Definisi MCS yang dikemukakan oleh Simons, " Formalized and procedures that use information to maintain or alterpatterns in organizational activity. These system include formalized information-based processes for planning, budgeting, cost control, environment scanning, competitor analysis perfomance evaluation, resource aloocation, and employee reward"
Definisi diatas menggambarkan bahwa MCS merupakan alat implementasi inteded strategy, sehingga sistem pengendalian dipilih oleh manajemen tergantung dengan selaras dengan strategi yang akan diterapkan dalam organisasi. Sebagaiman dikemukakan oleh Simon, bahwa strategi adalah faktor yang sangat penting dalam merancang dan menggunakan MCS, sehingga MCS dimodifikasi sesuai dengan strategi yang diterapkan perusahaan.
Kerangka atau model pengendalian yang dikenal dengan four levers of control merupakan integrasi dari belief system, boundary system, diagnostic control system, dan interactive control system. Setiap sistem saling melengkapi dan secara bersamaan membentuk pengendalian dalam implementasi strategi bisnis.
BELIEF AND BOUNDARY SYSTEM
Sistem kepercayaan merupakan sistem formal yang digunakan oleh manajer untuk mendefinisikan, mengkomunikasikan nilai – nilai inti perusahaan dalam rangka untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan untuk mencari, mengeksplorasi, membuat, serta mengeluarkan upaya dalam tindakan yang tepat.
Sistem batasan merupakan sistem yang digunakan top manajer untuk mengkomunikasikan batasan dan aturan organisasi untuk dihormati, memberitahu karyawan apa yang mereka tidak boleh lakukan, dengan tujuan memungkinkan karyawan memiliki kebebasan berinovasi, menggali, menciptakan, dan mencapai standar tertentu, berisi tentang aturan, batasan dan larangan dalam kode etik organisasi, sistem perencanaan strategis, sistem penganggaran.
Keyakinan sistem dapat memberikan momentum dan bimbingan untuk mencari peluang perilaku/ tindak-tanduk karena sistem keyakinan memiliki tujuan utama untuk menginspirasi dan memotivasi pencari peluang. Jadi manajer harus mengeksplor bawahannya untuk menciptakan peluang sebanyak-banyaknya. Peluang dapat dikembangkan secara dramatis ketika peluang itu dapat dibaca dengan baik oleh setiap individu yang menjalankan organisasi. Manajer puncak dapat mengubah arah strategi ketika manajer dihadapkan dengan ketidakpastian. Pemimpin puncak dan manajer yang kompeten memahami kekuatan yang memberikan kepercayaan dan memberikan inspirasi. Ketika senior manajer sering tidak mengakui manfaat ekonomi atau strategi ketika menetapkan batasan-batasan kode etik bisnis. Karena alasannya biaya yang dibutuhkan untuk menetapkan batasan kode etik bisnis selalu dihindari manajer, dan baru akan dibuat ketika perusahaan atau unit organisasi telah tercemar nama baiknya atau kehilangan aset yang dimiliki.
"Strategies Boundaries : When Excessive and experimation risk dissipating the resources of the firm" yaitu pada saat tidak adanya strategi batasan kode etik yang jelas di dalam perusahaan maka akan terjadi konflik kepentingan dengan adanya perbedaan diantara sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jika hal tersebut terjadi maka kemungkinan besar tujuan perusahaan akan sulit dicapai, sehingga harus dilakukan strategi batasan kode etik perusahaan tanpa membatasi kreativitas atau ide yang muncul dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri, asalkan masih lingkup misi dan vis perusahaan.