MAKALAH MAKA LAH KEPERA KEPE RAW WATAN ATAN PALIATIF PALIATIF “MANAJEMEN NYERI ”
DISUSUN OLEH : Kelompok 3
1
A!"#$
%$l&"# I''$( P133)*+,-1*,1+
+
A."!"/$ P0$!$m$
P133)*+,-1*,13
3
H$#$ M'.$l"2$(
P133)*+,-1*,1*
*
"04"$#$
P133)*+,-1*,15
5
M6l"k$( I.$M4" R$($/
P133)*+,-1*,1-
PRO7RAM STUDI S1 TERPAN KEPERAWATAN SEMARAN7 JURUSAN JURU SAN KEPERA KEPE RAW WATAN ATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARAN7 +,1) KATA KATA PEN7AN PE N7ANT TAR
DAFTAR ISI
%A% I PENDAHULUAN
A L$!$0 L$!$0 %el$k$ %el$k$#4 #4 Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali seringkali diminta diminta untuk untuk mendeskrips mendeskripsikan ikan
nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, DS! merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. "endeskripsi ini diranking dari #tidak terasa nyeri$ sampai #nyeri yang tidak tertahankan$. "erawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. "erawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. %lat DS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik ( Numerical rating scales, N&S! lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala '-'. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. %pabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan ' )m (%*+"&, !. Skala analog visual (Visual analog scale, %S! tidak melebel subdivisi. %S adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. %S dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka ("otter, ''!. Skala nyeri harus diran)ang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. %pabila klien dapat memba)a dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. "erawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk
atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan ("otter, ''!. % &umusan /asalah
Dapat dirumuskan masalah 0 . . 2.
1erbagai tipe nyeri 1erbagai sindrom nyeri yang terjadi "erbedaan manajemen nyeri untuk pasien untuk pasien dirumah
sakit dengan lingkungan masyarakat 3. "engkajian nyeri se)ara komperhensif . %ktivitas teraputik dalam penanganan nyeri 4. "engaruh psikis, emosi, dan lingkungan terhadap simtom dan penanganan
8 5ujuan
%A% II ISI
%. Definisi Nyeri Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (5amsuri, ''6!.
/enurut International Association for Study of Pain (7%S"!, nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan
kerusakan
jaringan
aktual
maupun
potensial,
atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. &eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. 8rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se)ara potensial merusak. &eseptor nyeri disebut juga nosireceptor, se)ara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor ! ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. 1erdasarkan
letaknya,
nosireseptor dapat
dikelompokkan
dalam
beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic!, dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. &eseptor jaringan kulit (kutaneus! terbagi dalam dua komponen yaitu 0 .
&eseptor % delta /erupakan serabut komponen )epat (ke)epatan tranmisi 4-2'
m9det! yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan )epat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan. .
Serabut + /erupakan serabut komponen lambat (ke)epatan tranmisi ',
m9det! yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. &eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan
sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi. "emahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budaya &espon fisiologis terhadap nyeri 1
Stimulasi Simpatik0(nyeri ringan, moderat , dan superficial ! a! Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate b! "eningkatan heart rate
+
)!
asokonstriksi perifer, peningkatan 1"
d!
"eningkatan nilai gula darah
e!
Diaphoresis
f!
"eningkatan kekuatan otot
g!
Dilatasi pupil
h!
"enurunan motilitas :7
Stimulus "arasimpatik (nyeri berat dan dalam! a!
/uka pu)at
b!
8tot mengeras
)!
"enurunan *& dan 1"
d!
Nafas )epat dan irreguler
e!
Nausea dan vomitus
f!
Kelelahan dan keletihan
&espon tingkah laku terhadap nyeri a!
&espon perilaku terhadap nyeri dapat men)akup0
b!
"ernyataan
verbal
(/engaduh,
/enangis,
Sesak
Nafas,
/endengkur! )!
;kspresi wajah (/eringis, /enggeletukkan gigi, /enggigit bibir!
d!
:erakan tubuh (:elisah, 7mobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari < tangan
e!
Kontak
dengan
orang
lain9interaksi
sosial
(/enghindari
per)akapan, /enghindari kontak sosial, "enurunan rentang perhatian, =okus pd aktivitas menghilangkan nyeri! 7ndividu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. "asien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. "asien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri. /einhart < /)+affery mendiskripsikan 2 fase pengalaman nyeri0 a!
=ase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima!
=ase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. "ada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. "eran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien. b!
=ase sensasi (terjadi saat nyeri terasa!
=ase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. 5oleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus ke)il, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri ke)il. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah men)ari upaya men)egah nyeri, sebelum nyeri datang. Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda tiap individu, individu dengan endorfin tinggi
sedikit merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar. Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. ;kspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan nyeri. "erawat harus melakukan pengkajian se)ara teliti apabila klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan nyeri itu tidak mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri se)ara efektif. )!
=ase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti!
=ase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. "ada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pas)a nyeri. %pabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermat) dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. "erawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang. F$k!o0 /$#4 mempe#4$0(" 0e6po# #/e0"
!
>sia
%nak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. "ada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. "ada lansia )enderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan. !
?enis kelamin
:ill ('! mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda se)ara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (e@0 tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri!.
2!
Kultur
8rang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut keper)ayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri. 3!
/akna nyeri
1erhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya. !
"erhatian
5ingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. /enurut :ill ('!, perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. 5ehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri. 4!
%nsietas
+emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang )emas. 6!
"engalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. /udah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri. A!
"ola koping
"ola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri. !
Support keluarga dan sosial
7ndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
I#!e#6"!$6 N/e0"
7ntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. "engukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (5amsuri, ''6!. /enurut smeltBer, S.+ bare 1.: (''! adalah sebagai berikut 0 19 6k$l$ "#!e#6"!$6 #/e0" .e6k0"!"2 +9 Sk$l$ ".e#!"!$6 #/e0" #me0"k 39 Sk$l$ $#$lo4 "6$l *9 Sk$l$ #/e0" me#0! ;o0;$#"6
Ke!e0$#4$# :
'
0 5idak nyeri
-2
0 Nyeri ringan 0 se)ara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
3-4
0 Nyeri sedang 0 Se)ara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
6-
0 Nyeri berat 0 se)ara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
'
0 Nyeri sangat berat 0 "asien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul. Pe#"l$"$# N/e0" %e0.$6$0k$# P
%pa kira-kira "enyebab timbulnya rasa nyeriC %pakah karena terkena ruda paksa 9 benturan.. %kibat penyayatan.. dll. < : <$l"!$6 = <$#!"!$6
Seberapa berat keluhan nyeri terasa... 1agaimana rasanya... Seberapa sering terjadinya.. ;@ 0 Seperti tertusuk, tertekan 9 tertimpa benda berat, diris-iris, dll. R : Re4"o# = R$."$6"
Eokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan 9 ditemukan.. %pakah juga menyebar ke daerah lain 9 area penyebarannya.. S : Sk$l$ Se"0"!$6
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan :+S ( %$>$ : +ara /engukur :+S (:lasgowFs +oma S)ale! ! untuk gangguan kesadaran, skala nyeri 9 ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan T : T"m"#4
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan 9 dirasakan.. Seberapa sering keluhan
nyeri tersebut dirasakan 9 terjadiC %pakah terjadi se)ara
mendadak atau bertahap.. %)ut atau Kronis..
1. Klasifikasi Nyeri .
Klasifikasi
nyeri
menurut
smeltBer
<
bare
(''!
mengklasifikasikan nyeri berdasarkan durasi yaitu 0 a! Nyeri akut Nyeri akut biasanya awitanya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan )idera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau )idera telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari 4 bulan dan biasanya kurang dari bulan. >ntuk tujuan definisi nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri berlangsung dari beberapa detik hingga 4 bulan b! Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiter yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau )idera spesifik. Nyeri kronik dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyembuhan. Nyeri kronik sering di identifikasikan sebagai nyeri yang berlangsung selama 4 bulan atau lebih, meskipun dapat berubah antara akut dan kronik. Sementara "ri)e dan Gilson (''4!, mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau sumber antara lain 0 a! Nyeri Somatik superfi)ial (kulit! Nyeri kulit berasal dari struktur H struktur superfi)ial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. %pabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, tetapi apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut. b! Nyeri Somatik dalam Nyeri somati) dalam menga)u pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang,sendi dan arteri. Struktur-strukur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri kulit dan )enderung menyebar ke daerah sekitar. )! Nyeri iseral Nyeri iseral menga)u kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh. &eseptor nyeri vis)eral lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somati) dan terletak di dinding otot polos organ-organ berongga. /ekanisme utama yang menimbulkan nyeri vis)eral adalah peregangan atau distensi abdominal dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan. d! Nyeri %lih Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah ditubuh tetapi dirasakan terletak didaerah lain. Nyeri alih sering dialihkan kedermatom (daerah kulit! yang dipersyarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut berasal dari masa mudigah, tidak hams ditempat orang tersebut berada pada masa dewasa e! Nyeri Neuropati
Sistem saraf se)ara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan demi system syaraf tepi (SS5! ke system syaraf pusat (SS"! yang menimbulkan perasaan nyeri. Dengan demikian, lesi di SS5 atau SS" dapat menyebabkan gangguan atau hilangnya sensasi nyeri. Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih, atau seperti tersengat listrik. "asien dengan nyeri Neuropatik menderita akibat instabilitas system syaraf otonom (SS8!. Dengan demikian, nyeri sering bertambah parah oleh stress emosi atau fisik (dingin,kelelahan! dan mereda oleh relaksasi.
+. Sindrom Nyeri Syndrome nyeri yang laBim terjadi 0 misalnya ple@opaties, sensitiBation .
"le@ophaties 7stilah
#ple@opati$
berkenaan
dengan
sindrom
nyeri
yang
berhubungan dengan pleksus saraf perifer. %bnormalitas neurologisnya, melibatkan beberapa syaraf pada pleksus. "ada kasus bra)hial ple@opati, nyeri diperburuk oleh pernapasan yang dalam atau gerakan dari leher dan bahu. "alpasi yang dalam pada daerah bahu dapat menimbulkan nyeri atau
perasaan
penuh.
Nyeri
pada
bra)hial
ple@opati
mungkin
berhubungan dengan penyebaran neoplastik ke syaraf, perlekatan dan penyebaran setelah infeksi, operasi, atau terapi radiasi. "le@opathy adalah gangguan yang mempengaruhi jaringan saraf, pembuluh darah, atau pembuluh getah bening. Gilayah saraf itu berada di brakialis pleksus atau lumbosakral. :ejala yang ditimbulkan termasuk rasa sakit atau nyeri, kehilangan kontrol motor, dan defisit sensorik. %da dua jenis utama ple@opathyI 1ra)hial ple@opathy dan lumbosakral ple@opathy. /ereka biasanya disebabkan dari beberapa jenis trauma lokal seperti dislokasi bahu. Kelainan juga dapat disebabkan oleh kompresi, komorbiditas penyakit pembuluh darah, infeksi, atau mungkin idiopatik dengan penyebab yang tidak diketahui. Eangkah pertama dalam evaluasi dan manajemen ple@opathy terdiri dari mengumpulkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter
kesehatan. "ola fungsi motorik yang )a)at akan terdeteksi dengan baik di ekstremitas atas atau bawah membantu diagnosis gangguan tersebut. Jray dari tulang belakang leher, dada, dan bahu biasanya diperintahkan jika gejala menunjukkan keadaan akut pada brakialis ple@opathy. ?ika riwayat fisik mengungkapkan riwayat diabetes, penyakit vaskular kolagen, atau gejala infeksi, dokter dapat memerintahkan serangkaian tes darah termasuk hitung darah lengkap (+1+! dan panel metabolik yang komprehensif (+/"!. . Sensitisation Sensitisasi adalah karakterteristik nosiseptor dimana respon terhadap stimuli meningkat ditempat )edera. Sensitisasi nosiseptor menghasilkan hiperalgesia primer di tempat )edera yang menghasilkan nyeri terasa terus-menerus selama istirahat dan meningkat selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut. 7nput nosisepsi selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut dapat meningkatkan respon saraf yang mentransmisikan nyeri di susunan saraf pusat, hal ini akan memperbesar sensasi nyeri se)ara klinis. "eningkatan respon saraf di susunan saraf pusat terhadap input aferen yang normal atau dibawah ambang (subtreshold! disebut sensitisasi sentral ()entral sensitiBation!. 1esarnya sensitisasi sentral tergantung pada banyak fa)tor, termasuk tipe jaringan dan luasnya )edera Sensittisasi sentral memperkuat transmisi input dari jaringan perifer dan menghasilkan hiperalgesia sekunder, peningkatan respon neyri yang dibangkitkan oleh stimuli diluar area )edera. Sensitisasi sentral bisa terjadi baik di tingkat spinal maupun supraspinal.
D. "erbedaan /anajemen Nyeri .
"erbedaan /anajemen Nyeri >ntuk "asien ang di &umah Sakit dengan
yang di lingkungan masyarakat Nyeri sendiri dapat didefinisikan sebagai Lpengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakanL (!e International Association for te Study of Pain, 6!.
Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis, tindakan keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau dilakukan tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan pasien dikelola dengan melakukan pemantauan se)ara kontinyu dan teren)ana. 1ahkan dalam akreditasi ?oint +ommission 7nternational (?+7! isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh pihak rumah sakit. 1erbagai bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus menga)u pada pedoman pengelolaan rasa nyeri. *al ini seperti ter)antum dalam standar akreditasi ?+7 berikut0 1
Patient and Family Rights (PFR)
"=& .3 &umah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan pengelolaan rasa sakit yang tepat. +
Assessment of Patients (AOP)
%8" .6 Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah mengalami rasa nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika ada. 3
Care of Patients (COP)
+8" 4. "asien didukung se)ara efektif dalam mengelola rasa nyerinya. :ambaran menjadi pasien di rumah sakit yang identik dengan berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, a)ap kali memberikan ketakutan tersendiri bagi pasien akan rasa nyeri yang dapat menyertai proses pemberian pelayanan kesehatan tersebut. Sebagai )ontoh, bagaimana proses transfusi darah dapat memberikan rasa nyeri bagi si pasien, ataupun tindakan medis lainnya yang dapat memberikan rasa nyeri pada pasien. Sumber-sumber nyeri dapat meliputiI prosedur tindakan medis, tindakan keperawatan, dan prosedur diagnostik.
+8"
6..
"erawatan
pasien
dalam
keadaan
mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya.
menjelang
ajal
"roses penerapan manajemen nyeri ini memerlukan peran aktif dari seluruh )ivitas hospitalia yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, serta peran langsung dari pasien itu sendiri, dimana pasien didorong untuk menyampaikan rasa nyeri yang mereka alami. Sedangkan pada proses pelaksanaannya, pihak rumah sakit dapat mempergunakan beberapa alternatif tools yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengkaji intensitas nyeri. Skala pengukuran nyeri sendiri dapat didasarkan pada self report, observasi (perilaku!, atau data fisiologis. 1erikut adalah beberapa tools yang dapat dipergunakan berdasar pada Mself reportM pasien 0 1
Verbal Rating Scale (VRS): erbal &ating S)ale merupakan jenis
pengukuran nyeri yang telah lama dipergunakan dan merupakan pengukuran nyeri dalam bentuk sederhana. Dapat berupa pertanyaan sederhana Mapakah anda merasa nyeriM, yang dapat dijawab pasien dengan MiyaM atau MtidakM. Namun, biasanya dalam pengukuran ini mempergunakan 3 sampai dengan titik intensitas skala dengan deskripsi sepertiI tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, sangat nyeri. +
Visual Analog Scale (VAS): isual %nalog S)ale (%S! adalah
instrumen untuk mengukur besarnya nyeri pada garis sepanjang ' )m. 1iasanya berbentuk horiBontal atau vertikal, dan garis ini digerakkan oleh gambaran intensitas nyeri yang memiliki range dari tidak nyeri sampai dengan rasa nyeri yang ekstrim. 3
Numerical Rating Scale (NRS): Numeri)al &ating S)ale (N&S!
hampir sama dengan isual %nalog S)ale, tetapi memiliki angka-angka sepanjang garisnya, kisaran angka '-' dan pasien diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang dirasakannya. *
Faces Rating Scale dari ong !a"er 0 7nstrumen dengan
menggunakan =a)es &ating S)ale terdiri dari 4 gambar skala wajah yang bertingkat dari wajah yang tersenyum untuk Lno painL sampai wajah yang berlinang air mata. "asien dapat menunjukkan dengan gambar, tingkat rasa nyeri yang dirasakannya.
/anajemen nyeri menjadi salah satu isu penting dalam proses pemberian layanan kesehatan kepada pasien. "ada implementasinya pelayanan bermutu diberikan dengan mempedulikan rasa nyeri yang dialami pasien, didukung dengan tools pengkajian nyeri yang sesuai dan terdokumentasi dengan baik serta pemberian manajemen nyeri sesuai pedoman yang ditetapkan.
;. "engkajian Nyeri Se)ara Komperhensif . "engkajian Nyeri Se)ara Komprehensif /anajemen nyeri suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain ataupun diri sendiri. "enanganan Nyeri Dalam penanganan nyeri, perawat terlebih dahulu mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien. *al ini dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, sehingga perawat
harus
menanyakannya
se)ara
langsung kepada klien
karakteristik nyeri dengan " & S 5. "rovoking 0 "enyebab uality
0 Kwalitas
&egion
0 Eokasi
Severate
0 Skala
5ime
0 Gaktu
a. Eokasi "engkajian lokasi nyeri men)akup dimensi 0 5ingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial "osisi atau lokasi nyeri Nyeri superfisial biasanya dapat se)ara akurat ditunjukkan oleh
klienI sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (vis)era! lebih dirasakan se)ara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi0
Nyeri terlokalisir 0 nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
Nyeri 5erproyeksi 0 nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf
spesifik Nyeri &adiasi 0 penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak
dapat dilokalisir &effered "ain (Nyeri alih! 0 nyeri dipersepsikan pada area yang
jauh dari area rangsang nyeri. b. 7ntensitas 1eberapa faktor yang mempengaruhi nyeri 0
Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian Status kesadaran klien *arapan klien
Nyeri dapat berupa 0 ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. "erubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien. ).
Gaktu dan Eama (5ime < Duration! "erawat perlu mengetahui9men)atat kapan nyeri mulai timbulI berapa lamaI bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d.
Kualitas Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. %njurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui0 nyeri kepala mungkin dikatakan #ada yang membentur kepalanya$, nyeri abdominal dikatakan #seperti teriris pisau$.
e.
"erilaku Non erbal 1eberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain 0 ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain. =. %ktivitas 5eraputik Dalam "enanganan Nyeri . 5erapeutik dalam penanganan nyeri pada pasien Pe#$#4$#$# %ktivitas N/e0" T"#.$k$# F$0m$kolo4"6
>mumnya nyeri direduksi dengan )ara pemberian terapi farmakologi. Nyeri ditanggulangi dengan )ara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi
perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri %dapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah 0 1
A#$l4e6"k N$0ko!"k
+
A#$l4e6"k Lok$l
3 *
A#$l4e6"k /$#4 ."ko#!0ol kl"e# O;$! ? o;$! #o#6!e0o".
T"#.$k$# No# F$0m$kolo4"6
/enurut 5amsuri (''4!, selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan berdasarkan 0 1 o
Pe#$#4$#$# 2"6"k=6!"ml$6" 2"6"k mel"p!" :
Stimulasi kulit
/assase kulit memberikan efek penurunan ke)emasan dan ketegangan otot. &angsangan masase otot ini diper)aya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri o
Stimulasi ele)tri) (5;NS!
+ara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah )ara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. 1isa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (5;NS9 trans)utaneus ele)tri)al nerve stimulation!. 5;NS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar. o
%kupuntur
%kupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri. ?arum H jarum ke)il yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak. o
"lasebo
"lasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan Bat
tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai #obat$ seperti kaplet, kapsul, )airan injeksi dan sebagainya. + o
I#!e0e#6" pe0"l$k ko4#"!"2 mel"p!" :
&elaksasi
&elaksasi otot rangka diper)aya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. 5eknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar men)apai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri. o
>mpan balik biologis
5erapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan )ara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. 5erapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan )ara memasang elektroda pada pelipis. o
*ipnotis
/embantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif. o
Distraksi
/engalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat 5 atau pertandingan bola!, distraksi audio (mendengar musik!, distraksi sentuhan (massase, memegang mainan!, distraksi intelektual (merangkai puBBle, main )atur! o
:uided 7magery (7majinasi terbimbing!
/eminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. %pabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. 5indakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut. PENAN7ANAN NYERI AKUT o
Nyeri akut sering dikelola dengan tidak memadai. 7ni tidak
seharusnya demikian. Kontrol nyeri sering bisa diperbaiki dengan strategi sederhana0 Nilai nyeri o
o o
%tasi dengan obat dan teknik yang anda sudah terbiasa Nilai kembali nyeri setelah terapi dan bersiap untuk memodifikasi
pengobatan jika perlu. %nalgesia yang baik mengurangi komplikasi pas)a bedah seperti o infeksi paru, mual dan muntah, D5 ,dan ileus.
Prinsi# umum
!
"asien yang mengeluh nyeri, berarti mereka betul-betul merasa
nyeri. /ereka perlu didengarkan dan diper)aya. ! 5idak ada pola fisiologis atau perilaku yang bisa digunakan untuk membuktikan bahwa seseorang sedang berpura-pura nyeri. 2! 8perasi yang sama mungkin akan menghasilkan kebutuhan analgesia yang bervariasi pada berbagai pasien. 3! Derajat nyeri yang sama mungkin diekspresikan dengan )ara berbeda oleh berbagai pasien. ! 8pioid yang diberikan untuk nyeri akut tidak menyebabkan adiksi obat. 4! 6!
Nyeri hebat setelah pembedahan bisa di)egah. +ari sebab-sebab nyeri yang bisa diatasi, tetapi jangan tunda
analgesia dengan alasan takut menyelubungi tanda-tanda bedah. A! Dosis tepat dari analgesik opioid adalah O)ukup dan sering )ukupF ! /anfaat maksimum dengan efek samping paling sedikit sering diperoleh dengan kombinasi berbagai obat dengan )ara pemberian berbeda (misal opioid dan %7NS dan anestesi lokal!
"enilaian nyeri, analgesia, dan sedasi !
Sistem skoring digunakan untuk menilai nyeri dan untuk mengukur
efektivitas pengobatan. Skor nyeri bisa ditulis di kartu suhu atau pada kartu nyeri terpisah. ! Skala analogi visual (%S! adalah garis ' )m di mana ujungujungnya adalah ' (tak ada nyeri! dan ' (nyeri terburuk yang bisa dibayangkan!. "asien membubuhi tanda pada garis untuk mengungkapkan keparahan nyeri mereka. 5eknik ini mungkin sukar diterapkan jika pasien sedang berada dalam nyeri hebat.
2!
erbal rating s)ale (&S! lebih sederhana. "asien ditanya apakah
mereka tidak merasa nyeri, nyeri ringan, sedang atau berat dan diberi skor ' untuk tidak nyeri, untuk nyeri ringan, untuk nyeri sedang, dan 2 untuk nyeri berat. 3! "asien harus dinilai setelah dibangunkan dengan lembut. Sedasi sebaiknya diberi skor sekaligus0 ' jika bangun, jika mengantuk kadangkadang, jika kebanyakan tidur, 2 jika sukar dibangunkan. ! Kombinasi skor sedasi dan frekuensi napas bisa digunakan untuk mendiagnosis overdosis opioid. 4! =rekuensi P A9menit dengan skor sedasi 2 menunjukkan overdosis. 6! "ernapasan lambat tanpa over-sedasi bisa diterima, tetapi memerlukan kewaspadaan. A! Nalo@one intravena harus ditirasi dengan penambahan setiap '' mg sampai over-sedasi memulih tanpa mengurangi efek analgesia. Nalo@one mungkin bekerja lebih singkat daripada opioid, sehingga penilaian harus dilanjutkan karena sedasi bisa berulang.
%A% III
PENUTUP
Ke6"mpl$#
&eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. 8rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se)ara potensial merusak. &eseptor nyeri disebut juga nosireceptor, se)ara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor ! ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. 1erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic!, dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
DAFTAR PUSTAKA
%. %BiB %limul *idayat. ''3. "engantar konsep dasar keperawatan. ?akarta 0 Salemba /edika. http099www.rajawana.)om9artikel9pendidikan-umum932-home-)are.html http099diponegoronursesasso)iation.blogspot.)om9''A9'9home-)are-agen)y prespektik-sistem.html
http099stikeskabmalang.wordpress.)om9''99A9home-)are-seminar9
http099wwwdagulAA.blogspot.)om9''99home-)are-bab-i-pendahuluanuntuk.html
http099e-learning-keperawatan.blogspot.)om9''A99teori-leininger.html
http099egithink.multiply.)om9journal9item9