ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
Ns. Sasteri Yuliyanti, S.Kep
SISTEM PERKEMIHAN
Merupakan sistem yang menghasilkan urin untuk mengeluarkan produk-produk sisa dari tubuh
Sistem perkemihan terdiri dari : 1.
Ginjal
2.
Ureter
3.
Vesika urinaria
4.
Uretra
Sistem perkemihan
1.
Ginjal
Anatomi dan Fisiologi
- Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh - Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya hilus - Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening - Struktur fungsional ginjal : Nefron
Anatomi dan Fisiologi 2.
Ureter - Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron² simpatis. Terdiri dari dua bagian : – pars abdominalis – pars pelvina Tiga tempat penyempitan pada ureter : – uretero- pelvic junction – tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis – muara ureter ke dalam vesica urinaria
Anatomi dan Fisiologi 3. Vesica Urinaria •
•
•
•
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Vesica urinaria mempunyai bagian: • Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. • Corpus • Fundus Vesica urinaria dipersarafi oleh saraf otonom
4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter, vesica urinaria.
Anatomi dan Fisiologi
Unit fungsional ginjal adalah nefron, yang pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron
Setiap nefron mempunyai dua komponen utama: 1) Glomerulus ( kapiler glomerulus ) yang dilalui sejumlah besar cairan yang difiltrasi dari darah. 2) Tubulus yang panjang dimana cairan hasil filtrasi di ubah menjadi urin dalam perjalanannya menuju pelvis ginjal.
Kecepatan eksresi berbagal zat dalam urin menunjukkan jumlah ketiga proses ginjal yaitu : Filtrasi glomerulus, reabsorpsi zat dari tubulus renal kedalam darah dan sekresi zat dari darah ke tubulus renal. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sjumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowmen. Fungsi primer ginjal adalah rnempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam batas-batas normal Fungsi lain dari ginjal yaitu memproduksi renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
Proses berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih).
Vesika urinaria dpt menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250 – 450 cc (pd org dewasa) dan 200 – 250 cc( pd anak2)
Mekanisme berkemih
Vesika urinaria berisi urine saraf2 dinding vesika urinaria medulla spinalis kortek serebral (pst pengontrol berkemih) otak mll medula spnalis neuromotoris tjd koneksasi otot detrusor & relaksasi otot internal urine dilepas dr vesika urinaria; masih tertahan sfingter eksternal relaksasi sfingter eksternal berkemih
Komposisi urine
Air (96%)
Larutan (4%)
a. larutan organik : urea, amonia, kreatin, & as. Urat b. larutan anorganik : natrium, klorida, kalium, sulfat, magnesium, fosfor dsb.
Faktor yg mempengaruhi eliminasi urine
Diit dan asupan
Respon keinginan awal utk berkemih
Gaya hidup
Stres psikologik
Tingkat aktivitas
Tingkat perkembangan
Kondisi penyakit
Sosiokultural
Kebiasaan seseorang
Tonus otot
Pembedahan
Pengobatan
Pemeriksaan diagnostik
Masalah/gangguan eliminasi urine
Retensi urin : penumpukan urine dlm vu akibat ketidak mampuan vu utk mengosongkan vu shg menyebabkan distensi vu Inkontinensia urine : ketidak mampuan otot sfingter eksternal sementara/ menetap untuk mengontrol ekskresi urine Enuresis : ketidak sanggupan menahan kemih (ngompol) Perubahan pola eliminasi urine : keadaan seseorang yg mengalami g3 pd eliminasi urine yg disebabkan oleh obstruksi anatomi, kerusakan motorik sensorik, infeksi sal kemih
Perubahan pola eliminasi urine : keadaan seseorang yg mengalami gangguan pada eliminasi urine yg disebabkan oleh obstruksi anatomi, kerusakan motorik sensorik, infeksi sal uran kemih a. Disuria, rasa sakit & kesulitan dlm berkemih b. Poliuria, produksi urin abnormal dlm jml besar c. Urinaria supresi, berhentinya produksi urin scr mendadak
Tindakan mengatasi masalah eliminasi urine
Menolong buang air kecil (BAK) dengan menggunakan urinal
Melakukan kateterisasi
Etiologi a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Intake cairan Jumlah dan tipe makanan Aktivitas Obstruksi Infeksi Kehamilan Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat Trauma sumsum tulang belakang Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis, kandung kemih,urethra. Umur Penggunaan obat-obatan
Faktor predisposisi/Faktor pencetus a.
Respon keinginan awal untuk berkemih
b.
Gaya hidup
c.
Stress psikologi
d.
Tingkat perkembangan
e.
Kondisi Patologis
f.
Obat-obatan
Tanda dan gejala Retensi Urin 1) 2)
Ketidak nyamanan daerah pubis. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
3)
Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
4)
Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5)
Ketidaksanggupan untuk berkemih
Inkontinensia urin 1)
pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
2)
pasien sering mengompol
Pengkajian 1.Riwayat keperawatan eliminasi a)
Pola eliminasi
b)
Gambaran urin dan perubahan yang terjadi
c)
Masalah eliminasi
d)
Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat bantu,diet, cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.
Riwayat kesehatan Anamnesis yang meliputi : Keluhan utama, riwayat penyakit lain yang pernah dideritanya maupun pernah diderita oleh keluarganya dan riwayat penyakit yang diderita saat ini Nyeri Riwayat infeksi traktus urinarius mencakup terapi atau perawatan yang dialami, gejala panas, riwayat pengunaan kateter Gejala kelainan urinasi : disuri, hesitancy, inkontinensia Adakah riwayat : hematuri, nokturi, renal kalkuli, kelainan yang mempengaruhi fungsi ginjal
Untuk wanita : persalinan, infeksi vagina
Pajanan dengan zat-zat toksin
Riwayat merokok
Penggunaan obat atau alkohol
2.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi urine meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi
Dilakukan secara menyeluruh
Fokus pada sistem urinary
Pemeriksaan ginjal
Pemeriksaan buli-buli
Pemeriksaan genetalia eksterna
Rectal toucher
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan Penunjang 1.
Pemeriksaan USG
2.
Pemeriksaan foto rontgen
3.
Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
Pemeriksaan laboratorium Urinalisis Pemeriksaan darah rutin Faal ginjal Elektrolit Faal hepar, faal pembekuan Tumor marker Analisis semen Analisis batu Kultur urin Sitologi urin PA
Pemeriksaan radiologi Foto polos abdomen PIV Uretrografi RPG APG USG Ct Scan Sintigrafi
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Kelebihan volume cairan b.d penurunan filtrasi glomerulus dan retensi cairan
2.
Resiko infeksi b.d gangguan sistem imun dan pertahanan tubuh
3.
Cemas b.d diagnosis keganasan dan kemungkinan metastase
4.
Nyeri b.d inflamasi, sumbatan dan abrasi saluran kemih oleh pindahnya batu
DIAGNOSA KEPERAWATAN 5. Gangguan eliminasi urin b.d sumbatan aliran urin oleh batu 6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 7. Ketidakefektifan perfusi ginjal berhubungan dengan trauma 8. Resiko kerusakan integritas kulit 9. Kurang pengetahuan
PERENCANAAN Tujuan
Memahami eliminasi urin nomal
Meningkatkan pengeluaran urin yang normal
Mencapai pengosongan kandung kemih yg lengkap
Mencegah infeksi
Mempertahankan integritas kulit
Mendapatkan rasa aman
Intervensi
Peningkatan kesehatan untuk memelihara serta melindungi fungsi sistem kemih Penyuluhan klien Meningkatkan perkemihan normal Menstimulasi reflek berkemih Mempertahankan kebiasaan eliminasi Mempertahankan asupan cairan yg adekuat Meningkatkan pengosongan kandung kemih scr lengkap. Pencegahan infeksi Pemeliharaan perineum yg baik
Perawatan akut Kateterisasi Memasukkan selang plastik aau karet mll uretra ke kandung kemih. Meredakan rasa tidak nyaman akibat distensi kandung kemih Mengambil spesimen urin steril Mengkaji residu urin setelh pengosongan kandung kemih Penatalaksanaan jangka panjang klien yg mengalami cidera medula spinalis
Perawatan Restorasi
Menguatkan otot panggul Meningkatkan kontraksi otot dasar panggul. Mempertahankan integritas kulit Cuci kulit yg teriritasi urin dgn sabun dan air hangat Pakai pelembab Bladder training Melatih kembali kandung kemih untuk mengembalikan pola normal perkemihan
Evaluasi
Klien mampu berkemih secara normal tanpa mengalami gejala-gejala ggn perkemihan
Karakteristik urin : kekuningan, jernih, tidak mengandung unsur yg abnormal
Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yg mempengaruhi eliminasi
Tidak terjadi komplikasi akibat perubahan pola eliminasi