8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus 2.1.1 2.1.1 Penge Pengerti rtian an Diabet Diabetes es Mellit Mellitus us Diab Diabete etess mell mellit itus us (DM) (DM) meru merupa paka kan n gang ganggu guan an metab metabol olik ik yang yang
dikarat dikarateris eristik tikan an dengan dengan hiperg hiperglik likemi emi bersam bersamaa dengan dengan ganggu gangguan an metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi insulin dan aksi insulin (Damayanti, 2010). Menurut Smeltzer !are (200") dalam #rna$ati (201%), Diabetes mellitus merupa merupakan kan sekelom sekelompok pok kelain kelainan an hetero heterogen gen yang yang ditanda ditandaii dengan dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Diab Diabete etess melli mellitu tuss adal adalah ah peny penyak akit it kron kronis is yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh ketida ketidak k mampua mampuan n tubuh tubuh untuk untuk mempro memproduk duksi si hormo hormon n insuli insulin n atau karena penggunaannya yang tidak efektif dari produksi nsulin. &al ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah ('ekti ri, 2011). 2.1. 2.1.2 2 Klas Klasif ifik ikas asii 1. Diab Diabete etess ip ipee 1 Diabet Diabetes es tipe tipe 1 atau diabet diabetes es anak*an anak*anak ak adalah adalah diabet diabetes es yang yang
ter+ad ter+adii karena karena berkur berkurang angny nyaa rasio rasio insuli insulin n dalam dalam sirkulas sirkulasii darah darah akibat akibat hilang hilangnya nya sel beta beta pengha penghasil sil insuli insulin n pada pada pulau*p pulau*pula ulau u langer hands pada hands pada pankreas. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak*anak ataupun orang de$asa ('ekti ('ekti ri, 2011). 2011). Sampai saat ini, diabetes tipe 1 hanya hanya dapat di obati dengan menggu menggunak nakan an insuli insulin, n, dengan dengan penga$ penga$asan asan yang yang teliti teliti terhad terhadap ap tingkat glukosa darah melalui glukometer. Selain itu penekanan
9
+uga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). era$atan DM tipe 1 harus berlan+ut terus. era$atan tidak akan mempen mempengar garuhi uhi akti-i akti-itas* tas*akt akti-i i-itas tas normal normal bila bila kesada kesadaran ran yang yang ukup, pera$atan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan. ingkat glukosa rata*rata untuk penderita DM tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal ("0*120 mg/dl, * mmol/) ('ekti ri, 2011). 2. Diab Diabete etess ip ipee 2 Diabet Diabetes es tepe 33 disebut disebut sebagai sebagai non-insulin-dependent diabetes mellitus (43DDM), merupakan tipe DM yang ter+adi bukan karena rasio rasio insu insuli lin n di dala dalam m dara darah, h, melai melaink nkan an meru merupa paka kan n kelai kelaina nan n metabolisme yang disebabkan oleh disfungsi sel beta, gangguan pengeluaran hormon insulin ('ekti ('ekti ri, 2011). 2011). Diabetes tipe 33 ini dapat ter+adi tanpa ada ge+ala sebelum hasil diagnosis. DM tipe 2 ini biasanya diobati dengan ara perubahan akti-i akti-itas tas fisik fisik (olahr (olahraga) aga),, diet, diet, dan melalu melaluii pengur pengurang angan an berat berat badan. 5ika perlu pengobatan dengan obat anti diabetes dapat dilakukan ('ekti ri, 2011). Diabetes tipe 33 ini dapat ter+adi tanpa ada ge+ala sebelum hasil diagnosis. DM tipe 2 ini biasanya diobati dengan ara perubahan akti-i akti-itas tas fisik fisik (olahr (olahraga) aga),, diet, diet, dan melalu melaluii pengur pengurang angan an berat berat badan. 5ika perlu pengobatan dengan obat anti diabetes dapat dilakukan ('ekti ri, 2011). #tiologi diabetes tipe 33 terdiri dari berbagai faktor yang belum sepenuhnya terungkap dengan +elas. 6aktor genetik dan pengaruh
10
lingkungan ukup besar dalam menyebabkan ter+adinya diabetes ini, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya gerak badan (Damayanti, 2017). !erbeda dengan diabetes tipe 3, pada diabetes tipe 33 terutama yang berada pada tahap a$al, umumnya dapat terdeteksi +umlah insulin yang ukup di dalam darahnya, disamping itu kadar glukosa darah yang +uga tinggi. 8etensi insulin banyak ter+adi di negara*negara ma+u sebagai akibat dari obesitas (Damayanti, 2017). Selain retensi insulin, pada diabetes tipe 33 +uga dapat munul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. 4amun demikian, tidak ter+adi kerusakan sel*sel beta langerhans seara autoimun sebagaimana yang ter+adi pada tipe 3. Dengan demikian defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes tipe 33 hanya bersifat relatif dan tidak absolut. 9leh karena itulah penanganannya seara umum tidak memerlukan terapi pemberian insulin. Sel*sel beta kelen+ar pankreas melakukan sekresi insulin dalam dua fase. 6ase pertama sekresi insulin ter+adi segera setelah stimulus
atau
rangsangan
glukosa
yang
ditandai
dengan
meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan sekresi fase kedua ter+adi sekitar 20 menit sesudahnya (Damayanti, 2017). ada a$al perkembangan tipe 33, sel*sel beta menun+ukan gangguan sekresi insulin pada fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. 5ika tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan penyakit selan+utnya penderita
11
diabetes tipe 33 akan mengalami kerusakan sel*sel beta pankreas yang ter+adi seara progresif, yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen (Damayanti, 2017). %. Diabetes :estasional Deabetes melitus gestasional (:estational Diabetes Mellitus) adalah kehamiln normal yang disertai dengan peningkatan resistensi insulin.
6aktor risiko diabetes gestasional antara lain
ri$ayat keluarga, obesitas, dan glikosuria. Diabetes ini didapatkan pada 2*7 persen ibu hamil. (4abyl, 2012). Diabetes gestasional meningkatkan mordibilitas neonatus. &al ini ter+adi karena bayi dari ibu yang menderita diabetes gestasional mensekresikan
insulin
lebih
besar
sehingga
merangsang
pertumbuhan bayi dan mikrosomia. (4abyl, 2012). . Diabetes ipe ain 3ni merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang mengakibatkan gula darah meningkat, misalnya infeksi berat, pemakaian obat kortikosteroid. Dan lain*lain (4abyl, 2012). 2.1.3 Etilgi Menurut Damayanti (2017) penyebab DM belum diketahui seara
pasti, namun terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi diabetes mellitus tipe 2adalah; 1. :enetik Diabetes enderung diturunkan atau di$ariskan, bukan ditularkan. nggota keluarga penderita DM (Diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM.
12
2.
adalah rubela, mumps, dan human
o=sakie-irus !. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, -irus ini mengakibatkan destuksi atau perusakan sel. %. !ahan toksik !ahan beraun yang merusak sel beta seara langsung adalah allo=an, pyrinuron (rodentisida), dan streptozotin (produk dari se+enis +amur). !ahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong. . >adar kortikosteroid yang tinggi 7. >ehamilan diabetes gestasional . 9bat*obatan yang dapat merusak pangkreas. Selain itu, adapun faktor risiko yang memungkinkan seseorang
1. 2. %. .
terkena DM yaitu; 9besitas ?mur di atas 0 tahun ekanan darah tinggi (@10/A0 mm&g) >elainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolesterol &D
B%7
mg/dl, dan trigliserida @270 mg/dl. 7. Canita yang melahirkan bayi @000 gr . Semua $anita hamil 2*2" minggu 2.1.! "e#ala Diabetes Melitus Selain ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi, adapun
ge+ala*ge+ala dari diabetes mellitus yang mudah dilihat adalah polopagi, polidipsi, dan poliuri (4abyl, 2012). :e+ala lainnya yang timbul adalah pandangan kabur, pusing, mual, dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. enderita diabetes yang kurang terkontrol bahkan lebih peka terhadap infeksi (4abyl, 20120 2.1.$ Diagnsis
13
Menurut
#8>#43
(2011), diagnosis
diabetes melitus
dapat
ditegakkan melalui tiga ara, yaitu ; 1. 5ika ada keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma se$aktu @200 mg/dl sudah ukup untuk menegakkan diagnosis DM 2. emeriksaan glukosa plasma puasa 12 mg/dl dengan adanya keluhan klasik %. es toleransi glukosa oral (:9). Meskipun :9 dengan beban E7 gr glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. :9 sulit untuk dilakukan berulang*ulang dan dalam praktek sangat +arang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus. 2.1.% K&'likasi Diabetes Melitus 1. K&'likasi Akut Menurut #rna$ati (201%) ada tiga komplikasi akut pada diabetes
yang penting dan berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah +angka pendek, yaitu ; hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, dan sindrom &&4> atau yang disebut +uga koma hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. a &ipoglikemia &ipoglikemia adalah kadar glukosa darah yang abnormal rendah yang ter+adi +ika kadar glukosa darah turuh di ba$ah 70 hingga 0 mg/dl. >eadaan ini dapat ter+adi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit, atau karena akti-itas fisik yang berat. Menurut Mirza Maulana (200A) ge+ala hipoglikemi ditandai dengan munulnya
rasa
lapar,
gemetar,
mengeluarkan
keringat,
berdebar*debar, pusing, gelisah, dan penderita dapat men+adi
14
koma. &ipoglikemia ini dapat ter+adi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dan diabetes tipe lain. b
>etoasidosis diabetik >etoasidosis diabetik disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak ukupnya +umlah insulin yang nyata. >eadaan ini mengakibatkan
gangguan
pada
metabolisme
karbohidrat,
protein, dan lemak. >eadaan ini umumnya ter+adi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. da tiga gambaran klinis pada ketoasidosis diabetik, yaitu; dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. 2. K&'likasi Makr(askuler Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi mikro-askuler
yang umumnya ter+adi pada diabetes tipe 2. >omplikasi tersebut adalah sebagai berikut; a enyakit arteri koroner Salah satu iri unik pada penyakit arteri koroner yang diderita oleh pasien*pasien diabetes adalah tidak terdapatnya ge+ala iskemik
yang
khas,
+adi
hanya
dapat
di+upai
melalui
pemeriksaan elektrokardiogram. b enyakit serebro-askuler enyakit serebro-askuler pada penderita diabetes serupa dengan yang ter+adi pada pasien nondiabetes. :e+ala yang ter+adi seperti keluhan pusing atau -ertigo, gannguan penglihatan, biara pelo,
dan kelemahan. enyakit -askuler perifer anda dan ge+ala penyakit
-askuler
perifer
menakup
berkurangnya denyut nadi perifer dan nyeri pada pantat atau betis ketika ber+alan.
15
3. K&'likasi Mikr(askuler a 8etinopati 8etinopati diabetik
disebabkan
oleh
perubahan
dalam
pembuluh*pembuluh darah keil pada mata. b 4efropati ingginya kadar glukosa darah pada diabetes menyebabkan mekanisme menyebabkan
filtrasi
gin+al
kebooran
akan protein
mengalami darah
stress
kedalam
yang urine.
kibatnya, tekanan dalam pembuluh darah gin+al meningkat. >enaikan tekanan darah tersebut berperan sebagai stimulus untuk ter+adinya nefropati (!runner dan Suddarth, 2002).
2.1.) Pen*ega+an Diabetes
Menurut #8>#43 (2011), dalam penegahan diabetes melitus terdiri dari penegahan primer, penegahan sekunder, dan penegahan tersier.
1. enegahan rimer enegahan primer adalah upaya yang ditun+ukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi gukosa. indakan yang dilakukan meliputi penyuluhan tentang pengaturan gaya hidup seperti program penurunan berat badan, diet sehat, latihan +asmani, dan menghentikan merokok. da dua faktor risiko diabetes, yaitu;
16
a
6aktor risiko yang tidak dapat diubah; ras, etnik, ri$ayat keluarga dengan diabetes, ri$ayat menderita DM gastasional,
b
dan ri$ayat lahir dengan berat badan rendah. 6aktor risiko yang tidak dapat diubah; berat badan lebih (3M @2%km/m2), kurangnya aktifitas fisik, hipertensi (D @1A/A0 mm&g), dislipidemia (&D B%7mg/d trigliserida @270 mg/d), diet tidak sehat, dan merokok.
2. enegahan Sekunder enegahan sekunder adalah upaya menegah atau menghambat timbulnya penyulit pada penderita DM. Dilakukan dengan pengobatan yang ukup dan tindakan deteksi dini. Dalam penegahan sekunder, program penyuluhan sangatlah penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam men+alani program pengobatan dan dalam menu+u prilaku sehat. %. enegahan ersier enegahan tersier ditu+ukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit agar tidak ter+adi keaatan lebih lan+ut. 2.2 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus 2.2.1 Tu#uan 'enatalaksanaan u+uan penatalaksanaan seara umum adalah meningkatkan kualitas
hidup penyandang diabetes. erdapat % tu+uan penatalaksanaan menurut #8>#43 (2011), yaitu; 1. 5angka pendek ?ntuk menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman, dan menapai target pengendalian glukosa darah. 2. 5angka pan+ang ?ntuk menegah dan menghambat progresi-itas penyulit mikroangeopati, dan neuropati. 3. u+uan akhir
17
u+uan akhir dalam penatalaksanaan
DM adalah turunnya
mordibitas dan mortalitas DM.
>adar glukosa darah se$aktu dan glukosa darah puasa (#8>#43, 2011)
Pe&eriksaan Ka,ar gluksa ,ara+ se-aktu &g/,l0
Ka,ar gluksa ,ara+ 'uasa &g/,l0
Bukan DM
Belu& 'asti DM
DM
lasma -ena
B100
100*1AA
200
Darah perifer
BA0
A0*1AA
200
lasma -ena
B100
100*127
12
Darah perifer
BA0
A0*AA
100
2.2.2 aktraktr ang ber+ubungan ,engan ka,ar gluksa ,ara+ Menurut #8>#43 (20011) ada pilar dalam penatalaksanaan
diabetes melitus yang bertu+uan untuk mengontrol kadar glukosa darah, yaitu; 1. E,ukasi Diabetes umumnya ter+adi pada saat gaya hidup dan prilaku telah terbentuk dengan mapan. emberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. ?ntuk menapai keberhasilan perubahan prilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan moti-asi. engetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan ge+ala hipoglikemi serta ara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. endidikan kesehatan pada pasien diabetes mellitus sangatlah diperlukan karena penatalaksanaan diabetes mellitus memerlukan
18
perilaku penanganan yang khusus seumur hidup. asien tidak hanya bela+ar keterampilan untuk mera$at diri sendiri guna menghindari fluktasi kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi +uga harus memiliki perilaku pre-entif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik +angka pan+ng. asien harus mengerti mengenai nutrisi, manfaat dan efek samping terapi, latihan fisik, perkembangan penyakit, strategi penegahan, teknik pengontrolan gula darah (Damayanti, 2017). 2. Tera'i nutrisi &e,is erapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan
diabetes seara total. Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat terapi nutrisi medis sesuai dengan kebutuhannya guna menapai sasaran terapi. rinsip pengaturan makanan penyandang diabetes hampir sama dengan an+uran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing*masing indi-idu. ada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan, +enis, dan +umlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Di ba$ah ini adalah komposisi makanan yang di an+urkan untuk penderita diabetes melitus. a >arbohidrat >arbohidrat yang dian+urkan sebesar 7*7F total asupan energi. idak dian+urkan untuk pembatasan karbohidrat total
b
B1%0 gr/hari. emak
19
supan lemak yang dian+urkan 20*27F kebutuhan kalori. idak diperkenankan melebihi %0F dari kebutuhan kalori. ?ntuk lemak +enuh BEF kebutuhan kalori sedangkan untuk lemak tak +enuh ganda B10F, dan selebihnya dari lemak tak +enuh tunggal. rotein Dibutuhkan sebesar 10G20F total asupan energi. Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, umi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kaang*
d
kaangan, tahu, dan tempe. 4atrium n+uran asupan natrium untuk penyandang diabetes adalah tidak lebih dari %000 mg atau sama dengan *E gram (1 sendok
e
makan). Serat Seperti halnya masyarakat umum,
penyandang diabetes
dian+urkan mengkonsumsi ukup serat dari kaang*kaangan, buah, dan sayur. n+uran konsumsi serat adalah H27 gr/hari.
Selain komposisi makanan, kebutuhan kalori pun perlu diperhatikan bagi penderita diabetes melitus.
da beberapa ara untuk menentukan +umlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Diantaranya adalah dengan menghitung kebutuhan kalori basal yang besarnya 27*%0 kalori/kg berat badan ideal, ditambah atau dikurangi tergantung pada beberapa faktor seperti; +enis kelamin, umr, akti-itas, berat badan, dll.penghitungan berat badan ideal (!!3) dengan
20
menggunakan rumus !roa yang dimodifikasi adalah sebagai berikut. !erat badan ideal (!!3) I A0F = (! dalam m J 100) = 1 kg !agi pria dengan tinggi badan di ba$ah 10 m dan $anita di ba$ah 170 m, rumus dimodifikasi men+adi;
!erat badan ideal (!!3) I (! dalam m J 100) = 1 kg Sedangkan menurut indeks masa tubuh (3M) yaitu*
Berat badan (kg) Tinggi badan (m2)
6aktor*faktor yang menentukan kebutuhan kalori menurut #8>#43 (2011); a 5enis kelamin >ebutuhan kalori pada $anita lebih keil daripada paad pria, kebutuhan kalori $anita sebesar 27 kal/kg !!, sedangkan pada pria sebesar %0 kal/kg !!. b ?mur ?ntuk pasien usia diatas 0 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 7F. ?ntuk umur 0*70 tahun, dikurangi 10F. alu untuk
umur 0*A tahun, dikurangi 20F. kti-itas fisik dan peker+aan >ebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensutas aktifitas fisik. enambahan se+umlah 10F dari kebutuhan basal di berikan pada keadaan istirahat, 20F pada pasien dengan akti-itas ringan, %0F dengan akti-itas sedang, dan
d
70F dengan akti-itas yang sangat berat. !erat badan
21
!ila kegemukan dikurangi sekitar 20*%0F tergantung pada tingkat kegemukannya. !ila kurus ditambah 20*%0F sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan !!. 3. 4ati+an Jas&ani >egiatan +asmani sehari*hari dan latihan +asmani seara teratur (%*
kali dalam satu minggu selama kurang lebih %0 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. atihan +asmani selain untuk men+aga kebugaran tetapi dapat +uga menurunkan berat badan dan memperbaiki sensiti-itas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Menurut 4abyl (2012), berolahraga dengan teratur dapat membantu menurunkan berat badan dan mengendalikan kadar gula darah. a Dalam #rna$ati (201%), menyebutkan manfaat olah raga bagi penderita diabetes yaitu sebagai berikut; 1). Manfaat olahraga bagi penderita diabetes tipe 1 ada DM tipe 1 latihan +asmani akan menyulitkan pengaturan metabolik, hingga kendali gula darah bukan men+adi tu+uan latihan. etapi latihan endurance ternyata terbukti memperbaiki fungsi -askuler. Dengan berolahraga diharapkan akan mengurangi risiko komplikasi diabetes (#rna$ati, 201%) 2). Manfaat olahraga bagi penderita diabetes tipe 33 ada diabetes tipe 33, olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Masalah utama pada DM tipe 33 adalah kurangnya respon reseptor terhadap insulin. >arena adanya gangguan tersebut insulin tidak dapat
22
membantu transfer glukosa kedalam sel. Sehingga olahraga
b
harus dilakukan seara teratur. rinsip atihan 5asmani bagi penderita diabetes 9lahraga yang disarankan adalah yang bersifat K83# (continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance) (4abyl, 2012). 1). Continuous atihan haruslah berkesinambungan dan dlakukan terus menerus tanpa berhenti. Misalkan +ogging %0 menit, maka selama %0 menit penderita melakukan +ogging tanpa berhenti. 2). Rhytmical atihan olah raga sebaiknya dipilih yang berirama yaitu otot*otot
berkontraksi
Kontohnya;
+alan
dan
kaki,
relaksasi
+ogging,
seara
berlari,
teratur.
berenang,
bersepeda, dan lain*lain ). Interval atihan +asmani dilakukan selang*seling antara gerak epat dan lambat. Kontohnya; +alan epat diselingi +alan lambat. !). Progressive atihan dilakukan seara bertahap sesuai kemampuan dari intensitas ringan sampai sedang hingga menapai %0*0 menit. "). Endurance atihan daya ahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti +alan kaki, berenang, dan bersepeda. Selain itu prinsip latihan +asmani bagi penderita diabetes yaitu mengikuti ; frekuensi %*7=/minggu, intensitas ringan dan sedang, durasi %0*0 menit setiap melakukan latihan, dan +enis latihan yang dian+urkan yaitu yang bersifat aerobik (Damayanti, 2017).
23
&al*hal yang perlu diperhatikan dalam latihan +asmani (#rna$ati, 201%). 1). emanasan (#arm up) emanasan dilakukan selama 7*10 menit seblum memasuki latihan
yang
sebenarnya,
dengan
tu+uan
untuk
mempersiapkan bebagai sistem tubuh menaikan suhu tubuh,
meningkatkan
denyut
+antung,
dan
untuk
menghindari idera akibat latihan. 2). atihan 3nti (conditioning) ada tahap latihan inti, diusahakan denyut nadi menapai &8 agar mendapatkan manfaat latihan %). endinginan (cooling do#n) Setelah selesai melakukan latihan, sebaiknya dilakukan pendinginan.
ahap
ini
dilakukan
untuk
menegah
penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot. endinginan dilakukan selama 7*10 menit, hingga denyut +antung mendekati denyut +antung normal. ). eregangan ( stretching) ahap ini dilakukan dengan tu+uan untuk melemaskan dan melenturkan otot*otot yang masih tegang dan men+adi elastis. ahapan ini lebih bermanfaat terutama bagi mereka yang sudah berusia lan+ut. !. Tera'i ar&aklgis u+uan terapi insulin adalah men+aga kadar glukosa darah normal
atau mendekati normal. ada DM tipe 33, insulin terkadang diperlukan sebagai terapi +angka pan+ang untuk mengendalikan glukosa darah +ika dengan diet, latihan fisik, dan obat hipoglikemia oral tidak dapat men+aga gula darah dalam rentan normal. !erdasarkan ara ker+a, 9&9 dibagi men+adi % golongan yaitu; a Memiu produksi insulin
24
1). Sulfonilurea 9bat ini telah digunakan pada penyandang diabetes yang tidak gemuk. Diabetesi yang tepat diberikan obat ini adalah penderita diabetes tipe 33 yang mengalami kekurangan insulin tetapi masih memiliki sel beta yang dapat berfungsi dengan baik. 2). :olongan :linid 9bat dalam golongan ini memiu produksi insulin tetapi
b
+uga memerlukan sel beta yang berfungsi dengan baik. Meningkatkan ker+a insulin 1). !iguanid Metformin adalah satu*satunya beguanid yang tersedia saat ini. Metformin berguna untuk diabetisi yang gemuk yang mengalami penurunan fungsi ker+a insulin. Metformin dapat digunakan sebagai obat tunggal ataupun kombinasi. 2). iazolidinedion Saat ini terdapat dua tiazolidinedion di indonesia yaitu rosiglitagon
dan
memperbaiki
kadar
pioglitazon. glukosa
9bat
darah
golongan
dan
ini
menurunkan
hiperinsulinemia dengan meningkatkan ker+a insulin pada penyandang diabetes tipe 33. 9bat golongan ini +uga menurunkan kadar trigliserida dan asam lemak bebas. %). 8esiglitazone (a-andia) Dapat digunakan kombinasi metformin pada diabetisi yang gagal menapai target kontrol glukosa darah dengan pengatura darah dan olahraga. 9bat ini +uga meningkatkan
ker+a insulin. enghambat #nzim al$a glu%osidase 9bat +enis ini menghambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus. 9bat ini terutama
25
menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. #fek sampingnya yaitu kembung, buang angin, dan diare. Supaya lebih efektif, obat ini dikonsumsi bersama makanan. 9bat ini sangat efektif sebagai obat tunggal pada diabitisi tipe 33 dengan kadar glukosa darah puasa kurang dari 200mg/dl dan kadar glukosa setelah makan tinggi. 2.3 Penelitian Terkait da pula penelitian terkait mengenai penatalaksanaan diabetes mellitus
adalah sebagai berikut; enelitian 9-a 8ahma$ati (2010), dengan +udul hubungan latihan +asmani terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2 di 8S?D Dr. Moe$ardi Surakarta tahun. Didapatkan sampel 2 orang, diambil seara aak.. 8erata kadar glukosa darah post latihan +asmani menurun dibanding dengan kelompok pre latihan +asmani
(11.02 H ." -s 12E."1 H
E.A% ) dan seara statistik bermakna (pB 0.07).
2.! Kerangka Teri
#8>#43 (2011), 'ekti ri (2011)
Diabetes
&elu'an klasik (liuria* lidisi*
D! " 200 mg#dl atau D$ "mg#dl atau TT% "200 ,ier glikemik
4 ilar enatalaksanaan diabetes1. /dukasi 2. Terai gii medis 3. ati'an asmani 4. Terai
26
angka endek-
angka anang-
pengendalian glukosa darah
menegah dan menghambat progresi-itas penyulit mikroangeopati, dan neuropati.
u+uan akhir; turunnya mordibitas dan mortalitas DM
2.$ Kerangka Knse' >erangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka
teori atau teori*teori yang mendukung penelitian (4otoatmod+o, 2012). !erdasarkan tin+auan pustaka di atas, maka penulis membuat kerangka konsep sebagai berikut; L 3ndependen ' Dependen
1. /dukasi $enurunan 2. Terai gii medis &adar luksa !erdasarkan kerangka konsep di atas, peneliti akan mengidenfikasi faktor* 3. ati'an asmani 4. Terai +armaklgis fakor yang berhubungan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus
di >lub Senam Diabetes Mellitus 8umah Sakit d-ent !andar ampung tahun 201.
2.% 5i'tesis
Menurut prina (2012) hipotesis adalah pen+elasan sementara tentang tingkah laku, ge+ala*ge+ala atau ke+adian tertentu yang telah ter+adi atau yang akan
27
ter+adi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. >arateristik hipotesis yng baik adalah; dapat diteliti, menun+ukan antara -ariabel*-ariabel, dapat diu+i, mengikuti temuan*temuan terdahulu. Sedangkan menurut 4ursalam (200A) hipotesis adalah +a$aban sementara dari rumusan masalah atau pertanyn penelitian. &ipoteis penelitian ini adalah; &a ; 1.
da hubungan pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di >lub Senam Diabetes Melitus 8umah Sakit d-ent !andar ampung ahun
201. 2. da hubungan terapi gizi medis dengan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di >lub Senam Diabetes Melitus 8umah Sakit d-ent !andar ampung ahun 201. %. da hubungan latihan +asmani dengan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di >lub Senam Diabetes Melitus 8umah Sakit d-ent !andar ampung ahun 201. 4. da hubungan terapi farmakologis dengan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di >lub Senam Diabetes Melitus 8umah Sakit d-ent !andar ampung ahun 201.