MAKALAH KELOMPOK ILMU PENDIDIKAN ISLAM “TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT TOKOH PENDIDIKAN ISLAM”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
IMAM WAHYUDI KAMAL ASYAD KASMAWATI
DOSEN PENGAMPU : ARMIZI, S.PdI. Ma
SEMESTER II LOKAL G
STAI AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN T.A 2011
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan kehidupan manusia, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Segala sesuatu yang terjadi di alam dan yang ada di alam ciptaan Allah tentu tidak semata diciptakan, tetapi sudah pasti ada tujuan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, begitu juga dengan pendidikan yang merupakan kebutuhan primer bagi jalannya kehidupan umat manusia. Allah SWT pun telah berfirman di dalam Al-Qur‟an tentang tujuan pendidikan itu sendiri, sehingga manusia tinggal menjalankan dan merealisasikan apa-yang difirmankan Allah SWT. Dari kenyataan di atas melalui makalah ini diharapkan dapat terungkap masalah : “Bagaimana tujuan pendidikan menurut Al -Qur‟an?
masalah tersebut penulis tuangkan kedalam sebuah Tulisan yang berjudul “TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM”
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Ibnu Khaldun a. Beografi Singkat Ibnu Khaldun Nama lengkap Ibnu Kaldun adalah Abdurrahman Zaid Waliyuddin Bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan732 H, bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1332 M. nama kecilnya adalah Abdurrahman, sedangkan Zaid adalah nama pangilan keluarga sedangkan waliyuddin merupakan kehormatan yang dianugrahkan oleh raja Mesir sewaktu beliau diangkat menjadi ketua pengadilan di Mesir.
b. Tujuan Pendidikan Islam Dijelaskan menurutnya ada enam tujuan yang hendak dicpai melalui pendidikan, antara lain1: 1. Menyiapkan seseorang dari segi keagamaan, yaitu dengan mengajarkan syair-syair agama menurut al-Quran dan Hadits Nabi sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana dengan potensipotensi lain yang jika kita mendarah daging, maka ia seakan-akan menjadi fithrah. 2. Menyiapkan sesorang dari segi akhlak. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan Muhammad AR., bahwa hakekat pendidikan menurutIslam sesungguhnya adalah menumbuhkan dan membentuk kepribadian manusia yang sempurna melalu budi luhur dan akhlak mulia. 3. Menyiapkan sesorang dari segi kemasyarakatan atau sosial. 4. Menyiapkan sesorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Ditegaskannya tentang pentingnya pekerjaan sepanjang umur manusia, sedang pengajaran atau pendidikan menurutnya termasuk di antara ketrampilan-ketrampilan itu.
1
http://farhanvsgnk.wordpress.com/2008/11/07/tujuan-pendidika http://farhanvsgnk.wordpress.c om/2008/11/07/tujuan-pendidikan-menurutn-menurutibnu-khaldun/
3
5. Menyiapkan sesorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiran sesorang dapat memegang berbagai pekerjaan atau ketrampilan tertentu. t ertentu. 6. Menyiapkan sesorang dari segi kesenian, di sini termasuk musik, syair, khat, seni bina dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian. Dia telah memberikan porsi yang sama antara apa yang akan dicapai dalam urusan ukhrowi dan duniawi, karena baginya pendidikan adalah jalan untuk memperoleh rizki. Maka atas dasar itulah Ibnu Khaldun beranggapan bahwa target pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja, karena dia memandang aktivitas ini sangat penting bagi terbukanya pikiran dan kematangan individu. Karena kematangan berpikir adalah alat kemajuan ilmu industri dan sistem sosial.
2. Menurut KH. Ahmad Dahlan a. Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan lahir di Kauman (Yogyakarta) pada tahun 1898 dan meninggal pada tanggal 25 Pebruari 1923. Ia berangkat dari keluarga diktatis dan terkenal alim dalam ilmu agama. Ayahnya bernama KH. Abu Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar kraton Yogyakarta. Sementara ibunya bernama Aminah, putri KH. Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di kraton Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan memperdalam ilmu agamanya kepada para ulma‟ timur tengah. Beliau memperdalam ilmu fiqih kepada kiai
Mahfudz Termas, ilmu hadits kepada Mufti Syafi‟i, ilmu falaq kepada kiai Asy‟ari Bacean. Beliau juga sempat mengadakan dialog dengan
para ulama nusantara seperti kiai Nawawi Banten dan kiai Khatib dari Minangkabau yang dialog ini pada akhirnya banyak mengalami dan mendorongnya untuk melakukan reformasi di Indonesia adalah dialognya dengan syeikh Muhammad Rasyid Ridha, seorang tokoh modernis dari Mesir.
4
Dengan kedalaman ilmu agama dan ketekunannya dalam mengikuti gagasan-gagasan pembaharuan islam, KH. Ahmad Dahlan kemudian aktif menyebarkan gagasan pembaharuan islam ke pelosokpelosok tanah air sambil berdagang batik. KH. Ahmad Dahlan melakukan tabliah dan diskusi keagamaan sehingga atas desakan para muridnya pada tanggal 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan mendirikan
organisasi
Muhammadiyah.
Disamping
aktif
di
Muhammadiyah beliau juga aktif di partai politik. Seperti Budi Utomo da Sarikat Islam. Hampir seluruh hidupnya digunakan utnuk beramal demi kemajuan umat islam dan bangsa. KH. Ahmad Dalhlan meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23 Pebruari 1923 M dan dimakamkan di Karang Kadjen, Kemantren, Mergangsan, Yogyakarta. Yogyakarta. b. Tujuan Pendidikan Menurut KH. Ahmad Dahlan, pendidikan islam 2, hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
Tujuan
pendidikan
tersebut
merupakan
pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan utnuk menciptakan individu yang salih dan mengalami ilmu agama. Sebaliknya,
pendidikan
sekolah
model
Belanda
merupakan
pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agma sama sekali. Akibat dialisme pendidikan tersebut lahirlah dua kutub intelegensia : lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu umum dan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak ti dak menguasai ilmu agama.
2
http://ipmasapala.blogspot.com/2010_09_ http://ipmasapala.blogs pot.com/2010_09_01_archive 01_archive.html .html
5
Melihat
ketimpangan
tersebut
KH.
Ahamd
Dahlan
berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spritual serta dunia dan akhirat. Bagi KH. Ahmad Dahlan kedua hal tersebut (agama-umum, material-spritual dan dunia-akhirat) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa KH. Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan ilmu umum sekaligus di Madrasah Muhammadiyah.
3. Zakiah Daradjat, Zakiah Darajat membagi tujuan Pendidikan Islam menjadi 4 (empat) macam3, yaitu : a) Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. b) Tujuan akhir. Tujuan akhir adalah tercapainya wujud kamil, yaitu orang yang telah mencapai ketakwaan dan menghadap Allah dalam ketakwaannya. c) Tujuan sementara. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. d) Tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu . a.Tujuan Umum Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur,
3
http://rystikamahartie.student.umm.ac.id/2010/08/19/tujuan-3/
6
kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut. Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan
nasional
negara
tempat
pendidikan
Islam
itu
dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan. Tujuan umum itu hanya
bisa
tercapai
setelah
melalui
proses
pengajaran,
pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.
b.Tujuan Akhir Pendidikan itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu kehidupan di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah SWT yang Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim” (Qs. Ali Imran : 102). Tujuan akhir pendidikan Islam itu juga terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Allah SWT. berfirman : Artinya : “Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam” (Qs. Al- An‟am An‟am : 162). Tujuan akhir
pendidikan Islam pada hakikatnya adalah merealisasikan cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah SWT. lahir dan batin, di dunia dan akhirat.
7
c.Tujuan Sementara Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam
bentuk
tujuan
instruksional/pembelajaran
yang
dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan khusus, dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.
d.Tujuan Operasional Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan
akan
mencapai
tujuan
tertentu
disebut
tujuan
operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan instruksional umum dan instruksional khusus. Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilan yang ditonjolkan. (Zakiah Daradjat, dkk : Ilmu Pendidikan Islam) Dari beberapa definisi di atas, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari masalah nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri, karena realisasi nilai-nilai itulah yang pada hakikatnya menjadi dasar dan tujuan pendidikan Islam, yakni membentuk insan kamil yang senantiasa beriman dan beribadah serta bertakwa kepada Allah SWT. demi kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Atau dengan kata lain bahwa tujuan pendidikan yang disebutkan di atas terfokus pada terbentuknya kesadaran pada diri kita sebagai manusia hamba Allah yang wajib menyembah kepada-Nya dan
8
mengingkari
sesembahan-sesembahan
yang
lain.
Kemudian
terbentuknya kesadaran pada diri akan tugas kita sebagai khalifah yang senantiasa mengelolah bumi dengan amal usaha kita dengan tidak lepas dari tawakkal kepada Allah SWT. sehingga kita dapat meraih kenikmatan dan kesejahteraan lahir dan batin, baik selama masih di dunia maupun di hari kemudian kelak.
4. AL-GHAZALI Imam al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 Hijrah bersamaan dengan tahun 1058 Masehi di bandat Thus, Khurasan (Iran). Ia berkun`yah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar
beliau
al-Ghazali
ath-Thusi
berkaitan
dengan
Abu
Hamid
Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy- Syafi‟i (lahir 1058 di Thus, Propinsi Khurasan, Persia (Iran), wafat 1111, Thus) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.gelar ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan. Sedangkan gelar asy- Syafi‟i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi‟i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita -cita
yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam AlGhazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam AlGhazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
9
Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membina insan paripurna yang bertaqarrub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat. Tidak dapat dilupakan pula bahwa orang yang megikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ini pula yang dapat mengantarkannya kepada pembentukan insan paripurna. 2) M Athiyah al-Abrasy, mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut 4 : a) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. b) Pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), c) membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur. d) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. e) Pendidikan Islam memiliki dua orientasi yang seimbang, yaitu memberi persiapan bagi anak didik untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga kehidupannya di akhirat. f) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. g) Pendidikan Agama Islam tidak bersifat spiritual, ia juga memperhatikan kemanfaatan duniawi yang dapat diambil oleh siswa dari pendidikannya. h) Menumbuhkan roh ilmiah ( scientific spirit ) pada pelajar dan memuaskan
keinginan
hati
untuk
mengetahui
(
curiosity
)
dan
memungkinkan ia mengkaji ilmu sebagai sekedar ilmu. Dengan demikan, Pendidikan Agama Islam tidak hanya memperhatikan pendidikan agama dan akhlak, tapi juga memupuk perhatian kepada sains, sastra, seni, dan lain sebagainya, meskipun tanpa unsur-unsur keagamaan didalamnya. i) Menyiapkan pelajar dari segi profesinal, tekhnis, dan dunia kerja supaya ia dapat menguasai profesi tertentu.
4
http://starawaji.wordpress.com/2009/05 http://starawaji.wordpre ss.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-aga /02/tujuan-pendidikan-agama-islam/ ma-islam/
10
1. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali harus mengarah kepada
realisasi
tujuan
keagamaan
dan
akhlak,
dengan
titik
penekanannya penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqorrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan pendidikan diarahkan selain untuk mendekaykan diri kepada Allah, akan menyebabkan kesesatan dan kemudharatan. Al-Ghazali berkata: “hasil dari ilmu sesungguhnya ialah mendekatkan diri kepada Allah,
dan menghubungkan diri dengan para malaikat yang tinggi dan bergaul dengan alam arwah, itu semua adalah keberasan, pengaruh penerintahan bagi raja-raja dan penghormatan secara naluri”. Menurut al-Ghazali, pendekatan diri kepada Allah merupakan tujuan pendidikan. Orang dapat mendekatkan diri kepada Allah hanya setelah memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmi pengetahuan itu tidak akan diperoleh kecuali melalui pengajaran. Selanjutnya, dari kata-kata tersebut dapat difahami bahwa menuru al-Ghazali tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi 2 yaitu tujuan jangka panjang dan pendek. a. Tujuan
pendidikan
jangka
panjang
Adalah mendekatkan diri kepada Allah, pendidikan dalam prosesnya harus mengarahkan manusia menuju pengenalan dan kemudia pendekatan diri kepada Allah. Menurut konsep ini, dapat dinyatakan bahwa semakin lama seseorang duduk dibangku pendidikan, semakin bertambah ilmu pengetahuannya, pengetahuannya, maka semakin
mendekat
kepada
Allah. Tentu saja untuk mewujudkan hal itu bukanlah sistem pendidikan yang memisahkan ilmu-ilmu keduniaan dari nilai-nilai kebenaran dan sikap religius, tetapi sistem pendidikan yang memadukan keduanya secara integral. Sistem inilah yang mampu membentuk manusia yang mampu melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan dan sistem pemdidikan alGhazali mengarah kesana.
11
b. Tujuan pendidikan jangka pendek Adalah
diraihnya
profesi
manusia
sesui
dengan
bakat
dan
kemampuannya. Syarat untuk mencapai tujuan itu adalah, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan baik yang fardu „ain maupun fardu
kifayah Kesimpulan tujuan pendidikan pendidikan menurut menurut al-Ghazali : 1) Mendekatkan diri kepada Allah, yang wujudnya adalah kemampuan dan denfgan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunnah 2)
Menggali
dan
mengambangkan
potensi
atau
fitrah
manusia
3) Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas keduniaan
dengan
sebaik-baiknya.
4) Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari kerendahan budi dan sifat-sifat sif at-sifat tercela 5) Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama sehingga menjadi manusia yang manisiawi
5. Ibnu Sina Nama lengkapnya adalah Abu ‟Ali al -Husyn ibn Abdullah.
Penyebutan nama ini telah menimbulkan pebedaan pendapat di kalangan para ahli sejarah. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa nama tersesut diambil dari bahasa latin, Avin Sina, dan sebagian yang lain mengatakan bahwa nama tersebut diambil dari kata Al-Shin yang dalam bahasa Arab berarti Cina. Selain itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama tersebut dihubungkan dengan nama tempat kelahirannya, yaitu Afshana. Dalam sejarah pemikiran islam, Ibnu Sina di kenal sebagai intelektual muslim yang banyak mendapat gelar. Ia lahir pada tahun 370
12
H. bertepatan dengan tahun 980 M, di Afshana, suatu daerah yang terletak di dekat bukhara, di kawasan Asia Tengah. Ayahnya bernama Abdullah dari Belkh, suatu kota yang termasyhur dikalangan orang-orang Yunani, kota tersebut sebagai pusat kegiatan polotik, juga sebagai pusat kegiatan intelektual dan keagamaan. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan pendidikan menurut Ibnu Sina, yaitu : a) Diarahkan kepada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang
menuju
perkembangan
yang
sempurna
perkembangan fisik, intelektual maupun budi pekerti.
baik
5
b) Diarahkan pada upaya dalam rangka mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bersama-sama di masyarakat dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya disesuaikan dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.
Sedangkan tujuan pendidikan yang bersifat jasmani yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pembinaan fisik dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga, tidur, maka, minum, dan menjaga
kebersihan.
Dengan
pendidikan
jasmani
diharapkan
terbinanya pertumbuhan fisik siswa anak yang cerdas otaknya. Melalui pendidikan budi pekerti anak diharapkan membiasakan diri berlaku sopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun pendidikan kesenian diharapkan seorang anak dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya khayalnya. Kemudian Ibnu Sina mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat keterampilan, yang artinya mencetak tenaga pekerja yang profesional. 6
5
Ibn Sina, As-Siyasah Fi at Tarbiyah, Mesir; Majalah al-Masyrik, 1906, hal. 1076. 6 Ibn. Sina, Al-Burhan min as- Syifa’, Mesir, al - Mathba’ah -Aminah, 275 H, Mathba’ah al -Aminah, hal. 57.
13
Dari
beberapa
tujuan
pendidikan
tersebut
di
atas,
kalau
dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa Ibn Sina memiliki pola pemikiran tentang tujuan pendidikan yang bersifat hirarkis-struktural. Maksudnya tujuan pendidikan yang bersifat universal juga bersifat kurikuler (perbidang studi) dan bersifat operasional. Pandangan tentang insan kamil yaitu manusia yang terbina seluruh potensinya secara seimbang dan menyeluruh.
Faktor yang mempengarui terhadap tujuan pendidikan pada bidang keahliannya adalah situasi masyarakat yang sudah maju dan terspesialisasi dan pandangan filsafat.
14
BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, maka dapat simpulkan bahwa tujuan pendidikan islam pada intinya adalah : terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah
menjadikan
seluruh
manusia
yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Tujuan umum pendidikan islam diberi perhatian dan tidak terkena perubahan dari waktu ke waktu. Finalitas kenabian secara implisit menyatakan finalitas cita-cita yang diajarkan Nabi Saw.Jadi, tujuan umum pendiudikan islam adalah tujuan yang berada jauh dari masa sekarang, sebuah hasil pencapaian yang tidak dapat terlaksana melalui sekali kerja. Takwa kepada Allah merupakan tujuan tertinggi dalam pendidikan islam, ia sebagai ultimate goal dari serangkaian tujuan yang ditampilkan di atas dari masing-masing tujuan tersebut mempunyai hubungan sistematik satu sama lainnya yang tak dapat dipisahkan.
15
DAFTAR PUSTAKA http://farhanvsgnk.wordpress.com/2008/11/07/tujuan-pendidikan-menurut- ibnu-khaldun/
http://ipmasapala.blogspot.com/2010_09_01_archive.html
http://rystikamahartie.student.umm.ac.id/2010/08/19/tujuan-3/ http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/tujuan-pendidikan-agama- islam/ Ibn Sina, As-Siyasah Fi at Tarbiyah, Mesir; Majalah al-Masyrik, 1906, hal. 1076. Ibn. Sina, Al-Burhan min as- Syifa’, -Aminah, 275 H, Syifa’, Mesir, al- Mathba’ah Mathba’ah al -Aminah, hal. 57.
16