PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY QUADRIPLEGI QUADRIP LEGI ATETOID ATETOID
Disusun oleh:
1. &. 0.
Gusi Gusi B!"us B!"us E#! S!$u% S!$u%! ! Y!s! T!n Niss!!- A%i/!h Tin! An""elin! u ui!%! De De2i
P &'&&() &'&&()1* 1* )+, P &'&&()1* 1&1 P &'&&()1* 1& 1&&
PROGRA STUDI DI3 FISIOTERAPI 4URUSAN FISIOTERAPI POLTEKKES POLTEKKES KEENKES SURAKARTA SURAKARTA &)1' PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS 0
CEREBRAL PALSY SPASTIK SPASTIK QUADRIPLEGI QUADRIPLE GI ATETOID ATETOID
Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal:....................................... tanggal:................................................ .........
Mengetahui, Kepala Fisioterapi Klinik PNTC
\asasjkhabhvkhsavjkhvk
Menyetujui, Pebibing
!ntan "erlina#ati "erlin a#ati , $$T. FT N!P.
1
BAB I PENDA5ULUAN 1. L!! L!!%% Bel! Bel!#! #!n" n" !s !s!l !l!h !h %adan Kesehatan &unia '(")* pada tahun +- eperkirakan julah
anak anak peny penyan anda dang ng aa aatt di !ndo !ndone nesi siaa sekit sekitar ar /01 /012 2 dari dari jul julah ah pend pendud uduk uk !ndonesia. $ebagian besar anak penyandang aat atau sekitar+34.+4 anak berada di asyarakat dala pebinaan dan penga#asan orang tua dan keluarga. Pada uu uuny nyaa erek erekaa belu belu end endap apat atka kan n pelay pelayan anan an keseh kesehat atan an sebag sebagai aia ana na estin estinya ya '&epkes '&epkes,, +11*. +11*. Keaat Keaatan an ini tibul tibul karena karena ba#aan ba#aan lahir lahir ataupu ataupun n didapa didapatt setelah setelah lahir lahir.. 5dapun 5dapun 6aktor 6aktor06ak 06aktor tor yang yang epen epengar garuhi uhi yaitu yaitu natal, natal, prenatal, postnatal, dan sosial ekonoi. %anyak %anyak jenis jenis keaa keaatan tan yang yang terjad terjadii pada pada anak, anak, dianta diantaran ranya ya Cerebr Cerebral al Palsy. Cerebral Palsy sendiri erupakan sekelopok gangguan gerak atau postur yang disebabkan oleh lesi yang tidak progresi6 yang enyerang otak yang sedang berkebang atau iature. 7esi yang terjadi si6atnya enetap selaa hidup, tetapi tetapi peruba perubahan han gejala gejala bisa bisa terjad terjadii sebaga sebagaii akibat akibat proses proses pertu pertubuh buhan an dan aturasi otak. Kerusakan jaringan sara6 yang tidak progresi6 pada saat prenatal dan sapai + tahun post natal terasuk dala kelopok Cerebral Palsy. &i !ndonesia 104 dari setiap 1. anak yang lahir hidup di !ndonesia eiliki kondisi tersebut. $edangkan di 8$5 ada keenderungan peningkatan prevalensi pada dua deade terakhir. terakhir. "al ini disebabkan keajuan penanganan obstetri obstetri dan perinatal, sehingga terdapat peningkatan peningkatan bayi iature, berat lahir rendah rendah dan bayi bayi preat preature ure dengan dengan kopli koplikas kasii yang yang bertah bertahan an hidup. hidup. !nsiden !nsiden bervariasi antara +0+,4 91 bayi lahir hidup. 'lita Mardiani, +;* +;*
2
Cerebral Palsy bukanlah terasuk penyakit seara tersendiri, tetapi istilah yang diberikan untuk sekelopok gejala otorik yang bervariasi akibat lesi otak yang tidak progresi6. 5kibat lesi otak yang bervariasi aka unul berbagai aa klasi6ikasi Cerebral Palsy, diantaranya berdasarkan bagian tubuh yang terkena atau topogra6inya pada tubuh< heiplegi, diplegi atau =uadriplegi< gangguan otorik yang doinan apakah itu spasti, 6loopy, atau athetose. Nantinya dala akalah ini akan dibahas seara endala tentang Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid. &. Ru6us!n !s!l!h
%erdasarkan latar belakang di atas, aka ruusan asalah yang diangkat adalah ?%agaiana penatalaksanaan 6isioterapi pada kasus Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid@A.
0. Tu7u!n Penulis!n
Tujuan dari penulisan akalah ini adalah agar pebaa eahai penatalaksanaan 6isioterapi pada kasus Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid.
*. !n8!! Penulis!n Man6aat dari penulisan akalah ini adalah: 1. Teoritis 8ntuk enabah #a#asan tentang an6aat penatalaksanaan 6isioterapi
pada kasus Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid.
3
+. Praktis a. %agi penulis Melatih kreati6itas penulis dala enuangkan gagasan peikiran tentang suatu kajian atau topik dari ilu0ilu yang sudah dipelajari. b. %agi pebaa 5gar pebaa engetahui bagaiana penatalaksanaan 6isioterapi pada kasus Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid.
BAB II TIN4AUAN PUSTAKA A. Des#%i$si K!sus
1. $ejarah )rang yang pertaa kali eperkenalkan istilah Cerebral Palsy 'CP* adalah Penyakit CP diperkenalkan pertaa kali oleh (illia Bohn 7ittle '1D-*, yang enyebutnya dengan istilah Cerebral Diplegia, sebagai akibat dari preaturitas atau a6iksia neonatoru. $ir (illia )lser adalah yang pertaa kali
4
eperkenalkan istilah cerebral palsy, sedangkan $igund Freud enyebutnya dengan istilah Infantile Cerebral Paralysis. +. &e6inisi Menurut 'Karel, 13;;* Cerebral palsy erupakan hasil perkebangan yang salah dari otak dengan karakteristik non0progresive dan terbentuk pada asa a#al anak0anak. $edangkan enurut '7ike (u,dkk: +1D*, Cerebral berarti otak, palsy berarti kelupuhan. Cerebral palsy erupakan brain injury yaitu suatu kondisi yang epengaruhi pengendalian siste otori sebagai akibat lesi dala otak, atau suatu penyakit neurouskuler yang disebabkan oleh gangguan perkebangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan 6ungsi otorik '$oanti, +/*. &ala kaus kedokteran dorlan '+4* de6inisi CP yaitu setiap kelopok gangguan otorik yang enetap, tidak progresi6, yang terjadi pada anak keil yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat traua lahir atau patologi intrauterine. Eangguan ini ditandai dengan perkebangan otorik yang abnoral atau terlabat, seperti paraplegia spastik, heiplegia atau tetraplegia, yang sering disertai dengan retardasi ental, kejang atau ataksia. &ari uraian di atas, dapat disipulkan bah#a de6inisi cerebral palsy erupakan suatu gangguan tubuh kebang otorik anak yang disebabkan karena adanya kerusan pada otak yang bisa terjadi pada periode prenatal, natal, aupun postnatal dengan karakteristik gangguan pada tonus postural, otor ontrol, postural ontrol, keterbatasan 6ungsi dan disabilitas. B. ANATOI SISTE SARAF
5
$iste sara6 anusia terdiri dari tiga, yaitu siste sara6 pusat otak 'otak dan edula spinalis*, siste sara6 tepi 'sara6 cranialis dan spinalis* dan siste sara6 autono 'sipatik parasipatik*. &isini ditekankan engenai siste sara6 pusat. 1. $iste $ara6 Pusat '$$P* a. )tak )tak erupakan bagian pertaa dari siste sara6 pusat yang engalai perubahan dan pebesaran. %agian ini dilindungi oleh tiga selaput pelindung 'meningen* dan berada di dala rongga tulang tengkorak 'Chusid, 133*. )tak terdiri dari epat bagian besar yaitu cerebrum 'otak besar*, cerebelum 'otak
keil*, dan brainstem 'batang otak* dan diensefalon '$atyanegara, 133*. 1.* Cerebrum 'otak besar* Cerebrum terdiri dari dua heis6er erebri, orpus olosu dan orteks serebri. Masing0asing heis6er serebri terdiri dari lobus 6rontalis yang
6
erupakan area otorik prier yang bertanggung ja#ab untuk gerakan0gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan eproses dan engintegrasi in6orasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus teporalis yang erupakan area sensorik untuk ipuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang engandung korteks penglihatan prier, eneria in6orasi penglihatan dan enyadari sensasi #arna.
+.* Cerebelum 'otak keil* Cerebelum terletak di dala fosa crani’i posterior dan ditutupi oleh duraater yang enyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang eisahkannya dari bagian posterior cerebrum. Fungsi utaanya adalah sebagai pusat re6leks yang engkoordinasi dan eperhalus gerakan otot, serta engubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk epertahankan keseibangan sikap tubuh. -.* Brainstem '%atang otak* Terdiri dari tiga bagian, dari ba#ah ke atas yakni medula oblongata, pons dan mesensefalon 'otak tengah*. Medula oblongata erupakan pusat re6leks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, perna6asan, bersin, batuk, enelan, pengeluaran air liur dan untah. Pons erupakan ata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang enyatukan heis6er serebri dan serebelu. Mesensefalon erupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut sara6 asenden dan desenden dan pusat stiulus sara6 pendengaran dan penglihatan. D.* Diensefalon &iense6alon di bagi epat #ilayah yaitu talaus, subtalaus, epitalaus dan hipotalaus. Talaus erupakan stasiun peneria dan pengintegrasi subkortikal yang penting. $ubtalaus 6ungsinya belu dapat diengerti
7
sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalaus akan enibulkan heibalisus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhepas kuat pada satu sisi tubuh. pitalaus berperanan pada beberapa dorongan eosi dasar seseorang. "ipotalaus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari siste susunan sara6 otono peri6er yang enyertai ekspresi tingkah dan eosi. b. Medula $pinalis Medula spinalis erupakan struktur berbentuk selinder yang berdiaeter G + dan terdiri dari bagian putih, dan bagian abu0abu. Medula spinalis berada di canalis central vertebra yang dikelilingi oleh struktur tulang 'ollu vertebra*. Meanjang dari 6oraen agnu yang berada di dasar tengkorak sapai setinggi 7107+ yang disebut conus medullaris. Medula spinalis ber6ungsi sebagai penghubung stiulus dari distal ke proHial 'otak* dan sebaliknya. Medula spinalis terdiri dari sara6 sensorik 'sara6 afferent * dan sara6 otorik 'sara6 efferent *. $ara6 afferent enghantarkan rangsangan dari reseptor sensoris ke siste sara6 pusat. Ieseptor sensoris terdapat di dendrit atau badan sel
yang
eneria rangsangan 6isik atau kiia#i. $ara6 efferent eba#a in6orasi keluar $$P ke organ sasaran 'sel otot atau kelenjar*. C. Eiolo"i Pada dasarnya penyebab CP terbagi enjadi: a. $ebelu lahir 'Prenatal*: Terjadi pada saat pebentukan janin dan
selaa bayi di kandungan sehingga enghasilkan keadaan tidak noral yang berhubungan langsung dengan kerusakan jaringan sara6. Misalnya oleh in6eksi pada saat kehailan terjadi di usia kehailan triester pertaa 'Toksoplasa, rubella dan penyakit inklusi sitoegalik*. Penyebab lain, ibu enderita penyakit
8
berat seperti ti6us, kolera, alaria kronis, si6ilis, T%C, dan lainnya yang berpengaruh pada janin. !n6eksi0in6eksi ini engganggu perkebangan jaringan otak hingga enibulkan kerusakan jaringan otak. Badi, saat bayi lahir jaringan otaknya tak berkebang sepurna dan eungkinkan terjadi CP. b. $aat lahir 'Natal*: 0 "ipoksia : Penyebab yang terbanyak diteukan saat kelahiran ialah brain injury. Keadaan inilah yang enyebabkan terjadinya hipoksia. "al ini terdapat pada kelahiran bayi abnoral, disproporsi se6alo0pelvik, partus laa, plasenta previa, in6eksi plasenta, partus enggunakan bantuan instruen tertentu dan lahir dengan bedah aesar. 0 Perdarahan otak : Perdarahan dan hipoksia dapat terjadi bersaa0 saa, sehingga sukar ebedakannya. Perdarahan dapat terjadi di ruang sub aracnoid yang akan enyebabkan penyubatan airan cerebro spinalis sehingga engakibatkan idrocepalus . Perdarahan di ruang subdural dapat enekan korteks serebri sehingga tibul kelupuhan spastik. 0 !kterus : !kterus pada asa neonatal dapat enyebabkan kerusakan jaringan otak yang peranen akibat asuknya bilirubin ke ganglia basalis, isalnya pada kelainan inkopatibilitas golongan darah. 0 Preaturitas : Peaturitas dapat diartikan sebagai kelahiran kurang bulan, lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan usia kelahiran atau terjadi dua hal tesebut. .
$etelah kelahiran 'Post Natal*: Kerusakan yang terjadi pada
jaringan otak yang engganggu perkebangan dapat enyebabkan CP. Misalnya pada traua kapitis, eningitis,ensepalitis dan luka parut pada otak pasa bedah. %ayi dengan berat badan lahir rendah juga berpotensi engalai CP. D. P!o8isiolo"i
9
Pada otak neonatus preatur terdapat dua jenis kelainan yang ungkin terjadi
yaitu Intraventricular
emorrage
'!J"*
dan
Periventricular
!eukomalacia 'PJ7*. Kedua kelainan tersebut eningkatkan resiko terjadinya Cerebral Palsy 'CP*. Keduanya dapat enyebabkan CP karena traktus kortikospinalis tersusun dari akson descending motor yang elalui region periventriular. !J" erupakan pendarahan dari atriks subependial di dala ventrikel otak. Pebuluh darah di sekitar ventrikel terlabat berkebang pada triester ketiga sehingga pada bayi preatur pebuluh darah periventrikularnya belu berkebang dengan sepurna dan enjadi 6aktor predisposisi ereka untuk eningkatkan risiko !J". %ayi preatur berisiko CP tergantung dari tingkat keparahan !J". $elain itu, !J" juga eningkatkan risiko PJ7. &iana PJ7 juga erupakan 6aktor risiko tinggi enyebabkan CP. Periventricular "ite matter dala otak neonatus disuplai darah oleh segen distal dari arteri erebri. %ayi preatur aupun ukup bulan eiliki suplai aliran darah yang rendah sehingga rentan untuk engalai iskeik. !n6eksi dan in6laasi dapat eningkatkan aktivasi sel ikrogial dan rilisnya sitokinin yang dapat enyebabkan kerusakan sel yang berperan dala perkebangan otak. 5danya in6eksi juga engaktivasi sel ikrogial diana sel tersebut elepaskan radikal bebas. Pada bayi lahir ukup bulan, siste sirkulasi dan otoregulasinya sudah enyerupai orang de#asa, sehingga idera yang ungkin terjadi dikarenakan adanya pendarahan aupun iskeik pada otak. Cidera akibat adanya iskeik dan
10
pendarahan biasanya engenai "atersed area yang erupakan ujung dari arteri erebri utaa dan pada basal ganglia yang dapat enyebabkan CP diskinetik 'Iogers (ong, +1;*. E. 4enis Ce%e9%!l P!ls/
a. 5taksia Menurut 'Cleent et al: 13D* jenis CP 5taksia ini engenai 4012 penderita CP. Pada kondisi ini yang engalai gangguan yakni di erebelu. Ie6leks priiti6 yang lebih doinan adalah oro dan ekstensor thrust. Penderita akan eiliki koordinasi yang buruk, pola jalan dengan base 'jarak kedua kaki* lebar, dan gerakannya tidak stabil. Pada CP tipe ini terjadi abnoralitas bentuk postur tubuh dan atau disertai dengan abnoralitas gerakan. )tak kehilangan koordinasi uskular sehingga kekuatan, iraa dan akurasi gerakangerakan yang dihasilkan enjadi abnoral. b. $pastik Penderita CP sekitar /02 adalah CP jenis spastik, ditandai oleh hipertonus, kekakuan otot berlebih dan seara peranen bisa enjadi kontraktur. Ie6leks priiti6 yang doinan adalah $TNI ' #ymetrical $onic %eck &efle'* dan fleksor "it dra"l . . 5thetoid Pada kondisi ini yang engalai kerusan yakni pada ekstrapiraidal. Karakteristik yang ditapakkan adalah gerakangerakan yang involunter dengan ayunan yang elebar. d. Capuran 'koreo* Cerebral palsy apuran enunjukkan ani6estasi spastik dan athetoid, seringkali diteukan adanya koponen ataksia.
11
&istribusi CP sendiri terbagi atas beberapa aa, tergantung bagian tubuh yang terkena: 1.* Monoplegia Pada onoplegia, hanya satu ekstreitas saja yang engalai gangguan. 8unya hal ini terjadi pada ekstreitas atas.
+.* &iplegia
Terjadi di anggota tubuh pada ekstreitas ba#ah.
-.* "eiplegia Menyerang ekstreitas atas atau enyerang lengan pada salah satu sisi tubuh.
D.* Triplegia Menyerang tiga buah ekstreitas. 8unya enyerang lengan pada kedua sisi tubuh dan salah satu kaki pada salah salah satu sisi tubuh. 4.* >uadriplegia Menyerang ekstreitas atas dan juga ekstreitas ba#ah.
12
F.Des#%i$si P%o9le6!i#! Fisioe%!$i
Menurut international classification of functioning, disability and ealt '!CF* diagnosis kesehatan kepada pasien terutaa dibidang 6isioterapi dapat dibagi enjadi - yaitu impairment, functional limitation, dan participation of restriction. &iagnosis 6isioterapi yang terjadi pada anak dengan kondisi CP >uadriplegi 5tetoid eliputi :
1. Impairment : adanya involuntery ovenet'hiperkinetik* pada kepala, 5E5 dan 5E%, adanya spase otot para vertebra< adanya hipertonus otot gastroneius< adanya hipotonus otot $CM, =uadrieps 6eoris, gluteus aHius, abdoinal, deltoid< postur tubuh yang enderung 6leksi. +. (unctional limitation adanya habatan keapuan 6ungsional dasar pasien seperti erayap,erangkak, berdiri dan berjalan. -. Participation restriction yaitu kurangnya akti6itas anak dikarenakan asih bergantung pada orang tua dan belu apu berain dengan teen sebayanya karena ketidakapuan 6isik.
G. Te#nolo"i Ine%ensi Fisioe%!$i
1. %euro senso %euro senso adalah suatu etode untuk intervensi atau terapi untuk anak0 anak yang engalai gangguan perkebangan dan pertubuhan neurologisnya, sehingga pada anak0anak yang engalai gangguan tersebut diberikan stiulasi sensoris pada reseptor taktil 'seluruh tubuh* sebagai pintu utaa seua
13
rangsangan atau stiulus yang asuk 'Takarini, +1+*. &ari teori sebelunya oleh Iood '134* engenai pendekatan sensory motor tecnique bah#a stiulasi taktil digunakan untuk e6asilitasi gerakan. Tujuan dari taktil sensori otor adalah untuk engakti6kan gerakan pada tingkat otono irip dengan bagaiana tanggap postural pada individu noral. $edangkan enurut 5yers '13/* dari teori pendekatan sensor integrasi bah#a stiulasi sensoris diikuti 6ungsi otorik yang tepat akan eberikan kontribusi pada 6ungsi korteks sensorik otorik yang lebih tinggi. $tiulasi taktil dengan ebelai, enggosok, dan eijat. $ehingga le#at sentuhan 'stiulasi* pada kulit 'reseptor taktil* dapat ebantu anak untuk enapai keatangan 6ungsi neuro sensoris dan otorisnya. Peberian odalitas neuro senso pada a#al terapi diaksudkan untuk ebuka gerbang sensoris sebagai pintu utaa asuknya seluruh stiulas yang diberikan. Peberian stiulasi juga bertujuan sebagai relaksasi, enurunkan spastisitas, serta eningkatkan bonding antara pasien dan terapis. %euro senso dapat enstiulasi perbaikan jaringan pada otak yang engalai perasalahan pada asa tubuh kebang dengan enggunakan sensiti6itas dan plastisitas otak, sedangkan pada anak dengan pertubuhan dan perkebangan noral dapat enstiulasi pebentukan jaringan otak dengan enggunakan sensiti6itas dan plastisitas otak 'Takarini, +1D*. $tiulasi neuro senso berupa: '1* sensory motor refle' stimulation yaitu: stiulasi taktil, stiulasi bintang, stiulasi ekstreitas '+* mobilitation and facilitation yaitu) trunk mobilitation, soulder girdle mobilitation, pelvic mobilitation, e'tremities facilitation* 'Takarini, +1D*.
14
a. $tiulasi taktil $tiulasi taktil yaitu berupa usapan yang bertujuan untuk elanarkan sirkulasi darah dan eberi e6ek nyaan. $elain itu stiulasi taktil juga bertujuan untuk: '1* eberikan rasa 'kinestetik* pada anak engenai panjang, ukuran, dan batasan tubuhnya, '+* untuk engebangkan kesadaran anak engenai hubungan diantara titik tengah dari tubuh dan anggota badan, '-* untuk engenalkan anak pada struktur tubuhnya 'atas atau ba#ah, kanan atau kiri, depan atau belakang*, 'D* untuk eungkinkan anak ebedakan bagian tubuhnya 'anggota gerak, tubuh, dan kepala*, '4* untuk engebangkan identi6ikasi anak engenai tubuhnya sebagai bentuk 6isik dirinya, ';* untuk rileksasi tendon guard re6leks 'Masgutova, +;*. $tiulasi dilakukan dala posisi tidur terlentang, tidur iring, dan tidur tengkurap. $tiulasi diulai dari ujung kepala sapai ujung kaki karena prinsip perkebangan cepalo caudal* 8sapan dengan nyaan dan kontak penuh, serta diberi penekanan pada setiap sendi. $tiulasi diulang -949/ kali. b. $tiulasi bintang $tiulasi bintang bertujuan untuk engajarkan titik tengah tubuh, yaitu berada di umbilicus pada saat posisi terlentang, dan berada di vertebra lubal !! saat tengkurap. $elain engajarkan titik tengah tubuh, stiulasi bintang juga bertujuan untuk: '1* untuk engakti6kan strategi pertaa dala pengebangan gerak yaitu di pusar, '+* untuk enstiulasi siste sensoris pada hip dan shoulder, '-* untuk enyadarkan anak pada struktur segental tubuhnya, 'D* untuk enstiulasi pareLe dan galant releks. $edangkan pada saat gerak
15
elingkar tubuh bertujuan untuk: '1* untuk enstiulasi dia6raga dan ekanise dari interaksi antara pareLe dan galant re6leks, '+* untuk enstiulasi proprioepti6 siste, '-* untuk enstiulasi siste penernaan 'Masgutova, +;*. $tiulasi dengan satu tangan berada di titik sentral tubuh dan satu tangan yang lain bergerak enuju ; 'ena* titik yaitu: '1* incisura jugularis 'pada posisi terlentang* atau cervikal 'pada posisi tengkurap*, '+* soulder dekstra, '-* soulder sinistra, 'D* ip sinistra, '4* ip dekstra, dan ';* elingkar tubuh. &i setiap akhir gerakan diberi penekanan, dan setiap gerakan diulang -949/ kali. $tiulasi bintang terdapat epat aa gerakan, antara lain: '1* stiulasi bintang halus berupa usapan dengan enggunakan telapak tangan dan jari0jari, '+* stiulasi
bintang
gelobang
yaitu
dengan eberikan sentuhan yang
bergelobang enggunakan ujung jari0jari dan ossa carpalia, '-* stiulasi bintang contract stretc dengan engkontraksikan keudian engulur, 'D* stiulasi bintang angka yaitu dengan usapan yang ebentuk angka . . $tiulasi ekstreitas $tiulasi ekstreitas diberikan pada kedua ekstreitas atas dan ba#ah. %ertujuan untuk elanarkan sirkulasi darah, engenalkan anak pada struktur tubuhnya 'lengan dan tungkai, kanan dan kiri*, enstiulasi tendon guard re6leks, dan akan berdapak pada penurunan spastisitas. Terdapat D aa stiulasi yang asing0asing stiulasi di lakukan - atau 4 atau / kali pengulangan.
16
Maa stiulasi antara lain: '1* stiulasi angka 1, '+* stiulasi angka , '-* piking up, 'D* ontrat streth ekstreitas d. Mobilisasi 1* #oulder girdle mobilitation #oulder girdle mobilitation dilakukan pada posisi iring, dengan pola elevasi, depresi, 6leksi, ekstensi, up#ard, dan do#n#ard. %ertujuan untuk eningkatkan 6leksibilitas dan obilitas bahu. &iulai dari bahu kanan keudian bahu kiri. Pengulangan setiap gerakan sebanyak - atau 4 atau / kali. +* $runk mobilitation $runk mobilitation dilakukan pada posisi duduk, dengan pola gerakan 6leksi0ekstensi, rotasi, side 6leksi, dan elongasi. %ertujuan untuk eningkatkan 6leksibilitas tubuh. Pengulangan setiap gerakan sebanyak - atau 4 atau / kali. -* Pelvic $ilting Pelvic tilting dilakukan pada posisi tidur terlentang dan tengkurap, dengan pola gerakan up#ard dan do#n#ard. %ertujuan untuk eningkatkan 6leksibilitas dan obilitas panggul. Pengulangan setiap gerakan sebanyak - atau 4 atau / kali.
+. Massage
Massage adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang eberi banyak an6aat bagi anak aupun orangtua. Massage pada anak ber6ungsi untuk ebantu untuk relaksasi baik lokal aupun general,daerah yang diassage seara re6leks akan terjadi dilatasi pebuluh darah, diana sirkulasi
17
darah akan eningkat. $irkulasi darah yang lanar akan ebutuhkan )+ yang lebih banyak dala aliran darah Kebutuhan )+ yang eningkat eau siste pernapasan. $entuhan pada kulit akan erangsang peredaran darah dan akan enabah energi gelobang oksigen yang lebih banyak dikiri ke otak sehingga eau siste sirkulasi dan respirasi enjadi lebih baik. Massage dapat eau kerja siste li6iod yang erangsang siste kekebalan tubuh, ebuat daya tahan tubuh seakin bertabah. Mebantu elanarkan etabolise sehingga proses sekresi dan ekresi di dala tubuh enjadi lanar. 5dapun urutan pelaksanaan massage adalah kaki, perut, tangan, uka, dan punggung.
-* Passive +'ercise
Benis latihan ini dapat diberikan untuk enghindari adanya koplikasi akibat kurang gerak, seperti adanya kontraktur, kekakuan sendi dan lain0lain. Peberian passive e'ercise dapat diberikan dala berbagai posisi seperti tidur terlentang, tidur iring, tidur tengkurap, ataupun duduk. 1* 7atihan pasi6 anggota gerak atas 0 Eerakan enekuk dan eluruskan sendi bahu, siku, pergelangan tangan, dan jari0jari tangan 0 Eerakan eutar pergelangan tangan dan eutar ibu jari. +* 7atihan pasi6 anggota gerak ba#ah 0 Eerakan enekuk dan eluruskan pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki 0 Eerakan eutar pergelangan kaki
18
D . %euro Developmental $reatment
a.
Metode neuro developmental treatment
%euro developmental treatment 'N&T* adalah suatu teknik yang dikebangkan oleh &r. Karel %obath seorang neurolog dan istrinya %ertha %obath seorang 6isioterapis pada tahun 13;/. Metode ini dikhususkan untuk enangani probleatik otorik akibat gangguan siste sara6 pusat '$hepherd, 133/*. Pada etode ini sering didahului dengan obilisasi trunk yang bertujuan untuk eudahkan terapis elakukan teknik0teknik pada N&T. Penanganan dini lebih e6isien pada anak usia di ba#ah ; bulan karena pada usia tersebut, asih terdapat re6leks priiti6 yang nantinya dapat ebantu kee6ekti6itan etode N&T. $edangkan pada usia diatas ; bulan sebenarnya e6ekti6itas etode N&T asih ada tetapi akan terganggu dengan abnoralitas yang seakin tapak seiring dengan bertabahnya usia anak dengan cerebral palsy '$hepherd, 133/*.
b.
Konsep neuro developmental treatment
%euro development treatment enekankan pada hubungan antara normal postural reflek mecanism 'ekanise re6leks postur noral*, yang erupakan suatu ekanise re6leks untuk enjaga postural noral sebagai dasar untuk elakukan gerak. Tujuan utaa dari N&T adalah eperbaiki, enegah postur dan pola gerakan abnoral dan engajarkan postur serta pola gerak yang noral Mekanise re6leks postural noral eiliki keapuan yang terdiri dari: '1* normal postural tone, '+* normal reciprocal innervation, dan '-* variasi gerakan yang engarah pada 6ungsional. $yarat agar ekanise re6leks postural yang
19
noral dapat terjadi baik : '1* rigting reaction, yang eliputi labyrintine rigting reaction, neck rigting reaction, body on body rigting reaction, body on ead rigting reaction dan optical rigting reaction, '+* equilibrium reaction, yang epersiapkan dan epertahankan keseibangan selaa berakti6itas, '-* protective reaction, yang erupakan gabungan antara rigting reaction dengan equilibrium reaction 'The %obath Centre o6 7ondon, 133D*.
.
Prinsip teknik N&T
Prinsip dasar teknik etode N&T eliputi - hal yaitu: '1* patterns of movement , '+* use of andling dan '-* prerequisites for movement '(ahyono, +*
-
Patterns of movement
Eerakan yang terjadi pada anusia bekerja, adalah pada pola tertentu dan pola tersebut erupakan representasi dari kontrol level kortikal bukan kelopok otot tertentu. Pada anak dengan kelainan pada sisti sara6 pusat pola gerak yang terjadi sangat terbatas, yang ana dapat berupa: '1* doinasi re6leks atau reaksi priiti6, '+* berkebangnya pola gerak abnoral karena terbatasnya keapuan bergerak, dan '-* adanya kopensasi atau adaptasi gerak abnoral. Terbatasnya pola gerak, engakibatkan terbatas, dan terhabatnya penguasaan keterapilan lebih dan gerak yang responsi6. 5kibat lebih lanjut anak atau penderita akan enggunakan pola gerak yang abnoral dengan pe rgerakan yang ini.
.-
/se of andling
20
Iespon dan pola gerak noral dikebangkan elalui penggunaan teknik andling yang spesi6ik. 0andling pada terapi konsep %obath bertujuan untuk: '1* noralisasi tonus, '+* ebangkitkan koordinasi gerak dan postur, '-* pengebangan keterapilan, dan 'D* adaptasi respon.
&engan deikian
anak9penderita dibantu dan dituntun untuk eperbaiki kualitas gerak tidak dibiarkan bergerak pada pola abnoral yang diilikinya.
1-
Prerequisites for movement
5gar gerak yang terjadi lebih e6isien, terdapat tiga 6aktor yang endasari atau prereqiuisites yaitu: '1* tonus postural yang noral utlak diperlukan agar dapat digunakan untuk ela#an gravitasi sehingga pada #aktu yang bersaaan dapat elakukan aktivitas yang lain, '+* reciprocal innervation pada kelopok otot eungkinkan terjadinya aksi kelopok agonis dan antagonis yang terkoordinasi dan seibang, dan '-* postural fi'ation utlak diperlukan sehingga kelopok otot apu enstabilkan badan atau anggota gerak saat terjadi gerakan9aktivitas dinais dari sisa anggota gerak.
d. Teknik0teknik dala N&T
Metode neuro development treatment eiliki teknik0teknik khusus untuk engatasi pola abnoral aktivitas tonus re6lek '(ahyono, +*. Teknik0 teknik tersebut eliputi:
1*
!nhibisi
21
&efle' inibiting patterns 2&IP’s- digunakan untuk enurunkan aktivitas re6lek yang abnoral dan reaksi asosiasi serta tibulnya tonus yang abnoral. $ekuensis dala terapi ini eliputi : '1* bagian tubuh dengan tingkat afected terkeil didahulukan,dan '+*andling dia#ali dari proksial.
+*
Fasilitasi
Fasilitasi digunakan agar anak apu: '1* enapai tonus noral sebagai dasar untuk bergerak, '+* engebangkan reaksi rigting dan equlibrium, '-* engebangkan pola gerak dasar untuk ebangun aktivitas yang lebih terapil serta 'D* enyesuaikan gerakan dengan per6oranya.
-*
Propioceptive stimulation
$tiulasi propiosepti6 dapat digunakan untuk enabah 6asilitasi jika anak9penderita epunyai tonus yang sangat rendah atau anak epunyai kekurangan sensorimotor e'perience. Teknik pressure 'penekanan* dan atau tapping dapat dikobinasikan dengan teknik 6asilitasi.
3-
4ey points of control
Pengertian key point of control adalah bagian tubuh 'yang biasanya letaknya di proksial* yang digunakan untuk handling noralisasi tonus aupun enuntun gerak akti6 yang noral. 7etak key point of control yang utaa adalah kepala, gelang bahu dan gelang panggul.
22
5-
Movement sequences and functional skill
Teknik
inhibisi
dan
6asilitasi
pada
dasarnya
digunakan
untuk
enubuhkan keapuan sekuensis otorik dan keterapilan 6ungsional anak. $ekuensis tubuh kebang otorik bervariasi dan 6leksibel serta tidak harus diikuti seara kaku.
23
BAB III
DESKRIPSI KASUS
Pada kasus ini yang dengan keterangan uu penderita atas naa &aian $ihaloho, usia 4 tahun 3 bulan, berjenis kelain laki laki, agaa kristen, alaat ruah Kadisoka, Medan dengan diagnosa edis Cerebral Palsy >uadriplegi 5tetoid. !bu pasien datang ke PNTC dengan keluhan utaa anak belu apu duduk berdiri aupun berjalan sendiri seperti seharusnya anak seusianya. $ebelunya ri#ayat penyakit sekarang adalah '1* Prenatal: triester pertaa, ibu terkena alaria dan engkonsusi obat alaria dari dokter, '+* Natal: pasien lahir seara $etio Caesaria dan ukup bulan 'D inggu*, saat lahir langsung enangis naun leah dengan berat lahir -,D kg, '-* Post natal: pada usia D hari, anak dea tinggi - oC hingga kejang. 8sia D bulan anak belu apu engangkat kepala dan iring. Keudian usia + tahun diketahui anak terkena virus CMJ. $aat ini pasien hanya apu iring dan tengkurap sendiri, ataupun akan saat ini asih diabntu orang tuanya dengan dipangku. 8ntuk ri#ayat keluarga dan status sosial Pasien erupakan anak tunggal. Kesehariannya asih berakti6itas diruah dan enghabiskan #aktu bersaa orang tua dan pengasuh. 5nak ulai terapi 6isioterapi pada usia D bulan di I$ Medan setiap -H seinggu naun sekarang tidak lagi. Pada tahun +1- anak diba#a ke Papua, disana jarang terapi. Keudian tahun +14, enjalani terapi di I$. &r. $ardjito ogyakarta yaitu Fisioterapi setiap hari Terapi #iara +H seinggu dan )T +H seinggu.
24
%ulan $epteber +1/, anak ulai terapi di PNTC dengan Fisioterapi setiap hari, T( 1H seinggu dan )T 1H seiggu. Ii#ayat penyakit dahulu yakni $aat berusia bulan enderita pneuonia, naun sekarang sudah sebuh. Pada peeriksaan obyekti6 didapatkan hasil peeriksaan ta nda vital pada pasien yakni '1* Tekanan darah : tidak diperiksa, '+* &enyut nadi: 3 kali9enit, '-* Perna6asan: +D kali9enit, 'D*%erat badan:1-,4 kg '4*Tinggi %adan : 3 ';* suhu : -;,DC, '/* 7ingkar Kepala: D;. !nspeksi statis pada posisi '1*terlentang : kepala tegak naun kadang enoleh kanan dan kiri, bahu sietris, siku sei6leksi dan tangan enggengga, posisi panggul 6leksi, lutut sei6lleksi, pergelangan kaki inversi plantar 6leksi, pasien terlihat engantuk saat diterapi '+* Tengkurap : terdapat gerakan involunter pada kepala, bahu sietris, siku sei 6leksi, tangan enggengga, trunk sietris, pergelangan kaki plantar 6leksi, '-*&uduk : kepala terdapat gerakan involunter pada kepala, bahu sietris, siku sei 6leksi, tangan enggengga, trunk enderung 6leksi, pergelangan kaki plantar 6leksi. &uduk asih goyang. Pada periksaan inspeksi dinais didapatkan hasil Pasien datang dengan digendong ibunya, pasien apu berguling andiri, belu bisa duduk andiri, saat didudukkan langsung jatuh, atensi saat diajak berain jelek, keudian adanya klonus pada pergelangan kaki saat digerakkan dorsi 6leksi dan terdapat involuntary oveent pada keepat anggota gerak. Pada peeriksaan palpasi suhu tdala batas noral, spase pada otot paravertebrae, hipotonus pada . >uadrieps, gluetus aH, abdoen,dan deltoid, adanya hipertonus . Eastroneius
25
Pada peeriksaan gerak dasar,hanya dilakukan peeriksaan gerak pasi6 dengan hasil seua sendi asih bisa digerakkan dala batas noral, #alaupun pada sendi sendi terdapat tahanan gerak involunter. Peeriksaan gerak pasi6 aessory dan kekuatan otot tidak dilakukan karena hasilnya tidak valid. Pada peeriksaan re6leks priiti6 hasil positi6 didapatkan pada periksaan re6leks 6leksor #ithdr#al bilateral, ekstensor thrust, #alking priary re6leH, 5TNI bilateral, galant, rooting dan blinking. $ehingga disipulkan bah#a aturasi tre6leks tubang ada pada level spinal. Keapuan 6ungsional dasar anak belu apu erayap, ernagkak, duduk, berdiri dan berjalan andiri.
26
BAB I3 PEBA5ASAN A. P%oses P!olo"i
Proses terjadinya CP pada kasus ini dia#ali dengan anak dea tinggi, kejang. $aat anak dea enyebabkan distribusi aliran oksigen ke otak berkurang atau alah terhabat, diana setiap 1C kenaikan suhu tubuh akan eningkatkan 1014 2 etabolise basal yang akan eningkatkan peningktan kebutuhan oksigen di otak sebanyak +2 sehingga resiko hipoksia sangat tinggi. Terhabatnya aliran oksigen ke otak yang disebabkan karena kejang hingga anak hipoksia dapat enyebabkan kerusakan jaringan pada otak. Tergantung pada jaringan otak ana yang rusak akan enentukan jenis lesi atau tipe erebral palsy. Pada kasus ini adalah tipe erebral palsy =uadriplegi atetoid.
B. Pene"!#!n ;i!"nosis
&iagnosis 6isioterapi pada kasus ini adalah 1. Impairment : adanya involuntery ovenet'hiperkinetik* pada kepala, 5E5 dan 5E%, adanya spase otot para vertebra< adanya hipertonus otot gastroneius< adanya hipotonus otot $CM, =uadrieps 6eoris, gluteus aHius, abdoinal, deltoid< postur tubuh yang enderung 6leksi.
27
+. (unctional limitation adanya habatan keapuan 6ungsional dasar pasien seperti erayap,erangkak, berdiri dan berjalan. Peeriksaan keapuan 6ungsional dasar dengan EMFM dengan hasil skor total 1D,112 dari 12 dengan level EMFC$ berada pada level 4 diana kerusakan 6isik ebatasi kontrol gerak andiri dan keapuan untuk enjaga postur kepala, seua 6ungsi otorik terbatas, anak tidak eiliki keinginan untuk bergerak keuali dipindahkan oranglain, naun beberapa anak dapat berpindah deengan berguling. -. Participation restriction yaitu kurangnya akti6itas anak dikarenakan asih bergantung pada orang tua dan belu apu berain dengan teen sebayanya karena ketidakapuan 6isik.
C. P%o"nosis
Prognosis dala kasus ini adalah sebagai berikut: '1* dengan elihat hasil peeriksaan vital sign didapat hasil yang baik sehingga disipulkan >uo ad Jita nya baik, '+* dengan elihat tingkat daya tahan yang diiliki pasien, dapat disipulkan >uo ad $ananya baik, '-* dengan keapuan saat ini dan usia anak dan beberapa kali terapi terhadap keapuan 6ungsionalnya, dapat disipulkan >uo ad Funtionanya buruk, 'D* dan dilihat dari bentuk postur pasien, dapat disipulkan >uo ad Cosetianya buruk.
D. P%o"%!6 8isioe%!$i
&ala penyusunan progra 6isioterapi harus epertibangkan tujuan yang hendak diapai. &ala kasus ini, tujuan yang hendak diapai adalah '1*
28
tujuan jangka panjang yaitu engoptialkan gerak dan 6ungsi kedua lengan dan tungkai agar dapat bergerak erayap, duduk, erangkak, berdiri, dan berjalan andiri sehingga eningkatkan keapuan 6ungsional anak, '+* tujuan jangka pendek berupa engoptialkan head ontrol, enurunkan spase, engontrol gerak involunter, engontrol tonus otot. $edangkan tujuan jangka panjang berupa elanjutkan keapuan yang sudah didapatkan dari tujuan jangka pendek, engoptialkan gerak dan 6ungsi kedua lengan dan tungkai agar dapat erangkak, duduk berdiri dan jalan seara andiri. %erdasarkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang akan diapai, aka teknologi intervensi 6isioterapi yang sesuai adalah sebagai berikut: a* N$MI&$ b* N&T 'stiulai 6ungsional on hand, erayap, kneeling, roking, dan duduk* * Koreksi postur dan obilisasi trunk d* Massage e* Passive eHerise dan obilisasi sendi 6* "ead assage dan )ral stiulation g* $itting orner h* $tanding
29
BAB 3 PENUTUP A. Kesi6$ul!n
Cerebral palsy quadriplegi atetoid adalah gangguan dari perkebangan otak yang bersi6at non0progresi6, yang engenai ganglia basalis disertai dengan adanya gerakan involuntary. Eangguan perkebangan otak ini dapat terjadi pada perulaan perkebangan bayi, yaitu pada #aktu di dala kandungan, pada #aktu proses kelahiran atau dala bulan0bulan sesudah kelahiran. Proble utaa pada kasus ini adalah adanya gerakan involunter atau hiperkinetik pada keepat ekstreitas. Penanganan 6isioterapi dilakukan 4 kali selaa 1 inggu kepada pasien dengan usia 4 tahun 3 bulan dengan diagnosa erbral palsy =uadriplegi atetoid enggunakan etode neurosenso dan terapi latihan dengan etode neuro development treatment didapatkan hasil yaitu peeriksaan keapuan 6ungsional dan keseibangan dengan EMFM dan level EMFC$ dilihat dari peeriksaan a#al 'T1* sapai dengan peeriksaan akhir 'T4* belu enunjukkan hasil yang nyata. $elain terapi yang dilaksanakan seara rutin diperlukan adanya dukungan keluarga. "al ini penting karena engingat 6isioterapi tidak dapat eantau seara langsung kegiatan sehari0hari pasien. )leh karena itu elibatkan keluarga dala tiap sesi latihan serta eberikan edukasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas keseharian pasien.
30
B. S!%!n
Keluarga pasien juga diberikan pengertian tentang kondisi yang dialai oleh anaknya beserta probleatik yang unul dan prognosisnya. $erta diharapkan nenek dan orang tua pasien untuk eberikan latihan pada pasien sesuai yang terapis ajarkan. Keluarga pasien juga diinta untuk ebiasakan pasien tersebut untuk duduk tegak dala aktivitas diruah, seperti saat enonton televisi dan berain dengan tean sebayanya. Pasien juga selalu diajak kounikasi terus supaya apu engenali lingkungan dan utaanya keluarga, karena #aktu terbanyak pasien adalah diruah bersaa nenek dan orang tua, sehingga sangat e6ekti6 dei perkebangan anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
31
5yres 5.B.13/< $ensory !ntegration and PraHis Test Pro6ile. 5vailable at: ###.sunoast.o %obath, K .13;;< The Motor &e6isit in Patient #ith Cerebral Palsy< (illia "eineann Medial %ooks 7td, Philadelpia Chapell, $. K. 1331< Physial therapy For Children< (. %. $aunders Copany, Philadelphia Chusid, B. E< 133-< Neuro 5natoi Korelati6 dan Neurologi Fungsional< disi pat, Eajah Mada 8niversity Press, ogjakarta Cleent. et al. 13D. Neuro 5natoi Korelati6 dan Neurologi Fungsional< disi pat. Eajah Mada 8niversity Press. ogyakarta &eparteen Kesehatan Iepublik !ndonesia. 133+< Kesehatan !ndonesia, Bakarta
Tujuan
Pebangunan
&eparteen Kesehatan Iepublik !ndonesia. 1333< !ndonesia $ehat +1, Jisi %aru, Misi Kebijaksanaan dan $trategi Pebangunan Kesehatan, Bakarta Mardiani, lita. +;. Faktor0Faktor Iesiko Prenatal dan Perinatal Kejadian Cerebral Palsy. Tesis. $earang: Progra $tudi pideiologi Progra Pasasarjana 8niversitas &iponegoro 'tidak diterbitkan* Masgutova, $. +. Masgutova Method o6 Ie6leH !ntegration 6or Children #ith Cerebral Palsy. Neuro &evelopent Treatent< &iakses http:99###.ndta.org9treaent.php
tanggal
++939+1/,
dari
Iogers (ong. +1;< Pathophysiology o6 Cerebral Palsy< diakses tanggal ++ $epteber +1/. http:99phatophys.org9erebralpalsy9OPathophysiology Iood, M. +< Makalah Pelatihan Konsep Maju Fisioterapi pada Tubuh Kebang : N&T Treatent Conept< $asana "usada Pro Fisio, Ba karta $heperd, %. I .1334< Phisioterapy 6or Pediatri< Third dition, Fault o6 "ealth $iene The 8niversity o6 $idney, 5ustralia
Takarini, Na#angsasi. +1+. Materi %asi Neuro $enso Motor Ie6leH &evelopent $inkronisasi. $olo : PNTC
32