ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA PADA NY."W"DENGAN
MASALAH UNMEET NEED
DI DESA DOKO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI
Disusun oleh :
BETTY PRISTYANA ROSA
NIM : 201404006
PRODI D4 KEBIDANAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktek komunitas di Desa Doko Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 29 Juli 2017 oleh Mahasiswa Prodi D4 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri :
Nama : Betty Pristyana Rosa
Nim : 201404006
Judul : asuhan kebidanan keluarga pada ny."" Dengan Masalah Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) di Desa Doko Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
Oleh Mahasiswa
Betty Pristyana Rosa
Mengetahui dan menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
( Dwi Ertiana SST,S.Keb.Bd,MPH ) ( Agustina Budi Wahyuti, SST)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan di Desa Doko Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri mulai tanggal 10 Juli 2017 sampai 29 Juli 2017.
Prakek Kerja Lapangan ini merupakan penerapan kurikulum pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, khususnya tentang Kesehatan Ibu dan Anak serta KB. Sehingga kami mendapatkan pengalaman nyata mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak serta KB di masyarakat pedesaan.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada :
Ibu Linda Andri Mustofa,SSiT,M.Keb selaku ketua Prodi D4 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri.
Kepala Desa Doko beserta pamong Desa Doko yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL di Desa Doko.
Ibu Agustina Budi Wahyuni,SST selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan di Desa Doko.
Ibu Linda Andri Mustofa,SSiT,M.Keb selaku dosen pembimbing Prodi D4 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri.
Masyarakat Desa Doko dan Mahasiswa Prodi D4 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pelaksanaan PKL.
Semoga Praktik Kerja Lapangan bermanfaat bagi mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri pada umumnya bagi penulis pada khususnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Program keluarga berencana di Indonesia telah menunjukkan hasil yang nyata dengan turunnya angka fertilitas. Hal ini dapat dilihat dari TFR indonesia hasil survey SDKI yang menurun dari tahun 2003 sebesar 2,4 menjadi 2,3 pada tahun 2007. Namun program keluarga berencana di Indonesia masih tetap menghadapi beberapa masalah penting dalam mempertahankan prestasi tersebut. Salah satu masalah dalam pe- ngelolaan program KB adalah ma-sih tingginya angka unmet need, menurut SDKI 2007 masih sebesar 9,1 %. Angka ini diharapkan dapat turun menjadi sebesar 5 % pada akhir tahun 2014. besarnya masalah unmet need ini bervariasi untuk setiap daerah, dan tergantung pada prioritas pemerintah daerah terhadap program keluarga berencana. Unmet need yang tinggi akan mengakibatkan kemungkinan terjadi- nya kehamilan dan kelahiran yang akan meningkatkan TFR. Selain itu dapat menyebabkan peningkatan ang- ka unwanted pregnancy yang dapat berakhir dengan kematian ibu akibat unsafe abortion. Pemerintah telah menjalankan berbagai program untuk menurunkan angka unmet need ini, seperti dengan meningkatkan akses masyarakat untuk ber-KB, program berbagai jenis alat kontrasepsi yang telah terbukti aman untuk digunakan, sampai pro- mosi yang dilakukan oleh BKKBN melalui media cetak maupun media elektronik. Namun, semua upaya ter- sebut masih belum dapat menurunkan angka unmet need yang ada di lapangan. Untuk itu perlu dicari akar perma-salahan dan alasan unmet need serta menyelesaikannya. Bidan sebagai pendamping perempuan yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di daerah merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempu- nyai kontribusi penting dalam usaha menurunkan angka unmet need.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi didusun Doko desa Doko Kec. Ngasem Kab. Kediri.
Tujuan
Tujuan Umum
Dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapakan keluarga dapat mengerti dan memahami pelaksanaan asuhan kebidanan dengan unmeet need
Tujuan khusus
Diharapkan penulis mampu :
Melakukan pengkajian data pada keluarga
Melakukan interpretasi data dasar
Melakukan perumusan masalah
Menyusun prioritas masalah
Melakukan perencanaan dan tindakan
Manfaat
Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksnaan asuhan kebidanan komunitas didalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat dipekuliahan.
Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat digunakan dalam pembelajaran serta penambahan pengetahuan keluarga.
Bagi klien
Menambah pengetahuan tentang unmeet need dan pentingnyaa cara untuk mengatasinya.
Bagi lahan praktek atau masyarakat
Sebagai mahan masukan bagi masyarkat untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat.
BAB II
TINJUAN TEORI
KONSEP TEORI KELUARGA
Pengertian keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkeci, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan, ikatan-ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah ( tempat tinggal), biasanya dibawa asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk ( Depkes RI, 2001 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, dan beberapa orang yang terkumpul yang tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan ketergantungan ( Depkes RI, 2003 ).
Keluaga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung dalam hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga dan berinteraksi satu sama lain dan didalam perananya masing – masing dan menciptakan serta memperhatiakn suatu kebudayaan ( Salvician G.dan Maglaya ).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
Unit terkeci masyarakat
Terdiri dari dua orang atau lebih
Adanya ikatan perkawinan dan perkawinan darah
Hidup dalam suatu rumah tangga
Diabwah asuhan seorang kepala rumah tangga
Berinteraksi satu sama lain
Setiap anggota keluarga menjalani perananya masing – masing
Menciptakan dan mempertahankan
Struktur keluarga
Struktur keluarga bermacam – macam diantaranya adalah
Patrinelial
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pmbinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.
Bentuk Keluaraga
Keluarga inti ( Nuclear Family )
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak.
Keluarga besar ( Extended Family )
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
Keluarga berantai ( Serial Family )
Adalah keluarga yang terdiri adalah keluarga yang terdiri dari keluarga dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan inti.
Keluarga Dada / Janda ( Single Family )
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
Keluarga Berkomposisi ( Composite )
Adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama – sama.
Keluarga Kabitas ( Cohabitation )
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia menganut tipe keluarga besar karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu community dengan adat istiadat yang sangat kuat.
Pemegang Kekuasaan Dalam Keluaraga
Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dan dalam keluarga adalah pihak ayah
Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
Equalilitarian : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
Peranan Kelurga
Peranana keluarga mengagambarkan seperangakat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Perananan individu dalam keluarga didusari oleh harapan dan pola perilku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak – anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan , pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarag , sebagai dari kelompok sosialnya serta sebagai anggaota masyarakat dari lingkungan nya.
Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya , ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok peranan sosialnyaserta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,sebagai pengasuh dan pendidik anak anaknya,pelindung serta sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Penanan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik,mental,sosial dan spiritual.
Funsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga:
Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan
Memelihara dan bebenarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi Psikologis
Memberikan kasih saying dan rasa aman
Member perhatian diantara anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Member identitas keluarga.
Fungsi Sosial
Membina sosialisasi pada anak
Membentuk norma-norma,tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Pengaturan pengguna penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak,jaminan hari tua dan sebagainya.
Fungsi Pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,ketrampilan,dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ciri-ciri Keluarga
Didikat dalam suatu tali perkawinan
Ada hubungan darah
Ada ikatan batin
Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
Ada pengambil keputusan
Kerjasama diantara anggota keluarga
Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
Tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri Keluarga Indonesia
Suami Sebagai Pengambil Keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Konsep Unmeet need
2.2.1 Pengertian
Perempuan dengan Unmet need untuk program keluarga
berencana adalah perempuan yang produktif dan aktif secara seksual dan tidak ingin punya anak tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Sedangkan perempuan yang hamil karena kegagalan KB tidak termasuk dalam kategori Unmet Need tapi termasuk dalam kategori need untuk metode kontrasepsi lain yang lebih efektif.
2.2.2. Permasalahan yang ditimbulkan oleh unmet need KB.
Masalah yang muncul akibat unmet need adalah peningkatan kejadian aborsi terutama unsafe abortion. Definisi Unsafe abortion menurut WHO adalah prosedur untuk terminasi kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau disuatu tempat yang tidak memenuhi standar minimal medis atau kedua-duanya. Unsafe abortion ini sering terjadi di negara-negara yang tidak melegalkan tindakan aborsi kecuali dengan indikasi medis. Tindakan aborsi ini dibantu oleh tenaga kesehatan yang tidak terlatih, bahkan oleh non tenaga kesehatan seperti dukun beranak atau usaha aborsi dilakukan sendiri oleh perempuan yang ingin aborsi. Unsafe abortion meningkat risiko infeksi pasca aborsi. Tidak tersedianya alat pendukung untuk kebutuhan keadaan darurat dan komplikasi akibat tindakan aborsi juga menyebabkan meningkatnya angka kematian. Unsafe abortion juga dikaitkan dengan aspek legalitas, yaitu adanya pembatasan tindakan aborsi, sehingga aborsi sering dilakukan dengan sembunyi sembunyi karena merupa-kan tindakan melanggar hukum. Selain unsafe abortion, masalah lain yang muncul adalah kemiskinan dan kelaparan yang mungkin akan dialami oleh Indonesia jika mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat tanpa adanya peningkatan produksi makanan dan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai. Besarnya masalah yang dapat ditimbulkan oleh unmet need pada berbagai aspek keluarga berencana baik di Puskesmas, BPS, maupun klinik dan rumahsakit. Peran bidan sangat penting dalam menyukseskan program keluarga berencana karena bidan merupakan pendamping perempuan yang terbaik dalam siklus hidupnya, termasuk pada masa reproduksi dengan kebutuhan pengaturan kehamilan. Untuk mengatasi masalah terse- but perlu dilakukan suatu pendekatan KIE dan peningkatan pelayanan operasional. Selanjutnya perlu pendekatan, intervensi secara komprehensif dengan memanfaatkan seluruh jaringan yang ada di lapangan. Dengan demikian, usaha penanganan Unmet Need akan lebih fokus dan terjadi peningkatan pemakaian alat kontrasepsi.
2.2.3.Alasan Unmet Need KB
Alasan yang sering dikemukakan oleh perempuan di Indonesia dan negara-negara lain yang unmet need KB adalah:
Ibu merasa tidak membutuh- kan alat kontrasepsi karena merasa melakukan hubungan seksual yang tidak terlalu sering/jarang, dikarenakan suami jarang berada dirumah atau alasan lain.
Postpartum Amenorrhea meru- pakan alasan yang banyak dikemu- kakan oleh ibu, biasanya sebelum me- ngalami haid pertama setelah mela- hirkan mereka belum mau menggu- nakan alat kontrasepsi. Padahal post partum amenorhea hanya efektif jika ibu melakukan ASI Ekslusif. Hal inilah yang sering tidak dilakukan oleh ibu sehingga menyebabkan kehamilan.
Menentang penggunaan alat kontrasepsi karena dianggap tidak se- suai dengan kepercayaan yang dianut oleh ibu.
Kurangnya pengetahuan mengenai alat kontrasepsi. Hal ini ditan- dai dengan banyaknya ibu yang percaya pada mitos atau isu-isu efek samping penggunaan alat kontrasepsi yang belum tentu benar.
Harga mahal dan akses yang sulit untuk mendapatkan pelayanan KB. Hal ini banyak terjadi di daerah terpencil dengan sarana dan pelayanan kesehatan yang kurang.
Ketakutan dengan efek samping, khawatir dengan kesehatannya, dan ketidaknyamanan saat menggunakan alat KB. Alasan lain yang tidak diketahui atau tidak mau dikemukakan oleh ibu.
Dari beberapa alasan diatas, da- pat disimpulkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemakaian kontrasepsi antara lain adalah :
Kualitas pelayanan yang baik memiliki peranan yang sangat besar dalam meningkatkan partisipasi ma- syarakat partisipasi masyarakat dalam penerimaan dan kelangsungan pema- kaian kontrasepsi.
Rasa takut terhadap efek samping yang ditimbulkan oleh peng- gunaan kontrasepsi akan menyebab- kan penolakan terhadap pemakaian kontrasepsi. Keterbatasan distribusi alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kurangnya pengetahuan ma- syarakat terhadap berbagai macam kontrasepsi dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing, termasuk cara kerja alat kontrasepsi.
Akses masyarakat terhadap pelayanan kontrasepsi yang terbatas termasuk persediaan alat kontrasepsi yang kurang, tempat pelayanan yang kurang, dan ketidak terjangakuan ma- syarakat dari segi ekonomi.
Peran bidan dalam menurunkan angka Unmet Need KB Banyak kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk meng- atasi permasalahan tersebut untuk menangani masalah tingginya Alternatif kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah antara lain:
Memperkuat KIE KB dan advo- kasi. KIE dan advokasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan pe- mahaman tentang penggunaan berba- gai alat kontrasepsi serta hasil yang diharapkan dari program KB yang pelaksanaannya memerlukan koordinasi lintas sektor yang terkait. Konseling merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengurangi angka unmet need KB.
Penyegaran/pelatihan bagi petugas penyuluh lapangan. Dalam penye- garan/pelatihan ini juga berisi infor- masi terbaru mengenai alat kontra- sepsi terkini, yang menggunakan bahan aktif yang lebih efektif dan efisien dan teknik pemasangan yang lebih mudah danminimal infeksi.
Perekrutan penyuluh lapangan. Adanya desentralisasi membutuhkan banyak tenaga penyuluh lapangan yang terampil dan mencukupi untuk kebutuhan setiap daerah.
Mengaktifkan kembali kader kader KB yang ada dilapangan. Kader KB merupakan anggota masyarakat yang memegang peranan penting untuk dapat menyukseskan program KB.
Melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat dalam pengelolaan program KB.
Penyediaan sarana dan pra- sarana yang memadai PenyediaanSarana yang dibutuhkan seperti buku panduan penggunaan alat kontrasepsi, alat bantu pengambilan keputusan (ABPK), pasokan alat kontrasepsi yang stabil, dan terse-dia peralatan yang sesuai standar.
Penyediaan dana operasional lapangan yang memadai. Untuk mem- permudah dan melancarkan program penyuluhan yang telah disusun, maka perlu adanya da-na operasional yang mencukupi untuk kegiatan tersebut.
Pembinaan dan pengawasan secara berjenjang. Untuk menghindari terjadinya ke-timpangan pelaksanaan revitalisasi program KB didaerah (dari kabupaten/ kota sampai dengan da- erah terpencil), diperlukan pembinaan dan pengawasan berjenjang, sehingga dapat dievaluasi keberhasilan program yang dilaksanakan dan menemukan masa-lah yang dihadapi untuk segera ditangani. Tantangan yang akan dihadapi secara terus menerus antara lain
adalah:
1. Ketidaksinambungan akseptor KB, hal ini diakibatkan oleh konseling yang tidak adekuat, asuhan yang tidak berkesinambungan, kurangannya pengawasan lanjutan, kurang tersedia- nya alternatif kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan KB termasuk distribusi alat KB yang bervariasi sampai ke daerah terpencil, menjangkau seluruh populasi terutama dewasa muda karena meru- pakan populasi yang angka resiko unmet neednya tertinggi. Alat kontra- sepsi harus mampu memenuhi kebutuhan mereka yang kebanyakan adalah mengatur jarak kehamilan.
3. Pendanaan yang tidak ade- kuat. Tanpa pendanaan yang adekuat, program yang sudah disusun tidak dapat berjalan dengan baik. Kebijakan program KB dalam mengendalikan tingkat kelahiran yaitu peningkatan KIE bagi PUS tentang kesehatan reproduksi.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
3.1 TINJAUN KASUS
PENGKAJIAN 1
Hari/ tanggal : Kamis,19 Juli 2017
Waktu : 17.00
Tempat : Dsn. Doko RT 08 RW 02 Kec.Ngasem, Kab Kediri
Data Umum
Nama KK : Tn. Wisnu Styawan
Alamat : Dsn. Doko RT 08 RW 02 Kec. Ngasem, Kab Kediri
Pekerjaan : Dinas Kominfo
Pendidikan : SMK
Penghasilan: ± Rp 2000.000,00
Komposisi Keluarga
No
Nama
L/P
Umur
Hubungan dengan KK
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Kesehatan
1
Wisnu Styawan
L
35 th
Kepala Keluarga
SMK
Pegawai Dinas Kominfo
Baik
2
Wiwik Sumarlin
P
30 th
Istri
SMK
IRT
Baik
3
Pratama Sukma
L
9 th
Anak
Masih Sekolah
Tidak bekerja
Baik
4
Nyoman Setyabeta
L
6 th
Anak
Masih sekolah
Tidak bekerja
Baik
5
Gizena Ginar
P
3 bln
Anak
Tidak bekerja
Baik
Ayah IbuGenogram
Ayah
Ibu
AnakAnakAnak
Anak
Anak
Anak
Tipe Keluarga : Keluarga Inti.
Tipe bangsa : Indonesia.
Agama : Islam.
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga yang utama, yaitu dari Tn W sebesar ± Rp 2000.000,-/ bulan pemanfaatan dana keluarga tiap blan digunakan untuk kebutuhan sehari- hari. Pengelolaan keuangan oleh istri dan suami.
Aktifitas Rekreasi Keluarga : Aiktifitas rekreasi keluarga Tn. W biasanya menonton televise.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn, W menikah 1 kali,sekarang tinggal dengan istri,dan ke tiga anaknya.
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik Rumah :
Luas : 16 ru
Jenis rumah : Tersendiri
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Kramik
Cahaya : Terang
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan : Cukup bersih
Jumlah ruangan : 6 ruangan
Denah rumah :
777777777777777777777777777Ket : Ruang tamu dan tempat menonton tvGudang.Ruang Tidur 1Ruang Tidur 2Ruang Tidur Kamar mandiDapur.Kamar 675
777777777777777777777777777
Ket :
Ruang tamu dan tempat menonton tv
Gudang.
Ruang Tidur 1
Ruang Tidur 2
Ruang Tidur
Kamar mandi
Dapur.
Kamar
6
7
5
14
1
4
3
3
2
2
Perkumpulan keluarga dari interkasi keluarga dengan masyarakat :
Ny. W datang ke acara arisan kadang-kadang.
Air minum
Asal : Sumber
Nilai air : Bersih
Konsumsi air : Memasak,mencuci,minum dan mandi.
Pembuangan sampah: di buang
Pekarangan dan selokan
Pekarangan : Tidak mempunyai pekarangan
Kebersihan : Cukup bersih
Air limbah : Dibuang diselokan,tertutup
Kandang Ternak : Tidak memiliki kandang ternak
Jamban dan kamar mandi
Keluarga mempunyai jamban sendiri, kamar mandi bersih.
Sistem pendukung keluarga
Pola komunikasi keluarga : Keluarga saling berkomunikasi satu sama
dan komunikasi terjalin dengan baik.
Struktur kekuatan keluarga : Keluarga
Struktur peran
Peran ayah
Sebagai suami,ayah, pencari nafkah, pendidik, perlindungan dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,sebagai anggota kelompok sosialnya,serta sebagai masyarakat dari lingkungnya.
Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh pendidik anaknya, pelindung, sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik maupun non fisik.
Nilai atau Norma keluarga ( yang berhubungan dengan kesehatan ) ibu selalu berusaha member makan yang bergizi untuk keluarganya.
Fungsi Keluarga
Fungsi efektif : Tn W sering memperingatkan istrinya untuk tidak memakai kb hormonal tetapi memakai kb steril.
Fungsi social : Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar, hidup berdampingan danmerasa tentram.
Fungsi keperawatan kesehatan : jika sakit mencari alternative ke petugas kesehatan bidan atau dokter.
Fungsi reproduksi : Ibu tidak ber KB karena dilarang oleh suami.
Fungsi ekonomi : Penghasilan didapatkan dari Tn W hasil bekerja dari dinas kominfo
H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan adalah tenaga kesehatan tetap mengarahkan cara perilaku hidup sehat terutama pengetahuan tentang kebersihan lingkungan dan kesehatan pada ibu hamil saat yang ada pada kelurga tersebut.
YAYASAN KARYA HUSADA KEDIRI
IjinMendiknas RI No. 164/D/O/2005 – RekomendasiDepkes RI No. HK.03.2.4.1.03862
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
Peminatan : Bidan Klinik
Jl. Soekarno Hatta Kotak Pos 153 Telp./ Fax (0354) 392307 Pare Kediri
Website : www.stikes-khkediri.ac.id
FORMAT ASKEB KB
PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Anamnesa dilakukan oleh :BETTY PRISTYANA R Di : Rumah ibu
Tanggal : 19/07/2017 Pukul : 16.00
Identitas Klien
Nama Klien : Ny.W Nama Suami : Ny. W
Umur : 30 th Umur : 35 th
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai di dinas kominfo
Penghasilan :- Penghasilan : ± Rp.2000.000,-
Alamat :Dsn Doko Alamat : Dsn Doko RT 08
RT 08 RW 02 RW 02
Alasan kunjugan saat ini
Kunjungan pertama
Keluhan utama
Ibu ingin memakai kb sesuai dengan kebutuhannya
Riwayat menstruasi
Menarche : 13 th
Siklus menstruasi : Teratur ( 28-32 hari )
Lama : ± 7 hari
Banyaknya darah : 2-3 x sehari ganti pembalut
Konsistensi : Encer
Dysminorhoe : Ya/ ( sebelum menstruasi)
Flour albus : Ya ( sebelum menstruasi )
Warna: Putih Bening Bau: Tidak Berbau Gatal : -
Status perkawinan
Kawin : 1 kali
Lama Kawin : 20 th
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No
Suami
Ke
kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
KB
KET
umur
penyulit
Peno
Long
jenis
Tempat
penyulit
penyulit
L/
BB/PB
Menyusui
H/M
1
1
9 bln
-
bidan
spontan
BPM
-
-
L
3gram/
40cm
Sampai umur 1 th
H
Tdk kb
9 th
2
1
9 bln
-
bidan
spontan
BPM
-
-
L
4,2gram/
38cm
Sampai umur 2th
H
Tdk kb
6th
3
1
9 bln
-
bidan
spontan
BPM
-
-
P
H
Tdk kb
3bln
Riwayat KB
No.
Jenis Kontrasepsi
Tempat Pelayanan
Alasan Pemakaian
Waktu Pemakaian
Efek Samping
Upaya Yang Dilakukan
Ket
Tidak pernah KB
Tidak pernah KB
Riwayat kesehatan keluarga
Keturunan kembar : Keluarga tidak miliki riwayat
keturunan kembar
Penyakit keturunan : Keluarga tidak miliki riwayat
penyakit keturunan.
Penyakit lain dalam keluarga : Keluarga tidak memiliki
penyakit Lain.
Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit menahun : Ibu tidak menyakit memiliki
Penyakit menahun
Penyakit menurun : Ibu tidak menyakit memiliki
penyakit menurun
Penyakit menular : Ibu tidak menyakit memiliki
penyakit menular
Keadaan psikososial dan dukungan keluarga
Alasan ibu menjadi akseptor KB : Ibu tidak ingin memiliki
anak lagi
Motivasi ibu untuk menjadi
akseptor berasal dari : Tenaga tenaga kesehatan
Dukungan dari suami : Memfasilitasi biaya
Dukungan dari keluarga yang lain : memberikan motivasi
Pola kebiasaan sehari-hari :
Pola Nutrisi : 2x sehari 4-5 gelas air putih 1 porsi
nasi,sayur,lauk pauk
(tempe,tahu,telur,ayam)
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada
Pola Eliminasi : 2-3 x sehari BAK warna kuning
jernih bau khas urine, BAB 1x warna kuning kecoklatan konsistensi lunak.
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada
Pola Istirahat tidur : Malam ± 8 jam( 20.00-04.00)
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada.
Pola aktivitas : Menyapu,memasak,mencuci baju,
Membersihkan rumah,mengurus
anak
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada
Pola seksualitas : Selama tidak subur 1 bln 2x
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada
Perilaku kesehatan : Tidak mengonsumsi jamu dan obat
selain dari bidan atau dokter
Personal Hygiene
Mandi,keramas,gosok gigi : 2x sehari,2x seminggu,2x sehari
Ganti clana dalam dan pembalut : Setiap merasa tidak nyaman
2-3 x sehari
Cara membersihkan genetalia : Dibasuh dari arah depan
kebelakang dengan air bersih tanpa antiseptic.
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmhg
Suhu : 36,5ºC
Nadi : 78x/m
RR : 20x/m
BB :
TB :
Pemeriksaan Khusus
Kepala : Bersih, Warna rambut hitam, Tidak ada lesi
Muka : Kelopak Mata : Normal
Conjungtiva : Anemis
Sklera : Putih bersih
Mulut dan gigi : Bibir : Mukosa lembab, warna kehitaman
Lidah : Bersih, Tidak ada stomatitis
Gigi : Rata,bersih,terdapat gigi berlubang
Hidung : Simetris : Simetris
Sekret : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak Ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak Ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
Dada : Simetris : Simetris
Pembesaran payudara : Normal
Hiperpigmentasi : Tidak Ada
Papila mamae : Menonjol kanan kiri
Keluaran : Ada ( Asi )
kanan kiri
Kebersihan : Bersih
Perut : Pembesaran : Tidak ada pembesaran
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Pembesaran lien/liver : Tidak ada
Anogenetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
PALPASI
Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak Ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak Ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
Dada : Benjolan/Tumor : Tidak Ada
Keluaran : Asi
Perut : Pembesaran lien/liver : Tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada odema
Auskultasi : Terdengar bising usus
Perkusi : kanan + , kiri +
Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)
Tidak dilakukan
Pemeriksaan laboratorium
Sekret : cairan vagina : Tidak dilakukan
IVA : Tidak dilakukan
PAP Smear : Tidak dilakukan
Darah : HB : Tidak dilakukan
WR : Tidak dilakukan
VDRL : Tidak dilakukan
Urine : Albumin : Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang yang lain
USG : Tidak dilakukan
NST : Tidak dilakukan
Rotgen Foto : Tidak dilakukan
Perumusan Masalah
Dari data-data di atas dan hasil analisis yang sederhana,maka
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn. W adalah sebagai berikut :
( 1 ) Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB apapun dari anak pertama
sampai sekarang.
Diagnosa Kebidanan
( 1 ) Analisa Data
Data
Masalah Kesehatan
Do: Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB apapun dari anak pertama sampai sekarang
DO:
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmhg
Suhu : 36,5ºC
Nadi : 78x/m
RR : 20x/m
BB :53
Ketidak ikut sertaan ibu untuk ber KB usia 30 tahun dengan jumlah anak 3 .
(2) Prioritas
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah
2/3 x 1
2/3
Ancaman kesehatan karena ibu masih dalam usia subur
Kemungkinan masalah dapat diubah
2/2 x 2
2
Masalah dengan mudah dapat diubah karena ibu sudah mendapatkan penjelasan tentang KB, manfaat serta efek samping,
Potensial masalah dapat dicegah
2/3 x 1
1
Potensial masalah untuk dicegah cukup karena ibu memiliki keingina untuk berKB
Masalah yang menonjol
1/2x1
1/2
Masalah tidak perlu segera ditangani,karena penyelesaian masalah dilakukan secara bertahap
TOTAL
4 1/3
Masalah
1. Ketidak ikut sertaan ibu untuk ber-KB apapun usia 30 tahun, jumlah anak 3
( 3 ) Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Skor Tertinggi
Risiko terjadinya penyulit berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada ibu unmet need : 4
Perencanaan Tindakan
( 1 ) Diagnosa
D. IMPLEMENTASI
Tanggal
Masalah kesehatan
Implementasi
20-07-2017
Pukul 17.00 WIB
Memperkenalkan diri pada keluarga.
Menjelaskan tujuan kunjungan membuat janji untuk melakukan kunjungan dengan wawancara dan pengamatan.
20-07-2017
pukul 17.15
Ketidak ikut sertaan ibu untuk ber-KB dengan usia 30 tahun dan jumlah anak 3
Memberikan penyuluhan tentang macam-macam KB yaitu KBA, KB hormonal, kontap.
Menjelaskan tentang manfaat, kerugian dan efek samping dari semua KB.
Memberikan dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB.
Memberitahukan keluarga terutama suami untuk mendukung ibu menggunakan KB.
Memberitahu ibu di mana ibu harus mengikuti KB.
Menjelaskan pada ibu tentang masalah kesehatan yang timbul jika ibu tidak mengikuti KB.
E. EVALUASI
Tanggal
Masalah kesehatan
Implementasi
20-07-2017
17.25
Ketidak ikutsertaan ibu untuk ber KB dengan usia 30 tahun dan jumlah anak 3
S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang macam-macam KB dan bisa menjelaskan.
O: - ibu mau menggunakan kb
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langakah manajemen kebidanan yang meliputi : pengkajian,identifikasi,diagnose masalah,antisipasi,masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,intervensi,implementasi dan evaluasi.
Pengkajian
Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak berkomunikasi. Menurut tinjauan pustaka dan data subyektif, ibu unmet need
Identikasi,diagnose,masalah dan kebutuhan.
Pada tinjauan pustaka, tidak didapatkan masalah dalam pemeriksaan obyektif.
Antisipasi masalah potensial
Pada tinjauan putaka ibu berumur 30 tahun dengan unmet need
Identifikasi kebutuhan segera
Identifikasi kebutuhan segera yaitu dengan menganjurkan ibu untuk menggunakan KB sesua dengan keinginan hati nurani ibu.
Intervensi
Ibu diharapkan untuk dapat memilih kb secara segera
Implementasi
Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan adanya kerjasama dengan klien danbantuan dari bidan.
Evaluasi
Ibu dapat menentukan jenis kb apa yang akan digunakan
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN Pada akhirnya, kejadian unmet need ini menjadi fenomena dan tantangan dalam bidang kependudukan yang memerlukan penanganan serius dan segera, karena hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan program KB dalam menunjang pembangunan kependudukan dan target MDG's. Kini saatnya pemerintah melakukan perbaikan dalam desain program KKB.Selama ini koordinasi kelembagaan dan tata kelola antara pusat-daerah lemah. Perlu ada perubahan dalam mekanisme tata kelola terhadap program KB. BKKBD (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah) wajib ada disetiap propinsi dan kabupaten/kota karena inilah yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program KB. Fungsi anggaran juga harus jelas dan memadai untuk mendukung program KB. Selama ini, kebijakan KB selalu terkendala dengan minimnya alokasi anggaran. Bukan hanya AKI yang akan tertangani atau karena fokus MDGs, hal ini merupakan bagian vital dalam desain pembangunan Indonesia ke depan.
B. Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena kepada masyarakat dengan dibantu pihak lain yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni Y, dkk. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Rohima Press Sewon Bantul Yogyakarta.
BKKBN. 2007. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta : BPS, BKKBN, DepKes.
Isa, M. 2009. Determinan Unmet Need Terhadap Program Keluarga Berencana di Indonesia. Universitas Indonesia.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta: BKKBN.
Julianto, W A. 2012. Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Tahun 2012-2014.
BKKBN. 2009. Analisa Lanjut SDKI 2007 : Unmet Need Dan Kebutuhan Pelayanan KB di Indonesia. Jakarta : Puslitbang KB dan Kespro.
.