BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang
Kematian Kematian tidak bisa dihindari dihindari dan semua orang cepat atau lambat pasti akan menemuinya. Bagi sebagian orang, kematian adalah hal yang menakutkan. menakutkan. Mereka tidak mau memikirkan, memikirkan, apalagi apalagi membicarakan membicarakannya. nya. Sebagian orang lain la in menganggap kematian adalah hal yang biasa, sebagai awal kehidupan kehidupan baru di akhirat. akhirat. Karena setiap orang akan mati, setiap orang orang
juga juga
akan akan
melalui melalui proses proses seka sekarat. rat. Ada Ada yang yang cepat cepat ada ada juga juga yang yang
lambat, lambat, menyak menyakitk itkan an dan menyen menyengsar gsaraka akan. n. Di sinila sinilah h perawa perawatan tan paliati paliatif f diperlukan. erawatan paliatif menurut !"# $%&&%' adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah(masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui mela lui identifikasi awal dan penilaian serta terapi rasa sakit dan masalah lain)baik fisik, psikososial maupun spiritual. aliatif berasal dari bahasa *atin pallium, sejenis jubah pada +aman unani unani kuno dan -omawi. aliatif berarti berfungsi seperti jubah yang melindungi melindungi,,
menyamanka menyamankan, n,
dan
menyembuny menyembunyikan ikan
atau
mengurangi mengurangi
keburukan. erawatan paliatif adalah perawatan yang menyelubungi seorang yang sakit dengan terapi yang penuh cinta kasih. erawatan ini tidak hanya memikirkan aspek fisik, tetapi juga termasuk kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual seseorang. erawatan erawatan paliatif paliatif tidak lagi ditujukan ditujukan untuk penyembuh penyembuhan, an, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien di sisa usianya. erawatan ini diberik diberikan an ketika ketika
tidak tidak
ada
lagi lagi
peluan peluang g
kesemb kesembuha uhan n
secara secara
medis. medis.
erawatan hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan sebanyak mungkin.
Selain itu, ada penekanan pada perawatan psikologis untuk pasien dan orang(orang dekatnya. erawatan paliatif mulai dikenalkan pada tahun &(an di /nggris oleh 0icely Saunders. Dia adalah peletak konsep dasar perawatan paliatif. Sebagai perawat, pekerja sosial dan kemudian dokter, 0icely banyak menghadapi pasien yang sakit parah dan tergerak untuk
melakukan
sesuatu bagi mereka. 1ilosofi dasar perawatannya adalah bahwa kematian adalah fenomena yang sama alaminya dengan kelahiran, sehingga melihat kematian sebagai proses yang harus meneguhkan hidup dan bebas dari rasa sakit. Berkat jasanya, saat ini ada sekitar %%& panti perawatan paliatif $hospis' di /nggris dan lebih dari 2.&&& di seluruh dunia. Di /ndonesia, perawatan paliatif baru mulai berkembang akhir(akhir ini. erawatan paliatif pertama dimulai pada tahun 344% oleh -S Dr. Soetomo $Surabaya', yang disusul oleh -S 0ipto Mangunkusumo $5akarta', -S Kanker Dharmais $5akarta', -S !ahidin Sudirohusodo $Makassar', -S Dr. Sardjito $ogyakarta', dan -S Sanglah $Denpasar'. erawatan paliatif sangat luas dan melibatkan tim interdisipliner yang tidak hanya mencakup dokter dan perawat tetapi juga ahli gi+i, ahli fisioterapi, pekerja sosial, psikolog6psikiater, rohaniwan, dan lainnya yang bekerja
secara terkoordinasi dan melayani sepenuh hati. erawatan dapat
dilakukan secara rawat inap, rawat jalan, rawat rumah $home care', day care dan respite care. -awat rumah dilakukan dengan kunjungan ke rumah pasien, terutama mereka yang tidak dapat pergi ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah( masalah yang dialami
pasien dan keluarganya, baik
masalah medis
maupun psikis, sosial, dan spiritual. Day care adalah menitipkan pasien selama
jam
kerja
jika
pendamping
atau keluarga
yang merawatnya
memiliki keperluan lain $seperti day care pada penitipan anak'. Sedangkan
respite care adalah layanan yang bersifat psikologis melalui konseling dengan psikolog
atau
psikiater,
bersosialisasi
dengan
penderita
kanker
lain,
mengikuti terapi musik.
Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah7 Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu. • Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses • • •
yang normal. 8idak berusaha mempercepat atau menunda kematian. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan
•
pasien. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit
•
dan setelah kematian. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien
•
dan
keluarganya,
termasuk
konseling
masa
duka
cita,
jika
•
diindikasikan. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif
•
memengaruhi perjalanan penyakit. Bersamaan dengan terapi lainnya
yang
ditujukan
untuk
memperpanjang usia, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang diperlukan untuk lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang berat. ada awalnya, perawatan paliatif hanya diberikan kepada pasien kanker stadium akhir yang tidak mungkin sembuh. 9amun, kini perawatan juga diberikan kepada pasien penyakit(penyakit lain yang mengancam jiwa seperti "/:6A/DS, penyakit jantung, penyakit paru, dan penyakit saraf. *amanya perawatan paliatif mungkin hanya beberapa hari, tapi juga mungkin beberapa bulan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
erawatan paliatif menurut !"# $%&&%' adalah ;pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah(masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian serta terapi rasa sakit dan masalah lain) baik fisik, psikososial maupun spiritual<. B. Ko!onen !era"atan !aliatif
erawatan paliatif sangat luas dan melibatkan tim interdisipliner yang tidak hanya mencakup dokter dan perawat tetapi mungkin juga ahli gi+i, ahli fisioterapi, pekerja
sosial, psikolog6psikiater, rohaniwan, dan
lainnya yang bekerja secara terkoordinasi dan melayani sepenuh hati. erawatan dapat dilakukan secara rawat inap, rawat jalan, rawat rumah $home care', day care dan respite care. -awat rumah dilakukan dengan kunjungan ke rumah pasien, terutama mereka yang tidak dapat pergi ke rumah
sakit.
memberikan
Kunjungan dilakukan solusi
atas
oleh
masalah(masalah
tim
untuk
yang
memantau
dialami
pasien
dan dan
keluarganya, baik masalah medis maupun psikis, sosial, dan spiritual. Day care adalah menitipkan
pasien selama
jam kerja jika pendamping atau
keluarga yang merawatnya memiliki keperluan lain $seperti day care pada penitipan
anak'.
Sedangkan respite care adalah
layanan yang
bersifat
psikologis melalui konseling dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, dll.
#. T$%$an &an sasaran !era"atan !aliatif
3. Adapun tujuan dalam keperawatan paliatif 7
•
Meyakini bahwa hidup dan mati adalah proses yang normal, tidak menghambat atau menundan kematian, mengurangi nyeri dan gejala penyakit lainnya,
integrasi fisik, psikis, sosial,
emosional dan spiritual dalam
memberikan pelayanan sesuai
•
dengan kebutuhan indi=idu dan keluarga. Menyediakan sistem untuk membantu indi=idu hidup seoptimal
•
mungkin sampai menjelang kematiannya. Menyediakan sistem dukungan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah sepanjang perawatan pasien dan masa berduka.
%. Sasaran kebijakan pelayanan paliatif 7 •
Seluruh pasien $dewasa dan anak' dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun
•
•
pasien berada di seluruh /ndonesia. elaksana perawatan paliatif 7
dokter,
kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya. /nstitusi(institusi terkait, misalnya7 a Dinas kesehatan propinsi dan b c d e
dinas
kabupaten6kota, -umah Sakit pemerintah dan swasta, uskesmas, -umah perawatan6hospis, 1asilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain.
D. '$ang lingk$! !era"atan !aliatif
3. *ingkup kegiatan perawatan paliatif a
perawat,
5enis kegiatan perawatan paliatif meliputi 7 a enatalaksanaan nyeri. b enatalaksanaan keluhan fisik lain. c Asuhan keperawatan
tenaga
kesehatan
d e f g b
Dukungan psikologis Dukungan sosial Dukungan kultural dan spiritual Dukungan persiapan dan selama
masa
dukacita
$berea=ement'. erawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan6rawat rumah. Aspek medikolegal dalam perawatan paliatif di ruang kritis 7 a ersetujuan tindakan medis6informed consent untuk pasien paliatif. b -esusitasi68idak resusitasi pada pasien paliatif Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya • tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang •
kompeten atau oleh 8im erawatan paliatif. /nformasi tentang hal ini sebaiknya diinformasikan
•
telah
pada saat pasien memasuki atau
memulai perawatan paliatif. asien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi, adekuat
yang
sepanjang
dibutuhkannya
informasi
untuk membuat
keputusan telah dipahaminya. Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan $ad=anced directi=e' atau dalam informed consentmenjelang •
ia kehilangan kompetensinya. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi, kecuali telah dipesankan
dalam
ad=anced
directi=e tertulis.
9amun demikian, dalam keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan pengadilan •
untuk pengesahannya. 8im perawatan paliatif dapat membuat keputusan untuk
tidak melakukan resusitasi sesuai dengan
pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien berada
dalam
tahap
resusitasi diketahui
terminal
tidak
akan
dan
tindakan
menyembuhkan
atau memperbaiki kualitas hidupnya berdasarkan c
bukti ilmiah pada saat tersebut. erawatan pasien paliatif di /0> ada dasarnya perawatan paliatif pasien di •
/0>
mengikuti ketentuan(ketentuan umum yang berlaku •
sebagaimana diuraikan di atas. Dalam menghadapi tahap perawatan
paliatif
terminal,
harus mengikuti
8im
pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian d
peralatan life(supporting. Beberapa karakteristik perawat paliatif di ruangan kritis 7 Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang • •
mengganggu. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian
•
sebagai proses yang normal. 8idak berusaha mempercepat
•
kematian. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual
•
dalam perawatan pasien. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai
•
akhir hayat. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi
•
selama masa sakit dan setelah kematian. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan
atau
keluarganya,
menunda
termasuk
•
konseling masa duka cita, jika diindikasikan. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga
•
secara positif memengaruhi perjalanan penyakit. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang
usia,
seperti
kemoterapi
atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan
yang e
diperlukan
untuk
lebih
memahami
dan
mengelola komplikasi klinis yang berat. /su Kebijakan erawatan aliatif 7 Kurangnya SDM serta mekanisme pembiayaan • kesehatan merupakan hambatan yang besar untuk •
•
mengakses alliati=e and end(of(life care alliati=e care dipengaruhi oleh isu
sosial,
organisasi
secara
kebijakan
ekonomi
keseluruhan Mengintegrasikan konsep palliati=e care untuk seluruh
•
dan
penyakit dalam konteks pelayanan dan
pendidikan Ada sistem
yang
mengatur
pendidikan
berkelanjutan terkait dengan alliati=e 0are untuk tenaga kesehatan.
E. Prinsi! !era"atan !aliatif 3. rinsip perawatan paliatif meliputi 7 a' Menghargai setiap kehidupan b' Menganggap kematian sebagai proses yang normal c' Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan d' Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu e' Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam
perawatan pasien dan keluarga f' Menghindari tindakan medis yang sia(sia g' Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat h' Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa dukacita 1. enilaian pada perawatan paliatif 3.?dmonton Symptom Assessment System a' -asa sakit b' Akti=itas c' Mual d' Depresi e' Kecemasan f' -asa mengantuk g' 9afsu makan h' Kesehatan i' Sesak nafas
BAB @ ?MBA"ASA9
BAB ( KESI)PULAN DAN SA'AN A. KESI)PULAN
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis,stroke, arkinson, gagal jantung6heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti "/:6A/DS yang memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif, pre=entif, kuratif, dan rehabilitatif. 9amun saat ini, pelayanan kesehatan di /ndonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien yang berada di ruang keperawatan kritis dan keluarganya. Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di /ndonesia masih belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan kebijakan perawatan paliatif di /ndonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan yang berada di keperawatan kritis untuk menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif secara maksimal. B. SA'AN
ada permasalahan dalam keperawatan paliatif di ruang perawatan kritis memerlukan kesiapan yang baik oleh setiap perawat yang berada dalam tatanan kerja tersebut sehingga dalam pelayanannya dapat dilakukan secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan
DA*TA' PUSTAKA
Anderson , /an .D. 3444. Care of the Critically Ill Surgical Patient . 8he -oyal 0ollege of Surgeons of ?ngland "opkinson -.B. 344. eneral 0are >nits, in
0ritical 0are, Standards )
Audit and ?thics. ED. Tinker, Browne and Sibbald. Arnold p. @ ) C Moore
?.?,
MattoE
K.*,
1eliciano
D.:. %&&@. rinciples of 0ritical
0are, in 8rauma Manual, ?D. Moore ?.?, MattoE K.*,
1eliciano
D.: . Mcraw !ill Book Coy.,p. 3 ) C3 -i=et ?.B and 0oopersmith 0.M. %&&2.
0ritical 0are
in 8he !ashington
MA9>A* #1 surgery, C th ed. , ?d. Klingensmith
M.?, *ie ?.0,
lasgow S.0 et al, , *ippincot !illiams F !ilkins, hiladelphia, p. 3@ ) C%.