ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perawatan Paliatif Disusun oleh: Kelompok 1 1. Andhika Wahyu (A21601418) 2. Erni Kuswandari (A21601438) 3. Fitriyah (A21601441) 4. Ma’ ida Kurniyati (A21601455) 5. Rasmadi (A2160468) 6. Setiani Pri Endarti (A21601474) 7. Patriot Cahyo Pambudi (A21601503)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017
ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF
A. Pengertian
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, degan pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual. Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak. Etika Keperawatan adalah Kesepakatan / peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia,2008). B. Dasar hukum keperawatan paliatif Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi : 1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif ( Kep. Menkes NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007 ) a) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif. b) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini sebaiknya telah di informasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan paliatif. c) Perawatan pasien paliatif di ICU Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang berlaku.
d) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan yang bersifat kedokteran harus dkerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang terlatih. 2. Medikolegal Euthanasia Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri. C. Kajian etik tentang perawatan palatif 1. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang perawatan mulai dari medis, perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual, sehingga secara praktis, prinsip dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan dengan prinsip pada praktek medis yang baik. Prinsip dasar perawatan paliatif : ( Rasjidi,2010 ) a) Sikap peduli terhadap pasien Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala aspek dari penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi .Faktor karakteristik, kepandaian, suku, agama, atau faktor induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan. b) Menganggap pasien sebagai seorang individu. Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-gejala yang sama, namun tidak ada satu pasienpun yang sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang harus inilah yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu. c) Pertimbangan kebudayaan Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan perawatan . d) Persetujuan Persetujuan dari pasien adalah mutlakdiperlukan sebelum perawatan dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan. e) Memilih tempat dilakukannya perawatan Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah. f) Komunikasi Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan perawatan paliatif. g) Aspek klinis : perawatan yang sesuai
Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari penyakit yang diderita pasien .hal ini penting karena karena pemberian pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang berlebihan beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian. Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis. h) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi perawtan palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga . i) Kualitas perawatan yang ebaik mungkin Perawtan medis secara konsisten, terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn medis yang konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga, dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun keluarga. j) Perwatan yang berkelanjutan. Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal hingga akhir merupakan dasr tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yang sering terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit untuk mempertahankan komunitas perawtan . k) Mencegah terjadinya kegawatan Perwatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus diberituaukan sebelumnya mengenai masalah yang sering terjadi dan membentuk rencana untuk meminimalisasi stress fisik dan emosional. l) Bantuan kepada sang perawat Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentan terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat di rumah sehingga perlu diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat keberhasilan dari perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan. m) Pemeriksaan ulang Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung dari waktu ke waktu.
2. Prinsip –prisip Etik a) Autonomy (otonomi ) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. b) Non maleficienci (tidak merugikan ) Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan psikologis pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika melakukan suatu tindakan agar jangan sampai merugikan orang lain. c) Veracity ( kejujuran ) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini diperlikan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d) Beneficienec ( berbuat baik ) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi konflikantara prinsip ini dengan otonomi. e) Justice ( keadilan ) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang enjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. f) Kerahasiaaan ( Confidentiality ) Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibacadalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien dengan bukti pesetujuannya. g) Akuntabilitas (accountability ) Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk enilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang man tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
PENUTUP
A. Kesimpulan Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keuarganya dalam menghadapi masalah masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan penderitaan melalui identifikasi awal serta terapi dan masalah lain, fisik, psikososial dan spirittual. Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggungjawabkan , didalam etik terdapat nilai nilai moral yang merupakan dasar dari perilaku manusia ( niat ). Yang terpenting adalah rambu rambu etika , moral maupun hukum yang tegas tentang euthanasia, agar terdapat kejelasan. B. Saran Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pelayanan perawatan pasien paliatif baik di instansi rumah sakit maupun di pelayanan lanjutan atau home care,serta menerapkan prinsip etik perawatan paliatif berdasarkan hukum perawatan paliatif.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat. Chritiono M, 2007, Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman, ECG, Jakarta Asshiddiqie. Jimly, 2005, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Guwandi, 2000, Bioethics & Biolaw, Faultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Komalawati. D. Veronica, 1989, Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter, Pustaka Harapan, Jakarta Kozier, 2000, Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison Wesley. Mendri. Ni Ketut, 2009, Hubungan Pemberian Informasi Tindakan Invasif Oleh Perawat Dengan Pemahaman Hak Pasien Rawat Inap Di IRNA I RSUP Dr. Sardjito, Tesis Tidak Dipublikasikan. Pasca Sarjana UGM Yogyakarta Perry & Potter, 1997, Fundamental Keperawaran, Buku Ajar Konsep, Proses dan Praktik, ( Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk) Ed. 4, EGC, Jakarta. Rasjidi. Imam, 2010, Perawatan Paliatif Suportif & Bebas Nyeri Pada Kanker, CV Sagung Seto, Jakarta Sutarno, Eutanasia Yang Tidak Disadari Di Rumah Sakit, disampaikan dalamKongres Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia di Yogyakarta 10 Juni 2012 Tejawinata. Sunaryadi, 2008, Perawatan Paliatif adalah Hak Asasi Setiap Manusia, disampiakan pada seminar peringatan hari paliatif sedunia 26 Oktober 2008, Surabaya. (Kepala Pusat Pengembangan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo periode 1992-2006)
WHO. 2009. WHO Definition of Palliative Care. http://www.WHO.Int/ can cerlpallia tiveldefinitionlenl. Diakses tanggal 4 Mei 2011.