adekuat untuk memperoleh p7 dengan rentang stabilitas untuk durasi umur produk. 4apasitas buffer adalah kunci utama, situasi ini. 0.5.5.onisitas onisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garamgaram dalam larutan berair, larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika magnefudosifat koligatif larutan adalah sama. /arutan mata dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan $,< larutan =a 2l. Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu
:
:
waktu yang diusulkan. !aka mata biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range $,:<',< =a2l. sotonisitas selalu dikehendaki dan khususnya penting dalam larutan intraokuler. =amun demikian, hal ini tidak dibutuhkan ketika saat mempertimbangkan total stabilitas produk. 0.5.:.>iskositas ;S* mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk memperpan"ang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan aktivitasnya. Bahanbahan seperti metilselulosa, polivinil alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk meningkatkan viskositas. *ara peneliti telah mempela"ari efek peningkatan viskositas dalam waktu kontak dalam mata. umumnya viskositas meningkat #::$ cps range yang signifikan meningkat lama kontak dalam mata. 3.*. S+a!at +an# "e!(% di"e!)atikan "ada sediaan tetes mata 0.:.'. Additives?ambahan *enggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan,
namun demikian pemilihan dalam "umlah tertentu. 1ntioksidan, khususnya natrium bisulfat atau metabisulfat, digunakan dengan konsentrasi sampai $,0<, khususnya dalam larutan yang mengandung garam epinefrin. 1ntioksidan lain seperti asam askorbat atau asetilsistein "uga digunakan. 1ntioksidan berefek sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin. *enggunaan surfaktan dalam sediaan mata "uga dibatasi. Surfaktan nonionik, kelas toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam konsentrasi rendah khususnya suspensi hal ini berhubungan dengan ke"ernihan larutan. *enggunaan surfaktan, khususnya beberapa konsentrasi signifikan sebaiknya dengan melihat karakteristik bahanbahah misalnya incompatibilitas dan interaksi bahanbahan. Sebagai contoh surfaktan nonionik dapat bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen pengawet antimikroba dan inaktif sistem pengawet. Surfaktan kationik digunakan secara bertahap dalam larutan mata tetapi hampir invariabel sebagai pengawet antimikroba. *enggunaan Benzalkonium
klorida
biasanya
berada
dalam
range
$,$'$,$#<
pembatasan konsentrasi ini berdasarakan faktor toksisitas. Benzalkonium
9
9
klorida sebagai pengawet digunakan dalam "umlah besar dalam larutan dan suspensi mata 0.:.#.sotonis ;ntuk mendapatkan isotonisitas dalam larutan mata, sekresi lakrimal sekarang dipertimbangkan untuk memperoleh tekanan osmotik yang sama dengan cairan darah, dan kemudian men"adi isotonis dengan $,< larutan natrium klorida, perhitungan untuk penyiapan larutan mata isotonis telah disederhanakan. +armasis selan"utnya selalu menuntut, sebagai bagian dari praktek profesionalnya, untuk menyiapkan larutan mata yang isotonis. onisitas adalah tekanan osmotik yang diberikan oleh garam dalam larutan berair. /arutan mata adalah isotonik dengan cairan lain ketika magnetudo sifat koligatif larutan adalah sama. /arutan yang dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan larutan =a2l $,<. *erhitungan isotonisitas dalam suatu waktu mendapat penekanan yang lebih berat. 2alon farmasis harus dia"arkan persyaratan yang lebih mendetail dan
peralatan untuk
mencapai
tonisitas, kadangkadang
kerusakan disebabkan oleh faktor lain seperti sterilitas dan stabilitas. onisitas berarti tekanan osmotik yang dihasilkan oleh larutan dari keberadaan padatan terlarut atau tidak larut. 2airan mata dan cairan tubuh lainnya memberikan tekanan osmotik sama dengan garam normal atau $,< larutan =a2l. /arutan yang mempunyai "umlah bahan terlarut lebih besar daripada cairan mata disebut hipertonik. Sebaliknya, cairan yang mempunyai sedikit zat terlarut mempunyai tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik. !ata dapat mentoleransi larutan yang mempunyai nilai tonisitas dalam range dari ekuivalen $,:< sampai ',9< =a2l tanpa ketidaknyamanan yang besar. onisitas pencuci mata lebih besar daripada tetes mata karena volume larutan yang digunakan. Dengan pencuci mata dan dengan bantuan penutup mata, mata dicuci dengan larutan kemudian ter"adi overwhelming, kemampuan cairan mata untuk mengatur beberapa perbedaan tonisitas. 3ika tonisitas pencuci mata tidak mendekati cairan mata, mata akan terasa nyeri dan mengalami iritasi. Dalam pembuatan larutan mata, tonisitas larutan
%
%
dapat diatur sama cairan lakrimal dengan penambahan zat terlarut yang cocok seperti =a2l. 3ika tekanan osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melampaui cairan mata, tidak ada yang dapat dilakukan "ika konsentrasi obat yang diinginkan dipertahankan, ketika larutan hipertonik. 3.,. Peada)an ipe wadah yang biasa digunakan untuk tetes mata adalah vertikal dilipat
ambar atau gelas botol hi"au layak dengan tutup bakelite yang membawa tube tetes dengan sebuah pentil dan kemampuan untuk ditutup sebagaimana untuk menahan mikroorganisme. Sifatsifat yang penting yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut & 1. 6adah dilengkapi dengan u"i untuk membatasi alkali gelas. (2opper, '90) menun"ukkan bahwa kadangkadang botol dapat dibebasalkalikan tetapi tube tetes tidak. ni dapat dicontohkan oleh tetes mata fisostigmin dalam larutan dalam botol tidak berwarna tetapi pada tube tetes berwarna merah muda. B. 6adah melindungi isi bahan terhadap cahaya. Banyak bahan obat sensitif terhadap cahaya. 2. 6adah mempunyai segel
yang
memuaskan.
(=orton,'90)
menun"ukkan test warna. D. *entil karet atau pentil dari bahanbahan lain adalah penyerap dan sebaiknya di"enuhkan dengan pengawet yang digunakan dalam larutan mata dimana mereka digunakan. -. 6adah di desain untuk penetes yang siap digunakan dan melindungi terhadap kerusakan dan kontaminasi. +. 6adah dilengkapi dengan pengaturan racun. Banyak obat mata adalah racun. @. 6adah non gelas tidak bereaksi dengan obatobat atau partikel lain yang men"adi isi larutan. /arutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil, tidak pernah lebih besar dari ': ml, selain itu wadah yang kecil lebih disukai. Botol %,: ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan mata. *enggunaan wadah kecil memperpendek waktu pengobatan akan di"aga oleh pasien dan meminimalkan "umlah pemaparan kontaminasi. /arutan mata disiapkan secara
terusmenerus dikemas dalam wadah tetes (droptainers) polietilen atau dalam botol tetes gelas. 6adah polietilen disterilkan dengan etilen oksida, sementara penetes gelas dapat dengan dibungkus dan diotoklaf. Secara komersial disiapkan unit dosis tunggal dengan volume $,0 ml atau kurang dikemas dalam tube polietilen steril dan disegel dengan pemanasan. 6adah gelas sediaan mata tradisional dilengkapi penetes gelas yang telah dilengkapi hampir sempurna dengan unit penetes polietilen densitas rendah yang disebut A Droptainer . 7anya se"umlah kecil wadah gelas yang masih digunakan, biasanya karena keterbatasan sterilitas. /arutan intraokuler volume besar #:$:$$ ml telah dikemas dalam gelas, tetapi bahkan sediaan parenteral mulai dikemas dalam pabrik khusus wadah polietilen?polipropilen. 6adah gelas ipe merupakan bahan yang bagus untuk penyiapan larutan mata secara continue. 6adah sebaiknya dicuci dengan air destilasi steril kemudian disterilisasi dengan otoklaf. *enetes normalnya disterilkan dan dikemas dalam blister pack yang menyenangkan. Botol plastik untuk larutan mata "uga dapat digunakan. !eskipun beberapa botol plastik untuk larutan mata telah dimunculkan dalam pasaran, masih dilakukan penyempurnaan untuk mendapatkan kemasan yang terbaik. 6adah plastik yang digunakan biasanya polietilen densitas rendah. 6adah plastik permeabel terhadap beberapa bahan termasuk cahaya dan air. 6adah plastik dapat mengandung variasi bahanbahan ekstraneous seperti bahan pelepas "amur, antioksidan, reaksi Cuenchers dan reaksi serupa. /em label, tinta dan warna "uga dapat berpenetrasi polietilen dengan cepat, sebaliknya bahanbahan menguap dapat menyerap dari larutan ke dalam atau melalui wadah plastik. 3.. /e%nt%n#an dan ke!%#ian sediaan tetes mata 0.%.'. 4euntungan dari sediaan tetes mata ini yaitu & Secara umum tetes mata lebih stabil daripada salep mata, meskipun
salep dengan obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari pada larutan?salep yang obatobatnya larut dalam air, hal ini tidak menganggu penglihatan ketika digunakan. Semua bahanbahan adalah larut dalam cair, keseragaman tidak men"adi masalah, hanya sedikit pengaruh sifat fisika dengan tu"uan ini.
0.%.#. 4erugian dari sediaan in"eksi steril ini yaitu & 4erugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi. Bioavailabilitas obat mata diakui buruk "ika larutannya digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari '0< dari dosis yang dimasukkan melewati kornea. Sampai ke ruang anterior. 4arena boavailabilitas obat sangat lambat, hendaknya pasien mematuhi aturan dan teknik pemakaian yang tepat.
3.0. Mn#!afi at aktif Atropine Sufas (1tropina Sulfat)
@ambar 0.'. Struktur Atropine Sufas (1tropina Sulfat) *emerian & 7ablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih tidak berbau mengembang di udara kering perlahanlahan terpengaruh oleh cahaya (+armakope ndonesia >, 4elarutan
':&'5). & S angat mudah l arut d alam a ir mudah larut d alam etanol, terlebih dalam etanol mendidih mudah larut
dalam gliserin (+armakope ndonesia >, ':&'5). itik leleh & ''':o2 (+ >, ':&'5) Dosis lazim & '$$mg (+ormularium =asional , '%&0#) Daftar obat & keras sediaan tetes mata p7 sediaan in"eksi & 0,:9,$ (+ormularium =asional , '%&0#) 8 & 1lkali, asam tanat dan garam interkuri( !artindale ed ##). 3.. Mn#!afi at tama)an
0..'. Benal!onium Chloridum
'$
'$
@ambar 0.#. Struktur Benal!onium Chloridum *emerian
& Benzalkonium chloridum sebagai serbuk amorf, putih atau putih kekuningan, gel tebal atau serpihan agar agar. 7igroskopis. !emiliki bau aromatik ringan, dan
4elarutan
rasa yang sangat pahit. & Sangat mudah larut dalam air dan etanol :<, bentuk anhidrat mudah larut dalam benzen dan agak sukar larut
4egunaan
dalam eter. & aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin,
p7 Stabilitas
7#8#, 7*!2, iodide, kaolin, lanolin, nitrat. & : untuk '$
8
lama dalam suhu kamar. & aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin,
6adah
7#8#, 7*!2, iodide" kaolin, lanolin, nitrat. & tertutup rapat dan terhindar dari cahaya (#andboo! of $harma%euti%al E&%ipient" 9nded& :9:).
0..#.Dinatrii -detas (=a#-D1)
@ambar 0.0. Struktur Dinatrii -detas (=a#-D1) *emerian & serbuk kristal warna putih 4elarutan & '&:$$ dalam air
''
''
Stabilitas
& stabil dalam bentuk padat, bentuk garam lebih stabil
daripada asam bebas +ungsi & %helatin' a'ent 4onsentrasi & $,$$:$,'< Sterilisasi & autoklaf 8 & dengan zat pengoksidasi kuat dan basa kuat *enyimpanan & dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya ( #andboo! of $harma%euti%al E&%ipient" 9nded& #5# #55). 0..0. (atrium %hloridum *emerian
& bubuk kristal putih atau tak berwarna kristal memiliki rasa garam. 4isi kristal adalah wa"ahberpusat struktur kubik. =atrium klorida yang padat tidak mengandung air meskipun, di bawah $E2, garam dapat mengkristal
4elarutan
sebagai dihidrat. & larut dalam -tanol, larut dalam #:$ bagian -tanol (:<), larut dalam '$ bagian gliserin, larut dalam #,
bagian 1ir. 1plikasi dalam eknologi atau +ormulasi +armaseutikal & ;ntuk pembuatan larutan isotonik intravena dan preparat sediaan mata dengan konsentrasi kurang dari $, < (pengisotonis). p7 & 9,%%,0 itik didih & '5'0E2 *enyimpanan& disimpan ditempat tertutp, dingin dan kering 8 & dengan besi bereaksi membentuk e ndapan d engan garam perak, timbal, dan merkuri, dengan oksidator kuat dapat membebaskan klorin dari larutan natrium klorida ( #andboo! of $harma%euti%al E&%ipient" 9th& 90%90). 0..5. A)ua pro in*e!si *emerian & cairan, "ernih, tidak berwarna, tidak berbau 4egunaan & air untuk in"eksi (pembawa?pelarut) *enyimpanan & dalam wadah dosis tunggal, botol kaca atau plastik, tidak lebih besar dari ' liter (+armakope ndonesia >, ':& ''#).
'#
'#
3.14. As"ek fa!mak(#i At!"in S%(fat 0.'$.'. ndikasi !idriatik (melebarkan manik mata) F sikloplegik (melumpuhan
ris?selaput pelangi mata). 0.'$.#. -fek samping *eningkatan tekanan dalam bola mata, iritasi local, mata memerah, sembab, kon"ungtivitis (untuk pemakaian lama), dermatitiskontak, keracunan sistemik (pada lansia dan usia sangat muda). 0.'$.0. 4ontraindikasi @laukoma sudut tertutup, obstruksi?sumbatan saluran pencernaan dan saluran kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan, ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan gin"al yang serius. 0.'$.5. 2ara penggunaan dan dosis *arenteral in"eksi & '$$#$$ mg?ml (17+S %, hal.#$:) Dosis terapetik & '$'$$ mg?hari peroral dan "ika perlu i.m dalam defisiensi diberikan hingga 9$$ mg?hari Dosis profilaksis & (oral,im) :'$ mg?hari Dosis terapi (oral,im,iv) '$'$$ mg?hari (+ , '%&'). 3.11.
As"ek fa!makkinetik t)iamini )+d!5)(!id%m 1tropin dengan cepat dan baik diserap setelah
pemberian
intramuskular. 1tropinmenghilang dengan cepat dari darah dan didistribusikan ke seluruh berbagai "aringan tubuh dan cairan. Didistribusikan kedalam tubuh melalui "aringan dan cairan tubuh. 1tropin mengikat dan menghambat reseptor
asetilkolin
muscarinic,
memproduksiberbagai
macam
efek
antikolinergik. Sebagian besar obat ini dihancurkan oleh hidrolisis enzimatik, terutama di hati. Dari '0men"adi :$< diekskresikan tidak berubah dalam urin. (!artindale edisi 09, #$$ & '##$). $.
6A7AN DAN ALAT PER8O6AAN $.1. A(at
'0
'0
1latalat yang digunakan yaitu Bea!er 'lass, pipet tetes, labu eleyenmeyer, syrin'e '$ ml, gelas ukur, pinset, batang pengaduk, kaca arlo"i, p7 universal, corong gelas.
$.2. 6a)an
Bahanbahan yang digunakan yaitu 1tropin Sulfat, Benzalkonium 4lorida, =a#-D1, =a2l, dan 1Cua pro in"eksi
*.
PROSEDUR *.1. Pem%atan Sediaan
Disiapkan semua bahan, dan ditimbang tiap bahan seperti 1tropin Sulfat, Benzalkonium 4lorida, =a#-D1, dan =a2l dalam kaca arlo"i. 4alibrasi labu eleyenmeyer ad '$ ml. 1tropin sulfat dilarutkan dengan aCua pro in"eksi. 4emudian, =a#-D1 dilarutkan dengan aCua pro in"eksi. /alu, =a2l dilarutkan dengan aCua pro in"eksi. Setelah semua nya dilarutkan, lalu dicampurkan sampai homogen. Setelah homogen, ditambahkan benzalkonium klorida. Setelah itu, dilakukan pengecekan p7 dengan menggunakan p7 universal (0,: 9,$). Setelah semua larut di tambahkan aCua pro in"eksi ad '#,:ml. /arutan disaring dengan bakteri filter $,5: Gm. +iltrat disaring kembali dengan bakteri filter $,#$ Gm dan dimasukkan ke vial dan ditutup.
*.2. P!sed%! E'a(%asi Sediaan
:.#.'. ;"i ke"ernihan *emeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan dengan cara memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi di"alankan dengan suatu aksi memutar, harus benarbenar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata (/achman, '5 &'0::).
'5
'5
,.
DATA PER8O6AAN9 PER7ITUN:AN ,.1. F!m%(asi H? 1tropin Sulfat '< Benzalkonium 4lorida $,$'< =a2l $,%9% < =a#-D1 $,$:< 1Cua *ro n"eksi ad '$ ml ,.2. Peniman#an 6a)an
abel. 9.'. *enimbangan Bahan
':
':
=o
Bahan
4egunaan dalam formula
3umlah per ' unit
3umlah per ' batch (untuk : 1mpul)
'
1tropin Sulfat
Iat aktif
'#: mg
'#,: mg
#
Benzalkonium 4lorida
*engawet
',#: mg
',#: mg
0
=a#-D1
1ntioksidan
9,#: mg
9,#: mg
5
=a2l
*engisotonis
:, mg
:, mg
:
1Cua pro in"eksi
*embawa
1d '#,:ml
1d '#,:ml
,.3. 7asi( E'a(%asi Sediaan abel 9.#. 7asil -valuasi
3enis -valuasi 4e"ernihan Bau .
7asil 3ernih idak berbau
PEM6A7ASAN
*ada praktikum kali ini dibuat obat tetes mata dengan menggunakan zat aktif atropin sulfat. Sediaan tetes mata ini digunakan untuk mediatris dan siklopegia (S8, #$''& 5'5). 8bat yang memiliki sifat medriatris merupakan golongan obat yang mempengaruhi dilatasi atau ukuran pupil bola mata (dapat membesar pupil mata), midriasis dapat mengakibatkan fotopobia. Selain itu atropin dapat digunakan untuk siklopegia (dengan melemahkan otot siliari) sehingga memungkinkan mata untuk fokus pada obyek yang dekat. (Siswandono et al, ':). 1tropin sulfat beker"a dengan menghambat reseptor muskarinik %onstri%tor pupillae dan !. %iliaris lensa mata, sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia (paralisis mekanisme akomodasi). 1tropin memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible (tergantung "umlahnya) yaitu, hambatan oleh atropin dalam dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. 7al ini menun"ukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. 7asil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan *0 dan
'9
'9
hambatan adenilil siklase yang diakibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. (an 7oan. "ay dkk, #$$0). 4onsentrasi atropin sulfat untuk memberikan efek pada sediaan tetes mata yaitu '$$ mg dalam '$ ml volume tetes mata (+ornas, '% &). *ada pembuatan sediaan obat tetes mata ini ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu& ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan, sterilitas akhir dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme selama penggunaan serta isotonisitas dari larutan (!uzakkar, #$$%). Berdasarkan hal tersebut pembuatan tetes mata ini dibuat dengan metode sterilitas teknik aseptik (+ornas, '%). 6alaupun atropin sulfat merupakan senyawa yang bersifat termostabil (tahan panas) tetapi sediaan tetes mata ini menggunakan kemasan plastik sehingga pemilihan metodenya men"adi aseptik. Selain itu semua alat yang akan digunakan pada pembuatan disterilkan untuk memperkecil kemungkinan ter"adinya kontaminasi pada sediaan. 4eadaan steril pada tetes mata sangat diperlukan, karena apabila tetes mata yang digunakan telah terkontaminasi mikroorganisme maka dapat ter"adi rangsangan berat yang dapat menyebabkan hilangnya daya penglihatan atau terlukanya mata. 1tropin sulfat memiliki sifat sangat mudah larut dalam air sehingga pada pembuatanya digunakan pembawa air yaitu a.p.i (a)ua pro in*e!si). *ada sediaan tetes mata ini, selain dilakukan sterilisasi aseptik dilakukan pula proses penyaringan dengan kertas saring untuk memastikan bahwa sediaan tidak mengandung partikulat atau endapan yang ada pada larutan. etes mata steril selain harus bebas mikroba harus isotonis dan isohidris. Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan keluarnya air mata, yang dapat mencuci keluar bahan obatnya. /arutan hipertonis relatif lebih dapat diterima dari pada hipotonis. 3ika tonisitas tetes mata tidak mendekati cairan mata, maka pada pemakaian dapat menimbulkan rasa nyeri dan iritasi (!uzakar,#$$%). ;ntuk mencapai hal itu pada formulasinya ditambahakan zat tambahan =atrium klorida (=a2l) sebagai pengisotonis. Berdasarkan hasil perhitungan tonisitas maka larutan yang dibuat memilki sifat hipotonis yaitu dengan konsentrasi tonisitas $,0< sehingga perlu ditambahakan =a2l agar men"adi isotonis. ;ntuk mencapai isohidris
'%
'%
p7 sediaan harus tetap diperhatikan dalam rentang kestabilan bahan. 8bat tetes mata dengan zat aktif atropin sulfat ini memiliki stabilitas p7 sediaan pada rentang 0,:9,$ (+armakope >, #$'5& '9). *ada sediaan dilakukan cek p7 setelah proses pembuatan, dimana diperoleh p7 sediaan sebesar 9 hal ini telah masuk rentang sesuai dengan p7 stabilitas tetes mata atropin sulfat yaitu 0,:9,$. ;"i ni merupakan u"i yang sangat penting dan erat kaitannya terhadap stabilitas bahan yang terdapat dalam sediaan. Selain =a2l, pada formulasi ini digunakan benal!onium %hloridium sebagai bahan pengawet. Semua larutan untuk mata harus dibuat steril dan bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk men"amin sterilitas selama pemakaian. 6alaupun 8bat tetes mata yang dibuat sudah steril tetapi perlu penambahan pengawet karena obat tetes mata yang dibuat ini digunakan dalam multiple dose" sehingga besar kemungkinan ter"adi kontaminasi mikroba dari udara saat obat tetes mata dibuka ketika akan digunakan. *engawet dalam 8bat tetes mata harus memenuhi syarat yaitu efektif dan efisien (harus aktif terhadap *seudomonas aeruginosa), tidak berinteraksi dengan zat aktif dan eksipien lain, tidak iritan terhadap mata dan tidak toksik. *engawet yang dipilih adalah benzalkonium klorida karena efektif dalam dosis rendah ($,$' J $,$# <) sangat aktif terhadap $seudomonas aeru'inosa, reaksi antimikrobanya cepat dan stabilitas tinggi pada rentang p7 lebar, tetapi masih kompatibel dengan zat aktif dan eksipien lain. Iat tambahan lain yang digunakan yaitu dinatrium edetat sebagai agen pengkhelat dengan konsentrasi $,$$: $,'< b?v. ;mumnya =a#-D1 ditambahkan untuk meningkatkan aktivitas amonium kuartener salah satunya yaitu
benzalkonium klorida. Dalam sediaan obat mata,
benzalkonium klorida adalah pengawet yang sering digunakan kombinasi dengan pengawet atau eksipien lain, terutama dengan dinatrium -D1 untuk meningkatkan aktivitas
melawan $seudomonas
aeru'inosa ( #andboo!
of
$harma%euti%al
E&%ipient" #$$9& :9). etes mata steril dikemas dalam botol plastik atau kaca yang tertutup kedap dilengkapi dengan penetes kemudian dilakukan evaluasi sediaan. -valuasi umum yang dilakukan pada sediaan tetes mata yaitu u"i ke"ernihan, penentuan bobot "enis, p7, penentuan viskositas, penetapan bahan partikulat, volume terpindahkan, u"i sterilitas (+ >, ':). =amun u"i yang dilakukan pada sediaan ini yaitu berupa u"i
'
'
organoleptis dan u"i ke"ernihan. *engu"ian dilakukan setelah penyimpanan selama 0 hari.
;"i 8rganoleptik (bau dan warna) ini mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu karena u"i ini dapat memberikan indikasi awal kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk secara visual. Berdasarkan u"i organoleptis, tetes mata atropin ini cenderung tidak berbau dan warnanya bening serta dapat menetes. 7al ini menun"uka tidak adanya peubahan apapun dan sediaan berada dalam kondisi baik. Setelah itu pada sediaan dilakukan u"i ke"ernihan yang berfungsi untuk memastikan bahwa seluruh partikelpartikel dalam sediaan tersebut homogen atau terlarut sempurna dalam pelarutnya. dan pada sediaan didapat hasil yang "ernih. 1rtinya sediaan memenuhi syarat dengan sifat semua bahan yang terdapat dalam formula dapat larut dengan baik.
0.
/ESIMPULAN
Berdasarkan pembuatan sediaan tetes mata atropin sulfat ini diperoleh tonisitas larutan sebesar $,0< (hipotonis), maka penambahan =a2l yang dibutuhkan dalam '$ ml yaitu sebanyak %9,% mg. 7asil evaluasi sediaan yang didapat berupa larutan yang "ernih, tidak berbau dapat menetes selama penyimpanan 0 hari dan memiliki p7 sediaan 9.
DAFTAR PUSTA/A
Department 8f *harmaceutical Science. #$$. +artindale ,he Complete Dru' -eferen%e. -disi 09. ;nited 4ingdom& *harmaceutical *ress. Dir"en *8!. '%. Farma!ope ndonesia. -disi . 3akarta& Departemen 4esehatan H. Dir"en *8!. ':. Farma!ope ndonesia. -disi >. 3akarta& Departemen 4esehatan H. 3ay, han 7oon dan 4irana. #$$#. -ahar*a. /bat0/bat $entin'. 3akarta& @ramedia. 4ing, H.-,.('5). Dispensin' of +edi%ation. =inth -dition. *hiladelphia& !arck *ublishing 2ompany. /achman, /, et all. ('9). ,he ,heory and $ra%tise of ndustrial $harma%y. hird -dition. *hiladelphia& /ea and +ebiger. !uzakkar. #$$%. ;"i Sterilitas etes !ata yang Beredar di 4ota *alu Setelah Satu Bulan *enggunaan. *alu& Sekolah inggi lmu +armasi dan *engetahuan 1lam (S+1) *elita !as. *arfitt,4. ('5). +artindale ,he Complete Dru' -eferen%e. 0#nd -dition. ;S1& *harmacy *ress. *arrot, /.-.. ('%'). $harma%euti%al ,e%hnolo'y Fundamental $harma%euti%s. ;S1& Burgess *ublishing 2o. *riyambodo, B. #$$%. !ana"emen +armasi ndustri. @lobal *ustaka ;tama. Kogyakarta. Haymond Howe, 2. #$$. #andboo! of $harma%euti%al E&%ipient" 1 thed , ;S1& *harmaceutical *ress. Howe, Haymond. 2, Sheskey, *aul 3, and 8wen Sian 2. #$$9. 7andbook of *harmaceutical -Lcipient. +ifth edition. *harmaceutical *ress & /ondon. Siswandono dan Soekard"o, B. ':. 4imia !edisinal. ##. Surabaya& ;niversitas 1irlangga *ress. urco, S.,dkk. ('%$). Sterile Dosa'e Forms. *hiladelphia& /ea and +ebiger.
'
LEM6AR DISTRI6USI
'. u"uan, prinsip, teori ,dapus dan editor #. 1lat F bahan, prosedur, perhitungan dan kemasan 0. *embahasan, kesimpulan dan editor
& Sri =urlaipah & Kuliyanti Souraya ! & *iolani *utri =
#$
#'
#'
LAMPIRAN
'. *erhitungan tonisitas
4esimpulan, 7ipotonis.
#. *erhitungan Bahan '. 1tropin Sulfat
#,: mg
#. Benzalkonium 4lorida
$,#: mg
0. =a#-D1
',#: mg
5. =a2l
','%9 mg
0. 4emasan primer (label)
idak boleh digunakan lebih dari ' bulan setelah tutup dibuka
5. 4emasan skunder (dus)
Atrofat Atropin Sulfat 100 mg/10 ml STERILE EYE TONIC DROPS
##
:. Brosur
#0
9. 4eterangan *ada kemasan obat terdapat & a. =o. Hegistrasi & D4/ '%'$'$'#'1# 4eterangan & D & menun"ukan nama dagang
#5
4 & menun"ukan golongan obat yaitu obat 4 / & menun"ukan obat "adi yang diprduksi secara lokal '% & menun"ukan tahun pendaftaran obat dan disetu"ui pada #$'%. '$' $'#
tahun
& menun"ukan nomor urut pabrik & menun"ukan nomor urut obat "adi yang disetu"ui oleh masing
masing pabrik. ' & menun"ukan bentuk sediaan obat "adi yaitu tetes mata 1 & menun"ukan kekuatan sediaan obat "adi pertama yang disetu"ui # & menun"ukan kemasan utama b. =o. Batch & 1$0$0'% Batch?bets & Se"umlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. *enandaan yang terdiri dari angka dan huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan untuk penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk seluruh tahap produksi, pengawasan dan distribusi. c. /ogo
(obat keras) ;ntuk obat yang dapat hanya ibeli dengan resep dokter dan dapat di"ual hanya oleh pihak yang berhak men"ual obat tersebut, mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf 4 yang menyenth garis tepi. d. -Lp. Date & #% !aret #$'% 6aktu yang tertera pada kemasan yang menun"ukan batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi, karena diharapkan memenuhi spesifikasi yang diterapkan. e. *rodusen *. S8;*=;H+1H!1 Bandungndonesia