78� �
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian penelitian
dapat
disimpulkan sebagai berikut : �� Dalam konsepsi Islam, pendidikan yang membebaskan merupakan
aktulisasi dari potensi fitrah fitrah dasar manusia.
Secara idealistik melalui
ajaran normatif dan historinya, Islam sangat menekankan pendidikan pembebasan. Namun secara realistis masih perlu perjuangan, tekad dan kemauan keras dalam mewujudkan pendidikan Islam yang membebaskan. Hal ini dapat melalui perombakan paradigmatik, maupun teknis seperti perubahan semua kurikulum pendidikan yang kondusif bagi tumbuhnya semangat pembebasan, demokrasi dan humanisme. �� Tujuan pendidikan secara keumuman harus diarahkan pada pembentukan
pribadi
yang
bermental
pembebas,
humanis
dan
demokratis.
Mengembangkan metode yang digunakan pendidikan bisa dalam bentuk latihan, pembiasaan, contoh (uswah hasanah), hadiah, pujian, permainan dan istirahat. Metode pengajaran yang dapat mengantarkan pada kebebasan berpikir peserta didik, seperti debat, diskusi, dialog, sampai mereka mampu membaca realitas masyarakatnya dengan baik. �� Perubahan paradigma pendidikan Islam, yaitu merubah paradigma dari
paradigma otoriter keparadigma demokratis, tertutup ke keterbukaan,
78
79� �
doktriner kepartsiipatoris. Perombakan paradigmatik tidak bisa ditawar lagi, mengingat kompleksitas problem umat semakin meningkat. �� Adanya sinkrionisasi antara lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan
lingkungan masyarakat dimana pendidikan yang berorientasi pembebasan dapat tercapai. Masyarakat perlu membudayakan tradisi kritik, dialog, keterbukaan, semangat pluralisme dan praktik-praktik praktis yang menyentuh permasalahan kaum lemah dan tertindas oleh apapun. Baik secara politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Tentu dengan pendekatan kultural akan sangat berarti dalam mencerahkan rakyat dalam program penyadaran dan pemberdayaan bukan pemaksaan. Setidaknya kegelisahan akan model pendidikan yang membodohkan dan hanya berorientasi “knowledge ansich” dan kurang memepertimbangkan pada nilai (value) dapat teratasi. Mengingat kebutuhan manusia yang berpihak pada nilai, nilai, tidak sekedar kepentingan sesaat sangat diharapkan, disaat kita melakukan tugas-tugas liberatif atau pemberdayaan masyarakat.
B. Saran 1. Pelajar Muslim a. Bila pelajar Muslim bermaksud merebut peranan sejarahnya kembali dalam
percaturan
dunia
dan
tidak
lagi
melestarikan
budaya
humaniorisme intelektualitas, kerja pertama yang harus ditandinginya adalah bangkit dari budaya verbalisme menuju budaya intelektualisme dan spiritualisme.
80� �
b. Pelajar Muslim harus mampu menampilkan dan menegaskan sisi emansipatorisnya, yaitu berusaha melepaskan diri dari bentuk “kungkungan”, intervensi, dan diskriminasi dalam proses pendidikan. c. Pelajar muslim harus bisa mengasah dan menegosiasi intelektual personal hingga terbentuk intelektual sosial menuju kemaslahatan realitas sekitar. 2. Lembaga Pendidikan Islam a. Pendidikan tinggi Islam haruslah membebaskan anggota civitas akademiknya
dari
budaya
fanatisme
golongan
dan
hegemoni
kekuasaan yang bercorak pra Islam, dan membawa mereka kepada suasana kampus yang islami dan menantang m enantang secara intelektual. b. Pendidikan Islam harus mampu mengantisipasi masa depan umat Islam yang akan berhadapan dengan berbgai ideologi besar dan tantangantantangan lain, seperti disintegrasi sosial, merosotnya nilai soidaritas, kecenderungan materialisme, melajunya proses sekularisasi, dan lain sebagainya. c. Produk pendidikan Islam harus mampu menciptakan tatanan moral baru yang bersumber dari etika Islam yang menuju universalisme transedental. Hal ini dapat diwujudkan dengan meramu nilai-nilai kemanusiaan dan kebutuhan, yang bia menaungi semua produk pemikiran manusia. d. Pendidikan tinggi Islam harus mampu menciptakan lingkungan akademik yang kondusif agi lahirnya intelektual-intelektual yang
81� �
berfikir kreatif, autentik, kritis, aktual dan orisinal, bukan intelektual “konsumerisme” yang berwawasan sempit, terbatas, kaku, dan verbal.[] Demikian tulisan sederhana ini saya buat, semoga ikhtiar dan harapan mewujudkan pendidikan yang membebaskan akan benar-benar terwujud. Semoga bermanfaat dan menjadi sumbangan berarti bagi pengembangan pendidikan Islam di masa mendatang.