PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
Disusun oleh : Kelompok V 1 H I! I!"is # A$us %&'uli 'uli ( I!&h L&eni ) *ul+ *u *uni,& ni,& - Lilis . Rosm&!i / *e+e, 0 Roh&+&,i
PRGRAM STUDI ILMU KEPERAWA KEPERAWATAN TAN SEKLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN 2STIKes3 4IRE5N #611
1
PENAT PENATALAKSANAAN ALAKSANAAN KEPERAW KEPERAWATAN PASIEN PASIEN G A N G G U A N SISTEM PERKEMIHAN
ANATMI DAN 7ISILGI SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria (kandung kemih), dan uretra.
Gin'&l
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis. Ginjal Ginjal berperan berperan penting penting dalam pengeluaran pengeluaran zatzat zatzat toksin!ra"un, toksin!ra"un, memperlakukan memperlakukan suasana kesei keseimb mbang angan an air air. mempe mempert rtaha ahanka nkan n
kesei keseimb mbang angan an asam asambas basaa
"airan "airan tubuh, tubuh, dan
mempertahankan keseimbangan garamgaram dan zatzat lain dalam darah. #entuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. $ntogenitis, berasal dari mesoderm, terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, di sebelah kanan dan kiri dari kolumna vertebralis dan melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya hati di sebelah kanan dan menekan ke ba%ah. #ila ginjal dibelah dua, se"ara longitudinal (memanjang), dapat terlihat. bagian luar yang ber"akbe ber"akber"ak r"ak disebut kortek s, serta serta bagian dalam yang bergarisga bergarisgari riss disebu disebutt medula. &edula &edula terdir terdirii dari dari banguna bangunanba nbangu ngunan nan berbent berbentuk uk keru"u keru"utt yang yang disebu disebutt renah renah piramid. 'un"ak keru"ut tadi menghadap ke .ali .aliks ks yang yang terdir terdirii dari dari iubang iubanglu luban bang g ke"il ke"il (papil (papilaa renalis) renalis).. tiara tiara pyramid pyramid dipisahkan sate dengan lainnya oleh kolumna renalis. Garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus. 'ada pemeriks pemeriksaan aan se"ara se"ara mikrosk mikroskopis opis,, terlihat terlihat ginjal ginjal berbentuk berbentuk seperti seperti "orong "orong dengan batang yang panjang dan berkelokkelok. #agian "orong tersebut dinamakan kapsula #o%m #o%man an yang yang terd terdir irii atas atas dua dua lapi lapiss sel selse sell gepe gepeng. ng. *uan *uangan gan kapsu kapsula la #o%m #o%man an dan dan glomerolus disebut karpusguli renalis (korpuskulam mal+igi). 'roses pembentukan urine dia%ali dengan masuknya darah melalui vas a+eren ke dalam dalam glomerol glomerolus us "lan "lan keluar keluar melalui melalui vas e+erent e+erent.. #agian #agian yang mer mer,yer ,yerup upai ai bent bentuk uk batang yang terdiri terdiri dari tubulus kontortus kontortus proksimal, proksimal, ansa enle, tubulus kontortus distal. tubulus koligentes. 'ada #agian#agian batang ini terjadi proses- +iltrasi, reabsopsi, dan sekresi. 'rose 'rosess +ilt +iltra rasi si terj terjadi adi pada pada glom glomer erolu oluss karena karena permu permuka kaan an a+er a+eren en lebi lebih h bega began n daripada permukaan e+eren. al ini akan mengakibatkan terjadinya penyaringan darah. 'ada proses ini yang tersaring tersaring adalah #agian "air dari darah ke"uali protein. Selanjutnya, Selanjutnya, "airan
tersebut, yaitu air, glukosa, natrium, klorida, sul+at, dan bikarbonat. Ditampung oleh simpai #o%man yang selanjutnya diteruskan ke tubulustubulus ginjal. 'roses reabsorbsi terjadi pada tubulustubulus ginjal. Di sini terjadi penyer apan kembali dari sebag ian air, glok osa, a trium, klorid a, sul+at, bikarbonat dan beberapa ion bikarbonat. 'ada tubulus ginjal bagian atas, terjadi proses pasi+ (reabsorpsi obligatori). Sedangkan pada tubulus ginjal ba%ah terjadi proses akti+ (+akultati+ reabsorpsi) yang menyerap kembali natrium dan ion bikarbonat bila diperlukan. Sisa hasil reabsorpsi akan dialirkan ke papilla renalis. 'elvis renalis (piala ginjal) merupakan bagian dari ginjal dengan duktus papillaris #ellini bermuara pada renalis yang menyebabkan terbentuknya area kribi+ormis pada papilla ginjal. 'apilla renalis terlihat, menonjol ke dalam satu kaliks minor, bersatu menjadi kaliks mayor, inipun menjadi pelvis renalis. 'elvis renalis ini berlanjut menjadi ureter.
U"e,e"
/ir kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung kemih) melalui ureter. 0reter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis (tulang punggung) yang menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih.
,
'anjang ureter kurang lebih 2 "m dan berdiameter 2,3 "m. 0retra sebagian terletak dalam rongga perut (pars abdominalis) dan selanjutnya berjalan di dalam rongga panggul (pars pelvira). $togenitis ureter termasuk berasal dari mesoderm, karena itu, ureter juga terletak pada retroperitonialis. Dinding utera terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, otot polos, dan jaringan +ibrosa.
Vesik& u"in&"i&
/liran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). 4andung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti balon karet, terletak di belakang sim+isis pubis, di dalam rongga panggul. #ila terisi penuh, kandung kemih dapat terlihat sebagian ke luar dari rongga panggul. 4andung kemih berbentuk seperti keru"ut. #agianbagiannya ialah verteks, +undus, dan korpus. #agian verteks adalah bagian yang merun"ing ke arah depan dan berhubungan dengan ligamentum vesiko umbilikale medius. #agian +undus merupakan bagian yang menghadap ke arah belakang dan ba%ah. #agian korpus berada di antara verteks dan +undus. #agian +undus terpisah dari rektum oleh spasium rektovesikula yang terisi oleh jaringan ikat, duktus de+erens, vesikula seminalis. Dinding kandung kemih terdiri
dari tiga lapisan otot polos dan selapis mukosa yang berlipatlipat. pada diding belakang lapisan mukosa, terlihat bagian yang tidak berlipat, daerah ini disebut trigonum liestaudi.
U"e,"&
0retra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang ber+ungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. 'ada lakilaki, uretra berjalan berkelokkelok, menembus prostat, kemudian mele%ati tulang pubis, selanjutnya menuju ke penis. $leh karera itu, pada lakilaki, uretra terbagi menjadi bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars kavernosa. &uara uretra ke arah dunia luar disebut meatus. 'ada perempuan, uretra terletak di belakang sim+isis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas, panjangnya kurang lebih 5 "m. &uara uretra pada perempuan terletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina. 0retra perempuan ber+ungsi sebagai saluran ekskretori.
5
PENGKA%IAN SISTEM PERKEMIHAN 6anda dan gejala gangguan!penyakit pada sistem perkemihan dapat dilihat atau ditanyakan langsung pada pasien, yang meliputi-
7"ek8ensi 9u&n$ 9e"kemih 2miksi3:
'oliuri (sering miksi)
$liguri (jumlah urine yang keluar kurang dari normal, minimal urine keluar kurang lebih 522 "")
Stranguri (miksi sering tetapi sedikitsedikit, lambat dan sakit).
0rgensi (pasien berkeinginan untuk miksi, tetapi tidak terkontrol untuk keluar).
7okturi (pasien terbangun tengah malam untuk miksi). 'asien mengalami keraguan!kesukaran saat memulai untuk miksi. 8ntermiten (pasien mengalami tempo berhenti ar"s urinenya selama miksi).
0rine keluar se"ara menetes atau tidak meman"ar).
lnkontinen urine (urine keluar dengan sendirinya tanpa disadari).
Kel&in&n miksi:
Disuri (adanya rasa sakit se%aktu miksi)
/danya rasa papas se%aktu miksi
ematuri (adanya darah yang keluar ber"ampur dengan urine).
'iuri (adanya nanah dalam urine, keadaan ini diketahui melalui pemeriksaan mikroskopis, disebabkan tidak semua urine menjadi keruh karena mengandung nanah.
9ituri (urine keluar bersama bate ke"il se%aktu miksi)
Selain halhal di atas, dalam pengkajian pasien harus termasuk - 1) identitas pasien ) ri%ayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan!penyakit yang lalu, yang berhubungan atau yang dapat mempengaruhi penya kit perkemihan, ri%ayat kesehatan keluarga, dan ri%ayat kesehatan pasien ) ri%ayat kesehatan sekarang meliputi keluhan!gangguan yang berhubungan dengan gangguan!penyakit yang dirasakan saat ini.
3
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
Pen+&ki, $in'&l polikis,ik
'enyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh ban yak kista. 'enyebab kelainan ini ada lah heriditas. #ila penyakit ini mengenai anakanak, akan bersi+at progresi+ dan dapat menyebabkan kematian. #ila mengenai orang de%asa, gejala akan timbul setelah pasien berusia 2 tahun. 'ato+isiologi. Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, mendesak jaringan ginjal dan sekitarnya yang berangsurangsur menghan"urkan jaringan ginjal, yang.pada akhirnya pasien menderita kegagalan ginjal. Gejala dan tanda. 7yeri menusuk di daerah pinggang disertai pembesaran ginjal yang dapat diraba dari luar. Sebagian besar pasien menderita hipertensi. 6erjadi hematuri dan demam. 'emeriksaan diagnostik. 0ntuk memastikan adanya kelainan ini perlu dilakukan pemeriksaan 8:' (intravenous pyeiography). 'enggambaran dengan kontras dari piala ginjal dan saluransalurannya. 6indakan ini untuk melihat +ungsi sekresi dan ekskresi dari kedua ginjal, melihat apakah ada bate radiopa;ue dan radio lu""ut, dan melihat apakah ada kelainan pada ginjal
6indakan pengobaton 'enatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal polikistik meliputi
Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
'asien harus istirahat di tempat tidur.
'embedahan dengan operasi *ovsings, suatu tindakan untuk melubangi kista, ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. 'ersiapan untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk operasi pada umumnya.
Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal ginjal. #ila ginjal tidak dapat melaksanakan +ungsinya dengan baik, pasien mengalami gagal ginjal.
Prognosis. Gangguan ini pada anakanak dapat menyebabkan kematian. 'ada orang de%asa bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
Pe"si&p&n un,uk ,in!&k&n IVP
#uat perjanj an dengan bagian radiologi
asil pemeriksaan ureum dan kreatinin harus dalam #atas normal
Sehari sebelumnya pasien makan bubur kasar
'ukul 1<-22 pasien makan terakhir =
'ukul 2-222 pasien diberikan 2 gram garam 8nggris atau tablet laksansia
'ukul -22 dipuasakan>sampa selesai pemeriksaan
'agi hari diberikan lagi obat tablet, diberikarnsupositoria per a%al
'asien dilarang merokok d an dianjurkan untuk tidak>ban yak bi"ara
?
GANGGUAN PADA URETER 4elainan ba%aan pada ureter jarang ditemukan. &eskipun demikian, di ba%ah ini dikemukakan tentang beberapa kelainan ureter dapat ditemukan.
U"e,e" Kem9&" A,&u U"e,e" 5ii!&
0reter kembar ialah terdapatnya dua ureter pada satu ginjal, sedangkan ureter yang ber"abang pada suatu tempat sehingga berbentuk huru+ @. 4elainan ini berasal "lan dua buah ureter, biasanya disertai piala ginjal kembar atau dapat pula terjadi sebuah piala yang besar dengan piala ginjal yang ber"abang.
Pem9uluh D&"&h Gin'&l Ae"ens
4elainan ini dapat terjadi pada vena maupun arteri yang berasal dari arteri renalis maupun aorta. 'embuluh darah ginjal a+erens dapat mengakibatkan ureter terjepit dan menimbulkan gejalagejala sumbatan.
Kel&in&n Lumen U"e,e"
4elainan ini terjadi akibat penyempitan yang dapat menimbulkan gejala obstruksi pada ureter dapat diperkirakan dari melilit atau tertekuk di ureter.
Kel&in&n Mu&"& U"e,e"
4elainan muara ureter yaitu berpindahnya muara ureter dan melekat pada organ yang lain. 'ada lakilaki, muara ini melekat pada uretra pays prostalika, duktus ejakulatorius, vesikula seminalis, dapat pula pada vas de+erens. Sedangkan pada perempuan, muara ini dapat melekat pada uterus, uretra, vagina.
<
GANGGUAN PADA KANDUNG KEMIH 4elainan ba%aan pada kandung kemih dapat berupa tidak adanya kandung kemih don ekstro+i kandung kemih.
G&n$$u&n p&!& u"e,"&
4elainan pada uretra antara lain hipospadia pada pria, yaitu suatu keadaan di mana uretra pada bagian distal penis, tidak berkembang dengan sempuma. 6indakan yang dapat dilakukan ialah operasi bedah plastik untuk menyambung de+ek tersebut. $perasi dilakukan bila usia anak sudah men"apai kurang lebih empat tahun.
Gangguan berkemih
Re,ensi U"ine
*etensi urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi se"ara akut maupun kronik. 'ada keadaan akut, berkemih berhenti se"ara mendadak di mana pasien tibatiba tidak bisa berkemih. Dalam keadaan kronik, retensi urine terjadi akibat adanya obstruksi yang terusmenerus pada uretra.
'enyebab gangguan ini adalah
pada lumen uretra, misalnya karena adanya kalkulus.
pada dinding uretra, yaitu karena adanya striktur.
pada dinding uretra yang tertekan, misalnya karena hipertro+i prostat, +imosis.
Patofisiologi.
$bstruksi
pada
uretra
menyebabkan
kesulitan
miksi
serta
menimbulkan hipertro+i otot kandung kemih. al ini akan menimbulkan urine yang jumlahnya makin meningkat selanjutnya terjadi dilatasi permanen pada kandung kemih. Gejala don tanda. Dia%ali dengan aliran urine yang makin lambat, kemudian terjadi poliuria yang makin lama makin par"h disebabkan oleh pengosongan kandung kemih yang tidak e+isien. Selanjutaya, akan terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih. Prognosis.
#ila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat
menyebabkan retensi kronik.
'enatalaksanaan. 0ntuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra, dilatasi uretra dengan bougi, don drainase supra pubik.
Katetertsasi
A
4atete"isasi urine.adalah memasukkan kateter e dalam kandung kemih me'al"ti uretra.
&engetuar4an air t"emtn
&engosol gkan kandung kemih untuk, suatu pemeriksa n dan persiapan operasB.
&enampung air kemih.
indikasi-.
'asiein yang mengalami retensi.i urine.
'asien yang perlu pemeriksaan urine stern.
'asien yang.akan dilakukan +oto daerah kandung kemih.
'ersiapan pasien
'asien diberitahu engenai.tindakan yang akan dilakuk n
&enjaga privasi "lan rasa aman pasien
/tur pCsis tidur pasien dengan "o"a menekuk kedu +u ut.
Inkon,inensi U"ine
8nkontinensia urine adalah suatu keadaan urine bo"or se"ara terus menerus. 'enyebab gangguan ini adalah trauma s+ingter, gangguan neurogenik dari saluran urinaria bagian ba%ah, adanya +istula karena operasi, kongenital +istula, ektopik uretral ori+isium.
IN7EKSI SALURAN KEMIH Pielone"i,is
'ielone+ritis adalah in+eksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian ba%ah terns naik ke ginjal. 8n+eksi ini dapat mengenai baik parenkirn maupun pelvis ginjal. Gangguan ini dapat disebabkan oleh bakteri ."oli, karena resisten terhadap obat antibiotik, atau obstruksi ureter yang mengak ibatkan hidro ne+rosis. 'ato+isiologi. Gangguan akut terjadi bila in+eksi bakteri naik dari saluran kemih bagian ba%ah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi +ungsi ginjal. Sedangkan gangguan kronik terjadi bila in+eksi dapat terjadi karena adanya bakteri tetapi dapat juga karena +aktor lain, seperti obstruksi saluran kemih. 'ielone+ritis kronik dapat merusak jaringan ginjal se"ara parmanen dan dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik. 'ielone+ritis akut #ering juga ditemukan pada perempuan hamil biasanya dia%ali dengan hidroureter dan hidrone+ritis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar. 6anda dan gejala pielone+ritis akut adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada
12
daerah ginjal, pangs tinggi dan terjadi respons sistemik yan g umum, sering miksi dan terasa nyeri, dan dalam urine ditemukan adanya leukosit dan bakteri. 'enatalaksanaan gangguan ini dengan memberi pasien banyak minum dan tempi antibiotika. 'ielone+ritis kronik terjadi akibat in+eksi yang berulangulang sehingga kedua ginjal perlahanlahan menjadi rusak. 6anda dan gejala gangguan ini ditunjukkan dengan adanya serangan pielone+ritis akut yang berulangulang darn kesehatan pasien semakin menurun pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. 'emeriksaan diagnostik untuk in+eksi saluran kemih adalah dengan 8:', sistoskopi, kultur urine, atau biopsi ginjal. Prognosis baik bila dilakukan pengobatan tepat, tetapi bila in+eksi berlangsung terns, dapat terjadi atro+i pielone+ritis. 4omplikasi penyakit ini meliputi hipertensi, pembentukan batu dan kegagalan ginjal. Sehingga perlu dilakukan pen"egahan, dengan deteksi dini dan pera%atan serta pengobatan yang adekuat terhadap in+eksi saluran kemih bagian ba%ah (ureteritis, sistitis. uretritis).
Kul,u" u"ine
4ultur urine adalah menyiapkan urine steril untuk pemeriksaan kultur dengan "ara pengambilan urine tengah (mid-stream). 6ujuan pemeriksaan ini untuk mengathui in+eksi saluran kemih. 'ersiapan pasien a tat.
'asien diberi tahu mengenai keadaan yang akan dilakukan
Sediakan Ebotol pemeriksaan steril dan tutupnya (disteril se"ara kering).
#ersihkan area kelamin dengan menggunakan larutan sabun.
0rine yang pertama keluar tidak ditampung, pasien diminta untuk menahan urinenya.
Selanjutnya urine ditampungg dalam botol stern se"ara hatihati.
5iopsi Gin'&l
#ioppsB ginjal adalah mengambil sedikit jaringahginjal 6ujuan tindakan ini untuk nengetahui patologianatomi ('/) dari- jaringan ginjal. 8ndikasi tindakan inik untuk pasien dengan penyakit ginjal seperti sindrom ne+rotik atau karsinoma ginjal. Persiapan pasien:
Dilakukan pemeriksaan laboratorium #etas lengkap terutama +ungsi ginjal, yaitu :6, urine lengkap, masa protrombin (masa pembekuan dan masa perdarahan) dan dash lengkap dan #7$!l:'
6iga hari sebelum dilakukan biopsi pasien diberi vitamin 4 tablet atau suntikan vitamin 4 selama hari,berturutturut. 11
U"e,e"i,is
0reteritis adalah peradangan pada ureter. Gangguan ini terjadi karena adanya in+eksi baik pada ginjal maupun kandung kemih. 'ato+isiologi. 8n+eksi di ginjal (pielone+ritis) menjadi ureteritis selanjutnya menjadi sistitis (akibat in+eksi desendens) atau sebaliknya. /liran urine dari ginjal ke bulibuli dapat terganggu karena timbulnya +ibrosis pada dinding ureter, menyebabkan striktur dan hidrone+rosis, selanjutnya ginjal menjadi rus ak, j uga men gga ngg u peristal tik ure ter.
Sis,i,is
Sistitis adalah peradangan pada vesika urinaria dan sering ditemui. 8n+eksi ini terjadi karena . "oli (banyak ditemukan pada perempuan), in+eksi ginjal, dan hipertro+i prostat karena adanya urine sisa. Sistitis primer adalah radang bulibuli yang terjadi karena adanya p enyak it atau gangguan antara lain batu bulibuli, divertikal bulibuli, hipertro+i prostat, atau striktura uretra. Sistitis sekunder adalah gejala sistitis timbul sebagai akibat dari penyakit pada sistem lain. Sistitis akut menunjukkan tanda dan gejala peningkatan +rekuensi miksi, baik diurnal maupun noktural. Disuri karena epitelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah suprapubis atau perineal. 'emeriksaan diagnostik dilakukan dengan spesimen (bahan) urine porsi tengah (midstream) diperiksa dan dibenihkan. 8n+eksi pada bulibuli mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh dengan sendirinya bila tidak terjadi komplikasi. 6indakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika, antiepamodik, tran;uilizer, robordatia dan banyak minum untuk melarutkan bakteri. Sistitis kronik disebabkan oleh in+eksi kronik dari traktus urinarius bagian atas, adanya sisa urine, stenosis dari traktus urinarius bagian ba%ah, pengobatan sistitis akut yang tidak sempurna, adanya +aktor predisposisi. 6anda dan gejala sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol. 'emeriksaan diagnostik pada pasien perlu dilakukan 7' dan sistoskopi. 6indakan penanggulangan dengan banyak minum untuk melarutkan bakteri, pemberian antibiotika, irigasi kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan. 'en"egahan sistitis khususnya untuk perempuan, dengan menggunakan "elana dalam yang selalu berada dalam keadaan kering, bilas alat genital dari arah depan ke belakang.
1
I"i$&si k&n!un$ kemih
8rigasikandung kemih adalah.Hindakan men"u"i kandungg kemih dengan "airan yang mengalir. 6indakan ini dilakukan untuk memberi pengobatan, memanaskan mukosa kandung kemih, membersihkan kandung kemih. 'ersiapan pasien sama seperti pers apan pada pelaksanaan tindakan kateterisasi.
Indikasi tindakan:
*adang kandung kemih 'eradangan saluran kemih bagian atas 'eradangan kandung kemih 'asien menggunakan kateter. *endam duduk
*endam duduk adalah merendam daerah anus dan sekitarnya serta daerahh genetalia. 6ujuan tindakan ini ialah memberikan pera%atan!penanggulangan untuk membersihkan luka dan untuk mengurang rasa sakit. 6indakan ini dilakukan untuk pasien dengan peradangan, luka terbukayan g kotor pada daerah anus dan genetalia,
Persiapan alat dan bahan:
Ieil bak rendam duduk spiritus bakar dalam tempatnya
4orek api
6ermometer air
'eniti
anduk
'lester
taunting .
#ak steril bertutup berisi kain kasa dan pinset
airan obat yang diperlukan (mis. kalium permanagat 5J)
Selimut mandi
6irai
Cara mengaiar:
'asien diberi tahu tentang tindakan yang akan dikerjakan.
/latalat disiapkan dan diletakkan dekat pasien.
6irai dipasang.
'era%at men"u"i tangan.
1
Ieil rendam duduk di +lambir, kemudian diisi "airan obat sebanyak sepertiga bagian,, ukur suhu "airan dengan menggunakan termome ter air, dengan suhu 52 5K
'asang Selimut mandi sampai menutupi seluruh bokong pasien, pakaian ba%ah pasien dilepaskan. 'akaian pasien bagian atas dilipat dan diberi peniti agar tidak terendam air. 'asien diminta untuk duduk di atas zeil selama 1213 menit.
#ila sudah selesai, bokong pasien dikeringkan dengan handuk. 6utup luka dengan menggunakan kasa steril dan pinset, kemudian luka diplester. 'akaian ba%ah pasien dipakaikan kembali, selimut diangkat. 'asien dianjurkan untuk istirahat kembali di tempat tidur. /latalat dibereskan dan dibersihkan.
URETRITIS
0retritis adalah peradangan pada uretra. 8n+eksi ini disebabkan oleh kuman gonorroe atau kuman lain, kadangkadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. Uretritis akut biasanya terjadi karena naiknya in+eksi atau sebaliknya, oleh karena prostat mengalami in+eksi. 4eadaan ini lebih sering diderita oleh kaum lakelake. 6anda dan gejala uretritis meliputi mukosa merah edema, terdapat "airan eksudat yang purulen, ada ulserasi p ada uretra, ada rasa > gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G$, yaitu Lgood morning signL. 'ada lakelake, pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra ter sumbat oleh kelompok nanah. 'ada perempuan, jarang ditemukan ureteritis akut, ke"uali bila pasien menderita G$. 'emeriksaan diagnostik untuk uretritis akut dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uretra untuk mengetahui kuman penyebab. 6indakan pengobatan dengan memberi antibiotika. #ila terjadi striktur dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan boligit. #ila komplikasi berikan antibiotika. Uretritis kronik. 8n+eksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut, prostates kronik, atau striktura uretra. 6anda dan gejala in+eksi ini berupa mukosa terlihat granuler dan merah dan getah uretra positi+ terlihat pada page hari sebelum miksi pertama. #ila tidak diobati dengan baik, in+eksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter, ginjal. 6indakan pengobatan dilakukan dengan pemberian kemoterapi dan antibiotika atau banyak minum untuk melarutkan bakteri (kurang lebih 222 ""! hari). 4omplikasi gangguan ini berupa radang yang dapat menjalar ke prostat.
M 5&,u s&lu"&n kemih #atu saluran kemih adalah adanya bate pada saluran kemih yang bersi+at idiopatik dan dapat menimbulkan stasis dan in+eksi. 'enyebab gangguan ini masih belum dapat
15
dipastikan, kemungkinan karena adanya +aktor in+eksi (in+eksi tersering disebabkan oleh . "oli), de+isiensi vitamin /, diet yang salah, kekurangan minum atau dihidrasi, hiperparatiroidisme (penyakit metabolik ba%aan, +aktor lingkungan dari sumber air minum. #ab 'enatalaksanaan 4epera%atan 'asien Gangguan Sistem 'erkemihan Dikenal dua jenis bate, yaitu 9&,u &no"$&nik (misalnya, tripel +os+at, kalsium oksalat, kalsium +os+at, dan batu yang mengandung magnesium) dan 9&,u o"$&nik (misalnya, asam urat, sistin, Nantin). Se"ara radiologis, batubatu ini dikenal berupa batu radiopa;ue, (umumnya bate ini adalah batu anorganik) dan bate radiolu"ent (umumnya dari batubatu organik). Patofisiologi. Di dalam air seni terdapat pembentuk bate, yaitu asam urat dan oksalat. 4elarutan bahanbahan tersebut di dalam saluran urine tergantung pada p urine. Selain dari bahanbahan tersebut, di dalam urine terdapat juga bahan koloid, yaitu musin, asam musin, kontraitin. #ila salah satu dari ketiga bahan tersebut tidak ada, akan terjadi kristalisasi dari bahanbahan yang lain. Selanjutnya, kristalisasi berlangsung terns mengendap pada organ saluran kemih dan menjadi batu saluran kemih. 'emeriksaan diagnostik. 'emeriksaan laboratorium dilakukan dengan analisis urine (volume urine, berat jenis urine, protein, reduksi, sedimen) dan kultur urine (terhadap mikroorganisme, tes sensitivitas). Ouga dilakukan +oto ronsen dengan #7$ (bulk nier oueazicht) atau +oto abdomen. Dare pemeriksaan ini dapat diketahui batu dalam saluran kemih, "ontoh di ginjal. Sedangkan 8:' dilakukan untuk mengetahui struktur sistem kalis ginjal, ureter dan kandung kemih.
Peme"iks&&n 5N6
'emeriksaan #7$ adalah penggambaran dari ginjal dan kandung kemih kemih. 6ujuan tindakan inii untuk menilai kontur, letak dan besar batu ginjal dan untuk melekat kolunma vertebralis. 'ersiapan pasienSehari sebelum pemeriksaan, pasien barns makan bubur ke"ap. 'ukul 1A.22 pasien makan malam terakhir selanjutnya pasien puasa, dilarang merokok dan mengurangi bi"ara. 'ukul 2.22 pasien minum garam 8nggris sebanyak 2 gram. 'ukul 25.22 pasien dilakukan klisma. 'ukul 2<.22 pasien diantar ke bagian radiologi.
; Tipe 9&,u p&!& sis,em pe"kemih&n
13
6ipe bate dapat dibedakan menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, ureter, kandung kemih (vesikolitiasis), dan batu uretra.
5ATU GIN%AL
#atu yang terbentuk di ginjal dapat menetap pada beberapa tempat di ginjal seperti di kaliks minor atas, kaliks minor ba%ah, kaliks mayor, di daerah pielum, dan batu di atas up jun"tion. #atu di kaliks minor atas. #atu ini merupakan silent stones. 6anda dan gejalanya meliputi rasa pegal di daerah pinggang, sakit terusmenerus dan menekan pada daerah pinggang, kolik ginjal yang terjadi tibatiba dan menghilang se"ara perlahanlahan, rasa nyeri di daerah pinggang, menjalar ke perut tengahba%ah, selanjutnya ke arah penis dan vulva. Dapat disertai anoreksia, muntah dan perut kembung. asil pemeriksaan laboratorium dinyatakan urine tidak mengandung batu, leukosit banyak hematuri. #ila terjadi kolik, diberi analgesik dan pasien harus banyak minum. #ila merupaka n silent stones, tanpa ada tandatanda kolik, tidak ada in+eksi dan p erdarahan, pada batu ini tidak dilakukan tindakan medis. #ila menimbulkan pielone+ritis berulang, dilakukan ne+rektomi partial. al ini dikarenakan bila hanya dilakukan pengangkatan batu saja, dapat bersi+at residi+. #atu di kaliks minor ba%ah. #atu yang terdapat pada bagian ini biasanya merupakan bate koral (staghorn stone) dan berbentuk seperti arsitektur dari kaliks. #atu ini makin lama makin bertambah besar dan mendesak parenkm ginjal, sehingga parenkim ginjal makin menipis. Oadi batu ini berpotensi bahaya bagi ginjal. 0ntuk bate unilateral bila +aal ginjal lainnya masih balk, tindakan yang dilakukan adalah ne+rektomi total pada ginjal yang sakit. #ila menimbulkan ne+rotiasis dan perdarahan, dilakukan ne+rolitotomi, satu per satu. 0ntuk batu bilateral pada orang muda dengan +aal ginjal masih baik (kadar ureum dan kreatinin baik) dilakukan tindakan ne+rotomi satu per sate. 'ada orang tua, tidak dilakukan operasi, pengobatan bersi+at konservati+ yaitu dengan pemberian diuretika dan antibiotika. #atu di kaliN mayor. Oenis batunya adalah batu koral (steghorn stone) tetapi tidak menyumbat. #atu pada daerah ini, sering tidak menimbulkan gejala yang men"olok!akut, tetapi sering ditemukan terjadinya pielone+ritis karena in+eksi yang berulangulang. #atu inipun makin lama makin membesar dan mendesak parenkim ginjal sehingga parenkim makin menipis. #atu in ipun berb ahaya bagi ginja l. 0ntuk batu unilateral. bila +aal ginjal lainnya masih baik, tindakan yang dilakukan adalah ne+rektomi total, dengan alasan batu ini bersi+at residi+. Sesudah operasi sering berakibat menurunnya +ungsi ginjai karena ginjal mengalami +ibrosis. Dapat terjadi
1=
perdarahan sesudah operasi yang akhirnya memerlukan tindakan ne+rektomi. 'endapat lain mengatakan bah%a tindakan a%al yang perlu dilakukan adalah ne+tolitotomi, dan bila terjadi pendarahan, dilakukan tindakan ne+rektomi. #atu di pielum ginjal. #atubatu ini kadangkadang dapat menyumbat dan dapat menimbulkan in+eksi sehingga dapat menyebabkan nyeri kolik dan gejala lain. Sebaiknya batu pada daerah ini dilakukan pengangkatan batu, karena batu dapat tumbuh terus ke dalam kaliks mayor sehingga tindakan operasi akan lebih sulit untuk dilaksanakan. #atu di atas up jun"tion. Daerah up jun"tion merupakan salah satu tempat penyempitan ureter yang +isiologis sehingga besarnya batu diperkirakan tidak dapat melalui daerah tersebut. 6indakan penanggulangan dengan d urante operasionum disertai kalibrasi lumen up jun"tion dan batu akan residi+ kembali. 'emasangan bongie dilakukan sampai dengan ukuran 1
M 5&,u k&n!un$ kemih 2
PAT7ISILGI
#ata kandung kemih pada anak terutama karena +aktor gizi yang kurang baik, sehingga dapat mengakibatkan malnutrisi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah timbul in+eksi. 'ada in+eksi saluran kemih bakteri dapat mengakibatkan
1?
selsel epitel terlepas dan menjadi modus, kemudian mengendapkan zatzat organik dan terbentuk batu.
PEM5AGIAN 5ATU KANDUNG KEMIH
#atu buli-bull 'ada anakanak. 6anda dan gejala berupa rasa nyeri sekali pada %aktu miksi, anak menangis keras, mengejan, pada anak lakilaki menarik penisnya sambil berlari ke sana ke maNi karena menahan sakit. 4adangkadang disertai prolaps ani. 6indakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika untuk men"egah in+eksi sekunder, pemberian antispasmodik, dilakukan ketok batu dengan jalan mengosongkan kandung kemih, kemudian masukkan bongie ke dalam kandung kemih, bila hasilnya positi+ berarti ada batu. 6indakan operati+ opositi+ vesiko liotkotomi (sectio alto). 6indak lanjut opeasi batu bulibuli dilakukan bulan untuk men"egah terbentuknya batu kembali. #atu kandung kemih pada orang de%asa. 6anda dan gejala biasa disebut sebagai trias batu kandung kemih (bulibuli), yaitu hematuria, disuria, dan urine keruh (pan"aran urine terganggu dan menjadi lan"ar kembali, bila dilakukan perubahan posisi). 'emeriksaan diagnostik dilakukan dengan +oto #7$!8:' dan analisis urine. 6indakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika, antispasmodik, dan analgetik.
5&,u u"e,"&
#atu uretra biasanya adalah batu yang berasal dari ginjal atau kandung kemih. 'asien yang mengalami gangguan ini menunjukkan gejala sulit miksi. se%aktu miksi terasa sakit, urine keluar sedikitsedikit (menetes). 4andung kemih penuh berisi urine. 'emeriksaan diagnostik dengan memasukkan kateter ke dalam uretra, bila terasa ada tekanan kemungkinan uretra ter sumbat batu. 6indakan pengobatan dilakukan dengan pemberian obatobatan pelarut batu. 9akukan kateterisasi atau pungsi kandung kemih untuk mengeluarkan urine, kalau perlu dilakukan operasi. /kan balk bila dilakukan penanganan #etas "epat dan tepat, ukuran batu masih ke"il dan pungsi kandung kemih masih baik. 'asien dianjurkan untuk banyak minum. liter per hari. $lahraga terutama kegiatar. melompatlompat agar bate yang masih ke"il dapat ikut keluar bersama urine. #ila batu keluar, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis batunya 'asien diberi diet rendah protein, agar tidak terbentuk batu kembali. #ab 'enatalaksanaan 4epera%atan 'asien Gangguan Sistem 'erkemihan
M T"&um& ,"&k,us u"in&"ius
1<
6rauma traktus urinarius terjadi karena adanya benturan yang mengenai traktus urinarius. 6rauma traktus urinarius dapat mengenai ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Gangguan atau penyakit ginjal meliputi karbunkel ginjal, tuberkulosis ginjal, glomerulone+ritis (akut, kronik), ne+rotik sindrom, hindrone+rosis, gagal ginjal (akut, kronik).
PRSES KEPERAWATAN: PASIEN GANGGUAN SISTITIS ; Pen$k&'i&n
Geiala subjekti+P 'asien mengeluh seNing miksi dan bertanya tentang penyakitnya 'ada %aktu miksi terasa sakit M
4adangkadang urine keluar ber"ampur darah
P 6erasa nyeri pada daerah suprapubik dan perineal Geiala objekti+'asien #ering miksi 6erdapat hematuri 'asien meringis kesakitan se%aktu miksi (disuria) asil pemeriksaan 8:' dan sistoskopi menunjukkan adanya kelainan
M Di&$nos& kepe"&8&,&n 'erubahan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan peradangan dan in+eksi kandnug kemih. 'erubaban
pola eliminasi
urinarius
yang
berhubungan
dengan proses
peradangan. 4urang pengetahuan tentang penyakit, pera%atan dan pengobatannya.
M Pe"en=&n&&n !&n implemen,&si 876*:7S8 4'*/Q/6/7 Merecirkan nyeri "lan ketidaknyamanan. 7yeri dan ketidaknyamanan yang berkaitan dengan in+eksi saluran perkemihan "epat hilang bila
4epera%atan &edikal #edah untuk /4'* 1. 'enatalaksanaan 4epera%atan 'asien Gangguan Sistem 'erkemihan dilakukan terapi antibiotik. /gens antispasmodik mungkin berman+aat dalam meredakan kepek aan kandung kemih dan nyeri. /spirin, kompres papas pada perineum, dap rendam duduk pangs membantu menghilangkan ketidaknyamanan dap spasme.
1A
. Meredakan frekuensi! dorongan! dap hesitansi dalam berkemih. 'asien dianjurkan untuk banyak minum se"ara bebas (air adalah pilihan terbaik) untuk meningkatkan aliran darah ginjal dap membilas bakteri dari traktus urinarius. airan yang dapat mengiritasi kandung kemih (mis. kopi, teh, "ola, alkohol) dihindari. Dianjurkan seNing berkemih (setiap jam) untuk mengosonkan kandung kemih se"ara seksama, karena ini berman+a at dalam menurunkan jumlah bakteri urine, menguran gi stasis urine, dap men"egah in+eksi ulang. ". Pendidikan pasien. 'erempuan yang mengalami in+eksi urinarius berulang harus mendapat instruksi detil tentang halhal berikuta. 4urangi konsentrasi patogen pada liang vagina dengan tindakan higienik. P &andi guyur daripada mandi rendam, karena bakteri di bak mandi banyak yang memasuki uretra. P #ersihkan sekitar perineum dap meatus uretra setelah setiap de+ekasi (dengan gerakan dari depan ke belakang) b. &inum "airan dengan jumlah bebas selama sehari untuk membilas bakteri, mengeluarkan kopi, teh, "ola, "lan alkohol. ". #erkemih setiap sampai jam selama sehari dap pengosongan kandung kemih komplet. 6indakan ini men"egah distensi kandung kemih dap menurunkan suplai darah ke dinding kandung kemih, yang mempredisposisikan pasien pada 8S4. d. #ila hubungan seksual menimbulkan kejadian bakteriuria- #erkemih dengan segera setelah hubungan seksual. Gunakan dosis tunggal agens antimikroba oral setelah hubungan seksual. e. #ila bakteri terus tampak dalam urine, terapi antimikroba jangka panjang mungkin diperlukan untuk men"egah kolonisasi area periuretral dap kambuhan in+eksi. $bat harus digunakan setelah pengosongan kandung kemih sebelum pergi tidur untuk menjamin konsentrasi obat adekuat selama periode malam hari. 1. &engalami peredaan nyeria. &elaporkan tidak ada nyeri, dorongan, disuria, atau hesitansi pada saat berkemih. b. &enggunakan analgesik dap agens antimikroba sesuai ketentuan. ". &inum < sampai 12 gela "airan setiap hari. d. #erkemih setiap sampai jam. e. 0rine jernih dap bebar bau. . &eningkatkan pengetahuan tentang tindakan pen"egahan dap pengobatan. . #ebas dari komplikasia. &elaporkan tidak ada in+eksi atau gagal ginjal (mual, muntah, keletihan, pruritus).
2
b. &empunyai kadar kreatinin serum dap #07 normal, kultur darahdap urine negati+. ". &enunjukkan tanda vital dap suhu normal tidak ada tanda sepsis. d. &empertahankan haluaran urine adekuat (R2 ml!jam). PRSES KEPERAWATAN: PASIEN GANGGUAN 5ATU GIN%AL
M Pen$k&'i&n
'asien dengan ke"urigaan bate ginjal dikaji untuk nyeri dap ketidaknyamanan. #erat dap lokasi nyeri ditentukan bersamaan dengan penyebaran nyeri. 'asien juga dikaji untuk adanya gejala yang berkaitan, seperti meal, muntah, diare, dap distensi abdomen. 'engkajian kepera%atan meliputi mengobservasi tanda in+eksi traktus urinarius (menggigil, demam disuria, #ering berkemih, dap hesitansi) dap obstruksi (#ering berkemih dengan jumlah sedikit, oliguria, atau anuria). Selain itu, urine dilihat terhadap adanya darah dan pe"ahan batu. *i%ayat di+okuskan pada +aktor+aktor yang men"etuskan pasien pada bate traktus urinarius. Faktor+aktor yang men"etuskan pasien pada pembentukan batu dapat meliputi ri%ayat keluarga tentang batu, adanya kanker atau gangguan sumsum tulang, atau penggunakan agens kemoterapi, 'enyakit in+lamasi usus, atau diet tinggi kalsium atau purin. Faktor+aktor
M E<&lu&si HASIL *ANG DIHARAPKAN
4epera%atan &edikal #edah
untuk /4'* yang dapat men"etuskan
pembentukan batu pada pasien yang telah mengalami batu ginjal meliputi episode dehidrasi, imobilisasi dalam %aktu lama, dan in+eksi. 'engetahuan pasien tentang batu ginjal dan tindakan pen"egahan kejadian atau kekambuhannya juga dikaji.
M Di&$nos& kepe"&8&,&n #erdasarkan data pengkajian, diagnosa kepera%atan pasien dengan bate ginjal meliputi 7yeri yang berhubungan dengan in+lamasi, obstruksi, dan abrasi traktus urinarius 4urang pengetahuan tentang pen"egahan kekambuhan batu ginjal
-M Pe"en=&n&&n !&n implemen,&si INTERVENSI 4'*/Q/6/7
1
1. Meredakan nyeri. 'eredaan segera pada nyeri hebat karena kolik ureteral atau renal diatasi dengan analgesik narkotik. 'emberian intravena dan intramuskular dapat diresepkan untuk memberikan peredaan "epat. 'asien dianjurkan dan dibantu untuk memilih posisi yang nyaman. #ila aktivitas menimbulkan peredaan nyeri, pasien dibantu untuk ambulasi. 7yeri pasien dipantau dengan ketat, dan peningkatan kehebatannya dilaporkan dengan segera pada dokter sehingga peredaan dapat diberi kan dan tindakan tambahan dilakukan. . 'endidikan pasien. 4arma tidak diketahuai apakah batu urinarius terhadap setelah pertama kali batu tersebut terbentuk, pasien dianjurkan untuk mengikuti program untuk menghindari pembentukan bate lebih lanjut. Salah sate pen"egahannya adalah mempertahankan masukan "airan ban #ak! karena batu terbentuk dalam urine pekat. 'asien yang "enderung membentuk batu harus minum "airan "ukup untuk menge luarkan 222 sampai 5222 ml urine setiap 5 jam. harus mentaati diet yang ditentukan, dan harus menghindari peningkatan suhu lingkungan tibatiba, yang dapat menyebabkan penurunan volume urine. 'ekerjaan dan aktivitas yang menimbulkan berkeringat hebat dapat menimbulkan dehidrasi hebat- karenannya masukan "airan harus ditingkatkan. airan yang "ukup harus diminum pada sore hari untuk men"egah urine menjadi terlalu pekat pada malam hari. 4ultur urine dilakukan setiap 1 sampai bulan pada tahun pertama dan kemudian se"ara periodik. 1.
&engalami peredaan nyeri
.
&enunjukkan peningkatan pengetahuan tentang perilaku sehat untuk men"egah kekambuhan. a. &engkonsumsi masukan "airan tinggi (121 gelas "airan per hari) b. &elakukan aktivitas yang tepat. b. &engkonsumsi diet yang ditentukan untuk mengurangi +aktor+aktor diet yang men"etuskan pembentukan batu. ". &engidenti+ikasi gejala yang harus dilaporkan pada pemberi pera%atan kesehatan (demam, menggigil, nyeri panggul, hematuria). e. 'antau p urinarius sesuai petunjuk. d. &enggunakan obat yang diresepkan sesuai petunjuk untuk mengurangi pembentukan batu.
. 6idak ada komplikasi. a. 6idak menunjukkan sepsis dan in+eksi. b. #erkemih 22 sampai 522 ml urin e jernih tanpa sel darah merah setiap berkemih. ". &elaporkan tidak ada disuria, sering berkemih, dan hesitansi. d. 6idak menunjukkan suhu tubuh normal.
PRSES KEPERAWATAN: PASIEN GLMERULNE7RITIS AKUT
; Pen$k&'i&n
*i%ayat
komprehensi+ harus
dilakukan
pada
pasien dengan ke"urigaan
glomerulone+ritis tentang adanya in+eksi traktus respiratorius atas yang baru dan in+eksi kulit, atau ri%ayat glomerulone+ritis. /danya prosedur invasi+ juga harus ditanyakan. 'emeriksaan +isik dapat menunjukkan asites, e+usi pleural, dan mani+estasi gagal jantung kongesti+ dengan edema pare. 0rine harus diperiksa dengan ketat terhadap %arna, jumlah, dan adanya substansi abnormal. 6anda vital harus diperiksa dengan ketat, khususnya tekanan darah.
Di&$nos& kepe"&8&,&n
'erubahan nutrisi- kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia dan penurunan kebutuhan metabolik. #ab 'enatalaksanaan 4epera%atan 'asien Gangguan Sistem 'erkemihan
M E<&lu&si HASIL*ANGDIHARAPKAN
4epera%atan &edikal #edah untuk /4'* #ab 'enatalaksanaan 4epera%atan 'asien Gangguan Sistem 'erkemihan 4elebihan volume "airan yang berhubungan dengan penurunan haluaran urine. 4eletihan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik karena penyakit. *isiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan ede ma. *isiko terhadap in+eksi yang berhubungan dengan perubahan respons imun sekunder akibat pengobatan.
M Pe"en=&n&&n !&n implemen,&si 876*:7S8 4'*/Q/6/7 1. &emenuhi kebutuhan nutrisi. 'enting sekali melindungi ginjal sementara ginjal tersebut memulihkan +ungsinya. Diet ditentukan oleh dokter yang se"ara umum tinggi kalori dan rendah protein. Diet ini menghindari katabolisme protein dan memungkinkan ginjal
beristirahat karena ginjal berperan lebih sedikit menangani molekul dan metabolit protein.
Derajat
pembatasan
protein
bergantung
pada
jumlah
protein
yang
diekskresikan dalam urine dan kebutuhan pasien. 7atrium juga dibatasi bergantung pada jumla edema yang ada. /noreksia. mual dan muntah dapat mempengaruhi masukan adekuat, yang menuntut intervensi kreati+ pada pihak pera%at. /hli diet dapat membantu meren"anakan diet klien dalam keadaan pembatasan ini. &empertahankan keseimbangan "airan. 4eseimbangan "airan yang tepat adalah penting. 'emantauan yang tepat terhadap berat badan dan masukan serta haluaran membantu menentukan progresi edema karena memberikan perkiraan +ungsi ginjal. 'engukuran harian terhadap +ungsi ginjal (mis. kaki dan abdomen) juga memberikan perkiraan +ungsi ginjal. &asukan "airan harus dibatasi. *asa ha%s dapat diatasi dengan menghisap permen atau menggunakan batu es daripada segelas air. #antu pasien untuk meren"anakan distribusi "airan selama sehari (mis. bersamaan dengan makan). . &emenuhi kebutuhan istirahat. 8stirahat adalah pentingbaik se"ara +isik dan emosi. 6erdapat hubungan antara aktivitas dan jumlah hematuria dam proteinuria. 9atihan juga meningkatkan aktivitas katabolik. /ktivitas yang diizinkan bergantung pada basil pemeriksaan urinalisis. 6irah baring dilakukan sesuai dengan periode aktivitas yang sangat dibatasi, dapat dilanjutkan selama beberapa minggu sampai bulan. /ktivitas pengalih yang tepat dapat membantu pasien menghadapi imobilitas +isik yang lama ini. $. Memelihara integritas kulit. dema mempengaruhi nutrisi selular, yang membuat klien lebih rentan terhadap kerusakan kulit. Gunakan ke%aspadaan untuk men"egah komplikasi ini. 8ntervensi meliputi higiene yang baik, masase, dan perubahan posisi, serta penggunaan tindakan pro+ilaktik seperti alat di tempat tidur. %. Mencegah infeksi. Glomerulus sangat menurunkan pertahanan tubuh pasien terhadap in+eksi, khususnya organisme streptokokal. 4arenanya, imunosupresi+ dan kortikosteroid lebih lanjut menurunkan pertahanan pasien. &eskipun isolasi tidak perlu, diperlukan perlindungan klien dari orang yang mengalami in+eksi. 6indakan pendukung umum membantu menguatkan mekanisme pertahankan pasien. 'enyuluhan pasien harus men"akup "ara yang tepat untuk menghindari in+eksi, khususnya in+eksi pernapasan dan saluran kemih.
M E<&lu&si HASIL *ANG DIHARAPKAN
1. 'asien mempertahankan masukan nutrisi adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya penurunan berat badan, tidak ada keseimbangan nitrogen negati+, dan elektrolit normal. . 'asien mempertahankan masukan dan haluaran seimbang, dibuktikan oleh tidak adanya mani+estasi edema atau kelebihan beban "airan.
5
. 'asien mengalami keseimbangan istirahat dan aktivitas yang adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya keluhan keletihan. 5. 'asien tidak mengalami kerusakan kulit, dibuktikan oleh kulit tetap utuh. %. 'asien tidak mengalami in+eksi, dibuktikan oleh suhu normal.
3