MAKALAH MAKA LAH KEPERAW KEPE RAWA ATAN TAN PALIATIF “NURSING CARE OF PATIENT WITH CANCER”
KELOMPOK VI
Dosen Pengamp ! Ns" Um# So$#%&a&' S"P("' M"Kep" KELOMPOK I DISUSUN OLEH !
)" NUR ASNI ," RAFI/AH FATMASARI -" NURHA NURHA1ATI MURNIA MURNIATI TI 3" ANISAT ANISATUL UL AOLA AOLA 2" MISTI MISTIANI ANI 0" APRI APRI RI5AL RI5AL KHAIRU KHAIRUN N 6" 5ULI ANDRI ANDRI LEST LESTAR ARIANT IANTO O 7" ALIF HASTRIANANDA 4" FA5AR MAGHFI MAGHFIROH ROH )+" AGRA MAULA 1URISTA 1URISTA 8AHAR ))" VO VONDI ARIF WIRANTO )," RO8I SETIAWAN SETIAWAN 5ATI 5ATI )-" SAFRIL TRI HANDOKO
*)+))+,+++-. *)+))+,+++0. *)+))+ *)+))+,++) ,++)2. 2. *)+))+ *)+))+,++) ,++)4. 4. *)+)) *)+))+,+ +,++, +,3. 3. *)+)) *)+))+,+ +,++, +,0. 0. *)+))+ *)+))+,++, ,++,6. 6. *)+))+,++3+. *)+)) *)+))+,+ +,++3 +37. 7. *+4))+,+)3+. *+4))+,+)3+. *+4))+,+)-7. *+4))+,+))-. *+4))+,+))-. *+4))+,+)2-. *+4))+,+)2-.
PROGRAM STUDI S) KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADI1AH PURWOKERTO ,+)3
8A8 I
PENDAHULUAN
A" La9 La9a: 8e 8e$a%a $a%ang ng Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri nyeri tersebu tersebut. t. Klien Klien seringk seringkali ali dimint dimintaa untuk untuk mendesk mendeskrip ripsik sikan an nyeri nyeri sebaga sebagaii yang yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala Skala deskri deskritif tif merupa merupakan kan alat alat penguk pengukura uran n tingka tingkatt keparah keparahan an nyeri nyeri yang yang lebih lebih obyektif. obyektif. Skala pendeskrips pendeskripsii verbal verbal ( Verbal Descriptor Scale, DS! Scale, DS! merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. "endeskripsi ini diranking dari #tidak terasa nyeri$ sampai #nyeri yang tidak tertahankan$. "erawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. "erawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menya menyakit kitkan kan.. %lat %lat DS DS ini memung memungkin kinkan kan klien klien memilih memilih sebuah sebuah katego kategori ri untuk untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik ( Numerical rating scales, scales, N&S! lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala '-'. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi intervensi terapeutik. terapeutik. %pabila %pabila digunakan digunakan skala untuk untuk menilai menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan ' )m (%*+"&, !. Skala analog visual (Visual (Visual analog scale, %S! tidak melebel subdivisi. %S adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verb verbal al pada pada seti setiap ap ujun ujungn gnya ya.. Skal Skalaa ini ini memb memberi eri klie klien n kebe kebeba basa san n penu penuh h untu untuk k mengidentifikasi keparahan nyeri. %S dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka ("otter, ''!. ''!. Skala Skala nyeri nyeri harus harus diran) diran)ang ang sehing sehingga ga skala skala terseb tersebut ut mudah mudah diguna digunakan kan dan tidak tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. %pabila klien dapat memba)a dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. "erawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala
menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan ("otter, ''!. /. &umusan 0asalah Dapat dirumuskan masalah 1 . /erbagai tipe nyeri . /erbagai sindrom nyeri yang terjadi 2. "erbedaan manajemen nyeri untuk pasien untuk pasien dirumah sakit dengan lingkungan masyarakat 3. "engkajian nyeri se)ara komperhensif . %ktivitas teraputik dalam penanganan nyeri 4. "engaruh psikis, emosi, dan lingkungan terhadap simtom dan penanganan
8A8 II
ISI
.
Klasifikasi nyeri menurut smelt5er 6 bare (''! mengklasifikasikan nyeri berdasarkan durasi yaitu 1 a! Nyeri akut Nyeri akut biasanya awitanya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan )idera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau )idera telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari 4 bulan dan biasanya kurang dari bulan. 7ntuk tujuan definisi nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri berlangsung dari beberapa detik hingga 4 bulan b! Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiter yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau )idera spesifik. Nyeri kronik
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyembuhan. Nyeri kronik sering di identifikasikan sebagai nyeri yang berlangsung selama 4 bulan atau lebih, meskipun dapat berubah antara akut dan kronik.
Sementara "ri)e dan 8ilson (''4!, mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau sumber antara lain 1 a! Nyeri Somatik superfi)ial (kulit! Nyeri kulit berasal dari struktur 9 struktur superfi)ial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. %pabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, tetapi apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut. b! Nyeri Somatik dalam Nyeri somati) dalam menga)u pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang,sendi dan arteri. Struktur-strukur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri kulit dan )enderung menyebar ke daerah sekitar. )! Nyeri iseral Nyeri iseral menga)u kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh. &eseptor nyeri vis)eral lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somati) dan terletak di dinding otot polos organ-organ berongga. 0ekanisme utama yang menimbulkan nyeri vis)eral adalah peregangan atau distensi abdominal dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan. d! Nyeri %lih Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah ditubuh tetapi dirasakan terletak didaerah lain. Nyeri alih sering dialihkan kedermatom (daerah kulit! yang dipersyarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut berasal dari masa mudigah, tidak hams ditempat orang tersebut berada pada masa dewasa e! Nyeri Neuropati Sistem saraf se)ara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan demi system syaraf tepi (SS:! ke system syaraf pusat (SS"! yang menimbulkan perasaan nyeri. Dengan demikian, lesi di SS: atau SS" dapat menyebabkan gangguan atau hilangnya sensasi nyeri. Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih, atau seperti tersengat listrik. "asien dengan nyeri Neuropatik menderita akibat instabilitas
system syaraf otonom (SS;!. Dengan demikian, nyeri sering bertambah parah oleh stress emosi atau fisik (dingin,kelelahan! dan mereda oleh relaksasi.
. Syndrome nyeri yang la5im terjadi 1 misalnya ple
"le
ejala yang ditimbulkan termasuk rasa sakit atau nyeri, kehilangan kontrol motor, dan defisit sensorik. %da dua jenis utama ple
Sensitisation Sensitisasi adalah karakterteristik nosiseptor dimana respon terhadap stimuli meningkat ditempat )edera. Sensitisasi nosiseptor menghasilkan hiperalgesia primer di
tempat )edera yang menghasilkan nyeri terasa terus-menerus selama istirahat dan meningkat selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut. =nput nosisepsi selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut dapat meningkatkan respon saraf yang mentransmisikan nyeri di susunan saraf pusat, hal ini akan memperbesar sensasi nyeri se)ara klinis. "eningkatan respon saraf di susunan saraf pusat terhadap input aferen yang normal atau dibawah ambang (subtreshold! disebut sensitisasi sentral ()entral sensiti5ation!. /esarnya sensitisasi sentral tergantung pada banyak fa)tor, termasuk tipe jaringan dan luasnya )edera Sensittisasi sentral memperkuat transmisi input dari jaringan perifer dan menghasilkan hiperalgesia sekunder, peningkatan respon neyri yang dibangkitkan oleh stimuli diluar area )edera. Sensitisasi sentral bisa terjadi baik di tingkat spinal maupun supraspinal. 2. "erbedaan 0anajemen Nyeri 7ntuk "asien Cang di &umah Sakit dengan yang di lingkungan masyarakat Nyeri sendiri dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakan (The International Association for the Study of Pain, E!. Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis, tindakan keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan pasien dikelola dengan melakukan pemantauan se)ara kontinyu dan teren)ana. /ahkan dalam akreditasi Boint +ommission =nternational (B+=! isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh pihak rumah sakit. /erbagai bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus menga)u pada pedoman pengelolaan rasa nyeri. *al ini seperti ter)antum dalam standar akreditasi B+= berikut1 1. Patient and Family Rights (PFR)
"F& .3 &umah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan pengelolaan rasa sakit yang tepat. 2. Assessment of Patients (AOP)
%;" .E Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah mengalami rasa nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika ada.
2. Care of Patients (COP) +;" 4. "asien didukung se)ara efektif dalam mengelola rasa nyerinya. >ambaran menjadi pasien di rumah sakit yang identik dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, a)ap kali memberikan ketakutan tersendiri bagi pasien akan rasa nyeri yang dapat menyertai proses pemberian pelayanan kesehatan tersebut. Sebagai )ontoh, bagaimana proses transfusi darah dapat memberikan rasa nyeri bagi si pasien, ataupun tindakan medis lainnya yang dapat memberikan rasa nyeri pada pasien. Sumber-sumber nyeri dapat meliputi? prosedur tindakan medis, tindakan keperawatan, dan prosedur diagnostik.
+;" E.. "erawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya. "roses penerapan manajemen nyeri ini memerlukan peran aktif dari seluruh )ivitas hospitalia yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, serta peran langsung dari pasien itu sendiri, dimana pasien didorong untuk menyampaikan rasa nyeri yang mereka alami. Sedangkan pada proses pelaksanaannya, pihak rumah sakit dapat mempergunakan beberapa alternatif tools yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengkaji intensitas nyeri. Skala pengukuran nyeri sendiri dapat didasarkan pada self report, observasi (perilaku!, atau data fisiologis. /erikut adalah beberapa tools yang dapat dipergunakan berdasar pada Gself reportG pasien 1 . Verbal Rating Scale (VRS) erbal &ating S)ale merupakan jenis pengukuran nyeri yang telah lama dipergunakan dan merupakan pengukuran nyeri dalam bentuk sederhana. Dapat berupa pertanyaan sederhana Gapakah anda merasa nyeriHG, yang dapat dijawab pasien dengan GiyaG atau GtidakG. Namun, biasanya dalam pengukuran ini mempergunakan 3 sampai dengan titik intensitas skala dengan deskripsi seperti? tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, sangat nyeri. . Vis!al Analog Scale (VAS) isual %nalog S)ale (%S! adalah instrumen untuk mengukur besarnya nyeri pada garis sepanjang ' )m. /iasanya berbentuk hori5ontal atau vertikal, dan garis ini digerakkan oleh gambaran intensitas nyeri yang memiliki range dari tidak nyeri sampai dengan rasa nyeri yang ekstrim. 2. "!merical Rating Scale ("RS) Numeri)al &ating S)ale (N&S! hampir sama dengan isual %nalog S)ale, tetapi memiliki angka-angka sepanjang garisnya, kisaran angka '-' dan pasien diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang dirasakannya.
3. Faces Rating Scale dari #ong $a%er 1 =nstrumen dengan menggunakan Fa)es &ating S)ale terdiri dari 4 gambar skala wajah yang bertingkat dari wajah yang tersenyum untuk no pain sampai wajah yang berlinang air mata. "asien dapat menunjukkan dengan gambar, tingkat rasa nyeri yang dirasakannya. 0anajemen nyeri menjadi salah satu isu penting dalam proses pemberian layanan kesehatan kepada pasien. "ada implementasinya pelayanan bermutu diberikan dengan mempedulikan rasa nyeri yang dialami pasien, didukung dengan tools pengkajian nyeri yang sesuai dan terdokumentasi dengan baik serta pemberian manajemen nyeri sesuai pedoman yang ditetapkan.
"engertian *ome +are 0enurut Departemen Kesehatan (''! menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. "elayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang diren)anakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan 0) Iwen (''! menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang )a)at atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Home Care (*+! menurut *abbs dan "errin, J adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (@erman D. 6 Iri) /.@, 2!, Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang. Di beberapa negara maju,$ home )are # (perawatan di rumah!, bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh 8illiam &athbon sejak tahun J yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur pengertian #home )are$ adalah1 a. "erawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk dalam ren)ana pemulangan (dis)harge planning ! dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah. b. "erawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas. ). "elayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau
memulihkan
kesehatan
atau
memaksimalkan
tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. d. "elayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, diren)anakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak! (warola,J' dalam "engembangan 0odel "raktek 0andiri keperawatan dirumah yang disusun oleh ""N= dan Depkes!.
@ingkup "elayanan *ome +are 0enurut Nuryandari (''3! menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah1 a. b. ). d. e. f. g.
"elayanan medik dan asuhan keperawatan "elayanan sosial dan upaya men)iptakan lingkungan yang terapeutik "elayanan rehabilitasi dan terapi fisik "elayanan informasi dan rujukan "endidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan *igiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan "elayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
0enurut &i)e & (''! jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pas)a perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas. @ingkup "raktik Keperawatan Di &umah @ingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan 1 a. 0elakukan keperawatan langsung (dire)t )are! yang meliputi pengkajian bio- psikososio- spiritual dengan pemeriksaan fisik se)ara langsung, melakukan observasi, dan wawan)ara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat peren)anaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan
atau
tindakan-tindakan
pelimpahan
wewenang
(terapi
medis!,
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi. b. 0endokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan. ). 0elakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan se)ara berkelompok. d. Sebagai pembelapendukung (advokat! klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan asuhan yang diterima oleh klien. e. 0enentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, men)angkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan. 0ekanisme "elayanan *ome +are "asien klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. 0ekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut1 a. "asien klien pas)a rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah se)ara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak. b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat peren)anaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga men)akup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan. ). Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. "elayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
d. Se)ara periodi) koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Faktor-faktor yang 0empengaruhi *ome +are 1 . . 2. 3. . 4.
Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat 7paya promotif atau preventif SD0 perawat Kebutuhan pasien Kependudukan Dana
0anfaat *ome +are /agi Klien dan Keluarga 1
a. "rogram *ome +are (*+! dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga b. 0empererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakit ). 0erasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri d. 0akin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya. . /agi "erawat 1 a. 0emberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat. ). Data dan minat pasien . /agi &umah Sakit 1 a. 0embuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home )are yang dilakukannya. b. 7ntuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan ). 7ntuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
"erkembangan "elayanan Kesehatan Dirumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. "ada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah 1
a. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di rawat di institusi pelayanan kesehatan. 0isalnya pasien kanker stadium akhir yang se)ara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk men)apai kesembuhan. b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. 0isalnya pasien pas)a stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative lama ). 0anajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih dari minggu! tidak menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen. d. /anyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan se)ara optimal karena terikat aturan-aturan yang ditetapkan. e. @ingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat memper)epat kesembuhan (DI"KIS, ''!.
3. "engkajian Nyeri Se)ara Komprehensif 0anajemen nyeri suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain ataupun diri sendiri. "enanganan Nyeri Dalam penanganan nyeri, perawat terlebih dahulu mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien. *al ini dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, sehingga perawat harus menanyakannya se)ara langsung kepada klien karakteristik nyeri dengan " L & S :.
"rovoking 1 "enyebab Luality
1 Kwalitas
&egion
1 @okasi
Severate
1 Skala
:ime
1 8aktu
a. @okasi "engkajian lokasi nyeri men)akup dimensi 1 :ingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial • "osisi atau lokasi nyeri • Nyeri superfisial biasanya dapat se)ara akurat ditunjukkan oleh klien? sedangkan • nyeri yang timbul dari bagian dalam (vis)era! lebih dirasakan se)ara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi1 • • • •
b.
Nyeri terlokalisir 1 nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya Nyeri :erproyeksi 1 nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik Nyeri &adiasi 1 penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir &effered "ain (Nyeri alih! 1 nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area
rangsang nyeri. =ntensitas /eberapa faktor yang mempengaruhi nyeri 1 • • •
Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian Status kesadaran klien *arapan klien
Nyeri dapat berupa 1 ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. "erubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien. ).
8aktu dan @ama (:ime 6 Duration! "erawat perlu mengetahuimen)atat kapan nyeri mulai timbul? berapa lama? bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d.
Kualitas Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. %njurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui1 nyeri kepala mungkin dikatakan #ada yang membentur kepalanya$, nyeri abdominal dikatakan #seperti teriris pisau$.
e.
"erilaku Non erbal /eberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain 1 ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
. %ktivitas :erapeutik dalam penanganan nyeri pada pasien Penanganan N;e:# T#n(a%an Fa:ma%o$og#s
7mumnya nyeri direduksi dengan )ara pemberian terapi farmakologi. Nyeri ditanggulangi dengan )ara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri %dapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah 1 )" Ana$ges#% Na:%o9#% 2.
Ana$ges#% Lo%a$
2. Ana$ges#% ;ang (#%on9:o$ %$#en 4.
O
T#n(a%an Non Fa:ma%o$og#s
0enurut :amsuri (''4!, selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan berdasarkan 1 . Penanganan >#s#%?s9#m$as# >#s#% me$#p9# ! o
Stimulasi kulit 0assase kulit memberikan efek penurunan ke)emasan dan ketegangan otot. &angsangan masase otot ini diper)aya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri
o
Stimulasi ele)tri) (:INS! +ara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah )ara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. /isa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (:INS trans)utaneus ele)tri)al nerve stimulation!. :INS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.
o
%kupuntur %kupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri. Barum 9 jarum ke)il yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.
o
"lasebo "lasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan 5at tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai #obat$ seperti kaplet, kapsul, )airan injeksi dan sebagainya.
. In9e:@ens# pe:#$a% %ogn#9#> me$#p9# ! o
&elaksasi &elaksasi otot rangka diper)aya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. :eknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar men)apai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
o
7mpan balik biologis :erapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan )ara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. :erapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan )ara memasang elektroda pada pelipis.
o
*ipnotis 0embantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
o
Distraksi 0engalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat : atau pertandingan bola!, distraksi audio (mendengar musik!, distraksi sentuhan (massase, memegang mainan!, distraksi intelektual (merangkai pu55le, main )atur!
o
>uided =magery (=majinasi terbimbing! 0eminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. %pabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. :indakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.
PENANGANAN N1ERI AKUT
o
Nyeri akut sering dikelola dengan tidak memadai. =ni tidak seharusnya demikian.
o
Kontrol nyeri sering bisa diperbaiki dengan strategi sederhana1 Nilai nyeri %tasi dengan obat dan teknik yang anda sudah terbiasa Nilai kembali nyeri setelah terapi dan bersiap untuk memodifikasi pengobatan jika
o
perlu. %nalgesia yang baik mengurangi komplikasi pas)a bedah seperti infeksi paru, mual
o o
dan muntah, D: ,dan ileus.
Prinsi& !m!m
! "asien yang mengeluh nyeri, berarti mereka betul-betul merasa nyeri. 0ereka perlu didengarkan dan diper)aya. ! :idak ada pola fisiologis atau perilaku yang bisa digunakan untuk membuktikan bahwa seseorang sedang berpura-pura nyeri. 2! ;perasi yang sama mungkin akan menghasilkan kebutuhan analgesia yang bervariasi pada berbagai pasien. 3! Derajat nyeri yang sama mungkin diekspresikan dengan )ara berbeda oleh berbagai pasien. ! ;pioid yang diberikan untuk nyeri akut tidak menyebabkan adiksi obat. 4! Nyeri hebat setelah pembedahan bisa di)egah. E! +ari sebab-sebab nyeri yang bisa diatasi, tetapi jangan tunda analgesia dengan alasan takut menyelubungi tanda-tanda bedah. J! Dosis tepat dari analgesik opioid adalah M)ukup dan sering )ukup ! 0anfaat maksimum dengan efek samping paling sedikit sering diperoleh dengan kombinasi berbagai obat dengan )ara pemberian berbeda (misal opioid dan %=NS dan anestesi lokal!
"enilaian nyeri, analgesia, dan sedasi ! Sistem skoring digunakan untuk menilai nyeri dan untuk mengukur efektivitas pengobatan. Skor nyeri bisa ditulis di kartu suhu atau pada kartu nyeri terpisah. ! Skala analogi visual (%S! adalah garis ' )m di mana ujung-ujungnya adalah ' (tak ada nyeri! dan ' (nyeri terburuk yang bisa dibayangkan!. "asien membubuhi tanda pada garis untuk mengungkapkan keparahan nyeri mereka. :eknik ini mungkin sukar diterapkan jika pasien sedang berada dalam nyeri hebat. 2! erbal rating s)ale (&S! lebih sederhana. "asien ditanya apakah mereka tidak merasa nyeri, nyeri ringan, sedang atau berat dan diberi skor ' untuk tidak nyeri, untuk nyeri ringan, untuk nyeri sedang, dan 2 untuk nyeri berat.
3! "asien harus dinilai setelah dibangunkan dengan lembut. Sedasi sebaiknya diberi skor sekaligus1 ' jika bangun, jika mengantuk kadang-kadang, jika kebanyakan tidur, 2 jika sukar dibangunkan. ! Kombinasi skor sedasi dan frekuensi napas bisa digunakan untuk mendiagnosis overdosis opioid. 4! Frekuensi O Jmenit dengan skor sedasi 2 menunjukkan overdosis. E! "ernapasan lambat tanpa over-sedasi bisa diterima, tetapi memerlukan kewaspadaan. J! Nalo
0" Penga:& ps#%#s' emos# (an $#mg%mgam 9e:&a(ap s;m9om (an penanganan;a KONSEP N1ERI ! Penge:9#an n;e:#
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (:amsuri, ''E!. 0enurut International Association for Study of Pain (=%S"!, nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan F#s#o$og# n;e:#
&eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. ;rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se)ara potensial merusak. &eseptor nyeri disebut juga nosireceptor, se)ara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor ! ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. /erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit !utaneus", somatik dalam (deep somatic!, dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor #utaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. &eseptor jaringan kulit ( #utaneus! terbagi dalam dua komponen yaitu 1 a. &eseptor % delta
0erupakan serabut komponen )epat (ke)epatan tranmisi 4-2' mdet! yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan )epat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan b. Serabut + 0erupakan serabut komponen lambat (ke)epatan tranmisi ', mdet! yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. &eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi. "emahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budaya Respon >#s#o$og#s 9e:&a(ap n;e:#
. S9#m$as# S#mpa9#%!*n;e:# :#ngan' moderat ' (an s!&erficial . a! Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate b! "eningkatan heart rate )! asokonstriksi perifer, peningkatan /" d! "eningkatan nilai gula darah e! Diaphoresis f! "eningkatan kekuatan otot g! Dilatasi pupil h! "enurunan motilitas >= ," S9#m$s Pa:as#mpa9#% *n;e:#
a! 0uka pu)at b! ;tot mengeras )! "enurunan *& dan /" d! Nafas )epat dan irreguler e! Nausea dan vomitus f! Kelelahan dan keletihan Respon 9#ng%a& $a% 9e:&a(ap n;e:#
a! &espon perilaku terhadap nyeri dapat men)akup1 b! "ernyataan verbal (0engaduh, 0enangis, Sesak Nafas, 0endengkur! )! Ikspresi wajah (0eringis, 0enggeletukkan gigi, 0enggigit bibir! d! >erakan tubuh (>elisah, =mobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari 6 tangan e! Kontak dengan orang laininteraksi sosial (0enghindari per)akapan, 0enghindari kontak sosial, "enurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri! =ndividu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. "asien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. "asien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri. 0einhart 6 0)+affery mendiskripsikan 2 fase pengalaman nyeri1 a! Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima! Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. "ada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. "eran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien. b! Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa! Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. :oleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus ke)il, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri ke)il. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah men)ari upaya men)egah nyeri, sebelum nyeri datang. Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda tiap individu, individu dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar. Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. Ikspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan nyeri. "erawat
harus melakukan pengkajian se)ara teliti apabila klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri se)ara efektif. )! Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti! Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. "ada fase ini klien masih membutuhkan
kontrol dari perawat, karena nyeri
bersifat krisis, sehingga
dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pas)a nyeri. %pabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat aftermath" dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. "erawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang. Fa%9o: ;ang mempenga: :espon n;e:#
! 7sia %nak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. "ada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. "ada lansia )enderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan. ! Benis kelamin >ill ('! mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda se)ara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (e<1 tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri!. 2! Kultur ;rang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut keper)ayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri. 3! 0akna nyeri /erhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya. ! "erhatian :ingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. 0enurut >ill ('!, perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. :ehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri. 4! %nsietas +emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang )emas. E! "engalaman masa lalu Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. 0udah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri. J! "ola koping "ola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri. ! Support keluarga dan sosial =ndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
In9ens#9as N;e:#
=ntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. "engukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (:amsuri, ''E!. 0enurut smelt5er, S.+ bare /.> (''! adalah sebagai berikut 1 ). s%a$a #n9ens#9as n;e:# (es%:#9#> ,. S%a$a #(en9#9as n;e:# nme:#% -. S%a$a ana$og @#sa$ 3. S%a$a n;e:# men:9
Ke9e:angan !
'
1 :idak nyeri
-2
1 Nyeri ringan 1 se)ara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
3-4
1 Nyeri sedang 1 Se)ara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
E-
1 Nyeri berat 1 se)ara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
'
1 Nyeri sangat berat 1 "asien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Pen#$a#an N;e:# 8e:(asa:%an P/RST P ! P:o@o%a9#> ? Pa$#a9#>
%pa kira-kira "enyebab timbulnya rasa nyeriPH %pakah karena terkena ruda paksa benturan..H %kibat penyayatan..H dll. / ! /a$#9as ? /an9#9as
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..H. /agaimana rasanya..H. Seberapa sering terjadinya..H I< 1 Seperti tertusuk, tertekan tertimpa benda berat, diris-iris, dll. R ! Reg#on ? Ra(#as#
@okasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan ditemukan..H %pakah juga menyebar ke daerah lain area penyebarannya..H S ! S%a$a Se@#:#9as
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan >+S ( 8aa ! +ara 0engukur >+S (>lasgows +oma S)ale! ! untuk gangguan kesadaran, skala nyeri ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan T ! T#m#ng
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan dirasakan..H Seberapa sering keluhan nyeri tersebut dirasakan terjadiPH %pakah terjadi se)ara mendadak atau bertahap..H %)ut atau Kronis..H
8A8 III
PENUTUP
A" Kes#mp$an
&eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. ;rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se)ara potensial merusak. &eseptor nyeri disebut juga nosireceptor, se)ara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor ! ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. /erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit !utaneus", somatik dalam (deep somatic!, dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor #utaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
DAFTAR PUSTAKA
%. %5i5 %limul *idayat. ''3. "engantar konsep dasar keperawatan. Bakarta 1 Salemba 0edika. http1www.rajawana.)omartikelpendidikan-umum32-home-)are.html http1diponegoronursesasso)iation.blogspot.)om''J'home-)are-agen)y-prespektiksistem.html
http1stikeskabmalang.wordpress.)om''Jhome-)are-seminar
http1wwwdagulJJ.blogspot.)om''home-)are-bab-i-pendahuluan-untuk.html
http1e-learning-keperawatan.blogspot.)om''Jteori-leininger.html
http1egithink.multiply.)omjournalitem