LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN ASUH AN KEPERA KEPE RAW WATAN PADA TN. A DENGAN DE NGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS TIPE I DAN GANGREN DI RUANG PULAU SANGEANG RSAL Dr. Dr. MINTOHARDJO MI NTOHARDJO
Disusun oleh : Lusiana Winarni (05020)
AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA TA. 2007/2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g
Pada Pada era globali globalisas sasii saat ini umumnya umumnya
masih masih banyak banyak gaya hidup hidup
masyarak masyarakat at yang yang masih masih belum belum memaha memahami mi tentan tentang g pentin pentingny gnyaa keseha kesehatan tan.. Merek Merekaa pada pada umum umumny nyaa meng mengko kons nsum umsi si sega segala la jeni jeniss maka makana nan, n, sepe seperti rti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah, seperti : kebias kebiasaan aan meroko merokok k dan minum minum - minuma minuman n keras keras ataupun ataupun mengko mengkons nsums umsii narkoba yang kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kese keseha hatan tan..
Dian Diantar taraa
masa masalah lah kese kesehat hatan an terse tersebu butt
akan akan meng mengak akib ibatk atkan an
timbu timbulny lnyaa peny penyaki akitt Reum Reumat atik ik,, Diab Diabet etes es Melli Mellitu tus, s, Jant Jantun ung, g, Ginj Ginjal al dan dan sebagainya. Dari berbagai penyakit diatas diantaranya adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer C, Suzanne, 2001). Diabetes Mellitus mempunyai dua tipe yang pertama Diabetes Mellitus tipe I (IDDM) yaitu diabetes mellitus yang tergantung insulin dan yang kedua Diab Diabete etess melli mellitu tuss tipe tipe II (NID (NIDDM DM)) yaitu yaitu diab diabete etess melli mellitu tuss yang yang tidak tidak tergantung tergantung insulin. insulin. Diabetes mellitus tipe I biasanya biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun dengan persentase 5% - 10% dari seluruh penderita diabetes mellitus. Sedangkan pada kasus diabetes mellitus tipe II sering ditemukan pada usia lebih dari 30 tahun dengan persentase 90% - 95% seluruh penderita diabetes mellitus, obesitas 80% dan non obesitas 20% (Smeltzer C. Suzanne, 2001). Menurut riset, penderita diabetes mellitus di Indonesia mencapai 12 jut jutaa jiwa jiwa atau atau 5% dari dari selu seluru ruh h pend pendud uduk uk.. Seki Sekita tarr 30% 30% dari dari pend penderi erita ta mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi. Untuk resiko kematiannya 4 – 5 kali lebih tinggi dari pada non
diabetes dengan sebab akibat 50% jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal (www.google.com (www.google.com). ). Penyakit Penyakit diabetes mellitus mellitus memerlukan memerlukan penatalaksan penatalaksanaan aan medis dan keperaw keperawata atan n untuk untuk menceg mencegah ah kompli komplikas kasii akut akut sepert sepertii ketoas ketoasido idosis sis dan sind sindro romk mkom omaa
hipe hiperg rgli like kemi mik k
hipe hipero rosm smol olar ar
non non
keto ketoti tik k
yang ang
dapa dapatt
menyebab menyebabkan kan koma. koma. Kematia Kematian n dan juga juga dapat dapat menimb menimbulk ulkan an kompli komplikas kasii jangka panjang, seperti penyakit makrovaskuler, penyakit mikrovaskuler dan penyakit oftamologi lainnya. Penyakit diabetes mellitus perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik oleh perawat. Secara kuratif dan rehabilitatif seperti pengontrolan kadar gula darah, melakukan perawatan luka dan mengatur diet makanan yang harus dimakan sehingga tidak terjadi peningkatan kadar gula darah. Selain itu per peraw awat at juga juga berp berper eran an secar secaraa prev preven enti tiff yaitu yaitu deng dengan an cara cara membe memberik rikan an pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman klien dan mencegah terjadinya komplikasi. Berd Berdas asark arkan an penj penjela elasa san n diata diatas, s, maka maka kelo kelomp mpok ok terta tertari rik k untu untuk k mengan mengangka gkatt makalah makalah ini dengan dengan judul judul “Asuha “Asuhan n Keperaw Keperawata atan n pada pada Tn A dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Mellitus Tipe I dan Gangren” di ruangan perawatan Penyakit Dalam Pulau Sangeang RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta.
B. Tujuan Penulisan2 Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus 1. Tujua juan Um Umum a. Dipe Dipero role leh h peng pengal alam aman an seca secara ra nyat nyataa dala dalam m mera merawa watt klie klien n deng dengan an gangguan sistem endokrin endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren b. b. Dipe Dipero roleh leh info informa rmasi si / gamb gambara aran n pelak pelaksa sana naan an Asuh Asuhan an Kepe Keperaw rawat atan an klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus tipe I dan gangren di ruang pulau Sangeang RSAL Dr. Mintohardjo
2. Tujuan juan Khu Khusu suss Agar mahasiswa / i mampu : a. Melaku Melakukan kan pengka pengkajian jian pada pada klien dengan dengan ganggua gangguan n sistem endok endokrin rin : diabetes mellitus tipe I dan gangren b. b. Merum Merumus uska kan n diag diagno nosa sa kepe keperaw rawata atan n pada pada klie klien n deng dengan an gang ganggu guan an sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren c. Menyu Menyusu sun n pere perenca ncana naan an kepe keperaw rawat atan an pada pada klien klien deng dengan an gang ganggu guan an sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren d. Melak Melaksa sana naka kan n tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an pada pada klien klien deng dengan an gang ganggu guan an sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren e. Mengevaluasi Mengevaluasi asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren f. Mengidentifi Mengidentifikasi kasi kesenjangan kesenjangan yang terdapat terdapat antara antara teori teori dan dan kasus kasus g. Meng Mengid iden entif tifik ikas asii fakto faktorr-fak fakto torr pend penduk ukun ung g dan dan peng pengham hamba batt serta serta mencari mencari solusi solusinya nya pada pada klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem sistem endokr endokrin in : diabetes mellitus tipe I dan gangren h. Mendok Mendokumen umentas tasika ikan n semua semua tindak tindakan an keperawat keperawatan an pada pada klien klien dengan dengan gangguan sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren
C. Ruang Lingkup3 Adapun Adapun ruang ruang lingku lingkup p makalah makalah ini yaitu yaitu penulis penulis membat membatasi asi hanya hanya pada pada asuhan asuhan keperaw keperawatan atan pada pada klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem sistem endokr endokrin in : diabetes mellitus tipe I dan gangren yang dilakukan selama 3 x 24 jam di ruang perawatan Pulau Sangeang RSAL Dr. Dr. Mintohardjo Jakarta sejak tanggal 4 sampai tanggal 6 Juni 2008.
D. Metode Penulisan3 Meto Metode de yang ang digu diguna naka kan n dala dalam m penu penuli lisa san n maka makala lah h ini ini adal adalah ah menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bersifat mengumpulkan data, data, mengan menganalis alisaa dan menarik menarik kesimp kesimpula ulan n yang yang disaji disajikan kan dalam dalam bentuk bentuk naratif. Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Studi kepustakaan kepustakaan yaitu yaitu mengumpul mengumpulkan kan beberapa beberapa referensi referensi dari dari buku-buk buku-buku u yang berhubungan dengan gangguan sistem endokrin : diabetes mellitus tipe I dan gangren 2. Stud Studii doku dokume ment ntas asi, i, yaitu yaitu mempe mempela laja jari ri catat catatan an kepe keperaw rawat atan an dan dan media media pada status klien 3. Wawancara awancara yaitu secara secara langsun langsung g dengan dengan klien maupun maupun keluarga keluarga 4. Observasi Observasi yaitu pengamatan pengamatan pada klien secara langsung langsung 5. Peme Pemerik riksa saan an fisik fisik pada pada klien klien melip meliput utii insp inspek eksi si,, palp palpas asi, i, perk perkus usii dan dan auskultasi.
E. Sistematika Penulisan4 Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut: BAB I
:
PENDAHULUAN Terdiri dari : latar belakang, tujuan penuisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB
II :
TINJAUAN TEORI Meliputi : pengertian, patofisiologi (etiologi, klasifikasi, proses, manifestasi klinik, komplikasi), penatalaksnaaan (pemeriksaan diag diagno nost stik ik,, kepe kepera rawa wata tan, n,
tera terapi pi), ),
peng pengka kaji jian an
pere perenc ncan anaa aan n
kepe kepera rawa wata tan, n,
kepe kepera rawa wata tan, n,
diag diagno nosa sa
pela pelaks ksan anaa aan n
keperawatan, evaluasi keperawatan.
BAB
II I :
TINJAUAN KASUS Terdiri dari : pengkajian keperawatan (data dasar, resume kasus data fokus, analisa data), diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
BAB
IV :
PEMBAHASAN Terdiri dari : pengkajian, pengkajian, diagnosa keperawatan, keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
BAB
V :
PENUTUP Terdiri dari : kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN TEORI6
1. Kons Konsep ep Das Dasar
1. Peng engertia tian Diabet Diabetes es mellitus mellitus
adalah adalah suatu suatu penyak penyakit it kronik kronik yang yang komple komplek k
melib melibatk atkan an kelai kelaina nan n meta metabo boli lism smee karb karboh ohid idrat rat,, prot protein ein,, lemak lemak,, dan dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long, 1996) Diabet Diabetes es mellitu mellituss
adalah adalah penyakit penyakit karena karena kekura kekuranga ngan n hormon hormon
insulin sehingga glukosa tidak dapat diolah tubuh dan kadar glukosa dalam darah darah mening meningkat kat lalu dikelu dikeluark arkan an kemih kemih yang yang menjad menjadii merasa merasa manis manis (Ahmad Ramali, 2000) Diabetes Diabetes mellitus mellitus
adalah masalah masalah yang yang mengancam mengancam hidup hidup atau
kasus darurat yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut (Mariyinn E. Donges, 2000) Diabetes Diabetes mellitus mellitus adalah kelainan kelainan heterogen heterogen yang yang ditandai ditandai oleh kenaik kenaikan an kadar kadar glukos glukosaa dalam dalam darah darah atau hiper hipergli glikem kemia ia (Smletz (Smletzer er C. Suzanne, 2001).
2. Pato Patofi fisi siol olog ogi6 i6 a. Etiologi Etiologi Etiologi dari diabetes mellitus mellitus tergantung tergantung pada pada tipenya, tipenya, tipe I yaitu Diabetes mellitus yang tergantung insulin (IDDM) Insulin dan Tipe II yaitu yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung oleh insulin (non IDDM) 1) Diabet Diabetes es mellit mellitus us tipe tipe I (IDDM) (IDDM) yaitu yaitu dise disebab babkan kan oleh oleh gene genetik tik,, faktor imunologi, lingkungan dan virus 2) Diabet Diabetes es mellitu mellituss tipe tipe II (NIDDM) (NIDDM) penye penyebab babny nyaa belum dike diketah tahui ui deng dengan an past pastii namu namun n ada ada bebe beberap rapaa fakto faktorr risi risiko ko : yaitu yaitu usia, usia,
obesit obesitas, as, heredi herediter ter,, kurang kurang gerak gerak badan badan dan diit diit tinggi tinggi lemak lemak rendah karbohidrat
b. Klasif Klasifikas ikasii diabet diabetes es mellitu mellituss Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi menjadi 4 yaitu : 1) Diab Diabete etess mellit mellitus us tipe tipe I yang yang terga tergant ntun ung g pada insu insulin lin / Insulin Insulin Depend Dependent ent Diabetes Diabetes Mellitu Mellituss
(IDDM) (IDDM) 5% - 10% dari dari seluruh seluruh
penderita diabetes mellitus Pada diabetes mellitus tipe I ciri-ciri klinisnya klinisnya antara lain : awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (< 20 tahun tahun), ), biasan biasanya ya bertub bertubuh uh kurus kurus pada pada saaat saaat diagno diagnosis sis dengan dengan penurunan berat badan yang baru saja terjadi. Etiologi mencakup faktor genetik, imunologik, lingkungan atau virus, sering memiliki antibodi antibodi sel pulau langerhans langerhans terhadap terhadap insulin insulin sekalipun sekalipun belum pernah mendapatkan terapi insulin, sedikit / tidak memiliki insulin endoge endogen, n, memerl memerluka ukan n insuli insulin n untuk untuk mempert mempertaha ahanka nkan n hidup, hidup, cender cenderung ung mengala mengalami mi ketos ketosis is jika jika tidak tidak memilik memilikii insuli insulin n serta serta komplikasi akut hiperglikemia ketosis diabetik 2) Diab Diabet etes es melli mellitu tuss tipe tipe II yaitu aitu diabe diabete tess mell mellit itus us
yang ang tida tidak k
tergantung oleh insulin / Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM) 90% - 95% dari seluruh penderita diabetes mellitus, obesitas 80% dan non obesitas 20%. Pada Pada tipe tipe II ciri-ci ciri-ciri ri klinis klinisnya nya antara lain awitan terjadi terjadi disegala usia, biasanya diatas 30 tahun, bertubuh gemuk pada saat diagnostik. Etiologi mencakup faktor obesitas, herediter, usia, diet tinggi lemak rendah karbohidart dan kurang gerak badan. Tidak ada antibo antibodi di di pulau pulau Langer Langerhan hans, s, penuru penurunan nan produk produksi si insuli insulin n endoge endogen n / pening peningkata katan n resiste resistensi nsi insuli insulin, n, mayori mayoritas tas pender penderita ita obesit obesitas as dapat dapat mengen mengendali dalikan kan kadar kadar gula gula dalam dalam darah darah melalu melaluii penurunan berat badan agens hipoglikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa glukosa darah bila memodifikasi memodifikasi diet dan latihan, latihan, bila tidak
berha berhasil sil mungki mungkin n akan akan memerl memerluka ukan n insuli insulin n dalam dalam waktu waktu yang yang pendekj / panjang untuk mencegah hiperglikemia, ketosis jarang terjadi, terjadi, kecuali bila dalam keadaan stress / menderita menderita infeksi serta komplikasi akut sindrom hiperosmalor non ketotik. 3) Diabetes Diabetes mellitus mellitus dengan dengan Malnutrisi Malnutrisi (DMTM) (DMTM) Diabetes Diabetes mellitus mellitus jenis ini biasanya biasanya ditemuk ditemukan an didaerah didaerah trop tropis is yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh adany adanyaa malnu malnutri trisi si dan dan dise diserta rtaii kekura kekuranga ngan n protein protein.. DMTM DMTM ini dimasa dimasa mendata mendatang ng masih masih akan akan banyak terjadi, mengingat jumlah penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan yang masih tinggi. 4) Diab Diabete etess Ges Gestas tasio iona nall Diabetes Diabetes mellitus mellitus jenis ini adalah adalah diabetes diabetes mellitus mellitus yang timbul selama kehamilan. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena karena dampak dampakny nyaa pada pada janin janin kurang kurang baik baik bila bila tidak tidak ditang ditangani ani dengan tepat.
c. Proses Diabete Diabetess mellitus mellitus
tipe tipe I (IDDM) (IDDM) disebab disebabkan kan oleh genetik genetik,,
faktor faktor imunolog imunologi, i, lingku lingkunga ngan, n, virus. virus. Pada Pada diabet diabetes es mellitus mellitus
tipe tipe I
terdapa terdapatt pankre pankreas as untuk untuk mengha menghasil silkan kan insuli insulin n karena karena sel-se sel-sell beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa dari makan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tidak tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial prandial (sesudah (sesudah makan). makan). Jika konsentrasi konsentrasi glukosa glukosa yang tersaring keluar, keluar, akibatnya akibatnya glukosa glukosa tersebut tersebut keluar dalam urine (glukosuria). (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urine, ekskresi ini akan akan diserta disertaii pengel pengeluar uaran an cairan cairan dan elektro elektrolit lit yang yang berleb berlebiha ihan n (diu (diure resi siss osmo osmoti tik) k).. Seba Sebaga gaii akib akibat at dari dari kehi kehila lang ngan an caira cairan n yang yang ber berle lebi biha han n
(pol (polid idip ipsi si). ).
Defi Defisi sien ensi si
insu insuli lin n
juga juga
meng mengga gang nggu gu
metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat
badan, pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (poligfagia) akibat menurunannya simpanan kalori. Gejala lain dari tipe diabetes mellitus mencakup kelelahan dan kelemahan. Diab Diabet etes es mell mellit itus us
tipe tipe II (ND (NDDM) DM)
belu belum m
dike diketa tahu huii
penyebabnya dengan pasti namun ada beberapa faktor risiko yaitu usia, obesitas, herediter, diit tinggi lemak rendah karbohidrat dan kurang gerak badan. badan. Diabetes Diabetes mellitus mellitus tipe II terdapat terdapat dua masalah masalah utama yang yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an insu insulin lin,, yait yaitu u resis resiste tens nsii insu insulin lin dan dan ganggu gangguan an sekres sekresii insuli insulin. n. Normal Normalny nyaa insulin insulin akan akan terikat terikat dengan dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa glukosa di dalam sel. Resistensi Resistensi insulin pada pada diabetes mellitus mellitus tipe II disertai penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada orang orang yang terkena terkena diabetes diabetes mellitus mellitus tipe II dimana dimana produksi produksi insu insuli lin n tidak tidak sesu sesuai ai deng dengan an kebu kebutu tuha han, n, maka maka selal selalu u meng mengal alam amii kekura kekuranga ngan n glukos glukosaa dan glukos glukosaa tersebu tersebutt menump menumpuk uk di pembul pembuluh uh darah sehingga ginjal tidak mampu menyerap glukosa yang harusnya di saring saring oleh oleh ginjal, ginjal, keluar keluar melalu melaluii urine urine atau disebu disebutt glukos glukosaria aria sehing sehingga ga mengak mengakibat ibatkan kan diures diuresis is osmoti osmotik k (penge (pengelua luaran ran cairan cairan dan elektrolit). Jika tidak ditangani segera akan menyebabkan dehidrasi dimana dari dehidrasi akan mengakibatkan syok hipovolemik.
d. Mani Manife fest stas asii klin klinik ik Adapun manifestasi klinik pada penyakit penyakit diabetes mellitus mellitus yaitu : 1) Diab Diabet etes es melli mellitu tuss (pen (penin ingk gkat atan an kada kadarr
tipe tipe I yaitu aitu : hipe hiperrglik glikem emia ia post post pran prandi dial al gluk glukos osaa
dala dalam m
dara darah h
sesu sesuda dah h
maka makan, n,
gluk glukos osur uria ia (glu (gluko kosa sa munc muncul ul dalam dalam urin urine), e), diur diureti etik k osmo osmosi siss (pen (penge gelu luara aran n cairan cairan dan dan elekt elektro rolit lit yang yang berle berlebi biha han) n),, poliu poliuria ria (penin (peningka gkatan tan rasa rasa haus), haus), penuru penurunan nan berat berat badan, badan, kelelah kelelahan an dan kelemahan, nafas bau keton serta hiperventilasi, nyeri abdomen, mual, muntah, perubahan kesadaran, koma.
2) Diabet Diabetes es mellit mellitus us
tipe tipe II yaitu yaitu : kelela kelelahan han,, iritabi iritabilita litas, s, poliur poliuria ia
(peningkata (peningkatan n dalam berkemih), berkemih), polidipsi polidipsi (peningkatan (peningkatan rasa haus), haus), bila terjadi luka pada kulit, lama sembuhnya
e. Komplikasi Komplikasi diabetes mellitus dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) Komp Kompli lika kasi si akut akut Komplikasi akut antara lain hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal rendah), ketoasidosis diabetik, dan sindrom HHNK (hiperosmolar non ketotik) a) Hipogl Hipoglikem ikemia ia terjadi terjadi jika kadar kadar glukos glukosaa darah turun turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/1) akibatnya karena pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berlebihan. b) b) Keto Ketoas asid idos osis is diab diabeti etik k terja terjadi di oleh oleh tida tidak k adany adanyaa insu insuli lin n atau atau tidak tidak cukupn cukupnya ya jumlah jumlah insuli insulin n yang yang nyata, nyata, mengak mengakiba ibatka tkan n gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. c) Sind Sindro rom m hipe hiperg rglik likem emia ia hipe hipero rosm smol oler er non non keto ketosi siss (HHN (HHNK) K) yaitu yaitu keadaa keadaan n yang yang didemi dideminas nasii oleh oleh hipero hiperosmo smolar laritas itas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. 2) Kompli Komplikas kasii jangka jangka panjan panjang g a) Komp Komplik likas asii makr makrov ovas asku kuler ler sepe seperti rti peny penyak akit it arter arterii koro korone nerr / jantung jantung koroner koroner yang disebabkan disebabkan perubahan perubahan arterosklrero arterosklrerotik tik dalam pembuluh arteri koroner, pembuluh darah serebral atau pembentukan embolus ditempat lain dalam sistem pembuluh darah darah dan penyaki penyakitt vaskul vaskuler er perifer perifer diseba disebabka bkan n peruba perubahan han aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah. b) b) Komp Kompli lika kassi
mik mikrova rovasskuler uler
sep seperti erti
reti reting ngpa pati ti
diab diabet etik ik
disebabkan disebabkan oleh perubahan perubahan pembuluh-p pembuluh-pembul embuluh uh darah pada
retina mata, dan juga terdapat 3 stadium utama neuropati yaitu Retinopati Retinopati non proliferatif proliferatif dan retinopati retinopati praproliferat praproliferatif if dan retinopati proliferatif. 3) Komp Kompli likas kasii oftalm oftalmol olog ogii Komplikasi oftalmologi antara lain : katarak dikarenakan opasitas lensa mata, perubahan lensa dikarenakan kadar glukosa darah meningkat meningkat sehingga sehingga meningkat, meningkat, hipoglikem hipoglikemia ia dikarenakan dikarenakan kadar glukosa darah yang abnormal rendah dibawah 50 – 60 mg/dl (2,7 – 3,3 mmol/L). Glukoma terjadi dengan frekuensi yang agak lebih tinggi pada populer diabetik. Kelumpuhan ekstra okuler jadi akibat neuropati diabetik, neuropati neuropati dikarenakan dikarenakan kadar glukosa darah meninggi, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stres terjadi kebocoran protein darah ke dalam urine dan neropati dabetik menyerang semua tipe saraf termasuk saraf perifer (sensori motor) otonom dan spinal.
3. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n a. Pemer Pemerik iksa saan an Diag Diagno nost stik ik 1) Lab da darah a) Glukosa plasm asma sewaktu :
> 20 200 mg/dl at atau lebih
b) Glukosa plasma puasa
> 140 mg/dl
:
c) Glukosa Glukosa plasma plasma 2 jam post post prandi prandial al (PP) (PP) : > 200 200 mg/dl mg/dl d) Trombosit
:
Ht
meningkat
(dehidrasi),
leukositosis, hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stres atau infeksi e) GDA
:
Biasanya
menunjukkan
PH
renda rendah h dan dan penu penuru runa nan n HCO HCO 3 (asido (asidosis sis metabo metabolik lik dengan dengan kompresi, alkalosis, respiraturik) f) Insulin darah
:
Mungkin
menurun
bahkan
sampai tidak ada (pada diabetes mellitus tipe I) dan meningkat (pada diabetes mellitus tipe II)
g) Amilase darah
:
Mungkin meningkat
h) Hemoglobin glikosilat
:
Kadarnya meningkat 2 – 4 kali
lipat dari normal yang mencerminkan kontrol diabetes mellitus yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden i) Aseton plasma (Keton)
:
Positif secara mencolok
j) Asam lemak bebas
:
Kadar
:
meningkat tetapi biasanya kurang
lipid
dan
kolesterol
meningkat k) Osmolaritas serum dari mOSm/L 2) Elek lektro trolit lit a) Natrium
:
b) Kalium
:
mungkin normal, meningkat / menurun normal at atau pe peningkatan semu (perpindahan
seluler) selanjutnya menurun c) Fosfor
:
lebih sering menurun
3) Urine a) Ureum / kreatinin kreatinin : mungkin mungkin normal, normal, meningk meningkat at / menuru menurun n b) Urine Urine / norm normal al / peni peningk ngkatan atan semu semu c) Kultu Kulturr dan dan sens sensiti itifit fitas as : kemu kemung ngki kina nan n adany adanyaa infek infeksi si pada pada saluran kemih 4) Pemeri Pemeriksa ksaan an fungsi fungsi tiroid tiroid : pening peningkat katan an aktifitas aktifitas hormon hormon tiroid tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan insulin b. Terapi 1) Farm armako akolog logi a) Terap erapii insu insuli lin n b) Obat hipogli hipoglikemia kemia ringan ringan : pemberian pemberian 10 hingga hingga 15 gram gram gula gula yang bekerja cepat peroral, 2 – 4 tablet glukosa yang dapat dibeli diapotik, 4 – 6 ons ons sari buah atau teh manis, 6 – 10 butir
permen khusus / permen manis lainnya, 2 – 3 sendok teh sirup atau madu. Hipoglikemia Hipoglikemia berat : preparat preparat glukogen glukogen 1 mg dapat disuntikan disuntikan secara subkutan atau intramuskular 2) Non Non Far Farmo moka kalo logi gi a) Diet b) b) Komp Kompos osis isii seim seimba bang ng karb karboh ohid idrat rat 60% 60% - 70%, 70%, prot protein ein 10% 15% dan lemak 20% - 25% c) Juml Jumlah ah kalo kalori ri dise disesu suaik aikan an deng dengan an peng penghi hitu tung ngan an stat status us gizi, gizi, umur, kegiatan jasmani dan berat badan
Waktu Bahan makanan 06.30 Nasi
Penukar 1 ½ porsi
Urut 1 gls
Menu Nasi
pagi
Telur ayam
1 porsi
2 btr
Telur dadar
Tempe
1 porsi
2 ptng
Oseng-oseng tempe
Sayuran A
seperlunya
seperlunya
Sup oyong + tomat
12.00
Minyak Buah
2 porsi 1 porsi
1 sdm 1ptng sedang
Pepaya
Siang
Nasi
2 porsi
1 ½ gls
Nasi
Ikan
1 porsi
1 ptg sedang
Pepes ikan
Tempe
1 porsi
2 ptg sedang
Tempe goreng
Sayuran B
1 porsi
1 gelas
Lalap kac. Panj+kol
Buah
1 porsi
¼ bh sedang
nanas
19.00
Minyak Buah
2 sdm 1 porsi
1 sdm 1 bh
Pisang
Siang
Nasi
2 porsi
1 1/5 gelas
Nasi
Ayam tanpa kulit
1 porsi
1 ptg sedang
Ay bkr+bumb.kecap
Tahu
1 porsi
1 bh
Tahu bacem
Sayuran B
1 porsi
1 porsi
Sup buncis+wortel
Buah
1 porsi
1 ptg sedang
pepaya
Minyak
2 porsi
1 sdm
B. Asuh Asuhan an Kep Kepera erawa watan tan 1. Peng engkajian ian a. Akti Aktivi vita tass / isti istira raha hatt Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, gangguan istirahat / tidur, letargi, koma, penurunan kekuatan otot b. Sirkulasi asi Takikardi, hipertensi, nadi yang menurun, disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung c. Inte Integr grit itas as ego ego Stres, ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi Poliuria, nokturia, kesulitan berkemih, infeksi saluran kemih (ISK) baru / berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urin berkabut dan bau busuk (infeksi) e. Maka Makana nan/ n/ca cair iran an Mual muntah , tidak nafsu makan, kulit kering / bersisik, turgor jelek, kekakuan / distensi abdomen, pembesaran tiroid, nafas bau aseton f. Neurosensori Pusing, Pusing, sakit kepala, kepala, kesemutan, kesemutan, parastesia, parastesia, gangguan gangguan penglihatan, penglihatan, letargi, koma g. Nyer Nyerii / keny kenyam aman anan an Abdo Abdome men n yang yang tega tegang ng / nyeri nyeri,, wajah wajah merin meringi giss deng dengan an palp palpit itas asi, i, tampak sangat berhati-hati
2. Diag Diagno nosa sa Kepe Keperaw rawata atan n a. Kekura Kekuranga ngan n volume volume cairan b/d kehilan kehilangan gan gastrik gastrik berleb berlebiha ihan n : diare, diare, muntah b. Perubahan Perubahan nutrisi nutrisi kurang kurang dan kebutu kebutuhan han tubuh tubuh b/d penurun penurunan an masukan masukan oral : anoreksia, mual c. Resiko Resiko tingg tinggii infeksi infeksi b/d b/d kadar kadar gluk glukosa osa ting tinggi gi d. Resiko
tinggi
terhadap
perubahan
sensori
persepsi
b/d
ketidakseimbangan glukosa / insulin
3. Inter tervens ensi a. Kekura Kekuranga ngan n volume volume cairan b/d kehilan kehilangan gan gastrik gastrik berleb berlebiha ihan n : diare, diare, muntah Tujua ujuan n
:
Sete Setela lah h
dila dilaku kuka kan n
tind tindak akan an kepe kepera rawa wata tan n
diha dihara rapk pkan an
masalahkekurangan volume cairan teratasi KH
:
TTV (DBN < 120 mmHg, suhu 36 – 37 oC, nadi 60 – 100 x/m, nafas 16 – 20 kali/m, turgor kulit dan pengisian kapiler baik (< 3 detik) keluar urin tepat secara individual
Intervensi mandiri : 1) Pantau Pantau tanda-ta tanda-tanda nda vital, vital, catat adanya adanya peruba perubahan han tekanan tekanan darah darah ortostatik R/ : hipo hipovo volem lemaa dapa dapatt diman dimanif ifes estas tasik ikan an oleh oleh hipo hipote tens nsii dan dan takikardi 2) Observasi pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul/nafas yang bau keton R/ : paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis respiratori terhadap keadaan ketoasidosis. 3) Observasi frekuensi dan kualitas pernafasan penggunaan otot bantu nafas dan adanya periode apnea dan adanya sianosis R/ : takipnea, sianosis merupakan indikasi dari kelelahan pernafasan dan
klie klien n
kehi kehila lan ngan gan
kemam emampu puan an
untuk ntuk
melak elaku ukan kan
kompensasi pada osidosis. 4) Observasi suhu, warna kulit dan kelembabannya R/ : meskipun demam, menggigil, dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi, dimana dengan kulit yang keme kemerah rahan an,,
kerin kering g
kemun kemungk gkin inan an seba sebaga gaii
cermi cermina nan n
dari dari
dehidrasi. 5) Observasi Observasi mual, mual, nyeri nyeri absomen, absomen, muntah muntah dan dan distensi distensi lambung lambung R/ : Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah matelitas lambung yang dapat menyebabkan muntah. Kolaborasi : 6) Pantau Pantau pemerik pemeriksaa saan n lab lab sepe seperti rti a) Hema ematok tokrit rit R/
:
meng engkaji kaji
ting tingka katt
deh dehidra idrassi
dan dan
men mening ingkat kat
akib akibat at
hemokonsentrasi setelah terjadi diuresis osmotik b) BUN (Blood (Blood urea nitrogen) / kreatinin R/ : peningkatan BUN / kreatinin mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi
c) Osmolalitas darah R/ : Meningkat sehubungan dengan adanya hiperglikemia dan dehidrasi d) Natrium R/ : Mung Mungki kin n menur menurun un yang yang dapat dapat menc mencerm ermin inka kan n diur diures esis is osmotik e) Kalium R/ : akan akan terjadi terjadi hiperk hiperkalem alemia ia dalam dalam beresp berespon on pada pada asidos asidosis, is, namun akan hilang melalui urin dan kadar kalium absoluit absoluit dalam tubuh berkurang
b. Perubahan Perubahan nutrisi nutrisi kurang kurang dan kebutu kebutuhan han tubuh tubuh b/d penurun penurunan an masukan masukan oral : anoreksia, mual Tujua ujuan n:
Sete Setela lah h
dila dilak kukan ukan
tind tindak akan an
kep keperaw erawat atan an
dihar iharap apka kan n
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tuubh teratasi KH
:
BB stabil / meningkat
Intervensi mandiri : 1) Timbang Timbang BB setiap setiap hari hari atau sesuai sesuai dengan dengan indikas indikasii R/ : mengkaji pemasukan makanan yang adekuat 2) Tentu entuka kan n prog program ram diet dan dan pola pola maka makan n klie klien n dan dan band bandin ingk gkan an dengan makanan yang dapat dihabiskan klien R/ : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpanan dari kebutuhan terapeutik 3) Berikan Berikan makanan makanan yang yang mengand mengandung ung nutrien nutrientt dan elektrol elektrolit it R/ : pemberian makanan melalui oral lebih baik jika klien sadar dan fungsi gastrointestinal baik 4) Iden Identi tifi fika kasi si maka makana nan n yang ang disu disuka kaii / tida tidak k disu disuka kaii term termas asuk uk kebutuhan etnik / kultural R/ : jika jika mana manan n yang yang disu disuka kaii klie klien n dapa dapatt dimas dimasuk ukka kan n dalam dalam perencanaan pulang Kolaborasi :
5) Lakukan Lakukan pemeriksa pemeriksaan an gula darah darah dengan dengan menggu menggunakan nakan finger finger stick stick R/ : Analisa ditempat tidur terhadap gula darah, lebih akurat 6) Berik Berikan an larut larutan an gluk glukos osa, a, misa misaln lnya ya dext dextro rose se dan dan sten stenga gah h sali salin n normal R/ : laru larutan tan gluk glukos osaa ditam ditamba bahk hkan an sete setelah lah insu insulin lin dan dan caira cairan n membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl
4. Evaluasi a. Kekura Kekuranga ngan n volu volume me cairan cairan teratas teratasii b. Perubahan Perubahan nutris nutrisii kurang kurang dari dari kebutuha kebutuhan n tubuh tubuh teratasi teratasi c. Resti Resti infeksi infeksi perub perubahan ahan sens sensori ori persep persepsi si teratas teratasii d. Resti Resti infeksi infeksi b/d b/d kadar kadar glukos glukosaa tinggi tinggi teratas teratasii
Patoflow Genetik Autoimun Infeksi virus Tipe I IDDM Proses autoimun
Destruksi sel beta mendefisiensi insulin Berkurangnya glikogenesis (conversi glukosa
Kemampuan sel beta pankreas menurun
Peningkatan glikogenesis (pemecahan glikogen
glikogen)
glukosa)
Glukosa tidak teratur Terukur hati hiperglikemia terjadi
Berkurangnya glikoneogenesis (Pembentukan glukosa dari non karbohidrat, misalnya asam amino proses distrimulasi glukokorticoid)
glukosuria, diuresis, osmotik poliuria, polifagia
Berkurangnya glikolisis (pemecahan glukosa menjadi CO 2 dan air)
Glikogenesis & glukoneogenesis terjadi
pemecahan lemak
hiperglikemia
produksi keton meningkat
Tip e I I NIDDM
Ke to to as as id id os osi s
Peningkatan hipolisis untuk persediaan energi sel-sel Karena kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel menyebabkan sel mengalami kelaparan, tetapi di lain pihak kadar glukosa darah tinggi. Tubuh mulai mempersepsikan laporan sel sebagai keadaan yang kritis dengan memungkinkan “Counter regulatori” untuk tetap memenuhi kebutuhan energi dengan memungkinkan sumber energi lain Mi sa sa ln ln ya ya l em ema k. k. Ak ib ib at at t in in gg gg in in ya ya k ad ada r gl uk uk os osa da ra ra h, h, m en eni mb mb ul ul ka ka n Poliuri, polidipsi, polifagia
Resistensi insulin
gangg. Sekresi insulin Pembentukan glukosa baru
Penu Penuru runa nan n reak reaksi si int intra ra sel sel
insu insuli lin n menu menuru run n & gluk glukos osaa dara darah h norm normal al
Pengb Pengbll gluk glukos osaa tdk tdk efek efekti tiff
sind sindro rom m hipe hiperg rgli like kemi miaa hipe hipero rosm smol olar arii
BUN meningkat Komplikasi neuropati Hiperglikemi
Non ketotik (HHNK)
dilaktasi pelvis & tubulus ginjal
Sklerosis
renal failure
BAB III TINJAUAN KASUS19
Pada bab ini kelompok akan laporan kasus pada Tn A. dengan diabetes mellitu mellituss
dengan dengan gangren gangren yang dirawat dirawat di ruang pulau Sangean Sangeang g RSAL RSAL Dr.
Mintohardjo Mintohardjo.. Kelompok Kelompok melakukan pengkajian pengkajian dari tanggal 3 Juni 2008 dengan dengan memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara langsung yang meliputi taha tahapa pan n
:
peng pengka kaji jian an,,
anal analis isis is
data data,,
diag diagno nosa sa
kepe kepera rawa wata tan, n,
inte interv rven ensi si,,
implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian19 Pada pengkajian kelompok mendapatkan data-data dari klien, keluarga, status dan perawat ruangan. Adapun hasil pengkajian tanggal 3 Juni 2008 sebagai berikut: 1. Iden Identi tita tass klie klien n Klien bernama bernama Tn A usia usia 47 tahun jenis kelamin laki-laki, laki-laki, status status perkawinan kawin, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan anggota TNI AL, suku Palembang, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, alamat Jl Soekar Soekarno no Hatta, Hatta, panjan panjang g Bandar Bandar Lampun Lampung. g. Klien Klien masuk masuk rumah rumah sakit sakit tangga tanggall 29 Mei 2008, 2008, nomor nomor RM 207834 207834,, sumber sumber biasa biasa ASKES ASKES AL dengan diagnosa diagnosa medis Diabetes mellitus gangren.
2. Resume Klien dengan nama Tn A umur 47 tahun, datang ke UGD pada tanggal 29 mei 2008 dengan keluhan luka kaki kanan terasa baal, bengkak sejak sejak 1 bulan bulan yang yang lalu lalu.. Diag Diagno nosa sa medi mediss di UGD UGD yaitu yaitu gang ganggu guan an deabetikum. Kemudian klien dipindahkan ke ruang rawat pulau Sangeang sebelumnya klien dilakukan pemeriksaan lab GDS yaitu 311 gr%, serta hasi hasill peme pemerik riksa saan an kimi kimiaa darah darah antar antaraa lain lain Trgili rgilise seri rida da 357 357 mg/d mg/dl, l, Cholesterida 128 mg/dl, asam urat 9,8 mg/dl, ureum I 92 mg/dl, creatinin I 4,3 mg.dl. pemeriksaan darah lengkap dengan leukosit 12.800 /u, Hb 10,5
g/dl, Ht 30,8 %, trombosit 492.000 ribu/mm 3. pada tanggal 30 Mei 2008 klien dilakukan operasi dan pemeriksaan kimia darah albumin 3,1 g/dl, paket darah lengkap leukosit 10.900 /uL, Hb 9,4 g/dl, Ht 28,4 %, trombosit 422,00 ribu/mm 3 . Pemeriksaan gula 311 mg/%. Pukul 16.19 wib paket darah lengkap klien dengan leukosit 11.499/uL, Hb ,9 g/dl, Ht 28,8%, Trobosit Trobosit 429.000 ribu/mm 3, LED 60 mm/gram. Diagnosa pre operasi yang ditemukan adalah gangguan rasa nyaman nyeri intoleransi aktivitas dan ansietas.
3. Riwa Riway yat Kepe Kepera rawa wata tan n a. Riway Riwayat at kes keseh ehata atan n seka sekara rang ng Keluhan utama klien saat ini adalah luka dikaki kanan, bengkak dan jari telunju telunjuk k telah telah diamput diamputasi asi karena karena telah telah dilaku dilakukan kan tindak tindakan an operasi.
b. b. Riway Riwayat at kese keseha hatan tan mas masaa lalu lalu Klien mengatakan pernah menginjak beling dan tidak diobati, klien juga tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan, binatang dan lingkungan. c. Riway Riwayat at kes keseh ehata atan n kelu keluar arga ga
Keterangan : :
Laki-laki
:
Perempuan
:
Menikah
:
Klien
:
Tinggal 1 rumah
d. Peny Penyak akit it yang yang pern pernah ah diala dialami mi Klien mengatakan kakak kandungnya mengalami sakit yang sama juga.
e. Riwaya Riwayatt psik psikos ososi osial al dan spiritu spiritual al 1) Klien Klien sanga sangatt dekat dekat denga dengan n istrin istrinya ya 2) Bila Bila intera interaksi ksi dalam keluar keluarga ga pola komunika komunikasi si yang diingin diinginkan kan dala dalam m kelu keluar arga ga adal adalah ah komu komuni nika kasi si dua dua arah arah,, peng pengam ambi bila lan n keputusan dalam keluarga adalah klien sebagai kepala keluarga, klien mengikuti kegiatan di masyarakat. 3) Dampak Dampak penyakit penyakit klien klien pada keluarga, keluarga, klien klien mengataka mengatakan n semua semua keluar luarg ga
mengang anggap
hal
yang ang
biasa
dan
tidak
terla rlalu
memikirkannya dan klien yakin akan sembuh. 4) Masalah Masalah yang mempengaruh mempengaruhii klien, klien mengata mengatakan kan tidak tidak terlalu terlalu berat masalahnya hanya saja saya diperlakukan seperti masih anak kecil, tapi memang harus begitu, karena saya sakit dengan kondisi yang butuh orang lain. 5) Mekanisme Mekanisme koping koping terhadap terhadap stres klien klien mengatakan mengatakan menyelesaik menyelesaikan an masalahnya sendiri. 6) Persep Persepsi si klien klien terhad terhadap ap penya penyakit kitny nyaa Hal yang sangat dipikirkan klien saat ini adalah ingin luka pada kakinya diterapi hiperbarik namun saat ini belum terlaksana.
Harapan setelah menjalani pengobatan, klien mengatakan ingin sembuh dan pulang. Perubahan yang dirasakan klien setelah jatuh sakit, klien mengatakan aktivitasnya jadi tidak maksimal.
7) Sist Sistem em nilai nilai kep keper ercay cayaan aan Klie Klien n tida tidak k memi memili liki ki nila nilaii-ni nila laii yang ang bert berten enta tang ngan an deng dengan an kesehatan dan selama di rumah sakit klien melakukan kegiatan keagamaan dengan berdoa. 8) Kondis Kondisii lingku lingkunga ngan n rumah rumah Klien mengatakan rumahnya terletak di kawasan yang jauh dari polusi udara, ventilasi cukup baik 9) Pola Pola kebias kebiasaan aan seharisehari-har harii a) Seb Sebelum elum sakit akit (1) Pola Pola nutr nutrisi isi Klien makan 3 kali perhati, nafsu makan baik, makan 1 por porsi si,, tida tidak k ada ada alerg alergii maka makana nan, n, suka suka maka makana nan n yang yang berkuah. (2) Pola Pola elimin eliminasi asi Klien BAK 5 kali perhati, warna urin kuning teh, BAK cukup banyak, tidak ada keluhan dengan BAKnya, klien BAB BAB 1 kali kali seha sehari ri pada pada wakt waktu u tidak tidak tahu, tahu, warn warnaa fese fesess coklat dempul, konsistensi konsistensi lunak, tidak ada keluhan keluhan dalam BAB nya. (3) Pola personal personal hygiene hygiene Klien mandi 2 kali perhari waktu pagi dan sore, sikat gigi 2 kali perhari tiap mandi dan tidak pernah memakai sampho hanya disiram air saja. (4) Pola Pola kebiasaa kebiasaan n tidur Klien tidur 7 – 8 jam perhari, tidak ada keluhan dalam tidur, klien tidur siang 4 jam per hari.
(5) Pola aktivitas aktivitas dan latihan latihan Klien Klien beke bekerj rjaa pada pada pagi pagi hari, hari, klien klien tida tidak k memp mempun unya yaii keluhan saat beraktivitas. (6) Kebiasaan Kebiasaan yang mempengaru mempengaruhi hi kesehatan kesehatan Klien Klien tidak tidak meroko merokok k juga juga tidak tidak minumminum-min minuma uman n keras keras ataupun NAPZA. b) b) Selam Selamaa di ruma rumah h sak sakit it 1) Pola Pola nutr nutris isii Klien makan 3 kali perhati namun nafsu makan kurang karena klien mual muntah, makan ½ porsi. 2) Pola Pola elim elimin inas asii Klien BAK terkadang memakai pispot karena luka pada kakinya belum kering, warna urin kuning the. 3) Pola Pola pers person onal al hygi hygien ene. e. Klien masih melakukan mandi, hanya memakai waslap saja dengan air. 4) Pola Pola isti istirah rahat at dengan dengan tidur tidur Klien tidur 6 – 8 jam per hari, tidur siang 4 jam 5) Pola Pola aktiv aktivita itass dan dan latih latihan an Aktivitas sehari-hari seperti mandi, Bak dan BAB masih dibantu oleh keluarga dan perawat klien tidka bisa berjalan ke kamar mandi karena baru postap pada kaki kanannya.
4. Peng Pengka kaji jian an Fisi Fisik k a. Peme Pemeri rik ksaan saan um umum Berat badan klien sekarang 59 kg, BB sebelum sakit 64 kg, tinggi bad badan an klien klien 167 167 cm, cm, teka tekana nan n darah darah 130/ 130/90 90 mmHg mmHg,, nadi nadi 78 kali kali permen permenti, ti, frekuen frekuensi si nafas nafas 18 x/meni x/menit, t, suhu suhu tubuh tubuh 36,5 36,5oC. keadaa keadaan n umum klien sakit sedang, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. b. Sist Sistem em peng penglih lihat atan an Sisi mata klien simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal, sklera an ikterik, pupil isokar, otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-tanda radang. Klien tidak menggunakan kaca mata, tidak menggunakan kontak lensa, reaksi terhadap cahaya positif. c. Sist Sistem em pend penden enga gara ran n Fungsi pendengaran baik, klien tidak memakai alat bantu pendengaran d. Sis Sistem tem wicar icaraa Klien tidak mengalami kesulitan atau gangguan dalam wicara e. Sist Sistem em pern pernaf afas asan an Jalan nafas, klien tidak mengeluh mengeluh sesak, bernafas bernafas tidak menggunakan menggunakan alat bantu pernafasan, frekuensi nafas 18 x/menit, irama teratur, nafas dalam, dalam, tidak tidak batuk, batuk, suara suara nafas nafas vasiku vasikuler ler,, tidak tidak menggu menggunak nakan an alat bantu nafas. f. Sist Sistem em kar kardi diov ovas asku kule ler r Sirkulasi perifer nadi 78x/menit, irama teratur, denyut kuat, TD 130/90 mmHg, mmHg, tidak tidak ada disten distensi si vena vena jugula jugularis ris,, temperat temperatur ur kulit kulit hangat hangat,, warna kulit kemreahan, pengisian kapiler kurang dari 3 detik, tidak ada edema, sirkulasi jantung : kecepatan denyut apical 84 x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada keluhan sakit dada. g. Sist Sistem em hem hemat atol olog ogii Kulit klien tidak pucat, tidak ada tanda-tanda pencarahan h. Sist Sistem em sy syaraf araf pus pusat at Tidak idak ada keluha keluhan n sakit sakit kepala, kepala, tingka tingkatt kesada kesadaran ran compos compos mentis, mentis, GCS 15, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, tidak ada gangguan sistem persyarafan, reflek tandon positif dan reflek babinsky positif. i.
Sis Sistem tem pence encern rnaa aan n Tidak terdapat caries pada gigi, klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatis, lidah kotor, saliva normal, klien muntah, tidak nyeri
penant, bising usus 8x/menit, tidak diare atau konstipasi, hepar tidak teraba, abdomen lembek j. j.
Sis Sistem tem endo endokr krin in Klien mengatakan pembesaran tiroid, nafas tidak bau keton
k. Sist Sistem em uro uroge geni nita tall Klien mengatakan tidak ada keluhan dalam kandung kemihnya l.
Sis Sistem tem inte integ gumen umen Turgor kulit klien buruk, temperatur kulit kurang, keadaan kulit ada luka post op pada kaki kanannya yaitu jari telunjuk
m. Sistem Sistem muskul muskulusk uskelet eletal al Tidak ada kelainan bentuk sendi dan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot baik, kekuatan otot normal n. Data Data tambahan tambahan (pema (pemaham haman an tentan tentang g penyakit penyakit)) Klien mengatakan tahu tentang penyakit yang dialaminya 5. Data ata pen penu unjang jang Pada tanggal 2 Juni 2008 Pemeriksaan kimia darah : a. Alkali Alkali phos phospha phatas tasee 198 198 u/L u/L 42 – 141 141 b. Creatin Creatinin in I 2,3 mg/dl mg/dl 0,8 0,8 – 1,6 1,6 Paket darah lengkap : a. Leuk Leukos osit it 14 – 14. 14.00 000 0 5000 5000 – 10. 10.00 000 0 / mm 3 b. Eritorist 3,77
4,5 – 5,5 juta / mm 3
c. HB 10,7
P = 14 – 18 g/dk, W : 12 – 16 g/dl
d. Ht 31,7
% P : 43 – 51 %, W : 38 – 46
Pada tanggal 3 Juni 2008 Pemeriksaan serologi – imunologi a. HBSA HBSAG G (-) (-) / neg negat atif if b. b. Anti Anti HCV HCV (-) / neg negati atif f
6. Penatalaksanaan a. Actapid scleding scleding scale scale mulai mulai 200 – 250 250 SUI SUI (Kelipatan (Kelipatan 5)
b. b. Ceft Ceftrix rixon onee / bifo bifoti tik k 2 x 1 gr c. Ranitid itidiin2 x 1 d. Vit C 1 x 40 400 e. Lonturol rol 1 x 1 f. Agravan 2 x 50 g. Metr Metron onid idaz azol ol 3 x 1
1. Resume Pada tanggal 29 Mei Os 2008 datang dari UGD dengan diagnosa yaitu gangren diabetikum. Os rencana akan diamputasi pada jari jempol kaki kaki kana kanan. n. Pada Pada wakt waktu u pert pertama ama kali kali Os datan datang g kead keadaan aan umum umum dan dan kesada kesadaran ran klien klien tampak tampak sakit sakit sedang sedang dan compos compos mentis mentis.. Dilaku Dilakukan kan tekanan darah 130/90 mmHg, S : 36 o C, N : 80 x/m, dan pada tanggal 29 Mei 2008 dilakukan juga pemeriksaan lab GDS yaitu 311 gr/% serta hasil pemeriksaan kimia darah antara lain : a. Triglise rigliserid ridaa
357 mg/dl mg/dl
60 – 170 170
b. Cholesterida
128 mg/dl
150 – 250
c. Asam urat
9,8 mg/dl
2,5 – 8,0
d. Ureum I
92 mg/dl
20 – 50
e. Creatinin I
4,3
0,8 – 1,6
Dan pemeriksaan darah lengkap : a. Leukosit
12.800 / uL
5000 – 10000
b. Hb
10,5
P : 14-18 g/fl W : 12 – 16 g/dl
c. H t
30,8%
P : 43 – 51%, W : 38 – 46
d. Trombosit
492.000 ri ribu/mm 3
150 - 400
Os mendapat terapi yaitu : a. Cip Ciprofl roflo oxaci xacin n 3 x 500 500 mg b. Metron ronidazol zol 3 x 500 mg mg c. Glibenklamid 1 x 1 d. Actapid Actapid scled scleding ing scale scale kelip kelipatan atan 5 (200 (200 – 250) 250) e. IVFD IVFD RL20 RL20 tts/ tts/mn mntt
Dan pada tanggal 30 mei 2008 dilakukan operasi di RSAL sampai pukul 13.00. Os mendapat terapi yaitu : a. Bedr Bedres estt tot total al 24 jam jam b. b. IVF IVFD RL RL 30 tpm tpm c. Tera erapi ob obat :
ceftri ftriaaxone 2 x 1 Metronidazol drip 2 x 500 mg Ketese 3 x 1 amp
Pada tanggal 30 mei 2008, 16.13 dilakukan pemeriksaan kimia darah : albumin 3,1 g/dl 3,5 – 5 Pake aket dar daraah le lengkap :
Leukosit
10.900 /u /uL 5000 – 1000
Hb
10,5 P : 14-18 g/fl W : 12 – 16 g/dl
Ht
30,8% P : 43 – 51%, W : 38 - 46
Tromb rombos osit it
492. 492.00 000 0 ribu ribu/m /mm m3
150 - 400
Pemeriksaan gula pada tanggal 30 Mei 2008 puku; 16.19 yaitu : Glukosa 311 mg% 80 – 125 Pemeriksaan kimia darah a. Triglise rigliserid ridaa
260 mg/dl mg/dl
60 – 170 170
b. Cholesterida
143 mg/dl
150 – 250
c. Alk Alkali ali phos phosph phat atas asee 368 368 u/L u/L d. C Caa
42 – 14 141
8,8 mg/dl
9–1
Paket darah lengkap -
Leukosit
11.400 /uL
5000 – 1000
-
Hb
9,9
P : 14-18 g/fl W : 12 – 16 g/dl
-
Ht
28,8%
P : 43 – 51%, W : 38 – 46
-
Trombosit
492.000 ri ribu/mm 3 150 – 400
-
LED
60 mm/jam
P : < 10 mm/jam, W : < 20
Pada tanggal 30 mei 2008 pukul 11.25 11.25 Pemeriksaan urin lengkap -
Berat je jenis 1. 1.25
-
Ph 5,5
Data Fokus
Nama/Umur
:
Ruang
:
-
-
-
Tn. A / 47 tahun P. Sangeang
DS Klien lien men mengata gataka kan n terda terdapa patt luk luka di -
DO Klien tampak ada luka di kaki
kaki kanannya pada jari jempol dan
kanan kanan bekas bekas diampu diamputas tasii pada pada jari
telunjuk
jempo jempoll dan telunju telunjuk k kaki kaki dengan dengan
Klie lien mgnatak takan jari jempol dan
HT : …
telunjuk
Luka tampak basah, bau, keluar
pada
kakinya
telah -
diamp diamput utas asii pada pada tang tangga gall 30 Mei Mei
cairan / pus, dan sedikit darah serta
2008
panjang luka
Klien mengatakan selama di RS -
Peme emeriksaan aan paket darah lengkap
kebu kebutu tuha han n seha sehari ri-ha -hari ri,, spt: spt: BAK BAK
pada tanggal 2 Juni 2008, leukosit
dan man mandi masih asih diban ibantu tu oleh oleh
14.499 / mm 3 5000 – 10000/mm 3
keluarga -
-
Klie lien mengata atakan kaki kanannya nya sulit digerakan dan sudah tidak ada
-
-
-
Kebutuhan
gangren
keluarga
Klie Klien n meng mengata ataka kan n selu seluru ruh h bada badann nnya ya -
Klien ien tam tamp pak gelisah
lemas
Konjungtiv tiva anem anemiis
Klien
mengatakan 64
kg
BB
setelah
sebelum sakit
BB
Klien
mengatakan
tidak
masi asih
dibantu
Badan adan klien lien tam tampak pak lema lemass
-
Bisin ising g us usus klien lien + 8x/ 8x/mn mntt
-
Klien lien makan akan habis abis 4 – 5 sd sdm
nafsu -
makan
-
Wajah ajah klie klien n tam tamp pak pucat ucat Mukosa bibir kering ing
Klien lien meng mengat atak akan an mual mual,, mulu ulutny tnya terasa pahit bila makan
-
sehari-hari
sebagian ian
menjadi 50 kg
-
saja
rasa rasa / baal aal kare karena na adan adany ya luk luka
sakit
-
Klien ien dap dapat turun run jika ingin BAB BAB
Klien mengatakan selama di RS makan habis 4 – 5 sdm saja Analisa Data
klien oleh
Nama/Umur
:
Tn. A/ 47 tahun
Ruang
:
P. Sangerang
1
DS :
Perubahan nutrisi
Penurunan
-
Klie Klien n men menga gata tak kan selu eluruh ruh
kurang dari
masukan oral :
badannya lemas
kebutuhan tubuh
anoreksia, mual
- Mukosa bibir kering ing DS :
Intoleransi
Ketidaknyamanan
-
aktivitas
luka gangren
-
Klie Klien n meng mengat atak akan an BB sebe sebelu lum m sakit 64 kg dan setelah sakit BB menjadi 58 kg
-
Klie Klien n men menga gata taka kan n tida tidak k nafs nafsu u makan
-
Klie Klien n menga engata tak kan mual ual
-
Klie Klien n meng mengat atak akan an mulu mulutn tny ya terasa pahit bila makan
-
Klie Klien n men menga gata tak kan selam elamaa di di RS makan habis 4 – 5 sendok saja
DO :
2
-
Konj Konjun ungt gtiv ivaa ane anemi mis, s, HB : 10, 10,7 7
-
Bad Badan klien lien tamp tampak ak kurus urus
-
Bis Bising ing usu usus klie klien n + 8 x/m x/m
-
Klie Klien n mak makan an habi habiss 4-5 4-5 send sendok ok
-
Wajah ajah klie klien n tam tamp pak pucat ucat
Klie Klien n men menga gata tak kan selam elamaa di di RS kebutuhan sehari-hari seperti BAK dan mandi masih dibantu oleh keluarga
-
Klie Klien n menga engata tak kan kaki aki kanannya sulit digerakan dari sudah, tidak ada rasa / baal
karena adanya luka gangren -
Klie Klien n dapa dapatt turu turun n jika jika ingi ingin n BAB saja
DO : -
Kebu Kebutu tuha han n seha sehari ri-h -har arii klie klien n sebagian masih dibantu oleh keluarga
3
- Klien ta tampak gelisa isah DS :
Resiko
Tingginya Tingginya kadar
-
penyebaran infeksi
gula darah
Klie Klien n men menga gata tak kan ter terd dapat apat luka di kaki kanannya
-
Klie Klien n men menga gata taka kan n jari jari jemp jempol ol pada kakinya telah diamputasi pada tanggal 30 Mei 2008
DO : -
Tampa ampak k ada ada luka luka dika dikaki ki kana kanan n bekas diamputasi pada jari jempol dan telunjuk kaki
-
Luka Luka tamp tampak ak basa basah h, bau bau,, keluar pus / cairan dan sedikit darah serta panjang luka luka + 10 cm
-
Peme Pemeri riks ksaa aan n pake pakett dar darah ah lengkap pada tanggal 2 Juni 2008 yaitu leukosit 14.400 /mm3 5000 – 10000/mm 3
-
GDH : 311 g%
Intervens Keperawatan 1
Peru Peruba baha han n nut nutri risi si kura kurang ng dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan : oral, mual, anoreksia yang dimanifestasikan dengan DS : - Klien meng engatak atakan an seluruh badannya lemas - Klien mengatakan BB sebelum sakit 64 kg dan setelah sakit BB menjadi 58 kg - Klien meng engatak atakan an tidak nafsu makan - Klien meng engatak atakan an mual - Klien meng engatak atakan an mulutnya terasa pahit bila makan - Klien meng engatak atakan an selama di RS makan habis 4 – 5 sendok saja DO : - Konj Konjun ungt gtiv ivaa anem anemis is - Bada Badan n klie klien n tamp tampak ak kurus - Bising usus klien + 8 x/mnt - Klie Klien n maka makan n hab habis is 4-
Setelah dilakuan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan terpenuhi KH - Konjungtiva ananemis - Kli Klien tida tidak k mual ual - Nafsu makan bertambah - BB me meningkat 0,5-1 kg/mgg) - Hb nor ma mal 14189/dl - Mukosa bi bibir lembek - GDH < normal 200 mg/dl - Wajah tidak pucat
Mandiri 1. Timb Timban ang g BB BB seti setiap ap hari/ sesuai indikasi R/ : mengkaji pemasukan makan yang adekuat 2. Obser Observa vasi si tand tandaatanda hipoglikemia seperti : perubahan tingkat kesadaran, kulit dingin, denyut cepat R/ : karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi < gula dan akan berkurang dan sementara diberikan insulin maka hipoglikemia dapat terjadi 3. Liba Libatk tkan an kelu keluar arga ga klien pada perencanaan makan sesuai indikasi R/ : meningkatkan rasa
4-6-08 1) 10.00
Mandiri Menimbang BB klien RH: BB : 58 kg
2) 11.00
Mengobverasi tanda-tanda hipoglikmeia RH: klien tampak sakit sedang, kesadaran klien compos mentis, nadi 98x/mnt
Prwt lain
3) 13.11
Melibatkan keluarga klien pada perencanaan makan sesuai dengan indikasi RH: klien mendapat diiet DM
Prwt lain
4) 16.00
Kolaborasi : Melakukan pemeriksaan gula darah RH: Hasil GD 283 gr%, normal GD 80-120gr%
Prwt lain
Prwt jaga/ lain
Tgl. 4-6-08 S: Prwt - Klien jaga mengatakan perutnya masih terasa mual - Klien mengatakan kalau makan tidak pernah habis O: - BB klien 58 kg - Kien ta tampak sakit sedang - Kesadaran compos mentis - Nadi 98x/m - Klien mendapat diit DM - Hasil gula darah klien pada tanggal 4-6-08 283 gr% A: Masalah Lusi perubahan nutrisi kurang dari
-
5 sendok Wajah ajah klie klien n tamp tampak ak pucat
keterlibatanny a memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi 4. Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stick R/ : analisa ditempat tidur gula darah lebih adekuat dari pada memantau gula urin 5. Pantau pemeriksaan laboratorium PH, HCO3, glukosa darah dll R/ : gula darah akan menurun perlahan dengan pergantian cairan dan terapi insulin terkontrol ii.
5-6-08 5) 21.00
Mengobservasi tanda-tanda hipoglikemia RH: kulit klien tampak hangat, denyut nadi dangkal, kesadaran compos mentis
Lusi
6) 21.30
Melibatkan keluarga klien pada perencanaan makan sesuai dengan indikasi RH: klien masih mendapat diit DM
Lusi
7) 21.45
Menganjurkan klien untuk makan yang disukainya sesuai aturan RH: Klien mengatakan makanan tambahannya yaitu roti/biskuit
Lusi
8)
Memberikan obat
Lusi
kebutuhan tubuh belum teratasi P: ntervensi dilanjutkan 5-6-08 S: - Klien mengatakan makanan tambahannya yaitu roti / biskuit O: - Kulit klien tampak hangat - Denyut nadi dangkal - Kesadaran klien compos mentis - Klien masih mendapat diit DM - Klien masih mendapat obat ranitidin 2x lamp A: Masalah perubahan nutrisi kurang dari
Lusi
05.00
ranitidin 2x1 amp RH: obat masuk melalui venvlon sebanyak 1 amp
9) 07.00
Menimbang BB RH: BB klien 55 kg
10)
Mengobservasi tanda-tanda hipoglikemia RH: Kesadaran klien compos mentis Denyut nadi klien tampak dangkal
11) 10.00
Melakukan pemeriksaan gula darah RH: Hasil GD nya 250gr%
kebutuhan tuubh belum teratasi P: intervensi dilanjutkan S:O: - Klien BBnya 55 kg - Kes CM - Denyut nadi klien tampak dangkal - Hasil GD 250 gr% A: Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Petugas belum teratasi Lab P: Intervensi dilanjutkan di ruangan oleh petugas Lusi
2
Into Intole lera rans nsii aktiv aktivit itas as fisi fisik k Setelah dilakukan b/d ketidaknyamanan kegiatan akibat adanya luka keperawatan selama gangren yang 3x 24 jam masalah dimanifestasikan dengan gangguan mobilitas DS : fisik teratasi - Klien meng engatak atakan an KH : selama di RS b. b. Klie Klien n mud mudah ah kebutuhan sehari-hari memenuhi seperti BAK dan kebutuhan mandi masih dibantu sehari-hari oleh keluarga c. Kli Klien tida tidak k - Klien meng engatak atakan an terlihat gelisah kaki kanannya sulit digerakan dari sudah, tidak ada rasa / baal karena adanya luka gangren - Klien dapat apat turu turun n jika ingin BAB saja DO : - Kebu Kebutu tuha han n seha sehari ri-hari klien sebagian masih dibantu oleh keluarga - Klie Klien n tam tampa pak k gel gelis isah ah
Mandiri : 1. Kaji Kaji ket keter erba bata tasa san n aktivitas perhatikan adanya keterbatasan fisik klien R/ : membantu dalam respon fisiologi terhadap stress aktivitas 2. Ubah Ubah pos posis isii seca secara ra sering bila berbaring, sokong bagian yang sakit menggunakan bantal R/ : Meningkatkan relaksasi 3. Beri Berika kan n pij pijat atan an kulit pada daerah yang tidak luka, pertahankan kebersihan linen tempat tidur R/ : Memberikan kenyamanan i.
4-6-08 20.00
Mandiri : 1) mengkaji Lusi keterbatasan aktivitas, memperhatika n adanya keterbatasan fisik RH : Klien mengata kan masih dibantu oleh istri jika ingin berjalan ke kamar mandiri
20.15
2) Ubah posisi secara sering bila berbaring, sokong bagian yang sakit menggunakan bantal RH : Klien terlihat dapat menguba h posisiny
Lusi
4-6-08 S: - Klien mengatakan masih dibantu oleh istri jika ingin berjalan ke kamar mandir O: - Kli Klien terl terliihat hat dapat mengubah posisinya tanpa bantuan istrinya - Klien ta tampak rilek pada saat istrinya memijat kulit pada daerah yang tidak luka A: Masalah intoleransi aktivitas fisik belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan di ruangan
Lusi
a tanpa bantuan istrinya Lusi 21.00
5-6-08 21.05
3) Berikan pijatan kulit pada daerah yang tidak luka, pertahankan kebersihan linen tempat tidur RH : Klien tampak rilek pada saat istrinya memijat kulit pada daerah yang tidak luka
Lusi
1) Menganjurkan klien untuk menggunakan kursi saat mandi supaya dapat menghemat energi dan luka
Lusi
Ren
5-6-08 S:O: - Kli Klien terl terliihat hat mampu melakukannya yaitu membungkus
pada kaki klien ditutup dengan plastik agar luka tidak basah saat mandi/ BAK RH : Klien terlihat mampu melakuk annya
-
21.15
2) Mengkaji respon aktivitas, memperhatika n frekuensi nadi lebih dari 20x/m diatas frekuensi istirahat RH : nadi klien 76x/mnt
Prwt jaga
6-6-08 09.10
1) Mengevaluasi respons klien terhadap aktivitas dan mencatat adanya perubahan tanda vital
Reni
luka dengan plastik jika ingin ke kamar mandi Nadi klien 76x/m
A: Masalah intoleransi aktivitas fisik belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
6-6-08 S: - Klien mengatakan sudah tidak dibantu oleh istrinya jika ingin berjalan
setelah aktivitas RH: Klien mengata kan sudah tidak dibantu oleh istrinya jika ingin berjalan ke kamar mandir 11.30
2) Mencatat adanya perubahan tanda vital setelah aktivitas RH: TD klien 110/80 mmHg
12.00
3) Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
ke kamar mandi O: - TD klien 110/90 mmHg - Klien ta tampak tenanga A: Masalah intoleransi aktivitas fisik teratasi P: Intervensi dihentikan Reni
indikasi RH: Klien mengata kan selama di rawat di ruangan ini, klien merasa lebih tenang
3
Risi Risiko ko peny penyeb ebar aran an Setelah dilakukan infeksi b/d tingginya tindakan kadar gula darah yang keperawatan selama dimanifestasikan dengan x 24 jam diharapkan DS : penyebaran infeksi - Klien meng engatak atakan an tidak terjadi terdapat luka di kaki KH: kanannya - Luka ke kering, - Klien meng engatak atakan an tidak keluar pus jari jempol pada dan darah, tidak kakinya telah bau diamputrasi pada tanggal 30 Mei 2008 DO : - Tampa ampak k ada ada luka uka dikaki kanan bekas diamputasi pada jari jempol dan telunjuk kaki - Luka Luka tam tampak basa basah h, bau, keluar pus/cairan dan sedikit darah serta panjang luka + 10 cm - Pemeriksaan paket darah lengkap pada tanggal 2 Juni 2008 yaitu leukosit 14.400 /mm3 5000 – 10000/mm 3 GDH : 311 g%
Mandiri 1. Obse Observ rvas asii tan tanda da-tanda infeksi seperti demam, kemerahan adanya pus dan luka R/ : Memungkink an untuk masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nasokomial 2. Pert Pertah ahan anka kan n tekn teknik ik aseptik pada prosedur invasif, pemberian obat IV dan memberikan perawatan pemeliharaan R/ : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi
4-6-08 09.00
Mandiri Prwt 1) Mengobservasi jaga tanda-tanda infeksi pada luka seperti adanya kemerahan dan adanya pus RH : Luka klien tmapak ada pus, cairan dan sedikit darah
10.00
2) Melakukan perawatan luka dengan menggunakan H2O2, NaCl betadin, albotyl salep RH : Luka terlihat masih basah, bau, pus dan sedikit darah
Prwt jaga
4-6-08 Prwt S: jaga O: - Luka tampak ada pus, cairan dan sedikit basah - Luka masih basah, bau - GD : 283 gr% A: Masalah risiko penyebaran infeksi belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
media terbaik bagi pertumbuhan kuman 3. Ting Tingka katk tkan an upay upayaa pencegahan dengan melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan R/ : Mencegah timbulnya infeksi silang (infeksi nosokomial) 4. Lakukan perawatan luka tiap pagi dengan teknik asepik dengan menggunakan H2H2, NaCl albotyl salep R/ : Menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi lebih luas. Kolaborasi : 5. Berika Berikan n antibi antibioti otik k sesuai indikasi R/ : Mencegah timbulnya sepsis
12.00
3) Memantau Prwt hasil gula jaga darah RH : GD : 283 gr%
5-6-08 05.00
1) Memberikan obat a ntibiotik ntibiotik ceftriazon 2x1 gr melalui venvlon RH : Obat masuk melalui venulon
Lusi
10.10
2) mengobservasi tanda-tanda infeksi spt : demam, kemerahan adanya pus dan darah RH : Klien tampak tidak demam Luka klien tampak kering Luka masih
Lusi
5-6-08 S:O: - Terapi Reni dilanjutkan/ ceptriaxon masuk ke venvlon 1 gr - Klien tmapak tidak demam dengan suhu 367oC - Luka tampak kering - Luka masih ada pus, darah - Luka tidak bau - Luka tampak kemerahan - Luka masih ada jahitan + 10 cm - Perban tampak kering / basah A: Masalah risiko
ada pus, darah Luka tampak kemerah an Luka tampak luka jahitan
penyebaran infeksi belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
10.30
3) Melakukan ganti perban setiap pagi
Lusi
6-6-08 11.15
1) Mengobservasi tanda-tanda infeksi spt : demam, kemerahan, adanya pus dan darah RH : luka klien tampak kering Luka tidak tampak kemerah an Tampak ada sedikit
Reni
6-6-08 S:O: - Luka klien tampak kering - Luka tidak tampak kemerahan - Tampak ada sedikit pus / cairan - Darah tidak ada - Luka masih ada jahitan dengan panjang + 10 cm - Perban tampak
pus/ cairan Darah tidak ada Luka masih ada jahitan dengan panjang + 10 cm 2) Melakukan ganti perban RH : Perban klien tampak bersih
bersih A: Masalah risiko penyeberan infeksi teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan di ruangan oleh perawat jaga
Reni
BAB IV PEMBAHASAN43
Pada bab ini, penulis akan membahas kesenjangan kesenjangan antara teori dan kasus kasus yang ditemukan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Mellitus Tipe I dan Gangren di ruang Perawatan Pulau Sangeang. Pembahasan dibuat menggunakan tahap-tahap proses keperawatan melalui pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
A. Pengkajian43 Seca Secara ra teor teori, i, peny penyeb ebab ab dari dari diab diabet etes es mell mellit itus us
yaitu aitu gene geneti tik, k,
imuno imunolo logi gik, k, ling lingku kung ngan an dan dan viru virus, s, seda sedang ngka kan n secar secaraa kasu kasuss ditem ditemuk ukan an penyebabnya dari faktor genetik yaitu dari kakak laki-laki klien (anak ke 3). Tanda dan gejala secara teori dari diabetes diabetes mellitus tipe I adalah penurunan penurunan berat badan, polifagia (peningkatan selera makan), polidipsi (peningkatan rasa haus), poliuri (peningkatan dalam berkemih), kelemahan, kelelahan, mual, muntah, muntah, perubahan perubahan tingkat tingkat kesadaran kesadaran (koma), (koma), diuresis diuresis osmotik osmotik (pengeluaran (pengeluaran caira cairan n dan dan elekt elektro roli litt berl berleb ebih ihan an)) dan dan seter seterus usny nya. a. Seda Sedang ngka kan n pada pada saat saat pengkajian kasus Tn A ditemukan tanda dan gejala, seperti : penurunan berat badan, kelemahan, terdapat luka gangren diameter 5 x 10 cm kondisi : pus, bengk bengkak, ak, kemerah kemerahan an dan ekstrem ekstremitas itas bawah bawah pada pada jari jempol, jempol, hangat hangat dan terasa baal pada kaki kanan tepatnya di jari jempol, mual, aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga. Data-data diatas baik secara teori maupun kasus hampir sama, tetapi ada ada datadata-da data ta pada pada teori teori yang yang tidak tidak munc muncul ul pada pada kasu kasuss yaitu yaitu poliu poliuria ria,, polifogia, polidipsi dan muntah. Hal ini disebabkan karena selama dirawat di rumah sakit 2 hari sebelum penulis melakukan pengkajian, klien tidak nafsu makan karena mual, klien minum 2 gelas/ hari, tidak ditemukan muntah. Pemeriksaan penunjang yang terdapat pada teori adalah pemeriksaan glukosa darah, aseton plasma (keton), asam laktat bebas, osmolalitas, serum
elekt elektro rolit lit,, peme pemeri riks ksaan aan urin urin dan dan fung fungsi si tior tiorid id.. Seda Sedang ngka kan n tanda tanda kusu kususs pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang yang telah dilakukan dilakukan pada Tn A adalah pemeriksaan pemeriksaan gula darah, pemeriksaan laboratorium darah dan pemeriksaan urin. Selain itu pemeriksaan pemeriksaan fungsi tiroid, urine, aseton aseton plasma (keton) tidak dilakukan dilakukan pada kasus dikarenakan menurut dokter, pemeriksaan tersebut dianggap tidak perlu. Pada teori penatalaksanaan medis dan keperawatan yang dilakukan pada klien adalah diet, olahraga, pemantauan gula darah, obat hipoglikemia oral dan pemberian insulin. Sedangkan pada kasus penatalaksanaan yang telah dilakukan adalah diet 1600 kalori, pemberian insulin 3x sehari sesuai protokol gula darah, dan pemantauan gula darah 3x sehari pada jam 06.00 wib, jam 11.00 wib dan jam 16.00 wib. Faktor pendukung pada pengkajian antara lain sikap kooperatif klien dan dan kemam kemampu puan an klie klien n untu untuk k meng mengun ungk gkap apka kan n semu semuaa kelu keluha han n kepa kepada da kelompok. Faktor penghambat proses pengkajian ini adalah waktu yang diberikan untuk melakukan pengkajian pengkajian sangat sangat singkat, singkat, namun penulis dapat mengatasi mengatasi hal tersebut dengan cara membina hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga / bekerja sama dengan perawat ruangan dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin.
Keperawatan44 B. Diagnosa Keperawatan44
Secara teori diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan diabete diabetess mellitus mellitus ada 4 diagnos diagnosa, a, dan ke 4 diagno diagnosa sa tersebut tersebut secara secara teori hanya 2 diagnosa yang muncul pada kasus dan 2 diagnosa lainnya tidak ada di kasus Diagnosa yang muncul sesuai teori yaitu kekurangan volume cairan b/d kehilangan gastrik berlebihan, diare, muntah. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan oral : anoreksia, mual. Resiko tinggi tinggi infeks infeksii b/d kadar kadar glukos glukosaa tinggi, tinggi, resiko resiko tinggi tinggi terhada terhadap p peruba perubahan han sensori persepsi b/d ketidakseimbangan glukosa / insulin. Sedangkan didalam kasus diagnosa yang didapat yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d penurunan masukan oral, anoreksia, mual. Intoleransi aktivitas b/d ketidak ketidakny nyaman amanan an luka luka gangre gangren. n. Resiko Resiko penye penyebara baran n infeks infeksii b.d tinggi tingginy nyaa kadar gula darah. Peru Peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuhan han tubu tubuh h b/d b/d penu penuru runa nan n masukan oral, anoreksia, mual didapatkan data : klien mengatakan seluruh badannya lemas, klien mengatakan Bb sebelum sakit 64 kg dan setelah sakit BB menjadi 58 kg, konjungtiva anemis, Hb , badan lien tampak kurus, klien makan habis 4 – 5 sendok, wajah klien tampak pucat. Intoleransi Intoleransi aktivitas aktivitas b/d ketidaknyam ketidaknyamanan anan luka gangren gangren didapatkan didapatkan data : klien mengatakan selama di RS kebutuhan sehari-hari seperti : Bak dan mandi masih dibantu oleh keluarga, klien mengatakan kaki kanannya sulit digerakkan digerakkan dan sudah tidak ada rasa / baal, klien dapat turun jika ingin BAB, klien tampak gelisah. Risiko penyebaran infeksi b.d tingginya kadar gula darah didapat kan data : klien mengatakan terdapat luka dikaki kanannya, klien mengatakan jari jempol telah diamputasi , klien tampak ada luka basah, bau, kokar pus, darah, panjang luka + 10 cm. Faktor pendukung yang penulis temukan dalam mengangkat diagnosa keperawatan adalah data yang lengkap yang diperoleh dari klien, keluarga, perawat ruangan dan status kesehatan klien. Tidak ada faktor penghambat yang ditemukan dalam mengangkat diagnosa keperawatan.
C. Perencanaan45 Dalam Dalam teori teori kebu kebutu tuha han n dasa dasarr manu manusi siaa berd berdas asar arka kan n Masl Maslow ow dan dan Handerson adalah masalah nutrisi sebagai prioritas utama, namun pada kasus Tn. A penulis penulis
memprioritas memprioritaskan kan masalah yang yang sama juga yaitu perubahan perubahan
nutrisi karena jika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi akan membuat kondisi klien klien tidak tidak stabil stabil akibatn akibatnya ya klien klien mengal mengalami ami kemund kemundura uran n pada pada imunny imunnyaa sehingga kuman / virus akan mudah masuk kedalam tubuh klien dan dapat memperluas luka klien atau infeksi lebih luas. Selain prioritas tersebut penulis membuat perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruangan.
Dalam Dalam mengik mengikuti uti perenc perencanaa anaan n keperaw keperawata atan, n, penulis penulis tidak tidak banyak banyak mengal mengalami ami kesuli kesulitan tan karena karena terdapat terdapat banyak banyak literatu literaturr yang yang berhub berhubung ungan an dengan kasus Tn. A. Faktor penghambat yang ditemukan adalah kurangnya pendokumentasian yang lengkap dikarenakan waktu yang tidak mencukupi untuk dilakukan perencanaan keperawatan.
D. Pelaksanaan46 Sete Setela lah h
meny menyus usun un
renc rencan anaa
kepe kepera rawa wata tan, n,
sela selanj njut utny nyaa
dala dalam m
pela pelaks ksan anaa aan n kepe keperaw rawat atan an penu penulis lis dapat dapat melak melaksa sana naka kan n semu semuaa renca rencana na kepe keperaw rawat atan an yang yang telah telah penu penuli liss susu susun. n. Dalam Dalam melak melaksa sana naka kan n tind tindak akan an keperawatan penulis bekerja sama dengan baik dengan klien, keluarga dan perawat ruangan. Selain itu disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang ada di ruangan. Fakt Faktor or peng pengham hamba batt yang yang penu penuli liss temuk temukan an dalam dalam melak melaksa sana naka kan n tindakan keperawatan setelah set perawatan luka yang ada di ruangan pulau Sangeang kurang lengkap dan terbatasnya sarung tangan steril di ruangan.
E. Evaluasi46 Pada teori proses evaluasi terbagi dalam dua komponen evaluasi proes (format (formatif) if) dan evalua evaluasi si hasil hasil (sumat (sumatif) if) dan pada pada kasus kasus kedua kedua kompon komponen en evaluasi tersebut dilaksanakan. Dari ke empat diagnosa keperawatan yang diangkat pada kasus Tn A hanya 2 diagnosa keperawatan yang tujuannya tidak tercapai yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh soal dikaji kembali klien mengatakan masih mual dan tidak nafsu makan dan pada diagnosa keperawatan. Risiko penyebaran infeksi saat dilakukan mengganti perban, luka klien tampak masih ada pus dan darah sedikit. Pada diagnosa keperawatan dengan tujuan tercapai seba sebagi gian an yaitu yaitu into intoler leran ansi si aktifi aktifita tass saat saat di lakuk lakukan an evalu evaluas asii yaitu aitu klien klien mengat mengataka akan n sudah sudah dapat dapat berjala berjalan n sendir sendirii jika jika ingin ingin kekamar kekamar mandi, mandi, klien klien tampak tidak cemas.
Faktor pendukung dalam melakukan evaluasi adalah adanya kerjasama yang baik antara penulis dan klien, keluarga dan perawat ruangan. Faktor penghambat selama evaluasi tidak temukan adanya hambatan.
BAB V PENUTUP48
B. Kesimpulan48 Secar Secaraa teor teorii etio etiolo logi gi diab diabete etess melli mellitu tuss
yaitu yaitu fakto faktorr imun imunol olog ogi, i,
heredit herediter er,, lingku lingkunga ngan n dan virus, virus, sedang sedangkan kan pada pada kasus kasus diabet diabetes es mellitu mellituss disebabkan disebabkan oleh faktor genetik. Pengkajian Pengkajian tidak selalu ditemukan ditemukan tanda dan gejala yang sama antara teori dan kasus. Tanda dan gejala yang sama antara teori dan kasus adalah mual, luka sulit sembuh, kelemahan, penurunan BB. Untuk pemeriksaan penunjang pada kasus hanya dilakukan pemeriksaan urin, gula darah dan laboratorium. Penatalaksanaan medis klien diberikan insulin 2x sehari sehari dan pada pada penatal penatalaks aksana anaan an keperaw keperawatan atan diberik diberikan an diit diit 1600 1600 kalori kalori diabetes mellitus, pemeriksaan gula darah. Secara teori terdapat 4 diagnosa keperawatan, sedangkan pada kasus di temuk temukan an 2 diag diagno nosa sa kepe keperaw rawat atan an sesu sesuai ai deng dengan an teori teori dan dan 1 diag diagno nosa sa keperawatan tidak sesuai dengan kasus. Pada tahap perencanaan perencanaan sesuai teori prioritas masalah keperawatan keperawatan adalah adalah peruba perubahan han nutris nutrisi, i, namun namun pada pada kasus kasus juga juga kelomp kelompok ok mengan mengangka gkatt diagnosa pertama adalah perubahan nutrisi, sesuai dengan konsep kebutuhan manu manusi siaa berd berdas asar arka kan n masl maslow ow.. Kelo Kelomp mpok ok rencan rencanaa ters terseb ebut ut melip meliput utii 4 komponen komponen yaitu : nursing nursing treatment, treatment, observasi observasi,, pendidikan pendidikan kesehatan dan kolaborasi dengan tim medis. Pada Pada pelaks pelaksana anaan an kepera keperawata watan n semua semua rencan rencanaa yang yang disus disusun un pada pada kasus kasus Tn A pendek pendekatan atan tindak tindakan an keperaw keperawatan atan yang yang telah telah mencak mencakup up yang yang muncul ada 2 diagnosa dengan tujuan tidak tercapai, 1 diagnosa dengan tujuan tercapai.
C. Saran49 Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka kelompok menyarankan : 1.
Perawat ruangan Agar Agar selalu selalu mening meningkatk katkan an pendok pendokume umenta ntasia sian n pada pada status status klien klien agar memudahkan pendelegasian kepada rekan sejawat dalam melakukan asuhan keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Agar melengkapi melengkapi alat-alat alat-alat keperawatan keperawatan guna memperlancar pelakanaan asuhan keperawatan.
2.
Untuk klien dan keluarga Agar Agar selalu selalu mengontr mengontrol ol makanan makanan sehari sehari - hari hari agar agar gula gula darah darah tidak meningkat dan keluarga memberikan motivasi untuk melakukan olah raga secara teratur sesuai kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA50
Doenge Doenges, s, Marylinn Marylinn E. 1999. 1999. Rencan Rencanaa Asuhan Asuhan Keperaw Keperawatan atan : Pedoma Pedoman n Untuk Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Klien. Edisi 3. Jakarta : EGC Long, Long, Barbara C. 1996. 1996. Perawatan Perawatan Medikal Medikal Bedah. Bandung Bandung : Yayasa Yayasan n Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran (IAPK) Mans Mansjo joer er,, Arif Arif.. 1999 1999.. Kapi Kapita ta Sele Selekt ktaa Kedo Kedokt ktera eran. n. Jili Jilid d 1. Jaka Jakarta rta : Media Media Aesculapilus Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC