i
KARAKTERISTIK GURU EFEKTIF DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
yang diampu oleh Dr. Ipah Saripah M. Pd
Disusun oleh :
Moh. Alvin Windro W.
Purwati Dinnur 'Azizah
Rafika Maulidiyah A.
Rizqi Agung Wibawa
Siti Nuraeni
Syahrul Satura
Tiya Ummu A.
Zenica Sonia Pratiwi
1504805
1501133
1506958
1500912
1500086
1507415
1503792
1501747
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... …..1
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................……………2
1.4 Sistematika Penulisan...................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................ ………………..3
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 3
BAB III................................ ……………………………………………………..4
ANALISIS............................................................................................................. 4
3.1 Konsep Guru Efektif................................................................................................ 4
3.2 Ciri-Ciri Guru Efektif.............................................................................................. 5
BAB IV............................................................................................................................. 11
PENUTUP........................................................................................................................ 11
4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 11
4.2 Implikasi..................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada ditangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, keterampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok guru yang bagaimana yang kita butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan. Pendidik merupakan tenaga efektif yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian guru adalah seseorang yang efektif dan memiliki ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya
Rumusan Masalah
Apa pengertian guru efektif?
Bagaimana karakteristik guru efektif?
Bagaimana ciri-ciri guru efektif?
Tujuan dan Manfaat
Menejelaskan pengertian guru efektif.
Menjelaskan karakteristik guru efektif.
Menjelaskan ciri-ciri guru efektif
Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan makalah ini, kami mencari referensi dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Selain itu, kami juga mencari referensi dari internet dengan mendownload e-book.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada ditangan guru. Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru.
Stronge (2013, hlm. 14) menjelaskan bahwa guru efektif merupakan para ahli yang menguasai konten dan mengenal para murid yang mereka didik, dengan menggunakan strategi-strategi perencanaan yang efisien, mempraktekan pengambilan keputusan yang interaktif, serta dapat mewujudkan keterampilan-keterampilan manajemen kelas yang efektif.
Para guru yang efektif ini efisien dan mereka dapat melakukan lebih banyak hal dalam waktu yang lebih singkat daripada yang dapat dilakukan oleh para pendidik pemula.
Sylvester J. Balassi (1968 dalam Sukirman) mengidentifikasi beberapa karakteristik guru yang efektif, yaitu:
Commitment;
Intelligence;
Knowledge;
Sound Character;
Good physical and mental health;
Enthusiasm;
Sense of humor;
Flexibility;
BAB III
ANALISIS
Konsep Guru Efektif
Stronge (2013, hlm. 14) menjelaskan bahwa guru efektif merupakan para ahli yang menguasai konten dan mengenal para murid yang mereka didik, dengan menggunakan strategi-strategi perencanaan yang efisien, mempraktekan pengambilan keputusan yang interaktif, serta dapat mewujudkan keterampilan-keterampilan manajemen kelas yang efektif.
Para guru yang efektif ini efisien dan mereka dapat melakukan lebih banyak hal dalam waktu yang lebih singkat daripada yang dapat dilakukan oleh para pendidik pemula.
Selain itu, Slavin (2009) mengatakan bahwa yang menjadikan seorang guru disebut sebagai guru yang efektif tidak hanya sekedar mengetahui tentang materi pelajaran tetapi juga harus mengetahui tentang keterampilan mengajar. Guru yang efektif tidak hanya tahu materi yang seharusnya diajarkan tetapi juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada para siswa. Yang terpenting adalah kemampuan menghubungkan konsep-konsep abstrak dengan pengalaman yang sudah dimiliki oleh para siswa.
Wolfgramm (Henson & Eller, 1999) mengatakan bahwa guru akan terus menghadapi tantangan dalam memotivasi siswa, mempertahankan disiplin, serta bekerja sama dengan orangtua, sesama guru, dan administrator. Hal-hal diatas sangatlah penting untuk dilakukan oleh guru dengan melibatkan atribut dan harapan yang unik terhadap para siswanya.
Burden & Byrd serta Kennedy (Slavin, 2009) menambahi bahwa guru yang efektif perlu memiliki kemampuan untuk menampilkan tugas-tugas yang mempengaruhi instruksi yang efektif. Merujuk pada hasil penelitian Cornelius- White serta Eisner (Slavin, 2009) kehangatan, antusiasme, dan perhatian sangatlah penting. Sementara penelitian Wiggins & McTighe (Slavin, 2009) menunjukkan bahwa Guru yang baik perlu memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran dan cara belajar siswa. Meski demikian, menurut Shulman (Slavin, 2009) keberhasilan dari ketuntasan materi yang diajarkanlah yang menjadikan suatu pembelajaran menjadi efektif instruksional.
Ciri-Ciri Guru Efektif
Suyanto dan Hisyam (2000) mengemukakan tentang beberapa kemampuan guru yang mencerminkan guru yang efektif, yaitu :
Kemampuan yang terkait dengan iklim kelas, terdiri dari :
Memiliki kemampuan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan;
Memiliki hubungan baik dengan siswa;
Secara tulus menerima dan memperhatikan siswa;
Menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar;
Mampu menciptakan atmosfer untuk bekerja sama dan kohesivitas dalam kelompok;
Melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran;
Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; dan
Meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.
Kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen, terdiri dari:
Memiliki kemampuan secara rutin untuk mengahadapi siswa yang tidak memperhatikan, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi dalam mengajar; serta
Mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berfikir yang berbeda.
Kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik dan penguatan (reinforcement), terdiri dari:
Mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa;
Mampu memberikan respon yang membantu kepada siswa yang lamban belajar;
Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang memuaskan; dan
Mampu memberikan bantuan kepada siswa yang diperlukan.
Kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari:
Mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
Mampu memperluas dan menambah pengetahuan metode-metode pengajaran; dan
Mampu memanfaatkan perencanaan kelompok guru untuk menciptakan metode pengajaran.
Sylvester J. Balassi (1968 dalam Sukirman) mengidentifikasi beberapa karakteristik guru yang efektif, yaitu:
Commitment; yaitu kesetiaan, kepatuhan dan ketaatan serta dedikasi untuk mencurahkan segala pikiran dan kemampuannya pada bidang pekerjaanyang menjadi tanggung jawabnya. Bagi seseorang yang telah menetapkan pilihannya untuk mengabdikan diri pada profesi sebagai guru, tentu saja harus memiliki komitmen yang tinggi. Perhatian, motivasi, loyalitas dan dedikasinya secara maksimal dicurahkan pada bidang pekerjaan yang ditekuninya yaitu sebagai tenaga guru. Dalam pasal 40 ayat 2 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru sebagai tenaga kependidikan harus memiliki komitmen secara profesional untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan.
Intelligence; agar bisa bekerja dengan efektif dan profesional pada bidang profesi yang ditekuninya, harus ditunjang oleh kecerdasar (Intelligence). Guru itu harus cerdas, dan kecerdasan disini bukan hanya cerdas berpikir (intelektual), akan tetapi harus diimbangi juga oleh kecerdasan emosional, sosial dan moral. Seperti diamanatkan pasal 40 ayat 2 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa "guru sebagai tenaga pendidik harus menempatkan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru oleh siswa". Seseorang yang menjadi rujukan untuk ditiru biasanya mereka telah memiliki kemampuan yang lengkap, ilmu pengetahuannya luas sebagai gambaran dari kecerdasan intelektual, sikapnya baik dan direfleksikan atau diterapkan oleh dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan ini Mohamad Surya menyatakan bahwa jadi guru itu"harus kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ihlas".
Knowledge; bagi setiap guru untuk dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien, harus ditunjnag oleh pengetahuan dan wawasan yang luas. Pengetahuan dan wawasan berpikir tidak hanya dibatasi pada penguasaan disiplin ilmu terkait dengan setiap mata pelajaran yang harus diajarkan, akan tetapi menyangkut dengan pengetahuan lain. Seperti diketahui bersama, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama berkenaan teknologi informasi dan komunikasi setiap saat tidak pernah sepi dari inovasi. Pembelajaran yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi saat ini bukan lagi sesuatu yang dianggap mewah, tapi sudah menjadi kebutuhan. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut misalnya: e-learning, e-book, dan lain sebagainya. Bila guru tidak mampu menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, maka sudah pasti akan mempengaruhi terhadap efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugasnya.
Sound Character; dalam pembelajaran guru berperan sebagai komunikator yaitu yang mengkomunikasikan pesan-pesan pembelajaran agar diterima oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu unsur penting dalam proses komunikasi adalah media komunikasi yang digunakan, antara lain melalui komunikasi verbal dengan menggunakan bahasa lisan (suara). Oleh karena itu setiap guru ketika berkomunikasi dengan siswa dengan menggunakan bahasa lisan (suara), harus jelas, dan mudah dipahami oleh siswa.
Good physical and mental health; Fisik dan mental yang sehat termasuk kedalam aspek yang cukup penting untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Kesehatan fisik yang dapat menunjang terhadap aktivitas mengajar, akan menjadi faktor penentu efektivitas pembelajaran. Demikian pula kesehatan mental menjadi faktor dominan untuk dapat melaksanakan tugas pembelajaran secara profesional. Dalam banyak hal kekurangan fisik, dapat tertutupi oleh kebaikan mental dan emosionalnya. Ini berarti kesehatan mental memiliki peran yang amat penting dalam mempengaruhi proses pembelajaran. Oleh karena itu guru yang efektif harus memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani.
Enthusiasm; modal dasar untuk menjadi guru yang efektif adalah harus memiliki sifat antusis. Yaitu suatu kondisi jiwa yang mencerminkan semangat atau kemauan yang membaja. Sifat antusiasme seorang guru akan tercerminkan akan tercerminkan antara lain melalui: sikap, perhatian dan motivasi dalam mengajar, dedikasi dan tanggung jawab, disiplin dan sifatsifat positif lain yang merefleksikan dari kesungguhan. Sifat antusiasme yang ditunjukkan oleh guru ketika melaksanakan tugas sehari-hari, secara psikogis akan berpengaruh terhadap semangat dan motivasi belajar siswa. Ketika siswa memperhatikan guru selalu disiplin, datang tepat waktu, penuh perhatian, dan mencerminkan semangat yang tinggi, maka akan berbanding lurus dengan sifat siswa. Artinya siswa akan terdorong untuk belajar dengan penuh semangat dan disiplin, sehinga akhirnya akan berdampak positif terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Sense of humor; Guru yang efektif dalam membimbing pembelajaran adalah yang mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Oleh karena itu suasana kelas harus dikondisikan agar siswa merasa betah dan aman ketika melakukan aktivitas belajarnya. Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan antara lain yaitu dengan sifat humor dari guru. Humor disini harus dibedakan dengan melawak, humor dalam pengertian pembelajaran selalu dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan perhatian dan motivasi belajar siswa. Misalnya ketika memberikan ilustrasi atau contoh, tidak salah jika di dalamnya mengandung unsur-unsur yang bersifat humor, tapi mendidik dan tetap terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Flexibility; guru yang efektif ialah yang dinamis, luwes, yaitu yang mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi (fleksibel). Guru tidak selalu bertindak sebagai informator atau pemberi materi, akan tetapi sewaktu waktu guru bisa memerankan selaku pembimbing atau teman diskusi bagi siswa. Oleh karena itu guru yang efektif ialah yang mampu dan terampil menggunakan multi metode dan media pembelajaran. Apabila guru banyak menguasai metodologi pembelajaran, menguasai media dan sumber-sumber pembelajaran, maka akan memudahkan guru untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian (fleksibel) dengan perkembangan yang terjadi.
Untuk memiliki sifat, karakter, yang dibutuhkan oleh profesi guru tidak akan muncul denghan sendirinya. Akan tetapi harus dipelajari, dibangun, dilatih dan direfleksikan. Selanjutnya untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi, maka guru selalu harus mengembangkan diri dengan belajar yang tak pernah berhenti. Upaya untuk melatih dan mengembangkan setiap jenis karakter tersebut antara lain bisa dilakukan atau dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran mikro.
Sementara itu, Slavin (2009) menyebutkan, faktor yang membuat seseorang itu menjadi guru yang baik adalah sebagai berikut:
Mengetahui pokok mata pelajaran dan menguasai kemampuan pedagogi
Menyelesaikan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif dengan kehangatan, antusiasme, dan kepedulian
Guru yang intensional dan menggunakan prinsip psikologi pendidikan dalam pengambilan keputusan dan pengajaran
Menggabungkan riset dan akal sehat
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kemampuan guru untuk mengelola kelas dan menangani perilaku siswa akan mempengaruhi ketekunan guru dalam menghadapi kelas terutama kelas yang bermasalah. Permasalahan ini kerap ditemui oleh guru yang masih baru. Oleh karena itu usaha untuk mengembangkan kemampuan untuk menjadi guru yang efektif perlu dilatihkan sejak awal.
LPTK perlu menyiapkan para calon guru agar dapat mengembangkan ketrampilannya dalam mengajar agar tercapai pembelajaran yang efektif. Ketrampilan ini dapat tercapai melalui pembentukan karakter yang didapat pada saat pendidikan formal di Perguruan Tinggi dan terus dikembangkan melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Implikasi
Berdasarkan pemaparan diatas, guru sebagai pengajar tidak hanya pandai dalam penyampaian materi. Guru juga harus memiliki sikap empati, tulus dalam menerima siswa, dan juga dapat memberikan reinforcement yang tepat, baik dalam hal reward ataupun punishment.
Selain itu pula guru dapat menghadapi berbagai macam perilaku siswa, seperti siswa yang tidak memperhatikan, suka mencela, dan juga dapat memberikan tugas/bertanya yang sesuai untuk meningkatkan tingkat kecerdasan.
Daftar Pustaka
Henson, K. &. (1999). Educational Psychology for Effective Teaching. Belmont:
Wadsworth Publishing Company.
Slavin, R. (2009). Educational Psychology: Theory and Practices. 9th edition.
New Jersey: Pearson.
Stronge, J. H. (2013). Kompetensi Guru-Guru Efektif. Jakarta: PT. INDEKS.
Sukirman, D. (2012). Micro Teaching. Jakarta: Kemenag.